Disusun Oleh :
Sulistiyawati 135011020
SEMARANG
2016
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................3
BAB III KESIMPULAN...................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................23
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
stroke (infark miokardium), kanker, gout dan artritis gout, osteoartritis, tidur
apneu, sindroma Pickwickian (Moayyedi, 2008)
Obesitas merupakan keadaan yang perlu ditangani dengan profesional.
Manajemen pengobatan obesitas sebaiknya terkait nutrisi dan bertujuan untuk
mempromosikan diet yang lebih sehat melalui asupan energi moderat dan
aktivitas yang makin tinggi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
I. Obesitas
Obesitas adalah keadaan patologis dengan terdapatnya penimbunan
lemak yang berlebih daripada yang dibutuhkan oleh tubuh. kelebihan
lemak dalam tubuh umumnya ditimbun dalam jaringan subkutan (bawah
kulit), sekitar organ tubuh dan kadang terjadi perluasan kedalam jaringan
organya.
Obesitas merupakan keadaan yang menunjukan ketidakseimbangan
antara tinggi dan berat badan akibat jaringan lemak dalam tubuh sehingga
terjadi kelebihan berat badan yang melampaui ukuran ideal. terjadinya
obesitas lebih ditentukan oleh terlalu banyaknya makan, terlalu sedikitnya
aktivitas atau latihan fisik, maupun keduanya. perhatian lebih besar
mengenai kedua hal ini terutama diperlukan bagi mereka yang kebetulan
berasal dari keluarga obesitas, berjenis kelamin wanita, pekerjaan banyak
duduk, tidak senang melakukan olahraga serta emosionalnya labil.
Keadaan obesitas ditentukan dengan mengklasifikasikan status gizi
berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT). Indeks Massa Tubuh (IMT)
merupakan rumus matematis yang berkaitan dengan lemak tubuh dan
dinyatakan sebagau berat badan dalam kilogram yang dibagi dengan
kwadrat tinggi badan dalam ukuran meter
3
II. Patofisiologi
Energi yang masuk tidak sesuai dengan energi yang keluar (dipengaruhi
oleh sedentary life, yaitu gaya hidup dengan aktivitas fisik yang sedikit tetapi
asupan makanan cukup banyak) sehingga menyebabkan penumpukan lemak
di sel lemak. konsumsi energi yang berlebihan, pengeluaran energi yang
kurang, ataupun keduanya, mencetuskan akumulasi lemak dalam sel lemak
sehingga terjadi hipertropi sel lemak/ adiposity. terjadi rangsangan
diferensiasi preadiposit menjadi adiposity dan terjadi hyperplasia jaringan
lemak, sehingga timbul obesitas. terjadinya obesitas melibatkan beberapa
faktor
1. Faktor genetik
Obesitas cenderung diturunkan, sehingga diduga memiliki
penyebab genetik. Tetapi anggota keluarga tidak hanya berbagi
gen, tetapi juga makanan dan kebiasaan gaya hidup, yang bisa
mendorong tejadinya obesitas.
Penelitian terbaru menunjukan bahwa rata-rata faktor
genetik memberikan pengaruh sebesar 33% terhadap berat badan
seseorang
2. Faktor lingkungan
Gen merupakan faktor yang penting dalam berbagai kasus
obesitas, tetapi lingkungan seseorang juga memegang peranan
yang cukup berarti. Lingkungan ini termasuk perilaku/ pola gaya
hidup (misalnya apa yang dimakan dan berapa kali seseorang
makan serta bagaimana aktivitasnya)
seseorang tentu tidak dapat mengubah pola genetiknya,
tetapi dia dapat mengubah pola makan dan aktivitasnya
4
3. Faktor psikis
Apa yang ada di pikiran seseorang bisa mempengaruhi
kebiasaan makannya. Banyak orang yang memberikan reaksi
terhadap emosinya dengan makan. Makan berlebihan dapat terjadi
sebagai respon terhadap keadaan kesepian, berduka, depresi, atau
rangsangan dari luar
salah satu bentuk gangguan emosi adalah presepsi diri yag
negatif . Gangguan ini merupakan masalah yang serius pada
banyak wanita muda yang menderita obesitas, dan bisa
menimbulkan kesadaran yang berlebiha tentang kegemukannya
serta rasa tidak nyaman dalam pergaulan sosial
4. Faktor makanan
5
5. Faktor Hormon
6. Faktor kesehatan
a) Hipotiroidisme
b) Sindroma Cushing
c) Sindroma Prader-Willi
7. Faktor perkembangan
8. Aktivitas fisik
6
Orang-orang yang tidak aktif memerlukan lebih sedikit kalori.
