Anda di halaman 1dari 6

MEDIA PERTUMBUHAN MIKROBA

Medium pertumbuhan bakteri merupakan elemen penting dalam praktik mikrobiologi yang harus Anda
ketahui karena dengan menggunakan
media pertumbuhan maka dapat dipelajari aktivitas mikroba yang tumbuh di situ. Aktivitas mikroba akan
mengakibatkan perubahan pada media pertumbuhan yang digunakan sehingga dapat dipelajari. Bahan-
bahan media dapat berupa bahan-bahan yang sudah jadi, bahan-bahan asli, atau bahan alami. Pada
dasarnya bahan-bahan untuk pembuatan media dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu bahan
dasar, nutrisi, dan bahan tambahan.

A. PENGERTIAN DAN FUNGSI MEDIA PERTUMBUHAN

Media pertumbuhan mikroba adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi)
yang diperlukan mikroba untuk pertumbuhannya. Mikroba memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-
molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan
isolat mikroba menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya.

B. BAHAN-BAHAN MEDIA PERTUMBUHAN

1. Bahan Dasar
a. Air (H2O) sebagai pelarut dan sumber oksigen terlarut
b. Agar-agar (dari rumput laut) yang berfungsi untuk pemadat media. Agar sulit didegradasi oleh
mikroba pada umumnya dan mencair pada suhu 45oC.
c. Gelatin juga memiliki fungsi yang sama seperti agar. Gelatin adalah polimer asam amino yang
diproduksi dari kolagen. Kekurangannya adalah lebih banyak jenis mikroba yang mampu
menguraikannya dibanding agar.
d. Silica gel, yaitu bahan yang mengandung natrium silikat. Fungsinya juga sebagai pemadat media.
Silica gel khusus digunakan untuk memadatkan media bagi mikroba autotrof obligat.
2. Nutrisi atau Zat Makanan
Media harus mengandung unsur-unsur yang diperlukan untuk metabolisme sel, yaitu berupa unsur makro,
seperti C, H, O, N, P, dan unsur mikro (K, Ca, Mg, Na, S, Cl), dan unsur pelikan/trace element (Fe, Mn, Co,
Cu, Bo, Zn, Mo, Al,Ni, Va, Sc, Si, Tu).
Unsur berfungsi sebagai penyusun sel, mengatur tekanan osmosis, kadar ion H +(keasaman/pH), potensial
oksidasi-reduksi (potensial redoks) medium.
Media yang baik untuk pembiakan mikroorganisme harus mengandung unsur-unsur seperti karbon,
nitrogen, fosfat inorganic, sulfur, logam, air, dan mineral (Zimbro et al. 2009). Mineral yang sering
dibutuhkan dalam media adalah K, Mg, Na, Zn, P, S dan Cl.
a. Sumber karbon ( C ) dan energi yang dapat diperoleh berupa senyawa organik atau anorganik sesuai
dengan sifat mikrobanya. Jasad heterotrof memerlukan sumber karbon organik, antara lain dari
karbohidrat (glukosa), lemak, protein, poli alkohol, asam amino, asam organik, dan garam asam
organik/garam ammonium (ammonium salt). Senyawa an organik misalnya carbonat dan gas CO2.
 Karbohidrat ditambahkan untuk memperkaya pembentukan asam amino dan gas dari karbohidrat.
 Jenis karbohidrat yang umumnya digunakan adalah amilum, glukosa, fruktosa, galaktosa, sukrosa,
manitol.
 Konsentrasi yang ditambahkan untuk analisis fermentasi adalah 0,5-1%.
b. Sumber nitrogen (N), umumnya mikroba dapat menggunakan nitrogen dalam bentuk Ammonium,
Nitrat, asam amino, protein atau senyawa bernitrogen lain. Sejumlah mikroba dapat menggunakan
sumber N anorganik, seperti urea atau gas N2 dari udara (khusus mikroba penambat Nitrogen).
c. Sumber Oksigen
 Udara: untuk mikroorganisme heterotrof yang dikulturkan pada cawan
 Oksigen terlarut di air: untuk mikroorganisme yang di kultur pada media cair.
Aerasi pada kultur cair dapat meningkatkan pasokan oksigen kepada mikroorganisme.
d. Sumber Posfat
 Fosfat organik: protein, kofaktor atau ATP (bahan yeast extract atau pepton).
 Fosfat anorganik : ditambahkan langsung pada media (potassium phosphate,sodium phosphate).
(Prescott & Harley, 2002:98).
e. Sumber unsur sekelumit (mikronutrient/trace element).
Fungsi mikronutrien ini umumnya menjadi bagian dari enzim atau kofaktor untuk menjadi katalis
reaksi atau menjaga struktur protein.
Pembuktian kebutuhan unsur mikronutrien sangat sulit dilakukan dalam skala laboratorium karena
setiap jenis mikroorganisme membutuhkannya dalam jumlah yang sangat sedikit (Prescott & Harley,
2002:96).
f. Vitamin-vitamin.
Beberapa bakteri membutuhkan vitamin K (misal : Bacteriodes melanogenicus)

3. Bahan Tambahan
Bahan-bahan tambahan yaitu bahan yang ditambahkan ke media dengan tujuan tertentu,
Misalnya
 phenol red (indikator asam basa) ditambahkan untuk indikator perubahan pH akibat produksi asam
organik hasil metabolisme.
 Antibiotik ditambahkan untuk menghambat pertumbuhan mikroba nontarget/kontaminan.

