Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

“ASUHAN KEPERAWATAN PADA OBESITAS”

OLEH :

Kelompok ….
1. Asnia Kamba
2.
3.
4.

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah “Asuhan Keperawatan pada pasien dengan obesitas” ini
sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.

Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan penulis tentang Asuhan Keperawatan pada pasien
dengan obesitas. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini
terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang penulis harapkan. Untuk
itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang
membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi
penulis maupun orang yang ikut membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan. Penulis memohon
kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Gorontalo, Mei 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................. i
KATA PENGANTAR........................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................... 1
1.1 Latar Belakang...................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................... 3
2.1 Defisini.................................................................................. 3
2.2 Etiologi.................................................................................. 5
2.2 Manifestasi Klinis................................................................ 5
2.3 Patofisiologi......................................................................... 7
2.4 Penatalaksanaan................................................................... 7
2.5 Pemeriksaan Penunjang....................................................... 9
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN................................................ 10
BAB III PENUTUP............................................................................... 18
4.1 Simpulan................................................................................ 18
4.2 Saran...................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar belakang masalah


Pada awalnya obesitas di pandang sebagai tren atau gaya hidup sebagai
tanda kesuksesan seseorang, dengan memiliki badan yang gemuk menandakan
seseorang hidup berkecukupn. Namun sekarang obesitas telah menjadi masalah
yang serius karena memicu timbulnya berbagai komplikasi penyakit yang
menyertainya. Masalah obesitas kini telah menjadi perhatian khusus badan
kesehatan dunia
Perhatian tidak hanya ditujukan kepada jumlah lemak yang ditimbun,
tetapi juga kepada lokasi penimbunan lemak tubuh.Pola penyebaran lemak tubuh
pada pria dan wanita cenderung berbeda.Wanita cenderung menimbun lemaknya
di pinggul dan bokong, sehingga memberikan gambaran seperti buah
pir.Sedangkan pada pria biasanya lemak menimbun di sekitar perut, sehingga
memberikan gambaran seperti buah apel.
Masalah ini yang menjadikan bahasan dalam asuhan keperawatan dengan
obesitas menjadi sangat menarik untuk di angkat dan di pelajari kelompok kami,
semoga apa yang kami tulis dalam karya kami dapat menjadi sesuatu yang
berguba bagi kami mahasiswa keperawatan khususnya dan khalayak ramai pada
umunya.

2. Rumusan masalah
1. Bagaimana pengertian dari obesitas?
2. Bagaimana klasifikasi dari obesitas?
3. Bagaimana komplikasi dari obesitas?
4. Bagaimana etiologi dari obesitas?
5. Bagaimana manifestasi klinis dari obesitas?
6. Bagaimana patofisiologi dari obesitas?
8. Bagaimana penatalaksanaan dari obesitas?
9. Bagaimana pemeriksaan Diagnostik dari obesitas?

1
10.Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan obesitas?
3. Tujuan Penulisan
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui konsep dari
obesitas dan penerapan asuhan keperawatan pada pasien dengan obesitas.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Obesitas
Obesitas atau kegemukan didefinisikan sebagai kelebihan akumulasi
lemak tubuh sedikitnya 20 % dari berat rata-rata untuk usia, jenis kelamin dan
tinggi badan. Prognosis umum untuk peningkatan dan mempertahankan
penurunan berat badan buruk.Namun keinginan untuk pola hidup lebih sehat dan
penurunan faktor resiko sehubungan dengan ancaman penyakit terhadap hidup
memotivasi beberapa orang mengikuti diet dan program penurunan berat badan.
Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan
lemak tubuh yang berlebihan. Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh
untuk menyimpan energi, sebagai penyekat panas, penyerap guncangan dan fungsi
lainnya. Rata-rata wanita memiliki lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan
pria. Perbandingan yang normal antara lemak tubuh dengan berat badan adalah
sekitar 25-30% pada wanita dan 18-23% pada pria. Wanita dengan lemak tubuh
lebih dari 30% dan pria dengan lemak tubuh lebih dari 25% dianggap mengalami
obesitas.
B. Klasifikasi
Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok:
1. Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%
2. Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%
3. Obesitas berat : kelebihan berat badan >100% (Obesitas berat ditemukan
sebanyak 5% dari antara orang-orang yang gemuk)
Indeks Massa Tubuh (Body Mass Index, BMI)BMI Klasifikasi
< 18.5 berat badan di bawah normal
18.5–24.9 Normal
25.0–29.9 normal tinggi
30.0–34.9 Obesitas tingkat 1
35.0–39.9 Obesitas tingkat 2
≥ 40.0 Obesitas tingkat 3

