Disusun Oleh:
Puji dan Syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat limpahan
nikmat, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dengan baik
dan selesai tepat pada waktunya. Dalam makalah ini penulis akan membahas tentang
“Strategi Promosi Kesehatan Meningkatkan Partisipasi KB Pria ”.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas pada Mata Kuliah Keperawatan Maternitas
Normal. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah
ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan pembaca untuk memberikan saran serta kritik
yang dapat membangun. Kritik dari pembaca penulis harapkan untuk penyempurnaan
makalah selanjutnya. Harapan penulis semoga berbagai saran dan kritik yang bersifat
membangun dapat menjadi bekal penulis untuk penyempurnaan penulisan makalah
selanjutnya.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis maupun pembaca
Sukabumi, 12 Juli 2023
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
D. Tujuan ............................................................ 7
E. Manfaat .......................................................... 8
E. Tinjauan
Penggunaan Alat Kontrasepsi .......................... 77
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Nasional mempunyai arti dan peranan yang sangat penting dalam rangka
Keluarga Berkualitas.
1
Agar tercapai keseimbangan antara pertumbuhan penduduk dan
dan perilaku dari yang sebelumnya tidak atau belum mendukung KB menjadi
lihat dengan sepintas saja. Pada kenyataannya, Toga dan Toma berperan
dalam mengajak untuk menjadi peserta KB, dukungan mereka amat sangat
2
penting dalam upaya peningkatan peserta KB. Melalui para Toga dan Toma,
diharapkan akan lebih mudah diajak untuk menjadi peserta KB. Khususnya
pada lingkungan masyarakat pedesaan, peran Toga dan Toma tidak bisa
diabaikan. Sifat kerukunan yang masih kental dan rasa saling hormat
B. Rumusan Masalah
pria. Strategi promosi kesehatan dalam hal ini meliputi 3 hal, yaitu:
3
1. Strategi promosi kesehatan meningkatkan partisipasi KB pria” dari
C. Tujuan
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
Pria;
Partisipasi KB Pria;
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Berencana yaitu:
5
c. Pengaturan kelahiran diselenggarakan dengan tata cara yang diterima
dari segi kesehatan, etika, dan agama yang dianut penduduk yang
bersangkutan.
a. Visi
6
Yang dimaksud anak ideal adalah keluarga kecil yang
tetapi juga sehat secara rohani dan sosial, kesehatannya terjaga baik
keluarganya.
7
anggota keluarganya untuk hidup harmonis, sejahtera lahir dan batin.
b. Misi
Program KB Nasional.
8
7. Menyediakan data dan informasi keluarga berskala mikro untuk
keluarga miskin.
c. Tujuan
yang ingin dicapai dalam kurun waktu lima tahun (2004- 2009)
dapat tercapai.
d. Sasaran
9
4. Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang efektif serta
efisien.
tahun.
kembang anak.
1. Pengertian Partisipasi
10
Sastropoetra, 1988 : 33)
memerlukan waktu dan usaha, agar menjadi mantap dan hanya berhasil baik
dan terus maju apabila ada kepercayaan. Dengan kata lain, Poerbakawatja
pelaksanaan dari gejala sesuatu yang berpusat pada kepentingannya dan juga
tingkat kewajibannya.
pelaksanaan program.
11
C. Tinjauan Tentang Promosi Kesehatan
1. Pengertian
12
mengajak dalam beraktifitas yang cepat kepotensi mereka. Sebuah masyarakat
yang baik anggota masyarakat mau membantu dan bertanggungung jawab untuk
kesehatan.
13
Teori Pemahaman Untuk Promosi Kesehatan & Proteksi Kesehatan
14
2. Model Promosi Kesehatan Menurut NOLA J. PENDER
15
3. Strategi Promosi Kesehatan
a. Advokasi
retorika Foss dan Foss et All 1980, Toulmin 1981 (Fatma Saleh 2004),
mengenai sesuatu.
16
terhadap suatu sebab atau isu tertentu, melalui serangkaian tindakan yang
bersama-sama.
a) Prinsip-prinsip Advokasi
17
politik, dukungan kebijakan, penerima sosial, dan adanya sistem
18
b) Tujuan Advokasi
19
hendaknya memperoleh dukungan dari sasaran utama program
lain.
c) Kegiatan-kegiatan Advokasi
20
dan program kesehatan yang akan dilaksanakan.
pemecahannya.
