Anda di halaman 1dari 56

TUGAS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN MATERNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU NIFAS DENGAN BENDUNGAN


PAYUDARA
DI RUANG NIFAS RS AL-IRSYAAD SURABAYA

Dosen Pembimbing :
Dr.Ns. Dhiana Setyorini.Mkep,Sp.mat

Arvina Lita (P27820118056)


2 Reguler B

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA


JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI DIII KEPERAWATAN KAMPUS SOETOMO SURABAYA
2020
LAPORAN PENDAHULUAN

PADA IBU NIFAS DENGAN BENDUNGAN PAYUDARA

A. DEFINISI
Masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai, hingga
alat
alat kandungan kembali seperti pra hamil. Waktu yang dibutuhkan adalah 6-8
minggu. Selama proses ini sistem tubuh ibu akan mengalami berbagai proses
penyesuaian untuk menjadi normal kembali. Beberapa gangguan dapat muncul,
tergantung dari jenis persalinan dan faktor perorangan lainnya.
Gangguan yang sering terjadi pada masa nifas adalah laktasi yang umumnya
dialami oleh ibu baru (ibu yang baru mempunyai anak untuk pertama kalinya) dengan
berbagai faktor penyebab kadang terdapat gangguan seperti bendungan ASI.
Bendungan payudara (ASI) adalah pembendungan air susu karena
penyempitan duktus laktiferi atau oleh kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan
sempurna atau karena kelainan pada putting susu. Bendungan ASI adalah terjadi
pembengkakan pada payudara karena peningkatan aliran vena dan limfe sehingga
menyebabkan bendungan ASI dan rasa nyeri disertai kenaikan suhu badan.

B. PATOFISIOLOGI
Sesudah bayi lahir dan plasenta keluar, kadar estrogen dan progesteron turun
dalam 2-3 hari. Dengan ini faktor dari hipotalamus yang menghalangi keluarnya
pituitary lactogenic hormon (prolaktin) waktu hamil, dan sangat dipengaruhi oleh
estrogen tidak dikeluarkan lagi, dan terjadi sekresi prolaktin oleh hipofisis. Hormon
ini menyebabkan alveolus-alveolus kelenjar mammae terisi dengan air susu, tetapi
untuk mengeluarkannya dibutuhkan reflex yang menyebabkan kontraksi sel-sel mio-
epitelial yang mengelilingi alveolus dan duktus kecil kelenjar-kelenjar tersebut.
Refleksi ini timbul jika bayi menyusu. Pada permulaan nifas apabila bayi belum
menyusu dengan baik, atau kemudian apabila kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan
dengan sempurna, terjadi pembendungan air susu.
C. ETIOLOGI
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan bendungan ASI, yaitu:
1.    Pengosongan mamae yang tidak sempurna (Dalam masa laktasi, terjadi
peningkatan produksi ASI pada Ibu yang produksi ASI-nya berlebihan. apabila bayi
sudah kenyang dan selesai menyusu, & payudara tidak dikosongkan, maka masih
terdapat sisa ASI di dalam payudara. Sisa ASI tersebut jika tidak dikeluarkan dapat
menimbulkan bendungan ASI).
2.    Faktor hisapan bayi yang tidak aktif (Pada masa laktasi, bila Ibu tidak
menyusukan bayinya sesering mungkin atau jika bayi tidak aktif mengisap, maka
akan menimbulkan bendungan ASI).
3.    Faktor posisi menyusui bayi yang tidak benar (Teknik yang salah dalam
menyusui dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet dan menimbulkan rasa
nyeri pada saat bayi menyusu. Akibatnya Ibu tidak mau menyusui bayinya dan terjadi
bendungan ASI).
4.    Puting susu terbenam (Puting susu yang terbenam akan menyulitkan bayi dalam
menyusu. Karena bayi tidak dapat menghisap puting dan areola, bayi tidak mau
menyusu dan akibatnya terjadi bendungan ASI).
5.    Puting susu terlalu panjang (Puting susu yang panjang menimbulkan kesulitan
pada saat bayi menyusu karena bayi tidak dapat menghisap areola dan merangsang
sinus laktiferus untuk mengeluarkan ASI. Akibatnya ASI tertahan dan menimbulkan
bendungan ASI).

D. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala terjadinya bendungan ASI antara lain (Wiknjosastro, 2005):
1.      Payudara keras dan panas pada perabaan
2.      Suhu badan naik
3.      Putting susu bisa mendatar dan dalam hal ini dapat menyukarkan bayi untuk
menyusu.
4.      Kadang-kadang pengeluaran air susu terhalang
Gejala bendungan air susu adalah terjadinya pembengkakan payudara bilateral dan
secara palpasi teraba keras, kadang kadang terasa nyeri serta sering kali disertai
peningkatan suhu badan ibu, tetapi tidak terdapat tanda-tanda kemerahan dan demam.
E. KOMPLIKASI
a. Payudara bengkak (Engorgement)
Payudara terasa lebih penuh/ tegang dan nyeri sekitar hari ketiga atau keempat
sesudah melahirkan akibat di statis vena dan pembuluh limfe, tanda bahwa ASI
mulai banyak disekresi. Sering terjadi pada payudara yang elastisitasnya kurang.
Bila tidak dikeluarkan, ASI menumpuk pada payudara sehingga areola mammae
menjadi lebih menonjol, puting lebih datar dan sukar diisap bayi. Kulit payudara
nampak lebih merah mengkilat, ibu demam, dan payudara terasa nyeri sekali.
b. Saluran ASI tersumbat (Obstruksi Duct)
Terjadi sumbatan pada suatu atau lebih saluran air susu yang dapat disebabkan
tekanan jari waktu menyusui, pemakaian BH terlalu ketat, maupun komplikasi
payudara bengkak yang berlanjut sehingga ASI dalam saluran air susu tidak segera
dikeluarkan dan menjadi sumbatan.
c. Radang Payudara (Mastitis)
Timbul reaksi sistematik seperti demam, terjadi 1-3 minggu setelah persalinan
sebagai komplikasi sumbatan saluran air susu. Biasanya diawali dengan puting susu
lecet/luka. Gejala yang biasa diamati kulit merah, payudara lebih keras, serta nyeri
dan berbenjol-benjol.
d. Abses Payudara
Terjadi sebagai komplikasi mastitis akibat meluasnya peradangan. Sakit ibu tampak
lebih parah, payudara lebih merah mengkilat. Benjolan tidak sekeras mastitis, tapi
lebih penuh atau bengkak berisi cairan

F. DIAGNOSIS
Cara inspeksi
Hal ini harus dilakukan pertama dengan tangan disamping dan sesudah itu
dengan tangan keatas, ketika klien duduk kita akan melihat dilatasi pembuluh-
pembuluh balik dibawah kulit akibat pembesaran tumor jinak atau ganas di bawah
kulit. Perlu diperhatikan apakah kulit pada suatu tempat menjadi merah.
Cara Palpasi
Klien harus tidur dan diperiksa secara sistematis bagian medial lebih dahulu
dengan jari-jari yang harus kebagian lateral-lateral. Palpasi ini harus meliputi seluruh
payudara, dari parasternal kearh garis aksila belakang, dan dari subklavikular kearah
paling distal, untuk pemeriksaan orang sakit harus duduk. Tangan aksila yang akan
diperiksa dipegang oleh pemeriksa dan dokter pemeriksa melakukan palpasi aksila
dengan tangan yang kontralateral dari tangan si penderita. Misalnya kalau aksila kiri
orang sakit yang akan diperiksa, tangan kiri dokter melakukan palpasi.

G. PENATALAKSANAAN
Upaya pencegahan untuk bendungan ASI adalah :
1.    Menyusui dini, susui bayi sesegera mungkin (setelah 30 menit) setelah dilahirkan
2.    Susui bayi tanpa jadwal atau ondemand
3.    Keluarkan ASI dengan tangan atau pompa, bila produksi melebihi kebutuhan bayi
4.    Perawatan payudara pasca persalinan
Upaya pengobatan untuk bendungan ASI adalah :
1.    Kompres hangat payudara agar menjadi lebih lembek
2.    Keluarkan sedikit ASI sehingga puting lebih mudah ditangkap dan dihisap oleh
bayi.
3.     Sesudah bayi kenyang keluarkan sisa ASI
4.    Untuk mengurangi rasa sakit pada payudara, berikan kompres dingin
5.    Untuk mengurangi statis di vena dan pembuluh getah bening lakukan pengurutan
(masase) payudara yang dimulai dari putin kearah korpus.
Sebaiknya selama hamil atau dua bulan terakhir dilakukan masase atau perawatan
puting susu dan areola mamae untuk mencegah terjadinya puting susu kering dan
mudah mencegah terjadinya payudara bengkak.

