Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH FARMASETIKA I

OBESITAS

DOSEN PEMBIMBING

Apt, Trirahmi Hardiyanti, M.Clin.Pharm

Kelompok 5:

Delvi Aprianisa 20110005

Nabila Afrianty 20110016

Nova Mabela 20110018

Rendy Santoso 20110022

Sella Permata 20110026

UNIVERSITAS KADER BANGSA PALEMBANG

FAKULTAS FARMASI

PRODI S1 FARMASI

2022/2023
KATA PENGATAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, sehingga makalah ini dapat terselesaikan sesuai waktu yang ditentukan. Tak lupa
sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Beserta
seluruh keluarga, para sahabat, dan para pengikut beliau yang setia hingga akhir zaman.

Makalah ini dibuat sebagai tugas pengganti UTS di Universitas Kader Bangsa
Palembang dalam rangka memenuhi tugas mata Farmakoterapi I serta sebagai bahan pembelajaran
di kelas.

Penulis sadar bahwa dalam penyusunan kata atau kalimat dan tata letak
dalam makalah ini tentunya banyak sekali kekurangan dan kekhilafan, baik kata atau kalimat dan
diksi. Untuk kebaikan dan sempurnanya makalah ini, kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan dari dosen pengampu dan teman-teman sekalian. Dan akhirnya
semoga dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Palembang, 25 November 2022

Penulis (kelompok 5)

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………………………...i

Daftar Isi…………………………………………………………………………………………....ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………………………..3


B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………...3
C. Tujuan Masalah…………………………………………………………………………...3

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Obesitas………………………………………………………………………….4
B. Pengukuran Klasifikasi…………………………………………………………………...5
C. Patofisiologi………………………………………………………………………………9
D. Etiologi…………………………………………………………………………………....8
E. Faktor Resiko ……………………………………………………………………………10
F. Penatalaksanaan………………………………………………………………………….13
G. Terapi Gizi Medis Penurunan Ketetaban………………………………………………...15
H. Penatalaksanaan Nutrisi………………………………………………………………….16
I. Standar Diet Rendah Energi……………………………………………………………...18
J. Hubungan Obesitas Dengan DM………………………………………………………....21
K. Komplikasi……………………………………………………………………………….22

BAB III PENUTUP

Kesimpulan……………………………………………………………………………… 23

Saran……………………………………………………………………………………...23

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dewasa ini masalah kegemukan (obesitas) merupakan masalah global yang
melanda masyarakat dunia baik di negara maju maupun negara berkembang termasuk
Indonesia. Perubahan gaya hidup termasuk kecenderungan mengkonsumsi makanan
yang mengandung lemak tinggi merupakan faktor yang mendukung terjadinya
kelebihan berat badan (overweight) dan obesitas.
Obesitas adalah merupakan penyakit multifaktorial, diduga bahwa sebagian besar
obesitas disebabkan oleh interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan,
meliputi aktivitas, gaya hidup, sosial ekonomi, dan nutrisional yang berhubungan
dengan perilaku makan. Untuk menentukan obesitas diperlukan kriteria yang
berdasarkan pengukuran antropometrik dan atau pemeriksaan laboratoris. Pada
umumnya pengukuran berat badan yang dibandingkan tinggi badan seseorang
menjadi ukuran dengan standar berat badan ideal, atau dengan pengukuran lemak
subkutan dengan skinfold thickness atau lipatan kulit. Obesitas menurut WHO (22
Februari 2011):

1.2. Rumusan Masalah


a. Pentingnya mempelajari definisi obesitas, klasifikasi, patofisiologi, etiologi,
factor resiko sertapenatalaksanaan terapinya.
b. Pentinynya mempelajari terapi gizi medis penurunan berat badan,
penatalaksanaan nutrisi, standar diet rendah energy, hubungan obesitas dengan
DM, serta komplikasi pada obesitas.
1.3. Tujuan Masalah
a. Untuk mengetahui definisi obesitas, klasifikasi, patofisiologi, etiologi, factor
resiko sertapenatalaksanaan terapinya.
b. Untuk mengetahui terapi gizi medis penurunan berat badan, penatalaksanaan
nutrisi, standar diet rendah energy, hubungan obesitas dengan DM, serta
komplikasi pada obesitas.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI OBESITAS
Obesitas dan overweight, adalah dua istilah yang sering digunakan untuk
menyatakan adanya kelebihan berat badan. Kedua istilah ini sebenarnya mempunyai
pengertian yang berbeda. Obesitas didefinisikan sebagai suatu kelainan atau penyakit
yang ditandai dengan penimbunan jaringan lemak tubuh secara berlebihan. Overweight
adalah kelebihan berat badan dibandingkan dengan berat ideal yang dapat disebabkan
oleh penimbunan jaringan lemak atau nonlemak, misalnya pada seorang atlet
binaragawan, kelebihan berat badan dapat disebabkan oleh hipertrofi otot.
Menurut WHO (1998) Obesitas diartikan sebagai suatu kondisi tidak
normal atau kelebihan akumulasi lemak. Akumulasi lemak dalam tubuh manusia melebihi
jumlah yang dibutuhkan untuk fungsi tubuh normal dalam jaringan adiposa;
sedangkan overweight ( kelebihan berat badan ) adalah suatu keadaan dimana berat
badan seseorang melebihi normal. Obesitas atau kegemukan terjadi karena
ketidakseimbangan antara energi yang masuk dan energi yang keluar, sehingga
terjadi peningkatan rasio lemak dan lean body tissue yang terlokalisasi atau merata
seluruh tubuh.
Ada dua jenis lemak tubuh, lemak untuk energy dan lemak penyimpanan.
Lemak esensial diperlukan untuk fungsi normal tubuh dan terutama disimpan dalam
sumsum tulang, jantung, paru-paru, hati, limpa dan otot. Lemak esensial juga
termasuk lemak wanita, yang disimpan dalam payudara dan pinggul. Penyimpanan
lemak adalah lemak yang tersimpan terutama dalam jaringan subkutan sebagai
akibat dari energi tambahan yang diterima melalui makanan. Pada orang dewasa
muda yang sehat total lemak tubuh merupakan 15-20% dari total berat badan untuk pria
dan 20-25% dari total berat badan bagi perempuan.
Faktor-faktorpenyebab obesitas masih terus diteliti. Baik faktorl ingkungan
maupun genetic berperan dalam terjadinya obesitas. Faktor lingkungan antara lain
pengaruh psikologi dan budaya. Meningkatnya obesitas tak lepas dari berubahnya gaya
hidup, seperti menurunnya aktivitas fisik, dan kebiasaan menonton televisi berjam-jam.
Faktor genetik menentukan mekanisme pengaturan berat badan normal melalui pengaruh
hormon dan neural. Selain itu, faktor genetik juga menentukan banyak dan ukuran sel
adiposa serta distribusi regional lemak tubuh. Obesitas berhubungan erat dengan
distribusi lemak tubuh. Tipe obesitas menurut pola distribusi lemak tubuh dapat
dibedakan menjadi obesitas tubuh bagian atas (upper body obesity) dan obesitas tubuh
bagian bawah (lower body obesity).
Obesitas tubuh bagian atas merupakan dominansi penimbunan lemak tubuh di
trunkal. Terdapat beberapa kompartemen jaringan lemak pada trunkal, yaitu trunkal

