Anda di halaman 1dari 59

TUGAS KEPERAWATAN GERONTIK

ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI PADA LANSIA

Dosen Pembimbing :

Irine Kristiani, SST, M.Kes

Disusun Oleh :
Ririn Melianawati (P27820118027)

Tingkat III Reguler A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN SURABAYA

PRODI D III KEPERAWATAN KAMPUS SOETOMO

SURABAYA

TAHUN AJARAN 2020-2021


LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Keperawatan Gerontik pada klien dengan Arthritis Gout (Asam


Urat) di Jl.Wonorejo 1/3 Kota Surabaya yang dilaksanakan pada 24 November
2020 sampai dengan 26 November 2020 telah disahkan sebagai laporan Praktek
Klinik Keperawatan Gerontik semester V di Jl. Wonorejo 1/3 Kota Surabaya atas
nama Jumar Thya Raras Mitha NIM.P27820118045.

Surabaya, 24 November 2020


Penguji Pembimbing

L T. Alberta, SKM., M.Kes Irine Kristiani, SST.,M.Kes

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, atas limpahan rahmat-Nya
sehingga saya dapat membuat dan menyelesaikan tugas ini dalam keadaan sehat
wal’afiat. Semoga limpahan rahmat dan karunia-Nya selalu dilimpahkan kepada
kita. Tak lupa pula shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan
kita, Nabi Besar Muhammad SAW, Keluarga beserta para Sahabatnya yang
dengan gigih untuk menyebarkan agama Islam kepenjuru dunia.
Tugas ini disusun untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah Keperawatan
Gerontik dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI PADA
LANSIA”. Harapan saya, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa pun
yang membacanya.
Demikian makalah ini saya buat, makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat
saya harapkan. Atas perhatian Dosen Pembimbing Keperawatan Gerontik dan
teman-teman, kami ucapkan terima kasih.

Surabaya, 25 November 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
COVER ...........................................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................i
DAFTAR ISI ..................................................................................................ii
BAB 1 LAPORAN PENDAHULUAN .........................................................1
1.1. Latar Belakang ..............................................................................1
1.2 Tujuan Praktik ...............................................................................2
BAB II KONSEP DASAR HIPERTENSI ...................................................3
2.1. Definisi Hipertensi ........................................................................3
2.2. Patofisiologi Hipertensi.................................................................3
2.3. Etiologi Hipertensi.........................................................................4
2.4. Manifestasi Klinis Hipertensi........................................................4
2.5. Klasifikasi Hipertensi....................................................................6
2.6. Penatalaksanaan Hipertensi...........................................................6
2.7. Pemeriksaan Penunjang Hipertensi...............................................8
2.8. Pathway..........................................................................................9
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK ..................................36
3.1 Pengkajian......................................................................................10
3.2 Analisa Data-Diagnosa Keperawatan............................................27
3.3 Perencanaan Keperawatan.............................................................29
3.4 Pelaksanaan Keperawatan..............................................................31
3.5 Evaluasi Keperawatan....................................................................36
BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PEMBAHASAN...............38
4.1 Pelaksanaan Kegiatan Asuhan Keperawatan Gerontik..................38
4.2 Pembahasan Satuan Acara Penyuluhan (SAP)..............................39
BAB V PENUTUP..........................................................................................45
5.1 Kesimpulan....................................................................................45
5.2 Saran..............................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................46
LEMBAR INFORM CONSENT...................................................................47
LEAFLET........................................................................................................4

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah diatas nilai
normal. Menurut Nurarif A.H. & Kusuma H. (2016), hipertensi adalah
peningkatan tekanan darah sistolik sekitar 140 mmHg atau tekanan diastolik
sekitar 90 mmHg. Hipertensi merupakan masalah yang perlu diwaspadai,
karena tidak ada tanda gejala khusus pada penyakit hipertensi dan beberapa
orang masih merasa sehat untuk beraktivitas seperti biasanya. Hal ini yang
membuat hipertensi sebagai silent killer (Kemenkes, 2018)
Hipertensi merupakan penyakit yang umum ditemukan diberbagai
negara. Menurut American Heart Association (AHA), penduduk Amerika
yang berusia diatas 20 tahun yang menderita hipertensi mencapai angka 74,5
jiwa dan hampir 90-95% tidak diketahui penyebabnya (Kemenkes, 2014). 2
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Menurut World Health Organiztion (WHO)
pada tahun 2011 menunjukan satu milyar orang di dunia menderita hipertensi,
2/3 penderita hipertensi berada di negara berkembang. Prevalensi hipertensi
akan terus meningkat dan diprediksi tahun 2025 sebanyak 29% orang dewasa
di seluruh dunia terkena hipertensi. Hipertensi telah menyebabkan banyak
kematian sekitar 8 juta orang setiap tahunnya, dan 1,5 juta kematian terjadi di
Asia Tenggara dengan 1/3 populasinya menderita hipertensi (Kemenkes,
2017).
Menurut Riskesda tahun 2018 penderita hipertensi di Indonesia
mencapai 8,4% berdasarkan diagnosa dokter pada penduduk umur ≥ 18 tahun,
Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah pada penduduk prevalensi
penderita hipertensi di Indonesia adalah sekita 34,1%, sedangkan pada tahun
2013 hasil prevalensi penderita hipertensi di Indonesia adalah sekitar 25,8%.
Hasil prevalensi dari pengukuran tekanan darah tahun 2013 hingga tahun 2018
dapat dikatakan mengalami peningkatan yaitu sekitar 8,3%. Data dari

1
2

Riskesda tahun 2018 juga mengatakan bahwa prevalensi hasil pengukuran


darah pada penderita hipertensi terdapat pada provinsi Kalimantan Selatan
dengan prevalensi penderira sekitar 44,1% atau lebih tinggi dari rata-rata
prevalensi hasil pengukuran darah di Indonesia.).
1.2 Tujuan Praktik
Untuk pemenuhan tugas laporan praktik klinik pada semester 5 pada stase
keperawatan gerontik agar mahasiswa dapat mengetahui macam-macam
penyakit pada lansia.
BAB 2
LAPORAN PENDAHULUAN
PADA KLIEN DENGAN HIPERTENSI

2.1 Pengertian Hipertensi


Hipertensi dicirikan dengan peningkatan tekanan darah diastolik dan
sistolik yang intermiten atau menetap. Pengukuran tekanan darah serial
150/95 mmHg atau lebih tinggi pada orang yang berusia diatas 50 tahun
memastikan hipertensi. Insiden hipertensi meningkat seiring bertambahnya
usia (Stockslager , 2008).

