Anda di halaman 1dari 9

Learning Issue Skenario A Blok 25 Tahun 2022

Nama : Muhammad Irfian Nurrahman

NIM : 04011281924068

Kelas : Gamma 2019 / G7

Pemeriksaan Laboratorium

 Nilai Normal dan Interpretasi

Pemeriksaan
Hasil Pemeriksaan Nilai Normal Interpretasi
Laboratorium
Nilai CT Value > 40: Normal
Positif dengan CT Nilai CT Value antara 38 – 40: Positif lemah
Swab PCR Positif
value 21 Nilai CT Value 30 – 37: Positif
Nilai CT Value < 29: Positif Kuat
Hemoglobin 2 gr/dL 14 – 17 gr/dL Anemia
Leukosit 3.400/mm3 5.000 - 10.000/mm3 Leukopenia
Trombosit 210.000/mm3 150.000 - 350.000 /mm3 Normal
Limfosit 8% 20 - 40% Limfositopenia
Kimia Darah Hasil Pemeriksaan Nilai Normal Interpretasi
CRP 55 mg/dl < 5mg/L Meningkat
D-dimer 5,81m/dl <0,4 µg/mL Meningkat
Fibrinogen 660 mg/dl 200 – 400 mg/dL Meningkat
Gula Darah
286 mg/dL < 140 mg/dL Diabetes
Sewaktu

 Mekanisme Abnormalitas

1. Swab PCR positif:


Sputum → Dicampur buffer lisis → Amplifikasi gen → Flourosensi → Swab PCR positif →
Terinfeksi COVID 19
2. Hemoglobin menurun:
Terinfeksi COVID 19 → Bersikulasi ke Peredaran Darah → Virus Berikatan dengan Porfirin
RBC → Menyerang Hb pada Rantai Beta 1 Hb → Hemolisis → Hb menurun
3. Leukosit menurun:
Terinfeksi COVID 19 → Penurunan sel T → Peningkatan sitokin (IL-6) →
Limpopenia/Penurunan Limfosit → Penurunan Leukosit
4. Limfosit menurun:
Terinfeksi COVID 19 → Penurunan sel T → Peningkatan sitokin (IL-6) →
Limpopenia/Penurunan Limfosit
5. CRP:
Terinfeksi COVID 19 → Reaksi Inflamasi → Peningkatan gumpalan RBC → CRP
Meningkat
6. Fibrinogen meningkat:
Terinfeksi COVID 19 → Kerusakan Endotel dan Peningkatan Platelet → Peningkatan Faktor
Pembekuan → Peningkatan Fibrinogen
7. Gula Darah Sewaktu:
Pasien dengan Riwayat Diabetes Mellitus yang tidak terkontrol → Gula Darah Tinggi
8. Thoraks Pneumonia Bilateral:
Gambar: Pneumonia Bilateral

Terinfeksi COVID 19 → Reaksi Inflamasi di Kedua Lapang Paru → Terjadi Agregrasi Sel
Imun → Kerusakan Jaringan dan Endotel → Pneumonia Bilateral

 Swab Antigen

 Sensitivitas antigen rapid test (tes cepat antigen) untuk SARS-CoV-2 berdasarkan
berbagai merk antigen yang diteliti menunjukkan variasi dengan rentang 0 - 94%, namun
spesifisitasnya tinggi (>97%)
 Panduan interim WHO tanggal 11 September 2020 merekomendasikan

penggunaan antigen rapid test (tes cepat antigen):


1. Bila nucleic acid amplification tests (NAAT) akses sulit atau tidak tersedia; atau
waktu ketersediaan hasil lama, dengan syarat tes cepat antigen SARSCoV-2
mempunyai sensitivitas ≥80% dan spesifisitas ≥97%
2. Untuk mendukung investigasi pada kelompok orang yang berisiko dan terisolasi yang
terkonfirmasi positif di daerah wabah(misalnya di kelompok tertutup atau semi
tertutup seperti sekolah,panti wreda, kapal pesiar, lembaga permasyarakatan, tempat
kerja, asrama dan lain-lain)
3. Untuk memantau tren insidensi penyakit di masyarakat, terutama pada pekerja
esensial dan tenaga kesehatan selama wabah atau di daerah dengan transmisi
komunitas meluas.
4. Deteksi dan isolasi dini kasus positif di fasilitas layanan kesehatan, pusat/tempat tes
COVID-19, panti wreda, lembaga pemasyarakatan, dan sekolah; pada tenaga garis
depan dan tenaga kesehatan; dan untuk pelacakan kontak pada situasi transmisi
komunitas meluas
5. Tracing kontak pasien terkonfirmasi positif.

