Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“PENGARUH OBESITAS PADA OBAT”


(Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah "FARMAKOLOGI DAN
INTERAKSI OBAT")

DOSEN MATA KULIAH : Pak Ivan Panji Teguh, M.Gz

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 5 :
MEISY YULIA PUTRI (2109060005)
RIFKY WAHYU HENDARWAN (2109060004)
ENDANG WIDIYASTUTI (2109060007)
MUSTIKA ENDANG (2109060001)
LAYLATUL QADARSIH (210906000
REFANDY PRAMUDIA (21090600

FAKULTAS KESEHATAN PRODI S1 ILMU GIZI


UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA
NUSA TENGGARA BARAT

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan Tugas Makalah yang berjudul "Pengaruh
Obesitas Pada Obat".
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal
jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya makalah ini. Oleh karena itu,
kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki karya ilmiah ini.
Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi
untuk pembaca.

Mataram, 12 April 2023


Kelompok 5

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................

A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................2
C. Tujuan................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................iii

A. Pengertian
obesitas................................................................................................................1
B. Manajemen
Obesitas...............................................................................................................2
C. Diet dan latihan fisik pada
obesitas...................................................................................3
D. Terapi perubahan perilaku pada
obesitas.........................................................................4
E. Contoh Terapi pada
obesitas.................................................................................................5
F. Contoh pemilihan obat
obesitas............................................................................................7
G. Efek samping dalam konsumsi obat pada
obesitas........................................................8

BAB III PENUTUP.......................................................................................................

A. Kesimpulan........................................................................................................12
B. Saran................................................................................................................................
.........13

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................14

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Obesitas atau kegemukan adalah peningkatan berat badan melebihi batas
kebutuhan skeletal dan fisik sebagai akibat akumulasi lemak berlebihan dalam tubuh
(Dorland, 2002). Sedangkan overweight atau kelebihan berat badan adalah keadaan berat
badan melebihi berat badan normal. Obesitas merupakan problem serius yang mengancam
masyarakat modern dan secara langsung berbahaya bagi kesehatan seseorang karena
meningkatkan resiko terjadinya sejumlah penyakit menahun diantaranya adalah serangan
jantung, diabetes melitus, dan kanker (Rachmad Soegih, 2009). Penderita obesitas di dunia
jumlahnya mencapai 400 juta, dan diperkirakan pada tahun 2015 jumlahnya dapat mencapai
700 juta. Sedangkan jumlah penderita overweight di dunia mencapai 6 milyar orang dewasa
(>15 tahun) dan 20 juta anak (< 5 tahun) dinyatakan overweight, dan diperkirakan pada
tahun 2015 jumlahnya mencapai 2,3 milyar (WHO, 2005). Di Indonesia, jumlah penderita
obesitas pada tahun 2000, berjumlah lebih dari 9,8 juta (4.7%), dan jumlah penduduk yang
overweight diperkirakan mencapai 76,7 juta (17.5%) (Depkes, 2000). Obesitas melibatkan
beberapa faktor. Diantaranya adalah faktor genetik, faktor lingkungan, dan faktor psikis.
Obesitas cenderung diturunkan, sehingga diduga memiliki penyebab genetik. Penelitian
terbaru menunjukkan bahwa ratarata faktor genetik memberikan pengaruh sebesar 33%
terhadap berat badan seseorang. Lingkungan seseorang juga memegang peranan yang
cukup berarti. Lingkungan ini termasuk perilaku/pola gaya hidup (www.obesitas.web.id,
2007). Upaya yang dilakukan untuk menurunkan berat badan antara lain adalah terapi diet
atau pembatasan asupan kalori, aktivitas fisik, dan mengkonsumsi obat yang dapat
menurunkan berat badan. Penggunaan tanaman tradisional sebagai penurun berat badan