2.2 Klasifikasi
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas (Darmojo, 1999) :
a. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140
mmHg dan / atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90
mmHg.
b. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari
160 mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.
Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2
golongan besar yaitu :
a. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak
diketahui penyebabnya
b. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit
lain
Tingkat hipertensi dan anjuran kontrol (Joint National Commitle, U.S 1992)

Tekanan sistolik Tekanan diastolik


Tigkat Jadwal kontrol
(mmHg) (mmHg)
Tingkat I 140-159 90-99
Tingkat II 160-179 100-109 1 bulan sekali
Tingkat III 180-209 110-119 1 minggu sekali
Tingkat IV 210 satau lebih 120 atau lebuh Dirawat RS

3
4

2.3 Etiologi
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya
perubahan-perubahan pada :
 Elastisitas dinding aorta menurun
 Katub jantung menebal dan menjadi kaku
 Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun
sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah
menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
 Kehilangan elastisitas pembuluh darah Hal ini terjadi karena
kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
 Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya,
data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering
menyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :
1. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan
lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita
hipertensi
2. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:
 Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )
 Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan )
 Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih )
 Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :
a. Konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr)
b. Kegemukan atau makan berlebihan
c. Stress
d. Merokok
5

e. Minum alcohol
f. Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )
Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah penyakit-penyakit
seperti Ginjal, Glomerulonefritis, Pielonefritis, Nekrosis tubular akut,
Tumor, Vascular, Aterosklerosis, Hiperplasia, Trombosis, Aneurisma,
Emboli kolestrol, Vaskulitis, Kelainan endokrin, DM, Hipertiroidisme,
Hipotiroidisme, Saraf, Stroke, Ensepalitis. Selain itu dapat juga diakibatkan
karena Obat–obatan Kontrasepsi oral Kortikosteroid.

2.4 Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh
darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor
ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis
dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan
abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls
yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis.
Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan
merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana
dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh
darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi.
Individu dengan hipertensi sangat sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun
tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga
terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla
adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks
adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat
respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin.
Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah
6

menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya


merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung
mencetuskan keadaan hipertensi.
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan
structural dan fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab
pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan
tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan
penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya
menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah.
Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam
mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume
sekuncup) mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan
tahanan perifer (Smeltzer, 2001).
Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya “hipertensi
palsu” disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh
cuff sphygmomanometer (Darmojo, 1999).
7

2.5 PATHWAY

2.6 Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
a. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang
memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa
jika tekanan arteri tidak terukur.
b. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi
meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan
8

gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan


medis.
Menurut Rokhaeni (2001), manifestasi klinis beberapa pasien yang
menderita hipertensi yaitu : Mengeluh sakit kepala, pusing Lemas,
kelelahan, Sesak nafas, Gelisah, Mual Muntah, Epistaksis, Kesadaran
menurun.

2.7 Pemeriksaan Penunjang


a. Hemoglobin / hematokrit
Untuk mengkaji hubungan dari sel – sel terhadap volume cairan
( viskositas ) dan dapat mengindikasikan factor – factor resiko seperti
hiperkoagulabilitas, anemia.
b. BUN
Memberikan informasi tentang perfusi ginjal Glukosa Hiperglikemi
(diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh
peningkatan katekolamin (meningkatkan hipertensi)
c. Kalium serum
Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama ( penyebab )
atau menjadi efek samping terapi diuretik.
d. Kalsium serum
Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi
e. Kolesterol dan trigliserid serum
Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk / adanya
pembentukan plak ateromatosa ( efek kardiovaskuler )
f. Pemeriksaan tiroid
Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi
g. Kadar aldosteron urin/serum
Untuk mengkaji aldosteronisme primer ( penyebab )
h. Urinalisa
Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya
diabetes.
9

i. Asam urat
Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi
j. Steroid urin
Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme
k. IVP
Dapat mengidentifikasi penyebab hieprtensiseperti penyakit parenkim ginjal,
batu ginjal / ureter
l. Foto dada
Menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub, perbesaran jantung
m. CT scan
n. Untuk mengkaji tumor serebral, ensefalopati
o. EKG
Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan
konduksi, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit
jantung hipertensi.

2.8 Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan
mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan
pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.
Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :
1. Terapi tanpa Obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan
sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa
obat ini meliputi :
a. Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
 Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
 Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
 Penurunan berat badan
 Penurunan asupan etanol
10

 Menghentikan merokok
b. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan
untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip
yaitu: Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging,
bersepeda, berenang dan lain-lain.
Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik
atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan.
Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona latihan
Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x perminggu.
c. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
Ø Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan
pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh
subyek dianggap tidak normal.
Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan somatik
seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti
kecemasan dan ketegangan.
Ø Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk
mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita
untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks
Ø Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan
pasien tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien
dapat mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
2. Terapi dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan
darah saja tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat
11

hipertensi agar penderita dapat bertambah kuat. Pengobatan hipertensi


umumnya perlu dilakukan seumur hidup penderita.
Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi
( JOINT NATIONAL COMMITTEE ON DETECTION, EVALUATION
AND TREATMENT OF HIGH BLOOD PRESSURE, USA, 1988 )
menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat beta, antagonis kalsium, atau
penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat tunggal pertama dengan
memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada pada
penderita.
Pengobatannya meliputi :
o Step 1
Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE inhibitor
o Step 2
Alternatif yang bisa diberikan :
Dosis obat pertama dinaikkan Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama
Ditambah obat ke –2 jenis lain, dapat berupa diuretika , beta blocker, Ca
antagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin, vasodilator
o Step 3
Alternatif yang bisa ditempuh Obat ke-2 diganti Ditambah obat ke-3 jenis
lain
o Step 4
Alternatif pemberian obatnya Ditambah obat ke-3 dan ke-4
Re-evaluasi dan konsultasi Follow Up untuk mempertahankan terapi
Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan
komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan ( perawat,
dokter ) dengan cara pemberian pendidikan kesehatan.
12
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
PADA KLIEN DENGAN HIPERTENSI

