Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Bayi baru lahir atau neonatus meliputi umur 0 – 28 hari. Kehidupan


pada masa neonatus ini sangat rawan oleh karena itu memerlukan penyesuaian
fisiologik agar bayi di luar kandungan dapat hidup sebaik – baiknya. Hal ini
dapat dilihat dari tingginya angka kesakitan dan angka kematian neonatus.
Diperkirakan 2/3 kematian bayi dibawah umur satu tahun terjadi pada masa
neonatus. Peralihan dari kehidupan intrauterin ke akstrauterin memerlukan
berbagai perubahan biokimia dan faali. Dengan terpisahnya bayi dari ibu, maka
terjadilah awal proses fisiologik.

Laporan kelompok kerja WHO pada bulan april 1994, dari 8,1 juta
kematian bayi di dunia, 48% di antaranya adalah kematian neonatal. Sekitar 60%
di antaranya merupakan kematian bayi berumur kurang dari 7 hari serta
kematian bayi yang lebih dari 7hari akibat gangguan perinatal. Sekitar 42%
kematian neonatal di sebabakan oleh infeksi seperti tetanus neonaturum, sepsis,
meningitis, pnemonomia dan diare. Pada kematian neonatal karena infeksi, dua
pertiganya berkaitan erat dengan proses perasalinan.

Bayi baru lahir berisiko tinggi terinfeksi dibandingkan janin yang masih
berada dalam uterus. Pada keadaan dimana BBL terpapar oleh organisme benda
asing tidak terlalu membahayakan bagi bayi dan diistilakan dengan kolonisasi
dan bayi dapat membentuk imuinitas untuk melawan organisme yang
menimbulkan infeksi. Tetapi jumlah atau virulensi organisme berlebihan
melebihi mekanisme pertahanan bayi akan mengakibatkan terjadinya infeksi
yang disebut infeksi klinis.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Mengenai Pemberian Asi?
2. Apa Pengertian Mengenai Pemberian Provilaksis Terhadap Gangguan Pada
Mata?
3. Apa Pengertian Mengenai Pemberian Imunisasi?
1.3 TUJUAN
1. Memahami Pengertian Pemberian Asi
2. Memahami Pengertian Pemberian Provilaksis Terhadap Gangguan Pada
Mata
3. Memahami Pengertian Pemberian Imunisasi

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengerian Pemberian ASI

ASI adalah sebuah cairan ciptaan Allah yang memenuhi kebutuhan gizi bayi
dan melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan penyakit.
Keseimbangan zat-zat gizi dalam air susu ibu berada pada tingkat terbaik dan air
susunya memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang masih muda. Pada saat
yang sama ASI juga sangat kaya akan sari-sari makanan yang mempercepat
pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan sistem saraf (Yahya, 2007).

ASI adalah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan
bayi baik fisik, psikologi, sosial maupun spiritual. ASI mengandung nutrisi,
hormon, unsur kekebalan pertumbuhan, anti alergi, serta anti inflamasi. Nutrisi
dalam ASI mencakup hampir 200 unsur zat makanan (Hubertin, 2004).

ASI eksklusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan tanpa tambahan cairan
lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan
makanan padat, seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim,
kecuali vitamin dan mineral dan obat (Roesli, 2000). Selain itu, pemberian ASI
eksklusif juga berhubungan dengan tindakan memberikan ASI kepada bayi hingga
berusia 6 bulan tanpa makanan dan minuman lain, kecuali sirup obat. Setelah usia
bayi 6 bulan, barulah bayi mulai diberikan makanan pendamping ASI, sedangkan
ASI dapat diberikan sampai 2 tahun atau lebih (Prasetyono, 2005).

3
Manfaat Pemberian ASI
a.      Manfaat ASI bagi bayi
1. ASI sebagai nutrisi
ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang
seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi.
2. ASI meningkatkan daya tahan tubuh
ASI mengandung zat kekebalan yang akan melindungi bayi dari berbagai
penyakit. Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama (IgA) untuk
melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi khususnya diare.
3. Menyusu meningkatkan jalinan kasih sayang
Bayi yang sering berada dalam dekapan pada saat menyusu maka akan
merasakan kasih sayang ibunya.
4. ASI menurunkan terjadinya risiko alergi
5. ASI menurunkan risiko terjadinya penyakit pada saluran cerna,
seperti diare.
Laktobasilus berfungsi menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang
merugikan seperti bakteri E.

b.      Manfaat ASI bagi ibu


1. Mengurangi perdarahan setelah melahirkan
Apabila bayi disusui segera setelah dilahirkan maka kemungkinan
terjadinya perdarahan setelah melahirkan akan berkurang karena apabila ibu
menyusui terjadi peningkatan kadar oksitosin yang berguna untuk kontraksi
sehingga perdarahan akan lebih cepat berhenti.
2. Mengurangi terjadinya anemia
Mengurangi kemungkinan terjadinya kekurangan darah atau anemia
karena menyusui mengurangi perdarahan.
3. Menjarangkan kehamilan
Menyusui merupakan cara kontrasepsi yang murah, selama ibu memberi
ASI eksklusif dan belum haid maka menyusui akan berguna sebagai alat
kontrasepsi.

