Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

Hambatan pasase usus dapat disebabkan oleh obstruksi lumen usus atau
oleh ganguan peristaltis. Obstruksi usus disebut juga obstruksi
mekanik.Penyumbatan dapat terjadi dimana saja di sepanjang usus.Pada obstruksi
usus harus dibedakan lagi obstruksi sederhana dan obstruksi strangulata.
Obstruksi usus yang disebabkan oleh hernia, invaginasi, adhesi dan volvulus
mungkin sekali disertai strangulasi, sedangkan obstruksi oleh tumor atau
askariasis adalah obstruksi sederhana yang jarang menyebabkan strangulasi.1

Ileus merupakan salah satu kegawatan dalam bedah abdominalis yang


sering dijumpai, merupakan 60% - 70% dari seluruh kasus akut abdomen yang
bukan apendisitis akut.Istilah gawat abdomen menggambarkan keadaan klinis
akibat kegawatan di rongga perut yang biasanya timbul mendadak dengan nyeri
sebagai keluhan utama.Keadaan ini memerlukan penanggulangan segera yang
sering berupa tindakan bedah, misalnya pada obstruksi, perforasi, atau perdarahan
massif di rongga perut maupun saluran cerna.Ileus sendiri merupakan suatu
keadaan dimana pergerakan kontraksi normal dinding usus terganggu.Gerak
peristaltik seperti gerakan kontraksi bergelombang yang merupakan suatu
aktivitas otot polos usus yang terkoordinasi dengan baik dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti keadaan otot polos usus, system saraf simpatis, system
saraf parasimpatis, keseimbangan elektrolit, dan sebagainya.

Ileus dibagi menjadi dua yaitu ileus obstruktif dan ileus


paralitik.Keduanya mempunyai perbedaan yang cukup berarti tak terkecuali dalam
bidang radiologi.Baik ileus obstruktif maupun ileus paralitik mempunyai
gambaran khas yang berbeda.

Karena itu, makalah mengenai ileus ini diharapkan agar para pembaca
dapat mengerti mengenai ileus baik ileus obstruktif maupun ileus paralitik dan
juga perbedaan masing-masing, tak terkecuali mengenai gambaran radiologis khas
pada masing-masing ileus.1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ileus
A. Definisi
Ileus adalah gangguan/hambatan pasase isi usus yang
merupakantanda adanya obstruksi usus akut yang segera membutuhkan
pertolongan atautindakan. Ileus ada 2 macam yaitu ileus obstruktif dan ileus
paralitk.1

Ileus obstruktif atau disebut juga ileus mekanik adalah


keadandimana isi lumen saluran cerna tidak bisa disalurkan ke distal atau
anuskarena adanya sumbatan/hambatan mekanik yang disebabkan
kelainandalam lumen usus, dinding usus atau luar usus yang menekan
ataukelainan vaskularisasi pada suatu segmen usus yang menyebabkan
nekrose segmen usus tersebut.1

Sedangkan ileus paralitik atau adynamic ileus adalah keadan dimana


usus gagal/ tidak mampu melakukan kontraksi peristaltik untukmenyalurkan
isinya akibat kegagalan neurogenik atau hilangnyaperistaltik usus tanpa
adanya obstruksi mekanik.

B. Anatomi
Usus halus berbentuk tubuler, dengan prakiraan panjang sekitar 6
meter pada orang dewasa, yang terbagi atas tiga segmen yaitu duodenum,
jejunum, dan ileum.Duodenum, merupakan segmen yang paling proksimal,
terletak retroperitoneal berbatasan dengan kaput dan batas inferior dari
korpus pankreas.Doudenum dipisahkan dari gaster oleh adanya pylorus dan
dari jejunum oleh batas Ligamentum Treitz.Jejunum dan ileum terletak di
intraperitoneal dan bertambat ke retroperitoneal melalui mesenterikum.Tak
ada batas anatomi yang jelas untuk membedakan antara Jejunum dan Ileum;
40% panjang dari jejunoileal diyakini sebagai Jejunum dan 60% sisanya
sebagai Ileum. Ileum berbatasan dengan sekum di katup ileosekal.1,2
Usus halus terdiri atas lipatan mukosa yang disebut plika sirkularis
atau valvula conniventes yang dapat terlihat dengan mata telanjang.Lipatan
ini juga terlihat secara radiografi dan membantu untuk membedakan antara
usus halus dan kolon. Lipatan ini akan terlihat lebih jelas pada bagian
proksimal usus halus daripada bagian distal. Hal lain yang juga dapat
digunakan untuk membedakan bagian proksimal dan distal usus halus ialah
sirkumferensial yang lebih besar, dinding yang lebih tebal, lemak
mesenterial yang lebih sedikit dan vasa rekta yang lebih panjang.
Pemeriksaan makroskopis dari usus halus juga didapatkan adanya folikel
limfoid.Folikel tersebut, berlokasi di ileum, juga disebut sebagai Peyer
Patches.