4
subkutaneus yang merupakan kompartemen paling umum, intraperitoneal (abdominal),
dan retroperitoneal. Obesitas tubuh bagian atas lebih banyak didapatkan pada pria, oleh
karena itu tipe obesitas ini lebih dikenal sebagai “android obesity”. Tipe obesitas ini
berhubungan lebih kuat dengan diabetes, hipertensi, dan penyakit kardiovaskuler daripada
obesitas tubuh bagian bawah. Obesitas tubuh bagian bawah merupakan suatu keadaan
tingginya akumulasi lemak tubuh pada region gluteofemoral. Tipe obesitas ini lebih
banyak terjadi pada wanita sehingga sering disebut “gynoid obesity”.

B. PENGUKURAN DAN KLASIFIKASI


Pengukuran yang biasa digunakan untuk menentukan status gizi yaitu
dengan menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT). Indeks massa tubuh ditentukan dengan
mengukur perbandingan berat badan (kg) terhadap kuadrat tinggi badan (m2).
Hubungan antara lemak tubuh dan IMT ditentukan oleh bentuk tubuh dan proporsi
tubuh. Dari IMT dapat diketahui klasifikasi tiap populasi terhadap overweight
maupun obesitas. Selain dengan mengukur IMT, obesitas juga dapat dideteksi dengan
pendekatan antropometri, yaitu dengan mengukur skin fold, densitometri, MRI, Dual
Energy X-Ray, Absorptiometry (DEXA) dan Bioelectrical Impendance Analysis
(BIA).

Rumus IMT adalah sebagai berikut :

Berdasarkan IMT, obesitas dibagi menjadi tiga kategori, yakni Obesitas


tingkat I dengan IMT 30,0-34,9; Obesitas tingkat II dengan IMT 35,0-39,9; dan
Obesitas tingkat III dengan IMT > 40,0.

Tabel 1. klasifikasi status gizi

Menurut data WHO, orang-orang Asia pada umumnya memiliki persentase


lemak tubuh lebih tinggi. Proporsi orang-orang Asia dengan faktor risiko Diabetes
Mellitus Tipe-2 dan penyakit kardiovaskular secara substantif berada dibawah cut-off
point yang ditentukan WHO (dibawah 25 kg/m2).
Klasifikasi obesitas dapat di dsimpulkan dengan berbagai aspek, Secara umum
obesitas dibagi menjadi 2 yaitu obesitas primer yang disebabkan faktor nutrisi dengan

5
berbagai faktor yang dapat mempengaruhi asupan makanan,seperti asupan makanan
berlebih dibandingkan kebutuhan energi yang diperlukan. Dan obesitas sekunder yang
isebabkan oleh adanya penyakit / kelainan congenital (mielodisplasia), endokrin, atau
kondisi lain.
Klasifikasi obesitas juga bisa dilihat berdasarkan penilaian dari indeks
massa tubuh. Menurut international obesity task force ( IOTF ), klasifikasi obesitas
dibedakan menjadi :
Tabel 2. Klasifikasi Berat Badan Lebih Dan Obesitas Berdasarkan IMT, Lingkar
Perut dan Risiko Penyakit Terkait, Menurut Kriteria Asia Pasifik menurut WHO / WPR /
IASO / IOTF dalam The Asia Pasifik Perspective, Redefining Obesity and Its Treatment.

Resiko Ko-Morbiditas Lingkar Perut


Klasifikasi IMT (kg/m) < 90 cm (f) ≥ 90 cm (f)
< 80 cm (f) ≥ 80cm (f)
Berat badan kurang < 18,5 Rendah (resiko Sedang
meningkat pada
masalah klinis lain)
Normal 18,5 – 22,9 Sedang Meningkat
Berat badan lebih ≥ 23,0 Mningkat Moderat
Beresiko 23 – 24,9 Meningkat Moderat
Obesitas 1 25 – 29 Moderat Berat
Obesitas 2 ≥ 30,0 Berat Sngat berat

Klasifikasi Obesitas Berdasarkan Bentuk Tubuh


a. Obesitas Tipe Buah Apel (Android/Abdominal)
Pada pria obesitas umumnya menyimpan lemak di bawah kulit dinding
perut dan di rongga perut sehingga gemuk diperut dan mempunyai bentuk tubuh
seperti buah apel (apple type). Karena lemak banyak berkumpul dirongga perut,
obesitas tipe buah apel disebut juga obesitas sentral, karena banyak terdapat pada
laki-laki disebut juga sebagai obesitas tipe android.
b. Obesitas Tipe Buah Pear
Kelebihan lemak pada wanita disimpan dibawah kulit bagian daerah pinggul
dan paha, sehingga tubuh berbentuk seperti buah pear (pear type). Karena lemak
berkumpul dipinggir tubuh yaitu dipinggul dan paha, obesitas tipe buah pear
disebut juga sebagai obesitas perifer dan karena banyak terdapat pada wanita
disebut juga sebagai obesitas tipe perempuan atau obesitas tipe gynoid.

6
Gambar.1 Obesitas tipe apel dan pir

C. PATOFISIOLOGI
Obesitas terjadi dikarenakan gangguan pada regulasi nafsu makan dan
sinyal kenyang (satiety). Dimana apabila gangguan regulasi berada di salah satu jalur
fisiologis yang mengatur nafsu makan dan sinyal kenyang dapat menyebabkan
ketidak seimbangan dalam homeostasis energi dan menyebabkan obesity.Obesitas
ditandai dengan akumulasi lemak yang berlebihan (kegemukan) di berbagai organ yang
terlibat dalam metabolisme.8 Sementara setiap depot lemak yang disimpan memiliki
potensi untuk menjadi penyakit atau patogen ,6 transformasi lebih mungkin terjadi
pada area tubuh dengan metabolisme yang lebih tinggi (misalnya daerah, visceral /
intraperitoneal, ekstraperitoneal, dan intrapelvic) .
Jaringan adiposa terakumulasi di perikardial, perimuscular, perivaskular,
orbital, dan daerah paraosseal juga memiliki potensi imunologi signifikan
abnormalities. Temuan dalam penderita obesitas telah menunjukkan bahwa semakin
tinggi konsentrasi FFAs yang beredar akan menstimulasi proses
glukoneogenesis, mengganggu sekresi insulin, dan menginduksi resistensi insulin pada
otot dan jaringan hati.tingkat FFA Terus menerus tinggi juga telah dikaitkan dengan
disfungsi dan apoptosis pada sel beta pankreas.
Selain akumulasi lemak yang berlebihan, obesitas dikaitkan dengan adiposopathy,
yaitu kondisi yang dinyatakan sebagai hipertrofi adipocyte, yaitu, pertumbuhan jaringan
adiposa luar normal yang supply pembuluh darah, dan akumulasi jaringan adiposa.
Selanjutnya, adiposopathy dapat mengakibatkan dalam gangguan matriks ekstraselular
pembubaran dan renovasi, yang membatasi pertumbuhan jaringan adipose.

