UNIVERSITAS PADJADJARAN
Biostatistika
Oleh :
ISTIKOMAH
NPM. 220110170139
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
dukungan dalam penulisan proposal ini dan semoga proposal ini dapat
bermanfaat.
itu, segala kritik dan saran dari pembaca sangat berarti bagi peneliti.
Jatinangor,
Desember 2019
Peneliti
i
Daftar Isi
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah...........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...................................................................................................3
1.3. Tujuan.....................................................................................................................4
1.4. Manfaat...................................................................................................................4
1.Manfaat teoritis.......................................................................................................4
2.Manfaat praktis.......................................................................................................4
1.5. Kerangka Pemikiran................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................................6
2.1 Gambaran Tubuh......................................................................................................6
2.1.1 Definisi gambaran tubuh...................................................................................6
2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi gambaran tubuh..........................................7
2.1.3 Gangguan gambaran tubuh................................................................................9
2.1.5 Pengukuran gambaran tubuh...........................................................................11
2.2 Perilaku Diet..........................................................................................................12
2.2.1 Definisi Diet....................................................................................................12
2.2.2 Jenis Perilaku diet............................................................................................13
2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku diet.............................................14
2.2.4 Dampak Perilaku diet......................................................................................15
2.2.5 Pengukuran perilaku diet.................................................................................16
2.3 Remaja...................................................................................................................17
2.3.1 Definisi Remaja...............................................................................................17
2.3.2 Karakteristik perkembangan remaja................................................................18
2.4 Hubungan antara gambaran tubuh dan perilaku diet pada remaja..........................21
BAB III............................................................................................................................23
METODE PENELITIAN.................................................................................................23
3.1 Rancangan Penelitian.............................................................................................23
3.2 Variabel Penelitian.................................................................................................23
3.3 Definisi Konseptual dan Definisi Operasional.......................................................24
ii
3.3.1 Definisi Konseptual..................................................................................24
3.3.2 Definisi Operasional........................................................................................24
3.4 Populasi dan Sampel..............................................................................................27
3.4.1 Populasi...........................................................................................................27
3.4.2 Sampel............................................................................................................27
3.5 Prosedur Pengumpulan Data..................................................................................28
3.6 Instrumen Penelitian...............................................................................................30
3.7 Teknik Pengolahan Data........................................................................................31
3.8 Analisa Data...........................................................................................................33
3.9 Prosedur Penelitian................................................................................................33
3.10 Etika Penelitian....................................................................................................35
3.11 Waktu dan Tempat Penelitian..............................................................................36
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................37
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Body image bagi remaja merupakan suatu hal yang penting, karena
pada masa remaja seseorang banyak mengalami perubahan, baik secara fisik
maupun psikis. Perubahan yang pesat ini menimbulkan respon tersendiri bagi
perempuan dari pada remaja laki-laki. Pada umumnya, remaja perempuan lebih
kurang puas dengan keadaan tubuhnya dan memiliki lebih banyak gambaran
pubertas. Hal tersebut dikarenakan pada saat mulai memasuki masa remaja,
tubuhnya semakin jauh dari bentuk tubuh yang ideal, sedangkan remaja laki-
laki menjadi lebih puas karena massa otot yang meningkat. (Brooks-Gunn &
diperoleh hasil bahwa dari 4000 remaja perempuan, hanya 19% saja yang
merasa puas akan tubuhnya, dan sisanya 81% merasa tidak puas dan cenderung
“Gue mau banget punya badan langsing. Soalnya temen-temen gue men-
1
suplemen untuk memperlancar gue mendapatkan tubuh yang indah, yah,
dan gambaran tubuh yang ideal dapat mengarah kepada upaya obsesif
seperti mengontrol berat badan (Davison & Birch dalam Papalia, 2008).
Pola ini menjadi lebih umum diantara anak perempuan ketimbang anak laki-
mendapatkan berat badan yang ideal (Dacey & Kenny, 2001). Konsep tubuh
dari remaja yang mengontrol berat badan dengan melakukan diet dan
lemak. Jadi, diet itu bukan berarti harus menahan lapar sepanjang hari.