C. MACAM-MACAM MEDIA PERTUMBUHAN

1. Media berdasarkan Sifat Fisik


a. Media padat (solid), yaitu media yang mengandung agar 15% sehingga setelah dingin media menjadi
padat. Jenis media padat:
• Media tegak : dalam tabung reaksi yang ditegakkan
• Media miring: dalam tabung reaksi yang dimiringkan
• Media lempeng: dalam petridish (cawan petri/plate).
b. Media setengah padat (semi solid) yaitu media yang mengandung agar sebanyak 0,3-0,4% sehingga
menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair.
Media semi solid dibuat dengan tujuan:
1) supaya pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke seluruh media, tetapi tidak mengalami
percampuran sempurna jika tergoyang. Misalnya, bakteri yang tumbuh pada media Nitrogen free
Bromthymol Blue (NfB) semisolid akan membentuk cincin hijau kebiruan di bawah permukaan
media jika media ini cair maka cincin ini dapat dengan mudah hancur.
2) untuk mencegah/menekan difusi oksigen, misalnya pada media Nitrate Broth, kondisi
anaerob/sedikit oksigen meningkatkan metabolisme nitrat, tetapi bakteri ini juga diharuskan
tumbuh merata di seluruh media.

c. Media cair (Broth), yaitu media yang tidak mengandung agar, contohnya adalah Nutrient Broth (NB),
Lactose Broth (LB).

