DISUSUN OLEH
KELOMPOK 5 :
MEISY YULIA PUTRI (2109060005)
RIFKY WAHYU HENDARWAN (2109060004)
ENDANG WIDIYASTUTI (2109060007)
MUSTIKA ENDANG (2109060001)
LAYLATUL QADARSIH (210906000
REFANDY PRAMUDIA (21090600
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan Tugas Makalah yang berjudul "Pengaruh
Obesitas Pada Obat".
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal
jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya makalah ini. Oleh karena itu,
kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki karya ilmiah ini.
Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi
untuk pembaca.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................2
C. Tujuan................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................iii
A. Pengertian
obesitas................................................................................................................1
B. Manajemen
Obesitas...............................................................................................................2
C. Diet dan latihan fisik pada
obesitas...................................................................................3
D. Terapi perubahan perilaku pada
obesitas.........................................................................4
E. Contoh Terapi pada
obesitas.................................................................................................5
F. Contoh pemilihan obat
obesitas............................................................................................7
G. Efek samping dalam konsumsi obat pada
obesitas........................................................8
A. Kesimpulan........................................................................................................12
B. Saran................................................................................................................................
.........13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................14
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Obesitas atau kegemukan adalah peningkatan berat badan melebihi batas
kebutuhan skeletal dan fisik sebagai akibat akumulasi lemak berlebihan dalam tubuh
(Dorland, 2002). Sedangkan overweight atau kelebihan berat badan adalah keadaan berat
badan melebihi berat badan normal. Obesitas merupakan problem serius yang mengancam
masyarakat modern dan secara langsung berbahaya bagi kesehatan seseorang karena
meningkatkan resiko terjadinya sejumlah penyakit menahun diantaranya adalah serangan
jantung, diabetes melitus, dan kanker (Rachmad Soegih, 2009). Penderita obesitas di dunia
jumlahnya mencapai 400 juta, dan diperkirakan pada tahun 2015 jumlahnya dapat mencapai
700 juta. Sedangkan jumlah penderita overweight di dunia mencapai 6 milyar orang dewasa
(>15 tahun) dan 20 juta anak (< 5 tahun) dinyatakan overweight, dan diperkirakan pada
tahun 2015 jumlahnya mencapai 2,3 milyar (WHO, 2005). Di Indonesia, jumlah penderita
obesitas pada tahun 2000, berjumlah lebih dari 9,8 juta (4.7%), dan jumlah penduduk yang
overweight diperkirakan mencapai 76,7 juta (17.5%) (Depkes, 2000). Obesitas melibatkan
beberapa faktor. Diantaranya adalah faktor genetik, faktor lingkungan, dan faktor psikis.
Obesitas cenderung diturunkan, sehingga diduga memiliki penyebab genetik. Penelitian
terbaru menunjukkan bahwa ratarata faktor genetik memberikan pengaruh sebesar 33%
terhadap berat badan seseorang. Lingkungan seseorang juga memegang peranan yang
cukup berarti. Lingkungan ini termasuk perilaku/pola gaya hidup (www.obesitas.web.id,
2007). Upaya yang dilakukan untuk menurunkan berat badan antara lain adalah terapi diet
atau pembatasan asupan kalori, aktivitas fisik, dan mengkonsumsi obat yang dapat
menurunkan berat badan. Penggunaan tanaman tradisional sebagai penurun berat badan
4
juga semakin banyak digunakan oleh masyarakat, hal ini disebabkan 2 karena harganya yang
lebih terjangkau dan sedikit efek samping. Tanaman tradisional yang dipercaya dapat
digunakan sebagai penurun berat badan diantaranya adalah daun jati belanda, mengkudu,
temu giring, dan daun kemuning. Tanaman mengkudu sudah sejak lama dikenal oleh
masyarakat Indonesia. Tanaman berbuah kuning pucat tersebut bisa ditemui di berbagai
daerah. Biasanya tumbuh secara liar di pekarangan atau pinggir jalan. Dalam pengobatan
tradisional mengkudu dikenal mempunyai banyak khasiat untuk kesehatan. Pada awal
mulanya perhatian orang tertuju pada akar tanaman mengkudu yang digunakan untuk
pewarna pakaian. Kemudian penduduk di pedesaan menyadari bahwa buah mentah, daun,
batang, dan akarnya juga berkhasiat sebagai obat (Waha, 2001). Khasiat daun mengkudu
hampir sama seperti khasiat buahnya. Salah satu khasiatnya adalah sebagai penurun berat
badan (Wang et al, 2002). Khasiat yang dimiliki oleh daun mengkudu tersebut diduga berasal
dari kandungan kimia yang terdapat dalam daun mengkudu yaitu asam amino triptophan,
morindon, CLA dan antrakuionon (Wang et al, 200
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian obesitas?