4
juga semakin banyak digunakan oleh masyarakat, hal ini disebabkan 2 karena harganya yang
lebih terjangkau dan sedikit efek samping. Tanaman tradisional yang dipercaya dapat
digunakan sebagai penurun berat badan diantaranya adalah daun jati belanda, mengkudu,
temu giring, dan daun kemuning. Tanaman mengkudu sudah sejak lama dikenal oleh
masyarakat Indonesia. Tanaman berbuah kuning pucat tersebut bisa ditemui di berbagai
daerah. Biasanya tumbuh secara liar di pekarangan atau pinggir jalan. Dalam pengobatan
tradisional mengkudu dikenal mempunyai banyak khasiat untuk kesehatan. Pada awal
mulanya perhatian orang tertuju pada akar tanaman mengkudu yang digunakan untuk
pewarna pakaian. Kemudian penduduk di pedesaan menyadari bahwa buah mentah, daun,
batang, dan akarnya juga berkhasiat sebagai obat (Waha, 2001). Khasiat daun mengkudu
hampir sama seperti khasiat buahnya. Salah satu khasiatnya adalah sebagai penurun berat
badan (Wang et al, 2002). Khasiat yang dimiliki oleh daun mengkudu tersebut diduga berasal
dari kandungan kimia yang terdapat dalam daun mengkudu yaitu asam amino triptophan,
morindon, CLA dan antrakuionon (Wang et al, 200

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian obesitas?
2. Apa yang di maksud dengan Manajemen Obesitas.

3. Apa Bentuk diet dan latihan fisik pada obesitas.

4. Apa yang dimaksud dengan terapi perubahan perilaku pada obesitas.

5. Contoh Terapi yang dilakukan pada obesitas?

6. Contoh pemilihan obat obesitas?

7. Apa efek samping dalam konsumsi obat pada obesitas?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian obesitas.


2. Untuk mengetahui maksud dari Manajemen Obesitas.

3. Untuk mengetahui bentuk diet dan latihan fisik pada penderita obesitas.

4. Untuk mengetahui terapi perubahan perilaku obesitas.

5
5. Untuk mengetahui terapi yang dilakukan pada obesitas.

6. Untuk mengetahui pemilihan obat obesitas.

7. Untuk mengetahui efek samping dalam konsumsi obat pad obesitas.

BAB II

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN OBESITAS

Obesitas atau kegemukan mempunyai pengertian yang berbeda-beda bagi setiap


orang. Terkadang kita sering dibuat bingung dengan pengertian obesitas dan overweight,
padahal kedua istilah tersebut mempunyai pengertian yang berbeda. Obesitas adalah suatu
kondisi kelebihan berat tubuh akibat tertimbunnya lemak, untuk pria dan wanita masing-
masing melebihi 20% dan 25% dari berat tubuh dan dapat membahayakan kesehatan.
Sementara overweight (kelebihan berat badan, kegemukan) adalah keadaan dimana Berat
Badan seseorang melebihi Berat Badan normal.
Obesitas didefinisikan sebagai suatu kelainan atau penyakit yang ditandai dengan
penimbunan jaringan lemak tubuh secara berlebihan.
Obesitas merupakan keadaan patologis dengan terdapatnya penimbunan lemak yang
berlebihan daripada yang diperlukan untuk fungsi tubuh (Mayer, 1973 dalam Pudjiadi,
1990). Obesitas dari segi kesehatan merupakan salah satu penyakit salah gizi, sebagai
akibat konsumsi makanan yang jauh melebihi kebutuhannya. Perbandingan normal antara
lemak tubuh dengan berat badan adalah sekitar 12-35% pada wanita dan 18-23% pada
pria.
Obesitas merupakan salah satu faktor risiko penyebab terjadinya penyakit degeneratif
seperti Diabetes Mellitus (DM), Penyakit Jantung Koroner (PJK) dan Hipertensi
(Laurentia, 2004). Obesitas umumnya menyebabkan akumulasi lemak pada daerah
subkutan dan jaringan lainnya. Salah satu cara yang digunakan untuk mengukur lemak
subkutan di lengan atas yaitu dengan mengukur tebal lipatan kulit trisep. Pada anak dan
remaja pada usia dan jenis kelamin sama dikatakan obesitas apabila tebal lipatan kulit
trisep berada di atas persentil ke-85. Lalu apabila tebal lipatan kulit trisep menunjukkan di
atas persentil ke-95 anak atau remaja tersebut dikatakan super-obesitas (Soetjiningsih,
2004).