7
Gambar.2 patofisiologi obesitas

D. ETIOLOGI
Terjadinya obesitas melibatkan beberapa faktor-faktor sebagai berikut :
1. Faktor genetik
Obesitas cenderung diturunkan, sehingga diduga memiliki penyebab genetik.
Tetapi anggota keluarga tidak hanya berbagi gen, tetapi juga makanan dan kebiasaan
gaya hidup, yang bisa mendorong terjadinya obesitas. Seringkali sulit untuk
memisahkan faktor gaya hidup dengan faktor genetik. Penelitian terbaru
menunjukkan bahwa rata-rata faktor genetik memberikan pengaruh sebesar 33%
terhadap berat badan seseorang.
2. Faktor lingkungan
Gen merupakan faktor yang penting dalam berbagai kasus obesitas, tetapi
lingkungan seseorang juga memegang peranan yang cukup berarti. Lingkungan
ini termasuk perilaku/pola gaya hidup (misalnya apa yang dimakan dan berapa
kali seseorang makan serta bagaimana aktivitasnya).
Seseorang tentu saja tidak dapat mengubah pola genetiknya, tetapi dia dapat
mengubah pola makan dan aktivitasnya.
3. Faktor psikis
Apa yang ada di dalam pikiran seseorang bisa mempengaruhi kebiasaan
makannya.Banyak orang yang memberikan reaksi terhadap emosinya dengan
makan. Makan berlebihan dapat terjadi sebagai respon terhadap keadaan
kesepian, berduka, atau depresi, rangsangan dari luar seperti iklan makanan.
Salah satu bentuk gangguan emosi adalah persepsi diri yang negatif.
Gangguan ini merupakan masalah yang serius pada banyak wanita muda yang
menderita obesitas, dan bisa menimbulkan kesadaran yang berlebihan tentang
kegemukannya serta rasa tidak nyaman dalam pergaulan sosial.

8
Ada dua pola makan abnormal yang bisa menjadi penyebab obesitas yaitu
makan dalam jumlah sangat banyak (binge) dan makan di malam hari
(sindroma makan pada malam hari).
Kedua pola makan ini biasanya dipicu oleh stres dan kekecewaan. Binge
mirip dengan bulimia nervosa, dimana seseorang makan dalam jumlah sangat
banyak, bedanya pada binge hal ini tidak diikuti dengan memuntahkan kembali apa
yang telah dimakan. Sebagai akibatnya kalori yang dikonsumsi sangat banyak.
Pada sindroma makan pada malam hari, adalah berkurangnya nafsu makan
di pagi hari dan diikuti dengan makan yang berlebihan, agitasi dan insomnia
pada malam hari.
4. Faktor Makanan
Jika seseorang mengkonsumsi makanan dengan kandungan energi sesuai
yang dibutuhkan tubuh, maka tidak ada energi yang disimpan. Sebaliknya jika
mengkonsumsi makanan dengan energi melebihi yang dibutuhkan tubuh, maka
kelebihan energi akan disimpan. Sebagai cadangan energi terutama sebagai
lemak seperti telah diuraikan diatas. Maraknya iklan berbagai makanan siap saji
di media cetak maupun elektronok, seperti hamburger, hot dog, pizza dan fried
chicken, menyebabkan makanan siap saji sangat populer dan digemari, padahal
makanan siap saji cenderung mengandung lemak tinggi sehingga banyak
mengandung kalori. Selain itu makanan yang tinggi lemak rasanya sangat
lezat, sehingga mengakibatkan dikonsumsi secara berlebihan.
Makanan faktor terpenting penyebab obesitas :
a. Penyebab utama 95 % karena gangguan pola makan, makan dalam jumlah
yang banyak, sering ngemil terutama terjadi di sore dan malam hari sekitar jam
18.00-24.00 saat nonoton tv, rakus makanan tertentu : kacang, coklat, es krim,
bakso yang ternyata kaya karbohidrat dan lemak.
b. Tak seimbangnya bahan makanan bergeser ke arah lemak hampir 50 % dan dari
tepung ke bahan yang mudah diserap yaitu gula.
5. Faktor Hormon
Menurunya hormon tyroid dalam tubuh akibat menurunya fungsi kelenjar
tyroid akan mempengaruhi metabolisme dimana kemampuan menggunakan
energi akan berkurang.
6. Faktor kesehatan
Beberapa penyakit bisa menyebabkan obesitas, diantaranya:
a. Hipotiroidisme
b. Sindroma Cushing
c. Sindroma Prader-Willi
d. Beberapa kelainan saraf yang bisa menyebabkan seseorang banyak makan.
e.

9
7. Faktor perkembangan
Penambahan ukuran atau jumlah sel-sel lemak (atau keduanya)
menyebabkan bertambahnya jumlah lemak yang disimpan dalam tubuh.
Penderita obesitas, terutama yang menjadi gemuk pada masa kanak-kanak,
bisa memiliki sel lemak sampai 5 kali lebih banyak dibandingkan dengan
orang yang berat badannya normal. Jumlah sel-sel lemak tidak dapat dikurangi,
karena itu penurunan berat badan hanya dapat dilakukan dengan cara
mengurangi jumlah lemak di dalam setiap sel.
8. Aktivitas fisik
Kurangnya aktivitas fisik merupakan salah satu penyebab utama dari
meningkatnya angka kejadian obesitas di tengah masyarakat yang makmur.
Orang-orang yang tidak aktif memerlukan lebih sedikit kalori. Seseorang
yang cenderung mengkonsumsi makanan kaya lemak dan tidak melakukan
aktivitas fisik yang seimbang, akan mengalami obesitas.
9. Pemakaian Obat-obatan
Efek samping beberapa obat dapat menyebabkan meningkatnya berat badan,
misalnya obat kontrasepsi.