2. Apa yang di maksud dengan Manajemen Obesitas.
C. Tujuan
3. Untuk mengetahui bentuk diet dan latihan fisik pada penderita obesitas.
5
5. Untuk mengetahui terapi yang dilakukan pada obesitas.
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN OBESITAS
Suatu kondisi dimana lemak tubuh berada dalam jumlah yang berlebihan
6
Suatu kondisi yang berhubungan dengan penyakit-penyakit lain dan dapat
menurunkan kualitas hidup
2. Manajemen Obesitas
Untuk banyak pasien, diet yang terkontrol, latihan fisik, dan mengubah perilaku adalah
merupakan dasar pengelolaan berat badan. Keadaan ini akan lebih efektif bila dilakukan
secara teratur dan disupervisi. Karena pengelolaan berat badan merupakan usaha jangka
panjang, pasien memerlukan sekurang-kurangnya satu tahun bimbingan dan kadang-kadang
mungkin lebih panjang.
Biasanya pemberian penekan nafsu makan (anorexiant) sebagai terapi tambahan akan
membantu bila tidak terlihat respon atau karena turunnya berat badan sangat perlahan.
Penggunaan anorexiant tidak boleh lebih lama dari yang dibutuhkan, serta tidak boleh
digunakan sendiri bila diet dan latihan fisik yang terprogram lainnya sudah dihentikan. Selain
itu dapat juga dilakukan terapi radikal lainnya, antara lain diet yang mengandung kalori yang
sangat rendah, liposuction, lipectomi, dan lain-lain.
Terapi dasar obesitas adalah mengontrol jumlah asupan energi. Untuk menurunkan berat
badan, penggunaan energi harus lebih banyak daripada asupan energi. Diet rendah energi
yang seimbang yang mengandung makanan yang disukai pasien akan sangat membantu
penurunan berat badan daripada memberikan diet tertentu (misalnya diet tanpa karbohidrat).
Selain itu diet seimbang ini dapat dipertahankan dalam jangka panjang, dan biasanya lebih
aman dibanding diet yang disesuaikan dengan makanan kesukaan.
Diet tinggi lemak atau protein yang mengandung banyak lemak jenuh dan kolesterol akan
dapat menginduksi hiperlipidemia. Diet yang rendah karbohidrat ini bersifat ketogenik, dan
akan berbahaya pada pasien diabetes atau pasien dengan gangguan ginjal.
Asupan karbohidrat yang tidak adekuat akan menimbulkan kehilangan natrium, diuresis dan
lemak. Sebaliknya kelebihan asupan karbohidrat dapat menyebabkan retensi air dan natrium.
Diet tertentu (misal hanya makan protein) dapat menyebabkan defisiensi vitamin atau zat-zat
tertentu, di samping mengganggu pertumbuhan pada anak dan remaja.
Diet seimbang rendah kalori (1000-1200 kkal/hari), memerlukan kontrol dokter yang
berpengalaman dan juga pemberian tambahan vitamin serta mineral. Bila diet yang diberikan
kurang dari 500 kkal/hari dari kebutuhan tubuh setiap harinya, maka berat badan akan turun
0,5 kg per minggu. Penurunan berat yang lebih dari 1% berat badan tidak baik untuk
kesehatan, jadi diet harian tidak boleh dikurangi sampai 1000 kkal/hari dari kebutuhan tubuh.