(3) Media
melanda masyarakat.
kegiatan advokasi.
dirasakan masyarakat.
22
Program yang diajukan tersebut harus mempunyai prioritas
sbb:
bidangnya.
23
lebih percaya diri.
advokasi.
(2) Perhatian
dari dalam diri orang itu sendiri, yang terdiri atas faktor
dsb).
(4) Visualisasi
24
Informasi atau pesan yang menarik atau perlu divisualisasikan
(a) Input
lain:
pelatihan.
program kita.
(b) Proses
26
ii. Beberapa kali menghadiri rapat atau pertemuan yang
daerahnya.
27
iii. Beberapa kali seminar atau lokalnya tentang masalah
(c) Output
i. Undang-undang
v. Peraturan daerah
28
Sedangkan indikator output dalam bentuk perangkat
kesehatan.
poliklinik, dsb.
b. Dukungan Sosial
terhadap program kesehatan tersebut. Oleh sebab itu, strategi ini juga
29
upaya bina suasana, atau membina suasana yang kondusif terhadap
kesehatan.
masyarakat yang signifikan. Oleh sebab itu, apabila toma dan toga sudah
yang lain. Bentuk kegiatan nasional seperti ini antara lain: pelatihan-
sekunder).
yang dipengaruhi oleh banyak faktor baik faktor internal (perilaku dan
30
masing. Dalam kerjasama tersebut ada kesepakatan tentang komitmen
bersama).
1) Persyaratan kemitraan:
31
antara mereka. Demikian juga kemitraan akan terjadi apabila
sama
32
Dalam kemitraan, masing-masing anggota atau mitra harus
2) Landasan kemitraan
saling”, yakni:
(structure)
33
Kemitraan adalah suatu organisasi jejaring kerja yang masing-
lain.
(capacity)
masing-masing anggota.
34
anggota, agar satu dengan lainnya saling mengenal, baik
satu sama lain. Oleh sebab itu akan selalu terjadi mekanisme
cita bersama.
gejala seperti ini, maka setiap anggota atau mitra harus saling
perlu dihargai oleh anggota atau mitra lain. Oleh sebab itu, para
3) Prinsip-prinsip kemitraan
35
prinsip kunci yang perlu dipahami oleh masing-masing anggota
a) Kesetaraan (equity)
b) Keterbukaan (transparancy)
tujuan bersama.
36
4) Pilar-pilar kemitraan
sebagainya.
mencakup:
a) Input
37
Input sebuah kemitraan adalah semua sumber daya yang dimiliki
sumber daya manusia dan sumber daya yang lain seperti: dana,
b) Proses
c) Output
d) Outcome
38
masyarakat, yang sebenaarnya merupakan akumulasi dampak dari
c. Pemberdayaan masyarakat
belajar kepada subjek belajar. Oleh seba itu masyarakat yang mampu
39
2) Timbulnya kemauan atau kehendak ialah sebagai bentuk lanjutan dari
suatu tindakan. Oleh sebab itu, teori lain kondisi semacam ini disebut
mungkin juga tidak, atau berhenti pada kemauan saja. Berlanjut atau
faktor. Faktor yang paling utama adalah sarana dan prasarana untuk
40
mampu mengenali masalah kesehatan dan faktor-faktor yang
kurangnya sbb:
(pengobatan)
41
Pengetahuan kesehatan lingkungan ini antara lain mencakup:
sampah, dsb.
42
c) Mampu memelihara dan melindungi dari baik indiviual,
timbulnya penyakit diare, mata, kulit, dsb. Oleh sebab itu, dengan
43
masyarakatnya secara terus menerus. Adanya kelompok-
yang ada, baik dari instansi lintas sektoral maupun LSM (lembaga
pada pendekatan non instruktif. Hal ini untuk menghindari kesan pada
44
memanfaatkan potensi setempat tanpa tergantung pada bantuan dari
pihak luar.
45
mencerminkan kualitas sumber daya manusia komunitas atau
dilakukan melalui
46
para tokoh masyarakat. Para tokoh masyarakat setempat sebagai
d) Menjalin kemitraan
47
yang bersangkutan, baik pemerintah maupun swasta. Petugas
e) Desentralisasi
atau instruksi dari atas. Oleh sebab itu, pendekatan yang digunakan
48
masyarakat, pengorganisasian masyarakat, atau memfasilitasi
tersebut.
tersebut.
