Anda di halaman 1dari 24

SISTEM UROGENITAL

SGD 05
Anggita Sabila Faza
30101800019
SGD Urogenial LBM 3
Anggita Sabila Faza (30101800019)
SGD 05
Judul : Luka pada genital
Seorang laki_laki berusia 30 tahun dengan keluhan timbul luka pada genitalnya sejak
7 hari yang lalu. Semula timbul bintil kecil yang kemudian menjadi luka. Luka kemudian
bertambah menjadi 4 ,yang semula kecil menjadi besar ukurannya, terasa nyeri, dan disertai
cairan kuning di dasarnya . Penderita mengaku pernah melakukan hubungan seksual dengan
Pekerja Seks Komersial sekitar 2 minggu yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan: ulkus
multipel , tepi tidak teratur, dinding menggaung, nyeri, dasar ulkus jaringan granulasi (+) ,
eksudat (+). Menurut dokter ada beberapa kemungkinan kelainan pada genital yang ditandai
luka menggaung, dasar jaringan granulasi dan eksudat

Step 7
1. Apa saja macam-macam ulkus genital dan perbedaannya?
Ulkus genital adalah salah satu gejala atau tanda dari infeksi menular seksual (IMS)

Infeksi menular seksual (IMS) adalah infeksi yang disebabkan oleh perantara hubungan
seksual baik secara genito-genital, orogenital, anogenital. Oleh karena itu ujud kelainan kulit
pada infeksi menular seksssual selain bisa dijumpai di bagian genital juga bisa dijumpai pada
ekstra genital.

Berikut Penyakit menular seksual yang menimbulkan ujud kelainan kulit berupa Ulkus:

ULKUS MOLE
- Definisi : Ulkus mole atau sering disebut chancroid ialah penyakit ulkus genital akut, setempat, dapat
berinokulasi sendiri (autoinoculation) , disebabkan oleh Haemophilusducreyi, dengan gejala klinis
khas berupa ulkus di tempat masuk kuman dan seringkali disertai supurasi kelenjar getah bening
regional.

- Etiologi: Penyebab ulkus mole berupa basil Gram negatif, tidak berkapsul, dan anaerob fakultatif yang
disebut Haemophilusducreyi. Kuman ini merupakan patogen bagi manusia dan menginfeksi kulit
genitalia dan sekitamya, permukaan mukosa, serta kelenjar getah bening regional. Penyakit ini
terutama menular melalui hubungan seksual dengan seseorang yang telah terinfeksi.

Masa Inkubasi : Masa inkubasi ulkus mole pendek, berkisar antara 3 sampai 7 hari, jarang sampai 14
hari, tanpa gejala prodromal

Gejala : Diawali dengan papul inflamasi yang cepat berkernbang menjadi ulkus nyeri dalam 1-2 hari.
Tidak dijurnpai gejala sistemik. Ulkus multipel, dangkal, tidak terdapat indurasi, sangat nyeri. Bagian
tepi bergaung, rapuh, tidak rata, kulit atau mukosa sekeliling ulkus eritematosa. Dasar ulkus dilapisi
oleh eksudat nekrotik kuning keabu-abuan dan mudah berdarah jika lapisan ersebut diangkat. Tidak
terdapat stadium vesikel. Tempat masuk kuman merupakan daerah yang sering atau rnudah mengalami
abrasi, erosi atau ekskoriasi akibat trauma, atau iritasi yang berkaitan dengan higiene perorangan yang
kurang baik.
Predileksi : Ulkus pada pasien laki-laki berlokasi di preputium, frenulum, dan sulkus koronarius,
sedangkan pada pasien perempuan terdapat di,vestibulum dan labia minora. Ekstragenital lesi
chancroid telah dilaporkan pada payudara, jari, paha, dan bagian dalam mulut.

Patogenesis:
Organisme masuk ke kulit dan/atau membrane mukosa melalui abrasi mikro yang terjadi saat hubungan
seksual. Lekosit polymorphonuclear (PMN) dan makrofag segera mengitari bakteri dalam pustul mikro, namun
tidak mampu menyingkirkan organism tersebut. Keberadaan bakteri menyebabkan perkembangan
penyakit dari bentuk pustular menjadi ulseratif.