Tanggal Pengkajian:25 November 2020

A. DATA BIOGRAFI
1. Nama :Ny. M (P)
2. Tempat/Tanggal Lahir : Nganjuk, 12 desember 1960
3. Golongan Darah :O
4. Pendidikan Terakhir : SMP
5. Agama : Islam
6. Status Perkawinan : Kawin
7. TB/BB :165 cm /60 Kg
8. Penampilan : Penampilan Klien bersih dan tidak
lusuh
9. Alamat : Jln. Kalikepiting
10. Orang Dekat yang Dihubungi : Rusmiatin
11. Hubungan dengan Lansia : Anak
12. Alamat : Jln.Ploso
B. RIWAYAT KELUARGA
1. Susunan Anggota Keluarga :
No Nama L/P Hubungan Pendidik Pekerjaan Keterangan Umur
Keluarga an
1 Tn.B L Suami SMP Pedagang Sehat 63Tahun
2 Ny.M P Istri SMP Pedagang Sakit 60Tahun
3 Ny.R P Anak Pertama SMA Pedagang Sehat 38 Tahun
4 Ny.R P Anak Kedua SMA Pedagang Sehat 36Tahun
5 Ny.T P Anak Ketiga SMA Ibu Rumah Sehat 27 Tahun
Tangga

2. Genogram

13
14

Keterangan :
: Laki-Laki

: Perempuan

: Klien

: Tinggal Serumah

3. Tipe / Bentuk Keluarga : Keluarga Besar

C. RIWAYAT PEKERJAAN
1. Pekerjaan saat ini : Klien sebagai pedagang
2. Alamat Pekerjaan : Jln.Mojoarum
3. Berapa Jarak dari Rumah : 500 (m)
4. Alat Transportasi : Sepeda motor
5. Pekerjaan Sebelumnya : klien mengatakan sebelumnya
menjadi ibu rumah tangga
6. Sumber Pendapatan& Kecukupan
Terhadap Kebutuhan : Klien mengatakan mendapat jatah
bulanan dari ketiga anaknya dan suami

D. RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP


15

1. Jumlah Kamar :3
2. Jumlah Tongkat di Kamar :-
3. Kondisi Tempat Tinggal :Kondisi tempat tinggal klien bersih,
juga terdapat ventilasi rumah
4. Jumlah Orang Yang Tinggal :2
5. Derajat Privasi :-
6. Tetangga Terdekat : Tetangga dekat rumah klien adalah
anak kedua dari klien
7. Alamat/Telepon :-

E. RIWAYAT REKREASI
1. Hobby/Minat : Klien mengatakan bahwa klien suka
membuat kue
2. Keanggotaan Organisasi : Klien mengatakan mengikuti grup
lansia yang ada di kampungnya dan mengikuti organisasi seperti
muslimat
3. Liburan Perjalanan : Klien setiap 1 bulan sekali rekreasi
ke kampong halaman

F. SISTEM PENDUKUNG
1. Perawat/Bidan/Dokter/Fisioterapi: Klien mengatakan tidak mempunyai
sistem pendukung
2. Jarak dari Rumah : 500 meter
3. Griya Werdha :-
4. Klinik : 1 (Km)
5. Pelayanan Kesehatan di rumah : Klien mengatakan sering
memeriksakan diri ke puskesmas
6. Makanan yang Dihantarkan :-
7. Perawatan sehari-hari yang dilakukan : Klien tidak melakukan
perawatan dirumah. Jika klien merasa tidak enak badan dibawa ke
puskesmas
16

8. Keluarga : Anak dan menantu klien mendukung kesehatan


klien dengan menyuruh untuk sering memeriksakan diri ke puskesmas
9. Lain-lain : Klien mempunyai BPJS

G. DESKRIPSI KEKHUSUSAN
1. Kebiasaan Ritual : Klien mengatakan sholat 5 waktu dan
mengaji
2. Yang lainnya :-

H. STATUS KESEHATAN
1. Status kesehatan umum selama
Setahun yang lalu : Klien mengatakan bahwa klien mengalami
tekanan darah tinggi, rata-rata tekanan darah klien sekitar 150/70
mmHg
2. Status kesehatan umum selama
5 tahun yang lalu : klien mengatakan bahwa selama lima tahun
kemarin tidak mengalami gangguan sakit

KELUHAN UTAMA : Nyeri dibagian kepala


Provokative / palliative : Klien mengatakan nyeri timbul jika klien
selesai melakukan pekerjaan yang berat atau hanya kecapekan
Quality / Quantity : Klien mengatakan nyeri seperti ditusuk-
tusuk jarum dan nyeri membuat kaki klien sulit untuk ditekuk
Region :Klien mengatakan nyeri di bagian kepala
Severity Scale : Klien mengatakan jika diberi skala nyeri
dari 1-5 klien mengatakan 3
Timming : Klien mengatakan nyeri hilang timbul

Pemahaman & Penatalaksanaan Masalah Kesehatan:


Klien mengatakan jika merasakan nyeri klien akan memberikan balsem
pada area yang dirasakan nyeri dan juga minum obat pegal linu.
17

OBAT-OBATAN
No. Nama Obat Dosis Keterangan
- - -

Alergi: (catatan agen dan reaksi spesifik)


Obat-obatan : Klien mengatakan tidak ada alergi obat
Makanan : Klien mengatakan tidak ada alergi pada makanan
Faktor Lingkungan : Klien mengatakan tidak ada alergi lingkungan

Penyakit yang Diderita : Hipertensi

Penyakit lain :-

I. AKTIFITAS HIDUP SEHARI-HARI (ADL)


1. Indeks Katz : A. Klien
2. Oksigenasi :-
3. Cairan & Elektrolit : Klien mengatakan minum air putih
sebanyak 7-8 gelas/harinya
4. Nutrisi : Klien mengatakan makan 3 kali
sehari
5. Eliminasi : Klien mengatakan BAB waktu
bangun tidur dan BAK 3 kali sehari
6. Aktifitas : Klien mengatakan sering jalan kaki
7. Istirahat & Tidur : Klien mengatakan bahwa klien
tidur jam 8 malam, klien mengatakan bahwa tidurnya sering terbangun
pada jam3 subuh dan tidak bisa tidur lagi hingga pagi hari
8. Personal Hygiene : Klien mandi 2 kali sehari
9. Seksual : Klien mengatakan tidak ada
kelainan
10. Rekreasi : Klien 1 bulan sekali berpergian
11. Psikologis
18

a) Persepsi Klien : Klien mangatakan bahwa bangga


terhadap dirinya
b) Konsep Diri
 Gambaran Diri : Klien mangatakan bahwa dirinya
wanita tua yang sudah berusia 60 tahun. Klien mengatakan
tidak ada yang salah dengan tubuhnya
 Ideal Diri : Klien mengatakan ingin panjang
umurnya supaya bisa melihat cucunya tumbuh besar
 Harga Diri : Klien merasa bangga terhadap
dirinya
 Peran : Klien mengatakan bahwa klien
seorang istri dan seorang nenek
 Identitas : Klien menyadari bahwa klien
seorang perempuan
c) Emosi : Klien mengatakan bahagia dn tidak
merasa sedih atau gelisah
d) Adaptasi : Klien mengatakan bahwa klien bisa
beradaptasi dengan baik jika berada di lingkungan baru
12. Keadaan Umum : Penampilan klien bersih
13. Tingkat Kesadaran : Composmentis
14. Skala Koma Glasgow : Eye: 4 Verbal: 5 Psikomotor: 6
Tanda-tanda Vital : N= 80x/mnt
Suhu= 36,8ºC
RR= 20x/mnt
TD= 150/70 mmHg
 Sistem Kardiovaskuler : Bunyi jantung klien S1 dan S2
normal tidak ada suara tambahan
 Sistem Pernafasan : Frekuensi nafas klien 20 x/menit,
suara nafas klien vesukuler. Pernafasan klien eapneu.
 Sistem Integumen : Kulit klien sedikit mulai keriput,
warna sawo matang dan tidak ditemukan kelainan
19