E. FAKTOR RESIKO OBESITAS


Overweight dan obesitas dapat dimulai pada usia berapapun. Beberapa
periode usia menunjukkan kemungkinan yang besar terhadap terjadinya Overweight
dan obesitas. Overweight dan obesitas sejak usia belia cenderung lebih berat dan
berisiko tinggi menjadi obesitas di masa dewasa. Karena itu, pencegahan
Overweight dan obesitas pada masa anak sangat penting.
Obesitas tiga kali lebih banyak dijumpai pada wanita, keadaan ini
disebabkan metabolisme pada wanita lebih rendah apalagi pada pascamenopouse.
Obesitas dapat menyebabkan gangguan proses reproduksi pada wanita, salah satunya
adalah sindroma ovarium polikistik (SPOK).
Obesitas meningkatkan resiko terjadinya sejumlah penyakit menahun seperti:
1. Jantung Koroner
Salah satu penyebab jantung koroner adalah kebiasaan makan makanan
berlemak tinggi terutama lemak jenuh. Agar lemak mudah masuk dalam
peredaran darah dan diserap tubuh maka lemak harus diubah oleh enzim lipase
menjadi gliserol. Sebagian sisa lemak akan disimpan di hati dan di
metabolisme menjadi kolesterol pembentukan asam empedu yang berfungsi
sebagai pencerna lemak. Semakin banyak konsumsi lemak, berarti semakin
meningkat pula kadar kolesterol dalam darah. Penumpukan kolesterol tersebut
dapat menyebabkan (arteriosklerosis) atau penebalan pada pembuluh nadi koroner
(arteria koronaria). Kondisi ini mengakibatkan kelenturan pembuluh nadi menjadi

10
berkurang. Serangan jantung koroner pun akan lebih mudah terjadi ketika pembuluh
nadi koroner mengalami penyumbatan. Ketika itu pula aliran darah yang membawa
oksigen ke jaringan dinding jantung pun terhenti.
Selain mengurangi konsumsi makanan berlemak jenuh tinggi, peningkatan
konsumsi makanan berserat setiap hari ternyata mampu menurunkan kadar
kolesterol dalam darah yang berarti pula menurunkan risiko serangan penyakit
mematikan ini. Dari hasil penelitian para ilmuwan dari National Heart, Lung and
Blood Institut di Bethesda, Maryland, Amerika dikatakan bahwa setiap
penurunan1% kolesterol dalam darah akan menurunkan risiko serangan jantung
koroner sebesar 2%.
Serat makanan yang efektif menurunkan kolesterol adalah serat yang larut
dalam air. Jenis serat ini mudah difermentasikan oleh bakteri kolon
(laktobacillus) menjadi asam lemak rantai pendek (short-chain faity acid) dan gas
(flatus). Asam lemak rantai pendek tersebut mampu mengikat asam empedu
didalam usus. Berkurangnya asam empedu akan memperlambat penyerapan
lemak. Hal ini berarti pula akan menurunkan kadar kolesterol darah.
Selanjutnya, kelebihan asam empedu di pencernaan akan dibuang bersama –
sama fases. Untuk memudahkan pengeluaran fases perlu dibantu dengan
konsumsi serat tidak larut air.
James Anderson dari Universitas kentucky, Amerika Serikat, membuktikan
bahwa pemberian 90g oatmeal atau kacang-kacangan setiap hari pada penderita
kolesterol tinggi, mampu menurunkan kolesterol darah hingga 20%. Penurunan
lemak darah itu berasal dari pengurangan konsumsi lemak selama diet sebanyak
5% dan 15% sisanya merupakan angka penurunan kolesterol karena
penambahan serat larut air dalam menu diet.
Data tersebut juga diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Van
Horn dari American Heart Association. Menurut Horn dengan mengkonsumsi 60g
makanan mengandung serat larut air seperti oatmeal atau kacang – kacangan tiap
hari, dapat menurunkan kolesterol darah sebanyak 5,6 – 6,5 mg.
2. Diabetes Mellitus
Penyakit diabetes mellitus ( DM ) terjadi karena hormon insulin yang
diproduksi oleh pankreas tidak memadai lagi jumlahnya untuk proses
metabolisme karbohidrat secara normal. Akibatnya, sebagian besar glukosa yang
dikonsumsi tidak dapat diubah menjadi glikogen. Akibatnya, gula darah bertambah
tinggi ( hiperglikemia ). Sedangkan sebagian dari kelebihan glukosa dalam darah
tersebut akan dibuang melalui urin ( glikosuria ).
Gejala – gejala yang dirasakan penderita penyakit ini adalah sering merasa
haus dan cepat lelah yang disertai penurunan berat badan meskipun nafsu
makan tidak berubah. Hasil penelitian epidemiologi, menunjukkan adanya kaitan

11
antara konsumsi serat makanan dengan penyakit diabetes mellitus ( DM ).
Prevalensi penyakit ini lebih rendah dan jarang terjadi pada negara yang
masyarakatnya punya kebiasaan makan makanan berserat tinggi.
3. Kanker
Kanker ( jenis kanker tertentu, misalnya kanker prostat dan kanker usus besar ).
Obesitas dihubungkan dengan jenis kanker tertentu, dan beberapa ahli percaya bahwa
kontrol berat badan yang efektif bagi anak-anak dan dewasa dapat mengurangi
kejadian kanker 30-40 %. Obesitas dapat meningkatkan risiko kanker dalam
hubungannya dengan kadar hormon yang tinggi yang disebut growth factor,
yang mana dapat merangsang pertumbuhan sel yang menyebabkan kanker.
4. Tidur Apneu
Dibawah bagian diafragma didalam dinding dada bisa menekan paru-paru,
sehingga menimbulkan gangguan pernafasan dan sesak nafas, meskipun penderita
hanya melakukan aktivitas yang ringan, akan tetapi gangguan pada pernafasan
menyebabkan berkurangnya kadar oksigen dalam darah dan terjadi saat tidur
kemudian menyebabkan terhentinya pernafasan untuk sementara waktu ( tidur
apneu ).
5. Sindroma Metabolik ( Sindroma X )
Sindroma metabolik terdiri dari obesitas yang ditandai dengan penumpukan
lemak pada daerah perut, gangguan kolesterol, hipertensi, dan resistensi insulin.
Tampaknya faktor genetik berperanan, walaupun obesitas dan makan yang cepat
memegang peranan penting di dalam perkembangan sindroma ini. Sindroma
metabolik secara signifikan dihubungkan dengan penyakit jantung dan angka
kematian yang lebih tinggi.
6. Masalah Persendian
Kalau pria semakin gemuk maka beban tulang akan semakin berat. Karena
menyangga beban di luar porsi, maka akan muncul gangguan sendi. Yang sering
kita dengar adalah penyakit rematik walaupun tidak semua gangguan sendi
adalah rematik. Keadaan ini tentu saja akan membuat hubungan intim dengan
pasangan terasa tidak nyaman bahkan keterbatasan dalam gerakan tertentu akan
sangat berpengaruh pada tingkat pencapaian orgasme seseorang.
7. Gangguan Hormonal
Semakin gemuk, jumlah testosteron yang mengalir ke otak dan darah akan
semakin menurun. Ini menyebabkan nafsu seks akan turun dan ereksi tidak
bisa optimal. Dampaknya, membuat penderita tidak percaya diri, ragu akan
potensi diri. Produksi testosteron pada lelaki gemuk atau kurus sama banyak.
Tapi pada lelaki gemuk, pembagian hormon itu akan lebih luas dan banyak, sehingga
jatah ke penis pun jadi berkurang.
8. Penyakit Jantung dan Stroke

12
Mereka dengan IMT paling sedikit 30 mempunyai 50-100% peningkatan
risiko kematian dibandingkan mereka dengan IMT 20-25. Obesitas tipe buah
apel mempunyai risiko hampir 3 kali untuk menderita penyakit jantung
dibandingkan dengan berat badan normal. Meningkatnya lemak pada daerah
perut secara spesifik dihubungkan dengan kekakuan pembuluh darah aorta, yaitu
pembuluh darah arteri utama yang memberikan darah ke organ-organ tubuh.