Seseorang yang cenderung mengkonsumsi makanan kaya lemak dan
tidak melakukan aktivitas fisik yang seimbang, akan mengalami obesitas.
9. Pemakaian Obat-obatan
Obesitas tiga kali lebih banyak dijumpai pada wanita, keadaan ini
disebabkan metabolisme pada wanita lebih rendah apalagi pada
pascamenopouse
a) Jantung Koroner
Semakin banyak konsumsi lemak, semakin meningkat pula kadar
kolesterol dalam darah. Penumpukan kolesterol tersebut dapat
menyebabkan (arteriosklerosis) atau penebalan pada pembuluh nadi koroner
(arteria koronaria). Kondisi ini mengakibatkan kelenturan pembuluh nadi
menjadi berkurang. Serangan jantung koroner pun akan lebih mudah terjadi
ketika pembuluh nadi koroner mengalami penyumbatan
7
b) Kencing Manis ( Diabetes Mellitus )
c) Kanker
8
f) Gangguan Hormonal
Semakin gemuk, jumlah testosteron yang mengalir ke otak dan
darah akan semakin menurun. Ini menyebabkan nafsu seks akan turun dan
ereksi tidak bisa optimal. Dampaknya, membuat penderita tidak percaya
diri, ragu akan potensi diri
g) Masalah Persendian
Kalau pria semakin gemuk maka beban tulang akan semakin berat.
Karena menyangga beban di luar porsi, maka akan muncul gangguan sendi
9
mengidentifikasikan gambaran fad diet yaitu : makanan ajaib yang dapat
membakar lemak, jumlah yang besar dari satu makanan atau berbagai jenis
makanan, kombinasi makanan khusus, menjanjikan penurunan berat badan
yang cepat, tidak ada anjuran aktifitas fisik, dan tidak ada peringatan untuk
mereka dengan kondisi kesehatan tertentu
10
menjadi kecil. Mekanisme tersebut menghasilkan penurunan berat badan.
(gambar 2)( Bahceci et al, 2007).
Glukogenesis
Gambar 2. Mekanisme diet rendah lemak dalam mempengaruhi penurunan berat badan (Bahceci et
al, 2007; Ferranti et al, 2008).
11
(Heymsfield et al,2000). Bilamana LCD berlanjut, maka proses
gluconeogenesis dimulai dengan resiko terjadinya mobilisasi protein dan
penurunan free fat body mass.
Diet rendah karbohidrat akan mempengaruhi sel beta pancreas untuk
menurunkan resistensi insulin sehingga dapat mengurangi apoptosis sel beta
pancreas. Pada hepatosit, diet rendah karbohidrat mengakibatkan terjadi
penurunan glukogenesis sehingga terjadi penurunan lipogenesis dan
peningkatan lipolisis serta resistensi insulin meningkat. Mekanisme tersebut
berpengaruh terhadap sel adiposity sehingga terjadi penurunan factor inflamasi
seperti TNF, IL-6, IL-10 dan CRP-1. (Gambar 3 ) (Bahceci et al, 2007;
Ferranti et al, 2008).
ADIPOSIT HEPATOSIT
SEL BETA
Reticulum endoplasmik Lipolisis
stress oksidatif Lipogenesis
Insulin resistance
Sel normal
12
seperti buah-buahan dan sayuran memberikan asupan energi yang cukup
dengan energi minimal.
Mengurangi lemak dalam diet dapat menurunkan kebutuhan energi dari
makanan. Makanan dengan densitas energi yang rendah seperti buah-buahan
dan sayuran memberikan jumlah yang cukup dengan asupan energi minimal
(mengisi tetapi tidak menggemukkan).
