Farmakokinetik
Simvastatin merupakan calon obat lakton tak-aktif yang dihidrolisis pada saluran pencernaan
menjadi bentuk aktif, turunan β – hydrosol, yang mempunyai cincin lakton yang terbuka dan aktif.
Tingkat absorbs dari dosis obat yang diminum bervariasi antara 40% - 75% dengan pengecualian
fluvastatin yang hampir seluruhnya diabsorbsi secara sempurna. Semua obat golongan statin
mempunyai first – pass extracton pada hati yang tinggi. Kebanyakan dosis diabsorbsi akan diekresikan
melalui empedu, dan sisanya (5 – 20%) diekresikan melalui urin. Waktu paruh plasma dari obat
golongan ini bervariasi antara 1 hingga 3 jam kecuali atorvastatin yang memiliki waktu paruh 14 jam
dan rousuvastatin yang memiliki waktu paruh 19 jam.
Katzung, Bertram G, Masters, Susan B, Trevor, Anthony J 2009, Basic and Clinical Pharmacology 11
th
edition, McGraw-Hill
Farmakodinamik
Kolesterol menekan transkripsi tiga jenis gen yang mengatur sintesis HMG Co-A sintase, HMG
Co-A reduktase dan reseptor LDL. Menurunnya sintesis kolesterol oleh penghambat HMG Co-A
reduktase akan menghilangkan hambatan ekspresi tiga jenis gen tersebut di atas, sehingga aktivitas
sintesis kolesterol meningkat secara kompensatoir. Hal ini menyebabkan penurunan sintesis
kolesterol oleh penghambat HMG Co-A reduktase tidak besar. Rupa-rupanya obat ini melangsungkan
efeknya dalam menurunkan kolesterol dengan cara meningkatkan jumlah reseptor LDL, sehingga
katabolisme kolesterol terjadi semakin banyak. Dengan demikian maka obat ini dapat menurunkan
kadar kolesterol (LDL). Oleh karena itu pula obat ini tidak efektif untuk penderita hiperkolesterolemia
familial homozigot, karena jumlah reseptor LDL pada penderita ini sedikit sekali.
Golongan : Statin
Generik : Simvastatin
Detrovel, Lesvatin, Lipinorm, Mersivas, Norpid, Phalol, Rechol, Rocoz, Selvim,
Simbado,
Simchol, Sintrol, Statkoles, Stimpid, Valemia, Cholestat, Cholexin, Esvat, Ethicol,
Merek : Normofat, Pontizoc 5/Pontizoc 10, Preschol Preschol 10, Rendapid, Simvaschol,
Simvastatin OGB Dexa, Sinova, SVT, Vaster, Vidastat, Zaptrol, Zocor, Zovast dan
simvastatin-obat-kolesterol.
Efek samping yang umum diantaranya adalah sakit kepala, gangguan pencernaan
seperti sembelit dan diare, gangguan tidur dan penipisan rambut.
Obat penurun kolesterol tinggi ini diketahui meningkatkan kadar gula darah yang
mempengaruhi penderita diabetes tipe 2. Namun resiko ini relatif kecil.
Simvastatin meningkatkan risiko cedera otot (myopathy) terutama jika digunakan dalam dosis
tinggi atau dikombinasikan dengan obat-obat lain.
Efek samping yang tingkat kejadiannya jarang dari pemakaian obat ini misalnya kerusakan hati,
mempengaruhi daya ingat, dan kebingungan.
Reaksi alergi akibat pemakaian obat ini juga jarang, namun dapat berakibat serius jika terjadi.
Oleh karena itu jika tanda-tanda reaksi alergi seperti ruam, gatal, pembengkakan, pusing, atau
kesulitan menelan / bernapas segera hubungi pihak medis. Reaksi alergi jika terjadi termasuk
Sindrom Stevens-Johnson, anafilaksis, dan nekrolisis epidermal toksik.
Efek samping yang berpotensi fatal : Rhabdomyolysis berat disertai gagal ginjal akut. Selain itu
juga hepatitis, dan pankreatitis.
Fernández AB, Karas RH, Alsheikh-Ali AA, Thompson PD. Statins and interstitial lung disease: A
systematic review of the literature and of food and drug administration adverse event reports. Chest
2008;134:824–3 0. doi:10.1378/chest.08-0943
Interaksi Obat
Risiko terjadinya efek samping yang fatal, berupa miopati, rhabdomiolisis dan gagal ginjal akut,
dapat meningkat apabila digunakan bersama dengan:
Itraconazole, ketoconazole, posaconazole
Clarithromycin, erythromycin, telithromycin
Nefazodone
Vitamin B3 (niacin)
HIV protease inhibitors, misalnya nelfinavir
Boceprivir, telaprevir
Gemfibrozil
Siklosporin
Danazol
FDA (2017). FDA Drug Safety Communication: New Restrictions, Contraindications, and Dose Limitations
for Zocor (Simvastatin) to Reduce the Risk of Muscle Injury.