 Sistem Perkemihan : Klien mengatakan BAK 3x/sehari


 Sistem Muskulo Skeletal : Klien dapat beraktifitas sendiri
 Sistem Endokrin : Klien mengatakan tidak menderita
DM
 Sistem Gastrointestinal : Keadaan mulut klien kering dan
klien mengatakan tidak ada keluhan pada pencernaan
 Sistem Reproduksi : Klien mengatakan sudah tidak
datang bulan dan menapouse semenjak umur 50 tahun
 Sistem Persarafan : Klien mengatakan tidak ada
masalah pada saraf
 Sistem Penglihatan : Klien mengatakan tidak bisa
membaca tulisan atau angka yang ukurannya kecil sehingga
klien menggunakan kacamata baca untuk digunakan ketika
menulis dan membaca
 Sistem Pendengaran : Sistem pendengaran klien masih
berfungsi dengan baik
 Sistem Pengecapan : Sistem pengecapan klien masih
berfungsi dengan baik
 Sistem Penciuman : Sistem penciuman klien masih
berfungsi dengan baik
 Tactil Respon : Tactil respon klien berfungsi
dengan baik

J. STATUS KOGNITIF/AFEKTIF/SOSIAL
1. Short Portable Mental Status Questionnare (SPMSQ) : Fungsi
intelektual Utuh
2. Mini Mental State Exam (MMSE) : Composmentis
3. Inventaris Depresi Beck : Depresi Tidak Ada
4. APGAR Keluarga : Keluarga memiliki fungsi yang baik
20

K. DATA PENUNJANG
1. Laboratorium :-
2. Radiologi :-
21

INDEKS KATZ

Indeks Kemandirian pada Aktifitas Kehidupan Sehari-hari

Nama Klien : Ny M Tanggal :25November 2020


Jenis Kelamin : P Umur : 60 tahun TB/BB : 60 kg
Agama :Islam Gol Darah :O
Pendidikan : SMP
Alamat : Jln.Kalikepiting
Nama Pewawancara : Ririn Melianawati

SKORE KRITERIA
A Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil,
berpakaian dan mandi
A Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali satu dari
fungsi tersebut
A Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari,kecuali mandi
dan satu fungsi tambahan
A Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
berpakaian dan satu fungsi tambahan
A Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
berpakaian, ke ke kamar kecil, berpindah dan satu fungsi tambahan
A Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
berpakaian, ke kemar kecil, berpindah dan satu fungsi tambahan
A Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut
Lain-lain Tergantung pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat
diklasifikasikan sebagai C, D, E atau F
22

PENILAIAN ACTIVITYOF DAILY LIVING (ADL) DENGAN INTRUMEN


INDEKS BARTHEL MODIFIKASI
Nama Klien : Ny.M Tanggal: 25 November 2020
Jenis Kelamin : P Umur :60 tahun BB : 60 kg
Agama : Islam Gol Darah: O
Pendidikan : SMP
Alamat : Jln.Kalikepiting
Nama Pewawancara : Ririn Melianawati
No FUNGSI SKOR KETERANGAN HASIL
1 Mengendalikan 0 Tidak terkendali/tak teratur (perlu
rangsang BAB 1 pencahar)
2 Kadang-kadang tak terkendali 2
(1x/minggu)
Terkendali teratur
2 Mengendalikan 0 Tak terkendali
rangsang BAK 1 Kadang-kadang tak terkendali
2
2 (hanya 1x/24 jam)
Mandiri
3 Membersihkan 0 Butuh pertolongan
diri (mencuci 1 Mandiri
wajah, menyikat
1
rambut,
mencukur kumis,
sikat gigi)
4 Penggunaan WC 0 Tergantung pertolongan orang lain
(keluar masuk 1 Perlu pertolongan pada beberapa
WC, kegiatan tetapi dapat menjalankan
2
melepas/memakai sendiri beberapa kegiatan yang lain
celana, cebok, 2 Mandiri
menyiram)
5 Makan minum 0 Tidak mampu
(jika makan harus 1 Perlu ditolong
berupa potongan, 2 Mandiri 2
dianggap
dibantu)
6 Bergerak dari 0 Tidak mampu
kursi roda ke 1 Perlu banyak bantuan untuk bisa
tempat tidur dan 2 duduk
3
sebaliknya 3 Bantuan minimal 1 orang
(termasuk duduk Mandiri
ditempat tidur)
7 Berjalan di 0 Tidak mampu 3
23

tempat rata (atau 1 Bisa (pindah) dengan kursi roda


jika tidak bisa 2 Berjalan dengan bantuan 1 orang
berjalan, 3 Mandiri
menjalankan
kursi roda)
8 Berpakaian 0 Tergantung orang lain
(termasuk 1 Sebagian dibantu (mis: mengancing
memasang tali 2 baju)
2
sepatu, Mandiri
mengencangkan
sabuk)
9 Naik turun tangga 0 Tidak mampu
1 Butuh pertolongan 2
2 Mandiri
10 Mandi 0 Tergantung orang lain
1
1 Mandiri
Skor Total 20

Skor Modifikasi Barthel Indeks (Nilai AKS):

20 : Mandiri (A)

12-19 : Ketergantungan ringan (B)

9-11 :Ketergantungan sedang (B)

5-8 : Ketergantungan Berat (C)

0-4 :Ketergantungan total (C)

SHORT PORTABLE MENTAL STATUS QUESTIONNAIRE


(SPMSQ)
Penilaian ini untuk mengetahui fungsi intelektual Lansia

Nama Klien : Ny.M Tanggal:25 November 2020


Jenis Kelamin : P Umur :61 tahun BB : 60 kg
Agama : Islam Gol Darah: -
Pendidikan : SMP
Alamat : Jln.Kalikepiting
24