 Antigen rapid test (tes cepat antigen) tidak direkomendasikan dilakukan pada:

1. Tempat atau populasi dengan prevalensi penyakit yang diperkirakan rendah


(misalnya: skrining di pintu masuk bandara atau perbatasan negara, skrining donor
darah, bedah elektif), terutama jika tes konfirmasi NAAT tidak langsung tersedia.
2. Persyaratan biosafety dan kontrol infeksi tidak terpenuhi
3. Kasus nol atau hanya sporadic
4. Asimptomatik, kecuali terdapat kontak dengan kasus konfirmasi

 Pengerjaan pemeriksaan tes cepat antigen:

1. Disupervisi dan diinterpretasi oleh Tim Ahli


2. Dilakukan oleh tenaga yang terlatih dalam menggunakan peralatan dan
meminimalkan risiko terpapar
3. Pengambilan swab dan pengerjaan tes cepat antigen dilakukan di
a) Laboratorium dengan fasilitas ruangan bertekanan negative
b) Tempat terbuka dengan mempertimbangkan keamanan lingkungan sekitar;
4. Pengerjaan harus segera dilakukan atau sesuai dengan insert kit

 Spesimen yang diperlukan menyesuaikan dengan insert kit yang digunakan, dapat
berupa:

a) Swab nasofaring
b) Swab orofaring

 Sebelum kegiatan pengambilan spesimen dilaksanakan, harus memperhatikan


kewaspadaan universal (universal precaution) untuk mencegah terjadinya penularan
penyakit, meliputi:
a) Selalu mencuci tangan dengan menggunakan sabun sebelum dan sesudah tindakan.
b) Pemasangan APD level 3 sesuai Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus
Disease (COVID-19) Kemenkes revisi 05, sebagai berikut:
i) Mengganti baju dengan baju kerja
ii) Menggunakan pelindung sepatu (shoe cover)
iii) Memakai sarung tangan dalam
iv) Mengenakan jubah (gown) lengan panjang dan sekali pakai yang terbuat dari
kain yang telah teruji ketahanannya.
v) Memakai respirator partikulat seperti N95 sertifikasi NIOSH, EU FFP2 atau
setara. Ketika mengenakan respirator partikulat disposable, periksa selalu
kerapatannya (fit test)
vi) Memakai pelindung mata (yaitu kacamata google)
vii) Menggunakan headcap (pelindung kepala), dan face shield
viii) Memakai sarung tangan luar, diusahakan menutupi lengan gau
c) Diwajibkan menyediakan tempat sampah infeksius
Dilakukan autoklaf sebelum dibuang ke tempat pembuangan limbah infeksius

 Cara pengambilan spesimen swab nasofaring


a) Gunakan APD sesuai standar
b) Gunakan swab yang terbuat dari dakron/rayon steril dengan tangkai plastic atau jenis
flocked swab (tangkai lebih lentur).
c) Pastikan tidak ada obstruksi (hambatan pada lubang hidung).
d) Masukkan secara perlahan swab ke dalam hidung, pastikan posisi swab pada septum
bawah hidung, secara perlahan-lahan ke bagian nasofaring.
e) Swab kemudian dilakukan gerak memutar secara perlahan.

Gambar 1. Swab Nasofaring


Sumber: PDSPatKlin. 2020. Revisi Panduan Tatalaksana Pemeriksaan Antigen Rapid
Test SARS COV-2.

 Cara pengambilan swab orofaring


a) Gunakan APD sesuai standar
b) Gunakan swab yang terbuat dari dakron/rayon steril dengan tangkai plastic atau jenis
flocked swab (tangkai lebih lentur). Jangan menggunakan swab kapas atau swab yang
mengandung calcium alginat atau swab kapas dengan tangkai kayu, karena mungkin
mengandung substansi yang dapat menghambat menginaktifasi virus dan dapat
menghambat proses pemeriksaan secara molekuler.
c) Lakukan swab pada lokasi yang diduga terdapat koplik spot/bercak koplik (biasanya
belakang faring) dan hindarkan menyentuh bagian lidah.
Gambar 2. Lokasi Swab Orofaring
Sumber: PDSPatKlin. 2020. Revisi Panduan Tatalaksana Pemeriksaan Antigen Rapid
Test SARS COV-2.

