Anda di halaman 1dari 40

A.

Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN

Pertumbuhan pada mikroorganisme diartikan sebagai penambahan jumlah atau total massa
sel yang melebihi inokulum asalnya. Pertumbuhan merupakan suatu proses kehidupan yang
irreversible artinya tidak dapat dibalik kejadiannya. Dalam melakukan pertumbuhan,
mikroorganisme sendiri memerlukan suatu media tumbuh. Media Media sendiri merupakan
campuran nutrien atau zat makanan yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk
pertumbuhan. Media selain untuk menumbuhkan mikroba juga dibutuhkan untuk isolasi &
inokulasi mikroba serta untuk uji fisiologi dan biokimia mikroba.

Dalam melakukan pertumbuhan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi mikroba dapat
berkembang baik maupun tidak. Faktor- faktor tersebut diantaranya adalah nutrient, suhu,
kelembaban, oksigen, pencahayaan, derajat keasaman (pH), dan tekanan tekanan osmosis.
Pada pertumbuhan mikroorganisme ini, terdapat 4 fase dalam kurva pertumbuhan. Keempat
fase tersebut adalah fase lag, fase log, fase statis, dan fase kematian.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja nutrisi dan media dalam pertumbuhan mikroorganisme ?

2. Apa saja faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme ?

3. Apa saja fase yang terdapat dalam kurva pertumbuhan mikroorganisme ?

C. Tujuan

1. Dapat mengetahui nutrisi dan media yang digunakan dalam pertumbuhan


mikroorganisme

2. Dapat mengetahui faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme

3. Dapat mengetahui fase dalam kurva pertumbuhan mikroorganisme

II PEMBAHASAN

A. Nutrisi dan Media Pertumbuhan Mikroorganisme

Media adalah campuran nutrien atau zat makanan yang dibutuhkan oleh mikroorganisme
untuk pertumbuhan. Media selain untuk menumbuhkan mikroba juga dibutuhkan untuk
isolasi & inokulasi mikroba serta untuk uji fisiologi dan biokimia mikroba. Media yang baik
untuk pertumbuhan mikroba adalah yang sesuai dengan lingkungan pertumbuhan mikroba
tersebut, yaitu : susunan makanannya dimana media harus mengandung air untuk menjaga
kelembaban dan untuk pertukaran zat atau metabolisme, juga mengandung sumber karbon,
mineral, vitamin dan gas, tekanan osmose yaitu harus isotonik, derajat keasaman/pH
umumnya netral tapi ada juga yang alkali, temperatur harus sesuai dan steril

Media harus mengandung semua kebutuhan untuk pertumbuhan mikroba, yaitu: sumber
energi misalnya gula, sumber nitrogen, juga ion inorganik essensial dan kebutuhan yang
khusus, seperti vitamin. Media pertumbuhan mengandung unsur makro yang dibutuhkan
mikroba seperti karbon (C), Hidrogen (H), oksigen (O), Nitrogen (N), dan Phospor (P). selain
itu media juga mengandung unsur mikro seperti besi (Fe), dan Magnesium (Mg). media juga
dapat mengandung bahan tambahan lain seperti indikator phenol red. Sifat media
pembenihan yang ideal adalah mampu memberikan pertumbuhan yang baik jika ditanami
kuman, mendorong pertumbuhan cepat, murah, mudah dibuat kembali, dan mampu
memperlihatkan sifat khas mikroba yang diinginkan.

a. Pengelompokan Media

Berdasarkan bentuknyanya media dibedakan menjadi:

1. Media Cair

Media cair digunakan untuk pembenihan diperkaya sebelum disebarke media padat, tidak
cocok untuk isolasi mikroba dan tidak dapat dipakai untuk mempelajari koloni kuman.
Contoh media cair Nutrient broth (NB); Pepton dilution fluid (PDF); Lactose Broth (LB); Mac
Conkey Broth (MCB), dan lain-lain. Pepton merupakan protein yang diperoleh dari peruraian
enzim hidrolitik seperti pepsin, tripsin, papain,Pepton. mengandung Nitrogen dan bersifat
sebagai larutan penyangga, beberapa kuman dapat tumbuh dalam larutan pepton 4%.

Media semi padat adalah media yang mengandung agar sebesar 0.5 %

Media padat Media padat mengandung komposisi agar sebesar 15 %.Media padat
digunakan untuk mempelajari koloni kuman, untuk isolasi dan untuk memperoleh biakan
murni. Contoh media padat Nutrient Agar (NA); Potato Detrose Agar (PDA); Plate Count
Agar (PCA), dan lain-lain.

Nutrient Agar (NA) adalah salah satu contoh media yang sering digunakan untuk
menumbuhkan dan mengembangbiakkan bakteri. Sementara itu, Potato Dextrose Agar
(PDA) merupakan media yang sering digunakan untuk menumbuhkan dan
mengembangbiakkan yeast dan kapang. Nutrient Agar (NA) merupakan media biakan yang
dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar, sedangkan Potato Dextrose Agar (PDA) dibuat
dari kentang dan agar. Menurut Radji (2011)

Media Selektif

Media selektif merupakan media cair yang ditambahkan zat tertentu untuk menumbuhkan
mikroorganisme tertentu dan diberikan penghambat untuk mikroba yang tidak diinginkan.
Contoh media yang ditambahkan ampisilin untuk menghambat mikroba lainnya.

Berdasarkan tujuan penggunaannya media dibedakan menjadi :

a. Media isolasi

Media yang mengandung unsur esensial yang dibutuhkan untuk pertumbuhan mikroba.

b. Media diperkaya Media diperkaya merupakan media yang mengandung bahan dasar
untuk pertumbuhan mikroba dan zat-zat tertentu yang ditambahkan seperti serum, kuning
telur, dan lain-lain.

b. Jenis Media Pertumbuhan Mikroba

Nama Kaldu Nutrisi (Nutrient Broth) Kaldu darah Fungsi Media Pengayakan dan pembiakan
Media pembiakan dan melihat sifat hemolysis Media pengayaan Media pembiakan bakteri
enterik Media untuk melihat fermentasi gula Untuk melihat gerak bakteri Untuk mempelajari
koloni bakteri Untuk melihat koloni bakteri dan sifat hemolysis Media pembiakan bakteri
enterik, dapat digunakan untuk membedakan bakteri peragi laktosa dan bukan peragi
laktosa Media pembiakan bakteri enterik, dapat digunakan untuk membedakan bakteri
peragi laktosa dan bukan peragi laktosa Media pembiakan Salmonella dan Shigella.

Media Pembiakan Vibrio Media pembiakan Corynebacterium diphteriae Media pembiakan


Mycobacterium Air Pepton (Pepton Dilution Cair Fluid/PDF) Kaldu empedu) Gul a pepton
(kaldu gul a ) dengan gula yang digunakan glukosa atau laktosa Semi Padat Padat 0,5%
agar Agar nutrisi (Nutrient Agar) Agar Darah Agar endo EMBA-eosin Methylene Salmonella
Shigella Agar TCBS – Thiosulphate Citrate Bile Agar darah telurit Agar Lowenstein-Jensen

B. KEBUTUHAN ENERGI DAN KEMAMPUAN MENGHASILKAN SENYAWA ORGANIK

1. Kebutuhan Energi

Berdasarkan kebutuhan energinya dikelompokan menjadi beberapa mikroorganisme, yaitu:

1) Mikroorganisme Fototrof

Mikroorganisme yang untuk pertumbuhannya menggunakan energi sinar (cahaya) disebut


mikroorganisme fototrof (fotosintetik).

2) Mikroorganisme Kemotrof

Mikroorganisme yang untuk pertumbuhannya memperoleh energi dengan cara reaksi


oksidasi-reduksi (redoks) dari substrat yang menjadi nutrien disebut khemotrof
(khemosintetik). Energi biokimia ini diperoleh dengan oksidasi (respirasi) atau dengan
peragian.

Berdasarkan atas sumber donor elektron organisme digolongkan menjadi:

1) Organisme litotrof ialah organisme yang dapat menggunakan donor elektron dalam
bentuk senyawa anorganik seperti H2, NH3, H2S dan S.

2) Organisme organotrof ialah organisme yang menggunakan donor elektron dalam bentuk
senyawa organik.

Berkaitan dengan masalah pembagian mikroba berdasarkan zat gizi, ada bebrapa istilah
yang menyatakan keadaan fisis pada waktu zat organik memasuki sel, yakni :

1) Osmotrof, yakni organisme yang mengambil semua zat gizi dalam bentuk larutan.
Misalnya, bakteri dan cendawan.

2) Fagotrof, yaitu organisme yang dapat mengambil partikel makanan padat dengan
mekanisme yang dinamakan fagositosis. Misalnya protozoa.

2. Makronutrien

Mayoritas komponen seluler adalah karbon, oksigen, hidrogen, nitrogen, fosfor dan elemen
ini merupakan penyusun utama membran, protein, asam nukleat dan struktur seluler
lainnya. Elemen ini diperlukan paling banyak oleh mikroba untuk menyusun komponen
selulernya. Oleh karena itu disebut makronutrien.

1) Nitrogen dan Sulfur


Semua organisme yang hidup memerlukan nitrogen. Tumbuhan menggunakan nitrogen
dalam bentuk garam nitrogen anorganik seperti kalium nitrat (KNO3), sedangkan hewan
membutuhkan senyawa nitrogen organik seperti protein dan produk-produk hasil
peruraiannya yaitu peptida dan asam-asam amino tertentu.

Nitrogen juga diperlukan oleh semua mikroba untuk sintesis protein asam nukleat dan
senyawa–senyawa lain yang mengandung nitrogen. Sejumlah nitrogen sangat dibutuhkan
dalam pertumbuhan, karena nitrogen tersebut terkandung di dalam protein dan asam
nukleat.

Dalam hal memperoleh nitrogen setiap organisme berbeda-beda, ada yang dengan cara
menggunakan gas nitrogen dari udara dan ada juga yang menggunakan sumber nitrogen
anorganik, seperti garam-garam ammonium. Tapi ada juga yang menggunakan sumber
nitrogen organik, seperti glutamik dan asparagin.