4
4. ASI lebih praktis
Ibu bisa jalan-jalan keluar rumah tanpa harus membawa banyak
perlengkapan seperti botol, kaleng susu formula, air panas dan lain-lain.
5. ASI lebih murah
Ibu tidak harus selalu membeli susu kaleng dan perlengkapannya.

c. Manfaat ASI bagi Keluarga


1. Tidak perlu uang untuk membeli susu formula, botol susu, kayu bakar,
atau minyak untuk merebus air, susu ataupun peralatan.
2. Bayi sehat berarti keluarga mengeluarkan biaya lebih sedikit (hemat)
dalam perawatan kesehatan dan berkurangnya kekhawatiran bayi akan
sakit.
3. Memberikan ASI pada bayi berarti hemat tenaga bagi keluarga sebab
ASI selalu siap tersedia.
4. Lebih praktis ketika akan bepergian, tidak perlu membawa botol, susu,
air panas, dan lain-lain.

Cara Melakukan Inisiasi Menyusui Dini


Proses inisiasi menyusui dini ternyata merupakan proses alami yang
seharusnya dilakukan setelah seorang ibu melahirkan bayinya.

1. Sesaat setelah lahiran sehabis ari-ari dipotong, bayi langsung diletakan di dada
si ibu tanpa membersihkan si bayi kecuali tangannya, kulit ketemu kulit.
Ternyata suhu badan ibu yang habis melahirkan 1 derajat lebih tinggi. Namun
jika si bayi itu kedinginan, otomatis suhu badan si ibu jadi naik 2 derajat, dan
jika si bayi kepanasan, suhu badan ibu akan turun 1 derajat. Jadi Tuhan sudah
mengatur bahwa si ibu yang akan membawa si bayi beradaptasi dengan
kehidupan barunya. Setelah diletakkan di dada si ibu, biasanya si bayi hanya
akan diam selama 20-30 menit, dan ternyata hal ini terjadi karena si bayi
sedang menetralisir keadaannya setelah trauma melahirkan.
2.  Gerakan kedua yang terjadi yaitu, setelah si bayi merasa lebih tenang, maka
secara otomatis kaki si bayi akan mulai bergerak-gerak spt hendak
merangkak. Ternyata gerakan ini pun bukanlah gerakan tanpa makna karena

5
ternyata kaki si bayi itu pasti hanya akan menginjak2 perut ibunya di atas
rahim. Gerakan ini bertujuan untuk menghentikan pendarahan si ibu. Lama
dari proses ini tergantung dari si bayi. Untuk gerakan ini, ternyata si dokter
punya pengalaman. Pernah ada dukun beranak melakukan proses melahirkan,
dan ternyata si ibu mengalami pendarahan hebat. Pada saat itu si dukun
meletakkan anaknya di dada si ibu, dan anak tersebut menggerak-gerakkan
kakinya memasage perut ibunya bahkan lebih dari satu jam, sampai
pendarahan si ibu berhenti.
3. Setelah melakukan gerakan di kakinya, si bayi akan melanjutkan dengan
mencium tangannya, ternyata bau tangan si bayi sama dengan bau air ketuban.
Dan ternyata wilayah sekitar puting si ibu itu juga memiliki bau yang sama,
jadi dengan mencium bau tangannya, si bayi membantu si bayi untuk
mengarahkan kemana dia akan bergerak. Dia akan mulai bergerak mendekati
puting ibu denga ketika sudah mendekati puting si ibu, si bayi itu akan
menjilat2 dada si ibu. Ternyata jilatan ini berfungsi utk membersihkan dada si
ibu dari bakteri2 jahat dan begitu masuk ke tubuh si bayi akan diubah menjadi
bakteri2 yang baik dalam tubuhnya. Lamanya kegiatan ini juga tergantung
dari si bayi karena hanya si bayi yang tau seberapa banyak dia harus
membersihkan dada si ibu.
4. Setelah itu, si bayi akan mulai meremas-remas puting susu si ibu yang
bertujuan untuk merangsang supaya air susu si ibu segera berproduksi dan
bisa keluar. Lamanya kegiatan ini juga tergantung dari si bayi itu.

Peran Bidan dalam Pemberian ASI


1)      Memberikan konseling kepada ibu
1. Konseling yang dapat diberikan kepada ibu yaitu :
2. Biarkanlah bayi memperoleh kolostrum saat menyusu
3. Hindarkan pemberian makanan pralaktal (air gula, air putih, madu, dll)
sebelum ASI keluar, tapi usahakan bayi menghisap untuk merangsang
produksi ASI.
4. Memberitahu ibu cara menyusui yang benar:

6
a. Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan
pada puting dan di sekitar areola payudara.
b. Bayi dipegang pada belakang bahunya dengan satu lengan, kepala
bayi terletak pada lengkung siku ibu
c. Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu dan yang satu di
depan.
d. Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi menghadap
payudara
e. Membuka mulut bayi dengan cara menyentuh pipi atau mulut bayi.
f. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan
ke payudara ibu dan puting serta areola payudara dimasukkan ke
mulut bayi
g. Menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong, setelah itu
diganti dengan payudara yang satunya. Setiap payudara 15-25
menit.
h. Cara melepas isapan bayi ari kelingking ibu dimasukkan ke mulut
bayi melalui sudut mulut/dagu bayi ditekan ke bawah.
i. Setelah selesai menyusui ASI dikeluarkan sedikit kemudian
dioleskan pada puting susu dan disekitar areola payudara, biarkan
kering dengan sendirinya.
j. Menyendawakan bayi
5. Berikan hanya ASI saja selama 6 bulan pertama.
6. Berikan ASI tanpa dijadwalkan terutama selama 6 bulan pertama.
7. Bagi ibu yang bekerja maka beritahu ibu cara menyimpan ASI dan
memberikan ASI.Memberitahu ibu lama dan frekuensi menyusui
8. Ibu harus menyusui sesering mungkin kapan pun bayi menginginkannya.
Artinya, paling tidak setiap 2-3 jam sekali dan setiap 4-5 jam di malam
hari dari 8-12 kali menyusui selama 24 jam.