Perilaku tidak sehat yang dapat diasosiasikan dengan diet misalnya puasa,
2
tidak makan dengan sengaja, penggunaan pil-pil diet, penahan nafsu makan
atau laxative, muntah dengan disengaja, dan binge eating (French, Perry,
Leon & Fulkerson, 1995). Diet yang dilakukan oleh remaja bukanlah hal
yang dapat disepelekan. Saat remaja adalah saat ketika tubuh seseorang
remaja dapat membatasi masukan nutrisi yang mereka butuhkan agar tubuh
dapat tumbuh. Selain itu, diet pada remaja juga dapat menjadi sebuah titik
tahun berikutnya (Hill, Oliver & Rogers dalam Elga, 2007). Hal ini menjadi
sebuah bukti bahwa perilaku diet dapat membawa dampak yang buruk bagi
3
1.3. Tujuan
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara gambaran tubuh dan perilaku
1.4. Manfaat
1.Manfaat teoritis
mengenai hubungan antara gambaran tubuh dan perilaku diet tidak sehat pada
2.Manfaat praktis
Bagi para mahasiswi agar tetap bisa menghargai dan bersyukur dengan
tubuh yang dimiliki dengan segala kelebihan dan kekurangannya dan juga
mengetahui bahwa diet tidak sehat bisa menyebabkan berbagai macam penyakit,
dan juga diharapkan agar sesama mahasiwi selalu memberikan dukungan satu
sama lain untuk selalu menghargai tubuh yang dimiliki dan tidak melakukan body
4
1.5. Kerangka Pemikiran
Permasalahan:
Perilaku Diet
Banyaknya mahasiswi
yang melakukan diet -Diet Sehat
hanya karena merasa
-Diet Tidak Sehat
kurang percaya diri
dengan citra tubuhnya.
Mahasiswi Fakultas
Keperawatan Universitas
Padjadjaran
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
berikut ini akan dijelaskan pengertian perilaku diet yang dikemukakan oleh
dikemukakan oleh para ahli. Menurut Papalia, Olds, dan Feldman (dalam
subjektif mengenai penampilan dan tubuh. Cash dan Deagle (dalam Jones,
6
disimpulkan bahwa gambaran tubuh merupakan perasaan, pengalaman,
meliputi bentuk tubuh, ukuran tubuh, dan berat tubuh yang mengarah
a. Jenis kelamin
tubuh seseorang. Dacey dan Kenny (2001) juga sependapat bahwa jenis
lebih banyak dialami oleh remaja perempuan dari pada remaja laki-laki.
semakin jauh dari bentuk tubuh yang ideal, sedangkan remaja laki-laki
menjadi lebih puas karena massa otot yang meningkat. (Brooks-Gunn &
7
lebih langsing (Davison, Markey, & Birch dalam Markey, 2005).
timbul karena keinginan untuk menjadi lebih besar, lebih tinggi, dan berotot
(Evans, 2008).
b. Media Massa
seseorang. Media massa menjadi pengaruh yang paling kuat dalam budaya
sosial.
kecantikan perempuan adalah tubuh yang kurus dalam hal ini berarti dengan
gambaran ideal bagi laki-laki adalah dengan memiliki tubuh yang berotot.
c. Hubungan Interpersonal
8
membandingkan diri dengan orang lain dan feedback yang diterima
dan gugup ketika orang lain melakukan evaluasi terhadap dirinya. Rosen
Pikiran dan perasaan mengenai tubuh bermula dari adanya reaksi orang
Menurut Dalami, dkk (2009) gangguan pada body image dibagi menjadi
dua macam, yakni distorsi body image dan ketidakpuasaan terhadap body
9
image. Distorsi body image terjadi apabila yang terganggu adalah komponen
terhadap body image sendiri terjadi apabila yang terganggu adalah komponen
terhadap body image ini dapat pada semua bentuk dan ukuran tubuh
seseorang.
Sedangkan menurut Keliat, dkk (2011) gangguan body image terjadi sebagai
akibat adanya persepsi yang negatif, dimana seseorang memiliki pandangan yang
beberapa aspek body image. Aspek-aspek body image tersebut meliputi aspek
10
Menurut Dacey dan Kennya (2007) dampak gangguan body image dari
body image adalah frustasi, depresi, harga diri rendah, dan isolasi sosial.
Sedangkan menurut Potter dan Perry (2005) seseorang dengan gangguan body
image, seperti mereka yang mengalami perubahan wajah, struktur dan fungsi
tubuh sering merasa ditolak, terasingkan dan merasa tidak berdaya. Keinginan
isolasi sosial ini sering didasarkan pada realistis, orang takut merasa malu atau
mereka.
(dalam Brausch dan Gutierrez, 2009) yang terdiri dari lima dimensi body image,
yaitu :
1) Evaluasi Penampilan
11
2) Orientasi Penampilan
penampilan dirinya.