- Bakteri masuk kulit atau permukaan mukosa, biasanya hub seksualleukosit dan makrofag
mengitari mengeluarkan zat – zat inflamasi pustul pustul sampai intradermal  nyeri
Pustul lama kelamaan pecah  ulkus  luka
Luka,
o organisme mengeluarkan HdCDT (Haemophylus cytocidal distending toxin) 
menyebabkan luka sulit sembuh (karena mempercepat siklus hidup sel dan
memaksa sel hidup untuk cepat mati/nekrosis) dan menutupnya tidak bisa
sempurna.
o Awalnya satu dan menjadi banyak karena memiliki protein LspA sebagai anti fagosit,
o DrsAMAP memfasilitasi penempelan ke epitel, jika ada kedua zat ini menyebabkan
proliferasinya tinggi, menyebabkan sel – sel disekitarnya mati, virulensi 5-7 hari
o Bakteri masuk  inflamasi  salah satunya ada dolor histamin keluar dan jika
masih diambang batas responnya gatal, jika histamin melebihi ambang batas akan
nyeri

Komplikasi
- Adenitis inguinal (bubo inflamatorik) paling sering terjadi, didapatkan pada separuh kasus. Timbul beberapa
hari sampai 3 minggu setelah lesi primer, biasanya unilateral. Kelenjar membesar, nyeri, kemudian bergabung
- Fimosis atau parafimosis dapat terjadi akibatterbentuknya jaringan parut pada lesi yang mengenai preputium.
Untuk penanganannya perlu dilakukan sirkumsisi.
- Fisura uretra terjadi sebagai akibat ulkus di glans penis yang bersifat destruktif. Bila mengenai uretra dapat
menimbulkan nyeri hebat pada waktu miksi. Keadaan ini dapat diikuti oleh striktura uretra.
- Fistel rekto vagina merupakan komplikasi yang dapat terjadi pada pasien perempuan lnfeksi campuran
dengan organisme Vincentii akan menyebabkan ulkus semakin parah dan destruktif dan sukar diobati.
- lnfeksi campuran dengan Treponema pa/lidum menyebabkan ulkus mikstum yang pada mulanya
menunjukkan gambaran ulkus mole, namun makin lama makin nyeri berkurang serta lebih berindurasi.

Pemeriksaan penunjang :
lsolasi H.ducreyidari lesi atau aspirasi kelenjar getah bening. Biakan H.ducreyi sulit dilakukan dan sensitivitas
berkisar antara 60-80%. Tes polymerase chain reactions (PCR) memberikan hasil yang cepat, spesifik dan
sensitivitas yang lebih baik dibandingkan kultur, namun mahal se hingga hanya digunakan pada riset.
Pemeriksaan langsung bahan ulkus, yang diambil dari dasar ulkus yang bergaung, dengan pewamaan Gram
menunjukkan basil kecil Gram-negatif yang berderet berpasangan seperti rel kereta api atau sekumpulan ikan
yang berbaris. Sensitivitas dan spesifisitas cara ini kurang dari 50%.

Tatalaksana :
Pengobatan yang dianjurkan:
Siprofloksasin 2 x 500 mg/hari per oral, selama 3 hari atau
Eritromisin 4 x 500 mg/hari per oral, selama 7 hari, atau
Azitromisin 1 gram per oral, dosis tunggal, atau
Seftriakson 250 mg injeksi intramuskular, dosis Tunggal

Pengobatan lokal untuk ulkus dapat dilakukan dengan kompres atau rendam dalam larutan salin sehingga
dapat menghilangkan debris nekrotik dan mempercepat penyembuhan ulkus. Aspirasi
jarum dianjurkan pada bubo berukuran 5 cm atau lebih, dengan fluktuasi di bagian tengah, untuk
mencegah pecahnya bubo.
SIFILIS
- DEFINISI : SIFILIS

Nama lain: Lues venerea/ raja singa

Sifilis adalah IMS yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum, merupakan penyakit
kronis dan dapat mengenai seluruh organ tubuh. Gambaran klinisnya dapat menyerupai
penyakit lain (the great imitator). Pada bayi ditularkan in utero atau karena kontak dengan
lesi ibu pada waktu persalinan. Selama perjalanan penyakitnya terdapat masa laten tanpa
manifestasi lesi di tubuh.
- Gejala:
Stadium primer : masa tunas sampai stadium primer sekitar 2-4 minggu. Luka
disekita kelamin alat kelamin. Luka terlihat seperti lubang pada kulit dengan tepi
yang lebih tinggi. Pada umumnya tidak terasa sakit .

