Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

ANSIETAS PADA LANSIA DI PUSKESMAS GILINGAN

Oleh :
KELOMPOK 18 & 19

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES KUSUMA HUSADASURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN
ANSIETAS PADA LANSIA DI PUSKESMAS GILINGAN

A. LATAR BELAKANG
Lansia atau lanjut usia merupakan tahap terakhir dalam tahap
pertumbuhan. Lanjut usia merupakan proses alami yang tidak dapatdihindari
oleh setiap individu (Depsos 2006, dalam Kristyaningsih 2011). Proses
menua akan terjadi perubahan-perubahan baik anatomis, biologis, fisiologis
maupun psikologis. Gejala-gejala kemunduran fisik antara lain kulit mulai
mengendur, timbul keriput, mulai beruban, pendengaran dan penglihatan
berkurang, mudah lelah, gerakan mulai lamban dan kurang lincah masalah
tersebut akan berpotensi pada masalah kesehatan baik secara umum maupun
kesehatan jiwa (Juniarti 2008).
Indonesia memasuki era penduduk berstruktur lanjut usia (aging
structural population) karena mempunyai jumlah penduduk dengan usia 60
tahun ke atas sekitar 8,90% dari jumlah penduduk di Indonesia. Pada 2010,
jumlah lansia sebesar 23,9 juta (9,77%) dengan usia harapan hidup 67,4 tahun
(Menkokesra 2008, dalam Sunartyasih & Linda 2013). Semakin
meningkatnya jumlah lanjut usia di Indonesia akan menimbulkan
permasalahan yang cukup komplek baik dari masalah fisik maupun
psikososial. Masalah psikososial yang paling banyak terjadi pada lansia
seperti, kesepian, perasaan sedih, depresi dan ansietas. Ansietas termasuk
salah satu masalah kesehatan jiwa yang paling sering muncul (Tamher &
Noorkasiani 2009, dalam subandi dkk 2013).
Ansietas atau kecemasan merupakan perasaan takut yang tidak jelas dan
tidak didukung oleh situasi. Ansietas merupakan perasaan campuran berisikan
ketakutan dan keprihatinan mengenai masa-masa mendatang tanpa sebab
khusus untuk ketakutan tertentu.Ansietas pada lansia memiliki gejala seperti,
perasaan khawatir atau takut, mudah tersinggung, kecewa, gelisah, perasaan
kehilangan, sulit tidur sepanjang malam, sering membayangkan hal-hal yang

2
menakutkan dan rasa panik pada hal yang ringan, konflik-konflik yang
ditekan dan berbagai masalah yang tidak terselesaikan akan menimbulkan
ansietas (Maryam dkk 2008, dalam Soemantri dkk 2012). Prevalensi ansietas
di negara berkembang pada usia dewasa dan lansia sebanyak 50% (Videback
2011, dalam Subandi 2013). Angka kejadian gangguan ansietas di Indonesia
sekitar 39 juta jiwa dari 238 juta jiwa penduduk (US Census Bureau 2004,
dalam Subandi 2013).
Berdasarkan hal diatas maka kami merasa perlu memberikan informasi
melalui penyuluhan kepada pengunjung di puskesmas gilingan dengan
masalah kecemasan (Ansietas) padalansiadengan adanya penyuluhan
diharapkan pengunjung di puskesmas gilingan dapat mengatasi dan
termotivasi dalam mengatasi kecemasan yang dirasakan, sehingga tidak
menimbulkan akibat atau masalah yang fatal dan memburuk kondisi atau
kesehatanpengunjung.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan kepada pengunjung menambah
pengetahuan tentang kecemasan pada lansia di puskesmas gilingan
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan pengunjung di puskesmas
gilingan mampu :
a. Mengetahui konseplansiadanperubahan system tubuhpadalansia
b. Pengertian kecemasan pada lansia
c. Mengetahui faktorpenyebab kecemasan padalansia
d. Mengetahuitandadangejalakecemasanpadalansia
e. Mengetahui tingkat-tingkat kecemasanpadalansia
f. Mengetahui caramengatasi kecemasanpadalansia

C. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Pokok Bahasan :Resiko Ansietas ( Kecemasan )padalansia

