Anda di halaman 1dari 8

ULKUS MOLE

Definisi
Ulkus mole adalah penyakit infeksi pada alat kelamin yang akut, setempat,
disebabkan oleh Streptobacillus ducrey (Haemophilus ducrey) dengan gejala klinis
yang khas berupa ulkus nekrotik yang nyeri pada tempat inokulasi, dan sering disertai
pernanahan kelenjar getah bening regional.
Epidemiologi
Penyakit ini bersifat endemic dan tersebar di daerah tropik dan subtoprik, terutama di
kota dan pelabuhan. Perbaikan tingkat ekonomi mempengaruhi berkurangnya
frekuensi penyakit ini di negara-negara yang lebih maju. Selain penularan melalui
hubungan seksual, secara kebetulan juga dapat mengenai dokter atau perawat.
Frekuensi pada wanita dilaporkan lebih rendah, mungkin karena kesukaran membuat
diagnosis. Penyakit ini lebih banyak mengenai golongan kulit berwarna. Beberapa
faktor menunjukkan bahwa terdapat pembawa kuman (carrier) basil Ducreyi, tanpa
gejala klinis, biasanya wanita tuna susila.
Etiologi
Basil H.ducreyi berbentuk batang pendek, ramping dengan ujung membulat, tidak
bergerak, dan tidak membentuk spora, negative-gram, anaerob fakultatif . Basil ini
pada lesi terbuka di daerah genital sukar ditemukan karena tertutup oleh infeksi
sekunder, lebih mudah dicari bila bahan pemeriksaan berupa nanah yang diambil
dengan cara aspirasi abses kelenjar inguinal. Kuman ini sukar dibiak.
Patogenesis
Belum diselidiki secara mendalam. Adanya trauma atau abrasi, penting untuk
organism melakukan penetrasi epidermis. Jumlah inokulum untuk menimbulkan

infeksi tidak diketahui. Pada lesi, organism terdapat dalam makrofag dan neutrofil
atau bebas berkelompok (mengumpul dalam jaringan interstitial.
Pada percobaan kelinci, seperti pada manusia, beberapagalur H.ducreyi diketahui
virulen, sedangkan yang lain kelihatannya avirulen. Beberapa penyidik menyatakan
bahwa virulensi dapat hilang dengan kultivasi serial sehingga kuman kehilangan
kemampuan untuk menimbulkan lesi pada kulit. Organisme yang avirulen dilaporkan
lebih rentan terhadap antimikroba terutama polimiksin. Limfadenitis yang terjadi
pada infeksi H.ducreyu diikuti dengan respons inflamasi sehingga terjadi supurasi.
Kemungkinan sifat-sfat H. ducreyi yang tidak diketahui dan unik yang menimbulkan
bubo supuratif. Respons imun yang berhubungan dengan pathogenesis dan kerentatan
penyakit

tidak

diketahui.

Penyelidikan

sebelumnya

menemukan

respons

hipersensitivitas lambat dan respons antibody pada penderita dengan chancroid dan
pada binatang percobaan. Antibodi ditemukan dengan cara fiksasi komplemen,
aglutinasi, presipitasi, dan tes fluoresens antibody indirek. Reaktivitas silang antara
antisera yang dihasilkan terhadap antigen H.ducreyi murni dan ekstrak antigen dari
spesies Haemophilus lain telah ditemukan.
Gejala klinis
Masa inkubasi berkisar antara 1-14 hari, pada umumnya kurang dari 7 hari. Lesi
kebanyakan multiple, jarang soliter, biasanya pada daerah genital, jarang pada daerah
ekstragenital. Mula-mula kelainan kulit berupa papul, kemudian menjadi vesikopustul pada tempat inokulasi, cepat pecah menjadi ulkus.
Ulkus: kecil, lunak pada perabaan, tidak terdapat indurasi, berbentuk cawan, pinggir
tidak rata, sering bergaung dan dikelilingi halo yang eritematosa. Ulkus sering
tertutup jaringan nekrotik, dasar ulkus berupa jaringan granulasi yang mudah
berdarah, dan pada perabaan terasa nyeri. Tempat predileksi pada laki-laki ialah
permukaan mukosa preputium, sulkus koronarius, frenulum penis, dan batang penis.