H. TERAPI DAN PENGOBATAN


1. Anjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya
2. Anjurkan ibu untuk melakukan post natal breast care
3. Lakukan pengompresan dengan air hangat sebelum menyusui dan kompres
dingin sesudahmenyusui untuk mengurangi rasa nyeri
4. Gunakan BH yang menopang
I. PATHWAY
Ibu niifas

Estrogen ,meningkat progesteron menurun

Prolaktin meningkat

Alveoulus- alveolus kelenjar mammae terisi dengan air susu

Isapan bayi tidak adekuat/ bayi belum menyususi

Kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna

Bendungan payudara (ASI)

Ketegangan pada Proses infeksi


Laktasi terganggu
jaringan payudara bakteri

MENYUSUI TIDAK Muncul pus


Ukuran Penekanan EFEKTIF
payudara reseptor
membesar nyeri
RESIKO TINGGI
INFEKSI

GANGGUA
N CITRA Cemas NYERI
TUBUH AKUT
ANSIETAS
DAFTAR PUSTAKA

Tania, Efin. 2014. Asuhan Kebidanan pada ibu nifas dengan bendungan ASI dan puting
datar di RSUD Ambarawa

Sulistyowati. 2009. Buku Ajar Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta : ANDI

Khusna, Lilis Nurul. 2015. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Dengan Bendungan Asi.

Yogyakarta

Anggraeni,Yetti. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta : Pustaka Rihanna

Maulana, Shinta. 2013. Askpe Bendungan ASI. (Online)

https://www.scribd.com/doc/149438695/Askep-Bendungan-Asi-Shinta Diakses pada


tanggal 16 april 2020 pukul 13.32

Azarine, Ratnna. 2019. Pathway Bendungan Asi. (Online)

https://id.scribd.com/document/439742294/Pathway-Bendungan-ASI Diakses pada


tanggal 16 april 2020 pukul 13.38
TEORI ASUHAN KEPERAWATAN
PADA IBU NIFAS DENGAN BENDUNGAN PAYUDARA

DI RUANG NIFAS RS AL-IRSYAAD SUARABAYA

1. PENGKAJIAN
A. BIODATA
Identitas : identitas dibagi menjadi 2 yaitu identitas pasien dan identitas
penanggungjawab. identitas pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin,
alamat, status perkawinan, agama, suku, pendidikan, pekerjaan, no.registrasi,
diagnosa medis, tanggal persalinan, tanggal masuk, tanggal pengkajian. Dan
untuk identitas penanggungjawab meliputi nama, umur, jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan pasien dan alamat
B. ALASAN MASUK RS
Pada klien ibu nifas dnegan bendungan ASI biasanya pergi Ke RS karena
mengeluh payudara terasa tegang dan nyeri.
C. KELUHAN UTAMA
Pada umumnya klien mengeluh payudara terasa tegang dan nyeri.
D. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
Pada umumnya klien ibu nifas mengalami ketidak efektifan menyusui atau
terjadi bendungan ASI.
E. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
Biasanya pada ibu nifas bendungan ASI terjadi dikarenakan asupan makan
yang kurang pada saat hamil, selain itu juga ada faktor stress yang bisa
menyebabkan terjadinya bendungan ASI
F. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat penyakit
akut atau kronis, seperti penyakit jantung, DM, Hipertensi, dan asma yang
dapat mempengaruhi nifas
G. RIWAYAT OBSTETRI GINEKOLOGI
1 RIWAYAT GINEKOLOGI
a. Riwayat Menstruasi
Umur menarche, siklus menstruasi, lamanya, banyak ataupun
karakteristik darah yang keluar, keluhan yang dirasakan saat
menstruasi, dan mengetahui Hari Pertama Haid Terakhir
(HPHT).
b. Riwayat Perkawinan
Jumlah pernikahan, dan lamanya pernikahan
c. Riwayat Konstrasepsi
Kontrasepsi yang digunakan sebelum hamil, jenis kontrasepsi
yang akan dilaksanakan setelah persalinan, Jumlah anak yang
direncanakan keluarga.

2 RIWAYAT OBSTETRI
a. Riwayat kehamilan sekarang
1 Klien merasa hamil .... bulan.
2 Keluhan waktu hamil
Apa yang dirasakan ketika hamil
3 Gerakan anak pertama dirasakan
Gerakan awal janin dirasakan pada saat usia keberapa
4 Pemeriksaan kehamilan
Berapa kali klien memeriksakan kehamilannya
5 Tempat pemeriksaan
Dimanakah klien memeriksakan kehamilannya

H. POLA-POLA KESEHATAN
1. Pola Persepsi Dan Tata Laksana Hidup Sehat.
Pola hidup klien yang diterapkan dalam kesehariannya serta kebiasaan seperti
merokok atau meminum alcohol. Pada umumnya kurangnya pengetahuan
tentang bendungan ASI dan cara pencegahanyya, penanganan serta
perawatannya dan kurangnya menjada kebersihan tubuhnya akan
menimbulkan masalah dalam perawatan tubuhnya akan menimbulkan masalah
dalam perawatan dirinya.
2. Pola Nutrisi Dan Metabolisme
Pada klien nifas biasanya terjadi peningkatan nafsu makan karena pengaruh
dari keinginan menyusui bayinya
3. Pola Eliminasi
Pada penderita post partum sering terjadi adanya persaan sering/sudah kencing
selama nifas yang ditimbulkan karena terjadinya oedema dari tringono yang
menimbulkan obstruksi dari uretra sehingga sering terjadi konstipasi karena
penderita takut untuk melakukan BAB.
4. Pola Tidur Dan Istirahat
Pada klien nifas terjadi perubahan pada pola tidur dan istirahat karena adanya
kehadiran bayi dan nyeri epis setelah persalinan
5. Pola Aktivitas
Pada klien nifas dapat melakukan aktivitas seperti biasanya, terbata apa
aktivitas ringan, tidak membutuhkan tenaga banyak, cepat lelah, cepat lesu.
Pada klien nifas didapatkan keterbatasan aktivitas karena mengalami
kelemahan dan nyeri
6. Pola Hubungan Dan Peran
Gambaran hubungan klien dengan keluarga, kerabat, teman, dan orang lain,
adanya permasalahan dan juga upaya klien dalam menanganinya.
7. Pola Persepsi Dan Konsep Diri
Biasanya terjadi kecemasan terhadap bendungan payudaranya , lebih-lebih
menjelang persalinan dampak psikologis, klien terjadi perubahan konsep diri
antara lain body image dan ideal diri.
8. Pola Sensori Dan Kognitif
Pada klien biasanya merasakan nyeri pada perineum akibat luka jahitan dan
nyeri perut akibat involusi uteri. Pada pola kognitif klien nifas biasanya
kurangnya pengetahuan tentang cara merawat bayi.
9. Pola Reproduksi Seksual
Terjadi disfungsi seksual yaitu perubahan dalam hubungan seksual/fungsi dari
seksual yang tidak adekuat karena adanya proses persalinan dan nifas.
10. Pola Penanggulangan Strees
Biasanya pada ibu nifas dengan bendungan ASI mengalami cemas
11. Pola Tata Nilai Dan Kepercayaan
Biasanya saat menjelang persalinan dan sesudah persalinan klien akan
terganggu dalam hal ibadahnya karena harus bedrest total setelah partus
sehingga aktvitas klien dibantu oleh keluarganya.
I. PEMERIKSAAN FISIK