3
2. Sasaran : Semuapengunjungpuskesmas
3. Metode : Ceramahdan Tanya jawab
4. Media dan alat : LCD, Laptop dan Leaflet
5. Waktu : Pukul 07.30 WIB – O8.OO WIB
6. Tempat : PuskesmasGilingan
7. Pengorganisasian dan fungsinya / uraian tugas
a. Moderator : M. Ilham
b. Presenter : Indarti Sukriswati
c. Observer : Sri Indah Retnowati
d. Fasilitator : Yustina S.W, Agnes Hingi L.A, Maria Goreti L.,
Margareta
Maria S.
8. Setting Tempat
 

4
Keterangan:
: Peserta
: Fasilitator
: Moderator
:Observer
: Presenter

9. Kegiatan Penyuluhan
N WAKTU KEGIATAN MAHASISWA KEGIATAN PESERTA
O
1 5 Menit Pembukaan : Mendengarkandanmenjaw
     Salam Terapeutik absalam
     Perkenalan Mahasiswa dan
pembimbing
     Menjelaskan Tujuan
     Menjelaskan kontrak waktu, bahasa

2 10 Menit Pelaksanaan :
     Menggalipengetahuankliententangk Mengemukakan pendapat
onseplansiadanperubahan system
tubuhpadalansia
     Memberikan reinforcement Bertepuk tangan
positifataskeberhasilanpeserta
      Mendengarkandan
Menjelaskantentangkonseplansiada memperhatikan
nperubahan system tubuhpadalansia
     Menggali pengetahuan klien

5
tentangpengertianansietas Mengemukakan pendapat
(kecemasan) padalansia.
     Memberikanreinforcementpositif
atas keberhasilan peserta Bertepuk tangan
     Menjelaskan tentang
pengertianansietas ( kecemasan ) Mendengarkan dan
padalansia memperhatikan

     Mengali pengetahuan tentang factor Mengemukakan pendapat


penyebabkecemasanpadalansia Bertepuk Tangan

     Memberikan reinforcement positif Mendengarkan dan

     Menjelaskan tentang factor memperhatikan


penyebabkecemasanpadalansia
     Menggali Mengemukan pendapat

pengetahuantentangtandadangejala
kecemasanpadalansia Bertepuk tangan

     Memberikan reinforcement positif


Mendengarkan dan
     Menjelaskan tentang
memperhatikan
tandadangejalakecemasanpadalansi
a
Mengemukakanpendapat

     Menggalipengetahuantentangmaca
Bertepuktangan
m-
macamtingkatkecemasanpadalansia
Mendengarkandanmemper
    Memberikan reinforcement positif
hatikan
     Menjelaskantentangmacam-
macamtingkatkecemasanpadalansia
Mengemukakanpendapat
    Menggalipengetahuantentangcaram
engatasi stress
Bertepuktangan

6
    Memberikan reinforcement Mendengarkandanmemper
     Menjelaskantentangcaramengurang hatikan
i stress

3 5 Menit Penutup Memperhatikan,mendenga


    Melakukan evaluasi rkandanmenjawabsalam
     Menyimpulkan materi bersama
audien
    Menutup dan memberikan salam

10. Materi (Terlampir)


11. Kriteria Evaluasi
Evaluasi struktur
a.    Diharapkan jumlah peserta sesuai dengan perencanaan
b.    Diharapkan tempat dan waktu sesuai dengan rencana
c.    Diharapkan media dan alat sesuai dengan rencana
d.    Diharapkan peran dan tugas mahasiswa sesuai perencanaan.

Evaluasi proses
a.    Diharapkan peserta aktif mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
b.    Diharapkan peserta aktif memberi pendapat selama penyuluhan
c. Diharapkan peserta mengikuti aturan yang telah di jelaskan saat
penyuluhan.

