Anda di halaman 1dari 6

Usulan tema penelitian:

A. Fenomena:
Tingginya paparan infeksi Covid-19 saat ini menjadi perhatian khusus pada sector
kesehatan. Melansir World ometers, pada 11 Juli 2021, jumlah kasus infeksi di dunia
mencapai 175.576.659 orang, dengan 159.120.855 kasus dinyatakan sembuh, dan 3.787.298
dinyatakan meninggal dunia. Ada pun kasus tertinggi terjadi di Amerika Serikat (34.272.447
kasus dengan 28.275.225 kasus sembuh dan 613.855 kasus meninggal), disusul India
(29.273.338 kasus dengan 27.778.849 kasus sembuh dan 363.097 meninggal), dan Brazil
sebagai negara ketiga terbanyak (17.210.969 kasus dengan 15.670.754 kasus sembuh, dan
482.019 kasus meninggal). Indonesia juga mengalami lonjakan infeksi Covid 19 yang cukup
tinggi hingga tanggal 5 Juli 2021 dengan total 2.313.829 kasus (1.942.690 kasus sembuh dan
61.140 kasus meninggal).
Indonesia juga tak luput dari infeksi Covid 19. Penambahan kasus setiap hari menjadi
perhatian khusus baik bagi pemerintah pusat dan daerah untuk melakukan penatalaksanaan
pengendalian wabah yang sesuai dengan perkembangan zaman. Adapun kasus tertinggi di
Indonesia di tempati oleh DKI Jakarta sebanyak 482.264 kasus, disusul Jawa Barat sebanyak
350.719 kasus, dan Jawa Tengah sebanyak 232.839 kasus. Provinsi Kalimantan Utara
menduduki posisi ke 27 secara nasional dengan kasus terkonfirmasi sebanyak 12.707 kasus.
Pada wilayah kota Tarakan, jumlah terkonfirmasi sebanyak 6.303 kasus dengan 6.024 kasus
sembuh dan 119 kasus meninggal (http://tarakankota.go.id/pengumuman, di akses tanggal 7
juli 2021, pukul 18.30 WITA).
Perawat sebagai tenaga kesehatan yang paling sering kontak dengan pasien memiliki
risiko tertular virus Covid -19. Perawat adalah salah satu tenaga kesehatan dengan jumlah
besar dalam pusat pelayanan kesehatan, terlibat secara langsung dan kontak dengan pasien
selama 24 jam. Adanya risiko tertular penyakit tersebut dapat menimbulkan ketakutan dan
keengganan pada perawat untuk kontak dan merawat pasien Covid-19. Hal ini dapat
mempengaruhi penampilan perawat dalam merawat pasien, bahkan dapat menjadi alasan
bagi perawat untuk meninggalkan pekerjaanya. Persiapan perawat secara dini dalam bentuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan merawat pasien Covid-19 akan berdampak
positif dalam mengatasi ketakutan serta permasalahan yang sering timbul dalam merawat
pasien Covid-19, dampak akhirnya akan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan secara
optimal. Perawat yang berada di garda terdepan dalam penanganan perawatan pasien Covid-
19 disetiap rumah sakit mempunyai pengalaman yang berbeda.