Para dokter-dokter memiliki definisi tersendiri tentang obesitas, di antaranya yaitu:

 Suatu kondisi dimana lemak tubuh berada dalam jumlah yang berlebihan

 Suatu penyakit kronik yang dapat diobati

 Suatu penyakit epidemik (mewabah)

6
 Suatu kondisi yang berhubungan dengan penyakit-penyakit lain dan dapat
menurunkan kualitas hidup

 Penanganan obesitas membutuhkan biaya perawatan yang sangat tinggi

2. Manajemen Obesitas

Untuk banyak pasien, diet yang terkontrol, latihan fisik, dan mengubah perilaku adalah
merupakan dasar pengelolaan berat badan. Keadaan ini akan lebih efektif bila dilakukan
secara teratur dan disupervisi. Karena pengelolaan berat badan merupakan usaha jangka
panjang, pasien memerlukan sekurang-kurangnya satu tahun bimbingan dan kadang-kadang
mungkin lebih panjang.

Biasanya pemberian penekan nafsu makan (anorexiant) sebagai terapi tambahan akan
membantu bila tidak terlihat respon atau karena turunnya berat badan sangat perlahan.
Penggunaan anorexiant tidak boleh lebih lama dari yang dibutuhkan, serta tidak boleh
digunakan sendiri bila diet dan latihan fisik yang terprogram lainnya sudah dihentikan. Selain
itu dapat juga dilakukan terapi radikal lainnya, antara lain diet yang mengandung kalori yang
sangat rendah, liposuction, lipectomi, dan lain-lain.

3. Diet dan Latihan Fisik

Terapi dasar obesitas adalah mengontrol jumlah asupan energi. Untuk menurunkan berat
badan, penggunaan energi harus lebih banyak daripada asupan energi. Diet rendah energi
yang seimbang yang mengandung makanan yang disukai pasien akan sangat membantu
penurunan berat badan daripada memberikan diet tertentu (misalnya diet tanpa karbohidrat).
Selain itu diet seimbang ini dapat dipertahankan dalam jangka panjang, dan biasanya lebih
aman dibanding diet yang disesuaikan dengan makanan kesukaan.

Diet tinggi lemak atau protein yang mengandung banyak lemak jenuh dan kolesterol akan
dapat menginduksi hiperlipidemia. Diet yang rendah karbohidrat ini bersifat ketogenik, dan
akan berbahaya pada pasien diabetes atau pasien dengan gangguan ginjal.

Asupan karbohidrat yang tidak adekuat akan menimbulkan kehilangan natrium, diuresis dan
lemak. Sebaliknya kelebihan asupan karbohidrat dapat menyebabkan retensi air dan natrium.
Diet tertentu (misal hanya makan protein) dapat menyebabkan defisiensi vitamin atau zat-zat
tertentu, di samping mengganggu pertumbuhan pada anak dan remaja.

Diet seimbang rendah kalori (1000-1200 kkal/hari), memerlukan kontrol dokter yang
berpengalaman dan juga pemberian tambahan vitamin serta mineral. Bila diet yang diberikan
kurang dari 500 kkal/hari dari kebutuhan tubuh setiap harinya, maka berat badan akan turun
0,5 kg per minggu. Penurunan berat yang lebih dari 1% berat badan tidak baik untuk
kesehatan, jadi diet harian tidak boleh dikurangi sampai 1000 kkal/hari dari kebutuhan tubuh.

Diet yang diberikan harus memenuhi semua kebutuhan nutrien, enak, murah dari sudut
ekonomi dan mudah didapat. Asupan makan berserat harus ditingkatkan, antara lain buah-
buahan, sayuran sedangkan karbohidrat serta lemak dikurangi. Setelah 1 sampai 2 minggu,
diet yang diikuti dengan latihan fisik biasanya akan memperlihatkan penurunan berat badan.

