DISUSUN OLEH:
Kelompok 3
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-
Nya karena penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa shalawat serta
salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya hingga kepada kita selaku
umatnya hingga akhir zaman.
Pada makalah ini penulis membahas mengenai Perawatan Bayi Baru Lahir.
Dalam menyusun makalah ini, penulis mengambil dari beberapa jurnal di internet.
Pembuatan makalah ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan
dorongan, baik materi maupun moral dari pihak-pihak tertentu. Saya ucapkan terima
kasih kepada Allah SWT, teman-teman kelompok 7 yang sudah bekerja sama dalam
menyelesaikan tugas ini dengan baik, Ibu Ns. Ita, S. Kep, M. Kep sebagai pengajar
mata kuliah Keperawatan Maternitas yang telah memberikan tugas ini agar kami
dapat menambah pengetahuan.
Penulis mengharapkan kritik dan saran sebagai bahan pembelajaran pada
masa depan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 1
1.3 Rumusan Masalah 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2
2.1 Konsep Bayi Baru Lahir 5
2.2 Kebutuhan Dasar Bayi Baru Lahir 6
2.3 Pemberian ASI Bayi Baru Lahir 2
2.4 Perawatan Bayi Baru Lahir 2
2.5 Imunisasi Bayi Baru Lahir 2
BAB III PENUTUP 1
3.1 Kesimpulan 2
3.2 Saran 3
DAFTAR PUSTAKA 1
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu konsep bayi baru lahir
2. Untuk mengetahui apa saja kebutuhan dasar bayi baru lahir
3. Untuk mengetahui pemberian ASI bayi baru lahir
4. Untuk mengetahui perawatan bayi baru lahir
5. Untuk mengetahui jenis-jenis imunisasi bayi baru lahir
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
Hari IV : 45 ml Hari VII : 60 ml
Pada bulan pertama, bayi menyusu sebanyak 8-12 kali per hari. Saat
bayi berusia 1-2 bulan, frekuensi menyusunya akan berkurang menjadi 7-9
kali sehari. Frekuensi menyusu bayi yang mendapatkan ASI berbeda dengan
bayi yang diberikan susu formula. Hal ini karena ASI lebih mudah dicerna,
sehingga bayi lebih cepat lapar.
Jika bayi mudah merasa lapar dan sering menyusu, ibu tidak perlu
takut suplai ASI ibu tidak mencukupi kebutuhannya. Seiring meningkatnya
frekuensi menyusui, produksi ASI secara alami juga akan mengalami
peningkatan, terutama dalam beberapa minggu pertama. Untuk mengetahui
apakah bayi sudah mendapatkan cukup ASI, ibu dapat memerhatikan tanda-
tanda berikut ini:
Bayi melepaskan payudara ibu dengan sendirinya.
Bayi mengeluarkan bunyi menelan saat menyusu.
Setelah menyusu, Bayi terlihat tenang dan tidak rewel.
Payudara Ibu terasa lembut karena air susu telah terkuras.
Bayi kencing tiap beberapa jam.
Kotoran Bayi berubah warna dari warna gelap menjadi kekuningan dan
teksturnya lembut.
Kebutuhan ASI bayi baru lahir umumnya hanya sedikit. Jadi, bila ASI
Ibu masih belum banyak, tidak perlu khawatir. Yang penting, Bayi mau tetap
menyusu dan terlihat kenyang setelah menyusu. Untuk mencukupi kebutuhan
Bayi, Ibu disarankan untuk menerapkan pola hidup sehat agar produksi ASI
melimpah.
3
Bersihkan Jalan Nafas
Apabila bayi tidak bernafas secara spontan, maka perlu membersihkan jalan
nafasnya.
Perawatan Tali Pusat
Perawatan tali pusat bayi yang baru lahir harus benar-benar diperhatikan. Sebab,
tali pusat merupakan area yang sangat rentan terinfeksi. Oleh sebab itu, orang tua
harus membersihkan tali pusat dengan kassa steril yang dibasahi alkohol 70%.
Pangkal tali pusat harus tertutup rapat. Lakukan secara dua kali sehari, dan jaga
agar kassa steril tetap lembab.