Gambar 1 :
Gambaran Usus
Halus
(Sumber :
Simatupang, 2010)

Usus besar terdapat diantara anus dan ujung terminal ileum.Usus


besar terdiri atas segmen awal (sekum), dan kolom asendens, transversum,
desendens, sigmoid, rectum dan anus.Sisa makanan dan yang tidak tercerna
dan tidak diabsorpsi di dalam usus halus didorong ke dalam usus besar oleh
gerak peristaltik kuat otot muskularis eksterna usus halus.Residu yang
memasuki usus besar itu berbentuk semi cair; saat mencapai bagian akhir
usus besar, residu ini telah menjadi semi solid sebagaimana feses
umumnya.Meskipun terdapat di usus halus, sel-sel goblet pada epitel usus
besar jauh lebih banyak dibandingkan dengan yang di usus halus.Sel goblet
ini juga bertambah dari bagian sekum ke kolon sigmoid. Usus besar tidak
memiliki plika sirkularis maupun vili intestinales, dan kelenjar
usus/intestinal terletak lebih dalam daripada usus halus.3

Gambar 2 : Sistem Saluran Pencernaan Manusia


(Sumber: Simatupang, 2010)
Suplai Vaskuler

Pada usus halus, A. Mesenterika Superior merupakan cabang dari


Aorta tepat dibawah A. Soeliaka.Arteri ini mendarahi seluruh usus halus
kecuali Duodenum yang sebagian atasnya diperdarahi oleh A.
Pankreotikoduodenalis Superior, suatu cabang dari A.
Gastroduodenalis.Sedangkan separuh bawah Duodenum diperdarahi oleh
A. Pankreotikoduodenalis Inferior, suatu cabang A. Mesenterika Superior.
Pembuluh - pembuluh darah yang memperdarahi Jejunum dan Ileum ini
beranastomosis satu sama lain untuk membentuk serangkaian arkade.
Bagian Ileum yang terbawah juga diperdarahi oleh A. Ileocolica. Darah
dikembalikan lewat V. Messentericus Superior yang menyatu dengan V.
lienalis membentuk vena porta.1,2

Pada usus besar, A. Mesenterika Superior memperdarahi belahan


bagian kanan (sekum, kolon ascendens, dan dua pertiga proksimal kolon
transversum) : (1) ileokolika, (2) kolika dekstra, (3) kolika media, dan
arteria mesenterika inferior memperdarahi bagian kiri (sepertiga distal
kolon transversum, kolon descendens dan sigmoid, dan bagian proksimal
rektum) : (1) kolika sinistra, (2) sigmoidalis, (3) rektalis superior.1,2

Pembuluh limfe

Pembuluh limfe duodenum mengikuti arteri dan mengalirkan


cairan limfe; 1.Ke atas melalui nodi lymphatici pancreoticoduodenalis ke
nodi lymphatici gastroduodenalis dan kemudian ke nodi lymphatici
coeliacus dan 2.ke bawah, melalui nodi lymphatici pancreoticoduodenalis
ke nodi lyphatici mesentericus superior sekitar pangkal arteri mesenterica
superior.