Nitrogen dan sulfur harus berada dalam bentuk reduksi untuk kombinasi organic, misalnya
asam amino (R-NH2) atau sulfur sebagai persenyawaan organic dalam persenyawaan
sulfhidril (R-SH).

2) Hidrogen dan Oksigen

Kedua unsur ini digunkan biasanya sebagi air untuk keperluan seperti pelarutan, hidrolisis,
ionisasi, osmosis dan sebagainya.

a. Hidrogen molekuler

Digunakan oleh beberapa spesies bakteri sebagai sumber energy (misalnya


Hydrogemonas). Organism ini dapat tumbuh dalam larutan yang seluruhnya mengandung
mineral dengan menggunakan CO2 dari udara sebagai sumber karbon dan mengoksidasi
H2 menjadi H2O sebagi sumber energi.

b. Oksigen molekuler

Peranannya sangat penting terutama pada mekanisme memperoleh energy pada sel dan
mempunyai hubunganlain terhadap kehidupan sel. Sumber dan pemakaian oksigen berbeda
pada setiap spesies.

Kelompok organisme sehubungan dengan penggunaan oksigen molekuler.

a. Obligat aerob, membutuhkan oksigen yang sangat banyak sebagi akseptor akhir dalam
oksidasi biologis atau respirasi aerob.

b. Obligat anaerob, mikroorganisme yang termasuk kelompok ini tidak membutuhkan


oksigen bebas, bahkan jika kontak dengan oksigen akan mengakibatkan penghambatan
atau mematikan organism tersebut.

c. Fakultatif aerob atau anaerob, dapat menggunakan oksigen sebagai akseptor electron,
atau sebagai gantinya, diambil oksigen dari garam-garam seperti NaNO3, Na2SO4 atau
karbonat.

d. Mikroaerofil Organisme dalam golongan ini mati atau terhambat pertumbuhannya oleh
tegangan oksigen penuh. Pertumbuhan terbaiknya pada konsentrasi oksigen terbatas.

1.e. Indiferen, oraganisme yang tidak membutuhkan oksigen bebas ataupun terhambat
olehnya, kecuali dalam keadaan tertentu.
Fungsi utama oksigen adalah sebagai akselator elektron terminal pada respirasi aerob, pada
peristiwa ini oksigen direduksi menjadi air.

3) Karbon

Berdasarkan atas kebutuhan karbon orgsnisme dibedakan menjadi:

a. autotrof ialah organisme yang dapat semata-mata hidup menggunakan CO2 dan
senyawa karbonat sebagai satu-satunya sumber karbon.

b. heterotrof ialah organism yang memerlukan sumber karbon dalam bentuk senyawa
organik. Organisme heterotrof dibedakan lagi menjadi saprofit dan parasit.

3. Mikronutrin

1) Mikronutrin Anorganik

Ada yang dikenal dengan mikronutrin anorganik. Beberapa unsur logam berat (Co, Mo, Cu,
Zn) sangat dibutuhkam untuk kehidupan sel meskipun jumlah yang digunakan sangat
sedikit. Kadang-kadang jumlah itu demikian kecilnya sehingga sukar dideteksi, atau bila
ditemukan tidak mudah dapat dipastikan apakah zat itu bersifat fungsional atau hanya
kotoran belaka

2) Mikronutrin Orgnik

Contoh yang baik adalah vitamin. Banyak bakteri yang tidak membutuhkannya, sedangkan
ada pula yang hampir selalu memerlukannya seperti halnya manusia.

C. KEBUTUHAN OKSIGEN MIKROBA

Untuk sel, oksigen tersedia dalam bentuk air. Selanjutnya oksigen juga terdapat dalam CO2
dan dalam bentuk senyawa organik. Selain itu masih banyak organisme yang tergantung
dari oksigen molekul (O2 atau dioksigen). Oksigen yang berasal dari molekul oksigen hanya
akan diinkorporasi ke dalam substansi sel kalau sebagai sumber karbon digunakan metana
atau hidrokarbon aromatik yang berantai panjang. Menilik hubungannya dengan oksigen
dapat dibedakan sekurang-kurangnya tiga kelompok organisme, organisme aerob obligat
yang mampu menghasilkan energi hanya melalui respirasi dan dengan demikian tergantung
pada oksigen. Organisme anaerob obligat hanya dapat hidup dalam lingkungan bekas
oksigen. Untuk organisme ini O2 bersifat toksik. Mikroorganisme anaerob fakultatif tumbuh
dengan adanya O2 udara, jadi bersifat aerotoleran; tetapi organisme ini tidak dapat
memanfaatkan O2, tetapi memperoleh energi semata-mata dari peragian. Jenis bakteri
anaerob fakultatif lain (Enterobacteriaceae) dan banyak ragi dapat beralih dari peroleh
energi dengan respirasi (dengan adanya O2) ke peragian (tanpa O2). Tabel kebutuhan
oksigen pada mikrooganisme

D. MEDIA PERTUMBUHAN MIKROBA

Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat
makanan (nutrisi) yang di perlukan mikroorganisme untuk pertumbuhan.
Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-melekul kecil yang dirakit
untuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolate
mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komponen media
pertumbuhannya.

Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme


tersebut harus sesuai susunanya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang
bersangkutan.

Media biakan yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri terdapat dalam bentuk padat,
semi-padat dan cair. Media biakan harus berisi zat hara dan mempunyai keadaan fisik yang
sesuai pertumbuhan bakteri. Nutrisi yang berbeda di dalam media biakan di gunakan untuk
pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energi dalam metabolisme dan pergerakan. Pada
umumnya nutrisi atau kandungan unsure dalam media biakan yang dibutuhkan oleh bakteri
adalah sumber energi, karbon, nitrogen, sulfur, fasfor, unsur-unsur logam, vitamin dan air.

Medium untuk menumbuhkan mikroorganisme ada berbagai macam. Berikut adalah


berbagai medium yang sering digunakan :

1. Nutrien Agar (NA)

Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga digunakan untuk
pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian
mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak
beef, pepton, dan agar.

2. Potato Dextrose Agar (PDA)

PDA digunakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi yeast dan kapang. Dapat juga
digunakan untuk enumerasi yeast dan kapang dalam suatu sampel atau produk makanan.
PDA mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak
kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir tetapi
kurang baik untuk pertumbuhan bakteri.

3. Plate Count Agar (PCA)


PCA digunakan sebagai medium untuk mikroba aerobik dengan inokulasi di atas
permukaan. PCA dibuat dengan melarutkan semua bahan (casein enzymic hydrolisate,
yeast extract, dextrose, agar) hingga membentuk suspensi 22,5 g/L kemudian disterilisasi
pada autoklaf (15 menit pada suhu 121°C). Media PCA ini baik untuk pertumbuhan total
mikroba (semua jenis mikroba) karena di dalamnya mengandung komposisi casein enzymic
hydrolisate yang menyediakan asam amino dan substansi nitrogen komplek lainnya serta
ekstrak yeast mensuplai vitamin B kompleks.

Selain medium di atas masih terdapat medium lain yang juga memiliki fungsi untuk
menumbuhkan kultur mikroorganisme, yaitu :

1. Lactose
Lactose broth digunakan sebagai media untuk mendeteksi kehadiran koliform dalam air,
makanan, dan produk susu, sebagai kaldu pemerkaya (pre-enrichment broth) untuk
Salmonellae dan dalam mempelajari fermentasi laktosa oleh bakteri pada umumnya. Pepton
dan ekstrak beef menyediakan nutrien esensial untuk memetabolisme bakteri. Laktosa
menyediakan sumber karbohidrat yang dapat difermentasi untuk organisme koliform.
Pertumbuhan dengan pembentukan gas adalah presumptive test untuk koliform. Lactose
broth dibuat dengan komposisi 0,3% ekstrak beef; 0,5% pepton; dan 0,5% laktosa.

2. Nutrient Broth (NB)

Nutrient broth merupakan media untuk mikroorganisme yang berbentuk cair. Intinya sama
dengan nutrient agar.

3. EMBA (Eosin Methylene Blue Agar)

Media Eosin Methylene Blue mempunyai keistimewaan mengandung laktosa dan berfungsi
untuk memilah mikroba yang memfermentasikan laktosa seperti S. aureus, P. aerugenosa,
dan Salmonella. Mikroba yang memfermentasi laktosa menghasilkan koloni dengan inti
berwarna gelap dengan kilap logam. Sedangkan mikroba lain yang dapat tumbuh koloninya
tidak berwarna. Adanya eosin dan metilen blue membantu mempertajam perbedaan
tersebut

4. MRSA (deMann Rogosa Sharpe Agar)

MRSA merupakan media yang diperkenalkan oleh De Mann, Rogosa, dan Shape (1960)
untuk memperkaya, menumbuhkan, dan mengisolasi jenis Lactobacillus dari seluruh jenis
bahan. MRS agar mengandung polysorbat, asetat, magnesium, dan mangan yang diketahui
untuk beraksi/bertindak sebagai faktor pertumbuhan bagi Lactobacillus, sebaik nutrien
diperkaya MRS agar tidak sangat selektif, sehingga ada kemungkinan Pediococcus dan
jenis Leuconostoc serta jenis bakteri lain dapat tumbuh.

5. Trypticase Soy Broth (TSB)

TSB adalah media broth diperkaya untuk tujuan umum, untuk isolasi, dan penumbuhan
bermacam mikroorganisme. Media ini banyak digunakan untuk isolasi bakteri dari spesimen
laboratorium dan akan mendukung pertumbuhan mayoritas bakteri patogen. Media TSB
mengandung kasein dan pepton kedelai yang menyediakan asam amino dan substansi
nitrogen lainnya yang membuatnya menjadi media bernutrisi untuk bermacam
mikroorganisme. Dekstrosa adalah sumber energi dan natrium klorida mempertahankan
kesetimbangan osmotik. Dikalium fosfat ditambahkan sebagai buffer untuk mempertahankan
pH.

6. APDA

Media APDA berfungsi untuk menumbuhkan dan menghitung jumlah khamir dan yeast yang
terdapat dalam suatu sampel. Khamir dan yeast akan tumbuh dengan optimal pada media
yang sesuai. Adanya asam tartarat dan pH rendah maka pertumbuhan bakteri terhambat.