Diet yang diberikan harus memenuhi semua kebutuhan nutrien, enak, murah dari sudut
ekonomi dan mudah didapat. Asupan makan berserat harus ditingkatkan, antara lain buah-
buahan, sayuran sedangkan karbohidrat serta lemak dikurangi. Setelah 1 sampai 2 minggu,
diet yang diikuti dengan latihan fisik biasanya akan memperlihatkan penurunan berat badan.
7
4. Terapi Perubahan Perilaku
Penggunaan obat-obatan untuk menekan nafsu makan (anorexiant) tidak dianjurkan. Semua
obat penekan nafsu makan menimbulkan efek samping, menimbulkan kepercayaan bahwa
obat-obat tersebut akan menolong dan tidak berperan dalam mengubah perilaku yang
menyebabkan obesitas pada pasien. Penggunaan penekan nafsu makan hanya boleh pada
orang dewasa dan hanya digunakan sebagai terapi tambahan terhadap diet, latihan fisik dan
perubahan perilaku.
Obat penekan nafsu makan akan mengurangi rasa lapar dan juga mengurangi asupan
makanan, tergantung dari dosis dan respon individu. Pada terapi komprehensif, bila tidak
dicapai penurunan berat badan yang signifikan dalam waktu 4 sampai 6 minggu pada
penggunaan dosis maksimum yang dapat ditoleransi, maka terapi tidak boleh diteruskan
Lamanya penggunaan obat penekan nafsu makan belum jelas Beberapa dokter lebih
menyukai terapi yang dimulai dengan diet, aktivitas fisik dan ditambah dengan penggunaan
singkat obat penekan nafsu makan.
Bila setelah penggunaan penekan nafsu selama 4 sampai 6 minggu penurunan berat tercapai,
sebaiknya pemberian obat dihentikan.
Obat penekan nafsu makan ini tidak boleh digunakan pada anak-anak dan juga remaja
8
6. Pemilihan Obat Penekan Nafsu Makan
Sebaliknya dari amfetamin, serotonin dapat mengurangi jumlah asupan makanan. Pemberan
5-hidroksi triptofan 8 mg/kg/hari, suatu prekursor serotonin, selama 5 minggu akan
menurunkan jumlah karbohidrat atau jumlah asupan makanan total sebanyak 21-22%, dan
akan menurunkan berat tiga kali jika dibanding dengan plasebo
7. Efek samping
Efek samping yang juga dapat timbul adalah mulut kering, penglihatan kabur dan midriasis,
sakit kepala dan kepala terasa ringan. Fenfluramin dapat menimbulkan sedasi, juga
dilaporkan timbulnya diare yang disertai sakit perut, dan konstipasi. Penekan nafsu makan
dikontraindikasikan pada wanita hamil
A. Ketergantungan
9
Pada pasien yang peka dapat timbul ketergantungan pada penggunaan penekan nafsu makan.
Fenfluramin jarang menimbulkan ketergantungan, tetapi golongan amfetamin sering
Penghentian fenfluramin yang mendadak dapat menimbulkan depresi. Gejala putus obat
golongan amfetamin antara lain depresi mental, gemetaran dan gangguan saluran cerna.
B. Obat Bebas
Di Amerika ada dua jenis obat bebas yang aman digunakan sebagai obat untuk menurunkan
berat badan. Yang pertama adalah fenilpropanolamin dengan efek stimulasi susunan saraf
pusat ringan pada individu normal, tetapi menimbulkan efek samping pada sistem
kardiovaskular, terutama bila digunakan jangka panjang dengan lebih dari dosis 75 mg/hari.
Sekarang penggunaan fenilpropanolamin ini dilarang karena ternyata obat ini meningkatkan
insiden stroke. Yang kedua adalah benzokain, efeknya sebagai penekan nafsu makan masih
kontroversial
Tipe pada obesitas dapat dibedakan menjadi 2 klasifikasi, yaitu Tipe obesitas berdasarkan
bentuk tubuh dan Tipe obesitas berdasarkan keadaan sel lemak.
