Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN DI

SLOKASI

Oleh :
Kelompok 1
Ayu Kristina NIM 17037141923
Andriyanto NIM 17037140992
Nur Aisyah Pertiwi NIM 17037141045
Reza Satria Anugrah NIM 17037141042
Rifatus Sholihah NIM 17037141006
Sindi Kamalia NIM 17037141007
Vira Kartika Sari NIM 17037140999
WELCOME
DEFINISI
• Dislokasi adalah keadaan dimana tulang-tulang
yang membentuk sendi tidak lagi berhubungan
secara anatomis (tulang lepas dari sendi)
(Brunner & Suddarth, 2012).
• Dislokasi adalah suatu keadaan dimana letak
dan bagian bagian persendian keluar dan tak
kembali lagi (Alim Sutoto, 2014)
• Dislokasi adalah cedera pada sendi di mana
ujung dari tulang pada sendi tersebut lepas dari
posisi normalnya . Sering terjadi pada bahu dan
jari, lokasi lain meliputi siku, litit maupun pinggul.
Dislokasi pada sendi erat kaitannya denga
adanya cedera pada jaringan saraf dan
pembuluh daerah disekitarnya.
ETIOLOGI
Umur
Faktor umur sangat menentukan karena mempengaruhi
01 kekuatan serta kekenyalan jaringan. Misalnya pada umur
30-40 tahun kekuatan otot akan relative menurun.
Elastisitas tendon dan ligamen menurun pada usia 30
tahun.
Terjatuh atau kecelakan
02 Dislokasidapat terjadi apabila terjadi kecelakan
atau terjatuh sehingga lutut mengalami dislokasi.

Pukulan
03 Dislokasilutut dapat terjadi apabila mendapat
pukulan pada bagian lututnya dan
menyebabkandislokasi.

Kongenital
04 Terjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan.
Manifestasi
Klinis
Adanya bengkak / oedema

Mengalami keterbatasan gerak

Adanya spasme otot (kekauan otot)

Pembengkakan dan rasa hangat


akibat inflamasi

Gangguan mobilitas akibat rasa


nyeri
WOC
Manifestasi Klinis
Kekakuan sendi bahu
Immobilisasi yang lama dapat
Sindrome kompartemen mengakibatkan kekakuan sendi
Sindrom kompartemen merupakan komplikasi serius Dislokasi yang berulang
bahu. Terjadinya kehilangan rotasi Terjadi kalau labrum glenoid robek atau
yang terjadi karena terjebaknya otot, tulang, saraf, dan
lateral, yang secara otomatis kapsul terlepas dari bagian depan leher
pembuluh darah dalam jaringan parut.
membatasi abduksi. glenoid.

Start
11 2 3 4 5 6
Contents

Komplikasi dini Komplikasi lanjut Kelemahan otot.


Pecahnya arteri karena trauma dapat ditandai dengan
tidak adanya nadi,CRT(capillary refill time)
menurun,sianosis pada bagian distal,hematoma
melebar,dan dingin pada ekstremitas yang
disebabkan oleh tindakan darurat
spilinting,perubahan posisi pada yang sakit,tindakan
reduksi,dan pembedahan.
Pemeriksaan
Penunjang
1.Sinar X (Rontgen)
Sinar-X atau sinar rontgen adalah salah satu bentuk dari
radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang
berkisar antara 10 nanometer ke 100 pikometer (sama
dengan frekuensi dalam rentang 30 petahertz - 30 exahertz)
dan memiliki energi dalam rentang 100 eV - 100 Kev.