Nama Pewawancara : Ririn Melianawati

SKORE NO. PERTANYAAN JAWABAN


+ -
√ 1 Tanggal berapa hari ini? 25 November
2020
√ 2 Hari apa sekarang ini? Rabu
√ 3 Apa nama tempat ini? Rumah
√ 4 Berapa nomor telepon Anda? Jln.kalikepiting
4.a. Dimana alamat Anda?
(tanyakan bila tidak memiliki telepon)
√ 5 Berapa umur Anda? 60 tahun
√ 6 Kapan Anda lahir? 12 Desember
1960
√ 7 Siapa Presiden Indonesia sekarang? Klien menjawab
Jokowi
√ 8 Siapa Presiden sebelumnya? Klien menjawab
SBY (Susilo
Bambang
Yudhoyono)
√ 9 Siapa nama kecil ibu Anda? Sarimah
√ 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 17,14,11,8,5,2
3 dari setiap angka baru, semua secara
menurun!
Jumlah Kesalahan Total 1

Keterangan:
1. Kesalahan 0 - 2 Fungsi intelektual Utuh
2. Kesalahan 3 – 4 Kerusakan intelektual Ringan
3. Kesalahan 5 – 7 Kerusakan intelektual Sedang
4. Kesalahan 8 – 10 Kerusakan intelektual Berat

Catatan:
 Bisa dimaklumi bila lebih dari 1 (satu) kesalahan bila subyek hanya
berpendidikan SD
 Bisa dimaklumi bila kurang dari 1 (satu) kesalahan bila subyek
mempunyai pendidikan lebih dari SD
25

 Bisa dimaklumi bila lebih dari 1 (satu) kesalahan untuk subyek kulit
hitam, dengan menggunakan kriteria pendidikan yang lama
26

MINI MENTAL STATE EXAMINATION


(MMSE)
Menguji Aspek Kognitif dari Fungsi Mental

Nilai Maksimum Pasien Pertanyaan


ORIENTASI
5 a.Klien menjawab hari c. (tahun, musim, tgl, hari, bulan)
rabu 25 November apa sekarang?
2020 d. Dimana kita? (negara bagian,
5 b.Klien menjawab di wilayah, kota)
rumah kalikepiting, e. Bila di RS (lantai berapa?)
Surabaya , Indonesia
REGISTRASI
3 a. Klien  Nama 3 obyek (1 detik untuk
menyebutkan mengatakan masing-masing)
kursi, meja dan  Tanyakan klien ke 3 obyek
bulpoin setelah anda telah mengatakan
b. Klien bisa  Beri 1 point untuk tiap jawaban
menyebutkan yang benar, kemudian ualangi
dengan lancar sampai ia mempelajari ke 3
nya jumlahkan percobaan dan
catat
Percobaan: 1 kali
PERHATIAN & KALKULASI
5 Klien bisa melakukan Seri 7’s (1 point tiap benar,
dan mengeja huruf berhenti setelah 5 jawaban,
berganti eja kata ke belakang) (7
kata dipilih eja dari belakang)
MENGINGAT
3 Klien bisa Minta untuk mengulangi ke 3
menyebutkan 3 obyek obyek diatas, beri 1 point untuk
diatas tanpa bantuan tiap kebenaran
BAHASA
3 Klien menyebutkan Nama pensil & melihat (2 point)
meja, kursi bulpoin Mengulang hal berikut tak ada jika
(dan atau tetapi)
1 point
30 Nilai Total : 24

Keterangan:
Mengkaji tingkat kesadaran Klien sepanjang Kontinum: Composmentis, Apatis,
Somnolens, Suporus, Coma

Nilai maksimum 30 (nilail 21/ kurang indikasi ada kerusakan kognitif  perlu
penyelidikan lanjut)
27
28

INVENTARIS DEPRESI BECK


Penilaian Tingkat Depresi Lansiadari Beck & Decle, 1972

Nama Klien : Ny.M Tanggal:25 November 2020


Jenis Kelamin : P Umur :61 tahun BB : 60 kg
Agama : Islam Gol Darah: -
Pendidikan : SMP
Alamat : Jln.Kalikepiting
Nama Pewawancara : Ririn Melianawati
SKORE URAIAN
A KESEDIHAN
0 Saya sangat sedih / tidak bahagia, dimana saya tidak dapat
menghadapinya
0 Saya galau/ sedih sepawnjang waktu dan tidak dapat keluar darinya
1 Saya tidak merasa sedih
B PESIMISME
0 Merasa masa depan adalah sia-sia & sesuatu tidak dapat membaik
0 Merasa tidak punya apa-apa & memandang ke masa depan
0 Merasa kecil hati tentang masa depan
0 Tidak begitu pesimis / kecil hati tentang
C RASA KEGAGALAN
0 Merasa benar-benar gagal sebagai orang tua (suami/istri)
0 Bila melihat kehidupan kebelakang, semua yang dapat saya lihat
kegagalan
0 Merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya
0 Tidak merasa gagal
D KETIDAKPUASAN
0 Tidak puas dengan segalanya
0 Tidak lagi mendapat kepuasan dari apapun
0 Tidak menyukai cara yang saya gunakan
0 Tidak merasa tidak puas
E RASA BERSALAH
0 Merasa seolah sangat buruk / tidak berharga
0 Merasa sangat bersalah
0 Merasa buruk / tidak berharga sebagai nagian dari waktu yang baik
0 Tidak merasa benar-benar bersalah
F TIDAK MENYUKAI DIRI SENDIRI
0 Sya benci diri saya sendiri
0 Saya muak dengan diri saya sendiri
0 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri
29

