Anda di halaman 1dari 20

MEDIA PERTUMBUHAN MIKROBA

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH MIKROBIOLOGI PANGAN


DIBINA OLEH DIAN NENI NAELASARI,.S.PD,.M.Si

DI SUSUN OLEH :

AHMAD SUPRIADI ( 2109060036)

LAILATUL QADARSIH ( 21090600 )

YUSTIA AIDA FITRI ( 21090600 )

EZA HAZLINDA (21090600 )

ENDANG WIDIYASTUTI (2109060007)

MARLINA (210906000

PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS NAHDATUL ULAMA NUSA TENGGARA BARAT

2022/2023

1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan nikmat dan hidayah-
Nya yang senantiasa menyertai karni di manapun kami berada. Berkat taufiq dan hidayah-Nya
lah karni dapat menyusun Makalah mikrobiologi pangan ini. Makalah ini tel di berijudul
"MEDIA PETUMBUHAN MIKROBA" dengan maksud agar Pendidikan Anti Korupsi menjadi
sarana untuk pemberantasan koruosi.

Makalah ini disusunsebagai bahan atau materi dalam memberikan kuliah Pendidikan Anti
Korupsi di lingkungan UniversitasNahdlatul Ulama NTB ini. Isinya mengacu pada Silabus dan
Kurikulum Pendidikan dengan inovasi-inovasi yang disesuaikan dengan visi pendidikan di UNU
NTB.

Terimakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya
makalah ini, terutama kepada anggota kelompok dan teman-teman yang telah mendorong kami
untuk menyusun makalah ini.Mohon untuk kritik, koreksi dan masukannya sehingga materi
makalah ini lebih baik. Semoga Allah membalas amal baik kalian semua yang telah berjasa atas
makalah ini, Amin.

Mataram 12 November 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………iii

BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..........................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................................2
C. TUJUAN MAKALAH.........................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.............................................................................................................................3
A. PENGERTIAN PERTUMBUAH MEDIA MIKROBA.......................................................3
B. JENIS-JENIS MEDIA..........................................................................................................4
C. MEDIA PERUMBUHAN CAIR........................................................................................12
D. MEDIA PERTUMBUHAN PADAT.................................................................................13
E. MEDIA SEMI PADAT......................................................................................................14
BAB III.........................................................................................................................................15
PENUTUPAN...............................................................................................................................15
A. KESIMPULAN...................................................................................................................15
B. SARAN...............................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................16

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang mengandung
berbagai nutrisi yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Nutrien
yang terdapat dalam media dimanfaatkan mikroorganisme untuk menyusun komponen-
komponen sel. Media pertumbuhan dapat digunakan untuk mendapatkan kultur murni
dari isolasi mikroorganisme. Media yang digunakan untuk pertumbuhan
mikroorganisme mengandung ; sumber energi, karbon, nitrogen, pH 7,2- 7,6, garam
sulfat, fosfat dan potensial oksidasi-reduksi yang tepat (Krihariyani dkk, 2016)
Blood Agar Plate (BAP) adalah media yang diperkaya dengan darah defibrinated.
Darah merupakan zat kaya akan nutrisi yang dibutuhkan oleh sebagian bakteri untuk
bertumbuh. Blood Agar Plate (BAP) digunakan untuk membedakan bakteri patogen
berdasarkan daya hemolisisnya pada sel darah merah. Staphylococcus aureus merupakan
salah satu bakteri yang biasa ditumbuhkan pada Blood Agar Plate (BAP) yang terbuat
dari darah domba. Umumnya Blood Agar Plate (BAP) dibuat dari darah domba dengan
konsentrasi 5-10% pada suhu 50-60oC (Krihariyani dkk, 2016).
Staphylococcus aureus merupakan bakteri berbentuk bola dengan garis tengah
berukuran 1µm dengan susunan kelompok yang tidak beraturan. Sel kokus yang masih
muda bersifat Gram-positif kuat,