F. PENATALAKSANAAN
Pengaturan kuantitas dan kualitas makan serta meningkatkan aktivitas fisik
adalah cara efektif untuk mencegah penumpukan energi yang dapat berakibat
kelebihan berat badan. Namun kesadaran individu dengan overweight untuk
mencegah agar tidak menjadi obesitas sangat kecil. Tatalaksana terhadap individu dengan
overweight dan obesitas, antara lain sebagai berikut :
1. Tatalaksana Farmakologi
Farmakoterapi terhadap obesitas masih menjadi tantangan yang sulit karena
beberapa diantaranya memiliki efek yang tidak baik. Penanganan obesitas harus
dimulai dengan melihat kembali faktor - faktor penyebab terjadinya obesitas. Berikut
merupakan tatalaksana pengobatan obesitas secara farmakologi yaitu dengan obat -
obatan.

Obat Dosis Evektivitas Keterangan


Menurunkan absirpsi lemak
dan mengembangkan profil
↓ BB nyeri prut
lipid, kontrol glukosa dan
atau colic
Orlistat metabolit lain.
Flatulence Fecal
Orlistat berinteraksi dengan
urgency
absorpsi vitamin larut lemak
dan siklosporine.
Efektifitas terlihat setelah 6
bulan terapi
ESO : mulut kering,
anorexia, insomnia,
Sibutramine ↓ BB konstipasi, pening, mual 3 x
lebih sering terjadi.
KI : pasien stroke, arteri
koroner, CHF, aritmia, dan
penggunaan MAOI
Dietilpropion 25 mg sebelum ↓ BB Salah satu supresan
makan, 75 mg noradrenergic yang aman

13
dan dapat di gunakan untuk
sediaan lepas pasien Hopertensi ringan -
lambat setiap sedang atau angina
pagi KI : Hipertensi berat,
kardiovaskuler signifikan
ESO : tremor, agitasi, panik,
keringat berlebbihan dan
Supresif
Efedrin 20 mg 3 x sehari insomnia, serta palpitasi dan
Trmatogenik
takikardi.

Mengubah pola
Agen
tidur dan
serotonergik
kebiasaan
↓ BB signifikan ESO : peningkatan nadi dan
Fluoksetin 65 mg x sehari ↑Pengeluaran perasaan yang berdebar-
energi debar.
Peptida -
peptida (leptin,
neuropeptida
gamma)

2. Tatalaksana Non Farmakologi


Perubahan perilaku dan pengaturan makan atau gaya hidup memiliki prinsip
untuk mengurangi asupan kalori dan meningkatkan keaktifan fisik, dikombinasikan
dengan perubahan perilaku untuk mempertahankan BB yang kondusif dan sehat.
Membatasi konsumsi kalori adalah faktor penting untuk keberhasilan penurunan
BB. Pengaturan makan disesuaikan dengan banyak faktor antara lain usia, keaktifan
fisik. Makan jumlah sedang makanan kaya nutrien, lemak rendah dan kalori rendah.
Pilih makanan dengan kepadatan energi rendah seperti sayur-sayuran dan buah-
buahan, jenis makanan sehat, jenis karbohidrat yang berserat tinggi, hindari manis-
manisan, kurangi lemak. Mengatur porsi maakan, dan hitung kalori. Perbanyak kerja
fisik, olahraga teratur, dan kurangi waktu nonton TV.
3. Tatalaksana Pembedahan
Pembedahan atau sering disebut dengan istilah sedot lemak merupakan pilihan
alternative terakhir untuk menurunkan berat badan apabila dari berbagai usaha-usaha
di atas gagal atau minim hasilnya. Pembedahan dan sedot lemak sebaiknya dilakukan
oleh seorang dokter atau orang yang benar-benar ahli agar tidak terjadi kesalahan
atau mal praktik yang dapat berujung pada kematian pasien

14
Terapi ini hanya diberikan pada pasien obesitas berat secara klinis dengan
IMT≥ 40 atau ≥35 dengan kondisi komorbid.Terapi Bedah merupakan alternatif
terakhir pada pasien yang gagal dengan farmakoterapi dan menderita komplikasi
obesitas yang ekstrem.

G. TERAPI GIZI MEDIS PENURUNAN BERAT BADAN


Dalam program pengelolaan penderita overweight dan obesitas maka
beberapa pola makan rendah kalori moderat gizi seimbang sudah terbukti berhasil dan
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Disamping itu perlu dipertahankan pola
makan sehat sesudah mencapai penurunan berat badan yang diinginkan. Diet rendah
kalori moderat gizi seimbang dapat membentuk dasar kebiasaan makan yang baik
untuk dilanjutkan dalam jangka waktu yang tidak terbatas dan membantu
mempertahankan berat badan yang sesuai. Diet jenis iini sangat masuk akal, akan tetapi
tingkat keberhasilannya rendah. Penderita obesitas banyak yang gagal menurunkan
berat badan dengan pendekatan konservatif karena mereka tidak patuh menjalankan
diet tersebut dalam waktu yang cukup.
Program penurunan berat badan seperti diet rendah kalori (low calorie diet) dan
very low calorie diets (VLCD) harus dikombinasi dengan aktifitas fisik dan perubahan
gaya hidup untuk dapat memperoleh hasil yang diinginkan.
1. Diet Pembatasan Energi
Diet pembatasan energi yang seimbang merupakan metode penurunan berat
badan yang paling sering diresepkan. Diet tetap memperhatikan keseimbangan
komposisi nutrisi kecuali untuk energi, yang dikurangi hingga poin di mana
penyimpanan lemak harus dapat dimobilisasi untuk mencapai kebutuhan energi
harian. Defisit kalori dari 500 hingga 1000 kkal setiap harinya dikatakan dapat
mencapai target yang diinginkan. Tingkat energi bervariasi pada setiap individu
menurut ukuran dan aktivitasnya, umumnya berkisar dari 1200 hingga 1800 kkal
setiap harinya. Tanpa memerhatikan tingkat restriksi kalori, pola makan seimbang
harus diedukasi, dan rekomendasi untuk peningkatan aktivitas fisik harus
diikutsertakan.
Diet rendah kalori dihitung sesuai dengan kebutuhan setiap individu untuk
karbohidrat (50% hingga 55% dari total kkal), bahan makanan sumber karbohidrat
kompleks seperti sayur-sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Diet juga meliputi protein, sekitar 15% hingga 23% kkal, untuk mencegah
pemecahan protein menjadi energi. Lemak tidak melebihi 30% dari total kalori.
Tambahan dari serat juga direkomendasikan untuk menurunkan densitas kalori,
untuk memberi rasa kenyang dengan memperlambat waktu pengosongan
lambung, dan untuk sedikit menurunkan efisiensi absorpsi usus. Jumlah asupan
alkohol dan makanan dengan kadar gula tinggi haruslah dikurangi. Pada peminum