Pembuluh limfe jejunum dan ileum berjalan melalui banyak nodi


lymphatici mesentericus dan akhirnya mencapai nodi lymphatici
mesentericus suprior, yang terletak sekitar pangkal arteri mesentericus
superior.Pembuluh limfe sekum berjalan melewati banyak nodi lymphatici
mesentericus dan akhirnya mencapai nodi lymphatici msentericus
superior.Pembuluh limfe untuk kolon mengalirkan cairan limfe ke kelenjar
limfe yang terletak di sepanjang perjalanan arteri vena kolika. Untuk kolon
ascendens dan dua pertiga dari kolon transversum cairan limfenya akan
masuk ke nodi limphatici mesentericus superior, sedangkan yang berasal
dari sepertiga distal kolon transversum dan kolon descendens akan masuk
ke nodi limphatici mesentericus inferior .

Persarafan
Saraf - saraf duodenum berasal dari saraf simpatis dan parasimpatis
(vagus) dari pleksus mesentericus superior dan pleksus coeliacus. Saraf
untuk jejunum dan ileum berasal dari saraf simpatis dan parasimpatis
(nervus vagus) dari pleksus mesentericus superior (Snell,
2004).Rangsangan parasimpatis merangasang aktivitas sekresi dan
pergerakan, sedangkan rangsangan simpatis menghambat pergerakan
usus.Serabut - serabut sensorik sistem simpatis menghantarkan nyeri,
sedangkan serabut - serabut parasimpatis mengatur refleks usus. Suplai
saraf intrinsik, yang menimbulkan fungsi motorik, berjalan melalui
pleksus Auerbach yang terletak dalam lapisan muskularis, dan pleksus
Meissner di lapisan submukosa.2

Persarafan usus besar dilakukan oleh sistem saraf otonom dengan


pengecualian pada sfingter eksterna yang berada dibawah kontrol voluntar
(Price, 2003).Sekum, appendiks dan kolon ascendens dipersarafi oleh
serabut saraf simpatis dan parasimpatis nervus vagus dari pleksus saraf
mesentericus superior.Pada kolon transversum dipersarafi oleh saraf
simpatis nervus vagus dan saraf parasimpatis nervus pelvikus.Serabut
simpatis berjalan dari pleksus mesentericus superior dan inferior.Serabut -
serabut nervus vagus hanya mempersarafi dua pertiga proksimal kolon
transversum; sepertiga distal dipersarafi oleh saraf parasimpatis nervus
pelvikus.Sedangkan pada kolon descendens dipersarafi serabut - serabut
simpatis dari pleksus saraf mesentericus inferior dan saraf parasimpatis
nervus pelvikus (Snell, 2004). Perangsangan simpatis menyebabkan
penghambatan sekresi dan kontraksi, serta perangsangan sfingter rektum,
sedangkan perangsangan parasimpatis mempunyai efek berlawanan.2

C. Patofisiologi

Berdasarkan kausa/penyebab, ileus dibagi tiga, yaitu:3


1. Ileus yang terjadi karena obstruksi mekanis, disebut ileus mekanik.
Ileus ini merupakan ileus yang terbanyak. Terjadi karena adanya
gangguan mekanis berupa sumbatan/ obstruksi pada usus.

2. Ileus karena sebab neurogenic, disebut ileus neurogenic

Ileus ini juga banyak terjadi, meskipun tidak sebanyak ileus


mekanik.Ileus ini disebabkan karena gangguan persarafan pada usus
yaitu saraf otonom parasimpatis dari serabut postganglioner sacral II-
IV. Ileus Neurogenik ini bibagi menjadi dua, yaitu:

a. Ileus paralitik/adinamik

Ileus ini disebabkan oleh lesi saraf yang bisa terjadi karena radang,
terjepit akibat kecelakaan ataupun usus yang kelelahan akibat
konstraksi terus- menerus (ileus paralitik sekunder).Kelumpuhan
saraf menyebabkan otot tak dapat berkontraksi sehingga makanan
tidak dapat dileatkan ke distal.

b. Ileus spastik/dinamik

Ileus ini terjadi karena rangsangan saraf karena keracunan, histeri,


atau neurasteni.Prosesnya adalah kebalikan dari ileus paralitik.Pada
ileus spastik rangsangan parasimpatisnya sangat kuat sehingga
terjadi kontraksi otot polos yang bersamaan di beberapa
tempat.Akibatnya makanan tidak dapat dilewatkan, sehingga terjadi
ileus.