Dapat juga timbul lesi dalam uretra, skrotum, perineum, atau anus. Pada wanita ialah
labia, klitoris, fourchette, vestibuli, anus, dan serviks.
Lesi ekstragenital terdapat pada lidah, jari tangan, bibir, payudara, umbilicus dan
konjungtiva. Karena adanya inokulasi sendiri, dengan cepat timbul lesi yang multiple,
dengan cara ini dapat timbul lesi di daerah pubis, abdomen, dan paha.
Gejala sistemik jarang timbul, kalau ada hanya demam sedikit atau malaise ringan

Jenis-jenis bentuk klinis


1.ulkus mole folikularis
Timbul pada folikel rambut, pada permukaan yang menyerupai folikulitis yang
disebabkan oleh kokus, tetapi cepat menjadi ulkus. Lesi seperti ini dapat timbul pada
vulva dan pada daerah berambut di sekitar genitalia dan sangat superficial.
2. Dwarf chanchroid
Lesi sangat kecil dan menyerupai erosi pada herpes genitalis, tetapi dasarnya tidak
teratur dan tepi berdarah.
3. Transient chancroid (chancre mou valant)
Lesi kecil, sembuh dalam beberapa hari, tetapi 2-3 minggu kemudian diikuti
timbulnya bubo (timbul beberapa hari sampai 2 minggu ; unilateral, eritematosa,
membesar, dan nyeri) yang meradang pada daerah inguinal. Gambaran ini
menyerupai limfogranuloma venerum.
4. Papular chancroid (ulkus mole elevatum)
Dimulai dengan ulkus yang kemudian menimbul terutama pada tepinya.
Gambarannya menyerupai kondilomata pada sifilis stadium II.

5. Giant chancroid
Mula-mula timbul ulkus kecil, tetapi meluas dengan cepat dan menutupi satu daerah.
Sering mengikuti abses inguinal yang pecah, dan dapat meluas ke daerah suprapubis
bahkan daerah paha dengan cara autoinokulasi.
6. Phagedenic chancroid
Lesi kecil menjadi besar dan destruktif dengan jaringan nekrotik yang luas. Genitalia
eksterna dapat hancur, pada beberapa kasus disertai infeksi organism Vincent.
7. Tipe serpiginosa
Lesi membesar karena perluasan atau autoinokulasi dari lesi pertama ke daerah lipat
paha atau paha. Ulkus jarang menyembuh, dapat menetap berbulan-bulan atau
bertahun tahum

Ulkus mole pada genitalia pria

ulkus mole pada genitalia wanita

Komplikasi
1. Mixed chancre
Kalau disertai stadium I. Mula-mula lesi khas ulkus mole, tetapi setelah 15-20
hari menjadi manifest, terutama jika dionati dengan sulfonamide.
2. Abses kelenjar inguinal bila tidak diobati dapat memecah menimbulkan sinus
yang kemudian menjadi ulkus. Ulkus kemudian membesar membentuk giant
chancroid
3. Fimosis dan parafimosis
Kalau lesi mengenai preputium
4. Fistula uretra
Timbulnya karena ulkus pada glans penis yang bersifat destruktif. Dapat
mengakibatkan nyeri pada waktu buang air kecil dan pada keadaan lanjut
dapat menjadi striktura uretra.
5. Infeksi campuran
Dapat disetai infeksi organism vinceht sehingga ulkus makin parah dan
bersifat

destruktif.

Di

samping

itu

juga

dapat

disertai

penyakit

limfogranuloma venereum atau granuloma inguinale.

Diagnosis
Berdasarkan gambaran klinis dapat disingkirkan penyakit kelamin yag lain. Harus
dipikirkan juga kemungkinan infeksi campuran. Pemeriksaan serologic untuk
menyingkirkan sifilis juga harus dikerjakan.
Sebagai penyokong diagnosus ialah :
1. Pemeriksaan sediaan hapus
Diambil bahan pemeriksaan dari tepi ulkus yang tergaung, dibuat hapusan
pada gelas alas, kemudian dibuat pewarnaan Gram, Unna-Pappenhein,
Wright, atau Giemsa. Hanya pada 30-50 % kasus ditemukan basil
berkelompok atau berderet seperti rantai.
2. Biakan kuman