15
alkohol berat, justru akan menyebabkan nafsu makan menurun pesat hingga bisa
terjadi malnutrisi, akan tetapi pada peminum sedang, akan menaikkan berat badan
karena alkohol menambah jumlah kalori yang masuk. Pemanis buatan atau
pengganti lemak tidak terbukti memiliki makna besar dalam menurunkan berat
badan. Dengan mengganti makanan utama atau ringan 2 kali sehari dapat
membantu mengurangi berat badan atau menjaga berat badan secara signifikan.
2. Very low calorie diet
Yang dimaksud dengan penurunan kalori ekstrim adalah penurunan
masukan secara berlebih yang jumlahnya kurang dari 800 kkal per hari atau puasa
dibawah 200 kkal per hari. Puasa memang bisa menjadi salah satu pilihan terapi
namun terkadang dapat menyebabkan gangguan neurologis, hormonal, dan efek
samping lainnya. Lebih dari 50% jumlah berat badan yang akan berkurang adalah
cairan tubuh yang dapat menyebabkan hipotensi, akumulasi asam urat atau
timbulnya batu empedu. Yang dimaksud diet kalori sangat rendah adalah apabila
masukan kalori hariannya berkisar antara 200-800 kkal. Umumnya diet ini rendah
kalori namun tinggi protein (0.8-1.5 g/kg BBI per hari). Diet ini termasuk
konsumsi vitamin mineral, elektrolit, asam lemak. Lama yang dianjurkan untuk
diet ini adalah 12-16 minggu karena memiliki efek samping. Dianjurkan untuk
pasien dengan IMT diatas 30. Efek sampingnya antara lain, tidak tahan dingin,
pusing, gugup, euforia, konstipasi atau diare, kulit kering, anemia, menstruasi
yang tidak teratur.

H. PENATALAKSANAAN NUTRISI
1. Tujuan diet Tujuan
Diet Tujuan dari penatalaksanaan nutrisi pada obesitas yaitu:
- Untuk menurunkan lemak tubuh untuk mencapai berat badan ideal.
- Mengembangkan kebiasaan makan yang lebih sehat.
- Mencegah kehilangan massa otot selama penurunan berat badan.
- Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal sesuai dengan usia, jenis
kelamin, dan aktifitas fisik.
- Mencapai IMT normal yaitu 18,5-25 kg/m2.
- Mengurangi asupan energi, sehingga tercapai penurunan berat badan
sebanyak ½ - 1 kg/minggu. Pastikan bahwa yang berkurang adalah sel
lemak dengan mengukur tebal lemak lipatan kulit dan lingkar pinggang.
2. Syarat-syarat Diet
Hal-hal yang perlu diperhatikan didalam pengaturan diet pada obesitas adalah
sebagai berikut :
- Energi diberikan rendah untuk menurunkan barat badan. Pengurangan
dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan kebiasaan makan dari

16
segi kualitas maupun kuantitas. 1 kg lemak tubuh sama dengan sekitar 7000
kalori. Untuk menurunkan berat badan sebanyak ½ - 1 kg / minggu, asupan
energi dikurangi sebanyak 500-1000 kalori / hari dari kebutuhan normal.
Perhitungan kebutuhan energi normal berdasarkan berat badan ideal.
- Protein diberikan tinggi, yaitu 1-1,5 g/kg/BB/hari atau 15-20% dari
kebutuhan energi total.
- Lemak diberikan sedang, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total.
Usahakan sumber lemak berasal dari makanan yang mengandung lemak
jenuh ganda yang kadarnya tinggi.
- Karbohidrat diberikan rendah, yaitu 55-65 % dari kebutuhan energi total.
Gunakan lebih banyak sumber karbohidrat kompleks untuk memberi rasa
kenyang dan mencegah konstipasi. Sebagai alternatif, bisa gunakan gula
buatan sebagai pengganti gula sederhana.
- Vitamin dan mineral diberikan cukup sesuai dengan kebutuhan. f. Dianjurkan
untuk 3 x makan utama dan 2-3 x makanan selingan.
- Cairan diberikan cukup, yaitu 8-9 gelas / hari. Banyak minum, cairan
tingkatkan rasa kenyang. h. Menghindari makanan yang tinggi lemak seperti
gorengan ( deep fry ), daging berlemak termasuk sosis, es krim, margarin,
mentega, keju, susu, kulit hewani, fast food, dan kue-kue manis ( tart, dodol,
caramel ).
- Menghindari makanan sumber kolesterol, seperti : jeroan, otak, kuning
telur.
- Banyak serat makanan, lama mengunyah, cepat kenyang. k. Waktu/ lamanya
makan minimal 20 menit.
- Makan perlahan-lahan dan kunyah dengan baik.
- Pilih dan konsumsi makanan secukupnya.
3. Bahan Makanan Yang Dianjurkan :
- Sumber karbohidrat yaitu karbohidrat kompleks seperti nasi, jagung, ubi,
singkong, talas, kentang, sereal.
- Sumber protein hewani yaitu daging tidak berlemak, ayam tanpa kulit,
ikan, telur, daging asap, susu dan keju rendah lemak.
- Sumber protein nabati yaitu tahu, tempe, susu kedelai, kacang-kacangan
yang diolah tanpa digoreng atau dengan santan kental.
- Sayuran yaitu sayuran yang banyak mengandung serat dan diolah tanpa
santan kental berupa sayuran rebus, tumis, dengan santan encer atau
lalapan.
- Buah-buahan yaitu semua macam buah-buahan terutama yang banyak
mengandung serat.