sedangkan sel kokus yang sudah tua banyak yang menjadi Gram-negatif.
Staphyloccocus aureus tidak membentuk spora dan tidak bergerak aktif. Suhu optimal
untuk pembiakan Staphyloccocus aureus yaitu 35oC atau sekitar 28-38oC. Suhu optimal
untuk pembentukan pigmen yaitu sekitar 20- 25oC atau suhu kamar. Sedangkan, suhu
optimal isolasi Staphyloccocus aureus dari seorang penderita yaitu 37oC.
Staphyloccocus aureus tumbuh pada pH optimal 7,4 (Krihariyani dkk, 2016)
Karakteristik morfologi koloni berbentuk bulat, berwarna putih hingga kuning emas,
cembung, tepian rata dan mengkilat (Gupte, 1990).

4
Bakteri ini tumbuh pada media yang mengandung protein dan asam amino, seperti
asam nikontinat, threonine dan biotin. Protein untuk pertumbuhan Staphylococcus aureus
dapat tercukupi dengan adanya penambahan darah. Staphylococcus aureus pada media
agar darah tumbuh membentuk zona hemolisa atau zona jernih disekitar koloni
(Krihariyani dkk, 2016).

Darah manusia mengandung protein, karbohidrat dan lemak (Turista dan


Puspitasari, 2019). Darah manusia memiliki kandungan yang mirip dengan darah domba.
Darah manusia mengandung protein, lemak dan karbohidrat dari hasil pencernaan.
Disamping itu, darah manusia yang telah kadaluwarsa warnanya masih memperlihatkan
seperti darah segar dengan seluruh komponen yang dikandungnya. Secara hematologi
darah tersebut sudah tidak boleh ditransfusikan kepada pasien (Djannatun dkk, 2019).
Faktor-faktor pembekuan pada darah manusia yang kedaluwarsa sudah sangat
berkurang. Hal tersebut memenuhi persyaratan sebagai pembuatan medium biakan,
karena darah yang mengandung faktor pembekuan harus didefibrinasi (Mudatsir, 2010).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian media pertumbuhan mikroba
2. Jenis-jenis media
3. Apa fungsi media pertumbuhan media padat
4. Apa fungsi media pertembuhan semi padat
C. TUJUAN MAKALAH
1. Untuk mengetahui pengertian media pertumbuhan mikroba
2. Untuk mengetahui fungsi media pertumbuhan media padat
3. Untuk mengetahui fungsi media pertembuhan semi padat

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PERTUMBUAH MEDIA MIKROBA


Komponen utama penyusun media pertumbuhan mikroorganisme yaitu unsur
karbon, nitrogen, fosfat, sulfur, logam, vitamin, air dan mineral. Media pembiakan kultur
mikroorganisme biasanya terdiri dari ekstrak Media daging, ekstrak ragi, pepton dan
agar Media adalah campuran nutrien atau zat makanan yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme untuk pertumbuhan.
Media selain untuk menumbuhkan mikroba juga dibutuhkan untuk isolasi &
inokulasi mikroba serta untuk uji fisiologi dan biokimia mikroba. Media yang baik untuk
pertumbuhan mikroba adalah yang sesuai dengan lingkungan pertumbuhan mikroba
tersebut, yaitu : susunan makanannya dimana media harus mengandung air untuk
menjaga kelembaban dan untuk pertukaran zat atau metabolisme, juga mengandung
sumber karbon, mineral, vitamin dan gas, tekanan osmose yaitu harus isotonik, derajat
keasaman/pH umumnya netral tapi ada juga yang alkali, temperatur harus sesuai
Media harus mengandung semua kebutuhan untuk pertumbuhan mikroba, yaitu:
sumber energi misalnya gula, sumber nitrogen, juga ion inorganik essensial dan
kebutuhan yang khusus, seperti vitamin. Media pertumbuhan mengandung unsur makro
yang dibutuhkan mikroba seperti karbon (C), Hidrogen (H), oksigen (O), Nitrogen (N),
dan Phospor (P).
selain itu media juga mengandung unsur mikro seperti besi (Fe), dan Magnesium
(Mg). media juga dapat mengandung bahan tambahan lain seperti indikator phenol red.
Sifat media pembenihan yang ideal adalah mampu memberikan pertumbuhan yang baik
jika ditanami kuman, mendorong pertumbuhan cepat, murah, mudah dibuat kembali, dan
mampu memperlihatkan sifat khas mikroba yang diinginkan. Berdasarkan bentuknyanya
media dibedakan menjadi 3 media yaitu, media peerkraya media seleksi dan media
diferensial. Contoh media yang ditambahkan ampisilin untuk menghambat mikroba
lainnya. Media dapat berupa cairan seperti kaldu dan dapat pula berupa padatan seperti
agar dan gelatin.