a. Keadaan umum
Tingkat kesadaran:
TTV (T,N,R,S) : (apabila terjadi pendarahan pada post partum
tekanan darah turun, nadi cepat, pernafasan meningkat, suhu tubuh
menurun)
BB/TB : biasanya pada ibu nifas berat badan berkurang
b. Kepala : bentuk simetris/tidak,ada/tidak ada pembengkakan
c. Muka : bentuk simetris/tidak, ada/tidak ada odem, pucat/tidak
pucat
d. Mata : bentuk simetris/tidak, sklera putih, konjungtiva merah
muda, tidak ada luka/ada
e. Hidung : bentuk simetris/tidak, ada/tidak ada polip,
ada/tidak ada sekret
f. Telinga : bentuk simetris/tidak, keadaan bersih, ada/tidak
ada serumen, ada/tidak ada kelainan
g. Mulut dan Faring : bersih, biasanya pada klien ibu nifa bibir
sedikit pucat, ada/tidak ada caries tidak ada peradangan tonsil
h. Leher : ada/tidak ada pembengkakan vena jugularis, ada/tidak
ada pembesaran kelenjar tiroid, ada/tidak ada pembesaran kelenjar
limfa, ada/ tidak ada gangguan gerak
i. Thoraks
Jantung : inspeksi : ada/tidak ada pembesaran jantung,
perkusi : suara sonor, palpasi : batas jantung dalam batas normal,
auskultasi : tidak ada suara tambahan jantung
Paru : inspeksi : ada/tidak ada tarikan/retaksi dada,
perkusi : ada suara sonor, palpasi : ada/tidak ada pembesaran paru,
auskultasi : ada/tidak ada suara tambahan paru
Payudara :
Kebersihan payudara : bersih/tidak biasanya pada ibu nifas ada
yang bersih ada yang tidak terawat
Kesimetrisan : Asimetris, biasanya pada ibu nifas dengan
bendungan ASI payudara membesar, bengkak dan merah
mengkilap
Puting susu : pada ibu nifas biasanya puting menonjol
Pengeluaran ASI : pada ibu nifas dengan bendungan ASI, ASI
tidak lancar, keluar sedikit
Kemampuan menyusui : hanya mampu memenuhi sedikit dari
kebutuhan ASI bayi.
j. Abdomen :
Involusio Uteri : TFU : pada ibu nifas TFU biasanya 3 jari
dibawah pusat lokhea rubra, kontraksi uterus baik, distasis rektus
abdominali melebar
k. Inguinal-Genetali-Anus :
Periksa adanya kelainan atau keabnormalan pada genetalia klien
Pengeluaran lochea : warna , bau , jumlah
Perineum : oedema atau hematoma
Kebersihan daerah perineum
Anus (hemoroid dan pendarahan)
Pada klien nifas biasanya darah tercampur dengan lendir, adanya
pengeluaran air ketuban, biasanya anus ada luka karena rupture.
l. Ekstermitas :
Memeriksa adanya trompolebitis,edema,varises, gerakan homan
Pada klien nifas biasanya kakinya mengalami odema
m. Muskuluskeletal
Pada klien postpartum biasanya terjadi keterbatasan gerak dan
aktivitas karena adanya luka episiotomy
n. Sistem Integumen :
Pada klien nifas perubahan umum yang terjadi ialah meningkatnya
ketebalan kulit, dan lemak subdermal hypopigmentasi,
pertumbuhan rambut dan kuku, kecepatan aktivitas kelenjar
keringat, meningkatnya aktivitas sirkulasi

J. DATA PENUNJANG
1. Pemeriksaan darah lengkap ( Hb, Ht, Leukosit, trombosit ) mengkaji
perubahan dari kadar pra operasi dan mengevaluasi efek dari kehilangan
darag pada pembedahan jika dilakukan sc.
2. Urinalis: Kulture urine, darah, vaginal, dan lochea, pemeriksaan tambahan
didasarkan pada kebutuhan individual.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1 Nyeri akut b.d pembengkakan payudara d.d adanya bendungan pada ASI
2 Ansietas b.d kurangnya pengetahuan tentang perawatan payudara

3. INTERVENSI
I. Intevensi Keperawatan
No Diagnosa Rencana Keperawatan
keperawatan Tujuan & Kriteria Tindakan Rasionalisasi
hasil Keperawatan
1 Nyeri akut b.d Setelah dilakukan 1. Identifikasi skala 1. Untuk
pembengkakan tindakan nyeri mengetahui berapa
payudara d.d keperawatan selama skala nyeri yang
adanya 3x24 jam nyeri dialami
bendungan berkurang, dengan
pada ASI Kriteria hasil : 2. Ajarkan teknik 2. Teknik relaksasi
1 Klien tampak relaksasi sangat membantu
lebih tenang Dengan kompres hangat mengurangi rasa
pada area nyeri nyeri kompres
2 Klien dapat hangat akan
menyusui membantu
bayinya dengan melancarkan
nyaman peredaran darah
pada area nyeri
3 Bendungan ASI
dapat 3. Memonitor Tanda- 3. untuk
berkurang/hilan Tanda vital mengetahui status
g kesehatan klien.

4 Skala nyeri 4. Kolaborasi pemberian 4. Pemberian obat


membaik 2-3 obat analgetik analgetik akan
mengurangi rasa
nyeri

2. Ansietas b.d 1. Identifikasi 1. Pengetahuan


kurangnya Setelah dilakukan pemahaman klien yang benar akan
pengetahuan tindakan tentang penyebab menambah
tentang keperawatan selama bendungan ASI kooperatif klien
perawatan 3x24 jam
payudara diharapkan 2. Ajarkan klien cara 2. Dengan posisi
pengetahuan menteki dengan benar yang benar akan
meningkat dengan menyebabkan
kriteria hasil : rangsangan ASI
1. klien tidak secara maksimal
merasakan cemas
lagi 3. Ajarkan klien cara 3. Dengan
merawat payudara mempraktekkan
2. klien mengerti dengan benar secara langsung
cara perawatan dapat merubah
payudara perilaku klien

4. Ajarkan klien untuk 4. Dengan kompres


memberi kompres hangat dapat
hangat pada payudara merangsang
hangat pada payudara produksi ASI
sebelum meneteki

4. IMPLEMENTASI
Pada tahap ini dilakukan pelaksanaan dari perencanaan keperawatan
yang telah dilakukan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan klien secara optimal.
Pelaksanaan adalah mengelola dan mewujudkan dari rencana keperawatan meliputi
tindakan yang direncakanan oleh perawat, melaksanakan anjuran dokter dan
ketentuan rumah sakit.

5. EVALUASI
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses perawatan yang menyediakan nilai
informasi mengenai pengaruh intervensi yang telah direncanakan dari merupakan
perbandingan dari hasil yang diamati dengan kriteris hasil.
ASUHAN KEPERAWATAN
BENDUNGAN PAYUDARA (ASI) PADA IBU NIFAS DENGAN MASALAH NYERI
DI RUANG NIFAS RS AL-IRSYAAD SURABAYA

Nama Mahasiswa : Arvina Lita

Ruangan : Ruang Nifas

No. Reg : 23.XX.XX

Pengkajian Dilaksanakan

Tanggal: 20 April 2020 Jam: 07.00

1. PENGKAJIAN
A. BIODATA
IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. D
Umur : 27 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Kenjeran, Surabaya
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Pegawai dinas perhubungan
No. Register : 23.XX.XX
Diagnosa medis :
Tanggal masuk : 19 April 2020
Tanggal pengkajian : 20 April 2020
IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn. A

Umur :28 Tahun


Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Swasta
Hubungan dengan pasien : Suami
Alamat : Kenjeran, Surabaya

B. ALASAN MASUK RS
Klien mengatakan payudara sebelah kanan terasa nyeri
C. KELUHAN UTAMA
klien mengatakan terasa nyeri dan bengkak pada payudara. ASI tidak lancar
D. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
Klien mengatakan setelah melahirkan klien dipindahkan ke ruamg nifas, setelah
melahirkan klien tidak menyusui anaknya dan payudaranya terasa bengkak dan
sakit.
E. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
Klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit apapun sebelumnya.
F. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Klien mengatakan keluarga tidak memiliki riwayat penyakit yang sama dengan
klien, namun ayah klien memiliki penyakit Diabetes Melitus
G. RIWAYAT OBSTETRI GINEKOLOGI
1 RIWAYAT GINEKOLOGI
a. Riwayat menstruasi
1 Menarche : 12 Tahun
2 Lamanya haid : 6-7 Hari
b. Riwayat perkawinan (suami dan istri)
1. usia perkawinan : 26 Tahun
2. lama perkawinan : 1 Tahun
3. pernikahan yang ke– : Satu
c. Riwayat kontrasepsi
Sebelum kehamilan klien tidak mengikuti KB
d. Jenis kontrasepsi yang akan dilaksanakan setelah persalinan sekarang
Klien mengatakan setelah persalinan klien akan memnggunakan KB
Suntik
e. Jumlah anak yang direncanakan keluarga.
Klien mengatakan ingin memiliki dua anak.
2 RIWAYAT OBSTETRI

i. Riwayat kehamilan, persalinan, & nifas yang lalu


G0P1A1
Tgl Umur Jenis Tempat Jenis Masalah Keadaan
No partus kehamilan partus penolong kelamin BB anak
Hamil Lahir Nifas Bayi
19/04/2 39 minggu SC RS Al- Perempua 2800 Bendu hidup
020 irsyaad n gr nga
surabay n
a pay
uda
ra

ii. Riwayat kehamilan sekarang


1) Klien merasa hamil 1 bulan.
2) Keluhan waktu hamil
Pada saat awal kehamilan klien mengalami mual dan muntah
3) Gerakan anak pertama dirasakan
Klien mengatakan gerakan awal janin dirasakan saat berusia 18 minggu.
4) Pemeriksaan kehamilan
Klien mengatakan periksa kehamilan setiap satu minggu sekali
5) Tempat pemeriksaan
Klien mengatakan periksa kehamilan di Rumah Sakit Islam Jmeursari
Surabaya.