3. Ileus karena sebab vaskuler, disebut ileus vaskuler


Ileus ini terjadi akibat gangguan vaskularisasi saluran cerna.Biasanya
berhubungan dengan penyakit jantung.Awalnya terdapat
thrombus/embolus yang menyebabkan sumbatan pada vasa yang
memvaskularisasi usus, yaitu arteri mesenterika inferior dan superior
serta cabang- cabangnya, sehingga terjadi iskemi dinding usus.Iskemi
berlanjut menjadi gangrene, nekrosis dan akhirnya perforasi.Nekrosis
dinding usus tidak dapat bekerja, makanan tidak dapat dilewatkan,
sehingga terjadi ileus.

Berdasarkan letak, ileus ini dapat menjadi dua, yaitu:3


1. Ileus letak tinggi (high level): ileus ini terjadi di duodenum, jejunum, dan
ileum.
Ileus ini terutama ditandai dengan muntah terus- menerus.Perut pasien
biasanya tidak kembung.Kembungnya Cuma terjadi di venrikel, padahal
ventrikel letaknya Cuma di abdomen sebelah kiri atas, sehingga abdomen
justru terlihat kemps, karena makanan tidak masuk ke segmen distal.
2. Ileus letak rendah (low level): terjadi di colon dan rectum
Ileus ini tanda utamanya adalah kembung.Muntah biasanya tidak terjadi dan
kalau terjadi pun baru pada tahap lanjut kalau seluruh usus sudah penuh terisi
makanan sehingga akhirnya dimuntahkan.

Pada saat terjadi obstruksi maka otomatis makanan akan tertumpuk di lumen usus.
Akibatnya akan terjadi peningkatan tekanan intraluminal, sihingga tekana
terhadap dinding usus akan semakin kuat. Akibatnya dapat terjadi obstruksi pada
vasa limfatika dan vena- vena pada dinding usus.Obstruksi ini dapat
mengakibatkan terjadinya odem, yang diikuti dengan translokasi bakteri.Obstruksi
ini juga mengenai arterinya, sehingga dinding usus dapat mengalami infark dan
gangrene, yang kemudian bocor (perforasi). Jadi, ileus mekanik ini dapat dibagi
menjadi beberapa stadium, yaitu:3

1. Stadium ileus parsial


Pada stadium ini sumbatannya belum total, sehingga makanan masih bisa
berjalan ke anus walaupun sedikit.Penderita masih dapat flatus dan
defekasi sedikit.
2. Stadium ileus simple
Usus telah tersumbat total, tetapi dindingnya belum mengalami gangguan
vaskularisasi.
3. Stadium ileus strangulasi
Usus telah tersumbat total dan telah terjadi gangguan vaskularisasi.

D. Etiologi
Ileus obstruktif disebabkan oleh berbagai hal:1

a. Adhesi atau perlekatan usus


Dimana pita fibrosis dari jaringan ikat menjepit usus.Bapat berupa
perlengketan mungkin dalam bentuk tunggal maupun multiple, bisa
setempat atau luas.Umumnya berasal dari rangsangan peritoneum akibat
peritonitis setempet atau umum.Ileus karena adhesi biasanya tidak disertai
strangulasi.
b. Invaginasi
Disebut juga intusisepsi, sering ditemukan pada anak dan agak jarang pada
orang muda dan dewasa.Invaginasi pada anak sering bersifat idiopatik
karena tidak diketahui penyebabnya.Invaginasi umumnya berupa intusepsi
ileosekal yang masuk naik ke kolon ascendens dan mungkin terus sampai
keluar dari rectum.Hal ini daapat mengakibatkan nekrosis iskemik pada
bagian usus yang masuk dengan komplikasi perforasi dan
peritonitis.Diagnosis invaginasi dapat diduga atas pemeriksaan fisik, dan
dipastikan dengan pemeriksaan rontgen dengan pemberian enema barium.
c. Askariasis
Cacing askaris hidup di usus halus bagian yeyunum, biasanya jumlahnya
puluhan hingga ratusan ekor.Obstruksi bisa terjadi di mana- mana diusus
halus, tetapi biasanya di ileum terminal yang merupakan tempat lumen
paling sempit. Obstruksi umumnya disebabkan oleh suatu gumpalan padat
terdiri atas sisa makanan dan puluhan ekor cacing yang mati atau hamper
mati akibat pemberian obat cacing. Segmen usus yang penuh dengan
cacing beresiko tinggi untuk mengalami volvulus, strangulasi, dan
perforasi.
d. Volvulus
Merupakan keadaan dimana terjadi pemuntiran usus yang abnormal dari
segmen usus sepanjang aksis longitudinalis usus sendiri, maupun
pemuntiran terhadap radiimesenterii sehingga pasase makanan
terganggu.Pada usus halus agak jarang ditemukan kasusnya.Kebanyakan
volvulus didapat dibagian ileum dan mudah mengalami
strangulasi.Gambaran klinisnya berupa gambaran ileus obstruksi letak
tinggi dengan atau tanpa gejala dan tanda strangulasi.
e. Tumor
Proses keganasan, terutama karsinoma ovarium dan karsinoma kolon,
dapat menyebabkan obstruksi usus. Hal ini terutama disebabkan oleh
kumpulan metastasis di peritoneum atau di mesenterium yang menekan
usus.
f. Batu empedu yang masuk ke ileus
Inflamasi yang berat dari kantung empedu menyebabkan fistul dari saluran
empedu ke duodenum atau usus halus yang menyebabkan batu empedu
masuk ke traktus gastrointestinal. Batu empedu yang besar dapat terjepit di
usus, umumnya pada bagian ileum terminal atau katup ileocecal yang
menyebabkan obstruksi.1