3
BMI merupakan suatu pengukuran yang menghubungkan
(membandingkan) berat badan dengan tinggi badan.
Dengan Rumus:
Satuan Metrik menurut sistem satuan internasional : BMI = kilogram /
meter2
Rumus :BMI = b / t2
dimanab adalah berat badan dalam satuan metrik kilogram dan t adalah tinggi
badan dalam meter.
C. Komplikasi
Seorang obesitas menghadapi risiko masalah kesehatan yang berat, antara lain:
1. Hipertensi.

Penambahan jaringan lemak meningkatkan aliran darah.


Peningkatan kadar insulin berkaitan dengan retensi garam dan air yang
meningkatkan volum darah. Laju jantung meningkat dan kapasitas
pembuluh darah mengangkut darah berkurang.Semuanya dapat
menungkatkan tekanan darah.
2. Diabetes.

Obesitas merupakan penyebab utama DM t2.Lemak berlebih


menyebabkan resistensi insulin, dan hiperglikemia berpengaruh negatif
terhadap kesehatan.
3. Dislipidemia.
Terdapat peningkatan kadar low-density lipoprotein cholesterol
(jahat), penurunan kadar high-density lipoprotein cholesterol (baik) dan
peningkatan kadar trigliserida. Dispilidemia berisiko terbentunya
aterosklerosis.
4. Penyakit jantung koroner dan Stroke
Penyakit-penyakit ini merupakan penyakit kardiovaskular akibat
aterosklerosis.
5. Osteoartritis.
Morbid obesity memperberat beban pada sendi-sendi.

4
6. Apnea tidur.
Obesitas menyebabkan saluran napas yang menyempit yang
selanjutnya menyebabkan henti napas sesaat sewaktu tidur dan
mendengkur berat.
7. Asthma
Anak dengan BBL atau obes cenderung lebih banyak mengalami
serangan asma atau pembatasan keaktifan fisik.
8. Kanker
Banyak jenis kanker yang berkaitan dengan BBL misalnya pada
perempuan kanker payudara, uterus, serviks, ovarium dan kandung
empedu; pada lelaki kanker kolon, rektum dan prostat.
9. Penyakit perlemakan hati
Baik peminum alkohol maupun bukan dapat mengidap penyakit
perlemakan hati (non alcoholic fatty liver disease = NAFLD) atau non
alcoholic steatohepatitis (NASH) yang dapat berkembang menjadi sirosis.
10. Penyakit kandung empadu
Orang dengan BBL dapat menghasilkan banyak kolesterol yang
berisiko batu kandung empedu.
D. Etiologi
Obesitas dapat di sebabkan oleh beberapa faktor antara lain ,
keturunan,pola makan, obat-obatan,psikososial ekonomi, aktivitas, pola pikir dan
konsentrasi intake makanan.
E. Manifestasi klinis
Obesitas dapat terjadi pada semua golongan umur, akan tetapi pada anak
biasanya timbul menjelang remaja dan dalam masa remaja terutama anak wanita,
selain berat badan meningkat dengan pesat, juga pertumbuhan dan perkembangan
lebih cepat (ternyata jika periksa usia tulangnya), sehingga pada akhirnya remaja
yang cepat tumbuh dan matang itu akan mempunyai tinggi badan yang relative
rendah dibandingkan dengan anak yang sebayanya.
Bentuk tubuh, penampilan dan raut muka penderita obesitas :

5
a. Paha tampak besar, terutama pada bagian proximal, tangan relatif kecil dengan
jari – jari yang berbentuk runcing.
b. Kelainan emosi raut muka, hidung dan mulut relatif tampak kecil dengan dagu
yang berbentuk ganda.
c. Dada dan payudara membesar, bentuk payudara mirip dengan payudara yang
telah tumbuh pada anak pria keadaan demikian menimbulkan perasaan yang
kurang menyenangkan.
d. Abdomen, membuncit dan menggantung serupa dengan bentuk bandul lonceng,
kadang – kadang terdapat strie putih atau ungu.
e. Lengan atas membesar, pada pembesaran lengan atas ditemukan biasanya pada
biseb dan trisebnya
Pada penderita sering ditemukan gejala gangguan emosi yang mungkin
merupakan penyebab atau keadaan dari obesitas.Penimbunan lemak yang
berlebihan dibawah diafragma dan di dalam dinding dada bisa menekan paru –
paru, sehingga timbul gangguan pernafasan dan sesak nafas, meskipun penderita
hanya melakukan aktivitas yang ringan.Gangguan pernafasan bisa terjadi pada
saat tidur dan menyebabkan terhentinya pernafasan untuk sementara waktu (tidur
apneu), sehingga pada siang hari penderita sering merasa ngantuk.

Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri


punggung bawah dan memperburuk osteoartritis (terutama di daerah pinggul, lutut
dan pergelangan kaki).Juga kadang sering ditemukan kelainan kulit.Seseorang
yang menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang relatif lebih sempit
dibandingkan dengan berat badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat dibuang
secara efisien dan mengeluarkan keringat yang lebih banyak.Sering ditemukan
edema (pembengkakan akibat penimbunan sejumlah cairan) di daerah tungkai dan
pergelangan kaki.

6
F. Patofisiologi
Makanan yang adekuat, yang di sertai dengan ketidak seimbangan antara
intake dan out put yang keluar – masuk dalam tubuh akan menyebabkan
akumulasi timbunan lemak pada jaringan adiposa khususnya jaringan subkutan.
Apabila hal ini terjadi akan timbul berbagai masalah, diantaranya
timbunan lemak pada area abdomen yang emnyebabkan tekanan pada otot-otot
diagfragma meningkat sehingga menggagu jalan nafas , BB yang berlebihan
menyebabkan aktifitas yang terganggu sehingga mobilitas gerak terbatasi dan
timbul perasaan tidak nyaman, obat-obatan golongan steroid yang memicu nafsu
makan tidak terkontrol mengakibatkan perubahan nutrisi yang berlebih, dan krisis
kepercayaan diri karena timbunan lemak pada tubuh telah mengubah bentuk
badannya.

G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Obesitas dianjurkan agar melalui banyak cara secara
bersama-sama. Terdapat banyak pilihan antara lain:
1. Gaya hidup
Perubahan perilaku dan pengaturan makan.Prinsipnya mengurangi asupan
kalori dan meningkatkan keaktifan fisik, dikombinasikan dengan perubahan
perilaku.Kata pepatah Cina kuno “makan malam sedikit akan membuat Anda
hidup sampai sembilan puluh sembilan tahun”.Pertama usahakan mencapai dan
mempertahankan BB yang sehat.

Konsumsi kalori kurang adalah faktor penting untuk keberhasilan


penurunan BB. Pengaturan makan disesuaikan dengan banyak faktor antara lain
usia, keaktifan fisik. Makan jumlsssah sedang makanan kaya nutrien, lemak
rendah dan kalori rendah.Pilih jenis makanan dengan kepadatan energi rendah
seperti sayur-sayuran dan buah-buahan, jenis makanan sehat, jenis karbohidrat
yang berserat tinggi, hindari manis-manisan, kurangi lemak. Awasi ukuran porsi,
dan hitung kalori misalnya makanan yang diproses mengandung lebih banyak
kalori daripada yang segar. Perbanyak kerja fisik, olahraga teratur, dan kurangi
waktu nonton TV.

7
2. Bedah bariatrik
Di Amerika Serikat cara ini dianjurkan bagi mereka dengan IMT 40 kg/m2
atau IMT 35,0-39,9 kg/m2 disertai penyakit kardiopulmonar, DM t2, atau
gangguan gaya hidup dan telah gagal mencapai penurunan BB yang cukup dengan
cara non-bedah. (NIH Consensus Development Panel pada tahun 1991).
Kemudian pada tahun 2004 ASBS Consensus menganjurkan juga cara ini untuk
mereka dengan IMT 30,0–34,9 kg/m2 dengan keadaan komorbid yang dapat
disembuhkan atau diperbaiki secara nyata. Dapat diharapkan penurunan BB
maksimal 21–38%.

3. Obat-obat anti obesitas


Ada obat yang mempunyai kerja anoreksian (meningkatkan satiation,
menurunkan selera makan, atau satiety, meningkatkan rasa kenyang, atau
keduanya), contohnya Phentermin.Obat ini hanya dibolehkan untuk jangka
pendek.Orlistat menghambat enzim lipase usus sehingga menurunkan pencernaan
lemak makanan dan meningkatkan ekskresi lemak dalam tinja dengan sedikit
kalori yang diserap.