H. POLA-POLA KESEHATAN
I. POLA SEBELUM SESUDAH
MELAHIRKAN MELAHIRKAN
Persepsi dan tata laksana klien sangat menyayangi Klien tetap menjaga
hidup sehat bayi yang ada di kebersihan tubuhnya
kandungannya, klien sering dengan mandi 2x sehari.
jalan-jalan pagi bersama Klien mengatakan kurang
suami, Klien selalu menjaga mengerti bagaimana cara
kesehatan bayi dan dirinya. merawat payudara dan
meneteki yang benar.

Nutrisi dan metabolisme Klien mangatakan makan 2x Klien mengatakan nafsu


sehari porsi sedang dengan makan meningkat.
menu : nasi, lauk, sayur dan Klien mangatakan makan
terkadang makan buah, 3x sehari porsi sedang
minum 8-10x gelas/hari dengan menu : nasi, lauk,
sayur dan terkadang makan
buah, minum 10-12x
gelas/hari

Aktvitas Klien mengatakan Klien mengatakan hanya


mengerjakan pekerjaan tiduran, sesekali jalan ke
rumah bersama suami dan kamar mandi
jarang melakukan senam
hamil
Eliminasi Klien mengatakan BAK 6- Klien mengatakan BAK 8-
8x/hari, warna urin kuning 10x/hari, warna urin kuning
jernih, bau khas jernih, bau khas
Klien mengatakan BAB Klien mengatakan BAB
1x/hari, warna kuning 1x/hari, warna kuning
kecoklatan, konsistensi kecoklatan, konsistensi
lunak, bau khas lunak, bau khas

Tidur dan istirahat Klien mengatakan tidur Klien mengatakan tidur


siang ± 2jam/hari, malam ±7 siang ± 2jam/hari, malam ±4
jam/hari sering cemas dan
terbangun tiap malam karena
rasa nyeri yang dirasakan
pada payudaranya
Hubungan peran Klien mengatakan hubungan Klien mengatakan hubungan
dengan suami, keluarga dan dengan suami, keluarga dan
teman kerja sangat baik. teman kerja sangat baik.
Penanggulangan stress klien mengatakan tidak Klien mengatakan cemas
pernah stress dan sangat karena bendungan pada
menantikan kelahiran payudaranya
bayinya
Persepsi dan konsep diri Klien mengatakan sering Klien mengatakan cemas
mencari info dan membaca terhadap bendungan
diinternet bagaimana payudaranya , lebih-lebih
merawat bayi dengan baik menjelang persalinan
dan benar dan menjaga dampak psikologis, klien
kehamilannya agar tetap terkadang juga merasa tidak
sehat percaya diri dengan dirinya.
Sensori dan kognitif Klien mengatakan tidak ada Klien mengatakan biasanya
gangguan pada tubuhnya merasakan nyeri pada
selama hamil perineum akibat luka jahitan
dan nyeri perut akibat
involusi uteri. Pada pola
kognitif klien mengatakan
kurang pengetahuan tentang
cara merawat bayi dan
payudara
Reproduksi dan seksual Klien mengatakan sudah ada Klien mengatakan sudah ada
kesepakatan dengan suami kesepakatan dengan suami
untuk mengurangi frekuensi untuk mengurangi frekuensi
hubungan seksual hubungan seksual
Tata nilai dan Klien mengatakan rajin Klien mengatakan masih
kepercayaan beribadah dan sesekali melakukan ibadah sesekali
mengaji bersama suami sambil duduk dan terkadang
juga dnegan berbaring
J. PEMERIKSAAN FISIK

a. Keadaan umum
Tingkat kesadaran: Composmentis
TTV (T,N,R,S):
TD : 130/70 mmhg
Nadi : 84x/menit
Suhu : 38°C
Respirasi : 20x/menit
BB/TB : 57 kg/ 155cm
b. Kepala : simetris, tidak ada benjolan
c. Muka : simetris, tidak pucat, cloasma tidak ada, tidak ada odem
d. Mata : konjungtiva merah muda, sklera putih
e. Hidung : bersih, tidak ada polip, tidak ada sekret
f. Telinga : simetris, bersih, tidak ada kelainan, tidak ada serumen
g. Mulut dan Gigi: bersih, bibir sedikit pucat, tidak ada caries, tidak ada
pembesaran kelenjar tonsil
h. Leher : tidak ada pembengkakan vena jugularis, tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran kelenjar limfa, tidak ada gangguan gerak
i. Thoraks
1. Jantung : inspeksi : tidak ada pembesaran jantung, perkusi :
suara sonor, palpasi : batas jantung dalam batas normal, auskultasi : tidak
ada suara tambahan jantung
2. Paru : inspeksi : tidak ada tarikan/retaksi dada, perkusi :
suara sonor, palpasi : tidak ada pembesaran paru, auskultasi : tidak ada
suara tambahan paru
3. Payudara
Kebersihan payudara : payudara bersih dan terawat
Kesimetrisan : Asimetris, payudara membesar, bengkak
Puting susu : puting menonjol
Pengeluaran ASI : tidak lancar, keluar sedikit
Kemampuan menyusui : hanya mampu memenuhi sedikit dari
kebutuhan ASI bayi.
j. Abdomen :
Involusio Uteri : TFU : 3 jari dibawah pusat lokhea rubra,
kontraksi uterus baik, distasis rektus abdominali melebar
k. Inguinal-Genetali-Anus :
Pengeluaran lochea : warna merah segar , baunya amis , jumlah 1
koteks penuh
Perineum : sedikit odem
Anus sedikit ada luka
l. Ekstermitas :
Tidak ada varises, sedikit odem pada kaki sebelah kanan
m. Muskuluskeletal :
Adanya luka episiotomy yang menyebabkan adanya keterbatasan gerak dan
aktivitas
n. Sistem Integumen :
meningkatnya ketebalan kulit, dan lemak subdermal hypopigmentasi,
pertumbuhan rambut dan kuku, kecepatan aktivitas kelenjar keringat,
meningkatnya aktivitas sirkulasi

K. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan lab

HEMATOLOGI HASIL SATUAN Nilai Ket


Normal
Hemoglobin 10.46 gr% 12.0-15.0 L
Hemtokrit 30.6 % 35.0-47.0 L
Eritrosit 3,54 Jt/mmk 3.90-5.60 L
MCH 29,54 Pg 27.00-32.00
MCV 86,58 FL 76.00-96.00
MCHC 34,12 g/Dl 29.00-36.00
Leukosit 15,52 Ribu/mmk 4.00-11.00 H
Trombosit 127,1 Ribu/mmk 150.0-400.0 L
RDW 18,85 % 11.60-14.80 H
MPV 7.85 FL 4.00-11.00
Kimia Klinik
SGOT (AST) 67 U/I 15-37 H
SGPT (ALT) 164 U/I 30-65 H
LDH 828 U/I 120-246 H

L. TERAPI PENGOBATAN
Infus RL 20 tpm
Injeksi :
Dexametason : 2x5 mg
Obat oral :
Dopamet : 500 mg/8 jam
Asmet : 500 mg/8 jam
Amoxilin : 500 mg/8 jam
Paracetamol : 500 mg/8jam
Vit BC / C / SF : 1 tablet/12 jam

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1 Nyeri akut b.d pembengkakan payudara d.d adanya bendungan pada ASI
2 Ansietas b.d kurangnya pengetahuan tentang perawatan payudara

3. ANALISA DATA

DATA ETIOLOGI MASALAH


Senin, 20 april 2020 Ibu nifas Nyeri akut akibat
DS :  pembengkakan pada
-Klien mengeluh nyeri Estrogen meningkat, payudara

-Klien mengatakan payudara kanan progesteron menurun


dan kiri bengkak 
P : Nyeri akibat bendungan pada Alveoulus-alveoulus
payudara kelenjar mammae terisi
Q : nyeri seperti tertusuk-tusuk dengan air susu

R : pada payudara sebelah kanan dan 


kir Isapan bayi tidak
S : skala nyeri 4 adekuat/bayi belum
T : hilang timbul menyusui

DO : Kelenjar-kelenjar tidak

-Klien tampak meringis kesakitan dikosongkan dnegan

Klien tampak gelisah sempurna



Bendungan payudara
TTV

TD : 130/70 mmHg
Ketegangan pada
N : 84x/menit
jaringan payudara
RR : 20x/menit

SPO2 : 98%
Penerikanan reseptor
T : 38°C
nyeri

DATA ETIOLOGI MASALAH


DS : Ibu nifas Ansietas karena kuragnya
-Klien mengatakan cemas karena  pengetahuan tentang
ASI yang dikeluarkan sedikit Estrogen meningkat, perawatan payudara
-Klien mengatakan kurang progesteron menurun
mengetahui cara merawat payudara 
Alveoulus-alveoulus
DO : kelenjar mammae terisi
-Klien sering melamun dengan air susu