Ileus paralitik sangat umum pada masa pascaoperasi akibat menghilangnya


aktivitas peristaltic usus.Akumulasi gas dan cairan menyebabkan dilatasi usus
halus dan usus besar.4,5 Keadaan ini biasanya hanya berlangsung antara 24-72
jam.Beratnya ileus paraltik pasca operasi bergantung pada lamanya operasi,
seringnya manipulasi usus dan lamanya usus berkontak dengan dunia luar.Selain
itu, bisa juga dari inflamasi intraperitoneal atau retroperitoneal (apendisitis,
diverticulitis, dan sebagainya), gangguan metabolik (hipokalemia), obat-obatan
(antikolinergik, opioid, dan sebagainya).

GAMBARAN KLINIS
Gambaran klinik obstruksi ileus sangat mudah dikenal, tidak tergantung kepada
penyebab obstruksinya. Hanya pada keadaan strangulasi, nyeri biasanya lebih
hebat dan menetap.2

Obstruksi ileus ditandai dengan gambaran klinik, berupa nyeri abdomen yang
bersifat kolik, muntah-muntah dan obstipasi, distensi intestinalis, dan tidak adanya
flatus.Rasa nyeri perut dirasakan seperti menusuk-nusuk atau rasa mulas yang
hebat, umumnya nyeri tidak menjalar. Pada saat datang serangan, biasanya disertai
perasaan perut yang melilit.2

Bila obstruksi tinggi, muntah hebat bersifat proyektil dengan cairan muntah yang
berwarna kehijauan.Pada obstruksi rendah, muntah biasanya timbul sesudah
distensi usus yang jelas sekali, muntah tidak proyektil dan berbau feculent,
warna cairan muntah kecoklatan.

Gambaran klinis ileus paralitik pada umumnya sama dengan ileus obstruktif
terdapat juga perbedaannya:

Ileus paralitik Ileus obstruktif


Nyeri Kontinu Kolik
Darm contour + +
Darm steifung - +
Bunyi bising usus Menghilang Meningkat
Rectal toucher Terowongan Kolaps

