Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI


(TAKS) SESI 1 & 2
KEMAMPUAN MEMPERKENALKAN DIRI

Disusun Oleh :
Kelompok R. Gelatik 1
1. Aisyah Salsa Nur R (P27820119002)
2. Angga Budiansyah (P27820119005)
3. Chessa Rachmadian (P27820119011)
4. Chintia Indriyani S (P27820119012)
5. Jasmine Abbabil (P27820119021)
6. Mohammad Rizal M (P27820119024)
7. Nur Lailia Antasyia (P27820119031)

Tingkat 3 Reguler A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA


JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI D3 KEPERAWATAN SOETOMO
SURABAYA
2021/2022
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Klien yang dirawat di rumah sakit jiwa atau ruang jiwa umumnya dengan keluhan
tidak dapat diatur dirumah, misalnya amuk, diam saja, tidak mandi,keluyuran,
mengganggu orang lain dan sebagainya. Setelah berada dan dirawat dirumah
sakit, hal yang sama sering terjadi. Banyak klien diam menyendiri tanpa ada
kegiatan. Hari-hari perawatan dilalui dengan makan,minum obat dan tidur. Ada
diantara klien yang dengan inisiatif sendiri mencari perubahan situasi dengan
jalan-jalan dirumah sakit, namun adadiantara mereka yang tahu jalan pulang,
sehingga jika tertangkap ia dicapsebagai klien yang melarikan diri kemudian
dimasukkan lagi kedalam ruangisolasi. Apa sebenarnya yang dilakukan klien?
Terapi Aktifitas Kelompok merupakan salah satu tindakan keperawatan untuk
klien gangguan jiwa. Terapi ini adalah terapi yang pelaksanaannya merupakan
tanggung jawab penuh dari seorang perawat khususnya perawat harus lah mampu
melakukan terapi aktifitas kelompok secara tepat dan benar. Untuk mencapai hal
tersebut diatas perlu dibuat suatu pedoman pelaksanaan terapi aktifitas kelompok
sosialisasi, penyuluhan energi, stimulasisensori/persepsi dan orientasi realitas.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mampu meningkatkan hubungan antar anggota kelompok, mampu
meningkatkan komunikasi, saling memperhatikan, memberi tanggapan
terhadap orang lain, mengekspresikan ide serta menerima stimulasi
eksternal.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Pasien mampu memperkenalkan diri
2. Pasien mampu berkenalan dengan anggota kelompok
3. Pasien mampu bercakap cakap dengan anggota kelompok
4. Pasien mampu menyampaikan dan membicarakan topik percakapan
dan masalah pribadi pada orang lain
5. Pasien mampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok
6. Pasien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan
tentang TAKS yang telah dilakukan
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi
Terapi Aktivitas Kelompok Sosial TAKS yaitu tahap persiapan, orientasi, tahap
kerja dan tahap terminasi dengan menggunakan metode dinamika kelompok,
diskusi atau tanya jawab serta bermain peran atau stimulasi (Surya, 2012) dalam
jurnal (Hastutiningtyas R. W, 2016).
Penelitian yang dilakukan oleh Setya, T dalam (Surya, 2012) didapatkan adanya
pengaruh TAKS terhadap kemampuan berinteraksi pada klien isolasi sosial di
Rumah Sakit Jiwa Pusat Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta. Sedangkan penelitian
Joko dalam Surya (2012) di Rumah Sakit Jiwa Surakarta menyatakan bahwa ada
pengaruh yang signifikan pelaksanaan TAKS sesi satu dan sesi dua terhadap
perubahan perilaku menarik diri.
2.2 Model terapi aktivitas kelompok
1. Focal konflik model
Dikembangkan berdasarkan konfik yang tidak disadari dan berfokus pada
kelompok individu. Tugas leader adalah memebantukelompok memahami
konflik dan membantu penyelesaian masalah.Misal: adaya perbedaan
pendapat antar anggota,bagaiman masalahditanggapi anggota dan leader
mengarahkan alternative penyelesaianmasalah.
2. Model komunikasi
Dikembangkan berdasarkan teori dan prinsip komunikasi. Bahwatidak
efektifnya komunikasi akan membawa kelompok menjadi tidak puas. Tujuan
membantu meningkatkan keterampilan interpersonal dansosial anggota
kelompok. Tugas leader adalah memfasilitasi komunikasi yang efektif antar
anggota dan mengajarkan pada kelompok perlu adanya komunikasi dalam
kelompok,anggota bertangguang jawab terhadap apa yang diucapkan. Komun
ikasi pada semua jenis : verbal, nonverbal, terbuka dan tertutup, serta pesan
yangdisampaikan harus dipahami orang lain.
3. Model interpersonal
Tingkah laku (pikiran, perasaan dan tindakan) digambarkanmelalui hubungan
interpersonal dalam kelompok. Pada model ini jugamenggambarkan sebab-
akibat tingkah laku anggota merupakan akibatdari tingkah laku anggota yang
lain. Terapi bekerja dengan individudan kelompok, anggota belajar dari
interaksi antar anggota dan terapi.Melalui proses ini, tingkah laku atau
kesalahan dapat dikoreksi dandipelajari.
4. Model psikodrama
Dengan model ini dapat memotivasi anggota kelompok
untuk berakting sesuai dengan peristiwa yang baru terjadi atau peristiwayang
lalu, sesuai peran yang diperagakan. Anggota diharapkan dapatmemainkan
peran sesuai peran sesuai peristiwa yang pernah dialami semua jenis : verbal,
nonverbal, terbuka dan tertutup, serta pesan yangdisampaikan harus dipahami
orang lain.
5. Model interpersonal
Tingkah laku (pikiran, perasaan dan tindakan) digambarkanmelalui hubungan
interpersonal dalam kelompok. Pada model ini jugamenggambarkan sebab-
akibat tingkah laku anggota merupakan akibatdari tingkah laku anggota yang
lain. Terapi bekerja dengan individudan kelompok, anggota belajar dari
interaksi antar anggota dan terapi.Melalui proses ini, tingkah laku atau
kesalahan dapat dikoreksi dan dipelajari.
6. Model psikodrama
Dengan model ini dapat memotivasi anggota kelompok
untuk berakting sesuai dengan peristiwa yang baru terjadi atau peristiwayang
lalu, sesuai peran yang diperagakan. Anggota diharapkan dapat memainkan
peran sesuai peran sesuai peristiwa yang pernah dialami. 
2.3 Metodea
1. Kelompok ditaktik 
2. Kelompok social
3. Kelompok inspirasi represif
4. Psikodarmae
5. Kelompok interkasi bebasc.
2.4 Fokus Terapi Aktivitas Kelompok
1. Orientasi realitas
Maksudnya adalah memberikan terapi aktivitas kelompok yang mengalami
gangguan orientasi terhadap orang, waktu dan tempat.Tujuan adalah klien
mampu mengidentifikasi stimulus internal(pikiran, perasaan, sensasi somatik)
dan stimulus eksternal (iklim, bunyi, situasi alam sekitar), klien dapat
membedakan antara lamunandan kenyataan, pembicaraan klien sesuai realitas,
klien mampumengenal diri sendiri dan klien mampu mengenal orang lain,
waktudan tempat. Karakteristik klien : gangguan orientasi realita
(GOR),halusinasi, waham, ilusi dan depersonalisasi yang sudah
dapat berinteraksi dengan orang lain, klien kooperatif, dapat berkomunikasive
rbal dengan baik, dan kondisi fisik dalam keadaan sehat.
2. Sosialisasi
Maksudnya adalah memfasilitasi psikoterapist untuk memantaudan
