Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah tugas mata kuliah ilmu
biomedik dasar yang berjudul “penilaian status gizi individu” tepat waktu.
Makalah ini tidak akan selesai tepat waktu tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu
pembuatan
makalah ini.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca untuk kemajuan makalah ini di masa memendatang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk pembaca.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Tujuan Penilaian Status Gizi.......................................................................1
BAB II..................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................2
2.1 Penilaian Status Gizi Secara Langsung/ Pengukuran Antropometri...........2
BAB III.................................................................................................................8
PENUTUP............................................................................................................8
Kesimpulan.......................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Hal yang paling penting dalam kehidupan manusia adalah meningkatkan perhatian
terhadap kesehatan guna mencegah terjadinya mallnutrisi (Gizi salah) dan resiko untuk
menjadi gizi kurang. Status gizi menjadi penting karena merupakan salah satu factor resiko
untuk terjadi kesakitan atau kematian. Status gizi yang baik pada seseorang akan
berkontribusi terhadap kesehatannya dan juga terhadap kemmampuan dalamproses
pemulihan.
Peran dan kedudukan penilaian status gizi (PSG) didalam ilmu gizi adalah untuk
mengetahui status gizi, yaitu ada tidaknya malnutrisi pada individu dan masyarakat. PSG
adalah interprestasi dari data yang dikumpulakan dengan menggunakan berbagai metode
untuk mengidentifikasi populasi atau individu yang beresiko atau dengan status gizi kurang/
buruk. Metode PSG ini dibagi dalam tiga kelompok, Yaitu kelompok pertama: metode secara
langsung yang terdiri dari penilaian dengan melihat tanda klinis, tes laboratorium, metode
biofisik, dan antropometri. Kelompok kedua: penilaian dengan melihat statistic kesehatan
yang biasa disebut dengan PSG tidak langsung karena tidak menilai individu secara
langsung. Kelompok ketiga: penilaian dengan melihat variable ekologi.
Data penilaian status gizi dapat dikumpulkan dengan bebagai cara. Pengumpulan data
ini akan menjadi penting kedudukannya dalam PSG karena akan sangat mempengaruhi hasil
yang didapat yang akhirnya akan mempengaruhi juga informasi yang disampaikan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Antropometri adalah pengukuran yang paling sering digunakan sebagai metode PSg
secara langsung untuk menilai dua masalah gizi, yaitu:
1. Kurang energy protein (KEP)
2. Obbesitas pada semua kelompok umur.
Macam – macam pengukuran antropometri yang bias digunakan untuk melihat
pertumbuhan adalah sebagai berikut:
a. Masaa tubuh.
Berat badan adalah pengururab antropometri yang paling sering digunakan walaupun
1.Berat badan.
2
Berat badan mencerminkan jumlah protein, lemak, air, dan massa mineral tulang.
Pada orang dewasa terdapat peningkatan jumlah lemak sehubungan dengan umur
dan terjadi penurunan protein otot. Berat badan sewaktu lahir dapat digunakan
sebagai indicator status gizi bayi dengan cut off point <2.500 gram dikatakan
sebagai bayi BBLR. Untuk menilai status gizi biasanya berat badan duhubungkan
Dasar pengukuran linear adalah tinggi (pamjang) atau stature dan merefleksikan
pertumbuhan skeletal. Pengukuran linear lainnya seperti tulang bias digunakan untuk
1) Tinggi badan,
Pengukuran tinggi badab seseorang pada prinsifnya adalah mengukur jaringan tulang
skeletal yang terdiri dari kaki, punggung, tulang belakang dan tulang tengkorak.
Penilaian status gizi pada umumnya hanya mengukur total tinggi (Atau panjang) yang
diukur secara rutin. Tinggi badan yang dihubungkan dengan umur dapat digunaka
2) Panjang badan.
Panjang badan dilakukan pada balita yang berumur kurang dari dua tahun atau kurang
dari tiga tahun yang sukar untuk bediri pada waktu pengumpulan data tinggi badan.
3) Lingkar kepala.
Pengukuran lingkar kepala biasanya digunakan pada kedokteran anak yang digunakan
microcephaly (ukuran kepala kecil). Untuk melihat pertumbuhhan kepala balita dapat
4) Lingkaran dada.