-Klien tampak tegang 

-Klien tampak gelisah Isapan bayi tidak


adekuat/bayi belum
menyusui

Kelenjar-kelenjar tidak
dikosongkan dnegan
sempurna

Bendungan payudara

Ketegangan pada
jaringan payudara

Ukuran payudara
membesar

cemas

4. INTERVENSI KEPERAWATAN

Perencanaan
Diagnosa
No. Tujuan & Kriteria Tindakan
Keperawatan Rasionalisasi
Hasil Keperawatan
1. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan 1 Identifikasi skala 1. Untuk mengetahui berapa
pembengkakan tindakan keperawatan nyeri skala nyeri yang dialami
payudara d.d selama 3x24 jam nyeri 2 Ajarkan teknik 2. Teknik relaksasi sangat
adanya berkurang, dengan relaksasi membantu mengurangi rasa
bendungan pada Kriteria hasil : 3 Dengan kompres nyeri kompres hangat akan
ASI 1. Klien tampak lebih hangat pada area membantu melancarkan
tenang nyeri peredaran darah pada area
2. Klien dapat 4 Memonitor Tanda- nyeri
menyusui bayinya Tanda vital 3. untuk mengetahui status
dengan nyaman 5 Kolaborasi kesehatan klien.
3. Bendungan ASI pemberian obat 4. Pemberian obat analgetik
dapat analgetik akan mengurangi rasa nyeri.
berkurang/hilang
4. Skala nyeri
membaik 2-3

Perencanaan
No Diagnosa
Tujuan & Kriteria Tindakan
. Keperawatan Rasionalisasi
Hasil Keperawatan
2. Ansietas b.d Setelah dilakukan 1 Identifikasi 1.Pengetahuan yang benar akan
kurangnya tindakan keperawatan pemahaman klien menambah kooperatif klien
pengetahuan selama 3x24 jam tentang penyebab 2.Dengan posisi yang benar
tentang diharapkan pengetahuan bendungan ASI akan menyebabkan
perawatan meningkat dengan 2 Ajarkan klien cara rangsangan ASI secara
payudara kriteria hasil : menteki dengan maksimal
1. Klien tidak benar 3.Dengan mempraktekkan
merasakan 3 Ajarkan klien cara secara langsung dapat
cemas/tegang/gelisah merawat payudara merubah perilaku klien
lagi dengan benar 4.Dengan kompres hangat
4 Ajarkan klien untuk dapat merangsang produksi
2. Klien mengerti cara memberi kompres ASI
perawatan payudara hangat pada
payudara sebelum
meneteki

5. IMPLEMENTASI

N Diagnosa Implementasi Paraf


O
1 Nyeri akut b.d Senin, 20 April 2020
pembengkakan 1. Mengdentifikasi skala nyeri
payudara d.d 07.00
adanya R/ Klien mengeluh nyeri pada
bendungan payudara kanan dan kiri
pada ASI S : skala nyeri 4

2. Memonitor tanda-tanda vital


08.00
R/ Klien kooperatif
TD : 130/70 mmHg
N : 84x/menit
RR : 20x/menit
SPO2 : 98%
T : 38°C

3. Mengajarkan teknik relaksasi


Kompres hangat pada bagian payudara
yang nyeri
08.10
R/ Klien merasa lebih rileks, klien
tampak lebih nyaman

4. Kolaborasi pemberian obat analgetik


Memberikan obal oral paracetamol
penghilang nyeri
08.30
R/ Klien kooperatif

2 Ansietas b.d Senin, 20 April 2020


kurangnya
pengetahuan 1. Mengidentifikasi pemahaman klien
tentang tentang penyebab bendungan ASI
perawatan 08.40
payudara R/ Klien kooperatif dan memahami
apa yang disampaikan.

2. Mengajarkan klien cara menteki


dengan benar
08.50
R/ Klien kooperatif dan memahami
apa yang disampaikan.

 Pada saat menyusui ibu dalam


keadaan tenag
 Memasukkan semua areolla mammae
kedalam mulut bayi
 Bisa menyusui dengan cara
duduk/berbaring sesuai kenyamanan
 Payudara di pegang dengan ibu jari
diatas, jari yang lain menopang
dibawah payudara
 Berikan asi secara teratur dengan
selang waktu 2-3 jam. Apabila
payudara kanan mulai kosong ganti
dengan payudara kiri
 Setelah selesai menyusui oleskan asi
kepayudara, biarkan kering sebelum
memakai bh, supaya payudara tidak
lecet
 Sendawakan bayi tiap kali setelah
menyusui untuk mengeluarkan udara
dari lambung agar tidak
kembung/muntah

3. Mengajarkan klien cara merawat


payudara dengan benar
09.00
R/ Klien kooperatif dan memahami
apa yang disampaikan. Klien sudah
mengerti bagaimana cara merawat
payudara dengan benar

 Tempatkan kedua tangan diantara


payudara kemudian urut keatas
lalu kesamping kemudian urut
kebawah hingga tangan
menyentuh payudara kemudian
entakkan kebawah payudara
secara perlahan.
 Telapak tangan kiri menopang
payudara kiri dan jari-jari tangan
saling dirapatkan kemudian sisi
keliling tangan kanan mengurut
payudara dari pangkal kearah
puting demikian pula payudara
kanan
 Telapak tangan menopang
payudara pada car ke-2 kemudian
jari tangan kanan dikepalkan lalu
buku-buku jari tangan mengurut
dari pangkal kearah puting.

4. Menganjurkan klien untuk memberi


kompres hangat pada payudara
sebelum meneteki supaya ASI
terangsang
09.15
R/ Klien kooperatif dan memahami
apa yang disampaikan.

N Diagnosa Implementasi Paraf


O
1 Nyeri akut b.d Selasa, 21 April 2020
pembengkakan 1. Mengdentifikasi skala nyeri
payudara d.d 07.00
adanya R/ Klien mengeluh nyeri pada
bendungan payudara kanan dan kiri, namun klien
pada ASI mengatakan tidak terlalu nyeri seperti
kemarin
S : skala nyeri 3

2. Memonitor tanda-tanda vital


08.00
R/ Klien kooperatif
TD : 120/80 mmHg
N : 80x/menit
RR : 20x/menit
SPO2 : 98%
T : 37°C

3. Mengajarkan teknik relaksasi


Kompres hangat pada bagian
payudara yang nyeri
08.10
R/ Klien merasa lebih rileks, klien
tampak lebih nyaman

4. Kolaborasi pemberian obat analgetik


Memberikan obal oral paracetamol
penghilang nyeri
08.30
R/ Klien kooperatif

2 Ansietas b.d Selasa,21 April 2020


kurangnya
pengetahuan 1 Mengidentifikasi pemahaman klien
tentang tentang penyebab bendungan ASI
perawatan 08.40
payudara R/ Klien kooperatif dan memahami
apa yang disampaikan. Klien sudah
mengerti penyebab bendungan ASI

2 Mengajarkan klien cara menteki


dengan benar
08.50
R/ Klien kooperatif dan memahami
apa yang disampaikan. Klien sudah
memahami bagaimana cara meneteki
dengan benar

3 Pada saat menyusui ibu dalam


keadaan tenang
09.00
R/ Klien kooperatif dan memahami
apa yang disampaikan. Klien sudah
mengerti bagaimana cara merawat
payudara dengan benar
 Memasukkan semua areolla mammae
kedalam mulut bayi

 Bisa menyusui dengan cara


duduk/berbaring sesuai kenyamanan
 Payudara di pegang dengan ibu jari
diatas, jari yang lain menopang
dibawah payudara
 Berikan asi secara teratur dengan
selang waktu 2-3 jam. Apabila
payudara kanan mulai kosong ganti
dengan payudara kiri
 Setelah selesai menyusui oleskan asi
kepayudara, biarkan kering sebelum
memakai bh, supaya payudara tidak
lecet
 Sendawakan bayi tiap kali setelah
menyusui untuk mengeluarkan udara
dari lambung agar tidak
kembung/muntah

4 Mengajarkan klien cara merawat


payudara dengan benar
09.10
R/ Klien kooperatif dan memahami
apa yang disampaikan. Klien sudah
mengerti bagaimana cara merawat
payudara dengan benar

 Tempatkan kedua tangan diantara


payudara kemudian urut keatas lalu
kesamping kemudian urut kebawah
hingga tangan menyentuh payudara
kemudian entakkan kebawah
payudara secara perlahan.
 Telapak tangan kiri menopang
payudara kiri dan jari-jari tangan
saling dirapatkan kemudian sisi
keliling tangan kanan mengurut
payudara dari pangkal kearah puting
demikian pula payudara kanan
 Telapak tangan menopang payudara
pada car ke-2 kemudian jari tangan
kanan dikepalkan lalu buku-buku jari
tangan mengurut dari pangkal kearah
puting.