meningkatkan hubungan interpersonal, memberi tanggapanterhadap orang
lain, mengekspresikan iden dan tukar persepsi danmenerima stimulus
eksternal yang berasal dari lingkungan. Tujuanmeningkatkan hubungan
interpersonal antar anggota kelompok, berkomunikasi, saling memperhatikan,
memberikan tanggapan terhadap orang lain, mengekspresikan ide serta
menerima stimuluseksternal. Karakteritistik klien: kurang berminat atau tidak
ada inisiatifuntuk mengikuti kegiatan ruangan, sering berada di tempat
tidur,menarik diri, kontak social kurang, harga diri rendah, gelisah,
curiga,takut dan cemas, tidak ada inisiatif memulai pembicaraan,
menjawabseperlunya, jawaban sesuai pertanyaan, dan dapat membina trust,
mau berinteraksi dan sehat fisik.
3. Stimulasi persepsi
Maksudnya adalah membantu klien yang mengalami kemunduranorientasi,
stimulasi persepsi dalam upaya memotivasi proses berpikirdan afektif serta
mengurangi perilaku mal adaptif. Tujuan meningkatkan kemampuan orientasi
realita, memusatkan perhatian,intelektual, mengemukakan pendapat dan
menerima pendapat oranglain dan mengemukakan perasaannya. Karakteristik
klien : gangguan persepsi yang berhubungan dengan nilai – nilai, menarik diri
dari  realita, inisiati atau ide – ide yang negatif, kondisi fisik sehat,
dapat berkomunikasi verbal, kooperatif dan mengikuti kegiatan.
4. Stimulasi sensori
Maksudnya adalah menstimulasi sensori pada klien yangmengalami
kemunduran sensoris. Tujuan meningkatkan kemampuansensori, memusatkan
perhatian, kesegaran jasmani, danmengekspresikan perasaan.
5. Penyaluran energy
Maksudnya adalah untuk menyalurkan energi secara konstruktif. Tujuan
menyalurkan energi dari destruktif menjadi konstruktif,mengekspresikan
perasaan dan meningkatkan hubungan interpersonal.
2.5 Pembagian TAK
1. Terapi Aktivitas Kelompok: SosialisasiTerapi aktivitas kelompok (TAK) :
sosialisasi (TAKS) adalah upayamemfasilitasi kemampuan sosialisasi
sejumlah klien dengan masalahhubungan sosial.
a. TujuanTujuan umum TAKS yaitu klien dapat meningkatkan
hubungansosial dalam kelompok secara bertahap. Sementara,
tujuankhususnya adalah :
1) Klien mampu memperkenalkan diri
2) Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok
3) Klien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok
4) Klien mampu menyampaikan dan membicarakan topik percakapan
5) Klien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi pada
orang lain
6) Klien mampu bekerjasama dalam permainan sosialisasikelompok
7) Klien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaatkegiatan
TAKS yang telah dilakukan 
b. Aktivitas dan indikasi
Aktivitas TAKS dilakukan tujuh sesi melatih kemampuan sosialisasiklien.
Klien yang mempunyai indikasi TAKS adalah klien dengangangguan
hubungan sosial berikut.
1) Klien menarik diri yang telah mulai melakukan interaksiinterpersonal
2) Klien kerusakan komunikasi verbal yang telah berespon sesuaidengan
stimulus.
c. TAK sosialisasi terdiri dari 7 sesi, yaitu
1) Sesi 1 : TAKS
Tujuan :Klien mampu memperkenalkan diri dengan menyebut
namalengkap, nama panggilan, asal, hobi dan teman terdekat.
2) Sesi 2 : TAKS
Tujuan :Klien mampu berkenalan dengan anggota
kelompok:
a) Memperkenalkan diri sendiri : nama lengkap, nama panggilan, asal
dan hobi 
b) Menanyakan diri anggota kelompok lain : nama lengkap,nama
panggilan, asal dan hobi
3) Sesi 3 : TAKS
Tujuan :Klien mampu bercakap-cakap dengan anggota
kelompok:
a) Menanyakan kehidupan pribadi kepada satu orang
anggotakelompok
b) Menjawab pertanyaan tentang kehidupan pribadi
4) Sesi 4 : TAKS
Tujuan :Klien mampu menyampaikan topik pembicaraan tertentu
dengan anggota
Kelompok:
a) Menyampaikan topic yang ingin dibicarakan 
b) Memilih topik yang ingin dibicarakan
c) Memberi pendapat tentang topik yang dipilih
5) Sesi 5 : TAKS
Tujuan :Klien mampu menyampaikan dan membicarakan
masalah pribadi dengan orang lain:
a) Menyampaikan masalah pribadi 
b) Memilih satu masalah untuk dibicarakan
c) Memberi pendapat tentang masalah pribadi yang dipilih
6) Sesi 6 : TAKS
Tujuan :Klien mampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi
Kelompok :
a) Bertanya dan meminta sesuai dengan kebutuhan pada oranglain 
b) Menjawab dan memberi pada orang lain sesuai dengan permintaan
7) Sesi 7 : TAKS
Tujuan :Klien mampu menyampaikan pendapat tentang
manfaatkegiatan kelompok yang telah dilakukan.
2.6 Tahap –  tahap dalam terapi aktivitas kelompok.
Menurut Yalom yang dikutip oleh Stuart dan Sundeen, 1995, fase – fase dalam
terapi aktivitas kelompok adalah sebagai berikut :
1. Pre kelompok
Dimulai dengan membuat tujuan, merencanakan, siapa yang menjadi leader,
anggota, dimana, kapan kegiatan kelompok tersebut dilaksanakan, proses
evaluasi pada anggota dan kelompok, menjelaskan sumber –  sumber yang
diperlukan kelompok seperti proyektor dan jikamemungkian biaya dan
keuangan.
2. Fase awal
Pada fase ini terdapat 3 kemungkinan tahapan yang terjadi yaituorientasi,
konflik atau kebersamaan.
a. Orientasi.
Anggota mulai mengembangkan system social masing – masing, dan
leader mulai menunjukkan rencana terapi dan mengambil kontrakdengan
anggota. 
b. Konflik
Merupakan masa sulit dalam proses kelompok, anggota mulaimemikirkan
siapa yang berkuasa dalam kelompok, bagaimana perananggota, tugasnya
dan saling ketergantungan yang akan terjadi.
c. Kebersamaan
Anggota mulai bekerja sama untuk mengatasi masalah, anggota mulai
menemukan siapa dirinya.
3. Fase kerja
Pada tahap ini kelompok sudah menjadi tim. Perasaan positif dan engatif
dikoreksi dengan hubungan saling percaya yang telah dibina, bekerjasama
untuk mencapai tujuan yang telah disepakati, kecemasanmenurun, kelompok
lebih stabil dan realistic, mengeksplorasikan lebih jauh sesuai dengan tujuan
dan tugas kelompok, dan penyelesaian masalahyang kreatif.
4. Fase terminasi
Ada dua jenis terminasi (akhir dan sementara). Anggota kelompokmungkin
mengalami terminasi premature, tidak sukses atau sukses.
2.7 Indikasi dan kontraindikasi
Kriteria klien
1. Pasien yang sehat fisik
2. Pasien yang sudah diintervensi oleh perawat
3. Pasien isolasi social yang sudah dapat bersosialisasi
4. Pasien yang dapat membaca dan menulis
5. Pasien yang menyetujui kontrak
Seleksi klien
1. Klien diseleksi berdasarkan pengkajian dari perawat
2. Penyeleksian masalah berdasarkan masalah keperawatan
3. Selanjutnya dilakukan kontrak dengan klien. 
2.8 Peran Perawat dalam terapi aktivitas kelompok.
1. Mempersiapkan program terapi aktivitas kelompok.
2. Sebagai leader dan co leader
3. Sebagai fasilitator
4. Sebagai observer
5. Mengatasi masalah yang timbul pada saat pelaksanaan
BAB 3
RENCANA TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI (TAKS)
SESI I & SESI 2