2)      Memberikan dukungan psikologi untuk menimbulkan rasa percaya diri pada


ibu.

7
2.2 Pemberian Provilaksis Terhadap Gangguan Pada Mata
1. Pencegahan Infeksi Mata Pada BBL

Cara mencegah infeksi pada mata bayi baru lahir adalah merawat mata
bayi baru lahir dengan mencuci tangan terlebih dahulu, membersikan kedua mata
bayi segerah setela lahir dengan kapas atau sapu tangan yang halus dan bersih
yang telah dibersikan dengan air hangat. Dalam waktu satu jam setelah bayi lahir
berikan salep atau obat tetes mata untuk mencegah optalmia neonatorium
(tertrasiklin 1%, eritrozin 0,5% atau nitras argensi) biarkan obat tetap pada mata
bayi dan obat yang ada disekitar mata jangan dibersikan setelah selesai merawat
mata bayi cuci tangan kembali. Bayi yang baru lahir ketika tidak mendapatkan
salep mata dalam waktu kurang dari 1 jam menyebabkan infeksi mata bayi baru
lahir. Bila keadaan ini tidak diobati atau terlambat diobati bisa timbul kerusakan
kornea, mulai dari bentuk ulkus hingga perforasi (Depkes, 2000).

Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh
paparan atau kontaminasi mikroorganisme selama proses persalinan berlangsung
maupun beberapa saat setelah lahir. Pada bayi baru lahir, saluran air mata belum
terbuka sempurna, selain mata tampak merah, bayi akan terlihat seperti
mengeluarkan air mata terus (di bagian mata dekat hidung) walaupun sedang tidak
menangis. Untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular
seksual) perlu diberikan obat mata pada jam pertama persalinan, yaitu pemberian
obat mata eritromisin 0.5 % atau tetrasiklin 1 % atau cloramfenikol Obat mata
yang biasa digunakan untuk bayi baru lahir biasanya gentamicyn 0,3 %.

Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Menyediakan Sediaan Salep Mata
yaitu :

1. Sediaan dibuat dari bahan yang sudah disterilkan dengan perlakuan aseptik
yang ketat serta memenuhi syarat uji sterilitas. Bila bahan tertentu yang
digunakan dalam formulasi tidak dapat disterilkan dengan cara biasa,
maka dapat digunakan bahan yang memenuhi syarat uji sterilitas dengan
pembuatan secara aseptik. Salep mata harus memenuhi persyaratan uji
sterilitas. Sterilitas akhir salep mata dalam tube biasanya dilakukan dengan
radiasi sinar γ. (Remingthon pharmauceutical,1990). Kemungkinan

8
kontaminasi mikroba dapat dikurangi dengan melakukan pembuatan uji
dibawah LAF.
2. Salep mata harus mengandung bahan atau campuran bahan yang sesuai
untuk mencegah pertumbuhan atau memusnahkan mikroba yang mungkin
masuk secar tidak sengaja bila wadah dibuka pada waktu penggunaan.
Kecuali dinyatakan lain dalam monografi atau formulanya sendiri sudah
bersifat bakteriostatik (lihat bahan tambahan seperti yang terdapat pada uji
salep mata.

Zat anti mikroba yang dapat digunakan :

a. klorbutanol

b. paraben

c. senyawa Hg organik OTT dengan halide

Wadah salep mata harus dalam keadaan steril pada waktu pengisian dan
penutupan.Wadah salep mata harus tertutup rapat dan disegel untuk menjamin
sterilitas pada pemakaian pertama.

Standart Operasional Prosedur Pemberian Salep Mata

a. Persiapan Alat dan Bahan :

1. Obat dalam tempatnya dengan penetes steril atau berupa salep.

2. Pipet.

3. Pinset anatomi dalam tempatnya.

4. Korentang dalam tempatnya.

5. Plester.

6. Kain kasa.

7. Kertas tisu.

8. Balutan.

9. Sarung tangan.

9
10. Air hangat/kapas pelembab.

11. Handschoen

12. Lembar Observasi

13. Alat Tulis

14. Bengkok

15. Buku Catatn Pemberian Obat

16. Penlight

b. Persiapan Pasien :

1. Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan Menjelaskan Prosedur


tindakan

2. Meminta Persetujuan Pasien

3. Menyiapkan pasien dalam posisi yang tepat

4. Persiapan Lingkungan :

5. Menutup korden/ jendela

6. Memasang sampiran / sketsel

7. Mempersiapkan penerangan

8. Menganjurkan orang yang tidak berkepentingan untuk keluar ruangan

c. Penatalaksanaan :

1. Membaca buku daftar pemberian obat salep mata, yang menyatakan


nama obat dan nama pemberian

2. Mencuci tangan

3. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.