Sibutramine meningkatkan statiation dengan cara menghambat ambilan


kembali monoamine neurotransmitters (serotonin, noradrenalin dan sedikit
dopamin), menyebabkan peningkatan senyawa-senyawa tersebut di hipotalamus.
Rimonabant termasuk kelompok antagonuis CB1, yang menghambat ikatan
cannabinoid endogen pada reseptor CB1 neuronal, sehingga menurunkan selera
makan dan menurunkan BB.Orlistat, sibutramin dan rimonabant dapat
dipergunakan untuk jangka lama dengan memperhatikan efek sampingnya;
rimonabant masih ditunda di Amerika Serikat.Sayangnya obat-obatan tersebut
tiada yang dapat memenuhi harapan dan kebutuhan orang.Oleh karena itu industri
farmasi masih mengembangkan banyak calon obat baru.

4. Balon Intragastrik
Balon Intragastrik adalah kantung poliuretan lunak yang dipasang ke
dalam lambung untuk mengurangi ruang yang tersedia untuk makanan.

8
5. Pintasan Usus
Pintasan usus meliputi penurunan berat badan dengan cara malabsorbsi.
Tindakan ini kadang-kadang dilakukan dengan diversi biliopankreatik, yang
memerlukan reseksi parsial lambung dan eksisi kandung empedu dengan transeksi
jejunum .jejunum proksimal dianastomosiskan (dihubungkan melalui
pembedahan) ke ilium distal, dan jejunum distal dianastomosiskan ke bagian sisa
dari lambung.

G. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan metabolik atau endorin

Dapat menyatakan ketidaknormalan misalnya hipotiroidisme,


hipogonadisme, peningkatan pada insulin, hiperglikemi.Dapat juga menyebabkan
gangguan neuroendokrin dalam hipotalamus yang mengakibatkan berbagai
gangguan kimia.

2. Pemeriksaan antropometrik
Dapat memperkirakan rasio lemak dan otot.

9
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama : An. A
Tanggal Lahir : 30 – 04 -2010
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Desa Permata
Agama : Islam
Pendidikan : SD
2. Identitas penanggung jawab
Nama : Tn. R
Umur : 38 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Desa Permata
Hubungan dengan pasien : Ayah
3. Catatan masuk rumah sakit
Tanggal masuk : 13 – 05 - 2019
Jam masuk : 08.30 WITA
Tanggal pengkajian : 15 – 05 – 2019
Jam pengkajian : 10.00 WITA
No. RM : 01.05.00
Ruangan : Anak
Diagnosa Masuk : Obesitas
4. Riwayat kesehatan
a. Alasan masuk RS
Klien dibawah oleh orang tuanya ke RS dengan keluhan
kelemahan sejak 3 hari yang lalu, klien mengatakan dirinya merasa
malas untuk melakukan aktivitas. orang tua klien mengatakan klien
terakhir kali makan makanan diluar rumah karena diajak ibunya
karena klien merengek-rengek minta dibelikan makanan cepat saji

10
disalah satu restoran cepat saji di Gorontalo. Klien juga memiliki
kebiasaan makan makanan cepat saji setiap hari.
b. Keluhan utama
Kelemahan
c. Riwayat kesehatan lalu
Menurut orang tua klien, klien pernah dirawat sebelumnya dengan
keluhan muntah
d. Riwayat kesehatan keluarga
Menurut orang tua klien bahwa keluarga nya tidak ada riwayat
penyakit sperti yang diderita klien.
e. Riwayat penyakit sekarang
Orang tua klien mengatakan klien merasa kelemahan sejak 3 hari
sebelum masuk rumah sakit
f. Riwayat alergi
Menurut orang tua klien, klien tidak memiliki riwayat alergi
terhadap makanan ataupun obat-obatan.
g. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan Umum : Lemah
2) Kesadaran : Composmentis
3) Tanda-tanda vital
a) Tekanan Darah : 110/60 mmHg
b) Nadi : 99 x/menit
c) Suhu Badan : 37.2 OC
d) Respirasi : 20 x/menit
4) Tinggi badan : 102 cm
5) BB sebelum sakit : 40 Kg
6) BB setelah Sakit : 40 Kg
7) Kepala
Bentuk kepala mesocephal. Tidak ada kelainan.
8) Mata
Konjungtiva merah muda, sklera normal.