7
4. Terapi Perubahan Perilaku

Perubahan perilaku merupakan persyaratan berhasilnya suatu program penurunan berat


badan. Ada tiga perilaku yang harus diubah dalam pola hidup, sehingga berat badan dapat
diturunkan dan bukan malahan meningkat. Pasien dapat memonitor dan mengevaluasi
problemnya sendiri (self-monitoring) Menghilangkan berbagai stimulus yang dapat
menimbulkan keinginan untuk makan, waktu, tempat dan kebiasaan rutin makan (stimulus
control). Reinforcement, memberi hadiah pada diri sendiri bila dapat menurunkan berat
badan, tetapi bukan berupa makanan. Perubahan perilaku ini termasuk di antaranya diet-
seimbang rendah kalori, latihan fisik yang teratur, dan sistem insentif.

5. Terapi Anorexiant (penekan nafsu makan)

Penggunaan obat-obatan untuk menekan nafsu makan (anorexiant) tidak dianjurkan. Semua
obat penekan nafsu makan menimbulkan efek samping, menimbulkan kepercayaan bahwa
obat-obat tersebut akan menolong dan tidak berperan dalam mengubah perilaku yang
menyebabkan obesitas pada pasien. Penggunaan penekan nafsu makan hanya boleh pada
orang dewasa dan hanya digunakan sebagai terapi tambahan terhadap diet, latihan fisik dan
perubahan perilaku.

Obat penekan nafsu makan akan mengurangi rasa lapar dan juga mengurangi asupan
makanan, tergantung dari dosis dan respon individu. Pada terapi komprehensif, bila tidak
dicapai penurunan berat badan yang signifikan dalam waktu 4 sampai 6 minggu pada
penggunaan dosis maksimum yang dapat ditoleransi, maka terapi tidak boleh diteruskan
Lamanya penggunaan obat penekan nafsu makan belum jelas Beberapa dokter lebih
menyukai terapi yang dimulai dengan diet, aktivitas fisik dan ditambah dengan penggunaan
singkat obat penekan nafsu makan.

Bila setelah penggunaan penekan nafsu selama 4 sampai 6 minggu penurunan berat tercapai,
sebaiknya pemberian obat dihentikan.

Fenfluramin, dietilpropion, dan fentermin resin dapat menurunkan dan mempertahankan


penurunan berat badan bila digunakan 24 sampai 52 minggu tanpa menimbulkan efek
samping, toleransi atau adiksi. Penghentian tiba-tiba obat-obat tersebut setelah penggunaan
lama dapat menyebabkan lemah, lelah dan paranoid (biasanya pada penggunaan dosis tinggi),
serta depresi mental yang kadang-kadang berat

Obat penekan nafsu makan ini tidak boleh digunakan pada anak-anak dan juga remaja

Dilaporkan adanya gangguan pertumbuhan pada penggunaan fenfluramin dan mazindol

8
6. Pemilihan Obat Penekan Nafsu Makan

Obat golongan amfetamin (amfetamin, dekstroamfetamin, metamfetamin dan fenmatrazin)


merupakan obat yang pertama-tama digunakan sebagai penekan nafsu makan Sekarang obat-
obat ini, baik tunggal ataupun dalam kombinasi, tidak lagi efektif dibanding obat lain, dan
juga tidak dianjurkan lagi penggunaannya karena risiko timbulnya ketergantungan

Benzphetamin, dietilpropion, fenfluramin, mazindol, fentermin hidroklorida dan fentermin


resin hanya boleh digunakan dengan resep dokter. Selain perbedaan efek farmakologi dan
efek samping, obat-obat ini hanya dapat menurunkan berat badan sampai pada batas-batas
tertentu. Mazindol juga dapat merangsang SSP, tetapi efek ini hanya terlihat pada dosis yang
sangat besar, mendekati dosis toksik. Mazindol secara kimia mirip dengan antidepresan
trisiklik, yang dapat memblok asupan norepinefrin dan serotonin.

Sebaliknya dari amfetamin, serotonin dapat mengurangi jumlah asupan makanan. Pemberan
5-hidroksi triptofan 8 mg/kg/hari, suatu prekursor serotonin, selama 5 minggu akan
menurunkan jumlah karbohidrat atau jumlah asupan makanan total sebanyak 21-22%, dan
akan menurunkan berat tiga kali jika dibanding dengan plasebo

Fentluramin dan deksfenfluramin merangsang pengeluaran serotonin di sinaps, yang dapat


menyebabkan penurunan berat badan pada orang dewasa yang dapat bertahan sampai satu
tahun pada pasien obese kronik.

