Anda di halaman 1dari 10

Limfogranuloma Venereum

pengertian
Limpogranuloma venereum (LGV) merupakan
penyakit menular seksual (PMS) atau infeksi yang
melibatkan kelenjar getah bening di daerah genital.
Penyakit ini terutama ditemukan di daerah tropis dan
subtropis.
Etiologi/ penyebab

Penyebab Limfogranuloma venereum (LGV) adalah Chlamydia


trachomatis. Karakteristik dari chlamydia trachomatis antara
lain:
1. Chlamydia merupakan bakteri obligat intraselular.
2. Chlamydia berukuran lebih kecil dari bakteri, namun tidak
termasuk sebagai virus
3. berdiameter 250-550 mm
4. hanya dapat berkembang biak di dalam sel eukariot hidup
5. membelah secara benary fision ( pembelahan biner) dalam
badan intrasitoplasma.
3.Masa inkubasi

1.Masa inkubasi 1-4 minggu pada tempat masuknya


mikroorganisme berupa lesi yang tidak khas baik berupa erosi,
papul atau ulkus yang sembuh sendiri tanpa pengobatan.
2.Beberapa minggu kemudian timbul pembengkakan kelenjar
getah bening.
3.Tumor tampak merah dan nyeri, perlunakan yang terjadi tidak
serentak sehigga memecah dengan fistel.
4.Penyakit meluas ke kelenjar getah bening di rongga panggul.
4.Cara penularan
Penyakit ini ditularkan melalui kontak seksual. Penyababnya
bias didapatkan pada serviks wanita tidak menunjukkan
apa-apa. Tempat masuknya mikroorganisme adalah alat-
alat seksual yang berhubungan dengan sekret yang
mengandung mikroorgansme ini, terutama genetalia, dapat
pula rectum atau faring.
5. Faktor Resiko

Penderita limfogranuloma venereum (lgv) memiliki


jaringan parut, penyempitan (structure) dan
peradangan dubur akan menyebabkan gerakan air
besar sedikit (diare) dan rasa evakuasi tidak lengkap
dari perut. kadang-kadang drainase dari daerah
perianal atau kelenjar di pangkal paha dan nyeri
perianal (sekitar daerah anal). Jika maag muncul
sering hilang saat penderita limfogranuloma venereum
(lgv) terinfeksi mencari perawatan.
6. Tanda dan Gejala
Tanda-tanda limfogranuloma venereum antara lain:

1.Inokulasi pada lapisan lendir dari organ seks eksternal (penis dan vagina)
dapat mengakibatkan sindrom inguinal setelah pembentukan buboes atau
abscesses (semacam kutil-bisul) di wilayah kunci paha (inguinal) tempat di mana
Kelenjar getah bening berada.

2. sindrom dubur yang timbul jika infeksi terjadi pada mukosa dubur (melalui
seks anal), ini dicirikan oleh gejala proctocolitis (peradangan) pada daerah yang
terinfeksi tersebut.

3. Sindrom pharyngeal yang langka, dimulai setelah infeksi pada jaringan


pharyngeal dan buboes di wilayah leher.
Gejala limfogaranuloma venereum:
Tahap awal (primer)
LGV mungkin bisa dimulai dengan peradangan pada suatu daerah terbatas di
daerah kelamin disertai rasa sakit, ini terjadi antara 3 12 hari (atau bisa lama)
setelah terinfeksi. Wanita jarang merasakan tahap infeksi awal ini karena
pemborokan terjadi pada lapisan mukosa yang berada jauh di dalam vagina.
Pada pria pun hanya kurang dari 1 / 3 dari mereka yang terinfeksi merasakan
fase awal LGV ini. Tahap awal ini dapat sembuh sendiri dalam beberapa hari.

Tahap sekunder
Tahap kedua paling sering terjadi antara 10-30 hari kemudian, tetapi dapat juga
terjadi hingga 6 bulan kemudian. Infeksi tersebut kemudian menyebar ke
kelenjar getah bening melalui jalur lymphatic. Selama ditempati LGV, kelenjar
getah bening mengalami pembesaran, kondisi ini disebut dengan buboes, dan
akan terasa sakit pada daerah itu.
7. Penatalaksanaan Medis
1. kombinasi sulfametoksasol dan Trimetoprim 2 x 2
tablet selama 7 hari.
2.Kloramfenikel 4 x 500 mg/hari selama 14 hari
3.Tetrasiklin 4 x 500 mg/hari selama 10 hari
Lokal: bila pecah dikompres dengan rivanol 1%. Bila
belum pecah diberikan hebat panas kering dengan
Bortalk.
8.Komplikasi
1.Pembengkakan luarbiasa pada daerah sekitar genital (kelamin)
merupakan hasil dramatis akhir dari gangguan pada lympathic ini. Hal ini
biasanya terlihat pada perempuan, mungkin memborok dan sering
terjadi 1-20 tahun setelah infeksi primer.

2.. Pembengkakan ini tidak terbatas pada, penis, saluran kencing, vagina,
rahim, atau dubur. Selain itu, edema (pengumpulan cairan yang tidak
normal sehingga menimbulkan bisul) sering terjadi.

3. Dubur mengalami penyempitan karena tertekan pembengkakan (yang


luarbiasa) tadi. Kondisi ini bisa menyebar ke daerah lain, dan bisa
menimbulkan arthritis, pneumonitis, hepatitis, atau perihepatitis.
9. Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya yang khas.
Untuk memperkuat diagnosis dilakukan pemeriksaan darah guna
menemukan adanya antibody terhadap bakteri penyebabnya.

10. Pengobatan
Pengobatan dapat dilakukan dengan Pemberian doksisiklin, eritromisin
atau tetrasiklin per-oral (melalui mulut) selama 3 minggu akan
mempercepat penyembuhan. Setelah pengobatan, dilakukan
pemeriksaan rutin untuk mengetahui bahwa infeksi telah sembuh.

11. Pencegahan
Cara yang paling baik untuk mencegah penularan penyakit ini adalah
abstinensia (tidak melakukan hubungan seksual dengan mitra seksual
yang diketahui menderita penyakit ini). Untuk mengurangi resiko tertular
oleh penyakit ini, sebaiknya menjalani perilaku seksual yang aman (tidak
berganti-ganti pasangan seksual atau menggunakan kondom).

Anda mungkin juga menyukai