Anda di halaman 1dari 26

Topik Bahasan

Tes Serologi
to Support COVID-19
PENULARAN VIRUS SARS-CoV-2

1. Droplet Transmission
Terkena percikan droplet (5 – 10 µm) yang terinfeksi dalam jarak 1 meter dari batuk /
bersin

Resiko mukosa (mulut/hidung) atau konjungtiva (mata) terpapar droplet

2. Contact Transmission
Kontak langsung dengan pasien yang terinfeksi
Kontak tidak langsung dengan permukaan / benda yang digunakan pada
pasien yang terinfeksi (stetoskop / termometer)

Belum ada laporan penularan airborne, dapat terjadi pada


kondisi/tindakan yang menghasilkan aerosol
Tes Serologi
Prinsip Tes Serologi (Rapid Test /
Immunochromatography)

1. Deteksi antibodi yang dihasilkan tubuh terhadap antigen (IgM, IgG, IgA, dll)

2. Berbagai metode:
- ELISA
- CLIA
- ELFA
- Immunochromatography
PENGERTIAN
Rapid Test Antibody SARS-CoV-2 adalah
pemeriksaan pasien suspek Covid-19 yang
direkomendasikan pada:
1. Orang Tanpa Gejala(OTG) minimal 7 hari
riwayat kontak dengan kasus positif Covid-19
atau memiliki risiko tertular dari orang positif
Covid-19.
2. Orang Dalam Pemantauan(ODP)
3. Pasien Dalam Pengawasan (PDP)
TUJUAN
1.Melaksanakan pemeriksaan deteksi
suspek Covid-19.
2.Membantu penegakan diagosis
pasien suspek Covid-19
3. Memutuskan rantai penularan
pasien yang terbukti positif Covid-19.
PROSEDUR
1. Sebelum pemeriksaan pasien suspek Covid-19, tim pengambil spesimen
dilengkapi surat tugas dari direktur Rumah Sakit.
2. Cuci tangan dengan menggunakan sabun/desinfektan sebelum dan
sesudah tindakan.
3. Menggunakan APD lengkap yaitu: Jas Laboratorium,masker bedah,sarung
tangan dan google atau face shields.
4. Alat dan Bahan:
- Tabung vacutainer flat, EDTA atau Heparin atau Sitrat
- Sentrifus - Torniquet
-Kapas alkohol - Plester
- Lancet,kapas kering atau tissue kering. - Timer/stopwatch
-Marker/Label Nama - Formulir pemeriksaan
laboratorium
- Kantong Sampah infeksius
TEKNIK PEMERIKSAAN SPESIMEN SERUM

• Spesimen serum sangat direkomendasikan untuk


pemeriksaan rapid test antibody SARS-Cov-2.
• Serum didapat dari darah vena tanpa antikoagulan.
• Pasien duduk dikursi phlebotomy,desinfeksi dengan
kapas alkohol daerah tusukan pada fossa cubiti.
• Pasang tourniquet, lalu tusuk pada vena mediana
cubiti atau vena cephalica (bisa dengan spoit 3-5
ml).
• Setelah darah cukup, lepaskan torniquet.
TEKNIK PEMERIKSAAN SPESIMEN SERUM
•Tulis identitas pasien(nama,tanggal lahir,no.identitas/RM)
•Sentrifus darah dalam tabung selama 10-15 menit untuk
mendapatkan serum.
•Hati-hati saat membuka sentrifus, tunggu sampai berhenti
sempurna baru dibuka karena bisa menghasilkan aerosol
infeksius.
•Selanjutnya pengerjaan test rapid antibody mengikuti protokol
sesuai merek rapid test antibody yang dipakai (lihat prosedur
insert KIT).
TEKNIK PEMERIKSAAN SPESIMEN PLASMA

•Plasma didapat dari darah bercampur


antikoagulan EDTA,Heparin dan Sitrat)
•Ambil plasma dalam pipet, volume sesuai
jumlah yang dianjurkan dalam kit test yang
dipakai.
•Selanjutnya pengerjaan test mengikuti
protokol KIT yang digunakan..
TEKNIK PEMERIKSAAN SPESIMEN KAPILER

•Desinfeksi ujung jari tengah dengan kapas


alkohol,tunggu sampai kering.
•Tusuk dengan lancet steril,usahakan agak dalam
sehingga darah tidak harus diperas keluar.
•Setelah darah keluar, buang tetesan darah pertama
dengan memakai kapas kering/tissue kering.
•Teteskan darah ( tetesan kedua) satu tetes kedalam
sumur sampel dari alat rapid test.
•Protokol selanjutnya mengikuti KIT alat yang digunakan.
PELAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

•Hasil deteksi antibody reaktif:


Anti SARS-Cov-2 IgM reaktif,anti SARS-Cov-2 non reaktif atau
Anti SARS-Cov-2 IgM non reaktif,anti SARS-Cov-2 IgG reaktif
atau
Anti SARS-CoV-2 IgM dan IgG reaktif.
•Hasil deteksi antibody non reaktif:
Anti SARS-Cov-2 IgM dan IgG non reaktif
(Pasien tidak terpapar infeksi SARS-Cov-2) Jika pada
Pasien Immunokompromised harus rujuk PCR
Dynamic Titers of IgM Antibodies to SARS-
CoV-2
Dynamic Titers of IgG Antibodies to
SARS-CoV-2
Tingkat Positivitas PCR, IgM, IgG
Terhadap Perjalanan Penyakit
Kemungkinan Penyebab False Positive
FAKTOR INTERNAL

1. Rheumatoid Factor
2. Antibodi heterofilik
3. Sistem komplemen: reaksi imunitas cross-linking
dengan antibodi
4. Anti-mouse antibody Ig
5. Lisozim: dapat membentuk jembatan antara IgG
fase padat dan IgG marker
Kemungkinan Penyebab False Positive
FAKTOR EKSTERNAL

1. Hemolisis: Selama inkubasi, kadar Hb yang meningkat


teradsorpsi pada fase padat, lalu bereaksi dengan substrat HRP
menyebabkan hasil “false positive”.

2. Waktu penyimpanan terlalu lama: IgG dapat berpolimerisasi, di


imunoasai tidak langsung akan menyebabkan reaksi background
yang dalam, sehingga hasil“false positive”

3. Spesimen tidak membeku sempurna: Pada ELISA, terbentuk blok


fibrin à sering false positive

4. Pengaturan cut-off hasil positif: area abu-abu


Kemungkinan Penyebab False Negative

KLINIS
1. Masa awal infeksi, antibodi belum
terbentuk atau belum terdeteksi
2. Fungsi kekebalan tubuh terganggu
à tidak dapat menghasilkan
antibodi yang cukup untuk
terdeteksi
Kemungkinan Penyebab False Negative

LABORATORIUM
1. Reagen yang dipilih (Antigen dan
kualitasnya)
2. Kondisi laboratorium (temperatur
dan kelembapan)
3. Cara pengerjaan tes

Anda mungkin juga menyukai