Anda di halaman 1dari 29

Preseptor

dr. Adriswan Sp.OG


dr. Syahrial Syukur Sp.OG

Vaginosis bakterialis

Suci Amalia Rendreana 1210312029


BAB 1

Pendahuluan
Latar Belakang
 Infeksi Vaginosis Bakterial ketidakseimbangan flora
normal yang terdapat di vagina
 Di Amerika Serikat, National Health and Nutrition
Examination Survey (NHANES), memperkirakan prevalensi
BV adalah 29 persen pada populasi umum dari perempuan
berusia 14-49 tahun dan 50 persen pada wanita Afrika-
Amerika
 Melihat besarnya risiko yang ada pada infeksi vaginosis
bakterial, maka perlu dilakukan skrinning yang jelas pada
wanita hamil maupun tidak hamil
Batasan Masalah
 Makalah ini membahas epidemiologi, faktor risiko,
patogenesis, gejala klinis, diagnosis, diagnosis banding dan
penatalaksanaan pada vaginosis bakterialis.
BAB 2

Tinjauan Pustaka
 Infeksi Vaginosis Bakterial (BV) merupakan
ketidakseimbangan flora normal yang terdapat di vagina.
Kondisi tersebut yaitu pertumbuhan flora bakteri anaerob
yang lebih banyak sehingga mengganti flora normal
Lactobacillus

 Tanda klinis infeksi Vaginosis Bakterial ditandai dengan


adanya produksi sekret vagina yang banyak, berwarna
putih, homogeny, berbau amis dan terdapat peningkatan
pH.
Epidemiologi
 Vaginosis bakterial (BV) adalah penyebab paling umum
terjadinya keluhan keputihan pada wanita usia subur, yaitu
sebanyak 40 sampai 50 persen kasus
 Studi terbaru yang dilakukan pada wanita hamil, HIV-
positif dan wanita dengan infertilitas juga telah
melaporkan prevalensi BV tinggi
 Kalangan wanita yang berhubungan seks dengan wanita
Epidemiologi
 Di Indonesia, tidak ada data yang definitif mengenai BV,
namun menurut penelitian yang telah dilakukan di FKUI
pada tahun 2010 melaporkan bahwa prevalensi BV dengan
kriteria Nugent adalah sebanyak 30,7%.
Faktor Risiko
Etiologi
Patogenesis
Patogenesis
Diagnosis
 Anamnesis : KU
 Pemeriksaan Fisik
 Pemeriksaan mikroskopis
 Pemeriksaan pH
Diagnosis  Pemeriksaan
Mikroskopis
 Pemeriksaan Clue cell
 Pemeriksaan (KOH) Preparation dan Tes Whiff
 Pewarnaan Gram
Diagnosis  Kriteria Amsel

 Adanya sel clue pada pemeriksaan mikroskopik dari


sediaan basah;
 Adanya bau amis, setelah penetesaan KOH 10% pada
cairan vagina,
 Duh yang homogen, kental, tipis, dan berwarna seperti
susu;
 pH vagina > 4.5 yang diperiksa dengan menggunakan
phenaphthazine paper (nitrazine paper).

3/4
Diagnosis Kriteria Hay/Ison

 Grade 1 (normal): Morphotypes Lactobacillus


mendominasi
 Grade 2 (Intermediate): Kombinasi flora dengan beberapa
Lactobacilli, dan juga Gardnerella atau Mobiluncus
morphotypes.
 Grade 3 (BV): Terutama Gardnerella dan / atau
Mobiluncus morphotypes. Sedikit atau tidak ada
Lactobacilli.
BV pada Wanita Hamil
 Wanita hamil dengan vaginosis bakterial mempunyai risiko
yang lebih tinggi untuk terserang amnionitis, endometritis
pasca persalinan, ketuban pecah dini dan persalinan
prematur.