7. Efek samping

Anorexiant (penekan nafsu makan) umumnya menimbulkan perangsangan susunan saraf


pusat, dan akan menimbulkan efek samping yang luas dan bervariasi. Efek samping yang
mungkin timbul antara lain, bingung, iritabel, insomnia, mengurangi rasa lelah,
meningkatkan kewaspadaan dan kemampuan konsentrasi serta euforia. Bila efek stimulan
menurun, pasien akan merasa lelah dan depresi. Efek perangsangan susunan saraf pusat ini
kadang-kadang cukup berat sehingga memerlukan penghentian pengobatan.

Efek samping yang juga dapat timbul adalah mulut kering, penglihatan kabur dan midriasis,
sakit kepala dan kepala terasa ringan. Fenfluramin dapat menimbulkan sedasi, juga
dilaporkan timbulnya diare yang disertai sakit perut, dan konstipasi. Penekan nafsu makan
dikontraindikasikan pada wanita hamil

A. Ketergantungan

9
Pada pasien yang peka dapat timbul ketergantungan pada penggunaan penekan nafsu makan.
Fenfluramin jarang menimbulkan ketergantungan, tetapi golongan amfetamin sering
Penghentian fenfluramin yang mendadak dapat menimbulkan depresi. Gejala putus obat
golongan amfetamin antara lain depresi mental, gemetaran dan gangguan saluran cerna.

B. Obat Bebas

Di Amerika ada dua jenis obat bebas yang aman digunakan sebagai obat untuk menurunkan
berat badan. Yang pertama adalah fenilpropanolamin dengan efek stimulasi susunan saraf
pusat ringan pada individu normal, tetapi menimbulkan efek samping pada sistem
kardiovaskular, terutama bila digunakan jangka panjang dengan lebih dari dosis 75 mg/hari.
Sekarang penggunaan fenilpropanolamin ini dilarang karena ternyata obat ini meningkatkan
insiden stroke. Yang kedua adalah benzokain, efeknya sebagai penekan nafsu makan masih
kontroversial

10. Tipe-tipe Obesitas

Tipe pada obesitas dapat dibedakan menjadi 2 klasifikasi, yaitu Tipe obesitas berdasarkan
bentuk tubuh dan Tipe obesitas berdasarkan keadaan sel lemak.

1. Tipe Obesitas Berdasarkan Bentuk Tubuh.


a. Obesitas tipe buah apel (Apple Shape)
Type seperti ini biasanya terdapat pada pria. dimana lemak tertumpuk di sekitar perut. Resiko
kesehatan pada tipe ini lebih tinggi dibandingkan dengan tipe buah pear (Gynoid),
b. Obesitas tipe buah pear (Gynoid)
Tipe ini cenderung dimiliki oleh wanita, lemak yang ada disimpan di sekitar pinggul dan
bokong. Resiko terhadap penyakit pada tipe gynoid umumnya kecil.
c. Tipe Ovid (Bentuk Kotak Buah)
Ciri dari tipe ini adalah "besar di seluruh bagian badan". Tipe Ovid umumnya terdapat pada
orang-orang yang gemuk secara genetik.

2.Tipe Obesitas Berdasarkan Keadaan Sel Lemak


a. Obesitas Tipe Hyperplastik
Obesitas terjadi karena jumlah sel lemak yang lebih banyak dibandingkan keadaan normal.
b. Obesitas Tipe Hypertropik
Obesitas terjadi karena ukuran sel lemak menjadi lebih besar dibandingkan keadaan
normal,tetapi jumlah sel tidak bertambah banyak dari normal.