0 Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri


G MEMBAHAYAKAN DIRI SENDIRI
0 Saya akan bunuh diri jika saya punya kesempatan
0 Saya punya rencana pasti tentang tujuan bunuh diri
0 Saya merasa lebih baik mati
0 Saya tidak punya pikiran tentang membahayakan diri sendiri
H MENARIK DIRI DARI SOSIAL
0 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain & tidak peduli
pada mereka semua semuanya
0 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain & mempunyai
sedikit perasaan pada mereka
0 Saya kurang berminat pada orang lain daripada sebelumnya
0 Saya membuat keputusan yang baik
I KERAGU-RAGUAN
0 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
0 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambil keputusan
0 Saya membuat keputusan yang baik
J PERUBAHAN GAMBARAN DIRI
0 Merasa bahwa saya jelek / tampak menjijikkan
0 Merasa bahwa ada perubahan yang permanen dalam penampilan
1 Saya khawatir saya tampak tua/ tidak menarik & ini membuat saya tidak
menarik
0 Tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk daripada sebelumnya
K KESULITAN KERJA
0 Tidak melakukan pekerjaan sama sekali
0 Telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan
sesuatu
0 Memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu
0 Saya dapat bekerja ± sebaik-baiknya
L KELETIHAN
0 Saya sanagt lelah untuk melakukan sesuatu
0 Saya merasa lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya merasa lelah dari biasanya
0 Saya tidak merasa lebih lelah dari biasanya
M ANOREKSIA
0 Saya tidak lagi punya nafsu makan sama sekali
0 Nafsu makan saya sangat buruk sekali
0 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
0 Nafsu makan saya tidak buruk dari biasanya
Keterangan:
Skor Penilaian
0–4 Depresi Tidak Ada / Minimal
30

5–7 Depresi Ringan


8 – 15 Depresi Sedang
16 + Depresi Berat
31

APGAR KELUARGA DENGAN LANSIA


Alat Skrinning singkat yang dapat digunakan untuk mengkaji Fungsi Sosial
Lansia

Nama Klien : Ny.M Tanggal:25 November 2020


Jenis Kelamin : P Umur :61 tahun BB : 60 kg
Agama : Islam Gol Darah: -
Pendidikan : SMP
Alamat : Jln.Kalikepiting
Nama Pewawancara : Ririn Melianawati
No. URAIAN FUNGSI SKOR
1 Saya puas bahwa saya dapat Adaptation 2
kembali pada keluarga (teman-
teman) saya untuk membantu saya
sewaktu saya kesusahan
2 Saya puas dengan cara keluarga Partnership 2
(teman-teman) saya membicarakan
sesuatu dengan saya &
mengungkapkan masalah dengan
saya
3 Saya puas dengan cara keluarga Growth 2
(teman-teman) saya menerima &
mendukung keinginan saya untuk
melakukan aktifitas / arah baru
4 Saya puas dengan cara keluarga Affection 2
(teman-teman) saya
mengekspresikan afek & berespons
terhadap emosi-emosi saya seperti
marah, sedih / mencintai
5 Saya puas dengan cara teman- Resolve 1
teman saya & saya menyediakan
waktu bersama-sama
Penilaian: TOTAL 9
Pertanyaaan-perrtanyaan yang dijawab:
 Selalu : Skor 2
 Kadang-kadang : Skor 1
 Hampir tidak pernah : Skor 0
32

Time Up Go Test

N Hasil TUG (detik)


Tanggal Pemeriksaan
o
1
2
3
Rata-rata Waktu TUG
Interpretasi Hasil

a. < 13,5 detik : Normal


b. > 13,5 detik : Resiko tinggi jatuh
c. > 24 detik : Diperkirakan jatuh dalam kurun waktu 6 bulan
d. > 30 detik : Diperkirakan membutuhkan bantuan dalam mobilisasi dan
melakukan ADL

ANALISA DATA

Pengelompokkan Data Kemungkinan Penyebab Masalah Keperawatan


Gerontik

Data Subjektif:
33

- Klien mengatakan Hipertensi Nyeri Akut (SDKI,


tidak mempunyai D.0077)
riwayat penyakit
hipertensi
- Klien mengatakan
nyeri pada bagian
belakang keplala
P: Klien
mengatakan nyeri
timbul sewaktu-
waktu
Q: Klien
mengatakan nyeri
seperti ditusuk-
tusuk jarum
R: Klien
mengatakan nyeri
di bagian kapala
S: Klien
mengatakan jika
diberi skala nyeri
dari 1-5 klien
mengatakan 3
T: Klien
mengatakan nyeri
hilang timbul

Data Objektif :
N= 80x/mnt
Suhu= 36,8ºC
RR= 20x/mnt
TD= 150/70 mmHg

Data Subjektif:
Klien mengatakan Kurang control pola tidur Gangguan Pola Tidur
susah tidur dan waktu (D.0055)
untuk tidur sangat
sedikit dikarenakan
klien membeli bahan
jualan dan berjualan

Data Objektif :
- Tidur malam jam 8
malam dan sering
tebangun pada saat
jam 3 pagi hari dan
34

tidak bisa tidur lagi


hingga pagi hari.
- Tidur siang hanya
30 menit karena
harus berjualan

Diagnosa Keperawatan Gerontik:


1. Nyeri Akut berhubungan dengan Hipertensi di ti tandai dengan klien
mengeluh nyeri bagian belakang kepala (SDKI, D.0077)

2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan bertambahnya usia ditandai


dengan mengeluh sulit tidur dan mengeluh pola tidur berubah (D.0055)
35

TABEL FORMAT PERENCANAAN KEPERAWATAN GERONTIK


Diagnosa
Rencana
Keperawatan Tujuan Rasional
Tindakan
Nyeri Akut Tujuan Umum: Obervasi : 1. Mengetahui
Setelah dilakukan lokasi,karakter,
berhubungan 1. Identifikasi
durasi,frekuensi,
tindakan lokasi,
dengan Hipertensi di kulitas, intensitas
karakteristik,
keperawatan nyeri
ti tandai dengan durasi,
2. Mengetahui skala
selama 2 x 24 jam frekuensi,
klien mengeluh nyeri
kualitas,
diharapkan nyeri 3. Dapat
nyeri di bagian intensitas nyeri.
mengurangi nyeri
berkurang. Dengan 2. Identifikasi
belakang kepala dengan teknik
skala nyeri
Tujuan Khusus : nonfarmakologi
3. Berikan teknik
dan istirahat/tidur
1. Melaporkan nonfarmakologi
4. Dapat
nyeri berkurang untuk
mengurangi nyeri
2. Skala nyeri mengurangi
dengan teknik
berkurang rasa nyeri
nonfarmakologi
menjadi 2 4. Mengajarkan
dan istirahat/tidur
3. Menyatakan rasa teknik
nyaman setelah nonfarmakologi
nyeri berkurang s untuk
(L.08063) mengurangi
rasa nyeri
(I.08238)
Gangguan pola Tujuan umum: 1. Identifikasi 1. Untuk
tidur berhubungan Setelah dilakukan pola tidur mengatahui
dengan tindakan 2. Identifikasi bagaimana pola
bertambahnya usia keperawatan faktor tidur klien
ditandai dengan selama 2 x 24 jam penggangg 2. Untuk
mengeluh sulit diharapkan nyeri u tidur mengetahui faktor
tidur dan berkurang. Dengan 3. Terapkan pengganggu apa
mengeluh pola Tujuan Khusus: jadwal saja yang membuat
36

tidur berubah 1. Jeluhan rutin klien sulit tidur


sulit tidur 4. Ajarkan 3. Agar klien
menurun relaksasi terbiasa dengan
2. Keluhan otot jadwal tidur klien
pola tidur autogenik 4. Agar klien
menurun atau cara rileks dan cepat
3. Keluhan nonfarmak tertidur nyenyak
istirahat ologi
tidak cukup lainnya
menurun
(L.05045)