4. Atur posisi pasien dengan kepala menengadah dengan posisi perawat


di samping kanan.

10
5. Gunakan sarung tangan.

6. Bersihkan daerah kelopak dan bulu mata dengan kapas lembab dari
sudut mata ke arah hidung, apabila sangat kotor basuh dengan air hangat.

7. Buka mata dengan menekan perlahan-lahan bagian bawah dengan ibu


jari, jari telunjuk di atas tulang orbita.

8. Pegang aplikator salep di atas pinggir kelopak mata kemudian pencet


tube sehingga obat keluar dan berikan obat pada kelopak mata bawah. (kira
- kira ¼ inci kecuali ada petunjuk lainnya) pada sakus konjungtiva.

9. Tutup mata dengan kasa bila perlu.

10. Beritahu klien bahwa penglihatannya akan kabur sebentar.

11. Berikan pada waktu tidur,jika memungkinkan

12. Cuci tangan.

13. Catat obat, jumlah, waktu, dan tempat pemberian.

14. Dokumentasikan

2. Manfaat Dan Cara Pemberian Vitamin K pada BBL

Vitamin K adalah vitamin yang larut dalam lemak, merupakan suatu naftokuinon
yang berperan dalam modifikasi dan aktivasi beberapa protein yang berperan
dalam pembekuan darah, seperti faktor II,VII,IX,X dan antikoagulan protein C
dan S, serta beberapa protein lain seperti protein Z dan M yang belum banyak
diketahui peranannya dalam pembekuan darah.

Pelaksanaan Pemberian Injeksi Vitamin K1 Profilaksis

a. Cara Pemberian Injeksi Vitamin K1 Profilaksis

1. Semua bayi baru lahir harus diberikan injeksi vitamin K1 profilaksis.


2. Jenis vitamin K yang digunakan adalah vitamin K1 (phytomenadione)
injeksi dalam sediaan ampul yang berisi 10 mg Vitamin K1 per 1 ml.
3. Cara pemberian profilaksis injeksi vitamin K1 adalah :

11
Masukkan vitamin K1 ke dalam semprit sekali pakai steril 1 ml,
kemudian disuntikkan secara intramuskular di paha kiri bayi bagian
anterolateral sebanyak 1 mg dosis tunggal, diberikan paling lambat 2
jam setelah lahir.

Vitamin K1 injeksi diberikan sebelum pemberian imunisasi hepatitis B0


(uniject), dengan selang waktu 1-2 jam.

4. Pada bayi yang akan dirujuk tetap diberikan vitamin K1 dengan dosis dan
cara yang sama.
5. Pada bayi yang lahir tidak ditolong bidan, pemberian vitamin K1
dilakukan pada kunjungan neonatal pertama (KN 1) dengan dosis dan cara
yang sama.

Persiapan Melakukan Suntikan Intra Muskular :

1. Letakan bayi dengan posisi punggung di bawah.


2. Lakukan desinfeksi pada bagian tubuh bayi yang akan diberikan suntikan
intramuskular (IM).

Muskulus Kuadriseps pada bagian antero lateral paha (lebih dipilih karena
resiko kecil terinjeksi secara IV atau mengenai tulang femur dan jejas pada
nervus skiatikus).

Muskulus deltoideus (Mengandung sedikit lemak atau jaringan subkutan


sehingga memudahkan penyuntikan). Area ini digunakan hanya untuk
pemberian imunisasi bukan untuk pemberian obat lain.

Cara Memberikan Suntikan Intra Muskular

1. Pilih daerah otot yang akan disuntik. Untuk memudahkan identifikasi


suntikan vitamin K1 di paha kiri dan suntikan imunisasi HB0 di paha
kanan.
2. Bersihkan daerah suntikan dengan kasa atau bulatan kapas yang telah
direndam dalam larutan antiseptik dan biarkan mengering.
3. Yakinkan bahwa jenis dan dosis obat yang diberikan sudah tepat.
4. Isap obat yang akan disuntikkan kedalam semprit dan pasang jarumnya.

12
5. Bila memungkinkan pegang bagian otot yang akan disuntik dengan
menggunakan ibu jari dan jari telunjuk.
6. Dengan satu gerakan cepat, masukkan jarum tegak lurus melalui kulit.
7. Tarik tuas semprit perlahan untuk meyakinkan bahwa ujung jarum tidak
menusuk dalam vena.

Bila dijumpai darah : Cabut jarum tanpa menyuntikkan obat, Pasang jarum
steril yang baru ke semprit, Pilih tempat penyuntikkan yang lain, Ulangi
prosedur diatas

Bila tidak dijumpai darah, suntikan obat dengan tekanan kuat dalam waktu
3-6 detik.

8. Bila telah selesai, tarik jarum dengan sekali gerakan halus dan tekan
dengan bola kasa steril kering.
9. Catat tempat penyuntikan untuk memudahkan identifikasi.