Evaluasi hasil
a.    Diharapkan 100%
pesertamampumenyebutkantentangkonseplansiadanperubahan system
tubuhpadalansia

7
b.    Diharapkan 100%
pesertamampumenyebutkanpengertianansietaspadalansia
c.    Diharapkan 100 %
pesertamampumenyebutkanpenyebabansietaspadalansia
d.    Diharapkan 100 % pesertamampumenyebutkantandadangejalaansietas
e.    Diharapkan 100 % pesertamampumenyebutkantingkatansietas
f.      Diharapkan 100 % pesertamampumenyebutkancaramengatasiansietas
12. Penutup
a.    Kesimpulan
Kecemasan ( Ansietas )adalah bentuk perasaan khawatir, gelisah dan
perasaan-perasaan lain yang kurang menyenangkan.Biasanyaperasaan-
perasaan ini disertai oleh rasa kurang percaya diri, tidak mampu, merasa
rendah diri, dan tidak mampu menghadapi suatu masalah.
b.   Saran
Diharapkan dengan penyuluhan ini pengunjung di puskesmas Gilingan
mampu memahami dan mengetahui tentang ansietas

Surakarta, 20 Februari 2017


Ketua Kelompok

( Muhammad Ilham, S.Kep )

Disetujui Oleh:

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

8
(Ns. Fachrudin N. Sani ,M.Kep) (Didik Subagyo, S.Kep)
NIP. NIP. 19740114 199603 1 002

ANSIETAS PADA LANSIA

1. Konseplansiadanperubahan system tubuhpadalansia


Lanjut usia (lansia) bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut
dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan
tubuh untuk beradaptasi dengan stress lingkungan. Seseorang dikatakan lanjut
usia apabila usianya lebih dari 65tahun ke atas (Efendi dan Mahfudin 2009).
Lansia merupakan tahap akhir perkembangan pada daurkehidupan manusia
yang merupakan suatu proses alami yang tidak dapat dihindari oleh setiap
individu. Perubahan-perubahan fisiologis maupun psikososial, akan berpotensi
pada masalah kesehatan baik secara umum maupun kesehatan jiwa(Maryam
dkk 2008). Lansia adalah seseorang laki-laki ataupun perempuanyang berusia
60 tahun atau lebih, baik secara fisik masih berkemampuan(potensial) mampu
karena sesuatu hal tidak lagi mampu berperan secara aktif dalam pembangunan
(tidak potensial). Perubahan Sistem Tubuh Lansia (Nugroho, 2000)
a. Perubahan Fisik
1) Perubahan pada kulit : kulit wajah, leher, lengan, dan tangan menjadi
lebih kering dan keriput, kulit di bagian bawah mata membentuk seperti
kantung dan lingkaran hitam dibagian ini menjadi lebih permanen dan
jelas, warna merah kebiruan sering muncul di sekitar lutut dan di tengah
tengkuk.
2) Perubahan otot : pada umumnya otot orang berusia madya menjadi
lembek dan mengendur di sekitar dagu, lengan bagian atas, dan perut
3) Perubahan pada persendian : masalah pada persendian terutama pada
bagian tungkai dan lengan yang membuat mereka menjadi agak sulit
berjalan

9
4) Perubahan pada gigi : gigi menjadi kering, patah, dan tanggal sehingga
kadang-kadang memakai gigi palsu
5) Perubahan pada mata : mata terlihat kurang bersinar dan cenderung
mengeluarkan kotoran yang menumpuk di susdut mata, kebanyakan
menderita presbiop atau kesulitan melihat jarak jauh, menurunnya
akomodasi karena menurunnya elastisitas mata
6) Perubahan pada telinga : fungsi pendengaran sudah mulai menurun,
sehingga tidak sedikit yang mempergunakan alat bantu pendengaran.
mulai terjadi penurunan. Penurunan ini bisa berlangsung secara perlahan
bahkan bisa terjadi secara cepat tergantung dari kebiasaan hidup pada
masa usia muda.
7) Perubahan pada sistem pernafasan : nafas menjadi lebih pendek dan
sering tersengal-sengal, hal ini akibat terjadinya penurunan kapasitas
total paru-paru, residu volume paru dan konsumsi oksigen basal, ini
akan menurunkan fleksibilitas dan elastisitas dari paru
Selain ganggunan fisik yang bisa terlihat secara langsung, dengan
bertambahnya usia sering pula disertai dengan perubahan-perubahan
akibat penyakit kronis, obat-obat yang diminum akibat operasi yang
menyiksa kesusahan secara fisik dan psikologis.
Beberapa gangguan fisik pada bagian dalam tersebut seperti :
8) Perubahan pada sistem syaraf otak : umumnya mengalami penurunan
ukuran, berat, dan fungsi contohnya kortek serebri mangalami atropi.
9) Perubahan pada sistem cardiovascular : terjadi penurunan elastisitas dari
pembuluh darah jantung dan menurunnya cardiac out put
b. Perubahan Mental
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental:
1) Kenangan ( Memory)
2) IQ (Intellegentia Quantion)
c. Perubahan Psikososial
1) Merasakan atau sadar akan kematian (sense of awarness of mortality)