5 Menganjurkan klien untuk memberi


kompres hangat pada payudara
sebelum meneteki supaya ASI
terangsang
09.15
R/ Klien kooperatif dan memahami
apa yang disampaikan.

N Diagnosa Implementasi Paraf


O
1 Nyeri akut b.d Rabu, 22 April 2020
pembengkakan 1. Mengdentifikasi skala nyeri
payudara d.d 07.00
adanya R/ Klien mengeluh nyeri pada
bendungan payudara kanan dan kiri
pada ASI S : skala nyeri 3

2. Memonitor tanda-tanda vital


08.00
R/ Klien kooperatif
TD : 120/80 mmHg
N : 80x/menit
RR : 20x/menit
SPO2 : 98%
T : 36,5°C

3. Mengajarkan teknik relaksasi


Kompres hangat pada bagian
payudara yang nyeri
08.10
R/ Klien merasa lebih rileks, klien
tampak lebih nyaman

4. Kolaborasi pemberian obat analgetik


Memberikan obal oral paracetamol
penghilang nyeri
08.30
R/ Klien kooperatif

2 Ansietas b.d Rabu, 22 April 2020


kurangnya
pengetahuan 1 Mengidentifikasi pemahaman klien
tentang tentang penyebab bendungan ASI
perawatan 08.40
payudara R/ Klien kooperatif dan memahami
apa yang disampaikan.

2 Mengajarkan klien cara menteki


dengan benar
08.50
R/ Klien kooperatif dan memahami
apa yang disampaikan.

3 Pada saat menyusui ibu dalam


keadaan tenag
 Memasukkan semua areolla mammae
kedalam mulut bayi
 Bisa menyusui dengan cara
duduk/berbaring sesuai kenyamanan
 Payudara di pegang dengan ibu jari
diatas, jari yang lain menopang
dibawah payudara
 Berikan asi secara teratur dengan
selang waktu 2-3 jam. Apabila
payudara kanan mulai kosong ganti
dengan payudara kiri
 Setelah selesai menyusui oleskan asi
kepayudara, biarkan kering sebelum
memakai bh, supaya payudara tidak
lecet
 Sendawakan bayi tiap kali setelah
menyusui untuk mengeluarkan udara
dari lambung agar tidak
kembung/muntah

4 Mengajarkan klien cara merawat


payudara dengan benar
09.00
R/ Klien kooperatif dan memahami
apa yang disampaikan. Klien sudah
mengerti bagaimana cara merawat
payudara dengan benar

 Tempatkan kedua tangan diantara


payudara kemudian urut keatas lalu
kesamping kemudian urut kebawah
hingga tangan menyentuh payudara
kemudian entakkan kebawah
payudara secara perlahan.
 Telapak tangan kiri menopang
payudara kiri dan jari-jari tangan
saling dirapatkan kemudian sisi
keliling tangan kanan mengurut
payudara dari pangkal kearah puting
demikian pula payudara kanan
 Telapak tangan menopang payudara
pada car ke-2 kemudian jari tangan
kanan dikepalkan lalu buku-buku jari
tangan mengurut dari pangkal kearah
puting.

5 Menganjurkan klien untuk memberi


kompres hangat pada payudara
sebelum meneteki supaya ASI
terangsang
09.15
R/ Klien kooperatif dan memahami
apa yang disampaikan.

6. EVALUASI

N Diagnosa Evaluasi Paraf


O
1. Nyeri akut b.d Senin, 20 April 2020
pembengkakan
payudara d.d S : Klien mengatakan nyeri pada payudara kanan
adanya bendungan dan kiri
pada ASI
P : Nyeri akibat bendungan pada payudara
Q : nyeri seperti tertusuk-tusuk
R : pada payudara sebelah kanan dan kir
S : skala nyeri 4
T : hilang timbul

O : klien tampak meringis kesakitan


Klien tampak gelisah
TD : 130/70mmHg
HR : 84x/menit
T : 38°C
RR : 20x/menit

A : Masalah belum tertatasi


P : intervensi dilanjutkan

2. Ansietas b.d Senin, 20 April 2020


kurangnya
pengetahuan S : klien mengatakan sedikit memahami apa yang
tentang perawatan sudah disampaikan
payudara O : klien terlihat masih bingung dengan apa yang
dijelaskan, namun klien tetap mau mengikuti step
by step
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan

N Diagnosa Evaluasi Paraf


O
1. Nyeri akut b.d Selasa, 21 April 2020
pembengkakan
payudara d.d S : Klien mengatakan nyeri sedikit berkurang pada
adanya bendungan payudara kanan dan kiri
pada ASI P : Nyeri akibat bendungan pada payudara
Q : nyeri seperti tertusuk-tusuk
R : pada payudara sebelah kanan dan kir
S : skala nyeri 3
T : hilang timbul

O : klien tampak meringis kesakitan


Klien tampak gelisah
TD : 120/80mmHg
HR : 80x/menit
T : 37°C
RR : 20x/menit

A : Masalah belum tertatasi


P : intervensi dilanjutkan

2. Ansietas b.d Selasa, 21 April 2020


kurangnya
pengetahuan S : klien mengatakan sudah memahami apa yang
tentang perawatan dijelaskan dan klien sudah mulai hafal dan
payudara mempraktekan sendiri
Klien mengatakan sudah tidak cemas

O : klien kooperatif dan telihat sudah memahami


bagaimana cara merawat payudara
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan

N Diagnosa Evaluasi Paraf


O
1. Nyeri akut b.d Rabu, 22 April 2020
pembengkakan
payudara d.d S : Klien mengatakan nyeri berkurang pada
adanya bendungan payudara kanan dan kiri
pada ASI P : Nyeri akibat bendungan pada payudara
Q : nyeri seperti tertusuk-tusuk
R : pada payudara sebelah kanan dan kir
S : skala nyeri 3
T : hilang timbul

O : klien tampak lebih tenang dan sudah tidak


terlihat kesakitan akibat nyerinya

TD : 120/80mmHg
HR : 80x/menit
T : 36,5°C
RR : 20x/menit

A : Masalah teratasi sebagian


P : intervensi dilanjutkan

2. Ansietas b.d Rabu, 22 April 2020


kurangnya
pengetahuan S : klien mengatakan sudah hafal bagaimana cara
tentang perawatan merawat payudara dan meneteki dengan benar.
payudara Klien mengatakan sudah tidak cemas

O : klien kooperatif dan telihat sudah memahami


bagaimana cara merawat payudara

A : masalah teratasi.
P : intervensi dihentikan klien KRS
PROPOSAL KEGIATAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU NIFAS
DI RUANG NIFAS RS AL-IRSYAAD SURABAYA
Dosen Pembimbing :
Dr.Ns. Dhiana Setyorini.Mkep,Sp.mat

Disusun oleh:
Arvina Lita (P27820118056)

Tingkat II Reguler B
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN KAMPUS SOETOMO
SURABAYA
2020
PROPOSAL KEGIATAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU NIFAS
DI RUANG NIFAS RS AL-IRSYAAD SURABAYA

Surabaya, 03 Mei 2019

Ketua Panitia
Satuan Acara Penyuluhan

Arvina Lita
NIM: P27820118056

Pembimbing Klinik Dosen Pembimbing


Satuan Acara Penyuluhan Satuan Acara Penyuluhan

Dr.Ns. Dhiana Setyorini.Mkep,Sp.mat


NIP. 19691003 199203 2

NIP.197210242007012010

Mengetahui,
Ketua Program Studi
D III Keperawatan Kampus Soetomo
Surabaya

Dr. Padoli, S.Kp.,M.Kes


NIP. 196807011992031003
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU NIFAS
DI RUANG NIFAS RS AL-IRSYAAD SURABAYA

Pokok Bahasan : Post Natal Care (PNC)

Sub Pokok Bahasan : Perawatan Payudara Pada Masa Nifas

Peserta/Sasaran : Ibu-Ibu Nifas

Tanggal : Minggu, 3 Mei 2020

Waktu : 09.00-09.25

Tempat : Ruang Nifas RS Al-Irsyad Surabaya

Penyuluh : Mahasiswa Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Surabaya