Cara Pemberian dan Dosis Vitamin K

Untuk pemberian vitamin K pada bayi yang baru lahir adalah dengan cara
suntikan. Untuk lokasi yang jauh dari rumah sakit atau bidan pun tetap harus
diberikan suntikan vitamin K agar mengurangi angka kematian pada bayi dan
kecatatan. Untuk itu vitamin K suntik dosis 10 mg/1 ml. Diberikan biasanya
setelah 1 jam setelah melahirkan. Cara pemberiannya yaitu disediakan 1 injeksi
suntik baru, dengan ukuran 1 ml dan masukkan dosis 1 mg vitamin K1. Kemudian
disinfeksi dilakukan dengan alkohol 75% seperlunya.Suntikan diberikan pada
paha kiri bayi secara intra muskular. Kemudian tanda vital bayi di periksa untuk
mengetahui adanya efek akibat pemberian vitamin K1 ini setelah 1 jam pemberian
obat. Perlu diperhatikan cara pemberian ini mintalah dokter atau bidan yang
melakukannya.

Dengan demikian, pentingnya pemberian vitamin K pada bayi sudah anda


ketahui.Untuk itu jagalah ibu hamil serta masa persalinan dan bayi serta balita
anda untuk tumbuh kembang sehat serta terhindar dari berbagai macam jenis
kecatatan fisik maupun mental serta jauh dari penyakit.Artikel ini dimaksudkan

13
agar semakin banyak yang paham bahwa makanan sehat bervitamin penting
bahkan sejak bayi.

Bentuk vitamin K

1. Vitamin K1 (phytomenadione), terdapat pada sayuran hijau. Sediaan yang


ada saat ini adalah cremophor dan vitamin K mixed micelles (KMM)
2. Vitamin K2 (menaquinone) disintesis oleh flora usus normal seperti
Bacteriodes fragilis dan beberapa strain E. coli.
3. Vitamin K3 (menadione) yang sering dipakai sekarang merupakan vitamin
K sintetik tetapi jarang diberikan lagi pada neonatus karena dilaporkan
dapat menyebabkan anemia hemolitik

Jenis vitamin K yang digunakan untuk penyuntikan ke bayi baru lahir


adalah vitamin K1 (phytomenadione) injeksi dalam sediaan ampul yang
berisi 10mg Vitamin K1 per 1 ml

Manfaat Vitamin K adalah:

1. Berperan Penting Dalam Proses Pembekuan Darah


Tentu dalam pemenuhan kebutuhan vitamin K pada tubuh juga
penting. Walau tidak seperti vitamin yang lain yang dibutuhkan dalam
jumlah besar, namun jika vitamin K ini tidak dipenuhi dapat
mengakibatkan hal yang tidak diinginkan. Seperti yang sudah kita ketahui
bahwa fungsinya untuk membantu pembekuan darah. Jika tidak terpenuhi
vitamin K maka proses pembekuan darah akan terganggu. Logikanya, jika
sebuah luka sayatan karena pisau ukuran luka kecil bisa sembuh dalam
waktu 1 hari (sembuh total), pada orang yang kurang vitamin K dalam
tubuhnya akan memiliki lebih dari 1 hari untuk (sembuh totalnya).
Pada bayi, vitamin K sangat sedikit sekali asupannya. Hanya dari
ibu saat menyusui vitamin K pada bayi terpenuhi. Walaupun dinilai
kurang karena bayi rentan mengalami luka dan akan sulit sekali sembuh,
maka dari itu pemberian vitamin K diperlukan untuk pemenuhan kekuatan
pada bayi agar pembekuan darah akibat luka bisa diatasi. Selain itu, fungsi
vitamin K sebagai kofaktor enzim untuk mengkatalis reaksi karboksilasi

14
asam amino asam glutamat. Kemudian pada penelitian terbaru ternyata
vitamin K ternyata dapat juga mengobati penyakit jantung dan stroke.
Pada artikel ini akan dibahas lebih lanjut fungsi vitamin K yang berkenaan
tentang tulang, resiko diabetes, pendarahan pada hati, penyakit hemoragik
pada bayi yang baru lahir, dan yang lainnya.
2. Berperan Penting Dalam Pertumbuhan Tulang dan Pencegahan
Osteoporosis
Dalam pembentukan tulang dan pencegahan osteoporosis, ternyata
vitamin K juga dapat melakukannya. Tubuh perlu mengikat kalsium dalam
sumber makanan yang kita makan. Karena jika kalsium dibiarkan begitu
saja, tulang tidak bisa berkembang dengan baik. Nantinya akan timbul
banyak penyakit tentang tulang. Untuk itu vitamin K diperlukan untuk
pengerasan tulang karena vitamin K dapat mengikat kalsium. Karena
tulang itu bentuknya berongga, vitamin K membantu mengikat kalsium
dan menempatkannya ditempat yang tepat.
Dalam jangka panjang jika kalsium ini tidak dapat dipenuhi, bisa
mengakibatkan osteoporosis atau pengeroposan tulang. Hindari hilangnya
kepadatan tulang karena jarang mengkonsumsi vitamin K. Hal ini sering
terjadi pada orang yang sering mengalami patah tulang seperti patah tulang
pinggul walaupun dalam kasus sederhana karena kekurangan kalsium yang
diikat oleh vitamin K ini.
3. Mengontrol Kadar Gula Darah Hingga Mengurangi Resiko Diabetes
Gula darah berlebih merupakan sebab dari banyaknya orang
mengalami diabetes. Kemudian vitamin K digunakan untuk mengatur
kadar gula dalam darah. Ternyata hal ini bisa. Pada prinsipnya vitamin K
ini mengontrol produksi protombin di hati. Secara khusus vitamin K1
dapat dapat mengurangi adanya resistan terhadap insulin. Dimana hal
tersebut melawan diabetes. Kemudian kadar gula dalam darah bisa
dikontrol.
4. Menekan Proses Pendarahan pada Hati
Fungsi lain pada vitamin K ini yang tidak bisa kita lihat secara
langsung adalah menekan proses pendarahan pada hati. Apakah dihati ada