3.1 Topik
Isolasi Sosial
3.2 Tujuan :
SESI 1 : klien mempu memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama
lengkap, nama panggilan, asal dan hobi.
SESI 2 : klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok
3.3 Waktu dan Tempat
Hari / Tanggal : Kamis, 28 Oktober 2021
Jam : 10.00 WIB
Tempat : Ruang Gelatik Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya
Jumlah Peserta : 5 klien
Alokasi Waktu : (Perkenalan dan Pengarahan 10 menit, Terapi Kelompok 15
menit, Penutupan 5 menit). Lama kegiatan terapi dapat
berlangsung 30-45 menit
3.4 Pembagian Tugas
1. Leader :
Tugas:
a. Menyiapkan proposal kegiatan TAKS
b. Menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktivitas kelompok
sebelum kegiatan dimulai.
c. Menjelaskan permainan.
d. Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok dan
memperkenalkan dirinya.
e. Mampu memimpin terapi aktilitas kelompok dengan baik dan tertib.
f. Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok.
2. Co-leader :
Tugas :
a. Mendampingi leader.
b. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktivitas klien.
c. Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang dari perencanaan yang
telah dibuat.
d. Mengambil alih posisi leader jika leader mengalami blocking dalam
proses terapi.
3. Fasilitator :
Tugas:
a. Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung.
b. Memotivasi klien yang kurang aktif.
c. Membantu leader memfasilitasi anggota untuk berperan aktif dan
memfasilitasi anggota kelompok
d. Ikut serta dalam kegiatan kelompok.
e. Memberikan stimulus dan motivator kepada anggota kelompok untuk aktif
mengikuti jalannya terapi.
4. Observer :
Tugas:
a. Mengobservasi jalannya proses kegiatan
b. Mencatat prilaku Verbal dan Non- verbal klien selama kegiatan
berlangsung
c. Mengawasi jalannya aktivitas kelompok mulai dari persiapan, proses,
hingga реnutupan.
5. Operator
Tugas:
a. Mengatur alur permainan (menghidupkan dan mematikan musik).
b. Timer (mengatur waktu).
3.5 Pasien
1. Kriteria Anggota Kelompok
a. Penderita kurang berminat atau tidak ada inisiatif untuk mengikutikegiatan
ruangan
b. Penderita sering berada di tempat tidur 
c. Penderita menarik diri, kontak sosial kurang
d. Penderita gelisah, curiga, takut, dan cemas
e. Penderita dengan harga diri rendah
f. Tidak ada inisiatif memulai pembicaraan, menjawab seperlunya, jawaban
sesuai pertanyaan
g. Sudah dapat menerima trust, mau berinteraksi, sehat fisik 
2. Proses Seleksi
a. Berdasarkan observasi prilaku sehari-hari klien yang dikelola oleh perawat
b. Berdasarkan informasi dan diskusi mengenai prilaku klien sehari-hariserta
kemungkinan dilakukan terapi kelompok pada klien tersebutdengan
perawat ruangan
c. Melakukan kontak pada klien untuk mengikuti aktivitas yang akan
dilakukan.
3.6 Susunan Pelaksanaan
1. Susunan perawat pelaksana TAKS sebagai berikut :
a. Leader : Angga Budiansya
b. Co. Leader: Chessa Rachmadian
c. Observer : Nur Lailia Antasyia
d. Operator : Mohammad Rizal Maulana
e. Fasilitator :
1) Aisyah Salsa Nur Rahmadani
2) Chintia Indriyani S
3) Jamine Abbabil
4) Mohammad Zamroni (Kelompok Gelatik 2)
5) Maftuhah (Kelompok Gelatik 2)
2. Pasien peserta TAKS sebagai berikut :
Pasien peserta TAKS ini diambil dari pasien yang menarik diri diruangan
Gelatik RSJ Menur, Jumlah peserta TAKS adalah 5 orang.
3.7 Tata Tertib dan Antisipasi Masalah
1. Tata tertib pelaksanaan TAKS :
a. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAKS sampai dengan kegiatan selesai.
b. Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara TAKS dimulai.
c. Peserta berpakaian rapih, bersih dan sudah mandi.
d. Peserta tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama kegiatan
TAKS berlangsung.
e. Apabila peserta ingin mengajukan / menjawab pertanyaan, peserta
mengangkat tangan kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh
pemimpin.
f. Peserta yang mengacaukan jalannya kegiatan, akan dikeluarkan dari
permainan.
g. Peserta dilarang meninggalkan tempat sebelum acara TAKS selesai.
h. Apabila waktu yang ditentukan untuk melaksanakan TAKS telah habis,
sedangkan permainan belum selesai. Maka leader akan meminta persetujuan
anggota untuk memperpanjang waktu TAKS kepada anggota.
2. Antisipasi kejadian yang tidak diinginkan pada proses TAKS :
a. Penanganan peserta yang tidak aktif saat aktifitas kelompok :
1) Memanggil nama peserta tersebut.
2) Memberi kesempatan kepada peserta tersebut untuk menjawab sapaan
perawat atau peserta yang lain.
b. Bila peserta meninggalkan permainan tanpa pamit :
1) Panggil nama peserta tersebut.
2) Tanya alasan mengapa meninggalkan permainan.
3) Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan
pada peserta tersebut bahwa ia dapat melaksanakan keperluanyya
setelah itu dapat kembali lagi.
c. Bila selain peserta (anggota lain) ingin ikut :
1) Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada klien yang
telah dipilih
2) Katakan pada klien tersebut bahwa ada permainan lain yang mungkin
dapat diikuti oleh klien tersebut.
3) Apabila klien memaksa, beri kesempatan untuk masuk dengan tidak
memberi peran saat permainan tersebut (Eko Prabowo, 2014).
3.8 Proses TAKS sesi 1 dan 2
Setting :
a. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran

Keterangan :
= Leader
= Co Leader
= Observer
= Fasilitator
= Klien
= Operator
b. Ruangan nyaman dan tenang.

SESI 1 : TAKS

Tujuan
Klien mampu memperkenalkan diri dengan menyebutkan : nama lengkap, nama
panggilan, asal, dan hobi.
Setting
1. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang.
Alat
1. Tape recorder
2. Kaset: “marilah kemari” (Titiek Puspa)
3. Bola tenis
4. Buku catatan dan pulpen
5. Jadwal kegiatan klien
Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Bermain peran/ simulasi
Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu isolasi sosial: menarik
diri.
b. Membuat kontrak dengan klien.
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
Pada tahap ini terapis melakukan :
a. Memberi salam terapeutik: Salam dari terapis.
b. Evaluasi/ validasi: Menayakan perasaan klien saat ini.
c. Kontrak:
Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu memperkenalkan diri.
2. menjelaskan aturan main berikut.
 Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok harus
meminta izin kepada terapis.
 Lama kegiatan 45 menit.
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap kerja
a. Jelaskan kegiatan, yaitu kaset pada tape recorder akan dihidupkan
serta bola diedarkan berlawanan dengan arah jarum jam (yaitu ke arah
kiri) dan pada saat tape dimatikan maka anggota kelompok yang
memegang bola memperkenalkan dirinya.
b. hidupkan kaset pada tape recorder dan edarkan bola tenis berlawanan
dengan arah jarum jam.
c. Pada saat tape dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola
mendapat giliran untuk menyebutkan: salam, nama lengkap, nama
panggilan, hobi, dan asal, dimulai oleh terapis sebagai contoh.
d. Tulis nama panggilan pada kertas/ papan nama dan tempel/ pakai.
e.Ulangi b, c dan d sampai semua nggota kelompok mendapat giliran.
f.Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan
memberi tepuk tangan.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1. Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2. Memberi pujaan atas keberhasilan kelompok.
b. Rencana tindak lanjut
1. Menganjurkan tiap anggota kelompok melatih memperkenalkan
diri kepada orang lain di kehidupan sehari-hari.
2. Memasukkan kegiatan memperkenalkan diri pada jadwal
kegiatan harian klien.
c. Kontrak yang akan datang
1. Menyepakati kegiatan berikut, yaitu berkenalan dengan anggota
kelompok.
2. Menyepakati waktu dan tempat.
SESI 2 : TAKS
Tujuan :
Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok:
a. Memperkenalkan diri sendiri: nama lengkap, nama panggilan, asal, hobi;
b. Menenyakan diri anggota kelompok lain: nama lengkap, nama panggilan, asal,
hobi.
Alat :
a. Tape recorder
b. Kaset: “marilah kemari” (Titiek Puspa)
c. Bola tenis
d. Buku catatan dan pulpen
e. Jadwal kegiatan klien
Metode :
a. Dinamika kelompok
b. Diskusi dan tanya jawab
c. Bermain peran/ simulasi
Langkah – langkah :
1. Persiapan
a. Meningkatkan kontrak dengan anggota kelompok pada Sesi 1 TAKS.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
Pada tahap ini terapis melakukan :
a. Memberi salam terapeutik:
1. Salam dari terapis.
2. Peserta dan terapis memakai papan nama.
b. Evaluasi/ validasi
1. Menayakan perasaan klien saat ini.
2. Menanyakan apakah telah mencoba memperkenalkan diri pada orang
lain.
c. Kontrak:
1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu berkenalan dengan anggota
kelompok.
2. Menjelaskan aturan main berikut.
 Jika ada peserta yang akan meninggalkan kelompok harus
meminta izin kepada terapis.
 Lama kegiatan 45 menit.
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap kerja
a. Hidupkan kaset pada tape recorder dan edarkan bola tenis berlawanan
dengan arah jarum jam.
b. Pada saat tape dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola
mendapat giliran untuk berkenalan dengan anggota kelompok yang ada di
sebelah kanan dengan cara:
1. Memberi Salam;
2. Menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal, dan hobi;
3. Menanyakan nama lengkap, nama panggilan, asal, dan hobi lawan
bicara;
4. Dimulai oleh terapis sebagai contoh.
c. Ulangi a dan b sampai semua nggota kelompok mendapat giliran.
d. Hidupkan kaset pada tape recorder dan edarkan bola. Pada saat tape
dimatikan, minta pada anggota kelompok yang memegang bola untuk
memperkenalkan anggota kelompok yang sebelah kanannya kepada
kelompok, yaitu: nama lengkap, nama panggilan, asal, dan hobi. Dimulai
oleh terapis sebagai contoh.
e. Ulangi d sampai semua anggota mendapat giliran.
f. Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi
tepuk tangan.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1. Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2. Memberi pujaan atas keberhasilan kelompok.
b. Rencana tindak lanjut
1. Menganjurkan tiap anggota kelompok latihan berkenalan.
2. Memasukkan kegiatan berkenalan pada jadwal kegiatan harian klien.
c. Kontrak yang akan datang
1. Menyepakati kegiatan berikut, yaitudengan bercakap-cakap tentang
kehidupan pribadi.
2. Menyepakati waktu dan tempat.