7. PGYA Media ini berfungsi untuk isolasi, enumerasi, dan menumbuhkan sel khamir.
Dengan adanya dekstrosa yang terkandung dalam media ini, PGYA dapat digunakan untuk
mengidentifikasi mikroba terutama sel khamir.

FATOGEN

Patogen adalah istilah medis dari kuman, yaitu organisme kecil penyebab
infeksi. Jenis patogen pun bermacam-macam, mulai dari virus, bakteri, hingga
jamur, dan setiap jenisnya bisa menimbulkan penyakit yang berbeda pada
manusia.

Patogen merupakan mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi pada


manusia maupun hewan. Jenisnya pun berbeda dengan mikroorganisme normal
yang menumpang hidup di dalam tubuh manusia, seperti probiotik di saluran cerna
atau flora normal di permukaan kulit dan vagina.

Patogen bisa menyerang tubuh manusia dan menimbulkan penyakit ketika sistem
kekebalan tubuh sedang lemah. Selain itu, masuknya patogen ke dalam tubuh juga
bisa berasal dari luka atau cedera, konsumsi makanan atau minuman yang
terkontaminasi, dan kontak erat dengan orang yang sedang sakit.

Mengenal Jenis-Jenis Patogen

Tingkat keparahan infeksi dan penyakit akibat patogen tergantung pada jenis
patogen yang menyerang tubuh dan kekuatan daya tahan tubuh seseorang untuk
melawannya.
Secara umum, ada 6 jenis patogen yang bisa menimbulkan penyakit atau infeksi
pada manusia, yaitu:

1. Bakteri

Bakteri merupakan salah satu patogen yang dapat menimbulkan infeksi. Bakteri ini
bisa mengganggu kesehatan tubuh dengan cara menghasilkan zat beracun atau
toksin, merusak jaringan tubuh, serta berkembang biak dan membunuh sel tubuh
yang sehat.

Beberapa penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri adalah pneumonia bakterial,
tuberkulosis, kolera, diare, tifus atau demam tifoid, serta leptospirosis. Pada kasus
tertentu, bakteri juga bisa menimbulkan infeksi yang parah, seperti meningitis dan
sepsis.

Struktur Bakteri
Selain mengetahui cirinya, struktur bakter juga menjadi bagian penting
yang harus dipelajari. Masih dari sumber referensi yang sama, struktur dari
organisme ini sebagai berikut:

1. Flagela
Flagela atau ada juga yang menyebut sebagai flagelum merupakan alat
gerak berbentuk batang atau spiral. Flagela membuat bakteri bisa
berpindah tempat dan mencari daerah yang menguntungkan untuk
hidupnya.

Berdasarkan jenis flagela yang dimiliki, organisme bersel satu ini terbagi
menjadi lima kelompok.

● Atrik: tidak memiliki flagela.


● Monotrik: hanya memiliki satu flagela.
● Amfitrik: flagela ada dua berada tepat di ujung sel.
● Lofotrik: flagela berkumpul pada salah satu ujung.
● Peritri: flagela berada di seluruh permukaan sel tersebut
● Selain flagela, ada juga bagian dari struktur organisme ini yang
disebut sebagai pili. Struktur ini sebenarnya mirip dengan flagela
hanya saja ukurannya lebih pendek dan tipis. Fungsinya untuk alat
pelekat saat konjugasi.
● 2. Kapsul

Kapsul merupakan lapisan lendir berbentuk padat dan tebal. Kapsul


terbuat dari polisakarida dan air. Lendir pada kapsul membuat organisme
ini memiliki permukaan licin. Fungsi kapsul sebagai berikut:

● Alat pertahanan dan pelindung.


● Mencegah kekeringan pada tubuh bakteri.
● Alat untuk melekat pada inang.
● Sumber makanan.

3. Dinding sel
Dinding sel berfungsi untuk melindungi dan membentuk bakteri. Dinding sel ini terbuat dari
peptidoglikan yang merupakan gabungan antara protein dengan polisakarida. Berdasarkan
dari ketebalan peptidoglikan tersebut, organisme tersebut terbagi menjadi dua jenis yaitu
gram posif dan gram negatif.

4. Membran plasma
Selaput sitoplasma atau yang dikenal juga dikenal sebagai membran plasma merupakan
selaput yang hanya bisa dilalui oleh molekul atau zat tertentu saja. Membran ini tersusun atas
fosfolipid dan protein. Fungsinya sebagai berikut:

● Alat transpor elektron dan proton yang dilepas saat oksidasi makanan.
● Alat pengatur pengangkutan zat yang keluar masuk dari membran sel.
● Tempet membentuk mesosom.

5. Sitoplasma
Bagian ini berfungsi unutk tempat raksi kimia dalam sel. Di sitoplasma
juga ada asam nukleat, karbohidrat, protein, lemak, ion organik, dan
kromatofora.

6. Ribosom
Ribosom dibentuk oleh protein dan Ribonucleic Acid (RNA) berfungsi
sebagai tempat sintesis protein.

7. Bahan inti
Bahan inti terdiri dari DNA sebagai pengendali aktivitas. DNA tidak
dilapisi oleh membran sehingga bisa juga disebut nukleoid. Beberapa
bakteri diketahui mamiliki DNA tambahan yang membentuk lingkaran
kecil. Bentuk tersebut kemudian disebut plasmid.

8. Klorosom
Klorosom ada di bawah membran plasma. Peran klorosom yaitu untuk
membantu proses fotosintesis karena didalamnya terdapat klorofil.

9. Vakuola gas
Vakuola gas ini berguna untuk membuat bakteri mengapung dipermukaan
air. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemilik vakuola gas hanyalah
bakteri air. Sama seperti klorosom, vakuola gas dibutuhkan untuk
fotosintesis.

10. Mesosom
Mesosom merupakan membran plasma berongga. Fungsunya untuk
menghasilkan energi. Di dalam mesosom terdapat enzim pernapasan.
Peran enzim tersebut yaitu pada proses oksidasi sebagai penghasil energi

Klasifikasi Bakteri
Sama halnya seperti makluk hidup lainnya, bakteri juga terbagi menjadi
beberapa kelompok. Mengutip di buku “Biologi untuk SMA/MA Kelas
X”, berikut ini penjelasan klasifikasi organisme uniseluler tersebut.

Pengelompokan eubacteria atau bakteri sejati


1. Proteobacteria
Kelompok proteobacteria terdiri dari bakteri ungu, kemoautotrof, dan
kemoheterotrof. Bakteri ungu hidup dalam endapan kolam, danau, atau
lumpur. Sementara itu kemoautotrof biasa hidup bebas atau bersimbiosis
dengan makhluk lain dan kelompok kemoheterotrof hidup dalam saluran
pencernaan.

2. Bakteri gram positif


Kelompok bakteri ini bisa melakukan fotosintesis dan ada juga yang
memiliki sifat kemoheterotrof. Organisme ini membentuk endospora saat
lingkungan tidak menguntungkan. Contoh bakteri ini yaitu Clostridium
dan Bacillus.

3. Spirochetes
Kelompok ini memiliki bentuk spiral dengan panjang 5 sampai 250 mm.
Spirochetes tergolong dalam bakteri gram negatif dan bersifat
kemoheterotrof. Organisme yang masuk klasifikasi ini hidup bebas atau
sebagai parasit di tubuh manusia dan hewan.

4. Chlamydias
Kelompok bakteri ini berukuran 0,2 – 1,5 mm. Chlamydias hanya hidup
sebagai parasit dalam sel makhluk hidup lain. Contohnya yaitu
Chlamydias trachomatis penyebab penyakit mata.

5. Cyanobacteria
Dahulunya kelompok organisme ini dikenal dengan nama ganggang hijau
biru. Cyanobacteria ada yang memiliki sel hanya satu, namun ada juga
yang bersel banyak. Klasifikasi bakteri ini memiliki pigmen klorofil,
karoten, dan pigmen lain.

Pigmen tambahan yang ditemukan dalam organisme ini yaitu fikosianin


(pigmen biru) dan fikoeritrin (pigmen merah). Ragam pigmen tersebut
yang menyebabkan kelompok Cyanobacteria memiliki banyak warna.
Contohnya Anabaena yang menyebabkan air sawah memiliki warna hijau.

Pengelompokan berdasarkan sumber nutrisi


Sementara itu jika dilihat dari sumber nutrisinya, bakteri terbagi menjadi
dua jenis yaitu autotrof dan heterotrof.

1. Bakteri Autotrof
Jenis bakteri yang masuk dalam kelompok ini yaitu bakteri yang mampu
mengubah zat anorganik menjadi organik sebagai sumber makanan.
Sementara itu, kelompok mikroorganisme autotrof ini juga masih terbagi
lagi menjadi fotoautotrof dan kemoautotrof.

● Fotoautotrof

Fotoautotrof yaitu bakteri autotrof yang mengubah bahan anorganik


menjadi organik dengan bantuan cahaya matahari. Contohnya, bakteri
hijau dan ungu. Kedua makhluk hidup uniseluler itu memilki pigmen yang
memberikan warna khas.

● Kemoautotrof
Kemoautotrof yaitu bakteri yang mendapatkan energi dengan melakukan
oksidasi senyawa kimia anorganik. Contohnya Nitromonas yang
mendapatkan energi dari hasil oksidasi amonia menjadi nitrit.

2. Bakteri Heterotrof
Jenis makhluk hidup bersel satu ini yaitu organisme yang mendapatkan
energi dari bahan organik disekitar tempat hidupnya. Organisme ini
terbagi lagi menjadi dua kelompok.

● Bakteri heterotrof yang hidup sebagai parasit dan biasanya


menyebabkan penyakit.
● Bakteri saprofit. Jenis organisme ini memperoleh makanan
dengan cara membebaskan enzim dan menyerap bahan
hasil reaksi enzimatis.

Pengelompokan berdasarkan kebutuhkan oksigen


Tidak seperti manusia yang membutuhkan oksigen, kelompok bakteri
ternyata ada yang memerlukan oksigen namun ada juga yang tidak tubuh.
Berdasarkan kebutuhan oksigennya, jenis organisme uniseluler ini terbagi
menjadi dua macam.

● Bakteri aerob atau yang membutuhkan oksigen. Contohnya


Nitromonas.
● Bakteri anaerob atau yang tidak membutuhkan oksigen.
Contohnya Lactobacillus.