Program Studi DIII Keperawatan Soetomo

A. LATAR BELAKANG
Pasca melahirkan (masa nifas) merupakan masa atau keadaan selama enam
minggu atau 40 hari. Pada masa ini, ibu mengalami perubahan fisik dan alat-alat
reproduksi yang kembali ke keadaan sebelum hamil, masa laktasi (menyusui),
maupun perubahan psikologis menghadapi keluarga baru.
Pada masa nifas perawatan payudara merupakan suatu tindakan yang sangat
penting untuk merawat payudara terutama untuk memperlancarkan pengeluaran
ASI. Perawatan payudara sangat penting dilakukan selama hamil sampai masa
menyusui. Hal ini karena payudara merupakan satu-satunya penghasil ASI yang
merupakan makanan pokok bayi yang baru lahir sehingga harus dilakukan sedini
mungkin. Dimana tujuan perawatan payudara setelah melahirkan, salah satunya untuk
meningkatkan produksi ASI dengan merangsang kelenjar-kelenjar air susu melalui
pemijatan. (Saryono dan Pramitasari, 2008).
Pemberian ASI ekslusif serta proses menyusui yang benar merupakan sarana
yang diandalkan untuk membangun SDM yang berkualitas. Selain itu dalam proses
menyusui yang benar, bayi akan mendapatkan perkembangan jasmani, emosi dan
spiritual yang baik dalam kehidupannya (Saleha, 2009).
Air susu yang pertama kali dikeluarkan adalah kolostrum mengandung bahan-
bahan yang berguna bagi bayi dan bisa menjaga kekebalan bayi. (Saleha, 2009).
Agar produksi ASI pada ibu nifas lancar maka diperlukan berbagai perawatan
diantaranya perawatan payudara. Perawatan payudara adalah suatu tindakan untuk
merawat payudara terutama pada masa nifas (masa menyusui) untuk
memperlancarkan pengeluaran asi (Indah Fedri, 2013).
Oleh karena itu penulis menyusun makalah ini dengan judul “Perawatan
Payudara (Breast Care) pada Ibu Nifas.

B. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapat penyuluhan ini, diharapkan ibu nifas dapat mengetahui
tentang perawatan payudara yang baik dan dapat dilakukan sendiri dirumah.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan tentang perawatan payudara, diharapkan ibu dapat:
1.       Mengetahui pengertian perawatan payudara
2.       Mengetahui manfaat dan tujuan perawatan payudara
3.       Mengetahui akibat jika tidak dilakukan perawatan payudara
4.       Mengetahui waktu pelaksanaan perawatan payudara
5.       Mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan perawatan
payudara
6.       Mengetahui langkah-langkah perawatan payudara
7.       Mengetahui teknik perawatan payudara
8.       Mengetahui perawatan payudara dengan masalah

C. MATERI PENYULUHAN
1.       Pengertian Perawatan Payudara
2.       Manfaat Dan Tujuan Perawatan Payudara
3.       Akibat Jika Tidak Dilakukan Perawatan Payudara
4.       Waktu Pelaksanaan Perawatan Payudara
5.       Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Melakukan Perawatan Payudara
6.       Langkah-Langkah Perawatan Payudara
7.       Teknik Perawatan Payudara
8.       Perawatan Payudara Dengan Masalah
D. METODE PENYULUHAN
a. Ceramah
b. Tanya Jawab

E. MEDIA
a. LCD
b. Layar Proyektor
c. Laptop
d. Powerpoint
e. Leaflet
f. Sound system dan mic

F. PENGORGANISASIAN & URAIAN TUGAS


1. Protokol / Pembawa acara :
2. Penyuluh / Pengajar :
3. Fasilitator :
4. Observer :

G. PROSES PELAKSANAAN

No. Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Waktu


1. Pra Kegiatan:
1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam 2 menit
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Kontrak waktu 3. Memperhatikan
2. Pembukaan:
1. Menjelaskan tujuan dari kegiatan
penyuluhan Memperhatikan 2 menit
2. Pemaparan materi yang akan
disampaikan
3. Pelaksanaan:
1.       Menjelaskan pengertian
perawatan payudara
2.       Menjelaskan manfaat dan
tujuan perawatan payudara
3.       Menjelaskan akibat jika tidak Memperhatikan 10 menit
dilakukan perawatan payudara
4.       Menjelaskan waktu
pelaksanaan perawatan payudara
5.       Menjelaskan hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam melakukan
perawatan payudara
6.       Menjelaskan langkah-langkah
perawatan payudara
7.       Menjelaskan teknik
perawatan payudara
8.       Menjelaskan perawatan
payudara dengan masalah

4. Evaluasi:
1. Memberi kesempatan kepada 1. Bertanya
audience untuk bertanya 2. Menjawab
2. Memberikan kesempatan kepada pertanyaan
audience untuk menjawab 3. Mendengarkan 5 menit
pertanyaan yang dilontarkan
3. Audience memahami dan
mengerti tentang materi
penyuluhan yang telah
disampaikan
5. Terminasi:
1. Mengucapkan terimakasih atas 1. Mendengarkan dan
waktu yang diluangkan, perhatian membalas ucapan
serta peran aktif audience selama terimakasih
mengikuti kegiatan penyuluhan 2. Menjawab salam 6 menit
2. Salam penutup 3. Penerimaan hadiah
3. Pembagian bingkisan kepada dan foto bersama
audience yang telah bertanya dan
sesi foto bersama
H. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
 Menyiapkan SAP
 Menyiapkan materi dan media
 Kontrak waktu dengan sasaran
 Menyiapkan tempat
 Menyiapkan pertanyaan
2. Evaluasi Proses
 Sasaran memperhatikan dan mendengarkan selama penkes berlangsung
 Sasaran aktif bertanya bila ada hal yang belum dimengerti
 Sasaran memberi jawaban atas pertanyaan pemberi materi
 Sasaran tidak meninggalkan tempat saat penkes berlangsung
 Tanya jawab berjalan dengan baik

3. Evaluasi Hasil
 Pendidikan kesehatan dikatakan berhasil apabila sasaran mampu menjawab
pertanyaan 80 % lebih dengan benar
 Pendidikan kesehatan dikatakan cukup berhasil / cukup baik apabila sasaran
mampu menjawab pertanyaan antara 50 – 80 % dengan benar
 Pendidikan kesehatan dikatakan kurang berhasil / tidak baik apabila sasaran hanya
mampu menjawab kurang dari 50 % dengan benar

MATERI PENYULUHAN
PERAWATAN PAYUDARA (Breast Care) PADA MASA NIFAS
A.      Pengertian
Post natal breast care pada ibu nifas merupakan perawatan payudara yang
dilakukan pada ibu pasca melahirkan/nifas untuk melancarkan sirkulasi darah dan
mencegah tersumbatnya saluran payudara sehingga memperlancar pengeluaran ASI.
Pelaksanaan perawatan payudara dimulai sedini mungkin, yaitu 1-2 hari setelah bayi
dilahirkan dan dilakukan 2 kali sehari. (Saleha, 2009)
Perawatan payudara adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan
teratur untuk memeliharan kesehatan payudara waktu hamil dengan tujuan untuk
mempersiapkan laktasi pada waktu post partum (Saryono, 2009).
Perawatan payudara adalah perawatan yang dilakukan pada payudara ibu
setelah melahirkan dan menyusui yang merupakan suatu cara yang dilakukan saat
merawat payudara agar ASI keluar dengan lancar (Suririnah,2007).
Jadi perawatan payudara masa nifas adalah kegiatan yang dilakukan oleh ibu
pasca melahirkan sebagai upaya untuk memelihara kesehatan payudara dan
membantu memperlancar produksi ASI.

B.       Manfaat dan tujuan perawatan payudara


Perawatan payudara hendaknya dilakukan sedini mungkin selama kehamilan
dalam upaya mempersiapkan bentuk dan fungsi payudara sebelum terjadi laktasi.Jika
persiapan kurang dapat terjadi gangguan penghisapan pada bayi akibat ukuran puting
yang kecil atau mendelep. Akibat lain bisa terjadi produksi Asi akan terlambat serta
kondisi kebersihan payudara ibu tidak terjamin sehingga dapat membahayakan
kesehatan bayi. Dipihak ibu, akibat perawatan yang kurang pada saat persalinan ibu
belum siap menyusui sehingga jika bayi disusukan ibu akan merasakan geli atau perih
pada payudaranya.
Tujuan perawatan payudara adalah :
1.      Memelihara kebersihan payudara
2.      Melenturkan dan menguatkan puting susu
3.      Payudara yang terawat akan memproduksi ASI cukup untuk kebutuhan bayi
4.      Dengan perawatan payudara yang baik ibu tidak perlu khawatir bentuk
payudaranya akan cepat berubah sehingga kurang menarik.
5.      Dengan perawatan payudara yang baik puting susu tidak akan lecet sewaktu
dihisap oleh bayi.
6.      Melancarkan aliran ASI
7.      Mengatasi puting susu datar atau terbenam supaya dapat dikeluarkan sehingga
siap untuk disusukan kepada bayinya

C.      Akibat jika tidak dilakukan perawatan payudara


Berbagai dampak negatif dapat timbul jika tidak dilakukan perawatan payudara sedini
mungkin. Dampak tersebut meliputi :
1.      Puting susu mendelep
2.      Anak susah menyusui
3.      ASI lama keluar
4.      Produksi ASI terbatas
5.      Pembengkakan pada payudara
6.      Payudara meradang
7.      Payudara kotor
8.      Ibu belum siap menyusui
9.      Kulit payudara terutama puting akan mudah lecet.