 Prosedur Pemeriksaan

Gambar 3. Prosedur Pemeriksaan Antigen Rapid Test


Sumber: PDSPatKlin. 2020. Revisi Panduan Tatalaksana Pemeriksaan Antigen Rapid
Test SARS COV-2.

 Flowchart penggunaan tes cepat antigen di daerah dengan transmisi komunitas meluas
dan tidak ada kapasitas NAAT
Gambar 4. Flowchart Antigen RDT
Sumber: PDSPatKlin. 2020. Revisi Panduan Tatalaksana Pemeriksaan Antigen Rapid
Test SARS COV-2.

 Interpretasi

Gambar 5. Interpretasi Antigen Rapid Test


Sumber: PDSPatKlin. 2020. Revisi Panduan Tatalaksana Pemeriksaan Antigen Rapid
Test SARS COV-2.

 Kewaspadaan hasil pemeriksaan antigen rapid test

Hasil pemeriksaan antigen rapid test (tes cepat antigen) memiliki kesesuaian baik dengan
hasil RT-PCR pada nilai Ct yang berbeda untuk masing-masing merk rapid test. WHO
mengumumkan kesesuaian yang baik dengan nilai Ct ≤ 25 (pada pemeriksaan dengan
nilai Ct maksimal 40) atau > 106 salinan genomic virus/mL; yang menggambarkan fase
prasimptomatik (1-3 hari sebelum munculnya gejala) dan fase simptomatik awal (dalam
waktu 5-7 hari pertama perjalanan penyakit)

 Pelaporan

a) Hasil deteksi antigen: positif


Pelaporan:
o Antigen SARS-CoV-2 positif

Saran:
o Pemeriksaan konfirmasi dengan pemeriksaan RT-PCR
o Lakukan karantina atau isolasi sesuai dengan kriteria
o Menerapkan PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat: mencuci tangan,
menerapkan etika batuk, menggunakan masker saat sakit, menjaga stamina), dan
physical distancing
b) Hasil deteksi antigen: negative
Pelaporan:
o Antigen SARS-CoV-2 negatif

c) Catatan
o Hasil negatif tidak menyingkirkan kemungkinan terinfeksi SARS-CoV-2
sehingga masih berisiko menularkan ke orang lain, disarankan tes ulang atau tes
konfirmasi dengan NAAT *, bila probabilitas pretes relatif tinggi, terutama bila
pasien bergejala atau diketahui memikili kontak dengan orang yang terkonfirmasi
COVID-19
o Hasil negatif dapat terjadi pada kondisi kuantitas antigen pada specimen di bawah
level deteksi alat

* Lihat flowchart (poin 6) dengan mempertimbangkan NPN tinggi atau rendah

 Kelebihan dan Kekurangan


Gambar 6. Kelebihan dan Kekurangan Antigen Rapid Test
Sumber: PDSPatKlin. 2020. Revisi Panduan Tatalaksana Pemeriksaan Antigen Rapid
Test SARS COV-2.

 Swab PCR

 PCR direkomendasikan untuk:

a) Pasien dalam pengawasan (PDP)


b) Orang dalam pemantauan (ODP)
c) Orang tanpa gejala (OTG)

 Pengerjaan pemeriksaan PCR:

a) Disupervisi dan diinterpretasi oleh Tim Ahli


b) PCR dilakukan pada laboratorium baik milik pemerintah dan swasta, yang memenuhi
persyaratan Biosafety laboratorium (BSL) level II.

 Waktu pengambilan spesimen

Gambar 7. Waktu Pengambilan Spesimen RT-PCR


Sumber: PDSPatKlin. 2020. Panduan Tatalaksana Pemeriksaan Tes Cepat
Molekuler (TCM) dan Polymerase Chain Reaction (PCR) SARS COV-2

 Interpretasi

Gambar 8. Interpretasi PCR

Sumber: PDSPatKlin. 2020. Panduan Tatalaksana Pemeriksaan Tes Cepat


Molekuler (TCM) dan Polymerase Chain Reaction (PCR) SARS COV-2

Anda mungkin juga menyukai