Definisi diet menurut Muda (2003) adalah aturan makan khusus untuk
dan jenis makanan untuk mengurangi berat badan atau karena penyakit. Menurut
Kim dan Lennon (2006), diet adalah pengurangan kalori untuk mengurangi berat
badan. Menurut Hawks (2008) perilaku diet adalah usaha sadar seseorang dalam
membatasi dan mengontrol makanan yang akan dimakan dengan tujuan untuk
12
mengurangi dan mempertahankan berat badan. Berdasarkan definisi di atas,
makanan atau kalori yang akan dimakan dengan tujuan untuk mengurangi atau
Berikut ini akan dijabarkan beberapa perilaku diet yang sehat dan tidak sehat
a. Diet sehat
Diet dapat diasosiasikan dengan perubahan perilaku ke arah yang lebih sehat,
seperti mengubah pola makan dengan mengkonsumsi makanan rendah kalori atau
rendah lemak, dan menambah aktivitas fisik secara wajar. Diet sehat dapat
membuat seseorang memiliki tubuh ideal tanpa mendatangkan efek samping yang
berbahaya bagi tubuh. Diet sehat dapat dilakukan dengan cara mengurangi
masukan kalori ke dalam tubuh namun tetap menjaga pola makan yang dianjurkan
oleh pedoman gizi seimbang (Anwar, dalam Elga, 2007). Orang yang melakukan
diet untuk alasan kesehatan akan melakukan cara yang sehat pula, misalnya
(1) Berbagai macam variasi dari buah-buahan dan sayuran sebaiknya dikonsumsi
khususnya yang mengandung serat tinggi seperti roti, pasta, sereal, dan kentang.
Di Indonesia, karbohidrat lebih umum dikonsumsi dalam bentuk nasi, roti, mie,
13
atau kentang sebagai makanan pokok yang dimakan setiap hari (Anwar, dalam
Elga, 2007).
(3) Daging, ikan, dan sejenisnya dikonsumsi dalam jumlah sedang dan lebih
(4) Susu dan produk-produk olahan dari susu sebaiknya dikonsumsi dalam jumlah
(5) Cemilan dan makanan yang mengandung gula seperti keripik kentang, permen,
dan minuman yang mengandung gula sebaiknya dikonsumsi dalam jumlah kecil
dan jarang.
Diet jenis ini dapat diasosiasikan dengan perilaku yang membahayakan kesehatan
dapat dilakukan dengan berpuasa (di luar niat ibadah) atau melewatkan waktu
makan dengan sengaja, penggunaan obat penurun berat badan, penahan nafsu
makan, muntah dengan disengaja, dan binge eating. Orang-orang yang berdiet
menempuh cara-cara yang tidak sehat untuk menurunkan berat badan mereka
sebagai berikut:
a. Jenis kelamin
14
Diet merupakan kegiatan membatasi dan mengontrol makanan yang
badan (Hawks, 2008). Perilaku diet menjadi lebih umum diantara anak
Vereecken dan Maes (dalam Papalia 2008), pada usia 15 tahun, lebih dari
lebih, lebih perhatian terhadap berat badan dari pada orang yang lebih
ringan.
c. Kelas sosial
Perilaku diet dan perhatian terhadap berat badan cenderung terjadi pada
orang yang kelas sosialnya tinggi dari pada yang rendah (Dwyer, 1997)
seseorang, yaitu:
d. Dampak biologis
15
Peneliti mengatakan bahwa diet akan meningkatkan level systemic
prediktor terhadap level rasa lapar dan hal ini merupakan faktor yang
e. Dampak psikologis
emosional dari pada individu yang tidak diet, dan akan mengalami
f. Dampak kognitif
yang disebabkan oleh kecemasan yang dihasilkan oleh efek stres terhadap
diet.
perilaku diet pada umumnya mengacu pada alat ukur yang disusun oleh
French, Perry, Leon dan Fulkerson (dalam Elga, 2007). Alat ukur ini terdiri
makan sehat dan olahraga. Metode ini terdiri dari: pengurangan kalori,
16
atau makanan manis, mengurangi porsi makan yang di konsumsi,
usaha mengontrol berat badan yang tidak sehat. Metode ini terdiri dari:
karbohidrat sama sekali, dan hanya memakan satu jenis makanan saja
dalam sehari.