Bahan diambil dari pus bubo atau lesi kemudian ditanam pada
perbenihan/pelat agar khusus yang ditambahkan darah kelinci yang sudah
didefibriniasasi. Akhir-akhir ini ditemukan bahwa perbenihan/pelat agar yang
mengandung serum darah penderita sendiri yang sudah diinaktifkan
memberikan hasil yang memuaskan. Inkubasi membutuhkan waktu 48 jam.
Medium yang mengandung gonococal medium base. Ditambah dengan
hemoglobin 1 % dan vankomisin 3 mcg/ml akan mengurangi kontaminasi
yang timbul.
3. Tekhnik imunoflouresense untuk menemukan antibody
4. Biopsi
Biopsi dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis. Pada gambaran
histopatologik ditemukan :
a. Daerah superficial pada dasar ulkus: neutrofil, fibrin, eritrosit, dan
jaringan nekrotik.
b. Daerah tengah : pembuluh-pembuluh darah kapiler baru dengam
proliferasi sel sel endotel sehingga lumen tersumbat dan menimbulkan
thrombosis. Terjadi perubahan degenerative pada dinding pembuluhpembuluh darah.
c. Daerah sebelah dalam : infiltrate padat terdiri atas sel-sel plasma dan selsel limfoid.
5. Tes kulit ito-reenstierns
Sekarang tidak dipakai lagi karena tidak spesifik. Vaksin yang dipakai
(Dmelcos) terdiri atas 225 juta kuman mati/ml. Disuntikkan intradermal 0,1
ml pada lengan bawah bagian fleksor, sebagai komtrol disuntikkan cairan
pelarut intradermal pada sisi lain.
Tes dinilai positif kalau timbul infiltrate berdiameter minimal 0,5 cm setelah
48 jam, sedangkan kontrol negative. Tes ini menjadi positif 6-11 setelah hari
timbul ulkus mole, dan tetap positif sampai beberapa tahun bahkan seumur
hidup.
6. Autoinokulasi

Bahan diambil dari lesi yang tersangka, diinokulasikan pada kulit sehat daerah
lengan bawah atau paha penderita yang digores lebih dahulu. Pada tempat
tersebut akan timbul ulkus mole. Sekarang cara ini tidk dipakai lagi.
Diagnosis Banding
1. Herpes genitalis
Pada herpes genitalis kelainan kulitnya ialah vesikel yang berkelompok dan
jika memecah menjadi erosi, jadi bukan ulkus seperti pada ulkus mole. Tandatanda radang akut lebih mencolok pada ulkus mole.
2. Sifilis stadium I
Pada sifilis stadium I (ulkus durum), ulkus bersih, indolen, terdapat indurasi,
dan tanda-tanda radang akut tidak terdapat. Jika terjadi pembesaran kelenjar
getah bening regional juga tidak disertai tanda-tanda radang akut kecuali
tumor.
3. Limfogranuloma venerium
Pada L.G.V afek primer tidak spesifik dan cepat hilang. Terjadi pembesaran
kelenjar getah bening inguinal, perlunakannya tidak serentak.
4. Granuloma inguinale
Yang khas pada penyakit ini adalah ulkus dengan granuloma. Pada sediaan
jaringan tidak tampak badan Donovan.

Pengobatan
1. Sistemik
a. Sulfonamida
Misalnya sulfatiazol, sulfiadizin, atau sulfamidin, diberikan dengan dosis
pertama 2-4 gram dilanjutkan dengan 1 gram tiap 4 jam sampai sembuh
sempurna (10-14 hari)
b. Streptomisin

Obat ini juga efektif tanpa mengganggu diagnosis sifilis. Disuntuikkan


tiap hari 1 gram selama 7-14 hari, dapat juga dikombinasikan dengan
sulfonamide. Kombinasi perlu kalau terdapaat bubo, atau kalau lesi
genitalia tidak sembuh hanya dengan pemberian sulfonamide.
c. Penisilin
Sedikit efektif, terutama diberikan kalau terdapat organism Vincent.
d. Tetrasiklin dan oksitetrasiklin
Efektif kalau diberikan dengan dosis 4 x 500 mg/hari selamq 10-20 hari,
antibiotic golongan ini menutupi gejala-gejala sifilis stadium I .
Pencegahan
Pencegahan pada Haemophilus ducreyi berpusat pada memutuskan transmisi kontak
bakteri. Pencegahan dapat dilakukan dengan hindari pelakuan seks bebas, lakukan
hubungan seksual dengan meggunakan kondom, perlunya edukasi tentang chancroid
pada pasangan seksual.
Prognosis
Terapi antibiotic yang efektif untuk pengobatan chancroid, resolusi symptom klinis,
interupsi transmisi memiliki prognosis yang dangat baik dan perlu diingat juga
tingginya kejadian reinfeksi Haemophilus ducreyi sehingga perlu dilakukan terapi
dan pencegahan untuk pasangan hubungan seksual.
Referensi :
1. Ilmu penyakit kulit dan kelamin edisi keempat. Prof. Dr.dr. Adhi Djuanda.
Balai penerbit FK UI. Jakarta. 2005
2. Patofisilogi konsep klinis dasar dasar penyakit edisi 6 Volume 2. Sylvia
A.Price, Lorraine M.Wilson. Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta.
2013

Anda mungkin juga menyukai