FORMAT PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN GERONTIK


Dx Kep. Kom Hari/tgl/jam Tindakan keperawatan Tanda tangan
mahasiswa
Nyeri Akut Rabu, 25 November 1.Menanyakan kualitas, lokasi, RIRIN
2020 dan karakteristik nyeri klien
berhubungan
16.00 WIB – P : tekanan darah tinggi
dengan – Q : tertusuk-tusuk
– R : kaki pada bagian lutut
Hipertensi di ti
– T : hilang timbul 10-15
37

tandai dengan menit.


N= 80x/mnt
klien mengeluh
Suhu= 36,8ºC
nyeri di bagian RR= 20x/mnt
TD= 150/70 mmHg
belakang kepala
2.Menanyakan skala nyeri
Skala Nyeri klien: 3
3.Memberikan teknik non
farmakologi untuk
mengurangi nyeri
4.Mengajarkan teknik non
farmakologi teknik relaksasi
memijat pada bagian bahu
Gangguan pola Rabu, 25 November 1.Mengidentifikasi pola tidur RIRIN
tidur 2020 2.Mengidentifikasi faktor
berhubungan 16.30 WIB pengganggu tidur
dengan 3.Meneerapkan jadwal rutin
bertambahnya 4.Mengajarkan relaksasi otot
usia ditandai autogenik atau cara
dengan nonfarmakologi lainnya
mengeluh sulit
tidur dan
mengeluh pola
tidur berubah

Nyeri Akut Kamis, 26 November 1. Menanyakan kualitas, RIRIN


2020 lokasi, dan karakteristik nyeri
berhubungan
17.00 WIB klien
dengan – P : tekanan darah tinggi
– Q : tertusuk-tusuk
Hipertensi di ti
– R : kaki pada bagian lutut
tandai dengan – T : hilang timbul 10-15
menit.
klien mengeluh
N= 80x/mnt
nyeri bagian kaki Suhu= 36,8ºC
RR= 20x/mnt
TD= 140/90 mmHg

2. Menanyakan skala nyeri


Skala Nyeri klien: 2
3. Memberikan teknik non
farmakologi untuk
mengurangi nyeri
4. Mengajarkan teknik non
farmakologi teknik
relaksasi memijat pada
38

bagian bahu
Gangguan pola Kamis, 26 November 1. Mengidentifikasi pola tidur RIRIN
tidur 2020 2. Mengidentifikasi faktor
berhubungan 19.00 WIB pengganggu tidur
dengan 3. Meneerapkan jadwal rutin
bertambahnya 4. Mengajarkan relaksasi otot
usia ditandai autogenik atau cara
dengan nonfarmakologi lainnya
mengeluh sulit
tidur dan
mengeluh pola
tidur berubah
39

FORMAT EVALUASI TINDAKAN KEPERAWATAN GERONTIK


No. Diagnosis Evaluasi Hari/tanggal
Keperawatan Tindakan Keperawatan Gerontik

1. Nyeri Akut S :
berhubungan Klien mengatakan lebih enak Rabu, 25 November
dengan Hipertensi setelah melakukan teknik relaksasi 2020
di ti tandai dengan – P : tekanan darah tinggi
– Q : tertusuk-tusuk
klien mengeluh
– R : kepala bagian belakang
nyeri bagian – T : hilang timbul 10-15 menit.
O:
belakamg kepala
N= 80x/mnt
Suhu= 36,8ºC
RR= 20x/mnt
TD= 150/70 mmHg
Skala Nyeri : 3
Klien terlihat beberapa kali
memegang kepalanya bagian
belakang
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
2. Gangguan pola S: Rabu, 25 November
2020
tidur berhubungan Klien mengatakan sulit tidur dan
dengan sering terbangun
bertambahnya usia O:
ditandai dengan Klien mempraktekkan bagaimana
mengeluh sulit cara teknik relaksasi napas dalam
tidur dan mengeluh A : masalah teratasi sebagian
pola tidur berubah P : lanjutkan intervensi
1. Nyeri Akut S : Kamis, 26
November 2020
berhubungan Klien mengatakan lebih enak
dengan Hipertensi setelah melakukan teknik relaksasi
40

di ti tandai dengan – P : tekanan darah tinggi


– Q : tertusuk-tusuk
klien mengeluh
– R : kepala bagian belakang
nyeri bagian – T : hilang timbul 10-15 menit.
O:
belakamg kepala
N= 80x/mnt
Suhu= 36,8ºC
RR= 20x/mnt
TD= 140/70 mmHg
Skala Nyeri : 2
Klien terlihat beberapa kali
memegang kepala bagian belkang
A : masalah teratasi sebagaian
P : lanjutkan intervensi
2. Gangguan S: Kamis, 26
pola tidur November 2020
Klien mengatakan sulit tidur dan
berhubungan
dengan sering terbangun
bertambahnya
O:
usia ditandai
dengan Klien mempraktekkan bagaimana
mengeluh
cara teknik relaksasi napas dalam
sulit tidur dan
mengeluh
pola tidur
A : masalah teratasi sebagian
berubah
P : lanjutkan intervensi
41
BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PEMBAHASAN SAP

4.1 Pelaksanaan Kegiatan Asuhan Keperawatan Gerontik

42
43
44

2) Klien dapat megetahui penyebab dari hipertensi

3) Klien dapat mengetahui tanda dan gejala akibat hipertensi

4) Klien dapat mengetahui bagaimana mencegah dan penatalaksanaan

medis hipertensi

II. Sasaran
Peserta dalam penyuluhan ini adalah lansia di kelurahan Pucang Sewu Kota
Surabaya
III. Materi
1. Definisi hipertensi
2. Penyebab hipertensi
3. Tanda dan gejala hipertensi
4. Komplikasi hipertensi
5. Pencegahan dan penatalaksanaan medis hipertensi

IV. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

V. Media
1. PPT
2. Leaflet
3. LCD
VI. Setting Tempat
Peserta penyuluhan duduk berhadapan dengan tim penyuluhan
45

Keterangan :

