Anda di halaman 1dari 2

Patomekanisme gatal, bercak merah, dan sisik putih pada skenario

a. Patomekanisme gatal
Diketahui bahwa zat-zat kimia dan rangsangan fisik (mekanik) dapat memicu terjadi
pruritus. Stimulasi terhadap ujung saraf bebas yang terletak di dekat junction
dermoepidermal bertanggung jawab untuk sensasi ini. Sinaps terjadi di akar dorsal korda
spinalis (substansia grisea), bersinaps dengan neuron kedua yang menyebrang ke tengah,
lalu menuju traktus spinotalamikus konlateral hingga berakhir di thalamus. Dari
thalamus, terdapat neuron ketiga yang meneruskan rangsang hingga ke pusat persepsi di
korteks serebri.Saraf yang menghantarkan sensasi gatal merupakan saraf yang sama
seperti yang digunakan untuk menghantarkan rangsang nyeri. Ini merupakan serabut
saraf tipe C-tak termielinasi. Hal ini dibuktikan dengan fenomena menghilangnya sensasi
gatal dan nyeri ketika dilakukan blockade terhadap penghantaran saraf nyeri dalam
prosedur anastesi.80% serabut saraf tipe C adalah nosireseptor polimodal (merespons
stimulus mekanik, panas, dan kimiawi); sedangkan 20% sisanya merupakan nosireseptor
mekano-intensif, yang tidak dirangsang oleh stimulus mekanik namun oleh stimulus
kimiawi. Dari 20 % serabut saraf ini, 15% tidak merangsang gatal (disebut dengan
histamine negative), sedangkan hanya 5 % yang histamine positif dan merangsang gatal.
Dengan demikian, histamine adalah pruritogen yang paling banyak dipelajari saat ini
b. Patomekanisme bercak merah
Kemerahan yang terjadi diakibatkan karena proses inflamasi. Proses inflamasi sangat
berkaitan erat dengan sistem imunitas tubuh. Secara garis besar imunitas tubuh dibagi
atas 2 yaitu sistem imun bawaan/ nonspesifik dan sistem imun didapat/spesifik.
Nonspesifik akan menyerang semua antigen yang masuk, sedangkan non spesifik
merupakan pertahanan selanjutnya yang memilih-milih antigen yang masuk. Ketiga
antigen masuk kedalam tubuh, maka spesialis-spesialis fagositik (makrofag dan
neutrofil ) akan memfagosit antigen tersebut. Hal tersebut bersamaan dengan terjadinya
pelepasan histamine oleh sel mast di daerah jaringan yang rusak. Histamin yang
dilepaskan ini membuat pembuluh darah bervasodilatasi untuk meningkatkan aliran darah
pada daerah yang terinfeksi. Selain itu, histamine juga membuat permeabilitas kapiler
meningkat sehingga protein plasma yang seharusnya tetap berada di dalam pembuluh
darah akan mudah keluar ke jaringan. Hal ini yang menyebabkan kulit berwarna
kemerahan

c. Patomekanisme bintik putih (skuama)


Sel-sel hidup pada stratum basalis mengalami diferensiasi. Kemudian bergerak ke atas
(stratum korneum) menjadi sel-sel mati yang berisi keratin. Pada stratum korneum sel-sel
tanduk menghasilkan sel keratosit yang mengalami keratinisasi. Tapi karena adanya suatu
proses inflamasi sehingga menyebabkan proses dari keratinisasi terganggu. Sel-sel tanduk
yang telah mati mengalami penumpukan kemudian menyebabkan terbentuknya skuama
pada kulit.

Referensi :
Ilmu penyakit kulit dan kelamin fakultas kedokteran universitas Indonesia. Jakarta. 2005.
Djuanda A.
Champion RH. Eczema, Lichenification, Prurigo, and Ertthroderma . In: Champion RH eds.
Rooks, textbook of dermatology,Washington ; Blackwell Scientific Publications. 1992.

Anda mungkin juga menyukai