Ketika menjalani kegiatan kepaniteraan klinik di bagian Ilmu Penyakit Saraf, Annisa dan
kelompoknya menemukan masalah pasien dengan kasus nyeri boyok. Sekalipun kasus
tersebut adalah penyakit umum, namun dosen pembimbing meminta agar kelompok Annisa
dapat menentukan terapi mutakhir untuk masalah pasien nyeri boyok tersebut.
Untuk menyelesaikan tugasnya, dosen pembimbing menyarankan agar tidak salah dalam
memberikan terapi pada pasien, kelompok Annisa sebaiknya melalukan kegiatan EBM,
dengan cara mencari sebanyak mungkin artikel penelitian terkini mengenai penatalaksanaan
kasus nyeri boyok, kemudian artikel-artikel yang tersebut dianalisis melalui kegiatan critical
appraisal, dan seterusnya sesuai dengan langkah-langkah EBM. “Ingat, kalian memiliki
berbagai jenis artikel publikasi yang membutuhkan langkah critical appraisal yang berbeda-
beda. Jadi semua harus kalian pelajari.” Kata dr. Ika mengingatkan mahasiswa co-as.
Menurut beliau, EBM penting dilakukan oleh dokter dalam menjalankan prakteknya, antara
lain karena penelitian kedokteran berkembang sangat pesat, sehingga penelitian yang layak
rujuk harus dimanfaatkan dalam menangani kasus pasien.
Step 1
Step 3
CRITICAL APPRAISAL
Step 7
Tujuan
a. Mensurvei suatu cakupan yang luas tentang jurnal medis internasional yang
menerapkan ukuran-ukuran tegas untuk mutu dan kebenaran riset Untuk
mengembangkan kemampuan berpikir kritis.
b. Menghasilkan pemikiran yang akurat.
c. Memanfaatkan informasi untuk menyelesaikan masalah.
d. Untuk menilai obat baru agar diketahui kelebihan/kekurangan suatu obat.
e. Menentukan pengobatan pada penderita yang sedang kita hadapi.
f. Menilai suatu obat baru yang akan dipasarkan
(www.cochrane.org)
Manfaat
a. agar dokter tidak salah mendiagnosis
b. agar dokter tidak kesalahan memberikan terapi pada pasien
c. agar dapat menigkatkan kualitas hidup pasien
(Sumber : Wiryo, H., 2002, kajian kritis makalah ilmiah kedokteran klinik
menurut kedokteran berbasisi bukti, sagung seto, jakart)
MANFAAT
KEUNTUNGAN
Kendala
Kurangnya informasi, fasilitas dan teknologi
Kurangnya rasa ingin tahu
Kurangnya pengalaman dan prior knowledge
Menyembunyikan kegagalan suatu karya ilmiah
Kurangnya kemampuan untuk melakukan kajian secara kritis terhadap suatu masalah
liliana sugiharto, bagian anatomi FK unika atma jaya
KEUNTUNGAN
a. agar dokter tidak salah mendiagnosis
b. agar dokter tidak kesalahan memberikan terapi pada pasien
c. agar dapat menigkatkan kualitas hidup pasien
Wiryo, H., 2002, Kajian Kritis Makalah Ilmiah Kedokteran Klinik Menurut Kedokteran Berbasis
Bukti, Sagung Seto, Jakarta
KEKURANGAN
• Kurangnya informasi, fasilitas dan teknologi
• Kurangnya rasa ingin tahu
• Kurangnya pengalaman dan prior knowledge
• Menyembunyikan kegagalan suatu karya ilmiah
• Kurangnya kemampuan untuk melakukan kajian secara kritis terhadap suatu masalah
liliana sugiharto, bagian anatomi FK unika atma jaya
Karena seorang dokter dituntut untuk dapat melakukan praktek dengan baik,
tepat, dapat dipertanggung jawabkan dan sesuai dengan tuntutan pasien
(Majalah kedokteran Atma Jaya.Vol.4 No1.Januari 2005)
Kemajuan teknolgi dan media komunikasi mempengaruhi perkembangan disegala
bidang. (Majalah kedokteran Atma Jaya.Vol.4 No1.Januari 2005)
Pengetahuan bisa berubah dalam waktu yang tidak terlalu lama. (Majalah
kedokteran Atma Jaya.Vol.4 No1.Januari 2005)
Karena tenaga ahli/medis pada aplikasi klinisnya membutuhkan sesuatu abstrak
yang informatif, singkat, tapi jelas.(www.ahrq.gov)
Karena dalam menangani pasien seorag dokter harus menggunakan langkah2 yang
sudah terbukti dan teruji.
Karena seorang dokter dituntut untuk dapat melakukan praktek dengan baik, tepat,
dapat dipertanggung jawabkan dan sesuai dengan tuntutan pasien.
Berawal dari perkembangan bidang teknologi & informasi (IT) yang berkembang
begitu cepat termasuk informasi bidang kesehatan keseluruhan informasi tidak
semuanya valid utk diterima sbg tambahan IP kebutuhan utk mengendalikan
data2 yg terpaparkan baik dari kepustakaan, makalah ataupun website
dikembangkan suatu ilmu yang dinamakan EBM (Evidence Based Medicine)
5. Langkah-langkah EBM ?
Langkah-langkah
g. Mengajukan pertanyaan klinik yang dapat dijawab(asking answerable question).
h. Melakukan pelacakan pustaka untuk menjawab pertanyaan klinik.
i. Melakukan telaah kritis terhadap bukti ilmiah.
j. Melakukan integrasi antara bukti ilmiah yang valid, keahlian klinik, dan nilai serta
harapan yang ada pada pasien.
k. Melakukan evaluasi hasil guna penerapan bukti ilmiah di dalam praktek.
(Guyatt, 2004)
SKENARIO
Populasi/people misal pasien datang (nyeri boyok)
Intervensi obat yang sudah ada (sudah biasa)
Comparison (pembanding) terapi lain untuk membandingkan
Outcome hasil yang diharapkan baik dari intervensi atau comparisonnya
Sumber:
Karena dalam menangani pasien seorag dokter harus menggunakan langkah2 yang
sudah terbukti dan teruji.
Karena seorang dokter dituntut untuk dapat melakukan praktek dengan baik, tepat,
dapat dipertanggung jawabkan dan sesuai dengan tuntutan pasien.
Berawal dari perkembangan bidang teknologi & informasi (IT) yang berkembang
begitu cepat termasuk informasi bidang kesehatan keseluruhan informasi tidak
semuanya valid utk diterima sbg tambahan IP kebutuhan utk mengendalikan
data2 yg terpaparkan baik dari kepustakaan, makalah ataupun website
dikembangkan suatu ilmu yang dinamakan EBM (Evidence Based Medicine)
CRITICAL APPRAISAL
Manfaat
- Meningkatkan daya analisis kritis
Menentukan alternatif yang lebih baik
Memunculkan banyak pertanyaan yang baru
Informasi yang diproleh lebih detail dan lebih paham
Memperoleh kebenaran darisuatu informasi
liliana sugiharto, bagian anatomi FK unika atma jaya
Tujuan
Memperoleh sumbar yg valid
Mampu memahami informasi yg diperoleh
Mengikuti informasi yg data
Mampu menganalisi sumber yg diperoleh
Mampu memilih kriteria yg akan di analisa
Memberi komentar masalah yg ada
MANFAAT
e. Meningkatkan daya analisis kritis
f. Menentukan alternatif yang lebih baik
g. Memunculkan banyak pertanyaan yang baru
h. Informasi yang diproleh lebih detail dan lebih paham
i. Memperoleh kebenaran dari suatu informasi
liliana sugiharto, bagian anatomi FK unika atma jaya
TUJUAN
a. Agar mampu mengevaluasi dan menganalisis sumber informasi yang
diperoleh.
b. Agar mampu memahami informasi yang diperoleh.
c. Agar mampu mengikuti perubahan informasi yang ada.
d. Agar mampu memberi komentar dan mengevaluasi baik terhadap
permasalahan yang dihadapi maupun pemecahan masalah tersebut.
e. Agar mampu memilih kriteria informasi yang tepat untuk dianalisa
(www.criticalappraisal.com/gostudy/deepinformation.htm)
o Memahami bahasan utama dari artikel yang dibaca.
o Menganalisa temuan-temuan, hasil penelitian, atau argumentasi yang
disampaikan penulis dalam artikel yang dibaca.
o Memilih kriteria evaluasi /analisa yang sesuai untuk
mengevaluasi/menganalisa artikel yang dibaca.
o Memberikan critical evaluation terhadap artikel yang dibaca berdasarkan
kriteria yang telah dipilih.
( Sumber : Petunjuk Penulisan Kedokteran dan Kesehatan, Soenarto
Sastrowijoto)
Kendala
memakan banyak waktu
Critikal Apprasial tidak selalu memberikan jawaban yang mudah
Critical apprasial dapat membuat keputusasaan jika CA menonjolkan kekurangan dari
bukti2 yang baik
(Sumber : Alison Hill, Claire Spitlehouse, Institute Of Heal Sciences Oxford)
Kurangnya pengetahuan tentang program penelitian
Terkadang membosankan bagi yang melakukan
Perlu biaya yang tidk sedikit
(Sumber : www.FKUNAIR.ac.id)
KELEBIHAN
Dapat mengembangkan pemikiran menurut akses informasi yang
valid,relevan dan berguna sesuai dengan hasil publikasi riset
pengetahuan
Keterampilan CA tidak sulit untuk dikembangkan
CA melakukan pendekatan dengan peralatan yang nyaman dan
memadai
Bersama dengan kemampuan menunjukkan dalam menemukan bukti
penelitin dan perubahan pelatihan sebagai hasil penelitian,CA adalah
jalan penutup dari gabungan antara peneliti dan pelatihan sebagai
kontribusi yang penting untuk meningkatkan kualitas kesehatan
Sumber: liliana sugiharto, FK unika atma jaya
KERUGIAN
CA tidak dapat berkembang bila pertanyaan hasil analisis yang dihasilkan terlalu
mudah dengan fakta intervensi tidak efektif sesuai dengan bukti
CA ditekankan jika kekurangan bukti informasi yang baik,yang dapat membuat
hasil riset terbatas pada infornasi yang tidak jelas
CA tidak selalu memberikan pembaca dengan kemudahan menjawab atau
menjawab suatu kemungkinan yang diharapkan itu mungkin ditekankan bahwa
intervensi penulis tidak efektif
Sumber: liliana sugiharto, FK unika atma jaya
Langkah
menyiapkan sesi analisi kritis
baca keseluruhan artikel tanpa mencatat untuk memahami gagasan dan tujuan
penulisan serta topic utama dari artikel tersebut
menggarisbawahi gagasan-gagasan utama dan membuat catatan lengkapnya
mengoreksi tujuan utama, metode yang digunakan, hasil penelitian dan kesimpulan
dari hasil analisis
menyusun CA sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah yaitu introduction, body dan
conclusion
mengidentifikasi proses yang perlu diperbaiki
www.deliveri.org and praktikum 4
CA merupakan dasar dari EBM yang didasarkan dari CT dan bersumber dari IT jika IT-
nyabagus maka informasi yang didpat juga akan bagus sehingga seseorang dapat
melakukan CABermula dari permasalahan kemudian mencari sumber (IT) lalu kita
melakukan CT yangmerupakan suatu awal dari suatu CA lalu dihasilkan EBM atau
padoman yang digunakan doktersebagai tatalaksana pasien
(Sumber:www.criticalappraisal.com/gostudy/deepinformation.htm)
Untuk menilai makalah agar dapat diterapkan pada pasien kita tergantung dari tingkat
penguasaan substansi makalah tersebut. Menilai apakah makalah dapat diterapkan pada
pasien, tidak sesederhana dengan hanya memakai kriteria inklusi dan eksklusi, tetapi juga
perbedaan secara kuantitatif dan kualitatif termasuk juga adanya biologic sense. Seseorang
yang sudah mendalami substansi, akan dengan segera mengetahui bahwa kondisi yang tertulis
di dalam makalah tersebut sama atau berbeda dan kita dapat memprediksikan besaran
perbedaan tersebut. Sehingga apabila kita mengandaikan suatu besaran dengan nilai f, dimana
nilai f (dalam prosentase) menunjukkan perbedaan kondisi pasien kita dengan pasien yang
tertulis di dalam makalah. Jadi besarnya nilai JDD pasien kita ( untuk makalah aspek terapi)
adalah : JDD (makalah)/nilai f, sehingga kita melihat bahwa selain diperlukan pengetahuan
tentang ketentuan-ketentuan EBM, juga sangat diperlukan penguasaan substansi dalam
mengkaji setiap makalah ilmiah.
Kajian Kritis Makalah Ilmiah Kedokteran Klinik menurut Kedokteran Berbasis Bukti
(KBB); DR.Dr. Hananto Wiryo, Sp.A
14.