Jadi dalam jangka panjang penurunan berat badan dan pemeliharaan
berat badan dapat dilakukan dengan cara mengurangi asupan energi. Ini adalah
manajemen terbaik dengan kombinasi pengurangan asupan lemak total,
mengurangi ukuran porsi, mengurangi densitas energi, dan asupan buah dan
asupan sayuran lebih banyak. Namun, tanpa adanya modifikasi perilaku dan
masukan lanjutan dari profesional kesehatan, diet yang tidak efektif pada
pasien. Konseling tentang modifikasi perilaku yang berhasil akan mengurangi
lemak dan asupan energi. Sebagian besar dari penderita resistensi insulin
ditemukan pada mereka yang obes, oleh karena itu penatalaksanaan adalah
meliputi bagaimana menurunkan berat badan, dan selain itu bagaimana
memperbaiki adanya resitensi insulin (Ferranti dan Mozaffarian, 2008).
13
Quercetin ditemukan dalam jumlah besar di bawang, apel, brokoli, dan berries.
Kelompok kedua adalah flavanones, yang terutama ditemukan dalam buah
jeruk. Contoh dari flavonoid kelompok ininarigin. Flavonoid katekin terutama
ditemukan dalam teh hijau dan hitam dan anggur merah, sedangkan
anthocyanin ditemukan di stroberi dan berry lainnya, buah anggur, anggur, dan
teh. Efek penting dari flavonoid adalah mengambil oksigen yang berasal dari
radikal bebas. Eksperimental sistem in vitro juga menunjukkan bahwa
flavonoid berperan sebagai antiinflamasi, antiallergic, antivirus, dan
mempunyai sifat antikarsinogenik (Murphy dan Bloom, 2004).
A. Ephedra Sinica.
E. Sinica adalah cemara yang tumbuh di Asia Tengah, dan bahan pokok
adalah efedrin. Efedrin dengan kafein telah terbukti untuk menghasilkan
penurunan berat badan di acak, plasebo-terkontrol uji klinis (Astrup et al.,
1992). Alkaloid ephedra ma huang yang dari mengandung efedrin, dan tiga uji
klinis acak terkontrol plasebo, satu untuk 2 bulan, satu untuk 3 bulan, dan satu
untuk 6 bulan menunjukkan penurunan berat badan secara signifikan lebih
besar dibandingkan dengan plasebo (Boozer et al, 2001).
14
yaitu 200 kJ / hari dengan pemberian kombinasi capsaicin, ekstrak teh hijau,
tirosin, dan kalsium.
Kovacs et al. (2004) menemukan bahwa ekstrak teh hijau tidak lebih baik
daripada plasebo dalam menjaga berat badan 7,5% selama 13 minggu. Hasil
ini dikonfirmasi dalam studi pemeliharaan berat badan serupa oleh Westerterp
et al. (2005).Dengan demikian, ekstrak teh hijau tampaknya memiliki sedikit
potensi sebagai pengobatan untuk obesitas.
C. Garcinia cambogia.
G.cambogia mengandung asam hidroksisitrat, inhibitor enzim
pembelahan sitrat (lyase ATP-sitrat) yang menghambat sintesis asam lemak
dari karbohidrat. Hydroxycitrate diteliti oleh Hoffmann-LaRoche pada 1970-
an dan terbukti mengurangi asupan makanan dan menyebabkan penurunan
berat badan pada hewan pengerat. Meskipun ada laporan penurunan berat
badan yang sukses dengan penelitian kecil pada manusia, beberapa di
antaranya termasuk tumbuh-tumbuhan lain, penelitian terbesar dan terbaik
plasebo-terkontrol dirancang tidak menunjukkan perbedaan dalam berat badan
dibandingkan dengan plasebo (Pittler dan Ernst, 2004).