17
- Lemak yaitu minyak tak jenuh tunggal atau ganda, seperti minyak kelapa sawit,
minyak kedelai, dan minyak jagung yang tidak digunakan untuk
menggoreng.
4. Bahan Makanan Yang Tidak Dianjurkan
- Sumber karbohidrat yaitu sumber karbohidrat sederhana seperti gula pasir, gula
merah, sirup, kue yang manis dan gurih.
- Sumber protein hewani yaitu daging berlemak, daging kambing, daging
yang diolah dengan santan kental, digoreng, jeroan, susu full cream, susu kental
manis.
- Sumber protein nabati yaitu kacang-kacangan yang diolah dengan cara
menggoreng atau dengan santan kental.
- Sayuran yaitu sayuran yang sedikit mengandung serat dan yang dimasak
dengan santan kental.
- Buah-buahan yaitu durian, avokad, manisan buah-buahan, buah yang diolah
dengan gula dan susu full cream atau susu kental manis.
- Lemak yaitu minyak kelapa, kelapa dan santan.
5. Ada beberapa tips dalam pengaturan makan pada obesitas yaitu :
- Buat tencana menu dan daftar belanja. Beli makanan yang rendah kalori
saat lapar.
- Jangan lewatkan waktu makan. Makan dan kunyah perlahan-lahan.
Bersihkan meja dari makanan.
- Minta tolong keluarga dan teman.
- Sisakan makanan dalam piring, pilih piring yang relatif kecil.
- Simpan makanan hanya di dapur.
- Cicipi makanan hanya sekali saja.
- Biarkan orang lain bersihkan piringnya.

I. STANDART DIET RENDAH ENERGI


Standar Diet Rendah Energi diberikan kepada pasien yang kegemukan dengan IMT
lebih dari 25 kg/m2. Sesuai keadaan pasien dapat diberikan Standar Diet Rendah Energi I
( 1300 Kalori ) atau Diet Rendah Energi II ( 1500 kalori ).
Tabel 3. Standart Diet Rendah Energi

Bahan makanan Diet Rendah Energi I Diet Rendah Energi II


Karbohidrat 2½ 3½
Hewani * 1 2
Hewani☺ 3 4
Nabati 2 2
Sayuran A Sekehendak Sekehendak

18
Sayuran B 2½ 3
Buah 4 3
Susu tanpa lemak 1 1
Gula pasir 1 1
Minyak 2 2

Nilai
Energi (kalori) 1259 1518
Protein (g) 58 76
Lemak (g) 30 34
Karbohidrat 197 227
Keterangan:
☺protein rendah lemak (2 g)
* protein lemak sedang (5 g)
# protein lemak tinggi (13 g)
STANDAR DIET RENDAH ENERGI I 1300 KALORI
Protein ( 57,5 g ) Lemak ( 27 g ) Karbohidrat ( 196 g )
Total kebutuhan bahan makanan sehari

Karbohidrat 2½ penukar karbohidrat

Ikan/ayam tanpa kulit 4 penukar hewani ☺

Telur 1 penukar hewani *

Tahu/tempe 2 penukar nabati

Sayuran A sekehendak

Sayuran B 2½ penukar sayuran

Buah 4 penukar buah

Susu tanpa lemak 1 penukar susu

Gula pasir 1 penukar gula

Minyak 2 penukar minyak

19
STANDAR DIET RENDAH ENERGI I 1300 KALORI

Protein ( 57,5 g ) Lemak ( 27 g ) Karbohidrat ( 196 g )

Total kebutuhan bahan makanan sehari

Karbohidrat 2½ penukar karbohidrat

Ikan/ayam tanpa kulit 4 penukar hewani ☺

Telur 1 penukar hewani *

Tahu/tempe 2 penukar nabati

Sayuran A sekehendak

Sayuran B 2½ penukar sayuran

Buah 4 penukar buah

Susu tanpa lemak 1 penukar susu

Gula pasir 1 penukar gula

Minyak 2 penukar minyak

Bahan Berat URT Penukar Contoh Menu


PAGI
Nasi 50 g 1/3 gls ½ karbohidrat Nasi
Telur 50 g 1 btr 1 hewani ☺ Telur ceplok air
Sayuran B 50 g ½ gls ½ sayuran Sup kembang kol + wortel
SNACK PAGI
Buah 110 g 2 bh 1 buah Jeruk
Susu tanpa lemak 20 g 4 sdm 1 susu Susu
Gula pasir 3g 1 sdm 1 gula
SIANG
Nasi 100 g ¾ gls 1 karbohidrat Nasi
Ikan 80 g 2 ptg 2 hewani ☺ Ikan panggang
Tempe 50 g 2 ptg 1 nabati Tempe bacem
Sayuran B 100 g 1 gls 1 sayuran Sayur asem
Buah 190 1 ptg 1 buah Melon
Minyak 5g 5 sdt 1 minyak
SNACK SORE

20
Buah 100 g 1 ptg 1 buah Pepaya
MALAM
Nasi 100 g ¾ gls 1 krbohidrat Nasi
Ayam tanpa kulit 80 g 2 ptg 2 hewani ☺ Ayam kecap
Tahu 110 g 1 bh 1 nabati Pepes tahu
Sayuran B 100 g 1 gls 1 sayuran Acar Ketimun + wortel
Buah 50 g 1 bh 1 buah Pisang
Minyak 3g 1 sdt 1 minyak
Keterangan:

☺protein rendah lemak (2 g)


* protein lemak sedang (5 g)
# protein lemak tinggi (13 g)

J. HUBUNGAN OBESITAS DENGAN DM


Menurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2003, Diabetes Melitus
merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hipoglikemia yang
terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Hipoglikemia
kronik pada Diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, dan disfungsi
beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh darah, yang
menimbulkan berbagai macam komplikasi, antara lain aterosklerosis, neuropati, gagal
ginjal, dan retinopati. Usia lanjut pada umumnya adalah penderita Diabetes Melitus tipe
2.
Diabetes melitus tipe 2 terjadi oleh dua kelainan utama yaitu adanya defek sel
beta pancreas sehingga pelepasan insulin berkurang, dan adanya resistensi insulin. Pada
umumnya diabetes mellitus tipe 2 dimulai dengan adanya resistensi insulin, kemudian
menyusul berkurangnya pelepasan insulin. Pada penderita obesitas juga ditemukan
adanya resistensi insulin. Penderita diabetes melitus tipe 2 diawali dengan berat badan
normal, kemudian menjadi obes dengan resistensi insulin dan berakhir dengan diabetes
melitus tipe 2. Jaringan lemak mempunyai dua fungsi yaitu sebagai tempat penyimpanan
lemak dalam bentuk trigliserid, dan sebagai organ endokrin. Sel lemak menghasilkan
berbagai hormon yang disebut juga adipositokin (adipokine) yaitu leptin, tumor necrosis
factor alpha (TNF-alfa), interleukin-6 (IL-6), resistin, dan adiponektin.
Obesitas perlu dibedakan antara obesitas sentral atau visceral dan obesitas
perifer. Obesitas sentral berisiko DM lebih tinggi dari pada non obesitas, hal ini dikaitkan
dengan jaringan lemak visera (visceral fat) dimana sel lemak di sekitar organ di dalam

21
perut akan meningkatkan kadar TNFa (tumor necrotic factor alpha) plasma & merubah
TNFa memproduksi inflamatory cytokines dan me-trigger sel penanda melalui interaksi
dg TNF a reseptor yang dapat menyebabkan insulin resisten. Kondisi ini lebih lanjut
dapat inerusak pembuluh darah arteri dan hati. Obesitas sentral merupakan salah satu dari
syndroma metabolik, yaitu kumpulan gejala yang dapat meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskuler dan dia-betes, dapat terjadi pada satu dari 5 orang dan prevalensinya
meningkat sesuai peningkatan umur.