2. Media berdasarkan Komposisi


a. Media sintesis, yaitu media yang komposisi zat kimianya diketahui jenis dan takarannya secara pasti,
misalnya Glucose Agar, Mac Conkey Agar.
b. Media semi sintesis, yaitu media yang sebagian komposisinya diketahui secara pasti, misalnya
Potato Dextrose Agar (PDA) yang mengandung agar, dekstrosa, dan ekstrak kentang. Bahan ekstrak
kentang, tidak dapat diketahui secara detail tentang komposisi senyawa penyusunnya.
c. Media nonsintesis, yaitu media yang dibuat dengan komposisi yang tidak dapat diketahui secara pasti
dan biasanya langsung diekstrak dari bahan dasarnya, misalnya Tomato Juice Agar, Brain Heart
Infusion Agar, Pancreatic Extract.
3. Media berdasarkan Tujuan
a. Media untuk isolasi (media umum, biasanya padat).
Media ini mengandung semua senyawa esensial untuk pertumbuhan mikroba, tidak mengandung
unsur – unsur penghambat tertentu.
Dapat digunakan untuk menumbuhkan bakteri dan jamur.
Misalnya Nutrient Agar, Blood Agar.
b. Media selektif/penghambat.
Media yang selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu ( bahan kimia, pewarna,
antibiotik) sehingga media tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan merangsang
pertumbuhan mikroba yang diinginkan.
Contohnya:
 media Luria Bertani yang ditambah Amphisilin untuk merangsang E. coli resisten antibiotik
dan menghambat kontaminan yang peka Amphisilin.
 Salt broth yang ditambah NaCl 4% untuk membunuh Streptococcus agalactiae yang toleran
terhadap garam.
 Thiosulfate Citrate Salt Sucrose (TCBS) untuk bakteri Vibrio colera
 Salmonella Shigella Agar (SSA) untuk menyeleksi bakteri Salmonella dan Shigella
c. Media diperkaya (enrichment).
Media diperkaya adalah media yang mengandung komponen dasar untuk pertumbuhan mikroba dan
ditambah komponen kompleks, seperti darah, serum, dan kuning telur.
Media diperkaya juga bersifat selektif untuk mikroba tertentu. Bakteri yang ditumbuhkan dalam media
ini tidak hanya membutuhkan nutrisi sederhana untuk berkembang biak, tetapi membutuhkan
komponen kompleks, misal Bakteri Gonococcus, Streptococcus, Pneumococcus.
Contoh media: Blood Tellurite Agar, Bile Agar, Serum Agar.
d. Media untuk peremajaan kultur.
Media umum atau spesifik yang digunakan untuk peremajaan kultur.
e. Media untuk menentukan kebutuhan nutrisi spesifik.
Media ini digunakan untuk mendiagnosis atau menganalisis metabolisme suatu mikroba. Contohnya,
Koser’s Citrate media, yang digunakan untuk menguji kemampuan menggunakan asam sitrat sebagai
sumber karbon.
f. Media untuk karakterisasi bakteri.
Media yang digunakan untuk mengetahui kemampuan spesifik suatu mikroba. Kadang-kadang
indikator ditambahkan untuk menunjukkan adanya perubahan kimia. Contohnya, Nitrate Broth,
Lactose Broth, Arginine Agar.
g. Media diferensial.
Mengandung unsur yang memungkinkan untuk mengidentifikasi mikroorganisme jenis tertentu dari
kultur murni atau campuran.
Identifikasi berdasarkan penampakan koloni dari mikroorganisme dalam media seperti warna koloni
atau adanya presipitat (endapan).
Media ini bertujuan untuk mengidentifikasi mikroba dari campurannya berdasarkan karakter spesifik
yang ditunjukkan pada media diferensial.
Contoh:
 Media Triple Sugar Iron Agar (TSIA), untuk mengidentifikasi organisme intestinal Gram Negatif
(Enterobacteria) berdasarkan kemampuannya memfermentasikan Dekstrosa, Laktosa, Sukrosa
serta menghasilkan Sulfida (H2S). Hasil inkubasi dapat di amati dari bentuk, warna, ukuran koloni,
dan perubahan warna media di sekeliling koloni.
 Media MacConkey Agar (MCA), dapat membedakan bakteri yang memfermentasikan Laktosa
dan yang tidak.
 Media Klinger Ion Agar (KIA), dapat di ketahui bakteri yang memfermentasikan Laktosa dan
Glukosa serta pembentukan H2S
D. SYARAT MEDIA PERTUMBUHAN
Untuk dapat menjadi media yang baik bagi pertumbuhan mikroba yang diharapkan, media memiliki
persyaratan.
Persyaratan tersebut meliputi:
a. Susunan Nutrisi
Media harus tersusun oleh unsur-unsur yang diperlukan meliputi air, sumber karbon, sumber nitrogen,
vitamin, mineral dan gas.
 Bakteri peka terhadap kekeringan sehingga perlu air yang cukup sehingga kondisi tetap selalu
lembab. Sumber karbon dapat diperoleh dari senyawa karbon sederhana seperti CO 2, CH4 atau
senyawa karbon kompleks seperti gula (misal: glukosa, laktosa, sukrosa dan lain sebagainya).
 Senyawa Nitrogen dapat berasal dari senyawa nitrogen sederhana seperti NH 3 atau nitrogen
yang lebih kompleks seperti pepton dan asam amino.
 Mineral yang sering dibutuhkan dalam media adalah K, Mg, Na, Zn, P, S dan Cl. Beberapa bakteri
membutuhkan vitamin K (misal : Bacteriodes melanogenicus) dan juga gas (misal:Gonococcus
membutuhkan CO2), namun ada juga bakteri tertentu justru mati jika ada oksigen (bakteri
anaerob).
b. Temperatur
Bakteri untuk dapat tumbuh optimal membutuhkan suhu tertentu. Umumnya bakteri patogen
membutuhkan suhu sekitar 37oC sesuai dengan suhu tubuh manusia walaupun ada juga bakteri yang
membutuhkan suhu tinggi seperti Camphylobacter (42oC).
c. Tekanan osmose
Secara umum untuk pertumbuhannya, bakteri membutuhkan media isotonik. Apabila media bersifat
hipotonik maka bakteri akan mengalami plasmoptysis dan apabila bersifat hipertonik, bakteri akan
mengalami plasmolysis.
d. Derajat keasaman (pH)
Sebagian besar bakteri membutuhkan pH sekitar netral. Namun beberapa bakteri butuh perlakuan
khusus sebagai contoh bakteri Vibrio yang membutuhkan pH alkali sekitar 8-10 untuk dapat tumbuh
optimal.
e. Sterilitas
Sterilitas merupakan hal yang mutlak dibutuhkan untuk melakukan pemeriksaan mikrobiologi, karena
bakteri yang diharapkan tumbuh adalah bakteri target. Jika media yang digunakan tidak steril maka
tidak dapat dibedakan apakah yang tumbuh merupakan bakteri yang dibutuhkan atau hanya sekedar
bakteri kontaminan.

https://fk.uii.ac.id/mikrobiologi/materi/media/
https://mydokterhewan.blogspot.com/2015/01/media-pertumbuhan-buatan-mikrobiologi.html

Kerjakan Latihan berikut ini !


Jawaban di tulis di kertas dengan tulisan tangan rapi, ringkas dan jelas/terbaca!
Di kumpulkan di elearning dalam bentuk foto.

1) Jelaskan bahan dasar yang biasa digunakan dalam media pertumbuhan!


2) Mengapa agar-agar dipakai sebagai bahan dasar dalam media pertumbuhan mikroba?
3) Jelaskan sumber Carbon organik dan Nitrogen organik yang digunakan dalam media!
4) Media berdasarkan sifat fisik dibagi menjadi berapa macam? Jelaskan!
5) Sebutkan beberapa contoh media yang tergolong non-sintetis!
6) Apa yang dimaksud dengan media selektif? Jelaskan

Anda mungkin juga menyukai