2.3 Remaja
sosial, dan fisik. Santrock (2003), mengatakan bahwa masa remaja sebagai
17
masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang
ditetapkan para ahli untuk masa remaja berbeda-beda. Menurut Hall (dalam
Santrock, 2003), usia remaja adalah masa antara usia 12 sampai 23 tahun.
tahun, yang terbagi dalam 3 fase, yaitu remaja awal (usia 12 hingga 15
18
dinamakan Interstitial-Cell Stimulating Hormone (ICSH) merangsang
seorang anak. Pada anak perempuan, peristiwa pertama yang terjadi adalah
rambut pubis dan ketiak, lalu menarke, yaitu periode haid pertama. Haid
terjadi juga pertumbuhan otot yang cepat, tumbuhnya rambut pubis, dan
suara yang semakin halus. Perubahan dan perkembangan fisik yang pesat
berada pada tahap operasional formal. Tahap ini merupakan tahap yang
pemikiran yang lebih luas lagi. Pada masa remaja, proses pembentukan
baru pada masa remaja ke dalam diri adalah bagian dari tugas
beberapa hal pemikiran para remaja masih terlihat kurang matang. Salah
19
satu karakteristik pemikiran remaja yang belum matang ini adalah
kesadaran diri. Elkind (dalam Papalia, 2008) merujuk kondisi kesadaran diri
kesadaran remaja yang tampil pada keyakinan mereka bahwa orang lain
memiliki perhatian yang amat besar terhadap diri mereka, sebesar perhatian
Salah satu tugas perkembangan masa remaja yang tersulit adalah yang
dengan lawan jenis dalam hubungan yang sebelumnya belum pernah ada
dan sekolah (Hurlock, 1999). Pada saat memasuki usia remaja, seorang
individu sudah mulai menyadari bahwa dirinya bukan akan-anak lagi dan
mendapatkan pengakuan dari orang dewasa dan mencari identitas diri yang
Handel (dalam Rice, 1990), sejak masa puber, remaja umumnya mulai
20
tarik fisik berperan penting dalam hubungan sosial. Hal tersebut yang
terhadap bentuk tubuhnya dan peka terhadap rasa malu (karena adanya
2.4 Hubungan antara gambaran tubuh dan perilaku diet pada remaja
adalah harga diri. Harga diri adalah penilaian seseorang tentang dirinya
secara positif maupun negatif. Individu dengan harga diri yang rendah
lingkungan dalam berbagai hal seperti bentuk tubuh, cara berpakaian, dan
cara berdandan maka ia akan cenderung untuk merubah tubuh mereka dan
berupaya untuk mencapai diri yang ideal seperti yang diinginkan lingkungan
cara yang tidak sehat, khususnya pada remaja putri. Mereka melakukan diet
2007). Kecenderungan untuk merubah tubuh ideal sesuai dengan konsep yang
dibentuk oleh lingkungan ini salah satunya dipengaruhi oleh teman sebaya.
21
Pengaruh teman sebaya sangat besar pada masa remaja. Hal ini karena
untuk melakukan perilaku diet yang ekstrim pula (Gaskill, 2000). Bentuk-
bentuk perilaku diet yang ektrim ini sama dengan bentuk perilaku diet yang
(Cheung, 2007).
dengan konsep yang dibentuk oleh lingkungan juga dipengaruhi oleh tekanan
badan yang tidak ideal (Utter, 2003). Dalam penelitian yang dilakukan oleh
Grigg, Bowman, dan Redman ditemukan bahwa 87% dari sampel penelitian
mereka memiliki keinginan untuk memiliki bentuk tubuh yang “kurus” ideal
yang dipromosikan oleh media. Hal ini secara konsisten berhubungan dengan
gangguan makan, perilaku diet tidak sehat, dan distorsi terhadap gambaran
tubuh (Grigg, 1996). Selain itu, dalam penelitian yang dilakukan oleh Beasley
ditemukan bahwa tekanan media memiliki korelasi yang kuat dan signifikan
22
BAB III
METODE PENELITIAN
ilmiah merupakan unsur penting karena metode yang digunakan dalam penelitian
korelasional, yang bertujuan untuk melihat hubungan antara satu variabel dengan
variabel lain. Pembahasan dalam bab ini meliputi identifikasi variabel penelitian,
ukur yang digunakan, validitas dan reliabilitas alat ukur, prosedur pelaksanaan
atau ciri yang dimiliki anggota-anggota suatu kelompok berbeda dengan yang
23
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variabel bebas (Notoatmodjo, 2005). Pada penelitian ini
diet sehat sebagai upaya pencegahan gangguan body image pada mahasiwi.