Peranan Bakteri Bagi Kehidupan


1. Peran menguntungkan
Beberapa contoh bakteri yang menguntungkan antara lain:

● Industri makanan: Lactobacillus casei berperan pada


pembuatan keju dan yoghurt.
● Kesehatan: Bacillus brevisberperan dalam pembuatan
antibiotik tirotrisin.
● Pertanian: Rhizobium leguminosarum bersimbiosis dengan
akar tumbuhan.

2. Peran merugikan
Sementara itu beberapa contoh bakteri yang merugikan, sebagai berikut:
● Penyebab penyakit pada manusia: Vibrio chlorea penyebab
kolera, Salmonella typhi penyebab penyakit tifoid,
Leptospira sp. penyebab penyakit leptospirosis, dan lain
sebagainya.
● Penyebab penyakit pada hewan: Bacillus anthracis
penyebab antark pada sapi, kerbau, dan domba.
● Penyebab penyakit pada tanaman: Xanthomonas
oryzaepenyebab penyakit hawar daun bakteri pada padi,
Pseudomonas cattleyae penyebab busuk pada daun
anggrek.
● Penyebab kerusakan makanan: Lauconostoc
mesentroidemenyebabkan makanan basi.

Apa Perbedaan Virus dan Bakteri?


Bakteri merupakan organisme berukuran kecil. Virus juga termasuk dalam
kelompok mikroorganisme. Namun apa yang membedakan keduanya?
Mengutip dari halodoc.com, berikut ini beberapa perbedaan dari kedua
organisme tersebut.

1. Ukuran
Melihat dari ukurannya ternyata virus dan bakteri berbeda. Virus memiliki
ukuran yang sangat kecil dan hanya bisa dilihat menggunakan mikroskop
elektron. Sedangkan bakteri memiliki ukuran lebih besar dari virus,
bahkan masih bisa dilihat menggunakan mikroskop cahaya.

2. Sifatnya
Melihat dari sifat yang dimiliki kedunya ternyata bisa menjadi indikator
perbedaan. Bakteri bersifat uniseluler dan memiliki dinding sel serta
mampu bereproduksi sendiri.

Sementara itu, virus tidak memiliki sel dan bisa hidup ketika berada pada
makhluk hidup lain. Proses berkembang biak virus juga sangat bergantung
dari inangnya. Virus hanya bisa bereplikasi dengan menggunakan sel
tubuh inang.

2. Virus
Virus juga termasuk salah satu patogen yang sering menyebabkan infeksi dan
berbagai penyakit pada tubuh manusia. Patogen ini hanya bisa hidup di dalam sel-
sel tubuh.

Ketika virus masuk ke dalam sel tubuh, patogen akan berkembang biak di dalam sel
dan menyebabkan kerusakan serta kematian sel tersebut.

Ada banyak penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus, di antaranya COVID-19
akibat virus Corona, cacar air akibat virus Varicella zoster, hepatitis B dan hepatitis
C, dan kanker serviks akibat virus HPV.

CIRI-CIRI VIRUS
Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak dapat menjalankan
fungsi biologisnya secara bebas. Karena karakteristik khasnya ini, ia selalu terasosiasi dengan
penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya influenza dan HIV), hewan (misalnya flu burung),
atau tanaman (misalnya mosaik tembakau). Lalu apa saja ciri- ciri yang dimiliki oleh virus?
Berikut beberapa diantaranya:

1. Hanya memiliki satu jenis asam nukleat yang diselubungi oleh kapsid atau selubung
protein. Asam nukleat ini yaitu DNA atau RNA.
2. Ukurannya sangat kecil yaitu antara 25 – 300 nm. Untuk 1 nm sama dengan 10-9
m.
3. Tubuh virus tidak berbentuk sel. Sehingga virustidak memiliki inti sel, membran
plasma, dan sitoplasma.
4. Hanya dapat hidup dan berkembang biak pada sel hidup atau dikenal juga sebagai
parasit intraseluler obligat.
5. Merupakan suatu makhluk metaorganisme. Makhluk metaorganisme merupakan
suatu bentuk peralihan antara benda mati atau memiliki sifat yang dapat dikristalkan
dan makhluk hidup atau dapat berkembang biak.
6. Memiliki beberapa bentuk tubuh. Bentuk tubuh virus yaitu bulat, batang, bentuk T,
dan silindris

STRUKUR TUBUH VIRUS


Pada umumnya struktur tubuh yang dimiliki oleh virus terdiri dari asam nukleat dan kapsid.
Selain itu, mikroorganisme ini juga memiliki struktur tambahan, seperti asam nukleat ini terdiri
dari DNA atau deoxyribo nucleid acid atau RNA atau ribonucleid acid. Secara umum, struktur
tubuh virus terdiri atas 4 bagian utama, yaitu kepala, isi tubuh, ekor, dan kapsid.
1. Kepala

Struktur Virus Kepala Virus memiliki kepala berisi DNA atau RNA yang menjadi bahan genetik
kehidupannya. Isi kepala ini dilindungi oleh kapsid, yaitu selubung protein yang tersusun oleh
protein. Bentuk kapsid sangat bergantung pada jenis virusnya. Kapsid bisa berbentuk bulat,
polihedral, heliks, atau bentuk lain yang lebih kompleks. Kapsid tersusun atas banyak kapsomer
atau sub-unit protein.

2. Isi Tubuh

Isi Tubuh virus atau biasa disebut virion adalah bahan genetik yang berupa salah satu tipe asam
nukleat (DNA atau RNA). Tipe asam nukleat yang dimiliki akan mempengaruhi bentuk tubuh
virus. Isi tubuh biasanya berupa RNA yang berbentuk menyerupai kubus, bulat, atau polihedral,
contohnya pada virus-virus penyebab penyakit polyomyelitis, influenza, dan radang mulut dan
kuku.

3. Ekor

Ekor adalah bagian dalam struktur tubuh virus yang berfungsi sebagai alat untuk menempelkan
diri pada sel inang. Ekor yang melekat di kepala ini umumnya terdiri atas beberapa tabung
tersumbat yang berisi benang dan serat halus.

4. Kapsid

Kapsid adalah lapisan berupa rangkaian kapsomer pada tubuh virus yang berfungsi sebagai
pembungkus DNA atau RNA. Fungsi kapsid ini adalah sebagai pembentuk tubuh dan pelindung
bagi virus dari kondisi lingkungan luar.

Klasifikasi Virus

Klasifikasi Virus Berdasarkan Jenis Sel Inang

1. Virus Penyerang Tanaman

Virus ini bisa merusakan tanaman yang sedang kamu tanam dan rawat, contohnya Tungro dan
TMV.

2. Virus Penyerang Manusia

Virus penyerang manusia sangatlah banyak dan beberapa virus ada yang membahayakan
manusia, seperti virus HIV influenza, virus corona, virus omicron, dan lain-lain.

3. Virus Penyerang Hewan

Virus penyerang hewan ini bisa membuat hewan yang kamu rawat jatuh sakita atau bahkan
mati, contohnya flu burung, rabies, dan sebagainya.
4. Virus Penyerang Bakteri

Virus penyerang bakteri salah satu contohnya adalah virus T.

Klasifikasi Virus Berdasarkan Ada atau Tidak Selubung di


Nukleokapsid

1. Virus Berselubung

Virus berselubung adalah virus yang di dalam selubung itu ada glikoprotein dan lipoprotein,
misalnya Paramyxovirus, Herpesvirus, Togavirus, Rhabdovirus, dan Poxyvirus.

2. Virus Telanjang

Virus telanjang adalah virus yang tidak mempunyai selebung di nukleopasid, seperti Adenovirus,
Reovirus, Papovirus, danPicornavirus.

Klasifikasi Virus Berdasarkan Jenis Asam Nukleat

Beberapa virus ada yang diklasifikasi berdasarkan jenis asam nukleatnya, di antaranya:

1. Virus DNA

Virus DNA adalah virus yang di mana asam nukleat yang dimiliki berupa DNA, misalnya
parvovirus.

2. Virus RNA

Virus RNA adalah virus yang di mana kandungan asam nukleatnya berupa RNA, misalnya
picornavirus.

Klasifikasi Virus Berdasarkan Bentuk Dasar

Jika diklasifikasikan sesuai dengan bentuk dasarnya, maka virus dibagi menjadi tiga jenis, yaitu

1. Virus Helikal

Virus ini hanya mempunyai satu sumbu rotasi saja yang di mana bentuk sumbu itu seperti
batang panjang, bentuknya helikss, dan nukleokapsid mudah bergerak atau tidak kaku, misalnya
virus flu.

2. Virus Kompleks
Seperti dengan namanya, virus ini mempunyai struktur yang cukup kompleks bila dibandingkan
dengan jenis virus yang lain, misalnya virus cacar.

3. Virus dengan Bentuk Ikohedrak

Berbeda dengan virus helikal, jumlah sumbu pada virus ini ada dua rotasi ganda serta tata
ruangnya hanya dibatasi dengan 20 segitiga sama sisi, misalnya virus polio.

Klasifikasi Virus Berdasarkan Tipe Genom dan Replikasinya

Virus Tipe I

Pada virus tipe I ini terdiri dari DNA dengan utas ganda serta reproduksinya dilakukan dengan
cara replikasi, misalnya Herpesvirus.

Virus Tipe II

Virus tipe II terdiri dari DNA dengan utas tunggal serta reproduksinya dilakukan dengan cara
replikasi, misalnya virus MVM.

Virus Tipe III

Virus tipe II, terdiri dari RNA dengan utas handa serta reproduksinya dilakukan dengan cara
replikasi, misalnya Reovirus.

Virus Tipe IV

Virus tipe IV terdiri dari RNA dengan utas tunggal (+) serta reproduksinya dilakukan dengan cara
replikasi, misalnya virus polio.

Virus Tipe V

Virus tipe V terdiri dari RNA dengan utas tunggal (-) dan reproduksinya dilakukan dengan cara
replikasi, misalnya virus rabies.

Virus Tipe VI

Virus tipe VI terdiri dari RNA dengan utas tunggal (+) dan DNA sebagai perantaranya serta
reproduksinya dilakukan cengan cara transkriptasi balik, misalnya virus AIDS.