10
2) Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan bergerak
lebih sempit.
3) Ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan (economic depriviation)
4) Meningkatnya biaya hidup pada penghasilan yang sulit bertambahnya
biaya pengobat
5) Penyakit kronis dan ketidakmampuan
6) Gangguan saraf pancaindera, timbul kebutaan dan ketulian
7) Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan.\
8) Rangkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan teman-
teman dan keluarga.
9) Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik: perubahan terhadap gambaran
diri, perubahan konsep diri.
2. Pengertianansietas(kecemasan )
Ansietas ( kecemasan ) menurut Lefrancois ( 1980 ) mengatakan bahwa
kecemasan merupakan reaksi emosi yang tidak menyenangkan, ditandai
dengan ketakutan. Menurut johsnton 1971 menyatakan bahwa kecemasan
dapat terjadi karena kekecewaan, ketidakpuasan, perasaan tidak aman atau
adanya permusuhan dengan orang lainJadi ansietas (Kecemasan) adalah bentuk
perasaan khawatir, gelisah dan perasaan-perasaan lain yang kurang
menyenangkan. Biasanya perasaan-perasaan ini disertai oleh rasa kurang
percaya diri, tidak mampu, merasa rendah diri, dan tidak mampu menghadapi
suatu masalah.
3. Penyebabkecemasanpadalansia
a. Factor biologis
Kecemasanterjadiakibatdarireaksisarafotonom yang
berlebihandengannaiknya system simpatis yang
berhubungandengankecemasan
b. Factor psikologi
Kecemasandapatmunculakibatimpuls-impuls di bawahsadar (misalnya : sex,
agresi, danancaman ) yang masukkealamsadar yang
dapatmenimbulkanstress

11
c. Faktorsocial
Menurutteorikecemasanakibatfrustasi, tekanan, konflikataukeadaan yang
tidakdisukai.
d. Faktor interpersonal
yaitukecemasan yang berhubungandengan trauma
sepertiperpisahandankehilangansepertikehilangansuami ,istriatauanak.
4. Tanda dan gejala kecemasan pada lansia
a. Gejala motorik, meliputi: gemetar, muka tegang, nyeri otot, nyeri dada,
letih, pegal, sakit kepala, sakit leher.
b. Gejala otonomik seperti gejalasesak nafas, diare dll.
c. Khawatir
Rasa khawatir yang berlebihan terutama mengenai hal-hal yang belum
terjadi seperti mau mendapat musibah
d. Kewaspadaan berlebihan.
Kewaspadaan yang berlebihan meliputi gejala tidur terganggu, sulit
berkonsentrasi, mudah terkejut, tidak bisa santai dll.
5. Tingkat Kecemasan
a. Cemas Ringan
Cemas ringan berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa kehidupan
sehari-hari. Pada tingkat ini lahan persepsi melebar dan individu akan
berhati-hati dan waspada. Individu terdorong untuk belajar yang akan
menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas. Respons cemas ringan seperti
sesekali bernapas pendek, nadi dan tekanan darah naik, gejala ringan pada
lambung, muka berkerut dan bibir bergetar, lapang persepsi meluas,
konsentrasi pada masalah, menyelesaikan masalah secara efektif, tidak dapat
duduk dengan tenang, dan tremor halus pada tangan.

b. Cemas Sedang
Pada tingkat ini lahan persepsi terhadap masalah menurun. Individu lebih
berfokus pada hal-hal penting saat itu dan mengesampingkan hal lain.

12
Respons cemas sedang seperti sering napas pendek, nadi dan tekanan darah
meningkat, mulut kering, anoreksia, gelisah, lapang pandang menyempit,
rangsangan luar tidak mampu diterima, bicara banyak dan lebih cepat, susah
tidur, dan perasaan tidak enak.
c. Cemas Berat
Pada cemas berat lahan persepsi sangat sempit. Seseorang cenderung hanya
memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal yang penting.
Seseorang tidak mampu berpikir berat lagi dan membutuhkan lebih banyak
pengarahan / tuntunan.Respon kecemasan berat seperti napas pendek, nadi
dan tekanan darah meningkat, berkeringat dan sakit kepala, penglihatan
kabur, ketegangan, lapang persepsi sangat sempit, tidak mampu
menyelesaikan masalah, verbalisasi cepat, dan perasaan ancaman meningka
6. Cara mengurangi cemas pada lansia
a. Teknik relaksasi segitiga pernapasan (Triangle Breathing):
1) Ambil napas selama 3 detik dengan lambat
2) Tahan napas selama 3 detik
3) Keluarkan perlahan selama 3 detik melalui mulut
4) Ulangi selama 3 kali
b. Hipnotis lima jari
1) Tempelkan jari jempol dengan jari telunjuk sambil membayangkan
dalam keadaan diam atau sedang dalam melakukan aktivitas
2) Tempelkan jari jempol dengan jari tengah sambil membayangkan sedang
bertemu dengan orang yang dicintai seperti anak, cucu , maupun
pasangan
3) Tempelkan jari jempol dengan jari manis sambil membayangkan ketika
diberikan pujian
4) Tempelkan jari jempol dengan jari kelingking sambil membayangkan
sedang mengunjungi tempat yang indah

c. Hindari kafein, alkohol dan rokok

13
Rasa cemas ternyata bisa pula dipicu oleh makanan, minuman, serta
kebiasaan yang kita konsumsi atau lakoni. Kafein, alkohol, dan rokok
disebut-sebut sebagai substansi yang bisa meningkatkan rasa cemas
seseorang.
d. Tertawa dan olahraga
Tidak ada yang membantah kalau banyak ketawa itu dianggap
menyehatkan. Buktinya untuk mengatasi rasa cemas ini, para pakar juga
menyarankan agar kita banyak tertawa. Karena cara tersebut ampuh
mengusir emosi dengan sesuatu positif sifatnya. Tak ubahnya dengan
olahraga. 20 hingga 30 menit melakukan olahraga bisa membantu
mengurangi rasa cemas.
e. Bersantai
Rasa cemas kerap datang akibat banyaknya pekerjaan atau tugas lainnya.
Karena itu, usahakan untuk menyisihkan waktu buat bersenang-senang dan
bersantai. Atau waktu tersebut bisa pula digunakan untuk meditasi,
membangun mimpi dan berimajinasi. Karena kebiasaan tersebut akan
membantu mengurangi rasa cemas.
f. Dengar musik
Berbahagialah orang yang gemar mendengarkan musik. Karena dengan
mendengarkan musik-musik favorit, akan membantu menjalani ritme hidup
akan lebih yang menyenangkan.

DAFTAR PUSTAKA

14
Efendi, F. Mahfudin 2009, Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta : Salemba
Medika. Hal 32-35.

Juniarti, N, Eka, S, & Damayanti, A. 2008; GambaranJenis Dan Tingkat KesepianPada


Lansia di Balai Panti Sosial Tresna Wredha Pakutandang Ciparay Bandung,
Skripsi, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjajaran, hal 3.

Kristyaningsih, D 2011 ; Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Tingkat


Depresi Pada Lansia; Jurnal Keperawatan, Volume 1; No; 1,Januari 2011-
Desember 2011.hal 21-23.

Maryam,SR,dkk.2008. Mengenai Usia Lanjut dan Perawatanya. Jakarta; Salemba


Medika.

Subandi, Lestari R & Suprianto T 2013. Pengaruh Terapi Psikoreligius Terhadap


Penurunan Tingkat Ansietas Pada Lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia
Sejahtera Pandaan Pasuruan.hal 20-24.

15

Anda mungkin juga menyukai