49
pemukiman kumuh, secara alamiah, akan terjadi kristalisasi adanya
masyarakat.
50
d) Material masyarakat (community material): sumber daya alam
Negara, ada beberapa desa yang dekat kali dan kali tersebut
51
dapat mengadopsi dan seingga dapat dimanfaatkan di tempat lain
atau diperluas.
a) Input
b) Proses
bersangkutan.
52
(3) Jumlah tokoh masyarakat atau kader kesehatan yang telah
pemberdayaan masyarakat.
c) Output
adalah:
(1) Jumah dan jenis UKBM (upaya kesehatan yang bersumber daya
sehat, dsb.
sebagainya.
d) Outcome
antara lain:
53
(1) Menurunnya angka kesakitan dalam masyarakat.
tahun 1994 pembangunan kependuduka tidak lagi hanya dilihat dari aspek
jumlah dan demografinya saja, tetapi lebih di utamakan pada aspek kualitas
nasional.
54
Dalam mengimplementasikan kebijakan-kebijakan tersebut perlu
keadilan Gender (KKG) sudah menjadi isu yang sangat penting dan sudah
dan dipertegas dalam Instruksi Presiden No. 9 tahun 2000 tentang Pengurus
Disamping itu pengarus utama gender juga merupakan saah satu dari
55
mempertimbangkan permasalahan kebutuhan, aspirasi perempuan pada
tergantung dari peran serta laki-laki dan perempuan sebagai pelaku dan
kurang dapat berperan aktif. Hal ini disebabkan karena kondisi dan posisi
kaum perempuan.
56
Berbagai upaya pembangunan nasional yang selama ini diarahkan
salah satu jenis kelamin dengan kata lain belum mencerminkan kesetaraan
57
politik yang diarahkan pada pemerataan pembangunan. Selain itu rendahnya
Banyak studi bahwa relasi gender yang masih timpang dalam sebuah
keluarga cukup berperan terhadap angka Unmeet Need. The John Hopkins
dalam KB. Suami yang masih ingin memiliki anak dan menolak
kontrasepsi membuat perempuan yang tidak ingin punya anak tidak terakses
pelayanan KB. Selain itu, komunikasi mengenai isu KB yang buruk pada
suami dan posisi tawar (bargaining position) istri yang rendah dalam
Pengertian Gender
Konsep gender adalah suatu sifat yang melekat baik pada laki-laki
peran dan tanggung jawab kedua jenis kelamin itu. Gender bukanlah kodrat
bersikap, bertindak dan berperan sesuai dengan ketentan sosial dan budaya
58
dikonstruksi oleh masyarakat melalui berbagai macam sektor kehidupan
manusia.
lebih disebabkan tidak adanya kata gender dalam kamus bahasa Indonesia
secara jelas membedakan antara sex (jenis kelamin) dan Gender. Sehingga
atau pembagian dua jenis kelamin manusia yang ditentukan secara biologis,
dan topeng di teater menyampaikan kepada orang lain bahwa kita adalah
Dubel dalam Faqih (1996) yang melihat adanya perbedaan peran-peran jenis
hakiki yang menyangkut jenis kelamin tidak bisa diganggu gugat (misalnya
59
E. Tinjauan Penggunaan Alat Kontrasepsi
1. Kondom
Kondom pria merupakan selubung/ sarung karet yang terbuat dari lateks
(karet) dan plastik (vinil) yang dipasang pada penis di saat hubungan
seksual.
Cara kerja:
perempuan.
Kondom cukup efektif bila dipakai secara benar pada setiap kali
berhubungan seksual.
60
Manfaat:
ditunda
m. Mencegah imuno
infertilitas Keterbatasan:
mempertahankan ereksi
61
f. Pembuangan kondom bekas mungkin menimbulkan masalah dalam
hal limbah.
Cara penggunaan:
62
2. Pil KB
Cara kerja:
a. Menekan ovulasi
c. Mencegah implamantasi
a. Pil KB Kombinasi:
b. Pil KB Progesteron:
63
Manfaat:
rahim
Keterbatasan:
b. Bila lupa minum 1 pil (hari 1-21) sebaiknya minum pil tersebut
64
Efek samping:
Satu, dua atau enam batang silastik (sebesar batang korek api) yang berisi
dua batang dapat digunakan selama 3 tahun dan enam batang selama 5
tahun.