K. KOMPLIKASI
1. Hipertensi : Penambahan jaringan lemak meningkatkan aliran darah. Peningkatan
kadar insulin berkaitan dengan retensi garam dan air yang meningkatkan volum
darah. Laju jantung meningkat dan kapasitas pembuluh darah mengangkut darah
berkurang.Semuanya dapat menungkatkan tekanan darah.
2. Diabetes. Obesitas merupakan penyebab utama DM tipe 2. Lemak berlebih
menyebabkan resistensi insulin, dan hiperglikemia berpengaruh negatif terhadap
kesehatan.
3. Dislipidemia : Terdapat peningkatan kadar low-density lipoprotein cholesterol
(jahat), penurunan kadar high-density lipoprotein cholesterol (baik) dan peningkatan
kadar trigliserida. Dispilidemia berisiko terbentunya aterosklerosis.
4. Penyakit jantung koroner dan Stroke : Penyakit-penyakit ini merupakan penyakit
kardiovaskular akibat aterosklerosis.
5. Osteoartritis : Morbid obesity memperberat beban pada sendi-sendi.
6. Apnea tidur : Obesitas menyebabkan saluran napas yang menyempit yang
selanjutnya menyebabkan henti napas sesaat sewaktu tidur dan mendengkur berat.
7. Asthma Anak dengan BBL atau obes cenderung lebih banyak mengalami serangan
asma atau pembatasan keaktifan fisik.
8. Kanker : Banyak jenis kanker yang berkaitan dengan BB misalnya pada perempuan
kanker payudara, uterus, serviks, ovarium dan kandung empedu; pada lelaki kanker
kolon, rectum dan prostat.
9. Penyakit perlemakan hati : Baik peminum alkohol maupun bukan dapat mengidap
penyakit perlemakan hati (non alcoholic fatty liver disease = NAFLD) atau non
alcoholic steatohepatitis (NASH) yang dapat berkembang menjadi sirosis.
10. Penyakit kandung empadu : Orang dengan BB dapat menghasilkan banyak kolesterol
yang berisiko batu kandung empedu. DA

22
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak
tubuhyang berlebihan. kegemukan adalah dampak dari konsumsi energy yang berlebihan,
dimanaenergy yang berlebihan tersebut dapat disimpan didalam tubuh sebagai lemak,
sehinggaakibatnya dari waktu ke waktu badan akan bertambah berat disamping faktor
kelebihankonsumsi energi, faktor keturunan juga mempunyai andil dalam kegemukan.
Obesitas dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu klasifikasi obesitas Tipe Buah Apel
obesitas Tipe Buah Pear.
Patofisiologi pada obesitas yaitu konsumsi energi yang berlebihan,
pengeluaran energi yang kurang, ataupun keduanya, mencetuskan akumulasi lemak
dalam sel lemak sehingga terjadi hipertropi sel lemak / adiposity, terjadi perangsangan
diferensiasi preadiposit menjadi adiposity dan terjadi hyperplasia jaringan lemak,
sehingga timbul obesitas.
Dampak obesitas antara lain yaitu penyakit jantung koroner, diabetes
mellitus, kanker, tidur apneu, sindroma metabolik/sindroma X, masalah persendian,
gangguan hormonal, penyakit jantung dan stroke.
Diet Rendah Energi diberikan kepada pasien yang kegemukan dengan IMT
lebih dari 25 kg/m2. Sesuai keadaan pasien dapat diberikan Standar Diet Rendah Energi I
( 1300 Kalori )
Pada pasien obesitas obat-obatan penekan nafsu makan dapat menyebabkan
pasien menjadi excitability, distress saluran cerna, sedangkan obat Dexadrineluran
dapat meningkatkan kadar glukosa darah, mulut kering, ganguan pengecap, pusing,
diare, anoreksia, kehilangan berat badan yang ekstrim, gangguan saluran cerna dan
gangguan pertumbuhan anak.

B. SARAN
Untuk mencegah penyakit ini, maka perlu diseimbangkan antara kelebihan
dankeluaran kalori yang digunakan oleh tubuh.Untuk para pembaca agar selalu menjaga
keseimbangan tubuh sesuai denganlingkungan dan aktifitasnya sehari-hari.

23
24
DAFTAR PUSTAKA

Adam, M.,F., John. 2011. Hubungan Antara Obesitas dan DM tipe 2. Fakultas Kedokteran

UNHAS. Makassar

Bays H. Phentermine, topiramate and their combination for the treatment of adiposopathy

(>sick fat?) and metabolic disease. Expert Rev Cardiovasc Ther. 2010;8(12):1777-1801.

Hasdianah., Siyoto,S., & Nurwiyajanti. (2017). Gizi, Pemantapann Gizi, Diet, dan Obesitas.

Yogyakarta : Nuha Medi

Lumoindong, A.; dkk. 2013. Hubungan Obesitas Dengan Profil Tekanan Darah Pada Anak Usia

10-12 Tahun di Kota Manado. Jurnal e-Biomedik (eBM), Volume 1, Nomor 1,: 147-153.

Lysen LK, Israel DA. Nutrition in weight management. Dalam: Mahan LK, Escott-Stump S,

editor. Krause?s food and the nutrition care process. Edisi ke-13. Missouri: Elsevier,
2012.

Masrul. Epidemi obesitas dan dampaknya terhadap status kesehatan masyarakat serta sosial

ekonomi bangsa. Jurnal Kedokteran Andalas. 2018;41(3):152–62.

Morton GJ, Cummings DE, Baskin DG, et al. Central nervous system control of food intake and

body weight. Nature. 2006;443(7109):289-295.

Newnham,J.,P. Nutrition and the early origins of adult disease, Asia Fasific J Clin Nutr, 2002;11

(Suppl):758-764

Schweiz Rundsch. Android-type obesity and gynecoid-type obesity .Med Prax 1997 Jan

28;86(5):149.

Suryani I, Isdiany N, Kusuma GD. Dietetik Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia; 2018

25

Anda mungkin juga menyukai