Pertumbuhan dada pesat anak sampai berumur tiga tahun sehingga bias digunakan
pada anak yang berumur 2 – 3 tahun. Rasio lingkar dada dan kepala dapat digunakan
3
sebagai indicator KEP pada balita. Setelah umur ini lingkaran kepala tumbuh lebih
lambat dari pada lingkaran dada pada anak yang Kep terjadi pertumbuhan dada yang
Lingkaran lengan atas (LILA) biasa digunakan pada abalita serta wanita usia subur
Pengukuran LILA dipilih karena relatif mudah, cepat, Harga alat murah, tidak
memerlukan data umur untuk balita yang kadang kala susah mendapatka data umur
yang tepat. Bila mencerminkan cadangan energy sengga pengukuran ini papat
mencerminkan status KEP (kurang energy dan protein) pada balita atu KEK (kurang
energy kronik) pada ibu WUS dan ibu hamil. Pengukuran LILA pada WUS dan ibu
hamil adalah untuk mendeteksi resiko terjadinya kejadiaa bayi dengan BBLR (Berat
badan lahir rendah). Cut off point dengan balita yang menderita KEP adalah < 12,5
cm sedangkan resiko KEK dan WUS dan bumil adalah < 23,5 cm.
6) Tinggi Lutut.
Tinggi lutut erat kaitannya dengan tinggi badan sehingga data tinggi badan
didapatkan dari tinggi lutut bagi orang tidak dapat berdiri atau manula. Pada manula
digunakan tinggi lutut karna manula telah terjadi penurunan masa tulang yang
,menyebabkan bungkuk sehingga sukar untuk mendapatkan data tinggi badan yang
akurat. Untuk mendapatkan data tinggi badan dari berat badan dapat menggunakan
Formula atau nomogam bagi orang yang berusia lebih dari 59 tahun. Untuk
nmendapatkan data tinggi badan dari berat badan dapat menggunakan formula berikut
ini:
c. Komposisi tubuh
Otot dan lemak merupakan jaringan lunak yang bervariasi pada penderita KEP.
4
Antropometri jaringan dapat dilakukan pada jaringan tersebut untuk menilai status gizi di
masyarakat.
dan distribusi lemak dapat dilakukan dengan beberapa metode mulai dari yang paling
sulit dilakukan sampai dengan metode yang relative mudah untuk digunakan. Berikut
ini adalah metode – metode yang biasa digunakan untuk menilai komposisi tubuh
a) Ultrasonik;
weighting);
c) Teknik isotopdilution;
d) Nethodaradiological;
a) Penguran triceps;
b) Pengukuran bisep;
c) Pengukuran subprailiak;
d) Penguran subskapular.
A. Indeks Antropometri.
Indeks antropometri bias merupakan rasio dari satu pengukuran terhadap satu atau lebih
5
Indikator status gizi kurang saat sekarang.
Growth monitoring
Pengukuran yang berulang dapat mendeteksi growth failure karena infeksi atau
KEP
Pengukuran cepat.
Ada dua jenis baku acuan, yaitu local dan inter nasional. Terdapat beberapa baku
acuan internasional, seperti tanner, Harvard, NCHS. Indonesia menggunakan baku acuan
Jelliffe (1989) merangkum penggunaan baku acuan yang digunakan saat ini dan
6
Indeks Sekarang Sebelumnya
anak
orang dewasa
NCHS (1977)
Frisancho (1984)
Frasancho (1981)
Maredith 1974)
Commun)
(1959)
Jelliffe (1966)
Kelebihan Kekurangan
1. Relatif murah
3. Objektif
7
sedang dan berat.
pencatatan)
BAB III
KESIMPULAN
1. Penilaian status gizi bias dilakukan dengan berbagai metoda, tergantung pada tujuan
kegiatan.
2. Pengumpulan data untuk menilai status gizi bias dilakukan dengan berbagai cara,
DAFTAR PUSTAKA
Gibson S. R, 1990. Principles of Nutritional Asessment. New York: Oxford University Press.
, 1993. Nutritional Asessment, A Laboratory Maniual. New York: Oxford
University Press.
8
Jelliffe, D. B, 1989. Community Nutritional Asessment. New York: Oxford University Press.
WHO Technical Report Series, 1995. Physical Status: The Use and Interpretion
of anthropometry.
Geneva: WHO