Cara kerja:
a. Menekan ovulasi
65
f. Penyakit Mioma uteri dan kanker payudara
epilepsi/ TBC
Manfaat:
Keterbatasan:
haid.
b. Timbul keluhan seperti nyeri kepala, berat badan naik, mual, pusing
66
c. Perubahan perasaan (mood)
epilepsi
Cara penggunaan:
persalinan
kehamilan
Efek samping:
c. Ekspulsi
4. Suntikan
67
Obat suntik yang berisi hormon progesteron yang disuntikkan setiap 2
setiap 1 bualn (suntikan kombinasi) pada otot panggul atau lengan atas.
Cara kerja:
a. Menekan ovulasi
c. Menipiskan endometrium
Manfaat:
68
d. Mengurahi jumlah pendarahan saat haid dan nyeri
Keterbatasan:
Cara penggunaan:
selama 1 minggu
Efek samping:
5. IUD/AKDR
69
Cara kerja:
tuba
a. Kehamilan
Manfaat:
a. Praktis ekonomis
70
e. Tidak harus mengingat kontrasepsi pil
Keterbatasan:
pemasangan AKDR
provider terlatih
h. Terjadi
komplikasi Cara
penggunaan:
pasca persalinan
Efek samping:
Komplikasi:
6. Tubektomi/ MOW
Cara kerja:
Manfaat:
72
d. Mengurangi risiko kanker
ovarium Keterbatasan:
a. Hamil
b. Perdarahan pervagina
7. Vasektomi/ MOP
sehingga pada saat ejakulasi, cairan mani yang dikeluarkan tidak lagi
Cara kerja:
telur
Manfaat:
73
c. Tidak mengganggu hubungan seksual
Keterbatasan:
anak lagi
(BKKBN, 2010)
Rate (CPR) di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat dari 57 persen
74
sekaligus dapat meningkatkan derajat kesehatan ibu, bayi dan anak serta
Pemerintah dengan berbagai sumber daya yang ada telah berupaya untuk
sebesar 4,5, hasil SDKI 2007 menunjukkan kesertaan pria baru mencapai 1,5
75
menurut jenisnya yang tidak sesuai dengan pola umum di negara lain, seperti
meningkat dari tahun ke tahun dan saat ini mencapai 61,4%. Kecenderungan
pola pemakaian kontrasepsi adalah suntik sebesar 31,6 persen, Pil sebesar
13,2 persen, IUD sebesar 4,8 persen, implant 2,8 persen, kondom sebesar 1,3
persen, kontap wanita (MOW) sebesar 3,1 persen dan kontap pria (MOP)
sebesar 0,2 persen, pantang berkala 1,5 persen, senggama terputus 2,2 persen
pada tahun 1991 hanya 11,7 persen, 1994 menjadi 15,2 persen, 1997 21,1
persen, 2003 menjadi 27,8 persen dan 2007 mencapai 31,6 persen.
76
13,3 persen 1994 menjadi 10,3 persen, 1997 menjadi 8,1 persen, 2003
menjadi 6,2 persen dan 2007 hanya 4,8 persen (sumber SDKI).
Suntik
Suatu
Area MO MOP Pil dan IUD Kondom Tradisional
cara
W Implan
t
Dunia 60,5 20,5 3,4 7,5 3,2 13,6 4,8 6,9
Negara
68,9 9,3 5,3 15,9 0,7 7,6 14,3 13,0
Maju
Negara
59,2 22,3 3,0 6,2 3,6 14,5 3,3 5,9
Berkembang
usia subur yang belum terpenuhi pilihan jenis kontrasepsi yang sesuai dengan
choice, KIP dan Konseling belum dilaksanakan secara benar dan luas
kontrasepsinya.
(Toma) amat sangat penting dalam upaya peningkatan KB pria. Sangat kecil
Toma, melalui para Toga dan Toma, diarapkan para pria akan lebih mudah
dan mau untuk diajak menjadi peserta KB. Kegiatan yang melibatkan para
mengajak para Toga dan Toma agar ikut memahami makna KB pria, dan jika
dilakukan orientasi tentang Partisipasi Pria bagi mereka. Dan dari orientasi
78
tersebut telah disepakati bahwa para Toga dan Toma sangat mendukung KB
Seperti kita ketahui bersama, Toga dan Toma biasanya berasal dari
Toga dan Toma memiliki ciri-ciri antara lain: memiliki sifat dan sikap
terbatas, yang dalam hal ini tergantung masalahnya dan disesuaikan dengan
Toma tidak bisa diabaikan. Sifat kerukunan yang masih kenta dan rasa saling
pria.
79
- Meningkatkan frekuensi dan mutu kegiatan peningkatan partisipasi
pria di lapangan.
pria. Mereka antara lain adalah: Ketua LKMD, Ketua RW/RT, Kepala
Dusun, Pegawai Negeri, Guru, TNI dan Polri, Pegawai Swasta, Orang
Isteri Ketua Adat, Dukun bayi, Tokoh Pemua, Tokoh Kesenian dan
Toma sering berlainan sesuai dengan situasi dan kondisi wilayah setempat.
(Gemapria, 2008)
yang penting. Secara umum, Toga dan Toma mempunyai peran baik
dilakukan para Toga dan Toma merupakan upaya untuk mempertajam isi
80
Sebagai mobilisator, Toga dan Toma akan berupaya menggalang,
arah pemakaian kontrasepsi yang terbaik bagi pasangan usia subur. Dan
peran selanjutnya adalah sebagai Deseminator. Dimana Toga dan Toma bisa
hidup sejahtera.
kegiatan untuk mengajak para pria ber-KB. Dalam kaitannya dengan upaya
peningkatan peserta KB Pria, Toga dan Toma dapat berperan sebagai tenaga
motivator.
persepsi dan sikap isteri terhadap alat KB pria, mutu pelayanan KB, jarak
81
pria. Hubungannya dengan masalah sosial budaya masyarakat, Toga dan
selalu isteri yang ber-KB. Dengan dukungan positif para Toga dan Toma
mereka adalah jalan yang baik menuju tercapainya peserta KB pria yang
82
BAB III
PEMBAHASAN
2 Advokasi Bapemas dan KB Dwi Yudha 2014 Penelitian ini mengkaji mengenai Hasil dalam penelitian ini
Pada Pasangan Suami Istri Rinaldi, advokasi yang dilakukan oleh Badan menunjukkan bahwa Bapemas
pra-Kehamilan di Surabaya Pambudi Pemberdayaan Masyarakat dan dan KB kota Surabaya
Handoyo Keluarga Berencana (Bapemas dan melakukan advokasi melalui
KB) pada pasangan suami istri pra- kader-kader dari tiap kecamatan
kehamilan di Surabaya. yang sudah dilatih secara
mendasar mengenai program
Keluarga Berencana. Melalui
kader-kader tersebut advokasi
dilakukan dalam bentuk
perubahan dari honey moon
83
menjadi honey years,
pendampingan pemilihan alat
kontrasepsi mulai dari masa pra-
kehamilan sampai pasca
kehamilan, program suami siaga,
hingga advokasi dalam bentuk
program kemandirian masyarakat
3 STRATEGI PROMOSI RAHMATSAH 2011 Jenis penelitian yang digunakan Hasil penelitian menunjukkan
KESEHATAN SAID dalam penelitian ini adalah jenis adanya komitmen pemerintah
MENINGKATKAN penelitian dalam pendekatan berupa keadilan dan kesetaraan
PARTISIPASI KB PRIA DI kualitatif adalah dengan rancangan gender dalam program Keluarga
BKKBN PROVINSI studi kasus yaitu yang digali adalah Berencana. Ada beberapa faktor
SULAWESI SELATAN entitas tunggal atau fenomena dari penghambat dalam pelaksanaan
suatu masa tertentu dan aktivitas program peningkatan partisipasi
(bisa berupa program, kejadian, KB pria diantaranya: faktor
proses, institusi atau kelompok kesadaran, ekonomi, budaya,
sosial), serta mengumpulkan detil
dan masih kurangya Advokasi
informasi dengan menggunakan
dan KIE.
berbagai prosedur pengumpulan
data selama kasus itu terjadi.
84
1. Pemberdayaan Gender dalam Partisipasi KB Pria
mereka sendiri.