D.      Waktu Pelaksanaan
1.      Pertama kali dilakukan pada hari kedua setelah melahirkan
2.      Dilakukan minimal 2x dalam sehari

E.       Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Melakukan Perawatan


Payudara
1.      Potong kuku tangan sependek mungkin,serta kikir agar halus dan tidak melukai
payudara.
2.      Cuci bersih tangan dan terutama jari tangan.
3.      Lakukan pada suasana santai,misalnya pada waktu mandi sore atau sebelum
berangkat tidur.

F.       Langkah-langkah perawatan payudara


1.      Persiapan alat untuk perawatan payudara
a.       Handuk 2 buah
b.      Washlap 2 buah
c.       Waskom berisi air dingin 1 buah
d.      Waskom berisi air hangat 1 buah
e.       Minyak kelapa/baby oil
f.       Waskom kecil 1 buah berisi kapas/kasa secukupnya
g.      Baki, alas dan penutup
2.      Pelaksanaan
a.       Memberikan prosedur yang akan dilaksanakan
b.      Mengatur lingkungan yang aman dan nyaman
c.       Mengatur posisi klien dan alat-alat peraga supaya mudah dijangkau
d.      Cuci tangan sebelum dilaksanakan perawatan payudara
e.       Pasang handuk di pinggang klien satu dan yang satu dipundak

G.      Teknik Perawatan Payudara


1.      Tempelkan kapas yang sudah diberi minyak kelapa atau baby oil selama ± 5
menit, kemudian puting susu dibersihkan
2.      Tempelkan kedua telapak tangan diantara kedua payudara.
a.       Pengurutan dimulai kearah atas, kesamping, lalu kearah bawah.Dalam
pengurutan posisi tangan kiri kearah sisi kiri, telapak tangan kanan kearah sisi kanan.
b.      Pengurutan diteruskan kebawah,kesamping selanjutnya melintang, lalu telapak
tangan mengurut kedepan kemudian kedua tangan dilepaskan dari payudara,ulangi
gerakan 20-30 kali
c.       Gerakan-gerakan pada perawatan payudara
1)      Gerakan Pertama
Kedua tangan disimpan di bagian tengah atau antara payudara, gerakan tangan ke arah
atas pusat ke samping, ke bawah kemudian payudara diangkat sedikit dan dilepaskan,
lakukan 20-30 kali.
2)      Gerakan Kedua
Satu tangan menahan payudara dari bawah, tangan yang lain mengurut payudara
dengan pinggir tangan dari arah pangkal ke puting susu, dilakukan 20-30 kali
dilakukan pada kedua payudara secara bergantian.
3)      Gerakan Ketiga
Satu tangan menahan payudara di bagian bawah, tangan yang lain mengurut dengan
bahu, jari tangan mengepal, lakukan pengurutan dari arah pangkal ke puting susu, 20-
30 kali dilakukan pada kedua payudara secara bergantian.
d.     Selesai pengurutan, payudara disiram dengan air hangat dan dingin bergantian
selama ±5 menit, keringkan payudara dengan handuk bersih kemudian gunakan BH
yang bersih dan menopang.
e.       Bersihkan payudara terutama bekas minyak
f.       Pakailah  BH yang terbuka bagian depannya (untuk Ibu menyusui) dan yang
menyangga buah dada atau langsung susui bayi. (Saryono, 2009)

H.      Perawatan Payudara Dengan Masalah


1.      Cara Mengatasi Bila Putting Tenggelam
Lakukan gerakan menggunakan kedua ibu jari dengan menekan kedua sisi
puting dan setelah puting tampak menonjol keluar lakukan tarikan pada puting
menggunakan ibu jari dan telunjuk lalu lanjutkan dengan gerakan memutar puting ke
satu arah.Ulangi sampai beberapa kali dan dilakukan secara rutin.
2.      Jika Asi Belum Keluar
Walaupun asi belum keluar ibu harus tetap menyusui. Mulailah segera
menyusui sejak bayi baru lahir, yakni dengan inisiasi menyusui dini, Dengan teratur
menyusui bayi maka hisapan bayi pada saat menyusu ke ibu akan merangsang
produksi hormon oksitosin dan prolaktin yang akan membantu kelancaran ASI. Jadi
biarkan bayi terus menghisap maka akan keluar ASI. Jangan berpikir sebaliknya yakni
menunggu ASI keluar baru menyusui.
3.      Penanganan  puting susu lecet
Bagi ibu yang mengalami lecet pada puting susu, ibu bisa mengistirahatkan 24
jam pada payudara yang lecet dan memerah ASI secara manual dan di tampung pada
botol steril lalu di suapkan menggunakan sendok kecil .Olesi dengan krim untuk
payudara yang lecet. Bila ada madu, cukup di olesi madu pada puting yang lecet.
4.      Penanganan pada payudara yang terasa keras sekali dan nyeri, asi menetes pelan
dan badan terasa demam.
Pada hari ke empat masa nifas kadang payudara terasa penuh dan keras, juga
sedikit nyeri.Justru ini pertanda baik. Berarti kelenjar air susu ibu mulai berproduksi.
Tak jarang diikuti pembesaran kelenjar di ketiak, jangan cemas ini bukan penyakit
dan masih dalam batas wajar.Dengan adanya reaksi alamiah tubuh seorang ibu dalam
masa menyusui untuk meningkatkan produksi ASI, maka tubuh memerlukan cairan
lebih banyak.Inilah pentingnya minum air putih 8 sampai dengan 10 gelas sehari.
(Mellyna, 2009)
PENUTUP

Post natal breast care pada ibu nifas merupakan perawatan payudara yang
dilakukan pada ibu pasca melahirkan/nifas untuk melancarkan sirkulasi darah dan
mencegah tersumbatnya saluran susu sehingga memperlancar pengeluaran ASI.
Pelaksanaan perawatan payudara dimulai sedini mungkin, yaitu 1-2 hari setelah bayi
dilahirkan dan dilakukan 2 kali sehari. Perawatan payudara untuk ibu nifas yang
menyusui merupakan salah satu upaya dukungan terhadap pemberian ASI bagi buah
hati.
Perawatan payudara pasca persalinan merupakan kelanjutan perawatan
payudara semasa hamil, yang mempunyai tujuan perwatan sebagai berikut :
1.      Memelihara kebersihan payudara
2.      Melenturkan dan menguatkan puting susu
3.      Payudara yang terawat akan memproduksi ASI cukup untuk kebutuhan bayi
4.      Dengan perawatan payudara yang baik ibu tidak perlu khawatir bentuk
payudaranya akan cepat berubah sehingga kurang menarik.
5.      Dengan perawatan payudara yang baik puting susu tidak akan lecet sewaktu
dihisap oleh bayi.
6.      Melancarkan aliran ASI
7.      Mengatasi puting susu datar atau terbenam supaya dapat dikeluarkan sehingga
siap untuk disusukan kepada bayinya

Diharapkan setelah melakukan penyuluhan ini ibu bisa menerapkan perawatan


payudara dirumah sehingga pemberian ASI akan lancar.
DAFTAR PERTANYAAN PESERTA PENYULUHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU NIFAS
DI RUANG NIFAS RS AL-IRSYAAD SURABAYA

No. NAMA PERTANYAAN JAWABAN


1.

2.

3.
HASIL EVALUASI PELAKSANAAN PENYULUHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU NIFAS
DI RUANG NIFAS RS AL-IRSYAAD SURABAYA

Sie Hambatan Upaya Mengatasi


Penyaji -

Moderator

Fasilitator

Observer
DAFTAR PUSTAKA

1.      Bobak, dkk. 2008. Keperawatan Maternitas. Hal 460. Jakarta : EGC diakses


pada tanggal 27 Maret 2016 pukul 17.36 WIB
2.      Mellyna, H. 2009. Perawatan Ibu Pasca Melahirkan. Hal 29. Jakarta : Puspa
Swara. diakses pada tanggal 27 Maret 2016 pukul 17.36 WIB
3.      Saleha, sitti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba
Medika. diakses pada tanggal 27 Maret 2016 pukul 19.44 WIB
4.      Saryono dyah pramitasari poischa. (2009). Perawatan payudara. Jogjakarta:
mitra cendikia. diakses pada tanggal 27 Maret 2016 pukul 19.52 WIB
5.      Suririnah, 2007. ASI menyelamatkan Jiwa Bayi. Online

Anda mungkin juga menyukai