- Stadium sekunder: timbul 6-8 minggu setelah primer. Dalam beberapa minggu luka
akan hilang, namun justru bakteri akan menetap pada tubuh dan penyakit dapat
muncul berupa lecet-lecet pada seluruh tubuh. Terkadang penderita sering pusing-
pusing dan mengalami nyeri tulang,penurunan berat badan, demam
- Stadium laten : tidak ada manifestasi namun bakteri masih berada didalam tubuh
- stadium tersier: lesi pertama umumnya terlihat 3-10 tahun setelah stadium primer.
kelainan khas guma. Gangguan jantung dan saraf.
Herpes Genital
- Definisi : lnfeksi akut yang disebabkan oleh virus herpes simpleks (virus herpes
hominis) tipe II yang ditandai oleh adanya vesikel yang berkelompok di atas kulit
yang sembab dan eritematosa pada daerah dekat mukokutan, sedangkan infeksi dapat
berlangsung baik primer maupun rekurens.

- Predileksi : VHS tipe II mempunyai tempat predileksi di daerah pinggang ke bawah,


terutama di daerah genital, juga dapat menyebabkan herpes meningitis dan infeksi
neonatus.
- Gejala dan ukk : demam, malese dan anoreksia, dan dapat ditemukan pembengkakan
kelenjar getah bening regional. UKK (Vesikel yang berkelompok di atas kulit yang
sebab dan eritematosa, berisi cairan jemih dan kemudian menjadi seropurulen, dapat
menjadi krusta dan kadang-kadang mengalami ulserasi yang dangkal, biasanya
sembuh tanpa sikatriks. Pada perabaan tidak terdapat indurasi.)

Granuloma Inguinal
- Definisi : Granuloma inguinale merupakan penyakit yang mengenai daerah genitalia,
perianal, dan ingunal dengan gambaran klinis berupa ulkus yang granulomatosa,
progresif, tidak nyeri, disebabkan oleh Calymmatobacterium granu/omatis.
- Etiologi: Organisme penyebab granuloma inguinale, yaitu Calymmatobacterium
granulomatis atau disebut juga Klebsiella granu/omatis, merupakan batang, kadang-
kadang berupa kokobasil, Gramnegatif. Penularan terjadi melalui kontak seksual,
namun sebagian besar pasangan seksual tidak terinfeksi.

- Masa inkubasi sulit ditentukan, berkisar antara 2 minggu sampai 3 bulan, dapat pula
sampai 1 tahun.

- Gejala : Umumnya tidak dijumpai demam atau gejala sistemis lain. Penyakit diawali
dengan nodus subkutan tunggal atau multipel, kemudian mengalami erosi,
menimbulkan ulkus berbatas tegas, berkembang lambat dan mudah berdarah. Ulkus di
daerah mukokutan yang progresif lambat dan dapat meluas. Ulkus tanpa rasa nyeri,
tunggal, kadang-kadang multipel. Tepi ulkus dapat meninggi, tidak teratur, batas
tegas, dan berindurasi. Dasar ulkus yang masih baru dipenuhi oleh cairan berwarna
merah darah. Pada ulkus yang sudah lama, dasar ulkus berupa jaringan granulasi,
berwama merah daging, mudah berdarah, dengan cairan seropurulen yang berbau
busuk, Sedikit atau tidak ada eksudat purulen;

- predileksi :Ulkus dapat dijumpai di daerah penis (glans, preputium, batang penis,
pertemuan penis-skrotum), vulva, labia mayora, serviks, mons pubis, kadangkadang
perianal, jarang dapat mengenai daerah di luar genitalia.
Limfogranuloma venereum
- Limfogranuloma venereum (L.G.V.) (limfopatia venerium) ialah infeksi menular
seksual sistemik yang disebabkan oleh Chlamydia trachomatis serovar L 1, L2 dan
L3. Bentuk yang tersering ialah sindrom inguinal, berupa limfadenitis dan periadenitis
beberapa kelenjar getah bening inguinal medial dengan lima tanda radang akut dan
disertai gejala konstitusi, yang akan mengalami perlunakan yang tak serentak.

