Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah tugas mata kuliah ilmu
biomedik dasar yang berjudul “penilaian status gizi individu” tepat waktu.
Makalah ini tidak akan selesai tepat waktu tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu
pembuatan
makalah ini.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca untuk kemajuan makalah ini di masa memendatang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk pembaca.

Tangerang selatan, 8 Oktober 2021

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Tujuan Penilaian Status Gizi.......................................................................1
BAB II..................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................2
2.1 Penilaian Status Gizi Secara Langsung/ Pengukuran Antropometri...........2
BAB III.................................................................................................................8
PENUTUP............................................................................................................8
Kesimpulan.......................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang.

Hal yang paling penting dalam kehidupan manusia adalah meningkatkan perhatian
terhadap kesehatan guna mencegah terjadinya mallnutrisi (Gizi salah) dan resiko untuk
menjadi gizi kurang. Status gizi menjadi penting karena merupakan salah satu factor resiko
untuk terjadi kesakitan atau kematian. Status gizi yang baik pada seseorang akan
berkontribusi terhadap kesehatannya dan juga terhadap kemmampuan dalamproses
pemulihan.
Peran dan kedudukan penilaian status gizi (PSG) didalam ilmu gizi adalah untuk
mengetahui status gizi, yaitu ada tidaknya malnutrisi pada individu dan masyarakat. PSG
adalah interprestasi dari data yang dikumpulakan dengan menggunakan berbagai metode
untuk mengidentifikasi populasi atau individu yang beresiko atau dengan status gizi kurang/
buruk. Metode PSG ini dibagi dalam tiga kelompok, Yaitu kelompok pertama: metode secara
langsung yang terdiri dari penilaian dengan melihat tanda klinis, tes laboratorium, metode
biofisik, dan antropometri. Kelompok kedua: penilaian dengan melihat statistic kesehatan
yang biasa disebut dengan PSG tidak langsung karena tidak menilai individu secara
langsung. Kelompok ketiga: penilaian dengan melihat variable ekologi.
Data penilaian status gizi dapat dikumpulkan dengan bebagai cara. Pengumpulan data
ini akan menjadi penting kedudukannya dalam PSG karena akan sangat mempengaruhi hasil
yang didapat yang akhirnya akan mempengaruhi juga informasi yang disampaikan.

1.2 Tujuan Penilaian Status Gizi.

Penialaian status gizi bertujuan untuk:

1. Menberikan gambaran secara umum mengenai metode penilaian status gizi;


2. Menberikan penjelasan mengenai keuntungan dan kelebihan dari metoda – metoda yang
digunakan;
3. Memberikan ganbaran singakat mengenai pengumpulan data, perencanaan, dan
implementasi untuk penilaian status gizi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Penilaian Status Gizi Secara Langsung/ Pengukuran Antropometri.

Pengkuran Antropometri adalah pengukuran terhadap dimensi tubuh dab komposisi


tubuh. Ada beberapa pengukuran antropometri utama. Untuk jelasnya dapat dilihat pada
table berikut.

Pengukuran Komponen Jaringan Utama Yang di


Ukur
Stature/ Tinggi badan Kepala, tulang belakang, Tulang
tulang punggung, dan kaki.
Berat badan Seluruh Tubuh. Seluruh jaringan, khususnya
lemak, otot, tulang tulang dan
air
Lingkaran lengan Lemak bawah kulit Otot(secara teknik lebih
sedikit digunakan di Negara
maju)
Otot, tulang Lemak (Lebih sering
digunakan secara teknik di
Negara maju)
Lipatan lemak Lemak bawah kulit, kulit Lemak

Antropometri adalah pengukuran yang paling sering digunakan sebagai metode PSg
secara langsung untuk menilai dua masalah gizi, yaitu:
1. Kurang energy protein (KEP)
2. Obbesitas pada semua kelompok umur.
Macam – macam pengukuran antropometri yang bias digunakan untuk melihat
pertumbuhan adalah sebagai berikut:
a. Masaa tubuh.

Berat badan adalah pengururab antropometri yang paling sering digunakan walaupun

sering terjadi kesalahan dalam pengukuran.

1.Berat badan.