BAB III
GAMBARAN RADIOLOGI

3.1 PEMERIKSAAN RADIOLOGI


1. Foto Polos Abdomen
Ileus merupakan penyakit abdomen akut yang dapat muncul secara
mendadak yang memerlukan tindakan sesegera mungkin. Maka dari itu
pemeriksaan abdomen harus dilakukan secara segera. Sebaiknya
pemotretan dibuat dengan memakai kaset film yang dapat mencakup
seluruh abdomen beserta dindingnya. Perlu dipersiapkan ukuran kaset dan
film ukuran 35x 45cm.
Pada kasus abdomen akut diperlukan pemeriksaan 3 posisi, yaitu :
A. Posisi terlentang (supine): sinar dari arah vertical, dengan proyeksi
antero-posterior (AP) Hal hal yang dapat dinilai antaralain:
- Dinding abdomen, yang penting yaitu: lemak preperitoneal kanan
dan kiri baik atau menghilang.
- Garis psoas kanan dan kiri: baik, menghilang atau adanya
pelembungan (bulging).
- Batu yang radioopak, kalsifikasi atau benda asing yang radioopak.
- Kontur ginjal kanan dan kiri.
- Gambaran udara usus :
Normal
Pelebaran lambung, usus halus, kolon
Penyebaran dari usus usus yang melebar
Keadaan dinding usus
Jarak antara dua dinding usus yang berdampingan
B. Duduk atau setengah duduk atau berdiri (erect), bila
memungkinkan, dengan sinar horizontal proyeksi AP dinilai
gambaran udara bebas di bawah diafragma
C. Tiduran miring ke kiri ( left lateral decubitus ), dengan arah
horizontal, proyeksi AP Hampir sama seperti posisi duduk coba
nilai udara bebas letaknya antara hati dengan dinding abdomen
Gambar 3 : gambaran usus normal dari kiri ke kanan
merupakan gambaran LLD, erect dan supine
Sumber:
http://www.learningradiology.com/medstudents/recognizingseries/recogobstructflash.swf

RADIOLOGI ILEUS
Untuk radiologi ileus perlu diperhatikan beberapa hal :
1. Posisi terlentang (supine). Gambaran yang diperoleh yaitu pelebaran usus
di proksimal daerah obstruksi, penebalan dinding usus, gambaran seperti
duri ikan (Herring Bone Appearance). Penebalan dinding usus halus yang
terdilatasi memberikan gambaran tersebut karena dua dinding usus halus
yang menebal dan menempel membentuk gambaran vertebra (dari ikan),
dan muskulus yang sirkular menyerupai kostanya
2. Posisi setengah duduk atau berdiri. Gambaran radiologis didapatkan
adanya air fluid level jika gambaran air fluid level tampak pendek-pendek
yang berbentuk seperti tangga disebut juga step ladder appearance karena
cairan transudasi berada dalam usus halus yang mengalami distensi.
3. Posisi LLD, untuk melihat air fluid level dan kemungkinan perforasi usus.
Dari air fluid level dapat diduga gangguan pasase usus. Bila air fluid level
pendek berarti ada ileus letak tinggi, sedangkan jika panjang-panjang
kemungkinan gangguan di kolon. Gambaran yang diperoleh adalah adanya
udara bebas infra diafragma dan air fluid level.

Ileus Obstruktif Letak Tinggi (Small Bowel Obstruction)


Pada ileus obstruktif letak tinggi tampak dilatasi usus di proksimal
sumbatan (sumbatan paling distal di iliocecal junction) dan kolaps usus
dibagian distal sumbatan. Pada foto polos akan terlihat beberapa seri
ladderlike appearance dari lipatan usus yang meleba dimana hal tersebut
merupakan ciri khas dari obstruksi letak tinggi namun juga dapat terlihat
pada obstruksi dari usus besar asenden. Fluid level dapat terlihat pada foto
dengan posisi tegak lurus. Dilatasi lebih dari 3cm dari usus halus sudah
dikategorikan tidak normal, semakin panjang bagian usus yang terdilatasi,
semakin memunginkan adanya obstruksi. Beberapa ciri berikut juga dapat
menunjukan adanya obstruksi usus halus6,7,8:this is small bowel
o Multiple air-fluid levels pada lipatan usus yang melebar secara sentral

o Terlihatnya lipatan sirkular mukosa usus (valvula koniventes)

o Tidak terdapat gas pada usus besar atau sangat sedikit


gambaran small bowel obstruction, kanan menunjukan fluid level pada posisi tegak
lurus, gambar kiri menunjukan usus yang melebar dengan valvula konvinentes
Sumber:http://www.merckmanuals.com/professional/gastrointestinal-disorders/acute-abdomen-and-
surgical-gastroenterology/intestinal-obstruction