11
9) Leher
Bentuk leher normal dan tidak terdapat kelainan.
10) Dada
Bentuk dada simetris kanan dan kiri, tidak terdapat kelainan,
irama nafas regular, suara nafas normal, tidak ada batuk.
11) Abdomen
Abdomen normal, tidak ada distensi abdomen.
12) Ekstermitas
Akral hangat, pergerakan aktif, kekuatan otot lemah, tidak
terdapat kelainan.
13) Kulit
Warna kulit normal, membrane mukosa kering.
14) Anus dan genetalia
Tidak terdapat masalah.
f. Data Biologis
1) Pernapasan
Tidak kesulitan bernapas, Respirasi 20 x/menit.
2) Pencernaan
Nafsu makan baik, jenis makanan yang dimakan nasi lembek,
tidak terdapat kesulitan untuk makan, kebiasaan makanan bisa
dilakukan sendiri tanpa bantuan orang tua.
3) Eliminasi
Pola berkemih normal, tidak ada masalah dalam berkemih, dan
pola defekasi juga normal dan tidak ada masalah dalam
defekasi.
4) Istirahat tidur
Lama tidur klien kurang lebih 8 jam/ hari, dan klien tidak ada
kesulitan dalam tidur.
5) Mobilisasi
Klien merasa lemah, klien sesekali dibantu oleh orang tuanya.
g. Riwayat psikososial, spiritual, dan ekonomi

12
Tidak ada keluhan.
h. Status fungsional (Bartel Indeks)
Skor resiko jatuh klien 9 (resiko rendah) dengan menggunakan
resiko jatuh Humpty Dumpty.
i. Skrining nutrisi dengan MST (Malnutrisi Screening Tools)
BB sebelum sakit klien 40 kg, saat sakit 40 kg, TB 102 cm, maka
klien tidak mengalami penurunan BB.
j. Riwayat imunisasi
1) BCG tuntas
2) DPT tuntas
3) Polio tuntas
4) Campak tuntas
k. Riwayat tumbuh kembang
1) Pertumbuhan fisik
a) Peningkatan BB yang signifikan
b) TB sesuai usia perkembangan anak.
c) Waktu tumbuh gigi, dan tanggal gigi : sudah dilupa oleh
orang tua klien.
2) Perkembangan tiap tahap : orang tua klien mengatakan klien
waktu pertama berdiri itu di usia 10 atau 11 bulan. Dan waktu
berjalan itu di usia 1 tahun 3 bulan.
l. Data penunjang

TES Hasil Satuan Nilai Rujukan


HEMATOLOGI
Hemoglobin 14,5 g/dL Pria (13,5-17,5)
Wanita (11,5-
16,5)
Leukosit 9.000 /uL 5.000-10.000
Hematokrit 35 % Pria (40-54)
Wanita (37-47)

13
Eritrosit 5.0 Juta/uL Pria (4,5-5,5)
Wanita (4,0-5,0)
Trombosit 400 Ribu/uL 150-450
IMMUNOLOGI
Typhi O -
Typhi H -
Paratyphi O – A -
Paratyphi O – B -

m. Klasifikasi data

Data Subjektif Data Objektif


1) Orang tua klien 1) KU lemah
mengeluh anakanya 2) Kesadaran composmentis
merasa lemah 3) SB : 37,2OC
2) Klien mengatakan 4) BB : 40 Kg
dirinya malas untuk 5) TB 102 cm
melakukan aktivitas 6) IMT : 38
3) Orang tua klien
mengatakan bahwa
klien sering makan
makanan cepat saji tiap
hari

n. Analisa data

No Data Masalah Keperawatan


1. DS : Berat Badan Lebih
1) Orang tua klien (D.0018)
mengeluh anaknya
merasa lemah
2) Klien mengatakan

14
dirinya malas
melakukan aktivitas
DO :
1) BB 40 Kg.
2. DS : Obesitas
1) Orang tua klien (D.0030)
mengatakan
anaknya sering
makan makanan
cepat saji
DO:
1) BB 40 kg TB 102
Cm (IMT 38)

2. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul


1. Berat Badan Lebih
2. Obesitas

3. Intervensi Keperawatan
1. Obesitas
a) Edukasi Berat Badan Efektif
Tindakan :
Observasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik

- Sediakan materi dan media edukasi


- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Beri kesempatan pada keluarga untuk bertanya