- Gejala : Afek primer berbentuk tak khas dan tak nyeri, dapat berupa erosi, papul
miliar, vesikel, pustul, dan ulkus yang tidak nyeri. Umumnya soliter dan cepat hilang
karena itu penderita biasanya tidak datang berobat pada saat ini, tetapi pada waktu
terjadi sindrom inguinal.

- Predileksi : Pada laki-laki umumnya afek primer berlokasi di genitalia ekstema,


terutama di sulkus koronarius, batang penis dan dapat pula di uretra meskipun sangat
jarang serta anus dan rektum. Pada perempuan biasanya afek primer tidak terdapat
pada genitalia ekstema, tetapi pada vagina bagian dalam dan serviks.
 Patofisiologi
Sumber : Patofisiologi Sylvia, Konsep klinis proses-proses penyakit Volume 2 Edisi 6 ,
PerhimpunanDokterSpesialisKulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) 2017

2. Mengapa pasie timbul luka pada daerah genitalnya dan luka tersebut
bertambah menjadi 4 yang semula bintil kecil menjadi besar ukurannya,
terasa nyeri, dan disertai cairan kuning di dasarnya?
Timbul luka dan nyeri :
- Bakteri masuk kulit atau permukaan mukosa, biasanya hub seksualleukosit dan makrofag
mengitari mengeluarkan zat – zat inflamasi pustul pustul sampai intradermal  nyeri
Pustul lama kelamaan pecah  ulkus  luka
Luka,
o organisme mengeluarkan HdCDT (Haemophylus cytocidal distending toxin) 
menyebabkan luka sulit sembuh (karena mempercepat siklus hidup sel dan
memaksa sel hidup untuk cepat mati/nekrosis) dan menutupnya tidak bisa
sempurna.
o Awalnya satu dan menjadi banyak karena memiliki protein LspA sebagai anti fagosit,
o DrsAMAP memfasilitasi penempelan ke epitel, jika ada kedua zat ini menyebabkan
proliferasinya tinggi, menyebabkan sel – sel disekitarnya mati, virulensi 5-7 hari
o Bakteri masuk  inflamasi  salah satunya ada dolor histamin keluar dan jika
masih diambang batas responnya gatal, jika histamin melebihi ambang batas akan
nyeri
Leukosit
membunuh
mikroba

Sel mast
mengekresikan

histamin

Aktivasi histamin vasodilatasi

gatal DOLOR akumulasi sirkulasi


darah (darah
menumpuk)