2. CT scan
CT scan adalah pemeriksaan medis yang menggunakan
teknologi sinar X dan komputer sekaligus.

3. MRI (Magnetic Resonance Imaging)


Pemeriksaan MRI (Magnetic Resonance Imaging) adalah
pemeriksaan dengan teknik pengambilan gambar detail
organ dari berbagai sudut yang menggunakan medan
magnet dan gelombang radio. 
Pentalaksanaan Medis
Penatalaksanaan keperawatan dapat dilakukan dengan RICE.
R:Rest= Diistirahatkan adalah  pertolongan pertama yang penting untuk
mencegah kerusakan jaringan lebih lanjut.
I:Ice= Terapi dingin, gunanya mengurangi pendarahan dan meredakan
rasa nyeri.
C:Compression=Membalut gunanya membantu mengurangi
pembengkakan jaringan dan pendarahan lebih lanjut.
E:Elevasi= Peninggian daerah cedera gunanya mengurangi oedema
(pembengkakan) dan rasa nyeri.
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
1) Pengkajian
Meliputi nama, jenis kelamin, usia, alamat, agama, bahasa yang digunakan,
status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi golongan darah, nomor
registrasi, tanggal dan jam masuk rumah sakit, (MRS), dan diagnosis medis.

2) Keluhan utama
Keluhan utama yang sering menjadi alasan klien meminta pertolongan
kesehatan adalah nyeri, kelemahan dan kelumpuhan, ekstermitas, nyeri
tekan otot, dan deformitas pada daerah trauma, untuk mendapatkan
pengkajian yang lengkap mengenai nyeri klien dapat menggunakan
metode PQRS.
Lanjutan…
3) Riwayat penyakit sekarang
Kaji adanya riwayat trauma akibat kecelakaan pada lalu lintas, kecelekaan industri, dan kecelakaan lain, seperti jatuh dari
pohon atau bangunan, pengkajian yang di dapat meliputi nyeri, paralisis extermitras bawah, syok.
4) Riwayat penyakit dahulu
Penyakit yang perlu ditanyakan meliputi adanya riwayat penyakit, seperti osteoporosis, dan osteoaritis yang
memungkinkan terjadinya kelainan, penyakit alinnya seperti hypertensi, riwayat cedera, diabetes milittus, penyakit jantung,
anemia, obat-obat tertentu yang sering di guanakan klien, perlu ditanyakan pada keluarga klien .
5) Pengkajian Psikososial dan Spiritual
Kaji bagaimana  pola interaksi klien terhadap orang – orang disekitarnya seperti hubungannya dengan keluarga, teman
dekat, dokter, maupun dengan perawat.
1.Nyeri Akut

Intervensi Rasional
1. Dorong klien agar mau mengungkapkan 1. Agar perawat mengetahui apa yang
apa yang dirasakan. dirasakan klien.
2. Kaji skala nyeri 2. Untuk mengetahui intensitas dari nyeri
3. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi dan menentukan intervensi selanjutnya.
4. Kolaborasi pemberian analgetik untuk 3. Pengalihan perhatian dapat mengurangi
mengurangi rasa nyeri. rasa nyeri.
4. Pemberian obat analgetik untuk
mengurangi nyeri.
2.Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari kebutuhan Tubuh

Intervensi Rasional

1. Instruksikan klien mengenai kebutuhan 1. Membatasi asupan garam dan diet yang
nutrisi dan diet yang sesuai seimbang sesuai kebutuhan
2. Anjutkan klien untk memantau pola 2. Membatasi intake makanan yang
makan mengandung H2O/air dan NA
3. Kaji status nutrisi (perubahan BB, nilai 3. Menyediakan data dasar untuk memantau
laboratorium, hidrasi, LILA, LP, IMT) perubahan dan evaluasi
4. Anjurkan pasien untuk makan sedkit 4. Membantu memenuhi nutrisi klien sehari-hari
tetapi sering, sesuai kebutuhan 5. Mengurangi beban kerja ginjal
5. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk diet
rendah protein dan rendah garam
3.Hambatan Mobilitas Fisik

Intervensi Rasional
1. Kaji tingkat mobilisasi pasien Berikan 1.Menunjukkan tingkat mobilisasi pasien
latihan ROM dan menentukan intervensi selanjutnya.
2. Anjurkan penggunaan alat bantu jika 2.Memberikan latihan ROM kepada klien
diperlukan untuk mobilisasi
3. Monitor tonus otot 3.Agar mendapatkan data yang akurat

4. Membantu pasien untuk imobilisasi 4.Dapat membantu pasien untuk


baik dari perawat maupun keluarga imobilisasi
Thank you

Anda mungkin juga menyukai