= Peserta = Observer
= Penyaji = Fasilitator
= Moderator

VII. Pengorganisasian
Pembimbing :
Pemateri : Ririn Melianawati (Mahasiswa)
VIII. Pelaksanaan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. 2 Menit Pembukaan:
1. Mengucap
kan salam 1) Menjawab salam
2. Memperke 2) Mengenal tim penyuluh
nalkan diri 3) Mengetahui kontrak
3. Menjelaska waktu penyuluhan
n kontrak waktu 4) Mengerti tujuan dari
4. Menjelaska penyuluhan
n tujuan dari penyuluhan 5) Tahu apa saja yang
5. Menyebutk akan disampaikan
an materi penyuluhan yang akan
diberikan
46

2. 10 Menit Pelaksanaan:
Menjelaskan materi tentang:
1. Definisi hipertensi
2. Penyebab hipertensi
Mendengarkan materi
3. Tanda dan gejala hipertensi
Memperhatikan materi
4. Pencegahan dan penatalaksanaan
medis hipertensi

3 7 Menit 1. Menjawab pertanyaan dari peserta


2. Memberi pertanyaan kepada peserta Tanya Jawab
sebagai evaluasi
4 1 Menit Terminasi:
1) Mengucapkan terimakasih kepada Mendengarkan dan
peserta membalas salam
2) Mengucapkan salam penutup

IX. Evaluasi
1. Kriteria struktur
a. Klien bersedia diberi penyuluhan (100%)

b. Persiapan materi yang disampaikan

c. Persiapan media yang akan disampaikan

d. Persiapan klien yang akan diberi penyuluhan

e. Kontrak waktu dengan klien sebelumnya

2. Kriteria proses
a. Klien antusias terhadap materi yang diberikan

b. Klien tidak meninggalkan tempat penyuluhan sebelum acara selesai.

c. Klien bertanya dan menjawab pertanyaan dengan benar


47

d. Klien dapat menerapkan materi yang telah didapatkan

3. Kriteria hasil
a. Klien dapat memahami definisi dari hipertensi

b. Klien dapat megetahui penyebab hipertensi

c. Klien dapat mengetahui tanda dan gejala dari hipertensi

d. Klien dapat mengetahui bagaimana mencegah dan penatalaksanaan

medis hipertensi

MATERI
HIPERTENSI

A. Definisi Hipertensi

Hipertensi dicirikan dengan peningkatan tekanan darah diastolik dan


sistolik yang intermiten atau menetap. Pengukuran tekanan darah serial
150/95 mmHg atau lebih tinggi pada orang yang berusia diatas 50 tahun
memastikan hipertensi. Insiden hipertensi meningkat seiring bertambahnya
usia (Stockslager , 2008).
48

B. Penyebab Hipertensi

Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya


perubahan-perubahan pada :
 Elastisitas dinding aorta menurun
 Katub jantung menebal dan menjadi kaku
 Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun
sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah
menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
 Kehilangan elastisitas pembuluh darah Hal ini terjadi karena
kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
 Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

C. Tanda Dan Gejala Hipertensi

Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :


c. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang
memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa
jika tekanan arteri tidak terukur.
d. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi
meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan
gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan
medis.
Menurut Rokhaeni (2001), manifestasi klinis beberapa pasien yang
menderita hipertensi yaitu : Mengeluh sakit kepala, pusing Lemas,
kelelahan, Sesak nafas, Gelisah, Mual Muntah, Epistaksis, Kesadaran
menurun.

D. Pencegahan Dan Penatalaksanaan Medis Hipertensi


49

Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan


mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan
pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.
Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :
1. Terapi tanpa Obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan
sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa
obat ini meliputi :
b. Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
 Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
 Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
 Penurunan berat badan
 Penurunan asupan etanol
 Menghentikan merokok
b. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan
untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip
yaitu: Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging,
bersepeda, berenang dan lain-lain.
Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik
atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan.
Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona latihan
Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x perminggu.
c. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
Ø Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan
pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh
subyek dianggap tidak normal.
50

Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan somatik


seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti
kecemasan dan ketegangan.
Ø Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk
mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita
untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks
Ø Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan
pasien tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien
dapat mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
BAB V

PENUTUP

5.2 Kesimpulan
Seseorang dikatakan terkena hipertensi apabila mempunyai
tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan tekanan darah diastolic >90
mmHg. Penyakit ini adalah penyakit yang berbahaya dapat menimbulkan
factor resiko yang terjadi yaitu stroke. Hipertensi berdasarkan
penyebabnya yang tidak diketahui secara pasti hipertensi sekunder yaitu
hipertensi yang disebabkan oleh penyebab spesifik tertentu. Misalnya pada
penyakit ginjal, dan penyakit endoktrin lainnya
5.2 Saran
1. Selalu menjaga kesehtan. Karena kesehatan merupakan anugrah yang tak
ternilai harganya.
2. Selalu memperhatikan asupan maknan yang masuk dalam tubuh. Makan-
makanlah yang bergizi tinggi dan yang dapat memenuhi semua
kebutuhan kta
3. Rajin dalam olahraga

51
52

DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Kesehatan RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta:


Kemenkes RI. Diakses pada tanggal 31 Januari 2019 dari
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-
kesehatanindonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-tahun-2017.pdf

Kementrian Kesehatan RI. 2018. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kemenkes RI.
Diakses pada tanggal 24 Januari 2019 dari
http://www.depkes.go.id/resources/download/infoterkini/materi_rakorpop_20
18/Hasil%20Riskesdas%202018.pdf

LEMBAR INFORM CONCENT

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


53

Nama : Ny.M
Umur : 60 Tahun
Alamat : Jalan. Kalikepiting, Surabaya
Telp :-

Setelah mendapatkan penjelasan dari mahasiswa, dengan ini saya menyatakan


bersedia berpartisipasi menjadi subyek dalam Asuhan Keperawatan Gerontik.
adapun bentuk kesediaan saya adalah meluangkan waktu untuk memberikan
informasi yang benar yang berkaitan dengan kesehatan. Keikutsertaan saya ini
sukarela tidak ada paksaan dari pihak manapun. demikian surat pernyataan ini
saya buat, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya

Surabaya., .................. 2020

Mahasiswa Subyek

(Ririn Melianawati) (Ny.M)

HIPERTE
Oleh:
NSI Ririn Melianawati
P27820118027

Prodi D-
III Keperawatan Soetomo

Politeknik
Kesehatan
kemenkes
Surabaya

APA ITU HIPERTENSI ?


54

KOMPLIKASI PADA
HIPERTENSI

Anda mungkin juga menyukai