akumulasi sirkulasi Darah semakin Gesekan antar


darah (darah menumpuk sel di dalam
menumpuk) pembuuh darah

Peningkatan
permeabilitas
vaskuler

FUNGSIO
TUMOR RUBOR KALOR
LESA
3. Hubungan keluhan pasien dengan pekerja seks komersial pada kasus
diskenario?
Riwayat melakukan hubungan seks dengan PSK Diketahui Bergaonta ganti
pasangan saat melakukan seks bisa menjadi salah satu faktor untuk terkena  Infeksi
menular seksual (IMS adalah infeksi yang disebabkan oleh perantara hubungan
seksual baik secara genitogenital, orogenital, anogenital) Dimungkinkan salah satu
terkena infeksi tersebut  Organisme masuk ke kulit dan/atau membrane mukosa
melalui abrasi mikro yang terjadi saat hubungan seksual  Lekosit
polymorphonuclear (PMN) dan makrofag segera mengitari bakteri dalam pustul
mikro, namun tidak mampu menyingkirkan organism tersebut  Keberadaan bakteri
menyebabkan perkembangan penyakit dari bentuk pustular dan berakhir menjadi
ulkus (luka)
o organisme mengeluarkan HdCDT (Haemophylus cytocidal distending toxin) 
menyebabkan luka sulit sembuh (karena mempercepat siklus hidup sel dan
memaksa sel hidup untuk cepat mati/nekrosis) dan menutupnya tidak bisa
sempurna.
o Awalnya satu dan menjadi banyak karena memiliki protein LspA sebagai anti fagosit,
o DrsAMAP memfasilitasi penempelan ke epitel, jika ada kedua zat ini menyebabkan
proliferasinya tinggi, menyebabkan sel – sel disekitarnya mati, virulensi 5-7 hari
o Bakteri masuk  inflamasi  salah satunya ada dolor histamin keluar dan jika
masih diambang batas responnya gatal, jika histamin melebihi ambang batas akan
nyeri

Mikroorganismemasukresponinflamasipeningkatanpermeabilitaskapilerpembul
uhdarah, fagositbakteri yang mneyerang genital bakterimerusakdindingkapiler
protein dan leukositmermebeskejarintersisialdisekiatrnyaeksudat
Cairaneksudatberisicairanpatologis,
karenapeningkatanpermeabilitasdindingkapilerpembuluhdarah yang disebabkan
oleh infeksibakteri, sertaterjadi proses inflamasiuntukmemfagositdaribakteri yang
masuk, proses inflamasi juga dapatmerusakdindingkapilersehingga protein dan
leukositnyadapatmerembeskejaringanintertitialdisekitar

4. Bagaimana pemeriksaan fisik dan interpretasi dari kasus diskenario


seperti ulkus multipel , tepi tidak teratur, dinding menggaung, nyeri,
dasar ulkus jaringan granulasi (+) , eksudat (+)
Anamnesis :
1. Riwayat seks 2 minggu lalu
2. Luka Pada daerah genitalnya 7 hari yang lalu
3. Pasien dirasakan Nyeri
4. Muncul bintil kecil yang kemudian menjadi luka.
5. Luka kemudian bertambah menjadi 4 ,yang semula kecil menjadi
besar ukurannya, terasa nyeri, dan disertai cairan kuning di
dasarnya

Pemeriksaan fisik :
Didapatkan ulkus multipel tepi tidak teratur dinding menggaung,
nyeri, dasar ulkus jaringan granulasi (+) , eksudat (+), dasar jaringan
granulasi dan eksudat, Perabaan lunak, indurasi (-) nyeri (+)

Interpretasi : ulkus mole

SIFILIS

UKK : Ulkus berbentuk bulat/lonjong, tepi teratur tegas, dinding tidak


bergaung, permukaan bersih , dasar jaringan granulasi berwarna merah daging,
indurasi (+), nyeri (-)