2
Berat badan mencerminkan jumlah protein, lemak, air, dan massa mineral tulang.

Pada orang dewasa terdapat peningkatan jumlah lemak sehubungan dengan umur

dan terjadi penurunan protein otot. Berat badan sewaktu lahir dapat digunakan

sebagai indicator status gizi bayi dengan cut off point <2.500 gram dikatakan

sebagai bayi BBLR. Untuk menilai status gizi biasanya berat badan duhubungkan

dengan pengukuran lain, seperti umur dan tinggi badan.

b. Pengukuran Linear (Panjang)

Dasar pengukuran linear adalah tinggi (pamjang) atau stature dan merefleksikan

pertumbuhan skeletal. Pengukuran linear lainnya seperti tulang bias digunakan untuk

tujuan tertentu. Misalnya panjang lengan atas atau kaki.

1) Tinggi badan,

Pengukuran tinggi badab seseorang pada prinsifnya adalah mengukur jaringan tulang

skeletal yang terdiri dari kaki, punggung, tulang belakang dan tulang tengkorak.

Penilaian status gizi pada umumnya hanya mengukur total tinggi (Atau panjang) yang

diukur secara rutin. Tinggi badan yang dihubungkan dengan umur dapat digunaka

sebagai indicator status gizi masa lalu.

2) Panjang badan.

Panjang badan dilakukan pada balita yang berumur kurang dari dua tahun atau kurang

dari tiga tahun yang sukar untuk bediri pada waktu pengumpulan data tinggi badan.

3) Lingkar kepala.

Pengukuran lingkar kepala biasanya digunakan pada kedokteran anak yang digunakan

untuk mendeteksi kelainan seperti hydrochepalus (ukuran kepala besar) atau

microcephaly (ukuran kepala kecil). Untuk melihat pertumbuhhan kepala balita dapat

digunakan grafik Nellhaus.

4) Lingkaran dada.

Pertumbuhan dada pesat anak sampai berumur tiga tahun sehingga bias digunakan

pada anak yang berumur 2 – 3 tahun. Rasio lingkar dada dan kepala dapat digunakan

3
sebagai indicator KEP pada balita. Setelah umur ini lingkaran kepala tumbuh lebih

lambat dari pada lingkaran dada pada anak yang Kep terjadi pertumbuhan dada yang

lambat sehihingga rrasio lingkaran kepala dan dada < 1.

5) Lingkaran lengan atas.

Lingkaran lengan atas (LILA) biasa digunakan pada abalita serta wanita usia subur

Pengukuran LILA dipilih karena relatif mudah, cepat, Harga alat murah, tidak

memerlukan data umur untuk balita yang kadang kala susah mendapatka data umur

yang tepat. Bila mencerminkan cadangan energy sengga pengukuran ini papat

mencerminkan status KEP (kurang energy dan protein) pada balita atu KEK (kurang

energy kronik) pada ibu WUS dan ibu hamil. Pengukuran LILA pada WUS dan ibu

hamil adalah untuk mendeteksi resiko terjadinya kejadiaa bayi dengan BBLR (Berat

badan lahir rendah). Cut off point dengan balita yang menderita KEP adalah < 12,5

cm sedangkan resiko KEK dan WUS dan bumil adalah < 23,5 cm.

6) Tinggi Lutut.

Tinggi lutut erat kaitannya dengan tinggi badan sehingga data tinggi badan

didapatkan dari tinggi lutut bagi orang tidak dapat berdiri atau manula. Pada manula

digunakan tinggi lutut karna manula telah terjadi penurunan masa tulang yang

,menyebabkan bungkuk sehingga sukar untuk mendapatkan data tinggi badan yang

akurat. Untuk mendapatkan data tinggi badan dari berat badan dapat menggunakan

Formula atau nomogam bagi orang yang berusia lebih dari 59 tahun. Untuk

nmendapatkan data tinggi badan dari berat badan dapat menggunakan formula berikut

ini:

Pria : (2,02 x tinggi lutut(cm)) – (0,04 x umur (tahun)) + 64.19

Wanita : (1,83 x tinggi lutu (cm)) – (0,04 x umur (tahun)) + 84.88

c. Komposisi tubuh

Otot dan lemak merupakan jaringan lunak yang bervariasi pada penderita KEP.

4
Antropometri jaringan dapat dilakukan pada jaringan tersebut untuk menilai status gizi di

masyarakat.

1) Lemak subkutan (subcutaneousfat)

Penilaian koposisi tubuh termasuk untuk mendapatkan informasi mengenai jumlah

dan distribusi lemak dapat dilakukan dengan beberapa metode mulai dari yang paling

sulit dilakukan sampai dengan metode yang relative mudah untuk digunakan. Berikut

ini adalah metode – metode yang biasa digunakan untuk menilai komposisi tubuh

mulai dari yang paling sulit sampai yang paling mudah.

a) Ultrasonik;

b) Densitometry (melalui penempatan air pada densitometer atau underwater

weighting);

c) Teknik isotopdilution;

d) Nethodaradiological;

e) Total electrical body conduction (TOBEC);

f) Antopometri (pengukuran berbagai tebal lemak menggunakan kaliper).