Small Bowel Obstruction. Posisi supine (kiri) menunjukkan beberapa loop dilatasi
dari usus kecil di perut bagian atas (panah merah). Tidak ada udara di rektosigmoid
(panah putih). Posisi erect (kanan) menunjukkan beberapa tingkat udara-cairan
dalam loop melebar dari obstruksi usus halus. Pasien menjalani operasi usus
sebelumnya.
Sumber : http://www.learningradiology.com/archives06/COW%20216-SBO/sbocorrect.htm
Posisi Supine (kiri) menunjukkan beberapa loop dilatasi dari usus kecil di perut bagian
atas. Usus kecil tidak proporsional melebar dibandingkan dengan usus besar yang
Posisi Erect (kanan) menunjukkan beberapa tingkat udara-cairan dalam loop dilatasi
dalam konfigurasi khas dari obstruksi usus kecil.
Sumber : http://www.learningradiology.com/archives06/COW%20216-SBO/sbocorrect.htm

Ileus obstruksi Letak Rendah (Large Bowel Obsruction)

Penampakan radiologi dari obstruksi letak rendah dapat dibedakan dari


obstruksi letak tinggi namun obstrusi letak rendah seringkali disertai
dilatasi usus halus karena letaknya yang lebih proksimal dibanding usus
besar. Pada usus besar akan terlihat distensi kolon yang letaknya proksimal
dari letak obstruksi, dikatakan dilatasi sekum jika ukuran melebihi 9 cm
dan untuk usus besar dikatakan dilatasi abnormal jika ukuran melebihi 6
cm selain itu beberapa ciri berikut dapat menandakan adanya obstruksi
kolon6,7,8:

o gambaran penebalan usus besar yang juga distensi tampak pada tepi
abdomen dengan haustral markings .

o terkadang dapat terlihat massa / penyebab obstruksi

o Sedikit bahkan tidak ada udara pada rektum / sigmoid


o Sedikit atau bahkan tidak ada gas pada usus kecil jika katup ileosekal
masih kompeten

o kolaps usus di bagian distal sumbatan / tidak terdapat udarapada bagian


distal sumbatan

o air fluid level yang panjang-panjang di kolon.

Gambar 5: Terdapat sedikit udara di rektum sehingga


obstruksi tidak absolut namun setelah diperiksa dengan CT
terdapat obstruksi dari colon carcinoma
Sumber:http://radiologymasterclass.co.uk/tutorials/abdo/abdomen_xray_abnormalities/pathology_lar
ge_bowel_obstruction.html

Ileus Paralitik
Pada ileus paralitik terdapat dilatasi usus secara menyeluruh dari gaster
sampai rektum. Penebalan dinding usus halus yang mengalami dilatasi
memberikan gambaran herring bone appearance, karena dua dinding usus halus
yang menebal dan menempel membentuk gambaran vertebra dan muskulus yang
sirkuler menyerupai kosta dan gambaran penebalan usus besar yang juga distensi
tampak pada tepi abdomen. Tampak gambaran air fluid level yang pendek-pendek
yang berbentuk seperti tangga atau disebut juga step ladder appearance di usus
halus dan air fluid level yang panjang-panjang di kolon.
Pada pasien dengan ileus generalisata perlu diperhatikan juga keadaan
klinis pasien, apakah pasien baru saja menjalani operasi? Apakah bising usus
menghilang? Karena pasien dengan ileus generalisata seringkali tidak sampai
datang ke IGD.6

Gambar 6 : gambaran Ileus menyeluruh


Sumber:http://www.learningradiology.com/medstudents/recognizingseries/recogobstructflash.
swf

Ileus paralitik terlokalisir akan menghasilkan gambaran sentinel


loop, dimana gambaranya dapat menyerupai obstruksi pada usus halus,
maka perlu diketahui keadaan klinisnya dan pemantauan lebih lanjut,
dimana letak sentinel loop sering menggambarkan letak kelainan yang
mendasari timbulnya ileus7
Gambar 7 : Gambaran sentinel loop dan kemungkinan penyebab
berdasarkan lokasi sentinel loop
Sumber: http://www.learningradiology.com/medstudents/recognizingseries/recogobstructflash.swf