6
B. JENIS-JENIS MEDIA

1. Media diperkaya
Media Diperkaya adalah media yang dapat menunjang pertumbuhan bakteri yang
memiliki persyaratan nutrisi yang rumit agar dapat tumbuh dengan optimal,
contohnya adalah Tryptic Soy Broth (TSB), MacConkey Broth (MCB), dan Lactose
Broth (LB). Media diperkaya/media kaya adalah media yang ditambahkan zat-zat
organik yang diperoleh dari makhluk hidup misal darah, telur dan lain-lain. Media
ini dipergunakan untuk pertumbuhan bakteri yang tidak dapat tumbuh pada media
sederhana misal Gonococcus, Streptococcus dan Pneumococcus.

7
2. Media diferensial
Media diferensial merupakan media yang dapat menumbuhkan beberapa jenis
bakteri dan menyebabkan koloni-koloni suatu bakteri tertentu mendapatkan bentuk
yang khas, contohnya adalah Eosin Methylene Blue Agar (EMBA) yang dapat
menumbuhkan bakteri kelompok Enterobacteriaceae, salah satunya adalah E. coli
yang akan tumbuh dengan membentuk koloni berwarna hijau dengan kilap logam.
Sedangkan media diferensial adalah media yang mengandung unsur yang
memungkinkan untuk mengidentifikasi mikroorganisme jenis tertentu dari kultur
murni atau campuran. Identifikasi ini biasanya berdasarkan penampakan dari
mikroorganisme, seperti warna koloni atau adanya presipitat. Contoh media ini
adalah :
 Median Mac Conkey : pada media ini dapat dibedakan bakteri yang
memfermentasikan laktosa dan yang tidak memfermentasikan laktosa
 Media Klinger Iron Agar (KIA): pada media ini dapat diketahui bakteri
yang memfermentasikan laktosa dan glukosa serta pembentukan H2S
 Triple Sugar Iron Agar (Agar TSI) yang digunakan untuk mengidentifikasi
organisme intestinal gram negatif berdasarkan kemampuannya untuk
memfermentasikan dektrosa, laktosa, dan sukrosa, serta menghasilkan
sulfida (Zimbro et al. 2009).
3. Media Selektif
media selektif adalah media yang mengandung zat kimia tertentu yang dapat
menghambat pertumbuhan satu kelompok bakteri atau lebih tanpa menghambat
pertumbuhan bakteri yang diinginkan, contohnya Bismuth sulfith Agar (BSA) untuk
Salmonella, dan Vogel Johnson Agar (VJA) untuk Staphylococcus. Media sekektif
juga merupakan media cair yang ditambahkan zat tertentu untuk menumbuhkan
mikroorganisme tertentu dan diberikan penghambat untuk mikroba yang tidak
diinginkan. Media pembiakan selektif mendukung pertumbuhan mikroorganisme
jenis tertentu dan menghambat pertumbuhan flora campuran lain. Selektifitas ini
diperoleh dengan menambahkan bahan kimia, pewarna, atau antibiotik pada media.
Contoh media ini adalah:
 Grup A Selective Strep Agar dengan 5% darah domba.