15
Edukasi

- Jelaskan hubungan asupan makanan, latihan, peningkatan dan


penurunan berat badan
- Jelaskan kondisi medis yang dapat mempengaruhi berat badan
- Jelaskan resiko kondisi kegemukan dan kurus
- Jelaskan kebiasaan, tradisi dan budaya serta faktor genetic yang
mempengaruhi berat badan
- Ajarkan cara mengelola berat berat badan secara efektif
b) Konseling Nutrisi
Tindakan :
Observasi
- Identifikasi kebiasaan makan dan perilaku makan yang akan diubah
- Identifikasi kemajuan modifikasi diet secara regular
- Monitor intake dan output cairan, nilai hemoglobin, tekanan darah,
kenaikan berat badan dan kebiasaan membeli makanan

Terapeutik

- Bina hubungan terapeutik


- Sepakat lama waktu pemberiam konseling
- Tetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang yang realistis
- Gunakan standar nutrisi sesuai dengan program diet dalam
mengevaluasi kecukupan asupan makanan
- Pertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi pemenuhan
kebutuha gizi (Mis, usia, tahap pertumbuhan dan perkembangan,
peyakit.

Edukasi

- Informasikan perlunya modifikasi diet (Mis. Penurunan atau


penambahan berat badan, pembatasan natrium atau cairan,
pengurangan kolesterol)

16
- Jelaskan program gizi dan persepsi pasien terhadap diet yang
diprogramkan

Kolaborasi

- Rujuk pada ahli gizi jika perlu


c) Manajemen Berat Badan
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kondisi kesehatan pasien yang dapat mempengaruhi berat
badan

Terapeutik

- Hitung berat badan ideal pasien


- Hitung persentase lemak dan otot pasien
- Fasilitasi menentukan target berat badan yang realistis

Edukasi

- Jelaskan hubungan antara asupan makanan, aktivitas fisik,


penambahan berat badan dan penurunan berat badan
- Jelaskan faktor resiko berat badan lebih dan berat badan kurang\
- Anjurkan mencatat berat badan setiap minggu, jika perlu
- Anjurkan melakukan pencatatan asupan makan, aktivitas fisik dan
perubahan berat badan

Kolaborasi

- Rujuk pada ahli gizi jika perlu


d) Manajemen Nutrisi
Tindakan
Observasi
- Identifikasi status nutrisi
- Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
- Identifikasi makanan yang disukai

17
- Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
- Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
- Monitor asupan makanan
- Monitor berat badan
- Monitor hasil pemeriksaan laboratorium

Terapeutik

- Lakukan oral hygiene sebelum makan jika perlu


- Fasilitasi menentukan pedoman diet (Mis. Piramida makanan)
- Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
- Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
- Berikanan makanantinggi kalori dan tinggi protein
- Berikan suplemen makanan jika perlu
- Hentikan pemberian makan melalui selang nasogastrik jika asupan oral
dapat ditoleransi

Edukasi

- Anjurkan posisi duduk jika mampu


- Ajarkan diet yang diprogramkan

Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan jika perlu


- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan jika perlu

2. Berat Badan Lebih


a) Konseling Nutrisi
Tindakan :
Observasi
- Identifikasi kebiasaan makan dan perilaku makan yang akan diubah
- Identifikasi kemajuan modifikasi diet secara regular

18
- Monitor intake dan output cairan, nilai hemoglobin, tekanan darah,
kenaikan berat badan dan kebiasaan membeli makanan

Terapeutik

- Bina hubungan terapeutik


- Sepakat lama waktu pemberiam konseling
- Tetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang yang realistis
- Gunakan standar nutrisi sesuai dengan program diet dalam
mengevaluasi kecukupan asupan makanan
- Pertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi pemenuhan
kebutuha gizi (Mis, usia, tahap pertumbuhan dan perkembangan,
peyakit.