Beberapa pengukuran tebal lemak dengan menggunakan caliper:

a) Penguran triceps;

b) Pengukuran bisep;

c) Pengukuran subprailiak;

d) Penguran subskapular.

A. Indeks Antropometri.

Pengertian indeks antropometri adalah pengukuran dari beberapa perameter.

Indeks antropometri bias merupakan rasio dari satu pengukuran terhadap satu atau lebih

pengukuran atau yang dihubungkan dengan umur.

Beberapa indeks antropometri adalah sebagai berikut.

BB/U (Berat badan terhadap Umur)

5
 Indikator status gizi kurang saat sekarang.

 Sensitif terhadap perubahan kecil.

 Kadang umur secara akurat sulit didapat

 Growth monitoring

 Pengukuran yang berulang dapat mendeteksi growth failure karena infeksi atau

KEP

TB/U (Tinggi badan terhadap umur)

 Indikator status gizi masa lalu

 Indikator kesejahteraan dan kemakmuran suatu bangsa

 Kadang umur secara akurat sulit didapat

BB/TB (Berat badan terhadap tinggi badan)

 Mengetahui proporsi badan (gemuk, normal. kurus)

 Indikator status gizi saat ini (current nutrition status)

 Umur tidak perlu diketahui.

LILA/U (lingkaran lengan atas terhadap umur)

 Dapat mengidetifikasi KEP pada balita

 Tidak memerlukan data umur yang kadang sulit

 Dapat digunakan pada saat emergency

 Menbutuhkan alat ukur yang murah

 Pengukuran cepat.

B. Baku Acuan (Data reference)

Ada dua jenis baku acuan, yaitu local dan inter nasional. Terdapat beberapa baku

acuan internasional, seperti tanner, Harvard, NCHS. Indonesia menggunakan baku acuan

internasional WHO/ NCHS. WHO telah menganjurkan pemakaian NCHS di dunia.

Jelliffe (1989) merangkum penggunaan baku acuan yang digunakan saat ini dan

sebelumnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut.

6
Indeks Sekarang Sebelumnya

BB/TB untuk anak

Lingkatan lengan atas untuk

anak

BB/TB Untuk orang dewasa

Lingkaran lengan atas untuk

orang dewasa

NCHS (Hamil et.al 1979)

NCHS (1977)

Frisancho (1984)

Frasancho (1981)

Boston (harvatd) (Stuart and

Maredith 1974)

Wolanski (1966, Pers

Commun)

Mertopolitan life Insurance

(1959)

Jelliffe (1966)

Penilaian status gizi dengan menggunakan metoda antropometri ini memiliki

kelebihan dan kekurangan , Yang dapat dilihat pada table berikut:

Kelebihan Kekurangan

1. Relatif murah

2. Cepat, sehingga dapat dilakukan pada

populasi yang besar

3. Objektif

4. Gradable, Dapat diranking apakah ringan,

7
sedang dan berat.

5. Tidak menimbulkan sakit pada responden

1. Membutuhkan data referensi yang relevan

2. Kesalahan yang muncul seperti kesalahan

pada alat (belum dikatabrasil). Kesalahan pada

observer (kesalahan pengukuran. Pembacaan,

pencatatan)

3. Hanya mendapatkan data pertumbuhan,

obesitas, malnutrisi karena kurang energy dan

protein, tidak dapat memperoleh informasi

karena defisiensi zat gizi mikro.

BAB III

KESIMPULAN

1. Penilaian status gizi bias dilakukan dengan berbagai metoda, tergantung pada tujuan

kegiatan.

2. Pengumpulan data untuk menilai status gizi bias dilakukan dengan berbagai cara,

tergantung dari tujuan dan dana yang tersedia.

3. Perencanaan harus dilakukan sebulum penilaian status gizi dilakukan untuk

mendapatkan hasil yang maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Gibson S. R, 1990. Principles of Nutritional Asessment. New York: Oxford University Press.
, 1993. Nutritional Asessment, A Laboratory Maniual. New York: Oxford
University Press.

8
Jelliffe, D. B, 1989. Community Nutritional Asessment. New York: Oxford University Press.
WHO Technical Report Series, 1995. Physical Status: The Use and Interpretion
of anthropometry.
Geneva: WHO

Anda mungkin juga menyukai