Virus Tipe VII

Virus tipe VII terdiri dari RNA dengan utas ganda dengan RNA sebagai perantara serta
reproduksinya dengan cara transkriptasi balik, misalnya Heparnavirus.
Klasifikasi Virus Berdasarkan Jumlah Kapsomer

1. Virus yang kapsomernya berjumlah 32, seperti Parvovirus.

2. Virus yang kapsomernya berjumlah 60, seperti Picornavirus.

3. Virus yang kapsomernya berjumlah 72, seperti Papovirus.

4. Virus yang kapsomernya berjumlah 162, seperti Herpesvirus.

5. Virus yang kaposmernya berjumlah 252, seperti Adenovirus.

JENIS-JENIS VIRUS

1. VIRUS DNA

Virus DNA adalah virus yang materi genetiknya berupa asam nukleat yang berbentuk rantai
ganda berpilin. Di dalam sel inangnya, DNA pada virus akan mengalami replikasi menjadi
beberapa DNA dan juga akan mengalami transkripsi menjadi mRNA. mRNA kemudian
mengalami translasi untuk menghasilkan protein selubung virus.

Masih di dalam sel inang, DNA dan protein virus mengkonstruksikan diri menjadi virus–virus
baru. mRNA juga akan membentuk enzim penghancur (Lisozim) sehingga sel inang lisis
(hancur) dan virus–virus keluar untuk menginfeksi sel inang lainnya. Contoh virus ini:

● Papiloma
● Poliloma
● Parvovirus B19
● Adenovirus
● Herpes simpleks I (luka di sekeliling mulut)
● Herpes simpleks II (perlukaan genital)
● Varicella zoster (cacar air)
● Virus Epstein-Barr
● Cytomegalovirus
● Vaccinia
● Roseola
● Cacar sapi
● Cacar
● Bakteriofag
● Hepatitis B virus
● Smallpox virus
● Transfusion Transmitted Virus
● JC virus (progressive multifocal leukoencephalopathy)
● Anellovirus
● Salterprovirus

2. VIRUS RNA
Virus RNA adalah virus yang materi genetiknya berupa asam nukleat yang berbentuk rantai
tunggal atau ganda tidak berpilin. Di dalam sel inangnya, RNA pada virus akan mengalami
transkripsi balik menjadi Hibrid RNA-DNA dan akhirnya membentuk DNA. Selanjutnya DNA virus
akan masuk ke inti sel inangnya, menyisip ke dalam DNA inangnya. DNA virus akan merusak
DNA inangnya dan membentuk mRNA. mRNA akan mengalami translasi untuk menghasilkan
protein selubung virus untuk menbentuk virus–virus baru. Contoh virus ini:

● HIV AIDS
● Influenza
● Virus Hepatitis E
● Poliovirus
● Paramyxovirus Paramyxovirus
● Virus enterik
● Virus rubella
● Virus demam kuning
● Virus ensefalitis
● Virus tumor RNA DHF (demam berdarah)
● Rabies Campak Rhinovirus (demam dan pilek)
● Reovirus (diare)
● Gondong
● Rotavirus
● Enterovirus
● Hepatovirus
● Virus ebola

Salah satu virus mematikan yang sudah terkenal adalah Virus Ebola. Merupakan penyakit dunia
yang paling mematikan, hanya beberapa minggu pasien yang terinfeksi virus ini dapat meninggal
dunia. Sekitar 90% pasien terinfeksi Virus Ebola berakhir dengan kematian.

Dengan Gejala awal pasien mirip dengan pilek, demam, sakit kepala, diare, dan lemas. Secara
lengkap buku Virus Mematikan Ebola oleh Redaksi Health Secret menjelaskan lebih banyak
mengenai virus ebola, bagaimana pencegahannya, dan juga apa saja yang perlu kita persiapkan
untuk menghadapinya. Dan juga dapat Grameds beli dengan klik “Beli Buku” di bawah ini.
Bentuk Virus
Virus yang sering kita ketahui biasanya berupa lingkaran, tetapi pada kenyataannya ada banyak
sekali bentuk virus. Lalu, apa aja sih bentuk virus yang ada?

1. Virus dengan Bentuk Filamen atau Benang

Layaknya sebuah benang, maka virus ini bisa dibilang memiliki ukuran yang cukup tipis,
misalnya virus Ebola.

2. Virus dengan Bentuk Bulat

Virus berbentuk bulat merupakan virus yang umumnya diketahui oleh banyak orang, salah satu
contoh dari bentuk virus ini adalah Human Immunodeficiency Virus (HIV).

3. Virus dengan Bentuk Seperti Huruf T


Virus ini bentuknya hampir sama dengan huruf T. Virus dengan bentuk ini contohnya ada pada
virus yang mengganggu kesehatan bakteri Eschirichia coli atau dikenal dengan bakteriofag.

4. Virus dengan Bentuk Batang

Virus batang ini bisa kita lihat pada Tobacco Mosaic Virus (TMV).

5. Virus dengan Bentuk Batang dan Ujungnya Oval

Pada virus berbentuk batang dengan ujung oval ini salah conothnya berupa virus Rhabdovirus.

6. Virus dengan Bentuk Polihedral

Salah satu contoh virus yang memiliki bentuk polyhedral adalah Adenovirus.

DAMPAK POSITIF VIRUS


Istilah virus, memiliki konotasi terhadap sesuatu yang mematikan, tetapi reputasi buruk ini tidak
berlaku secara universal sebab virus memang tidak selalu merugikan. Terdapat beberapa virus
yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, berikut beberapa diantaranya:

1. BIDANG KESEHATAN

Beberapa virus yang berperan di bidang kesehatan sebagai pencegahan kanker serta
pengendalian kesehatan tubuh adalah sebagai berikut :

● Virus berperan dalam pembuatan beberapa vaksin. Seperti vaksin polio, campak,
cacar, kanker, dan lain-lain. Kandungan yang terdapat di dalam manfaat vaksin
adalah virus yang sudah mati ataupun dilemahkan dan mengakibatkan demam bagi
orang yang disuntik vaksin. Kemudian, sistem imun akan merekamnya dan
membentuk anti bodi dalam tubuh. Sehingga jika penyakit-penyakit tersebut datang
menyerang maka sistem imun tubuh mencegahnya masuk.
● Beberapa virus berperan dalam melakukan pengendalian terhadap beberapa sel
kanker yang akan dibunuh dengan menggunakan cell-killing effects virus secara
langsung, dibanding menggunakan sistem imun.
● Virus-directed enzyme prodrug therapy (VDEPT), merupakan sebuah terapi virus
dimana sel yang menjadi target dimasukkan enzim dan dapat mengaktifkan dan
menonaktifkan prekusor maupun cytoxic yang tersusun secara sistematis.
● Membuat antitoksin. Antitoksin ini terbentuk melalui penggabungan DNA virus dan
gen yang bersifat menguntungkan. Kemudian, DNA virus menghubungkan DNA
manusia dengan DNA bakteri. Sehingga, sel bakteri mengandung gen manusia
yang dapat menghasilkan antitoksin.
● Bahan pembuatan insulin. Virus penyebab kanker dicangkokkan dengan gen-gen
penghasil insulin ke bakteri. Sehingga, bakteri tersebut dapat berkembangbiak dan
memproduksi insulin.
● Terapi gen dengan mengubah gen penyebab infeksi menjadi gen penyembuh
● Bacteriophages telah berhasil menyembuhkan penyakit tifus pada ayam dan
disentri. Pada tahun 1921, bacteriophages digunakan untuk melawan virus
Staphylococcus yang menyerang kulit. Sistem kerjanya adalah menempel pada
bakteri pathogen tersebut dan menginfeksinya hingga bakteri tersebut mati.
2. BIDANG PERTANIAN

Manfaat Virus di bidang pertanian dapat dilihat dari penggunaan organisme biologis dalam
mengendalikan kerusakan oleh hama atau yang biasa disebut dengan pengendalian biologis.
Kegiatan ini sudah banyak digunakan pada sistem-sistem pertanian, berikut beberapa
diantaranya:

● Pengendalian hama serangga melalui Baculoviruses, atau sekelompok virus yang


dapat menginfeksi serangga dan artropoda lainnya. Baculoviruse ditanamkan pada
gen tanaman pertanian. Kemudian larva serangga memakan tumbuhan tersebut.
Virus kemudian menginfeksi sel dan tumbuh di dalam tubuh larva tersebut dan lama
kelaman merusak jaringan tubuh tubuhnya.
● Integrated Pest Management. Penerapan IPM ini mengandalkan agen-agen
biologis. Sehingga, mengurangi penggunaan pestisida yang dapat mengakibatkan
pencemaran lingkungan Grameds.

3. BIDANG SCIENCE

Pengembangan ilmu. Virus telah digunakan secara luas pada studi molekuler dan seluler yang
dapat digunakan untuk memanipulasi dan mengetahui fungsi-fungsi dari sel. Selain itu, Virus
juga dapat digunakan sebagai penelitian genetik, seperti replikasi DNA, transkipsi, formasi RNA,
formasi protein, DNA dasar dari ketahanan tubuh.

DAMPAK NEGATIF VIRUS

1. PENYAKIT PADA HEWAN

Virus Rabies atau virus Rhabdhovirus merupakan virus yang dapat menyerang sistem saraf
pusat manusia dan otak. Akibatnya tubuh tidak akan mampu untuk bergerak dan menimbulkan
hydrophobia. Virus ini ditularkan kepada manusia melalui gigitan hewan berdarah panas yang
telah terjangkit virus rabies ini seperti gigitan anjing, kera, kelelawar hingga rakun.

Oleh karena itu, ada baiknya untuk selalu berhati hati dengan hewan liar dan melakukan
vaksinasi untuk hewan peliharaan di rumah. Selain itu ada juga Virus Avian influenza tipe A
(H5N1) yang sempat terkenal di Indonesia karena penyebaran wabahnya saat itu. Virus ini
rupanya menyerang hewan unggas, seperti burung dan ayam. Hal berbahayanya ialah virus ini
mampu menular kepada manusia.

