Anda di halaman 1dari 16

KESEHZTAN DAN KESELAMATAN

KERJA DI LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI

DISUSUN OLEH
JUDMAINNAH
B1D120108
Laboratorium mikrobiologi

Secara umum laboratorium mikrobiologi mempelajari tentang mikrooganisme


yaitu virus, bakteri, jamur yang meliputi diagnostik (isolasi dan identifikasi),
prognosis pada kasus infeksi, pedoman dalam pengobatan, mencari sumber infeksi
(misal pada kasus ledakan penyakit infeksi). Laboratorium mikrobiologi sendiri
merupakan laboratorium yang mempelajari, menyimpan dan dan melakukan
pelayanan dalam bidang mikrobiologi yang meliputi bakteri, virus dan jamur. Fungsi
utama laboratorium mikrobiologi, membantu menegakkan diagnosis penyakit infeksi
yang disebabkan oleh mikroba, melakukan uji kepekaan serta penelitian-penelitian
yang berkaitan dengan mikroba. Mikroba yang diteliti sekalipun sterilitas merupakan
hal yang mutlak pada pemeriksaan mikrobiologi. Steritas yang tidak dilakukan akan
mengakibatkan hasil yang yang diperoleh bukanlah hal kuman yang sesungguhnya
namun kuman kontaminan
LABORATORIUM KESEHATAN

sarana kesehatan yang melaksanakan


pengukuran, penetapan dan pengujian terhadap
bahan yang berasal dari manusia atau bahan
bukan berasal dari manusia untuk penentuan
jenis penyakit, penyebab penyakit, kondisi
kesehatan atau factor yang dapat berpengaruh
pada kesehatan perorangan dan masyarakat
Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Laboratorim Mikrobiologi

1. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan pada waktu melakukan praktikum di laboratorium bakteriologi, yaitu:

a. Melindungi petugas/ Praktikan:


 Hindari penyebaran percikan bahan infeksi dari spesimen (mis : saat penanaman /pembakaran dengan sen.gkelit.
 Tempatkan spesimen pada wadah yang tahan bocor
 Dekontaminasi permukaan meja dengan dekontaminan yang sesuai
 Cuci tangan pada saat yang tepat dengan sabun/desinfektan, jangan menyentuh mulut, hidung dan mata saat bekerja
  Jangan makan/minum/merokok saat bekerja
 Gunakan jas praktikum saat bekerja.

 Hindari luka/tertusuk pada saat bekerja (lakukan segala sesuatu dengan hati-hati)
b. Melakukan sterilisasi yang cukup sebelum mencuci alat/membuang
sisa specimen
c. Menyediakan tempat tersendiri untuk peralatan yang digunakan dan
telah terkontaminasi dengan bakteri
d. Menyediakan tempat untuk sampah terkontaminasi dan tidak
terkontaminasi
e. Gunakan sarung tangan dengan tepat
2. Tata cara penggunaan alat-alat di laboratorium, yaitu:
a. Cara menggunakan pipet dan alat bantu pipet
 Hindari memipet dengan mulut, gunakan alat bantu, masukkan sumbat
kapas untuk mengurangi kontaminasi.
 Jangan mencampur bahan infeksi dengan menghisap/meniup pipet
 Jangan mengeluarkan cairan dari dalam pipet secara paksa
 Gunakan kapas yang telah diberi disinfektan bila ada tetesan spesimen
yang jatuh di meja, kemudian kapas di buang di tempat khusus untuk
diautoclave
 Rendam pipet habis pakai di disinfektan 18-24 jam
b. Cara menggunakan jarum suntik (kecelakaan penggunaan jarum suntik penyebab umum
infeksi yang terjadi di laboratorium dan fasilitas kesehatan lain)
 Hindari gerakan cepat dan tergesa-gesa saat memegang jarum suntik
 Gunakan sarung tangan
 Buang kelebihan udara, cairan, gelembung secara vertikal ke kapas yang telah ada
desinfektan
 Jangan membengkokkan atau memindahkan jarum dengan tangan
 Buang jarum suntik pada tempat khusus sebelum steril
3. Cara pembukaan wadah