85
Kebijakan program Keluarga Berencana Nasional diarahkan untuk
di dalamnya terdiri dari suami, istri, dan anak, dengan bercirikan kemandirian
dan ketahanan keluarga, dalam rangka mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan
untuk Vasektomi cukup tinggi, hanya untuk penggunaan kondom yang masih
rendah disebabkan faktor perasaan malu dan kurang kampanye tentang KB pria.
perempuan. (Meneg. PP: 2001). Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG) sudah
menjadi isu yang sangat penting dan sudah menjadi komitmen bangsa-bangsa di
dunia termasuk Indonesia sehingga seluruh Negara menjadi terikat dan harus
karena itu peserta KB pria di Indonesia masih sangat rendah di samping masih
terutama dalam hal kehamilan dan kelahiran. Rendahnya partisipasi pria tersebut
86
merupakan manifestasi ketidakadilan dan kesetaraan gender. Di samping itu,
pada saat wanita sedang hamil. Perdagangan anak perempuan dan wanita serta
perkosaan merupakan isu lain yang terkait dengan hak-hak reproduksi dan
kondom bagi hubungan seksual yang berisiko tinggi masih jauh dari harapan.
(BKKBN: 2006)
luar). Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini maka perilaku dapat
atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh
orang lain.
87
alat kontrasepsi itu sendiri tapi karena tidak adanya contoh dari
sebatas tahu saja dan mengerti tanpa adanya respon dalam bentuk
tindakan atau praktek yang nyata. Oleh karena itu perilaku mereka
pelatihan bagi tenaga medis dan pemberian reward bagi pria yang
88
strategi dalam pelaksanaan promosi KB pria antara lain (Panduan
a. Kebijakan
melalui pelatihan.
media.
promosi KB pria.
89
b. Strategi
kabupaten/kota.
pembiayaan.
pria.
Alat Kontrasepsi
para ahli retorika Foss dan Foss et All 1980, Toulmin 1981 (Fatma
90
yang mencakup kegiatan-kegiatan penyandaran, rasionalisasi,
a. Komitmen Politik
kegiatan juga tidak terlepas dari kondisi politik pada saat ini. Baik
91
kebijakan ini dapat berupa undang-undang, peraturan daerah, surat
dsb.
dsb.
92
berbagai sektor, maka program untuk pemecahannya atau
93
terhadap penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) sehingga
kesehatan.
hal penelitian tentang pil KB pria. Tentunya hal ini didorong untuk
94
kepada upaya keselarasan dan kedinamisan program yang lebih
efektif.
Masyarakat
diharapkan para pria akan lebih mudah dan mau untuk diajak menjadi
peserta KB.
dan Toma tidak bisa diabaikan. Sifat kerukunan yang masih kental
Toga dan Toma. Dengan melibatkan Toga dan Toma dalam berbagai
peran yang penting. Secara umum, Toga dan Toma mempunyai peran
95
pria dalam KB dan Kesehatan Reproduksi. Kegiatan yang
peserta KB pria, Toga dan Toma dapat berperan sebagai tenaga KIE
antara BKKBN dan tokoh agama dan tokoh masyarakat. Hal ini
96
selektif informasi serta menginterpretasikan makna program KB
semakin berkembang.
sejahtera.
97
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
antara BKKBN dan tokoh agama dan tokoh masyarakat dalam bentuk
Paspedu.
B. Saran
98
advokasi dan KIE di lini lapangan dan mengintensifkan pelatian bagi
3. Konsep akan dukungan dari tokoh agama dan tokoh masyarakat harus
99
DAFTAR PUSTAKA
Baso, AZ. 1999. Undang-Undang Otonomi Daerah & Gender. Majalah Buletin
SWARA. Makassar
100
Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Reproduksi. 2006. Keluarga Berencana dan
Kesehatan Reproduksi: kebijakan, program dan kegiatan tahun 2005-
2008 Jakarta. BKKBN.
Prasetya Teguh Iman. 2007. Etik dan Emik dalam Petualangan dan
Keberanian. Is powered by WordPress.
101
Pusat Penelitian dan Pengembangan KB dan Kesehatan Reproduksi tahun
2003. Laporan Tahunan. Jakarta: Badan Koordinasi Keluarga
Berencana.
102