Virus influenza tipe A ini dapat menyebabkan epidemik pada hewan (epizootik) dan berbagai
spesies hewan dalam cakupan wilayah yang luas (panzootik), sehingga mampu menularkan
cukup banyak hewan dalam satu wilayah. Gejala terjangkit virus ini berupa ganggungan
pernapasan, muntah diare dan gejala flu pada umumnya.

2. PENYAKIT PADA TUMBUHAN

Virus Tobacco Mozaic merupakan penyebab penyakit mosaik pada tumbuhan tembakau.
Faktanya, virus ini merupakan cikal bakal penamaan kata ‘virus’ dan cabang ilmu mempelajari
tentang virus (virologi). Virus ini mampu mengkerdilkan tanaman karena adanya infeksi pada
daun tumbuhan.

Gejala virus ini terdiri dari warna hijau muda di daun tumbuhan menyerupai pola ‘mosaik’ atau
belang-belang warna hijau terang dan hijau gelap pada daun. Adanya mutasi yang terjadi pada
virus ini, rupanya mampu menyerang tumbuhan lain selain tembakau. Misalnya, labu, buncis,
mentimun, kentang dan sebagainya.

Selain itu ada juga Virus Rice Tungro Bacilliform yang dapat mengancam pertumbuhan padi,
sebab menimbulkan penyakit tungro. Gejala virus ini berupa kerdilnya tumbuhan padi dan warna
merah sampai oranye-kuning sehingga mengakibatkan berkurangnya jumlah gabah hasil panen
Grameds.

3. PENYAKIT PADA MANUSIA

Beberapa penyakit yang diderita manusia umumnya disebabkan adanya serangan virus dalam
tubuh. Virus memiliki ukuran mikroskopis yang berkisar antara 20-300 milimikron. Virus bersifat
aseluler atau tidak mempunyai sel, sehingga virus hanya akan berkembangbiak di dalam sel
hidup. Virus akan menyerang kekebalan atau imunitas ketika sistem imun lemah. Berikut ini
macam-macam virus biologi yang mengancam kesehatan manusia, Grameds:

Virus HIV

Virus HIV adalah virus yang akan memperlemah kekebalan tubuh manusia. Hal tersebut akan
menyebabkan tubuh rentan terhadap infeksi atau penyakit lainnya. HIV memiliki arti Human
Immunodeficiency Virus. Penyebab virus ini ialah adanya proses kontak fisik dengan penderita
HIV melalui hubungan seksual yang tidak sehat, pemakaian jarum suntik bekas dengan
penderita HIV, penggunaan alat pembuat tato dan body piercing.

Tak hanya itu, virus juga bisa menular apabila adanya kontak melalui cairan tubuh (darah, air
mani, dan lainnya) dari penderita HIV, seperti ibu penderita HIV yang menularkan kepada bayi
kandungan. Virus ini tidak akan menular karena kontak langsung sehari-harimisalnya
bersentuhan, berjabat tangan, dan berpelukan.

Jika virus ini terus berkembang maka virus ini bisa menimbulkan penyakit AIDS (Acquired
Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome).

Virus Ebola

Virus Ebola, Pertama kali ditemukan di dekat sungai Ebola di Zaire (Kongo) sekitar tahun 1976.
Ebola merupakan salah satu virus mematikan bagi manusia. Pengertian virus ebola adalah
virus yang menyebabkan demam, diare hingga pendarahan. Penyebaran virus melalui kontak
dengan benda yang telah terkontaminasi cairan tubuh penderita. Sayangnya, hingga kini virus
ebola masih belum ditemukan pengobatannya sama halnya dengan virus HIV.

Virus Corona

Virus Corona Paramyxovirus, menyerang sistem pernafasan sehingga virus ini dapat menular
jika manusia menghirup udara yang mengandung virus ini. Hal terburuknya, yaitu virus ini dapat
menyebabkan penyakit Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Corona virus ini adalah
salah satu jenis virus yang bisa menyebabkan seseorang menderita penyakit pneumonia yang
menginfeksi saluran pernapasan seseorang. Virus berbahaya ini menular lebih cepat
dibandingkan virus HIV dan virus Ebola.

Gejala virus corona ini hampir sama ketika seseorang terserang penyakit flu, sehingga terkadang
bagi sebagian orang ketika merasakan gejala tersebut beranggapan bahwa sedang terserang
penyakit flu. Selain itu, penyebab virus corona bisa berasal dari percikar air lir (pada saat bersin)
dan menyentuh tangan orang lain.

Setelah Virus Covid-19 muncul, Wuhan serta wilayah lain di cina di lockdown. Hingga pada 7
maret 2020 kurang dari 90 hari setelah wabah awal di wuhan, Italia juga menerapkan hal yang
sama. Di indonesia sendiri memiliki regulasi terhadap karantina kesehatan, seperti karantina
rumah, wilayah, rumah sakit hingga Pembatasan Sosial Berskala Besar.

Dalam buku Panduan Kesiapsiagaan Hadapi Virus korona oleh Tess Pennington ini juga
membahas semua hal yang perlu diketahui dalam mempersiapkan karantina, kapan seseorang
dinyatakan bebas dari isolasi, memilih masker, respirator, dan sarung tangan. Tentunya
Grameds bisa membeli serta mempelajari hal tersebut dengan klik “Beli Buku” di bawah ini.
Virus Herpes Simplex

Virus Herpes Simplex memiliki perbedaan dengan virus lain karena virus Herpes Simplex ini
menyerang kulit manusia. Virus yang biasa dikenal dengan sebutan HSV ini dapat menimbulkan
penyakit menular seksual baik pria maupun wanita hingga menyebabkan luka melepuh di area
organ intim. Penyebaran virus ini umumnya karena adanya hubungan seksual dengan orang
yang terkana infeksi virus ini dan ibu hamil yang menularkan kepada bayi kandungannya.

Virus Dengue
Virus Dengue mampu menyebabkan penyakit demam berdarah dengue (DBD). Virus ini
ditularkan oleh gigitan nyamuk jenis Aedes Aegypti. Salah satu bentuk pencegahan terpenting
supaya tidak terjangkit virus ini ialah dengan menjaga kebersihan lingkungan sekitar, seperti
kebersihan bak mandi, kebersihan bak sampah, dan got.

Virus Poliomielitis

Virus Poliomielitis adalah salah satu jenis virus tertua di dunia karena sudah dikenal sejak akhir
abad ke-18. Umumnya, virus ini akan menyerang anak-anak dengan usia sekitar 3-5 tahun.
Virus ini mampu menyebabkan lemahnya otot hingga kelumpuhan pada kaki. Gejala virus ini
berupa demam, nyeri sendi, tulang hingga otot, kram otot dan lainnya. Virus polio ini dapat
menular melalui kontak antarmanusia seperti kotoran (feses) yang terkontaminasi virus. Dan,
umumnya virus ini dapat menularkan anggota keluarga lainnya yang tinggal satu rumah.

Virus Omicron

Virus Omicron adalah salah bentuk varian dari virus corona dalam beberapa sumber, banyak

ilmuwan yang megatakan bahwa virus omicron muncul karena adannya kombinasi khas yang

lebih dari 50 mutasi. Adapun mutasi itu bisa dibilang lebih banyak daripada varian Delta yang

hanya mempunyai 7 mutasi. Oleh karena itu, virus omicron berbahaya, sehingga setiap orang

harus saling menjaga satu sama lain agar virus ini tidak menyebar dengan cepat

3.Jamur

Berbeda dengan virus, jamur dan bakteri dapat hidup di luar tubuh manusia. Jamur
umumnya sering tumbuh dan mudah berkembang biak di lingkungan yang lembap
dan bersuhu hangat. Jamur bisa menyerang berbagai bagian tubuh manusia, seperti
kulit, mata, paru-paru, dan saluran pencernaan.

Infeksi jamur biasanya jarang terjadi pada orang yang sehat. Namun, jamur bisa
menimbulkan penyakit dan lebih mudah menyerang orang yang yang memiliki
kondisi medis tertentu, seperti imunodefisiensi, malnutrisi atau kurang gizi, diabetes,
atau efek samping obat-obatan, termasuk kemoterapi dan kortikosteroid.
Beberapa penyakit yang ditimbulkan oleh infeksi jamur adalah kandidiasis, kurap,
infeksi jamur vagina, dan meningitis.

STRUKTUR TUBUH JAMUR


Tubuh jamur tersusun atas komponen dasar yang disebut Hifa. Hifa membentuk jaringan yang
disebut Miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu membentuk tubuh buah. Hifa sendiri
adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini
menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel
eukariotik. Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa memiiliki pori
besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan inti sel yang mengalir dari sel ke sel.
Namun demikian adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik. Struktur hifa senositik
dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan
sitoplasma. Hifa pada jamur yang bersifat prasit biasanya mengalami modifikasi menjadi
haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat, haustoria dapat menembus
jaringan substrat.

Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme lainnya, jamur tidak
memangsa dan mencernakan makanan. Untuk memperoleh makanan, jamur menyerap zat
organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk
glikogen. Oleh karena jamur merupakan konsumen maka jamur bergantung pada substrat yang
menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh
dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifa:

● Parasit obligat: Merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya,
sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya, Pneumonia carini (khamir
yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS).
● Parasit fakultatif: Jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang sesuai,
tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang cocok.
● Saprofit: Merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang mati.
Jamur saprofit menyerap makanannya dari organisme yang telah mati seperti kayu
tumbang dan buah jatuh.
Sebagian besar jamur saprofit mengeluarkan enzim hidrolase pada substrat makanan untuk
mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehingga mudah diserap oleh
hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung menyerap bahan bahan organik dalam bentuk
sederhana yang dikeluarkan oleh inangnya.

Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup
bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang
bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada
mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada lichen. Jamur
berhabitat pada bermacam-macam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak organisme.
Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi
dengan organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan
kebanyakan dari kelas Oomycetes.

Dalam mempelajari batang dan daun tumbuhan lainnya serta aspek tumbuhan lainnya, buku
Anatomi Tumbuhan merpakan pilihan yang tepat karena memabahas berbagai aspek penyusun
tumbuhan secara jelas dan ringkas.
REPRODUKSI JAMUR
Reproduksi pada jamur terdiri atas dua yaitu reproduksi secara generative (seksual) dan
vegetative (aseksual). Berikut penjelasannya Grameds!