Apabila tali pusat yang belum putus terkena air ketika di mandikan, maka
keringkan dengan cotton buds atau kassa steril, lalu berikan alkohol 70%, serta
jangan memberikan apa pun pada pangkal tali pusat. Dengan penggunaan alkohol
tersebut, tali pusat akan terbebas dari zat-zat beracun yang bisa diserap oleh tubuh
bayi. Selain itu, alkohol juga dapat membunuh kuman, dan cepat mengeringkan
pangkal tali pusat. Sehingga, ketika kering pangkal tali pusat akan menyusut dan
akhirnya putus. Biasanya, tali pusat akan putus sekitar 1-2 minggu setelah
kelahiran. Akan tetapi, putusnya tali pusat bisa saja lebih lambat, atau bahkan
lebih cepat dari yang diperhitungkan.
Perawatan Mata
Pada bayi, terdapat sumber air mata yang berada di atas mata bagian dalam.
Setiap 3 detik, sumber air mata tersebut akan mengeluarkan air mata, lalu
mengalir ke ujung tengah mata yang dekat dengan hidung. Pada saat bayi berada
di dalam kandungan, ia belum pernah menangis. Karena itu, sumber air mata
belum dapat berproduksi sehingga salurannya masih tertutup. Namun, bisa juga
salurannya terbuka, kemudian tertutup lagi. Hal ini mengakibatkan air mata yang
seharusnya mengalir menjadi tergenang.
Sebenarnya, air mata bayi dapat membunuh kuman untuk beberapa menit, tapi
setelah itu, air mata tidak bisa membunuh lagi. Bahkan, air mata ini justru menjadi
makanan kuman. Ketika air mata tergenang atau tidak mengalir, maka tumbuhlah
kuman yang menjadi tahi mata. Kejadian ini bisa membahayakan kornea mata
bayi. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemijatan di sekitar sudut mata
menggunakan jari yang tidak memiliki kuku panjang atau menggunakan cotton
buds yang sudah dibasahi dengan air matang. Pijat mulai dari sudut mata ke
bawah hingga daerah hidung selama 5-10 kali dengan lembut. Lakukan selama 2
minggu. Setelah itu, saluran air mata akan tetap terbuka dan mulai berfungsi.
Untuk membersihkan air mata, gunakan kapas steril yang sudah dibasahi dengan
air matang. Kapas steril ini tidak boleh digunakan lebih dari dua kali.
Perawatan Kulit
Kulit merupakan makanan empuk bagi kuman-kuman yang membahayakan
kesehatan bayi sehingga harus selalu dibersihkan. Saat bayi pertama kali lahir, ia
harus dimandikan sehari sekali karena kulit bayi tidak tahan terhadap dingin.
4
Setelah itu, bayi jangan dimandikan, namun cukup diseka menggunakan waslap
basah yang diberi sabun bayi. Gunakan sabun yang mengandung pro vitamin B5
karena bermanfaat untuk merawat kulit agar tetap halus.
Supaya kulit bayi tetap terjaga kelembabannya, gunakan baby oil yang
mengandung vitamin E. Vitamin E bermanfaat untuk menjaga kulit bayi tetap
halus, lembut, dan terhindar dari lecet. Biasanya, ketika bayi banyak bergerak, ia
akan berkeringat. Untuk mencegah munculnya biang keringat, atur suhu ruangan
senyaman mungkin. Jika tidak menggunakan AC, ventilasi kamar harus baik.
Pada siang hari dalam cuaca yang cukup panas, bayi akan lebih sering
berkeringat. Untuk itu, gunakan lap atau kapas yang sudah dibasahi air hangat di
bagian tubuh yang berkeringat atau menggunakan tisu basah non-alkohol.
Lakukan sesering mungkin, terutama pada bagian daerah yang berlipat.
Perawatan Kulit Kepala
Hal yang paling sulit dalam merawat bagian-bagian pada tubuh bayi adalah kerak
di kulit kepala. Sebab, kulit kepala sudah terkontaminasi oleh udara dan debu.
Oleh karena itu, bersihkan dengan air hangat setelah diberi obat dari dokter. Atau
bisa juga menggunakan baby oil untuk menghilangkannya. Cukup berikan pada
bagian kepala yang terdapat kerak, kemudian pijat dengan lembut selama 10-15
menit.
Usahakan kulit kepala tetap kering, karena kerak ini akan lebih parah pada saat
bayi berkeringat. Jangan gunakan topi pada bayi, kecuali jika sangat diperlukan,
misalnya waktu keluar rumah. Kemudian, lepaskan topi ketika sudah berada di
rumah atau dalam kendaraan.
Perawatan Rambut
Untuk menumbuhkan rambut bayi, tidak harus selalu memakai sampo. Anda bisa
menggunakan daun seledri untuk merangsang pertumbuhannya. Jika ingin
menggunakan sampo, gunakan dua kali seminggu saja.
Adapun cara memandikannya, basahi rambut bayi menggunakan semprotan halus
atau gunakan cangkir. Lalu, tambahkan satu atau dua tetes sampo, kemudian
gosokkan pada kepala dengan lembut sampai berbusa. Jangan sampai sampo
mengenai mata. Setelah itu, bersihkan sampai bersih menggunakan semprotan
lembut. Untuk anak yang sudah dapat berdiri, gunakan alat khusus yang bisa
melindungi mata dari aliran air dan sampo ketika mengeramasi rambutnya.
5
tubuh untuk melawan bakteri atau mikroba yang menyerang tubuh. Tidak
semua imunisasi dapat diberikan pada bayi baru lahir.
Hanya jenis imunisasi tertentu yang dapat diberikan dan harus
diberikan pada rentang usia bayi baru lahir (0-28 hari). Tujuan imunisasi
yaitu untuk menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat
penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi. Imunisasi pada bayi baru lahir
meliputi:
Hepatitis B0
Diberikan sedini mungkin setelah lahir, mengingat sedikitnya 3,9% ibu hamil
merupakan pengidap hepatitis dengan resiko penularan maternal kurang lebih
45%. Pemberian imunisasi hepatitis B0 harus berdasarkan status HbsAg ibu saat
melahirkan. Imunisasi hepatitis B0 diberikan secara intramuskular pada paha
kanan secara anterolateral pada 1-2 jam setelah pemberian vitamin K1. Imunisasi
Hepatitis B0 hanya bisa diberikan antara 0-7 hari setelah lahir.
BCG
Dapat diberikan dari 0-12 bulan, tetapi dianjurkan dari 0-1 bulan. Bayi berusia 3
bulan yang belum mendapatkan imunisasi BCG tidak dapat langsung diberikan
imunisasi BCG, tetapi bayi tersebut harus menjalani tes tuberkulosis (Uji
Mantoux) untuk mengetahui apakah bayi tersebut telah terpapar virus
tuberkulosis. Dosis imunisasi BCG untuk bayi dibawah usia 1 tahun adalah 0,05
ml yang diberikan secara injeksi intracutan di otot insertio deltoideus kanan. Jika
ibu menderita TBC paru aktif dan telah diobati selama 2 bulan sebelum kelahiran
bayi atau didiagnosis TBC setelah persalinan, berikan dosis tunggal 0,05 mL
secara intradermal di lengan kiri atas dengan menggunakan spuit khusus. Suntikan
harus menimbulkan gelembung kecil di bawah kulit yang menyebabkan kulit
menyusut seperti kulit jeruk (peait d’orange). Efek samping imunisai BCG
menyebabkan bisul kecil (papula) pada 2-6 minggu setelah imunisasi dan dapat
terjadi ulserasi dalam waktu 2-4 bulan, kemudian sembuh, menghasilkan jaringan
parut dengan diameter 2-10 mm.
Polio
Tujuan imunisasi polio untuk memberikan kekebalan aktif terhadap virus
poliomyelitis. Imunisasi polio adalah imunisasi polio oral (oral polio vaccine)
yang diberikan sebanyak 2 tetes ke dalam mulut bayi. Efek samping pemberian
imunisasi polio tetes jarang terjadi, jika bayi muntah dalam 30 menit setelah
pemberian bayi muntah maka diberikan dosis ulang imunisasi polio. Bayi yang
telah menerima imunisasi polio dapat langsung meminum susu formula atau ASI,
selama anak tersebut telah meminum ASI dalam seminggu terakhir. Jika belum
mencapai 1 minggu maka tidak dianjurkan menyusui bayi langsung dengan ASI,
karena ASI pada minggu pertama mengandung banyak kolostrum yang dapat
mengikat vaksin polio, sehinga efektivitas dari imunisasi polio akan berkurang.
6
BCG 0-1 bulan -
Polio 0-1 bulan 4 minggu
7
BAB III
PENUTUP