15
pendarahan juga? Tentu. Akibat dari seseorang mengkonsumsi suatu jenis
obat tertentu, maka hati akan mengalami pendarahan. Obat tersebut seperti
obat sakit kepala berkepanjangan dan antibiotik yang tidak kunjung
diselesaikan.
5. Mencegah Penyakit Hemoragik pada Bayi Baru Lahir
Seperti yang sudah dijelaskan diatas, ternyata bayi yang baru lahir
butuh banyak asupan vitamin untuk tubuhnya. Bahkan sang ibu saat
menyusui pun setidaknya harus mengkonsumsi banyak vitamin agar air
ASInya menjadi berkualitas untuk si bayi. Penyakit hemoragik adalah
adalah penyakit pendarahan akibat kekurangan vitamin K.
Pada bayi ada dua jenis penyakit ini. Yaitu pertama, berlaku saat
bayi selepas lahir. Penyakit ini jenis klasikal. Kedua, berlaku saat selepas
umur sebulan hingga enam bulan. Pendarahan ini biasanya terjadi di otak.
Gejalanya tentu akan timbul saat menyusui. Jika bayi muntah darah,
kencing darah ataupun membuang air besar darah, maka dapat
disimpulkan sang bayi mengalami defisiensi vitamin K.
Untuk itu, mencegah hal ini terjadi, sang ibu harus mengkonsumsi
banyak makanan bergizi saat hamil dan menyusui. Karena sang bayi yang
mengkonsumsi ASI sang ibu dimana ASI tersebut berkualitas atau
tidaknya tergantung dari konsumsi makanan harian sang ibu. Transfer gizi
melalui ASI lah yang menyebabkan sang bayi bisa kekurangan vitamin K
atau berkecukupan.
Kedua, tentu saat bayi sudah lebih usianya dari 6 bulan,
disegerakan untuk mengkonsumsi susu bubuk formula yang sudah bisa
memenuhi konsumsi vitaminnya secara optimal terutama vitamin K-nya.
Karena ASI sang ibu saja belum tentu memenuhi kebutuhan vitamin
sepenuhnya
6. Membunuh Sel Kanker
Menurut penelitian, kemampuan Vitamin K dalam memperlambat
atau membunuh sel tumor sama kuatnya dengan obat. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa menggabungkan Vitamin K dengan obat antikanker
standar dapat membantu obat tersebut bekerja lebih baik.

16
7. Waktu pemberian vitamin K
Vitamin K yang diberikan adalah vitamin K1, diberikan pada saat
bayi baru lahir sampai usia 2 minggu karena risiko terjadinya perdarahan
bertambah terutama pada usia 1-2 minggu dan menurun menjelang usia 6
bulan setelah bayi mulai dapat memproduksi vitamin K sendiri. Cara
pemberian dapat dilakukan baik secara suntikan di otot (intra muskular)
ataupun di minum (oral)
Suntikan di otot, dengan dosis tunggal 1 mg pada setiap bayi baru
lahir
Diminum, dengan dosis tunggal 2 mg diberikan tiga kali, yaitu
pada saat bayi baru lahir, pada umur 3-7 hari, dan pada umur 4-8 minggu.
Pada bayi yang terlambat mendapat vitamin K dan mengalami
perdarahan akibat kekurangan vitamin K, dokter akan memberikan
pengobatan berupa suntikan vitamin K dan transfusi darah. Pemberian
vitamin K tidak perlu dilakukan ulangan, karena semakin bertambah umur
bayi, semakin baik kemampuan tubuhnya untuk menghasilkan vitamin K
dan semakin bervariasi asupan makanan yang didapatkan.

3. Pemeriksaan Fisik

Prosedur /hal –hal yang harus di perhatikan atau di nilai dalam


Pemeriksaan fisik bayi baru lahir

Kegiatan ini merupakan pengkajian fisik yang dilakukan oleh bidan yang
bertujuan untuk memastikan normalitas & mendeteksi adanya penyimpangan dari
normal.Pengkajian ini dapat ditemukan indikasi tentang seberapa baik bayi
melakukan penyesuaian terhadap kehidupan di luar uterus dan bantuan apa yang
diperlukan. Dalam pelaksanaannya harus diperhatikan agar bayi tidak kedinginan,
dan dapat ditunda apabila suhu tubuh bayi rendah atau bayi tampak tidak sehat.