2. Barium Enema
Barium enema adalah sebuah pemeriksaan radiologi dengan
menggunakan kontras positif. Kontras positif yang biasanya digunakan
dalam pemeriksaan radiologi alat cerna adalah barium sulfat (BaSO4).
Bahan ini adalah suatu garam berwarna putih, berat dan tidak mudah larut
dalam air. Garam tersebut diaduk dengan air dalam perbandingan tertentu
sehingga menjadi suspensi. Suspensi tersebut diminum oleh pasien pada
pemeriksaan esophagus, lambung dan usus halus atau dimasukkan lewat
kliasma pada pemeriksaan kolon (lazim disebut enema).
Sinar rontgen tidak dapat menembus barium sulfat tersebut,
sehingga menimbulkan bayangan dalam foto rontgen. Setelah pasien
meminum suspensi barium dan air, dengan fluroskopi diikuti kontrasnya
sampai masuk ke dalam lambung, kemudian dibuat foto foto dalam
posisi yang di perlukan. Pemeriksaan radiologi dengan Barium Enema
mempunyai suatu peran terbatas pada pasien dengan obstruksi usus halus.
Pengujian Enema Barium terutama sekali bermanfaat jika suatu obstruksi
letak rendah yang tidak dapat pada pemeriksaan foto polos abdomen.7

3. CT-Scan Abdomen
CT ( Computed Tomograhy) merupakan metode body imaging
dimana sinar X yang sangat tipis mengitari pasien. Detektor kecil akan
mengatur jumlah sinar x yang diteruskan kepada pasien untuk menyinari
targetnya. Komputer akan segera menganalisa data dan mengumpulkan
dalam bentuk potongan cross sectional. Foto ini juga dapat disimpan,
diperbesar maupun di cetak dalam bentuk film. Pemeriksaan ini dikerjakan
jika secara klinis dan foto polos abdomen dicurigai adanya strangulasi.
CTScan akan mempertunjukkan secara lebih teliti adanya kelainan-
kelainan dinding usus, mesenterikus, dan peritoneum. CTScan harus
dilakukan dengan memasukkan zat kontras kedalam pembuluh darah. Pada
pemeriksaan ini dapat diketahui derajat dan lokasi dari obstruksi.7
Gambaran CT Scan Small Bowel Obstruction

Aksial CT scan melalui menunjukkan air fluid level dan dilatasi dari usus kecil (panah
putih) dan kolaps usus besar kanan (panah merah) yang konsisten dengan obstruksi usus
kecil
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Ileus obstruksi merupakan penyumbatan intestinal mekanik yang terjadi karena
adanya daya mekanik yang bekerja atau mempengaruhi dinding usus sehingga
menyebabkan penyumbatan lumen usus.Pemeriksaan radiologi pada ileus
obstruktif akan tampak dilatasi usus di proksimal sumbatan dan kolaps usus di
bagian distal sumbatan.

Ileus paralitik merupakan suatu keadaan dimana usus gagal atau tidak mampu
melakukan kontraksi peristaltik untuk menyalurkan isinya. Pemeriksaan radiologi
pada ileus paralititk akan menunjukkan adanya dilatasi usus secara menyeluruh
dari gaster sampai rektum.

DAFTAR PUSTAKA

1. Margaretha Novi Indrayani.DIAGNOSIS DAN TATA LAKSANA ILEUS


OBSTRUKTIF. Bagian/SMF Ilmu Bedah Fakultas kedokteran Universitas
Udayana/Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar. 2013. Di unduh
dari http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/view/5113/3903. Tanggal 2
Oktober 2016
2. Guyton A.C., Hal J.E. 205a. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran .Edisi ke- 9.
Jakarta : EGC
3. Rusdi Ghazali Malueka. Radiologi diagnostik. Yogyakarta: Pustaka
Cendikia Press Yogyakarta. 2008
4. Pradip R Patel. Lecture notes: radiologi. Edisi II. Jakarta : EGC. 2005
5. Sjahriar R. Radiologi diagnostic. Edisi II. Cetakan ke-8. Jakarta : Badan
Penerbit FKUI.2013
6. http://www.learningradiology.com/archives06/COW%20216-
SBO/sbocorrect.htm
7. http://www.stritch.luc.edu/lumen/meded/radio/curriculum/surgery/sbo_list
1.htm
8. http://www.merckmanuals.com/professional/gastrointestinal-
disorders/acute-abdomen-and-surgical-gastroenterology/intestinal-
obstruction

Anda mungkin juga menyukai