10
c. Obesitas Tipe Hyperplastik Dan Hypertropik
Obesitas terjadi karena jumlah dan ukuran sel lemak melebihi normal. Pembentukan sel
lemak baru terjadi segera setelah derajat hypertropi mencapai maksimal dengan perantaraan
suatu sinyal yang dikeluarkan oleh sel lemak yang mengalami hypertropik

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Obesitas adalah merupakan kelebihan lemak akibat makanan yang tidak seintbang, yzurg terjadi
bila kelebihan energi yang dihasilkanrakanan disimp4 tidak digunzrkan Lrntuk aklivitas fisik.
Keadaan ini sering dijumpai di negara-negara maju. Pandartqan sosial, ilmiah rnaupun filosofis
mengenai kelebihan berat badan ataupun obesitas berdasarkan data terkini, etiologi,
patogenesis dzur hubungannya dengan angka kesakitan maupun kematian serta manajemennya
adzrlah merupakan suatu hal yang sangat kompleks.

Obesitas merupakan suatu kondisi kelebihan berat tubuh akibat tertimbunnya lemak,
untuk pria dan wanita masing- masing melebihi 20% dan 25% dari berat tubuh dan dapat
membahayakan kesehatan. Kriteria dan klasifikasi obesitas secara garis besar dibagi
menjadi dua, yaitu berdasarkan ciri fisik klinis yang terjadi dan antropometri (berdasarkan
Indeks Massa Tubuh (IMT) / Body Mass Index (BMI) dan berdasarkan pengukuran rasio
lingkar pinggang dan perbandingan antara lingkar pinggang dengan lingkar pinggul) dan
secara biokimia (penentuan lemak dalam tubuh dilakukan dengan menggunakan Bio –
Impedance analisis (BIA).
Faktor-faktor penyebab obesitas adalah faktor genetik, hormon, makanan, pola makan
(gaya hidup), phisikologis dan pemakaian obat-obatan. Adapun faktor yang paling
berpengaruh adalah pola makan (gaya hidup). Gaya hidup yang salah akan memperparah
tingkat obesitas.
Obesitas dengan BMI > 40 dapat diatasi dengan pembedahan sedangkan obesitas yang
tidak terlalu parah dapat diatasi dengan cara hidup yang sehat dan seimbang.

11
B. Saran

Bagi penderita obesitas disarankan untuk bisa memilih makanan yang baik dan sehat serta
sesuai dengan kecukupan tubuhnya. Selain itu disarankan pula melakukan exercise dengan
prinsipFIT(frequency,intensityandtime).
Bagi penderita super obesitas disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk
mengetahui treatment (jenis bedah atau terapi) apa yang dibutuhkan dan cocok untuk
keadaannya

Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
atau kesalahan yang mesti kami perbaiki kedepannya, maka dari itu kami selaku pemilik
makalah ini memimta saran dan perbaikan yang membangun demi kebaikan kami bersama.

DAFTAR PUSTAKA

Khomsan, Ali. 2005. Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan. Bogor : IPB Press.
www.google.co.id/adul2008’sblog/
www.wikipedia.com/
Steven B, Halls. 2003. Relationship Between The Body Mass Index and Body
Compotition. Article : Review and Comment (last edited 10 November, 2003),
Copyright.
www.google.co.id/klinikdr.rocky/
Manuaba, I.A. 2004. Dampak Buruk
Obesitas.http://www.balipost.co.id/balipost/2004/3/7/cez.htm.
Katahn, Martin. 1987. Program 28 Hari Tanpa Diet. Semarang : Dahara prize.
http://gizi.net./cgi-bin

12
Efendy,Y.H 1992. Tinjauan Sekilas Tentang Obesitas. Jurnal Jurusan Gizi dan
Masyarakat dan Sumber Daya Masyarakat, Vol. 1, No.1, Bogor : Institute Pertanian
Bogor
Poerwandari, E.K. 1998. Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologis ; Depok;
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Atkitson RL, Low and Very Low Calorie Diets, Med. Clin. North, Am. 73 203-215,
1989.
Caterson ID, et. al., Ohasity in Endocrine Diseases, Avery's Drug Treatment, chapt. 19,
745-748, 4th ed., 1997.
Drug Use in Obesity, Drug Evaluation Mannual, 2439-2454, 1995. 4 Dexfenfluramine,
Editorial. Lancet 337 1315-1316, 1991.

13

Anda mungkin juga menyukai