Prinsip pemeriksaan bayi baru lahir :

a. Jelaskan prosedur pada orang tua dan minta persetujuan tindakan

b. Cuci dan keringkan tangan , pakai sarung tangan

17
c. Pastikan pencahayaan baik

d. Periksa apakah bayi dalam keadaan hangat, buka bagian yangg akan
diperiksa (jika bayi telanjang pemeriksaan harus dibawah lampu
pemancar) dan segera selimuti kembali dengan cepat

e. Periksa bayi secara sistematis dan menyeluruh

Peralatan dan perlengkapan :

1. Kapas
2. Senter
3. Termometer
4. Stetoskop
5. selimut bayi
6. bengkok
7. timbangan bayi
8. pita ukur/metlin
9. pengukur panjang badan

Prosedur Kerja:

1. Jelaskan pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan dilakukan


pemeriksaan
2. Lakukan anamnesa riwayat dari ibu meliputi faktor genetik, faktor
lingkungan, sosial,faktor ibu (maternal),faktor perinatal, intranatal, dan
neonatal
3. Susunalat secara ergonomis
4. Cuci tangan menggunakan sabun dibawah air mengalir, keringkan
dengan handuk bersih
5. Memakai sarung tangan
6. Letakkan bayi pada tempat yang rata

Pengukuran anthopometri :

1. Penimbangan berat badan

18
Letakkan kain atau kertas pelindung dan atur skala penimbangan ke
titik nol sebelum penimbangan. Hasil timbangan dikurangi berat alas
dan pembungkus bayi

2. Pengukuran panjang badan

Letakkan bayi di tempat yang datar. Ukur panjang badan dari kepala
sampai tumit dengan kaki/badan bayi diluruskan. Alat ukur harus
terbuat dari bahan yang tidak lentur.

3. Ukur lingkar kepala

Pengukuran dilakukan dari dahi kemudian melingkari kepala


kembali lagi ke dahi.

4. Ukur lingkar dada

ukur lingkar dada dari daerah dada ke punggung kembali ke dada


(pengukuran dilakukan melalui kedua puting susu)

Pemeriksaan fisik mulai dari kepala sampai kaki.

1. Kepala
Raba sepanjang garis sutura dan fontanel ,apakah ukuran dan tampilannya
normal. Sutura yang berjarak lebar mengindikasikan bayi
preterm,moulding yang buruk atau hidrosefalus. Pada kelahiran spontan
letak kepala, sering terlihat tulang kepala tumpang tindih yang disebut
moulding/moulase.Keadaan ini normal kembali setelah beberapa hari
sehingga ubun-ubun mudah diraba. Perhatikan ukuran dan ketegangannya.
Fontanel anterior harus diraba, fontanel yang besar dapat terjadi akibat
prematuritas atau hidrosefalus, sedangkan yang terlalu kecil terjadi pada
mikrosefali. Jika fontanel menonjol, hal ini diakibatkan peningkatan
tekanan intakranial, sedangkan yang cekung dapat tejadi akibat deidrasi.
Terkadang teraba fontanel ketiga antara fontanel anterior dan posterior, hal
ini terjadi karena adanya trisomi 21
1. Periksa adanya tauma kelahiran misalnya; caput suksedaneum, sefal
hematoma, perdarahan subaponeurotik/fraktur tulang tengkorak

19
2. Perhatikan adanya kelainan kongenital seperti ; anensefali,
mikrosefali, kraniotabes dan sebagainya
2. Wajah
Wajah harus tampak simetris. Terkadang wajah bayi tampak asimetris hal
ini dikarenakan posisi bayi di intrauteri.Perhatikan kelainan wajah yang
khas seperti sindrom down atau sindrom piere robin. Perhatikan juga
kelainan wajah akibat trauma lahir seperti laserasi, paresi N.fasialis.
3. Mata
Goyangkan kepala bayi secara perlahan-lahan supaya mata bayi terbuka.

a. Periksa jumlah, posisi atau letak mata

b. Perksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang belum sempurna

c. Periksa adanya glaukoma kongenital, mulanya akan tampak sebagai


pembesaran kemudian sebagai kekeruhan pada kornea

d. Katarak kongenital akan mudah terlihat yaitu pupil berwarna putih.


Pupil harus tampak bulat. Terkadang ditemukan bentuk seperti lubang
kunci (kolobama) yang dapat mengindikasikan adanya defek retina

e. Periksa adanya trauma seperti palpebra, perdarahan konjungtiva atau


retina

f. Periksa adanya sekret pada mata, konjungtivitis oleh kuman


gonokokus dapat menjadi panoftalmia dan menyebabkan kebutaan

g. Apabila ditemukan epichantus melebar kemungkinan bayi mengalami


sindrom down

4. Hidung
a. Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya harus
lebih dari 2,5 cm.

20
b. Bayi harus bernapas dengan hidung, jika melalui mulut harus
diperhatikan kemungkinan ada obstruksi jalan napas akarena atresia
koana bilateral, fraktur tulang hidung atau ensefalokel yang menonjol
ke nasofaring
c. Periksa adanya sekret yang mukopurulen yang terkadang berdarah , hal
ini kemungkinan adanya sifilis kongenital
d. Perksa adanya pernapasa cuping hidung, jika cuping hidung
mengembang menunjukkan adanya gangguan pernapasan
5. Mulut
a. Perhatikan mulut bayi, bibir harus berbentuk dan simetris.
Ketidaksimetrisan bibir menunjukkan adanya palsi wajah. Mulut yang
kecil menunjukkan mikrognatia
b. Periksa adanya bibir sumbing, adanya gigi atau ranula (kista lunak
yang berasal dari dasar mulut)
c. Periksa keutuhan langit-langit, terutama pada persambungan antara
palatum keras dan lunak
d. Perhatika adanya bercak putih pada gusi atau palatum yang biasanya
terjadi akibatvEpistein’s pearl atau gigi
e. Periksa lidah apakah membesar atau sering bergerak. Bayi dengan
edema otak atau tekanan intrakranial meninggi seringkali lidahnya
keluar masuk (tanda foote)
f. Bibir sumbing (Bennet & Brown, 1999)
6. Telinga
a. Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya
b. Pada bayi cukup bulan, tulang rawan sudah matang
c. Dauntelinga harus berbentuk sempurna dengan lengkungan yang jelas
dibagian atas
d. Perhatikan letak daun telinga. Daun telinga yang letaknya rendah (low
set ears) terdapat pada bayi yangmengalami sindrom tertentu (Pierre-
robin)
e. Perhatikan adanya kulit tambahan atau aurikel hal ini dapat
berhubungan dengan abnormalitas ginjal