Pembukaan wadah botol atau cawan petri dan tabung biakan, memiliki potensi terinfeksi, karena
tak terlihat dapat menimbulkan aerosol atau kontaminasi pada kulit atau daerah kerja. Pembukaan
wadah di tempat kerja sering dilakukan, bila tidak hati-hati, bahan terinfeksi yang ada dalam
wadah dapat menularkan secara langsung atau jatuh ke tempat kerja. Beberapa pencegahan yang
dapat dilakukan untuk menghindari resiko terinfeksi adalah sebagai berikut :
 Buka tutup wadah di tempat kerja dengan hati-hati agar isi dalam wadah tidak terpencar ke luar.
 Gunakan jas lab. dan sarung tangan.
 Hindari aerosol.
 Spesimen yang bocor atau pecah hanya dibuka di dalam Safety Cabinet.
4. Penerimaan spesimen di Laboratorium
 Laboratorium mempunyai loket khusus penerimaan spesimen. Jika jumlah spesimen tidak banyak, maka tempat
pemeriksaan spesimen dapat dilakukan pada meja khusus dalam areal laboratorium.
 Spesimen harus di tempatkan dalam wadah yang tertutup rapat untuk mencegah tumpahnya/bocornya spesimen.
 Wadah harus dapat didisinfeksi atau diautoklaf.
 Wadah terbuat dari bahan tidak mudah pecah/bocor.
 Wadah diberi label tentang identitas spesimen.
 Wadah diletakkan pada baki khusus yang terbuat dari logam atau plastik yang dapat didisinfeksi atau diautoklaf ulang.
 Baki harus didisinfeksi / diautoklaf secara teratur setiap hari.

 Jika mungkin, wadah diletakkan di atas baki dalam posisi berdiri


5. Petugas pembawa spesimen dalam Laboratorium

 Mengenakan jas laboratorium yang tertutup rapat pada bagian depan saat membawa spesimen.

 Membawa spesimen di atas kaki

 Mencuci tangan dengan disinfektan jika terkena tumpahan/percikan dari spesimen.

 Jika spesimen bocor / tumpah di atas baki, dekontaminasi baki dan sisa spesimen diautoklaf.

 Lapor pada petugas/panitia keamanan kerja laboratorium jika terluka saat bekerja.
1. Tindakan khusus terhadap darah dan cairan tubuh

Tindakan di bawah ini dibuat untuk melindungi petugas laboratrorium terhadap infeksi yang ditularkan melalui darah seperti Virus
hepatitis B, HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan lain-lain.

a. Mengambil, melabel dan membawa spesimen

 Gunakan sarung tangan

 Hanya petugas lab yang boleh melakukan pengambilan darah.

 Setelah pengambilan darah, lepaskan jarum dari sempritnya dengan alat khusus yang sekaligus merupakan wadah penyimpanan jarum
habis pakai. Pindahkan darah ke dalam tabung spesimen dengan hari-hati dan tutup rapat mulut tabung spesimen. Jarum suntik habis
pakai sebaiknya dibakar dalam alat insinerasi. Jika fasilitas insinerasi tidak tersedia, jarum suntik dan sempritnya diautoklaf dalam
kantong yang terpisah.

 Tabung spesimen dan formulir permintaan harus diberi label BAHAYA INFEKSI.

 Masukkan tabung ke dalam kantung plastik untuk dibawa ke laboratorium. Formulir permintaan dibawa secara terpisah.
b. Membuka tabung spesimen dan mengambil sampel

 Buka tabung spesimen dalam kabinet keamanan biologis Kelas I dan Kelas II.

 Gunakan sarung tangan

 Untuk mencegah percikan, buka sumbat tabung setelah dibungkus kain kasa. 

c. Kaca dan benda tajam

 Jika mungkin, gunakan alat terbuat dari plastik sebagai pengganti kaca/gelas. Bahan kaca/gelas dapat dipakai jika terbuat dari borosilikat.

 Sedapat mungkin, hindari penggunaan alat suntik selain untuk mengambil darah.

d. Sediaan darah pada kaca objek

 Pegang kaca objek dengan forsep.

e. Peralatan otomatis

 Sebaiknya gunakan alat yang tertutup (enclosed type)

 Cairan yang keluar dari alat/effalut harus dikumpulkan dalam tabung/wadah tertutup atau dibuang ke dalam sistem pembuangan limbah.

 Jika memungkinkan, alirkan hipoklorit atau glutaraldehid ke dalam alat disinfektan hanya pada keadaan tertentu.
C. Tujuan dari Kesehatan dan Keselamatan Kerja(K3) adalah:

1. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pekerja di semua lapangan pekerjaan ke


tingkat yang setinggi-tingginya, baik fisik, mental maupun kesehatan sosial.

2. Mencegah  timbulnya  gangguan  kesehatan  masyarakat  pekerja  yang  diakibatkan  oleh tindakan/kondisi


lingkungan kerjanya.

3. Memberikan  perlindungan  bagi  pekerja  dalam  pekerjaannya  dari  kemungkinan  bahaya yang


disebabkan oleh faktor-faktor yang membahayakan kesehatan.

4. Menempatkan dan memelihara pekerja di suatu lingkungan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan
fisik dan psikis pekerjanya.
Unsafe Berasal dari
Human tenaga kerja
Act itu sendiri
Penyebab
Kecelakaan Kerja

Berasal
Unsafe dari alat
Condition dan sarana
kerja
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai