Disusun oleh : Hasna Aulia Jibriela, Istikomah, Maniatunufus, Sarfina Nadilah Putri
ABSTRAK
Kemangi atau O. sanctum memiliki potensi sebagai terapi terbarukan untuk pengobatan
DM yang dibuktikan dengan adanya inhibisi dari aktivitas enzim DPP4. Efek samping dari
pengobatan DM dengan menargetkan inhibisi dari enzim DPP4 juga hingga saat ini belum
ditemukan.Selain mengandung senyawa DPP4 Inhibitor, ekstrak dari kemangi juga memiliki
sifat cytoprotective dengan dibuktikan adanya inhibisi terhadap hydrogen peroksida yang bersifat
toksik bagi sel.
Kata Kunci : Kemangi, O. sanctum, Enzim Dpp4, Prediabetes, Diabetes Mellitus Tipe 2
BAB II
GAGASAN
Incretin adalah hormon usus yang dikeluarkan dari sel enteroendokrin ke dalam darah
dalam hitungan menit setelah makan. Salah satu peran fisiologisnya adalah mengatur jumlah
insulin yang disekresikan setelah makan. Ada dua incretin, yang dikenal sebagai glucose-
dependent insulinotropic peptide (GIP) dan glucagon-like peptide-1 (GLP-1), yang memiliki
kesamaan fungsi di dalam pankreas namun memiliki perbedaan fungsi di luar pankreas.
Kurangnya sekresi atau peningkatan ekskresi incretin bukanlah faktor patogenik pada diabetes.
Namun, pada diabetes tipe 2 (DMT2), dimana konsentrasi glukosa tinggi dalam darah, GIP tidak
lagi memodulasi sekresi glucose-dependent insulin [6]. Lain halnya dengan GIP, aktivitas
insulinotropik GLP-1 sangat tergantung pada glukosa melalui reseptornya pada membran sel β
pankreas. Dalam kondisi glukosa konsentrasi tinggi, GLP-1 memicu kerja saluran kalsium dan
kalium penghasil depolarisasi membran, sehingga terjadi pelepasan Ca2+ dari simpanan intrasel
dan ekstrasel. Peningkatan Ca2+ bersamaan dengan cAMP kemudian akan memicu eksositosis
vesikel yang mengandung insulin [7]
2.2 Glucagon-like peptide (GLP)-1, Glucagon-like peptide receptor (GLP-1R), dan Agonis
(GLP-1R)
Berdasarkan penelitian terbaru, O. sanctum, atau yang biasa dikenal dengan kemangi di
Indonesia memiliki kandungan DPP4 inhibitor. Metode analisis digunakan dengan cara
mengukur dikeluarkannya 4- nitroalanine dari assay, dengan Diproprotein A sebagai kontrol.
[20]
Gambar 1 : Inhibisi aktivitas enzim DPP4 (%) oleh ekstrak O.sanctum dan M.charantia
dibandingkan dengan kontrol; Diproprotein A. [20]
Hasil dari studi ini jelas membuktikan bahwa O. sanctum memiliki potensi sebagai novel therapy
untuk pengobatan DMT2 yang dibuktikan dengan adanya inhibisi dari aktivtias enzim DPP4.
Efek samping dari pengobatan DMT2 dengan menargetkan inhibisi dari enzim DPP4 juga hingga
saat ini belum ditemukan.
Selain mengandung senyawa DPP4 Inhibitor, ekstrak dari O.Sanctum juga memiliki sifat
cytoprotective dengan dibuktikan adanya inhibisi terhadap H2O2 yang bersifat toksik bagi sel.
[20]
Gambar 2 : Efikasi inhibisi hemolisis dari eritrosit oleh ekstrak O. sanctum dan M. charantia
dibandingkan dengan kontrol;Asam Askorbat. [20]