21
7. Leher
a. Leher bayibiasanya pendek dan harus diperiksa kesimetrisannya.
Pergerakannya harus baik. Jika terdapat keterbatasan pergerakan
kemungkinan ada kelainan tulang leher
b. Periksa adanya trauma leher yang dapat menyebabkan kerusakan pad
fleksus brakhialis
c. Lakukan perabaan untuk mengidentifikasi adanya
pembengkakan.periksa adanya pembesaran kelenjar tyroid dan vena
jugularis
d. Adanya lipata kulit yang berlebihan di bagian belakang leher
menunjukkan adanya kemungkinan trisomi 21.
8. Klavikula
Raba seluruh klavikula untuk memastikan keutuhannya terutama pada bayi
yang lahir dengan presentasi bokong atau distosia bahu. Periksa
kemungkinan adanya fraktur
9. Tangan
a. Kedua lengan harus sama panjang, periksa dengan cara meluruskan
kedua lengan ke bawah
b. Kedua lengan harus bebas bergerak, jika gerakan kurang kemungkinan
adanya kerusakan neurologis atau fraktur
c. Periksa jumlah jari. Perhatikan adanya polidaktili atau sidaktili
d. Telapak tangan harus dapat terbuka, garis tangan yang hanya satu buah
berkaitan dengan abnormaltas kromosom, seperti trisomi 21
e. Periksa adanya paronisia pada kuku yang dapat terinfeksi atau tercabut
sehingga menimbulkan luka dan perdarahan
10. Dada
a. Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernapas. Apabila tidak
simetris kemungkinan bayi mengalami pneumotoraks, paresis
diafragma atau hernia diafragmatika. Pernapasan yang normal dinding
dada dan abdomen bergerak secara bersamaan.Tarikan sternum atau
interkostal pada saat bernapas perlu diperhatikan

22
b. Pada bayi cukup bulan, puting susu sudah terbentuk dengan baik dan
tampak simetris
c. Payudara dapat tampak membesar tetapi ini normal
11. Abdomen
a. Abdomen harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan dengan
gerakan dada saat bernapas. Kaji adanya pembengkakan
b. Jika perut sangat cekung kemungkinan terdapat hernia diafragmatika
c. Abdomen yang membuncit kemungkinan karena hepato-splenomegali
atau tumor lainnya
d. Jika perut kembung kemungkinan adanya enterokolitis vesikalis,
omfalokel atau ductus omfaloentriskus persisten
12. Genetalia
a. Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3 cm.Periksa
posisi lubang uretra. Prepusium tidak boleh ditarik karena akan
menyebabkan fimosis
b. Periksa adanya hipospadia dan epispadia
c. Skrortum harus dipalpasi untuk memastikan jumlah testis ada dua
d. Pada bayi perempuan cukup bulan labia mayora menutupi labia minora
e. Lubang uretra terpisah dengan lubang vagina
f. Terkadang tampak adanya sekret yang berdarah dari vagina, hal ini
disebabkan oleh pengaruh hormon ibu (withdrawl bedding)
13. Anus dan rectum
Periksa adanya kelainan atresia ani , kaji posisinya. Mekonium secara
umum keluar pada 24 jam pertama, jika sampai 48 jam belumkeluar
kemungkinan adanya mekonium plug syndrom, megakolon atau obstruksi
saluran pencernaan

14. Tungkai
a. Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki. Periksa panjang kedua kaki
dengan meluruskan keduanya dan bandingkan

23
b. Kedua tungkai harus dapat bergerak bebas. Kuraknya gerakan
berkaitan dengan adanya trauma, misalnya fraktur, kerusakan
neurologis.
c. Periksa adanya polidaktili atau sidaktili padajari kaki

15. Kulit
Perhatikan kondisi kulit bayi.
a. Periksa adanya ruam dan bercak atau tanda lahir
b. Periksa adanya pembekakan
c. Perhatinan adanya vernik kaseosa
d. Perhatikan adanya lanugo, jumlah yang banyak terdapat pada bayi
kurang bulan

24
2.3 Imunisasi
Pada daerah risiko tinggi infeksi TBC , Imunisasi BCG harus segera di
berikan pada bayi segera setelah bayi lahir, pemberian dosis pertama
tetesan polio dianjurkan pada umur 2 minggu, maksud pemberian
imunisasi polio secara dini adalah untuk meningkatkan perlindungan awal,
imunisasi hepatitis B sudah merupakan program nasional meskipun
pemberiannya secara bertahap.

25

Anda mungkin juga menyukai