10
c. Obesitas Tipe Hyperplastik Dan Hypertropik
Obesitas terjadi karena jumlah dan ukuran sel lemak melebihi normal. Pembentukan sel
lemak baru terjadi segera setelah derajat hypertropi mencapai maksimal dengan perantaraan
suatu sinyal yang dikeluarkan oleh sel lemak yang mengalami hypertropik
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Obesitas adalah merupakan kelebihan lemak akibat makanan yang tidak seintbang, yzurg terjadi
bila kelebihan energi yang dihasilkanrakanan disimp4 tidak digunzrkan Lrntuk aklivitas fisik.
Keadaan ini sering dijumpai di negara-negara maju. Pandartqan sosial, ilmiah rnaupun filosofis
mengenai kelebihan berat badan ataupun obesitas berdasarkan data terkini, etiologi,
patogenesis dzur hubungannya dengan angka kesakitan maupun kematian serta manajemennya
adzrlah merupakan suatu hal yang sangat kompleks.
Obesitas merupakan suatu kondisi kelebihan berat tubuh akibat tertimbunnya lemak,
untuk pria dan wanita masing- masing melebihi 20% dan 25% dari berat tubuh dan dapat
membahayakan kesehatan. Kriteria dan klasifikasi obesitas secara garis besar dibagi
menjadi dua, yaitu berdasarkan ciri fisik klinis yang terjadi dan antropometri (berdasarkan
Indeks Massa Tubuh (IMT) / Body Mass Index (BMI) dan berdasarkan pengukuran rasio
lingkar pinggang dan perbandingan antara lingkar pinggang dengan lingkar pinggul) dan
secara biokimia (penentuan lemak dalam tubuh dilakukan dengan menggunakan Bio –
Impedance analisis (BIA).
Faktor-faktor penyebab obesitas adalah faktor genetik, hormon, makanan, pola makan
(gaya hidup), phisikologis dan pemakaian obat-obatan. Adapun faktor yang paling
berpengaruh adalah pola makan (gaya hidup). Gaya hidup yang salah akan memperparah
tingkat obesitas.
Obesitas dengan BMI > 40 dapat diatasi dengan pembedahan sedangkan obesitas yang
tidak terlalu parah dapat diatasi dengan cara hidup yang sehat dan seimbang.
11
B. Saran
Bagi penderita obesitas disarankan untuk bisa memilih makanan yang baik dan sehat serta
sesuai dengan kecukupan tubuhnya. Selain itu disarankan pula melakukan exercise dengan
prinsipFIT(frequency,intensityandtime).
Bagi penderita super obesitas disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk
mengetahui treatment (jenis bedah atau terapi) apa yang dibutuhkan dan cocok untuk
keadaannya
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
atau kesalahan yang mesti kami perbaiki kedepannya, maka dari itu kami selaku pemilik
makalah ini memimta saran dan perbaikan yang membangun demi kebaikan kami bersama.
DAFTAR PUSTAKA
Khomsan, Ali. 2005. Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan. Bogor : IPB Press.
www.google.co.id/adul2008’sblog/
www.wikipedia.com/
Steven B, Halls. 2003. Relationship Between The Body Mass Index and Body
Compotition. Article : Review and Comment (last edited 10 November, 2003),
Copyright.
www.google.co.id/klinikdr.rocky/
Manuaba, I.A. 2004. Dampak Buruk
Obesitas.http://www.balipost.co.id/balipost/2004/3/7/cez.htm.
Katahn, Martin. 1987. Program 28 Hari Tanpa Diet. Semarang : Dahara prize.
http://gizi.net./cgi-bin
12
Efendy,Y.H 1992. Tinjauan Sekilas Tentang Obesitas. Jurnal Jurusan Gizi dan
Masyarakat dan Sumber Daya Masyarakat, Vol. 1, No.1, Bogor : Institute Pertanian
Bogor
Poerwandari, E.K. 1998. Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologis ; Depok;
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Atkitson RL, Low and Very Low Calorie Diets, Med. Clin. North, Am. 73 203-215,
1989.
Caterson ID, et. al., Ohasity in Endocrine Diseases, Avery's Drug Treatment, chapt. 19,
745-748, 4th ed., 1997.
Drug Use in Obesity, Drug Evaluation Mannual, 2439-2454, 1995. 4 Dexfenfluramine,
Editorial. Lancet 337 1315-1316, 1991.
13