Herpes Genital
Definisi : Vesikel yang berkelompok di atas kulit yang sebab dan eritematosa, berisi cairan
jemih dan kemudian menjadi seropurulen, dapat menjadi krusta dan kadang-kadang
mengalami ulserasi yang dangkal, biasanya sembuh tanpa sikatriks. Pada perabaan tidak
terdapat indurasi.
Sifilis
1. Stadium I (Sifilis primer) – ICD10: A51
 Ulkustunggal, tepiteratur, dasarbersih, terdapatindurasi, tidaknyeri;
terdapatpembesarankelenjargetahbening regional.
 Lokasi: di tempatkontakdenganlesiinfeksiuspasanganseksual. Pada laki-
lakiseringdidapatkan di penis (terutama di glans penis atausekitarsulkuskoronarius) dan
skrotum; pada perempuandidapatkan di vulva, serviks, fourchette, atau perineum.
Namundapat pula ulkustidaktampak dan tidakdisadari oleh pasien.
2. Stadium II (Sifilissekunder) – ICD10: A51.3
 Terdapatlesikulit yang polimorfik, tidakgatal dan lesi di mukosa,
seringdisertaipembesarankelenjargetahbeninggeneralisata yang tidaknyeri (limfadenopati).
Stadium laten – ICD10: A53.0
 Tidakditemukangejalaklinis pada pasien, namuntesserologisifilis (TSS) reaktif, baikserologi
treponema maupunnontreponema.
3. Stadium III (Sifilistersier) – ICD10: A52
 Didapatkangumma, yaituinfiltratsirkumskripkronis yang cenderungmengalamiperlunakan
dan bersifatdestruktif. Dapatmengenaikulit, mukosa dan tulang.
Herpes genital
1. HG episode pertamalesi primer
 Vesikel/erosi/ulkusdangkalberkelompok, dengandasareritematosa, disertai rasa nyeri
 Pasienlebihseringdatangdenganlesiberupaulkusdangkalmultipelatauberkrusta
 Dapatdisertaidisuria
 Dapatdisertai duh tubuh vagina atauuretra
 Dapatdisertaikeluhansistemik, demam, sakitkepala, nyeriotot, nyeri dan
pembengkakankelenjargetahbening inguinal
 Keluhanneuropati (retensiurin, konstipasi, parestesi)
 Pembentukanlesibarumasihberlangsungselama 10 hari
 Lesidapatberlangsungselama 12-21 hari
2. HG episode pertamalesi non primer
 Gambaran lesisamaseperti HG episode pertama primer
 Umumnyalesilebihsedikit dan lebihringandibandingkaninfeksi primer
 Lesi yang tidakdiobatidapatberlangsung 10-14 hari
 Jarangdisertai duh tubuh genital ataudisuria, keluhansistemik, dan neuropati.
3. HG rekuren
 Lesilebihsedikit dan lebihringan
 Bersifatlokal, unilateral
 Kelainanberlangsunglebihsingkat dan dapatmenghilangdalamwaktu 5 hari
 Dapatdidahului oleh keluhanparestesi 1-2 harisebelumtimbullesi
 Umumnyamengenaidaerah yang samadapat di penis, vulva, anus, ataubokong
 Riwayat pernahberulang
Sumber : PerhimpunanDokterSpesialisKulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) 2017

5. Apa diagnosis dan diagnosis banding pada kasus diskenario?


DD:

SIFILIS

UKK : Ulkus berbentuk bulat/lonjong, tepi teratur tegas, dinding tidak


bergaung, permukaan bersih , dasar jaringan granulasi berwarna merah daging,
indurasi (+), nyeri (-)

Herpes Genital
Definisi : Vesikel yang berkelompok di atas kulit yang sebab dan eritematosa, berisi cairan
jemih dan kemudian menjadi seropurulen, dapat menjadi krusta dan kadang-kadang
mengalami ulserasi yang dangkal, biasanya sembuh tanpa sikatriks. Pada perabaan tidak
terdapat indurasi.

DX:

Didapatkan ulkus multipel tepi tidak teratur dinding menggaung, nyeri, dasar
ulkus jaringan granulasi (+) , eksudat (+), dasar jaringan granulasi dan eksudat,
Perabaan lunak, indurasi (-) nyeri (+)

Interpretasi : ulkus mole


6. Apa etiologi dan faktor resiko dari kasus diskenario?
 Factor risiko
a. Seks bebas
b. Rendahnya daya tahan tubuh
c. Luka yang terbuka
d. Lakilaki : pada laki2 yang belum melakukan sirkumsisi

 Etiologi :
Haemophilus ducreyi
- Haemophilus ducreyi atau Streptobacillus ducreyi: basil gram negatif, tidak
berkapsul, sifat anaerob fakultatif, menghasilkan toksik (HdCDT), dapat menginvasi
sampai bagian limfatik dan dapat menyebabkan limfadenitis terutama di bagian
inguinal

Penyebab : Herpes simples


virus tipe II. Menyerang
pada daerah genital.
Ditandai vesikel yang
berkelompok di atas kulit dan
eritematosa

Sumber : ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN EDISI KETUJUH CETAKAN KEDUA 2016

7. Bagaimana patofisiologi dan patogenesis pada kasus diskenario?


 Patofisiologi
Sumber : Patofisiologi Sylvia, Konsep klinis proses-proses penyakit Volume 2 Edisi 6 ,
PerhimpunanDokterSpesialisKulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) 2017