8
 Media Thiosulfate Citrate Bile Salt Sucrose (TCBS) merupakan media selektif
untuk bakteri Vibrio colera.
 Media Salmonella & Shigella Agar (SSA), media ini digunakan untuk
menyeleksi bakteri Salmonella dan Shigella
Syarat-syarat Pembuatan Medium

 Steril

 Memenuhi nutrisi mikroorganisme

 Tidak mengandung zat penghambat (inhibitor) bagi mikroorganisme Memiliki


komponen-komponen yang dapat meningkatkan pertumbuhan m.o (pH, suhu,
kelembaban

Komponen Penyusun Media

1. Bahan dasar (air, bahan pemadat)

2. Nutrien

 Makronutrien (C, H, O, N)

 Mesonutrien (Mg, P, S)

 Mikronutrien/Trace elemen (Fe, Cu, Zn, Mo)

 Vitamin

3. Bahan Tambahan

 Indikator pH (asam basa)

 Antibiotik  menghambat m.o lain

4. Air
 Fungsi :
 Sebagai pelarut media
 Sebagai alat transportasi nutrisi bagi sel m.o
 Air yang digunakan sebaiknya air suling
 AIR SADAH  kurang baik
 Mengandung ion Ca dan Mg terlalu tinggi
 Dapat membentuk endapan fosfat dan Magnesium fosfat

9
Bahan Pemadat Media

5. Agar
 Berasal dari rumput laut
 Sulit didegradasi oleh m.o
 Mencair pada suhu 450C
6. Gelatin
 Polimer asam amino yang diproduksi dari kolagen
 Banyak m.o yang dapat menguraikannya
7. Silika Gel
 Mengandung natrium silikat
 Digunakan untuk m.o autotrof obligat

Penyusun Sel Mikroorganisme

10
Unsur Fungsi Fisiologi Berat
Kering
(%)

Hidrogen Penyusun senyawa organik 8

Oksigen Penyusun senyawa organik 20

Karbon Penyusun senyawa organik 50

Nitrogen Penyusun protein, asam nukleat, dan koenzim 14

Sulfur Penyusun protein dan beberapa koenzim 1

Fosfor Penyusun asam nukleat, fosfolipida, dan 3


koenzim

Magnesium Kofaktor pada sejumlah reaksi enzim (ATP) 0.5

Mangan Kofaktor beberapa enzim 0.1

Kalsium Kofaktor beberapa enzim (protease) 0.5

Besi Penyusun sitokrom, kofaktor enzim 0.2

Kobalt Penyusun vitamin B12 0.03

Tembaga, Seng, Penyusun beberapa enzim 0.03


Mo

11
Sumber Karbon (C)

1. Fungsi :

 Sumber energi (M.O Aerob)

 Pertumbuhan, pembentukan produk (M.O anaerob)

2. Sumber Karbon:

 Molase

 Whey Susu

 Sulphite Waste Liquor

 Pati

 Hidrokarbon

Sumber Malase

1. Limbah industri gula

2. Kandungan molase

 32% sukrosa, 14% glukosa, 16% fruktosa (Gula)

 Biotin, Thiamin, Asam pantotenat (Vitamin)

 Fosfor, Sulfur

3. Kandungan gula bisa langsung digunakan tanpa harus dihidrolisis

Sumber Whey Susu

Diperoleh dari Limbah pembuatan keju

Komposisi whey susu (g/L)

12
Sulphite Waste Liquor

 Berasal dari limbah industri kertas  hemiselulosa dari kayu

 Komposisi SWL tergantung dari JENIS KAYU

 Selulosa kayu  mengandung 65 – 85 % gula

 Selulosa harus DIHIDROLISIS terlebih dahulu

 SWL sering digunakan sebagai media bagi Tricoderma viride dan Cellulomonas sp.