Fisiologis Kandidiasis Trikomoniasis Vaginosis Gonore
Vulvovaginalis Bakterialis

DD Gejala - Pruritus, Iritasi Duh banyak,


iritasi, bau busuk,
Sedikit duh.
Berbau amis
Disuria, duh
kuning di OUE
Berbusa

Tampilan Sedikit Sedikit, putih& Banyak, hijau/ Putih/abu-abu, Kuning


sekret kental abu-abu homogen, encer
“cheese-like” “ Strawberry
appearance”
pH ±4.5 < 4.5 >5.0 >4.5
Whiff test - - + ++++
Pemeriksaan Normal Vulva yang Edema, eritema, Peradangan
Fisik meradang peradanagn vulva minimal

Mikroskopis Sel epitel Leukosit 80% Dari forniks Sedikit leukosit, Kuman
normal, ditemukan posterior: clue cell + diplokokkus,
Lactobacillus + pseudohifa dan Trikomonas 70- gram (-)ada
blastospora 80%

Kultur - Agar Sabaraud Media Feinberg/ Tidak begitu Thayer-Martin


dekstrosa Kupferberg mendukung

Terapi - Flukonazol 150mg Metronidazol Metronidazol Inj Seftriakson


(PO) 2x500mg (7hari) 2x500mg 250mg (IM)
Single dose Atau (7hari)
Metronidazol 2gr Atau
dosis tunggal Metronidazol
2gr dosis
tunggal
Tatalaksana
 Metronidazole 500 mg secara oral dua kali sehari selama
7 hari
 Metronidazol gel 0,75%, 2g dalam vagina sekali sehari
selama 5 hari
 Krim klindamisin 2%, 2g dalam vagina sebelum tidur
selama 7 hari
 Rejimen alternatif termasuk tinidazol oral, klindamisin
oral, atau klindamisin intravagina ovules
Follow Up
 Jika seorang pasien mengalami remisi, gel metronidazole
harus diberikan dua kali seminggu selama 4 sampai 6
bulan sebagai terapi supresif.
 Pemberian 2g metronidazole oral perbulan dengan
flukonazol 150 mg juga telah dievaluasi sebagai terapi
supresif; rejimen ini mengurangi kejadian BV
 Setelah BV diobati, jadwal follow up kunjungan 1 sampai 2
bulan setelah pengobatan untuk memantau kriteria Amsel.
Pengobatan pada kehamilan
 Ibu hamil dengan gejala dapat diobati dengan salah satu
dari rejimen oral atau intravagina
 Meskipun metronidazole melintasi plasenta, tidak ada
bukti teratogen atau efek mutagenik pada bayi telah
ditemukan di beberapa studi cross-sectional dan kohort
ibu hamil
Regimen Pengobatan Vaginosis
Bakterial
Regimen Pengobatan Vaginosis
Bakterial
BAB 3

Kesimpulan
Kesimpulan
 Vaginosis Bakterial adalah suatu keadaan yang abnormal
pada vagina yang disebabkan oleh pertumbuhan bakteri
anaerob dalam konsentrasi tinggi yang menggantikan flora
normal vagina.
 Di seluruh dunia,Vaginosis Bakterial adalah umum di
antara wanita usia reproduksi.
 Penyebab Vaginosis Bakterial tetap sulit dipahami, namun
faktor risikonya termasuk aktivitas seksual, kebiasaan
douching, merokok, stress, kekurangan vitamin D dan
pemakaian kontrasepsi.
Kesimpulan
 Diagnosis bakterial vaginosis ditegakkan berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
mikroskopis.
 Menurut Amsel, ditegakkan Vaginosis Bakterial jika tiga
dari empat gejala, yakni: sekret vagina yang homogeny,
putih, pH vagina>4.5, tes amin positif dan adanya clue cell
(20% dari seluruh epitel).
Kesimpulan
 Pengobatan Vaginosis Bakterial menggunakan regimen
sesuai dengan pedoman yaitu, metronidazole 500 mg
secara oral dua kali sehari selama 7 hari.
 Pada penderita Vaginosis Bakterial dapat menimbulkan
komplikasi seperti kelahiran premature, ketuban pecah
dini, BBLR, dan endometritis post partum

Anda mungkin juga menyukai