8. Apa saja penunjang pada kasus diskenario?


Px penunjang :
- Tes polymerase chain reactions (PCR) memberikan hasil yang cepat, spesifik dan
sensitivitas yang lebih baik dibandingkan kultur, namun mahal se hingga hanya
digunakan pada riset.
- Pemeriksaan langsung bahan ulkus, yang diambil dari dasar ulkus yang bergaung,
dengan pewamaan Gram menunjukkan basil kecil Gram-negatif yang berderet
berpasangan seperti rel kereta api atau sekumpulan ikan yang berbaris.
Sensitivitas dan spesifisitas cara ini kurang dari 50%.
- Kultur : Menggunakan media coklat agar atau MTM atau media yang mengandung
vancomysin dan positif jika mengandung kuman 2-4 hari
- Tes serulogi (ito reenstierna)
 Antigen O,1 ml disuntikkan
 Tunggu 24 jam
 Timbul indurasi >5 mm  positif

9. Apa saja tatalaksana dan edukasi pada kasus diskenario?


Ulkus mole
Pengobatan yang dianjurkan:
Siprofloksasin 2 x 500 mg/hari per oral, selama 3 hari atau
Eritromisin 4 x 500 mg/hari per oral, selama 7 hari, atau
Azitromisin 1 gram per oral, dosis tunggal, atau
Seftriakson 250 mg injeksi intramuskular, dosis Tunggal

Pengobatan lokal untuk ulkus dapat dilakukan dengan kompres atau rendam dalam
larutan salin sehingga dapat menghilangkan debris nekrotik dan mempercepat
penyembuhan ulkus. Aspirasi jarum dianjurkan pada bubo berukuran 5 cm atau lebih,
dengan fluktuasi di bagian tengah, untuk mencegah pecahnya bubo.

Mekanisme kerja:
- chepalosporins (ceftriaxone) sebagai antimikroba yaitu
dengan menghambat sintesis dinding sel, dimana dinding sel berfungsi
mempertahankan bentuk mikroorganisme dan “menahan” sel bakteri, yang
memiliki tekanan osmotik yang tinggi di dalam selnya. Tekanan di dalam sel pada
bakteri Gram-positif 3-5 kali lebih besar daripada bakteri Gram-negatif.
Kerusakan pada dinding sel (misalnya oleh lisozim) atau hambatan
pembentukannya dapat mengakibatkan lisis pada sel.
- ciprofloxacin dengan menghambat sintesis asam nukleat dimana antibiotik
golongan ini dapat masuk ke dalam sel dengan cara difusi pasif melalui kanal
protein terisi air (porins) pada membran luar bakteri secara intra seluler, secara unik
obat-obat ini menghambat replikasi DNA bakteri dengan cara mengganggu
kerja DNA girase (topoisomerase II) selama pertumbuhan dan reproduksi bakteri
Siphilis
Benzilbenzatinpenisilin G (BBPG), dengandosis:
1. Stadium primer dan sekunder: 2,4 juta Unit, injeksiintramuskular, dosistunggal
(A,1)
Cara: satuinjeksi 2,4 juta Unit IM pada 1 bokong, atau 1,2 juta Unit pada
setiapbokong.
2. Stadium laten: 2,4 juta Unit injeksiintramuskular, setiapminggu, pada hari ke1, 8
dan 15 (B,2)
Sesudahdiinjeksi, pasiendimintamenungguselama 30 menit.
Obatalternatif:
bilaalergiterhadappenisilinataupasienmenolakinjeksiatautidaktersedia BBPG:
a. Doksisiklin 2x100 mg oral selama 14 hariuntuk stadium primer dan
sekunder (B,3) atauselama 28 hariuntuksifilis laten. (B,3)
Doksisiklin 2x100 mg oral selama 30 hariuntuk stadium primer dan
sekunderataulebihdari 30 hariuntuksifilis laten. (D,5)
b. Eritromisin 4x500 mg oral selama 14 hariuntukibuhamildengansifilis
stadium primer dan sekunder, atau 30 hariuntuksifilis laten (very
low quality evidence, conditional recommendation)
Eritromisin 4x500 mg oral selama 30 hariuntukibuhamildengansifilis
stadium primer dan sekunder, ataulebihdari 30 hariuntuksifilis laten.
(D,5)
Evaluasiterapi: evaluasisecaraklinis dan serologidilakukan pada
bulan ke-1, 3, 6, dan 12.
Kriteriasembuh: titer VDRL atau RPR menurun 4 kali lipatdalam 6
bulansetelahpengobatan.