PATI

 Berasal dari umbi-umbian (kentang)

 Merupakan sumber karbon murah

 Memerlukan proses hidrolisis oleh enzim amilase

Hidrokarbon

 Sukar didegradasi oleh mikroorganisme

 Sebagai sumber karbon dan energi

 Bakteri dan Kapang yang mampu tumbuh pada media ini

 Memerlukan oksigen yang lebih banyak

Sumber Nitrogen

 Sumber energi :

 Nitrogen anorganik

 Ammonia

 Garam-garam ammonium

 Khamir  tidak dapat mereduksi nitrat menjadi ammonium

 Industri antibiotik  corn steep liquor (limbah pati jagung)

 CSL  7 – 8 % nitrogen, nukleotida dan vitamin

13
Sumber Nitrogen Murah

 Tepung kacang kedelai


 Tepung ikan
 Tepung kacang tanah
 Malt barley

Media padat yang paling banyak digunakan adalah agar-agar, karena bila agar-agar sudah
menjadi padat masih dapat dicairkan kembali untuk digunakan. Selain itu, suspensi agar-agar
1,5-2 % dalam air karena dapat larut pada suhu 1000C dan tidak menjadi padat sebelum suhu
turun di bawah 450C kemudian media agar didinginkan dengan cepat sehingga menjadi padat
tanpa merusak sel-sel tersebut.
Sekali menjadi padat, agar tidak dapat mencair kembali, kecuali jika dipanaskan di atas
800C. Pada metode lempeng tuangan, suatu suspensi sel dicampur dengan agar-agar cair pada
suhu 500C dituang pada cawan petri. Bila agar-agar telah mengeras, sel tidak akan bergerak lagi
dan tumbuh menjadi koloni sangat besar kemungkinannya berasal dari satu sel yang sama.
Uji Angka Lempeng Total (ALT) dilakukan untuk menentukan jumlah atau angka bakteri
aerob mesofil yang mungkin mencemari suatu produk, baik itu makanan-minuman, obat
tradisional ataupun kosmetika. Media yang digunakan untuk uji ALT adalah PCA (Plate Count
Agar). Masa inkubasi dilakukan dengan membalik cawan petri yang berisi biakan.

Hal ini dimaksudkan untuk menghindari jatuhnya butir air hasil pengembunan
disebabkan suhu inkubator. Apabila sampai terdapat air yang jatuh maka akan merusak
pembacaan angka lempeng total dari sampel yang diuji. Cara inokulasi yang dipilih adalah cara
tuang, dimana hal ini dimaksudkan untuk melihat pertumbuhan bakteri aerob mesofil, yang
membutuhkan oksigen dalam pertumbuhannya, sehingga akan teramati bahwa pertumbuhan
bakteri aerob mesofil tersebut akan berada dipermukaan lempeng agar, karena pertumbuhannya
yang mencari oksigen.Oleh karena itu, pada pengamatan angka lempeng total ini, dicari hanya
koloni bakteri yang tumbuh di permukaan lempeng agar.

14
Plate Count Agar (PCA) atau yang juga sering disebut dengan Standard Methods Agar
(SMA) merupakan sebuah media pertumbuhan mikroorganisme yang umum digunakan untuk
menghitung jumlah bakteri total (semua jenis bakteri) yang terdapat pada setiap sampel seperti
makanan, produk susu, air limbah dan sampelsampel lainnya yang juga biasanya menggunakan
metode Total Plate Count (TPC). Plate Count Agar (PCA) merupakan media padat, yaitu media
yang mengandung agar sehingga setelah dingin media tersebut akan menjadi padat.