Edukasi

- Informasikan perlunya modifikasi diet (Mis. Penurunan atau


penambahan berat badan, pembatasan natrium atau cairan,
pengurangan kolesterol)
- Jelaskan program gizi dan persepsi pasien terhadap diet yang
diprogramkan

Kolaborasi

- Rujuk pada ahli gizi jika perlu


b) Manajemen Berat Badan
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kondisi kesehatan pasien yang dapat mempengaruhi berat
badan

Terapeutik

- Hitung berat badan ideal pasien


- Hitung persentase lemak dan otot pasien
- Fasilitasi menentukan target berat badan yang realistis

19
Edukasi

- Jelaskan hubungan antara asupan makanan, aktivitas fisik,


penambahan berat badan dan penurunan berat badan
- Jelaskan faktor resiko berat badan lebih dan berat badan kurang\
- Anjurkan mencatat berat badan setiap minggu, jika perlu
- Anjurkan melakukan pencatatan asupan makan, aktivitas fisik dan
perubahan berat badan

Kolaborasi

- Rujuk pada ahli gizi jika perlu


c) Promosi Latihan Fisik
Tindakan
Observasi
- Identifikasi keyakinan kesehatan tentang latihan fisik
- Identifikasi pengalaman olahraga sebelumnya
- Identifikasi motivasi individu untuk memulai atau melanjutkan
program olahraga
- Identifikasi hambatan untuk berolahraga
- Monitot kepatuhan menjalankan program latihan
- Monitor respons terhadap program latihan

Terapeutik

- Motivasi mengungkapkan perasaan tentang olahraga / kebutuhan


olahraga
- Motivasi memulai atau melanjutkan olahraga
- Fasilitasi dalam mengidentifikasi model peran positif untuk
mempertahankan program latihan
- Fasilitasi dalam menetapkan tujuan jangka pendek dan panjang
program latihan
- Fasilitasi dalam menjadwalkan periode regular latihan rutin mingguan
- Fasilitasi dalam mempertahankan kemajuan program latihan

20
- Lakukan aktivitas olahraga bersama pasien, jika perlu
- Libatkan keluarga dalam merencanakan dan memelihara program
latihan
- Berikan umpan balik positif terhadap setiap upaya yang dijalankan
pasien

Edukasi

- Jelaskan manfaat kesehatan dan efek fisiologis olahraga


- Jelaskan jenis latihan yang sesuai dengan kondisi kesehatan
- Jelaskan frekuensi, durasi dan intensitas program latihan yang
diinginkan
- Ajarkan latihan pemanasan dan pendinginan yang tepat
- Ajarkan teknik menghindari cedera saat berolahraga
- Ajarkan teknik pernapasan yang tepat untuk memaksimalkan
penyerapan oksigen selama latihan fisik

Kolaborasi

- Kolaborasi dengan rehabilitas medis atau ahli fisiologi olahra, jika


perlu

21
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kegemukan ( obesitas )didefinisikan sebagai kelebihan akumulasi lemak
rubuh sedikitnya 25% dari berat rata-rata untuk usia., jenis kelamin, dan tinggi
badan. Prognosis umum untuk peningkatan dan mempertahankan penurunan berat
badan buruk.Namun, keinginan pola hidup lebih sehat Dn penurunan factor risiko
sehubungan dengan ancaman penyakit terhadap hidup memotivasi beberapa orang
untuk mengikuti diet dan program penurunan berat badan.Obesitas juga
merupakan suatu keadaan patologis dengan terdapatnya penimbuan lemak yang
berlebihan daripada yang diperlukan untuk fungsi tubuh.Masalah gizi karena
kelebihan kalori biasanya disertai kelebihan lemak dan protein hewani, kelebihan
serat dan mikro nutrien.
Obesitas terjadi karena adanya kelebihan energi yang disimpan dalam
bentuk jaringan lemak. Gangguan keseimbangan energi ini dapat disebabkan oleh
faktor eksogen (obesitas primer) sebagai akibat nutrisional (90%) dan faktor
endogen (obesitas sekunder) akibat adanya kelainan hormonal, sindrom atau defek
genetik (meliputi 10%).
Faktor yang menentukan antara lain :
a. Faktor Genetik

b. Faktor Psikologis (gangguan emosi)

c. Faktor Neurogenik ( gangguan hormon)

d. Faktor Nutrisi

e. Aktivitas fisik

B. Saran

Untuk orang tua sebaiknya mengontrol dan mengatur pola makan anak agar tidak
terjadi obesitas.

22
DAFTAR PUSTAKA

PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan


Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
· Mansjoer, Arif., et all. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran
UI : Media Aescullapius
· Barbara C long.(1996). Perawatan Medical Bedah. Pajajaran Bandung
· Guytion & Hall, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9, Penerbit Buku
Kedokteran EGC
· Kapita Selekta Kedokteran Edisi Jilid Kedua, Media Aesculapius, FKUI 2000

23

Anda mungkin juga menyukai