Herpes
1. Pemberiananalgetika, antipiretik dan antipruritusdisesuaikandengankebutuhan
individual
2. Penggunaanantiseptiksebagaibahankompreslesiataudilanjutkandalam air
InfeksiMenularSeksual 356 dan dipakaisebagai sit bath misalnyapovidonjodium yang
bersifatmengeringkanlesi, mencegahinfeksisekunder dan
mempercepatwaktupenyembuhan.
 HG lesi episode pertamalesi primer
1. Asiklovir: 5x200 mg/hariselama 7-10 hariatauasiklovir: 3x400
mg/hariselama 7-10 hari
2. Valasiklovir: 2x500-1000 mg/hariselama 7-10 hari8-11 (A,1)
3. Famsiklovir 3x250 mg/hariselama 7-10 hari
4. Kasusberatperlurawatinap: asiklovirintravena 5 mg/kgBBtiap 8 jam selama
7-10 hari
 HG rekuren
1. Lesiringan: terapisimtomatik
2. Lesiberat:
a. Asiklovir 5x200 mg/hari, per oral selama 5 hariatauasiklovir: 3x400
mg/hariselama 5 hariatauasiklovir 3x800 mg/hariselama 2 hari
b. Valasiklovir 2x500 mg selama 5 hari
c. Famsiklovir 2x125 mg/hariselama 5 hari
3. Rekurensi 6 kali/tahunataulebih: diberiterapisupresif
a. Asiklovir 2x400 mg/hari
b.Valasiklovir 1x500 mg/hari
c.Famsiklovir 2x250 mg/hari
 HG pasienimunokompromais
1. Pengobatanuntukkasusinimemerlukanwaktu yang lebih lama,
pengobatandiberikanhinggagejalaklinismenghilang.
2. Asiklovir oral dapatdiberikandengandosis 5x400 mg/hariselama 5-10
hariatauhinggatidakmuncullesibaru.
3. Valasiklovir 2x1000 mg/hari
4. Famsiklovir 2x500 mg/hari.

Sumber : PerhimpunanDokterSpesialisKulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) 2017

Edukasi:

1. Hindari hubungan seksual


2. Menggunakan alat proteksi diri
3. Menganjurkan pasien untuk mematuhi pengobatan
4. Menjaga imun Tubuh
5. Perbanyak hal +

10.Apa saja komplikasi yang mungkin terjadi pada kasus diskenario?


Komplikasi
- Adenitis inguinal (bubo inflamatorik) paling sering terjadi, didapatkan pada
separuh kasus. Timbul beberapa hari sampai 3 minggu setelah lesi primer,
biasanya unilateral. Kelenjar membesar, nyeri, kemudian bergabung
- Fimosis atau parafimosis dapat terjadi akibatterbentuknya jaringan parut pada lesi
yang mengenai preputium. Untuk penanganannya perlu dilakukan sirkumsisi.
- Fisura uretra terjadi sebagai akibat ulkus di glans penis yang bersifat destruktif.
Bila mengenai uretra dapat menimbulkan nyeri hebat pada waktu miksi. Keadaan
ini dapat diikuti oleh striktura uretra.
- Fistel rekto vagina merupakan komplikasi yang dapat terjadi pada pasien
perempuan lnfeksi campuran dengan organisme Vincentii akan menyebabkan
ulkus semakin parah dan destruktif dan sukar diobati.
- lnfeksi campuran dengan Treponema pa/lidum menyebabkan ulkus mikstum yang
pada mulanya menunjukkan gambaran ulkus mole, namun makin lama makin
nyeri berkurang serta lebih berindurasi.

Anda mungkin juga menyukai