Media agar yang digunakan dalam praktikum yaitu PCA. PCA (Plate Count Agar)
digunakan sebagai medium untuk mikroba aerobik dengan inokulasi di atas permukaan. PCA
dibuat dengan melarutkan semua bahan (casein enzymic hydrolisate, yeast extract, dextrose,
agar) hingga membentuk suspensi 22,5 g/L kemudian disterilisasi pada autoklaf (15 menit pada
suhu 121°C). Media PCA ini baik untuk pertumbuhan total mikroba (semua jenis mikroba)
karena di dalamnya mengandung komposisi casein enzymic hydrolisate yang menyediakan asam
amino dan substansi nitrogen komplek lainnya serta ekstrak yeast mensuplai vitamin B kompleks
(Ruly. 2008)

Media PCA yang digunakan untuk uji ALT ini terlebih dahulu ditambahkan TTC 0.5 %
(trifeniltetrazolium klorida). TTC ini berfungsi sebagai indikator yang akan direduksi sehingga
mewarnai koloni bakteri yang hendak diamati, dengan demikian dapat dibedakan dengan kotoran
yang mungkin berasal dari sisa-sisa sampel yang dapat mengganggu pengamatan koloni bakteri.
TTC yang ditambahkan adalah 1 mL dalam 1000 mL media PCA.

TTC akan direduksi dengan cepat menjadi formazan yang berwarna merah dan tidak larut.
Dalam pengujian untuk angka lempeng total sering digunakan untuk indikator koloni karena

15
kebanyakan bakteri aerob mesofil dapat mereduksi TTC menjadi formazan sehingga meskipun
dalam medium yang keruh karena terdapat matriks sampel yang kompleks, koloni dapat terlihat
jelas.

TTC dapat dibentuk dari hasil reaksi antara benzenediazonium klorida dengan
benzalphenylhydrazon pada suasana alkali, yang kemudian disusul oleh oksidasi pada cincin
diazonium. Untuk reaksi sebaliknya maka TTC direduksi dalam suasana basa lemah menjadi
formazan yang berwarna merah.

C. MEDIA PERUMBUHAN CAIR


Media cair digunakan untuk pembenihan diperkaya sebelum disebarke media
padat, tidak cocok untuk isolasi mikroba dan tidak dapat dipakai untuk mempelajari
koloni kuman. Contoh media cair Nutrient broth (NB); Pepton dilution flu id (PDF);
Lactose Broth (LB); Mac Conkey Broth (MCB), dan lain-lain.
Fungsi media cair digunakan untuk pembenihan diperkaya sebelum disebarke
media padat, tidak cocok untuk isolasi mikroba dan tidak dapat dipakai untuk
mempelajari koloni kuman. Contoh media cair Nutrient broth (NB); Pepton dilution fluid
(PDF); Lactose Broth (LB); Mac Conkey Broth (MCB), dan lain-lain. Medium cair akan
memberi kesempatan bakteri untuk menyebar dan tercampur dengan seluruh nutrisi
sehingga lebih cocok untuk mengoptimumkan pertumbuhan mikrob. Dapat juga untuk
mengetahui karakter suatu mikrob berdasarkan kebutuhan oksigen atau untuk proses
fermentasi.
Media dalam wujud cair yang digunakan untuk perbenihan/memperkaya sebelum
dikultur pada media padat. Media ini tidak dapat digunakan untuk mempelajari koloni.
Contoh media cair: media kaldu, alkali pepton, 7H9 dan lain-lain.

16
D. MEDIA PERTUMBUHAN PADAT
Pertama media padat (solid), yaitu media dengan komposisi agar atau zat pemadat
kurang lebih 15% agar sehingga media menjadi padat. Umumnya media padat digunakan
untuk membiakan koloni bakteri atau fungi.
Fungsi Media padat mengandung komposisi agar sebesar 15 %.Media padat
digunakan untuk mempelajari koloni kuman, untuk isolasi dan untuk memperoleh biakan
murni. Contoh media padat Nutrient Agar (NA); Potato Detrose Agar (PDA); Plate
Count Agar (PCA), dan lain-lain.
Media yang digunakan untuk kultur/pertumbuhan bakteri atau mempelajari koloni
bakteri dalam bentuk padat, dapat diletakan di petri disk ataupun tabung. Media dapat
berbentuk padat datar, padat tegak maupun padat miring.