Evaluasi dan Dokumentasi


1. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja
untuk menilai kemampuan klien melakukan TAK. Aspek yang dievaluasi adalah
kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAKS Sesi 1, dievaluasi
kemampuan klien memperkenalkan diri secara verbal dan nonverbal dengan
menggunakan formulir evaluasi berikut.
a. Kemampuan verbal
Nama klien
NO Aspek yang dinilai Agus  M.
 Adim  Erick Nur  Haryo Sholeh
1. Menyebutkan nama lengkap  X  √ √  √  √
2. Menyebutkan nama panggilan  X  √  √  √  √
3. Menyebutkan asal  X  √  √  √  √
4. Menyebutkan hobi  X  √  √  √  √
Mampu berkenalan dengan teman
5.
disebelahnya X √ √ √ √
Jumlah  0  5  5 5  5

b. Kemampuan nonverbal
Nama klien
 M.
NO Aspek yang dinilai
 Adi  Eric Agus Shole
m k Nur  Haryo  h
1. Kontak mata  X  X √ X   √
2. Duduk tegak  X  √ √  √  √
3. Menggunakan bahasa tubuh yang sesuai  X  √ √  √  √
4. Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir  X  √ √   √ √ 
Jumlah  0 3  4  3  4 

Petunjuk:
1. Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAK.
2. Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda  jika
ditemukan pada klien atau tanda  jika tidak ditemukan.
3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan, jika nilai 4 atau klien mampu, dan
jika nilai , 1, atau 3 klien belum mampu, nilai 0 klien tidak mampu.

Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien ketika TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Misalnya, klien mengikuti Sesi 1 dan 2 TAKS, klien mampu
memperkenalkan diri pada klien lain di ruang rawat (buat jadwal).
Dalam TAK sesi 1 dan 2 pasien atas Adim tidak mampu mengikuti kegiatan
TAK yang sedang dilakukan dan sering ingin keluar permainan tampa seizin leader,
akan ikut TAK lagi dengan mahasiswa lain. Untuk pasien Erik dan Haryo belum
mampu melakukan TAK dikarenakan tidak ada kontak mata dengan para pemain
yang lain. Untuk Agus Nur dan M.Sholeh mampu melaksanakan TAK dan akan
menikuti TAK sesi berikutnya dengan mahasiswa lain
DAFTAR PUSTAKA

Eko, P. (2014). Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Medikal Book.

Keliat, B. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta: EGC.

Keliat, B., & Akemat, P. (2015). Keperawatan Jiwa : Terapi Aktivitas Kelompok.

Jakarta: EGC.

Stuart. (2007). Buku Saku Keperawatan. Jakarta: EGC.

Yosep, I. (2010). Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama.

Anda mungkin juga menyukai