E. Hoodia.
Hoodia Gordonii adalah kaktus yang tumbuh di Afrika.Telah dimakan
oleh Bushmen untuk mengurangi nafsu makan dan haus pada treks panjang di
padang pasir. Bahan aktif adalah glikosida steroid P57AS3 atau hanya disebut
P57. P57 disuntikkan ke dalam ventrikel ketiga binatang meningkatkan konten
ATP jaringan hipotalamus sebesar 50 150% dan penurunan asupan makanan
15
sebesar 40 sampai 60% lebih dari 24 jam (MacLean dan Luo, 2004). Sebuah
percobaan 15-hari-buta ganda di mana 19 laki-laki obesitas secara acak P57
atau plasebo.Sembilan mata pelajaran dalam setiap kelompok menyelesaikan
studi.Ada penurunan secara statistik signifikan pada asupan kalori dan lemak
tubuh dan tidak ada efek samping yang serius. Karena Hoodia adalah kaktus
langka di alam liar dan budidaya sulit, belum jelas suplemen herbal diet Hoodia
yang efektif dalam menyebabkan penurunan berat badan.
F. Ayurvedic.
Ayurvedic obat adalah obat tradisional India.preparat mengandung
herbal Ayurvedic guggul Triphala telah dinilai dalam satu uji klinis acak.
Terbukti terjadi penurunan berat badan antara 7,9 dan 8,2 kg, yang secara
signifikan lebih besar daripada placebo melalui penurunan serum kolesterol
dan trigliserida (Pittler dan Ernst, 2005).
G. Quercetin
Quercetin dapat diperoleh melalui anggur merah dan sumber makanan
lain seperti Curly kale, Leek, Cherry tomat, Brokoli, Apple, Hijau dan teh
hitam, anggur hitam, blueberry.apel, bawang, jeruk, teh, sayuran hijau, dan
kacang-kacangan (Parul lakhanpal et al, 2007). Flavonoid dibagi menjadi tujuh
kelompok besar.
16
KELOMPOK KOMPONEN SUMBER MAKANAN
Flavonols Quercetin bawang kuning, Curly kale,
Kaempferol Leek, tomat Cherry, Brokoli,
Myricetin Apple, Hijau dan teh hitam,
Isorhamnetin anggur hitam, Blueberry
Querctagetin
17
H. Serat
Hasil studi epidemiologi menunjukkan bahwa serat berguna dalam
menjaga berat badan. Data penelitian menunjukkan bahwa asupan serat
berbanding terbalik dengan berat badan.Pria lebih banyak serat makan
memiliki berat badan rendah.Data epidemiologis menunjukkan bahwa individu
memiliki konsumsi serat lebih tinggi memiliki prevalensi berat badan lebih
rendah.
I. Minyak Atsiri
Telah dilakukan penelitian terhadap beberapa minyak atsiri dan
dilaporkan bahwa minyak atsiri dapat menurunkan berat badan dan memelihara
berat badan. Mekanismenya dengan cara menekan nafsu makan, meningkatkan
metabolisme tubuh, membantu dalam pelepasan asam lemak, mengurangi
peroksidasi lipid (kerusakan oksidatif) dan menurunkan kolesterol.
Beberapa minyak atsiri tersebut adalah :
18
b. Grapefruit essential oil
Grepafruit merupakan salah satu minyak atsiri terbaik untuk menurunkan
berat badan karena kandungan d-limonene nya. D- limonene ini membantu
dalam pelepasan asam lemak ke dalam aliran darah saat tubuh istirahat. Sebuah
studi tentang efek protektif d-limonene dilakukan terhadap hewan yang
menunjukkan bahwa d-limonene dapat membantu mengurangi berat badan
dengan cara mengurangi peroksidasi lipid (kerusakan oksidatif) dan
menurunkan kolesterol. Grapefruit essential oil juga memiliki manfaat
kesehatan yang lain seperti meningkatkan metabolisme, detoksifikasi limfa dan
pembakaran lemak.