17
E. MEDIA SEMI PADAT
Media semi padat merupakan media yang mengandung agar dengan jumlah
setengah dari jumlah seharusnya, sehingga media menjadi kenyal, tidak padat dan tidak
begitu cair. Umumnya digunakan untuk pertumbuhan mikroba yang banyak memerlukan
air dan hidup anerobik dan untuk melihat pergerakan mikroba.
Fungsi media semi padat Media semi padat : Media yang mengandung bahan
yang sama dengan media cair, tetapi ditambah sedikit agar (setengah konsentrasi agar),
sehingga menjadi agak padat. Media ini dipakai untuk menumbuhkan mikroba yang
banyak memerlukan air dan hidup dalam lingkungan yang anaerob atau anaerob
fakultatif. Untuk mengetahui pertumbuhan mikroba atau mengetahui motilitas
bakteri.

18
BAB III

PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
Media yang baik untuk pertumbuhan mikroba adalah yang sesuai dengan lingkungan
pertumbuhan mikroba tersebut, yaitu : susunan makanannya dimana media harus
mengandung air untuk menjaga kelembaban dan untuk pertukaran zat atau metabolisme,
juga mengandung sumber karbon, mineral, vitamin dan gas, tekanan osmose yaitu harus
isotonik, derajat keasaman/pH umumnya netral tapi ada juga yang alkali, temperatur
harus sesuai Media harus mengandung semua kebutuhan untuk pertumbuhan mikroba,
yaitu: sumber energi misalnya gula, sumber nitrogen, juga ion inorganik essensial dan
kebutuhan yang khusus, seperti vitamin.
Contoh media ini adalah : Median Mac Conkey : pada media ini dapat dibedakan bakteri
yang memfermentasikan laktosa dan yang tidak memfermentasikan laktosa Media
Klinger Iron Agar (KIA): pada media ini dapat diketahui bakteri yang memfermentasikan
laktosa dan glukosa serta pembentukan H2S Triple Sugar Iron Agar (Agar TSI) yang
digunakan untuk mengidentifikasi organisme intestinal gram negatif berdasarkan
kemampuannya untuk memfermentasikan dektrosa, laktosa, dan sukrosa, serta
menghasilkan sulfida.

B. SARAN
Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil
yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dalam pemeriksaan
mikrobiologi, media menjadi suatu hal yang penting agar mikroba yang dapat hidup dan
menentukan bahwa mikroba yang diperiksa adalah benar-benar mikroba yang dicari atau
yang diharapkan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Atlas, R. 2004. Handbook of Microbiology Media 3rd Edition. CRC Press LLC, USA.

Basu, S et al. Evolution of bacterial and fungal growth media. Journal of Bioinformation, 11(4):
182-184, 2015. NCBI online publisher. DOI: 10.6026/97320630011182.

Hadioetomo, R.S. 1990. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Gramedia, Jakarta.

https://www.google.com/search?
q=LATAR+BELAKANG+mikroba&sxsrf=ALiCzsaOLSmYSpCqlJxoyac828VkHo3mmQ
%3A1668511396952&ei=pHZzY7jTOZD7z7sP9-

Kusnadi et al. 2003. Mikrobiologi. JICA, Malang.

Madigan, M.T., Martinko, J.M., Bender, K.S., Buckley, D.H and Stahl, D.A. 2015. Brock
Biology of Microorganism 14 th edition. Pearson Education, USA.

Schegel, H.G. 1994. Mikrobiologi Umum. UGM, Yogyakarta.

Zimbro,Mj, et al.(2009) Difco dan BBl manual. maual ofmikrobiology culture.second Ed

20

Anda mungkin juga menyukai