REPRODUKSI GENERATIF (SEKSUAL)

Biasanya jamur bereproduksi secara generative karena kondisi lingkungan yang berubah atau
pada kondisi darurat lainnya. Keturunan yang dihasilkan sendiri memiliki genetik yang beragam
dan lebih adaptif terhadap perubahan lingkungan. Reproduksi secara generative didahului
dengan pembentukan spora seksual yang memiliki jenis hifa berbeda. Hifa (+) dan hifa (-) yang
berkromosom haploid mendekat dan membentuk gametangium (organ yang menghasilkan
gamet). Gametangium berplasmogami yaitu peleburan sitoplasma dan kemudian membentuk
zigosporangium dikariotik (heterokarotik) dengan pasangan nucleus haploid yang belum bersatu.
Zigosporangium ini memiliki dinding sel yang tebal dan kasar yang memungkinkan untuk
bertahan pada kondisi lingkungan yang buruk dan kering.

Bila kondisi lingkungannya membaik, zigosporangium akan menjadi kariogami (peleburan inti)
sehingga zigosporangium memiliki inti yang berkromosom diploid (2n). Zigosporangium yang
berinti haploid (2n) akan mengalami pembelahan secara mitosis yang menghasilkan zigospora
haploid didalam zigosporangium. Zigospora haploid akan berkecambah membentuk sporangium
bertangkai pendek dengan kromosom haploid. Sporangium haploid akan menghasilkan spora-
spora yang haploid yang memiliki keanekaragaman genetik. Bila spora-spora haploid jatuh di
tempat yang sesuai, spora akan berkecambah (germinasi) menjadi hifa jamur yang haploid. Hifa
akan tumbuh membentuk jaringan miselium yang semuanya haploid.

REPRODUKSI VEGETATIF (ASEKSUAL)

Pada jamur yang uniseluler reproduksi vegetative dilakukan dengan pembentukan tunas yang
akan tumbuh menjadi individu baru. Pada jamur yang multiseluler dilakukan dengan cara
fragmentasi hifa dan pembentukan spora vegetative. Fragmentasi hifa (pemutusan hifa),
potongan hifa yang putus tumbuh menjadi individu baru. Pembentukan spora vegetative yang
berupa sporangiospora dan konidiospora. Jamur yang telah dewasa menghasilkan spongiofor
(tangkai kotak spora). Pada ujung sporangiofor terdapat sporangium (kotak spora). Di dalam
kotak spora pembelahan sel dilakukan secara mitosis dan menghasilkan banyak
sporangiospora dengan kromosom yang haploid (n). Adapun jamur jenis lain menghasilkan
konidiofor (tangkai konidia). Pada ujung konidiofor terdapat konidium (kotak konidiospora). Di
dalam konidium terjadi pembelahan sel secara mitosis yang menghasilkan banyak konidiospora
dengan kromosom yang haploid (n). Baik sporangiospora maupun konidiospora, bila jatuh di
tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi hifa baru yang haploid (n).

KLASIFIKASI JAMUR
Berdasarkan struktur tubuh dan cara reproduksinya jamur dibagi menjadi 4 divisi, yaitu:

DIVISI ZYGOMYCOTA

Zygomycotina disebut juga sebagai the coenocytic true fungi. Jenis jamur yang terkenal dari
kelompok ini adalah jamur hitam pada roti (black bread mold) atau Rhizopus sp. Divisi
Zygomycotina memiliki anggota yang hampir semuanya hidup pada habitat darat, kebanyakan
hidup sebagai saprofit. Tubuhnya bersel banyak, berbentuk benang (hifa) yang tidak bersekat,
dan tidak menghasilkan spora yang berflagella. Reproduksi Zygomycotina terjadi secara
aseksual dan seksual.
Pada reproduksi seksual, jamur ini menghasilkan zigospora. Sedangkan reproduksi aseksualnya
dengan perkecambahan (germinasi) spora. Spora tersebut tersimpan di dalam sporangium
(kotak spora). Jika spora matang, sporangium akan pecah, sehingga spora menyebar terbawa
angin. Apabila spora tersebut jatuh di tempat yang sesuai, maka spora akan tumbuh menjadi hifa
baru. Zygomycotina memiliki beberapa jenis yang mudah dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Beberapa diantaranya merupakan jamur pada makanan. Jenis-jenis jamur tersebut antara lain:

● Rhizophus stolonifera: Jamur ini tampak sebagai benang-benang berwarna putih,


memiliki rizoid dan stolon. Merupakan saprofit yang hidup pada bungkil kedelai dan
bermanfaat dalam pembuatan tempe.
● Rhizophus nigricans: Jamur ini dapat menghasilkan asam fumarat.
● Mucor mucedo: Jamur ini hidup secara saprofit. Sering dijumpai pada roti, sisa-sisa
makanan dan kotoran ternak. Miselium jamur ini berkembang di dalam substrat.
Memiliki sporangium yang dilengkapi oleh sporangiofor.

DIVISI ASCOMYCOTA

Ascomycotina disebut juga sebagai the sac fungi. Merupakan fungi yang reproduksi seksualnya
dengan membuat askospora di dalam askus (ascus = sac atau kantung atau pundi-pundi). Askus
adalah semacam sporangium yang menghasilkan askospora. Beberapa askus biasanya
mengelompok dan berkumpul membentuk tubuh buah yang disebut askorkarp atau askoma.
Askomata dapat berbentuk mangkok, botol, atau seperti balon).

Hifa dari Ascomycotina umumnya monokariotik (uninukleat atau memiliki inti tunggal) dan sel-sel
yang dipisahkan oleh septa sederhana. Jadi, askus merupakan struktur umum yang dimiliki oleh
anggota Divisi Ascomycotina. Tubuhnya ada yang berupa uniseluler dan ada pula yang
multiseluler. Hidup sebagai saprofi t dan parasit. Beberapa jenis diantaranya dapat juga
bersimbiosis dengan makhluk hidup ganggang hijau-biru dan ganggang hijau bersel satu
membentuk lumut kerak.

Siklus hidup Ascomycotina dimulai dari askospora yang tumbuh menjadi benang (hifa) yang
bercabang-cabang. Kemudian, salah satu dari beberapa sel pada ujung hifa berdiferensiasi
menjadi askogonium, yang ukurannya lebih lebar dari hifa biasa. Sedangkan ujung hifa yang
lainnya membentuk Anteridium. Anteridium dan Askogonium tersebut letaknya berdekatan dan
memiliki sejumlah inti yang haploid. Berikut adalah beberapa contoh jamur anggota Divisi
Ascomycotina:

● Saccharomyces cerevisiae: Merupakan jamur mikroskopis, bersel tunggal dan tidak


memiliki badan buah, sering disebut sebagai ragi, khamir, atau yeast. Dalam
kehidupan manusia, S. cerevisiae dimanfaatkan dalam pembuatan roti, tape,
peuyeum, minuman anggur, bir, dan sake. Proses yang terjadi dalam pembuatan
makanan tersebut adalah fermentasi.
● Penicillium spp: Sebagai saprofit pada substrat yang banyak mengandung gula,
seperti nasi, roti, dan buah yang telah ranum. Pada substrat gula tersebut, jamur ini
tampak seperti noda biru atau kehijauan. Kedua jenis jamur ini biasa dimanfaatkan
dalam memberti cita rasa atau mengharumkan keju.

DIVISI BASIDMYCOTA
Divisi Basidiomycota beranggotakan sekitar 25.000 spesies. Jamur ini mudah dikenal karena
umumnya memiliki tubuh buah seperti payung. Walaupun sebagian jamur divisi ini dapat
dikonsumsi, beberapa jamur dapat pula mematikan. Beberapa jenis Basidiomycota lainnya juga
dapat membahayakan tumbuhan, misalnya menyebabkan kematian pada tanaman ladang.
Contoh Basidiomycotina :

● Volvariella Volvacea
● Auricularia Polytricha
● Puccinia Graminis
● Amanita Phalloides
● Agaricus Campertis
● Lycoperdon
● Lentinus Edodes
● Ezobasidium Vexans

DIVISI DEUTEROMYCOTA

Siklus hidup deuteomycota, pada cara reproduksi aseksual dengan menghasilkan konidia atau
menghasilkan hifa khusus yang disebut konidiofor.Jamur ini bersifat saprofit dibanyak jenis
materi organic, sebagai parasit pada tanaman tingkat tinggi dan perusak tanaman budidaya dan
tanaman hias. Jamur ini juga menyebabkan penyakit pada manusia, yaitu dermatokinosis (kurap
dan panu) dan menimbulkan pelapukan pada kayu. Contoh jamur ini adalah monilia sitophila
yaitu jamur oncom. Sering digunakan untuk pembuatan oncom dari bungkil kacang. Monilia juga
dapat tumbuh dari roti, sisa- sisa makanan. Contoh jamur Divisi Deuteromycota:

● Aspergillus: Merupakan jamur yang hidup pada medium dengan derajat keasaman
dan kandungan gula tinggi.
● Epidermophyton dan Mycosporium: Kedua jenis jamur ini merupakan parasit pada
manusia. Epidermophyton menyebabkan penyakit kaki pada atlit, sedangkan
Mycosporium penyebab penyakit kurap.
● Fusarium, Verticellium, dan Cercos: Ketiga jenis jamur ini merupakan parasit pada
tumbuhan. Jamur ini jika tidak dibasmi dengan fungisida dapat merugikan tumbuhan
yang diserangnya.

Dengan banyaknya jenis jamur salah satu cara membedakannya adalah melalui sel serta
jaringan yang ada di dalamnya menjadi salah satu faktor. Dalam mempelajari jaringan pada
tumbuhan, Buku Ajar Kultur Jaringan Tumbuhan dapat Grameds jadikan referensi.
MANFAAT JAMUR
Penggunaan manusia jamur untuk persiapan makanan atau pelestarian dan keperluan lainnya
sangat luas dan memiliki sejarah panjang. Studi tentang dampak menggunakan historis dan
sosiologis dari jamur ini dikenal sebagai ethnomycology. Baru-baru ini, metode telah
dikembangkan untuk rekayasa genetika jamur, yang memungkinkan rekayasa metabolik spesies
jamur. Sebagai contoh, modifikasi genetik dari spesies ragi yang mudah tumbuh pada tingkat
yang cepat dalam fermentasi besar. Berikut ini beberapa manfaat lain dari beragam jenis jamur:

● Spesies Zygomycetes berguna dalam pembuatan makanan misalnya Rhizopus.