Sebagian besar penderita Covid-19 mengalami stigma sosial berupa penolakan dari
warga sekitar tempat tinggalnya bahkan dari keluarganya. Ada yang mengalami akses
menuju rumahnya ditutup supaya tidak keluar rumah, serta warga yang menolak pemakaman
jenazah Covid-19 di lingkungannya. Dapat dilihat betapa dahsyatnya akibat yang
ditimbulkan dari stigma sosial, yang sangat merugikan tidak saja bagi yang terlabel
namun juga bagi masyarakat itu sendiri. Tanpa disadari, stigma sosial ini bisa sangat
melukai seseorang/kelompok, bahkan lebih berdampak negatif bagi kesehatan mental
dibandingkan virusnya itu sendiri.
Kebanyakan orang yang mengalami masalah kesehatan mental akibat
diskriminasi dapat pulih sepenuhnya, atau mampu hidup dan mengelolanya, terutama
jika mereka mendapatkan bantuan sejak dini. Meskipun begitu, tidak sedikit orang yang
terpengaruh dengan diskriminasi dan stigma sosial yang kuat, melekat pada
kesehatan mentalnya. Oleh karena itu keperdulian serta sikap lapang dada dan
terbuka terhadap informasi yang benar sangat dibutuhkan masyarakat. Pengetahuan
dan pemahaman yang benar tentang pandemi /covid-19 ini merupakan gerbang awal
menuju terbentuknya empati sosial untuk mengurangi stigma social.
Peningkatan jumlah kasus Covid 19 setiap harinya sangat mempengaruhi sector
kesehatan pada instansi Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Kalimantan Utara dalam
memberikan pelayanan yang di tandai dengan terbatasnya jumlah pelayanan setiap hari
namun tetap memperhatikan pemberian pelayanan paripurna. Dalam mewujudkan kualitas
pelayanan yang baik di masa pandemi, tentu tidak terlepas dari hubungan perawat dan klien
dalam praktik keperawatan profesional yang bersifat saling percaya. Terwujudnya hubungan
saling percaya dapat dilakukan dengan jalur membangun komunikasi terapeutik dari seorang
perawat kepada pasien guna mencapai pelayanan keperawatan prima, sehingga berpengaruh
terhadap kepuasan pasien sebagai pengguna jasa.
Hasil observasi awal pada tanggal 7 Juli 2021 di Ruang Tulip 3 RSUD Provinsi
Kalimantan Utara, didapatkan komunikasi terapeutik perawat melakukan pelayanan
keperawatan secara acak, dari 10 pasien yang dirawat menunjukkan bahwa ada 6 atau 60%
komunikasi terapeutik yang kurang optimal, seperti: 1) perawat jarang mengucapkan salam
ketika masuk kedalam kamar pasien, 2) tidak pernah memperkenalkan diri, 3) jarang
menjelaskan peraturan yang berlaku di rumah sakit, dan 4) jarang memberikan penjelasan
mengenai tindakan keperawatan yang akan diberikan kepada pasien. Hal ini menunjukkan
bahwa terdapat kecendrungan perawat belum menerapkan komunikasi terapeutik.
Untuk mengetahui kondisi terkini terkait kepuasan pasien di Ruang Tulip 3 RSUD
Provinsi Kalimantan Utara, penulis melakukan studi pendahuluan melalui wawancara pada
tanggal 7 Juli 2021 di Ruang Tulip 3 RSUD Provinsi Kalimantan Utara, dari 10 responden
secara acak, di dapatkan 7 responden atau 70% merasa tidak puas terhadap pelaksanaan
pelayanan keperawatan dan 3 responden atau 30% merasa puas terhadap pelaksanaan
pelayanan keperawatan. Alasan ketidakpuasan pasien adalah perawat tidak segera datang saat
dibutuhkan, sering terlambat memberikan obat injeksi pada malam hari yang mengganggu
jam istirahat, kebersihan ruangan kurang diperhatikan, dan beberapa perawat terkadang cuek.
Hal ini menunjukkan bahwa terdapat nilai ketidakpuasan pasien yang cukup signifikan
terhadap pelayanan keperawatan di masa pandemic covid ini.

B. MasalahPenelitian
1. Belum maksimalnya komunikasi teraperutik perawat di Ruang Tulip 3, RSUD Provinsi
Kalimantan Utara
2. Rendahnya tingkat kepuasan pasien dengan diagnose Covid 19 Terkonfirmasi terhadap
pelayanan kesehatan di Ruang Tulip 3, RSUD Provinsi Kalimantan Utara
C. PertanyaanPenelitian
Bagaimana Hubungan Antara Komunikasi Terapeutik Perawat dan Tingkat Kepuasan Pasien
di Era Pandemi Covid 19 pada Pelayanan Keperawatan di Ruang Tulip 3, RSUD Provinsi
Kalimantan Utara?
D. Referensi
1. Aswad, Muliadi, Lolong (2015), Hubungan Komunikasi Terapeutik dengan Kepuasan
Pasien di Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie, Ternate. Ejournal
Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2, Mei 2015. Program Studi Ilmu Keperawatan,
Fakultas Kedokteran, Universitas Sam Ratulangi.
2. Erlindai (2019), Tinjauan Kepuasan Pasien pada Pelayanan Pendaftaran Rawat Jalan di
UPT Rumah Sakit Khusus Mata Medan Tahun 2019. Jurnal Ilmiah Perekam dan
Informasi Kesehatan Imelda. Vol.4. No.1, Februari 2019.
3. https://www.worldometers.info/coronavirus/?utm_campaign=homeAdUOA?Si (di akses
tanggal 7 Juli 2021, pukul 17.30 WITA)
4. http://tarakankota.go.id/pengumuman, (di akses tanggal 7 juli 2021, pukul 18.30 WITA).
5. Ramadhani, Ningsih, Susanti (2019), Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat dengan
Tingkat Kepuasan Pasien di Bangsal Cempaka I Rumah Sakit Dr. Adnaan WD
Payakambuh. Jurnal Menara Medika Vol 1 No 2 Maret 2019. Program Studi Ilmu
Keperawatan, Fakultas Kesehatan dan MIPA Universitas Muhammadiyah Sumatera
Barat.
E. Algoritma Studi Literatur (PICOT)
Analisi Studi Literatur
1. Aswad, Muliadi, Lolong (2015), Hubungan Komunikasi Terapeutik dengan
Kepuasan Pasien di Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie,
Ternate.
a) Deskripsi Singkat
Komunikasi terapeutik merupakan sarana bagi perawat dalam menjalin
hubungan saling percaya dan dapat meningkatkan kepuasan pasien, sehingga dapat
meningkatkan citra yang baik untuk tenaga kesehatan khususnya profesi keperawatan.
Hubungan saling memberi dan menerima antara perawat dan pasien dalam pelayanan
keperawatan disebut sebagai komunikasi terapeutik Tujuan penelitian
mengindentifikasi komunikasi terapeutik perawat dan kepuasaan pasien serta
menganalisis hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasaan pasien di
Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate.
b) Analisis PICOT
1) Population: Sampel berjumlah 80 responden dengan menggunakan tehnik
Purposive Sampling dengan rentang umur 17- 55 Tahun.
2) Intervention: Pada penelitian ini, untuk mengetahui komunikasi terapeutik
perawat di ruang IGD dilakukan observasi. Sedangkan untuk kepuasan pasien di
himpun melalui kuesioner. Selanjutnya dilakukan uji univariat untuk mengetahui
distribusi sampel berdasarkan usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,
pekerjaan, dan komunikasi terapeutik. Setelah itu dilakukan uji bivariat untuk
mengetahui hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien.
3) Comparation: Dalam penelitian ini dilakukan perbandingan dengan penelitian
lain Amelia (2010), perawat dalam pemberian asuhan keperawatan dengan
kepuasan pasien di Irina Non Bedah (PenyakitDalam) RSUP Dr. M.Djamil
Padang, yaitu tidak terdapat hubungan antara perilaku empati perawat dengan
kepuasan pasien. Namun pada penelitian ini, terdapat hubungan signifikan antara
komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien di Instalasi Gawat
Darurat RSUD Dr.H. Chasan Boesoirie Ternate.
4) Outcome: Pada penelitian ini didapatkan pvalue≤ 0,000 yang menunjukkan
diterima dan menunjukan terdapat hubungan komunikasi terapeutik perawat
dengan kepuasan pasien di Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr.H. Chasan
Boesoirie Ternate.
5) Time: Gawat Darurat RSUD. Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate pada tanggal 2
Oktober 2014.
c) Pembahasan
Kepuasan adalah perasaan senang seseorang yang berasal dari perbandingan
antara kesenangan terhadap aktivitas dan suatu produk dengan harapannya. Kepuasan
adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan
antara persepsi atau kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan harapan –
harapanya (Nursalam, 2011). Kepuasan pasien adalah indicator pertama dari standar
suatu rumah sakit. Pasien baru akan puas apabila kinerja layanan kesehatan yang
diperolehnya sama atau melebihi harapannya dan sebaliknya, ketidakpuasan atau
perasaan kecewa pasien akan muncul apabila kinerja layanan kesehatan yang
diperolehnya itu tidak sesuai dengan harapannya. Kepuasan pasien adalah suatu
tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan
yang diperolehnya setelah pasien membandingkannya dengan apa yang
diharapkannya.
Dari hasil penelitian didapatkan data sebagian pasien dengan komunikasi
terapeutik baik tetapi pasien tidak merasa puas, hal ini disebabkan karena pasien ingin
mendapatkan perhatian penuh dan khusus dari perawat. Hal tersebut tentunya tidak
mungkin terjadi, karena masih banyak pasien lain yang harus mendapatkan perhatian
dari perawat. Ketidakpuasan tersebut juga timbul karena persepsi dan cara pandang
pasien yang berbeda dalam menganggapi setiap tindakan dan komunikasi perawat.
Sedangkan komunikasi yang tidak baik tetapi pasien merasa puas disebabkan karena
apa yang didapatkan oleh pasien sesuai dengan harapan untuk mendapatkan
pelayanan yang terbaik dari perawat. Kepuasan tersebut timbul dari adanya
keterampilan dan tanggungjawab perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan,
seperti perawat yang menangani masalah dengan tepat dan profesional, perawat yang
bersedia menawarkan bantuan ketika pasien mengalami kesulitan.
d) Simpulan dan Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang hubungan komunikasi
terapeutik perawat dengan kepuasan pasien di Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr. H.
Chasan Boesoirie Ternate, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1) Komunikasi terapeutik perawat di Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr. H. Chasan
Boesoirie Ternate menunjukkan, bahwa sebagian besar komunikasi terapeutik
perawat baik.
2) Kepuasan pasien di Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr. H.Chasan Boesoirie
Ternate menunjukkan, bahwa sebagian besar pasien merasa puas.
3) Terdapat hubungan komunikasi terapetik perawat dengan kepuasan pasien di
Instalasi Gawat Darurat RSUD. Dr. H.Chasan Boesoirie Ternate.

Anda mungkin juga menyukai