Cara penggunaan:
a. Teteskan 1 sampai 2 tetes Grapefruit essential oil ke dalam 1 gelas air
minum. Diminum sebelum sarapan.
b. Teteskan 1 sampai 2 tetes Grapefruit essential oil ke dalam minyak
pembawa sepert minyak kelapa mentah atau minyak zaitun. Pijat selama
minimal 30 menit pada daerah di mana lemak terakumulasi. Jangan dicuci
selama beberapa jam.
c. Teteskan 5 tetes Grapefruit essential oil kedalam bak mandi air hangat, bisa
juga dikombinasikan dengan 5 tetes minyak jahe, 5 tetes minyak jeruk, 5
tetes minyak cendana dan 5 tetes Lemon essential Oil. Rendam badan kita
selama sekitar 30 menit.
19
Cara penggunaan:
a. Teteskan 1 - 2 tetes Peppermint essential oil pada sebuah kain. Lalu hirup
essential oil tersebut sebelum makan agar dapat mengurangi nafsu makan.
b. Teteskan 1 sampai 2 tetes Peppermint essential oil ke dalam 1 gelas air
minum. Diminum sebelum sarapan.
20
b. memijat bagian tubuh dengan menambahkan beberapa tetes kedalam
minyak pembawa seperti minyak zaitun atau minyak kelapa.
21
BAB III
KESIMPULAN
22
DAFTAR PUSTAKA
1. Astrup A, Caterson I, Zelissen P, Guy-Grand B, Carruba M, Levy B, Sun
X, and Fitchet M. Topiramate: long-term maintenance of weight loss
induced by a low-calorie diet in obese subjects. Obes Res 2004.,12: 1658
–1669.
2. Barkeling B, Elfhag K, Rooth P, and Rossner S. Short-term effects of
sibutramine (Reductil) on appetite and eating behavior and the long-
term therapeutic outcome. Int J Obes Relat Metab Disord 2003.,27:693–
700.
3. Belza A and Jessen AB. Bioactive food stimulants of sympathetic
activity: effect on 24-h energy expenditure and fat oxidation. Eur J Clin
Nutr 2005.,59:733–741
4. Bessesen, DH. Update obesity. J.Clin Endocrinol Metab. 2008.,93:2027-
2027
5. Boozer CN, Nasser JA, Heymsfield SB, Wang V, Chen G, and Solomon JL.
An herbal supplement containing ma huang-guarana for weight loss: a
randomized, double-blind trial. Int J Obes Relat Metab Disord 2001., 25:
316 –324.
6. Brakenhielm E, Cao R, Gao B, Angelin B, Cannon B, Parini P, and Cao Y.
Angiogenesis inhibitor TNP-470, prevents diet-induced and genetic
obesity in mice. Circ Res 2004.,94:1579–1588.
7. Bray GA. Obesity is a chronic, relapsing neurochemical disease. Int J
Obes Relat Metab Disord 2004.,28: 34-38. CrossRefMedlineWeb of
Science
8. Bray GA, Blackburn GL, Ferguson JM, Greenway FL, Jain AK, Mendel
CM, Mendels J, Ryan DH, Schwartz SL, Scheinbaum ML, et al.
Sibutramine produces dose-related weight loss. Obes Res 1999., 7: 189-
198. MedlineWeb of Science
9. Chantre P and Lairon D. Recent findings of green tea extract AR25
(Exolise) and its activity for the treatment of obesity. Phytomedicine
2002.,9:3–8.
10. Christou NV, Sampalis JS, Liberman M, Look D, Auger S, McLean AP &
MacLean LD. Surgery decreases long-term mortality, morbidity, and
health care use in morbidly obese patients. Annals of Surgery 2004.,240:
416–423
11. Claudio Maffeis, Yves Schutz, Alessandra Grezzani, Silvia Provera,
Giorgio Piacentini, and Luciano Tatò. Meal-Induced Thermogenesis and
Obesity: Is a Fat Meal a Risk Factor for Fat Gain in Children?.Colonic
leptin: source of a novel proinflammatory cytokine involved in de Souza
CJ and Burkey BF. 3-Adrenoceptor agonists as anti-diabetic and anti-
obesity drugs in humans. Curr Pharm Des 2001.,7:1433–1449
12. Dulloo AG, Seydoux J, Girardier L, Chantre P, and Vandermander J . Green
tea and thermogenesis: interactions between catechin-
23