Beberapa spesies anggota Zygomycetes antara lain Rhizopus sp, Pliobolus sp dan
Muncor sp. Peran Ascomycotina dalam Kehidupan.
● Berperan dalam Fermentasi: Misal pada Proses pembuatan tape, yaitu jamur
Aspergillus oryzae, Proses pembuatan roti, yaitu jamur Saccharomyces cereviceae,
Proses pembuatan kecap, yaitu jamur Aspergillus wentii, Proses pembuatan oncom,
yaitu Neurospora sithophila, Proses pembuatan keju oleh Penicellium camemberti
dan Penicellium requoforti, terakhir Proses pembuatan alcohol oleh Saccharomyces
ovale
● Bidang Medis: Alexander Flemming adalah orang pertama yang mengetahui khasiat
penisilin, yaitu zat antibiotik yang dihasilkan oleh jamur jenis Penicillium notatum
dan Penicillium chrysogenum. Namun demikian obat (antibiotik) tersebut baru
dikembangkan secara besar-besaran setelah Perang Dunia II. Jamur ini dapat
tumbuh dimana-mana, terutama pada buah yang telah ranum dan tampak sebagai
noda hijau atau biru.
● Bidang Pertanian: Tidak disangsikan lagi, bahwa jamur sebagai organisme saprofit
sangat penting dalam membantu mengembalikan kesuburan tanah. Jamur-jamur
saprofit menghancurkan kayu daun-daunan sehingga menjadi mineral kembali.

Berbagai jenis jamur dapat dikonsumsi, dan salah satu contohnya adalah jamur tiram yang
menghasilkan laba yang besar bagi para pengusahanya. Pelajari cara membudidayakan jamur
tiram ini pada buku Untung Besar Budi Daya Jamur Tiram.

DAMPAK NEGATIF JAMUR (FUNGI)


Jamur tak hanya memiliki manfaat bagi manusia, tapi juga dapat merugikan manusia, hingga
merusak tanaman. Berikut ini beberapa diantaranya Grameds:

● Aspergillus nidulans dan Aspergillus niger adalah jenis jamur yang sering hidup
pada saluran telinga tengah dan menimbulkan penyakit yang dikenal dengan
otomikos. Di samping itu jamur golongan Deuteromycetes sering menimbulkan
penyakit kulit yang disebut dermatomikos.
● Jamur parasit pada hewan contohnya adalah Aspergillus fumigatus. Jamur ini hidup
dan menimbulkan penyakit paru-paru burung. Secara umum, penyakit infeksi
karena Aspergillus dikenal dengan aspergilosis.
● Jamur parasit pada tanaman budidaya, misalnya Phytophthora infestans, dikenal
juga sebagai jamur lanas sebagai parasit pada tanaman kentang. Jamur ini
menyebabkan busuknya pucuk atau daun-daun tanaman kentang. Jenis jamur
lanas lainnya adalah Phytophthora nicotianae, parasit pada daun tembakau.
Sedang Phytophthora palmifora parasit pada tanaman kelapa.
● Jamur yang menghasilkan racun, walau banyak jamur yang enak dimakan, namun
tidak sedikit pula yang mengandung racun penyebab kematian baik pada ternak
maupun pada manusia. Contoh: Aspergillus flavus, yang menghasilkan racun
aflatoksin, Amanita phaloides menghasilkan racun falin, yang dapat merusak sel-sel
darah merah

DAMPAK NEGATIF JAMUR (FUNGI)


Jamur tak hanya memiliki manfaat bagi manusia, tapi juga dapat merugikan manusia, hingga
merusak tanaman. Berikut ini beberapa diantaranya Grameds:

1. Aspergillus nidulans dan Aspergillus niger adalah jenis jamur yang sering hidup
pada saluran telinga tengah dan menimbulkan penyakit yang dikenal dengan
otomikos. Di samping itu jamur golongan Deuteromycetes sering menimbulkan
penyakit kulit yang disebut dermatomikos.
2. Jamur parasit pada hewan contohnya adalah Aspergillus fumigatus. Jamur ini hidup
dan menimbulkan penyakit paru-paru burung. Secara umum, penyakit infeksi
karena Aspergillus dikenal dengan aspergilosis.
3. Jamur parasit pada tanaman budidaya, misalnya Phytophthora infestans, dikenal
juga sebagai jamur lanas sebagai parasit pada tanaman kentang. Jamur ini
menyebabkan busuknya pucuk atau daun-daun tanaman kentang. Jenis jamur
lanas lainnya adalah Phytophthora nicotianae, parasit pada daun tembakau.
Sedang Phytophthora palmifora parasit pada tanaman kelapa.
4. Jamur yang menghasilkan racun, walau banyak jamur yang enak dimakan, namun
tidak sedikit pula yang mengandung racun penyebab kematian baik pada ternak
maupun pada manusia. Contoh: Aspergillus flavus, yang menghasilkan racun
aflatoksin, Amanita phaloides menghasilkan racun falin, yang dapat merusak sel-sel
darah merah

5. Cacing

Cacing adalah patogen dengan ukuran yang paling besar.


Patogen ini dapat hidup di berbagai organ tubuh manusia, seperti saluran
pencernaan, kulit, paru-paru, dan otak. Beberapa jenis penyakit yang disebabkan
oleh infeksi cacing patogen adalah ascariasis, strongyloidiasis, dan sistiserkosis.

6. Kutu atau tungau


Kutu atau tungau merupakan parasit yang hidup di kulit manusia. Kutu berkembang
biak dengan bertelur dan memperoleh nutirisi dengan cara menghisap darah dari
inangnya. Jenis kutu yang sering menimbulkan infeksi parasit pada manusia adalah
kutu rambut, kutu kemaluan, dan kudis.

Berbagai Cara Patogen Menyerang Tubuh

Mikroorganisme patogen penyebab penyakit bisa masuk ke dalam tubuh manusia


melalui berbagai cara, di antaranya:

Kontak fisik

Kontak fisik adalah cara yang paling sering menyebabkan seseorang terinfeksi oleh
kuman, virus, atau tungau. Kontak ini bisa terjadi ketika seseorang menyentuh orang
lain maupun hewan yang terinfeksi patogen.

Kontaminasi makanan

Patogen juga dapat masuk ke tubuh melalui makanan dan minuman yang Anda
konsumsi. Kontaminasi makanan bisa terjadi melalui makanan yang tidak dicuci
dengan baik, dimasak kurang matang, atau diolah dengan cara yang kurang bersih.

Darah dan cairan tubuh lainnya

Jenis patogen tertentu, seperti plasmodium, dapat menginfeksi tubuh dengan masuk
melalui darah melalui gigitan nyamuk. Tak hanya itu, patogen juga bisa masuk
melalui darah atau cairan tubuh lain, seperti cairan vagina dan air mani.

Beberapa jenis penyakit yang dapat menular secara seksual adalah HIV, gonore,
sifilis, hepatitis B, dan trikomoniasis.

Udara

Selain melalui kontak fisik dan kontaminasi makanan atau minuman, Anda juga bisa
terinfeksi patogen hanya dengan menghirup udara. Pasalnya, proses penularan
infeksi bakteri, virus, dan jamur dapat terjadi melalui udara yang terkontaminasi
patogen.

Beberapa penyakit infeksi yang dapat menular melalui udara adalah flu, pneumonia,
COVID-19, dan tuberkulosis.

Tips Melindungi Tubuh dari Patogen

Untuk melindungi tubuh dari berbagai infeksi dan penyakit akibat patogen, Anda
dapat menerapkan beberapa tips berikut ini:
● Selalu mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, terutama sebelum dan
sesudah makan, setelah membuang sampah, atau setelah menggunakan
toilet.
● Hindari kontak fisik dengan orang lain dan gunakan masker ketika berada di
tempat umum atau sedang mengunjungi orang yang sakit.
● Selalu gunakan kondom saat berhubungan intim dan hindari berganti
pasangan seksual guna mencegah penularan penyakit menular seksual.
● Pastikan Anda memperoleh vaksin, misalnya vaksin COVID-19, vaksin
influenza, vaksin pneumonia, vaksin hepatitis B, dan vaksin HPV.
● Tutup mulut ketika batuk dan bersin menggunakan tisu atau lipatan siku.
● Perhatikan kebersihan tempat dan makanan yang Anda konsumsi.
● Gunakan alat pelindung diri, seperit sepatu bot, sarung tangan, masker, dan
pelindung wajah, untuk mencegah kontak terhadap air atau benda yang telah
terkontaminasi.

Selain dengan beberapa tips di atas, Anda juga perlu menjaga imunitas tubuh tetap
kuat agar bisa melawan mikroorganisme patogen dengan lebih baik. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara menerapkan pola hidup sehat, seperti konsumsi makanan
bergizi, berolahraga secara rutin, kurangi stres, dan istirahat yang cukup.

Pada tahap awal, infeksi patogen umumnya tidak menimbulkan gejala. Gejala infeksi
biasanya baru muncul dalam waktu beberapa hari atau minggu setelah patogen
masuk ke dalam tubuh.

Bahkan, jenis patogen tertentu, seperti HIV, baru menimbulkan gejala setelah virus
ini masuk ke dalam tubuh dan menginfeksi tubuh dalam waktu bertahun-tahun.

Gejala infeksi yang muncul pun bisa sangat beragam, tergantung jenis patogen
penyebab infeksi, lokasi tubuh yang terinfeksi, dan daya tahan tubuh. Gejala ini
umunya bisa berupa demam, lemas, nyeri otot, sakit kepala, mual, diare, batuk pilek,
muncul ruam di kulit, atau sesak napas.

Itulah berbagai informasi seputar patogen yang penting untuk Anda ketahui. Jika
Anda merasa memiliki kontak terhadap patogen atau mengalami gejala infeksi
tertentu, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter untuk menjalani pemeriksaan dan
memperoleh penanganan medis yang tepat.

Anda mungkin juga menyukai