Operasional ukur/Cara
Ukur
1. Citra Tubuh Penilaian Kuisioner a. Citra Ordinal
24
Unpad dengan Penampilan, tubuh
sehat tubuhnya
25
26
3.4 Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi
3.4.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
penelitian ini yaitu sebanyak 100 orang yang diambil melalui metode simple
keperawatan Unpad angkatan 2018 dan 2019 yang berusia dibwah 20 tahun.
sebagai berikut:
27
Keterangan:
n : ukuran sampel
N: ukuran populasi
e: margin of error
literatur.
28
4. Setelah dilaksanakan seminar usulan penelitian, peneliti
dengan
29
3.6 Instrumen Penelitian
yang bertujuan untuk mengungkap fakta mengenai variabel yang diteliti. Alat
ukur yang digunakan hendaknya disesuaikan dengan tujuan penelitian dan bentuk
data yang akan diambil serta diukur. Data penelitian ini diperoleh dengan
menggunakan metode skala. Skala adalah suatu metode pengumpulan data yang
merupakan suatu daftar pertanyaan yang harus dijawab oleh subjek secara tertulis
(Hadi, 2000). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuisioner.
atau pernyataan untuk menjaring data atau informasi yang harus dijawab
skala gambaran tubuh yang dirancang dan dikembangkan sendiri oleh peneliti
Gambaran tubuh yang dimaksud dalam penelitian ini adalah skor yang
diperoleh dari jawaban subjek terhadap skala gambaran tubuh yang disusun
dengan format Likert dengan lima pilihan jawaban dari Sangat Tidak Sesuai
(STS), Tidak Sesuai (TS), Netral (N), Sesuai (S), dan Sangat Sesuai (SS) dan
juga disusun dengan format Diferensial Semantik dengan lima pilihan jawaban
yang terletak di kutub berseberangan, yaitu kutub negatif (yang berisi keadaan
negatif) dan kutub positif (yang berisi keadaan positif). Alat ukur gambaran
30
Relation Questionnaire-Appearance Scales (MBSRQ-AS) yang dikemukakan
oleh Cash.
Skor total pada skala gambaran tubuh merupakan petunjuk gambaran tubuh
yang positif atau negatif. Skor skala yang tinggi menunjukkan gambaran tubuh
yang positif, sebaliknya skor skala yang rendah menunjukkan gambaran tubuh
yang negatif.
data dan sebagai hasil untuk menyatakan adanya kesimpulan yang baik.
31
Langkah–langkah pengolahan pada penelitian ini antara lain (Notoatmodjo,
2010) :
Editing
pengisian kuesioner dari seluruh pertanyaan yang ada sehingga tidak ada
responden yang ada di dalam kertas kuesioner. Proses ini untuk melihat
Coding
Body image positif diberi kode =1, body image negatif diberi kode =2,
sedangkan pola makan baik diberi kode =1, pola makan buruk diberi
kode=2.
Entry data
32
Dalam proses ini peneliti memasukkan data kedalam program
kolom atau kotak-kotak lembar kode atau kartu kode sesuai dengan
Tabulating
penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif. Data akan diringkas dalam
bentuk tabel, kemudian dihitung nilai distribusi frekuensi yang nantinya akan
33
Tahap persiapan penelitian dimulai dari mempersiapkan
dicapai pada penelitian ini, termasuk alat ukur dan skala kuesioner.
sesuai dengan rencana yang telah dibuat oleh peneliti. Peneliti akan
sidang akhir.
34
3.10 Etika Penelitian
manusia menjadi isu sentral yang akan berkembang saat ini. Dalam
1. Informed consent
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang
akan disajikan.
3. Confidentially (kerahasiaan)
35
Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaanya oleh
peneliti.
4. Sukarela
36
DAFTAR PUSTAKA
Irawan, S., & Safitri, S. (2014). Hubungan Antara Body Image Dan Perilaku Diet
Lintang, A., Ismanto, A., & Onibala, F. (2015). Hubungan Citra Tubuh Dengan
Irawan, S., & Safitri, S. (2014). Hubungan Antara Body Image Dan Perilaku Diet
Pelajar Offset.
37
Cash, T. F. (1994). Body images attitudes: Evaluation, investment, and affect:
Dacey, J. & Kenny, M. (2001). Adolescent development (2th ed). USA: Brown &
Benchmark Publishers.
Elga, Precha. (2007). Hubungan body dissastifaction dengan perilaku diet pada
Indonesia, Depok.
French, S. A., Perry, C. L., Leon, G. R., & Fulkerson, J. A. (1995). Dieting
38