Dasar
BAB I
PENDAHULUAN
Mahluk hidup yang ada di bumi tidak hanya terdiri dari makhluk
hidup yang dapat dilihat oleh mata telanjang, tetapi ada juga mikroorganisme yang
berukuran kecil dan hanya dapat dilihat dengan menggunakan teknik dan peralatan
khusus. Mikroorganisme (jasad renik) merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran
sangat kecil (Kusnadi,dkk,2003). Mikroorganisme mempengaruhi kehidupan manusia
baik secara langsung maupun tidak langsung yang bisa berperan sebagai kawan
maupun lawan bagi kehidupan manusia.
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Agar mikroba dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di dalam media
diperlukan persyaratan tertentu yakni bahwa:
a. Di dalam media harus terkandung semua unsur hara yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba
b. Media harus memiliki tekanan osmosis, tegangan permukaan, dan pH yang sesuai
dengan kebutuhan mikroba
1. Media basal dapat mendukung pertumbuhan berbagai jenis spesies tanpa syarat
nutrisi
2. Media penghambat merupakan medium yang memuat unsur pokok tertentu yang
menghambat pertumbuhan dari jenis mikroorganisme tertentu.
Medium yang paling banyak digunakan dalam pembiakan mikroba adalah kaldu
cair dan kaldu agar. Menurut Kusnadi dkk (2003) bahan-bahan media pertumbuhan
mikrobia meliputi:
A. Bahan dasar
2. Agar (dari rumput laut) yang berfungsi untuk pemadat media. Agar sulit didegradasi
oleh mikroorganisme pada umumnya dan mencair pada suhu 45 oC.
3. Gelatin juga memiliki fungsi yang sama seperti agar. Gelatin adalah polimer
asam amino yang diproduksi dari kolagen. Kekurangannnya adalah lebih banyak jenis
mikroba yang mampu menguraikannya dibanding agar.
4. Silika gel, yaitu bahan yang mengandung natrium silikat. Fungsinya juga
sebagai pemadat media. Silika gel khusus digunakan untuk memadatkan media bagi
mikroorganisme autotrof obligat.
Sumber karbon dan energi yang dapat diperoleh berupa senyawa organik atau
anorganik sesuai dengan sifat mikrobanya. Jasad heterotrof memerlukan sumber
karbon organik antara lain dari karbohidrat, lemak, protein, dan asam organik.
Sumber nitrogen mencakup asam amino, protein atau senyawa bernitrogen lain.
Sejumlah mikroba dapat menggunakan sumber N anorganik seperti urea.
C. Bahan tambahan
1. Agar. Agar dapat diperoleh dalam bentuk batangan, granula atau bubuk dan
terbuat dari beberapa jenis rumput laut. Kegunaannya adalah sebagai
pemadat (gelling) yang pertama kali digunakan oleh Fraw & Walther Hesse
untuk membuat media. Jika dicampur dengan air dingin, agar tidak akan
larut. Untuk melarutkannya harus diaduk dan dipanasi, pencairan dan
pemadatan berkali-kali atau sterilisasi yang terlalu lama dapat menurunkan
kekuatan agar, terutama pada pH yang asam.
3. Meat extract. Meat extract mengandung basa organik terbuat dari otak,
limpa, plasenta, dan daging sapi.
4. Yeast extract. Yeast extract terbuat dari ragi pengembang roti atau pembuat
alkohol. Yeast extract mengandung asam amino yang lengkap &
vitamin (B kompleks).
1. Medium padat yaitu media yang mengandung agar 15% sehingga setelah
dingin media menjadi padat.
3. Medium cair yaitu media yang tidak mengandung agar, contohnya adalah NB
(Nutrient Broth), dan LB (Lactose Broth).
1. Medium sintesis yaitu media yang komposisi zat kimianya diketahui jenis dan
takarannya secara pasti, misalnya Glucose Agar, Mac Conkey Agar.
3. Medium non sintesis yaitu media yang dibuat dengan komposisi yang tidak
dapat diketahui secara pasti dan biasanya langsung diekstrak dari bahan
dasarnya, misalnya Tomato Juice Agar, Brain Heart Infusion Agar, Pancreatic
Extract.
2. Media selektif/penghambat
Media yang selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu
sehingga media tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan
merangsang pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Contohnya
adalah Luria Bertani medium yang ditambah Amphisilin untuk merangsang
E.coli resisten antibotik dan menghambat kontaminan yang peka, Ampiciline.
Salt broth yang ditambah NaCl 4% untuk membunuh Streptococcus
agalactiae yang toleran terhadap garam.
7. Media diferensial
D. Medium TA dan TC
1. Tauge, berfungsi sebagai sumber energi dan bahan mineral bagi mikroba,
pemberi vitamin E yang diperlukan oleh mikroba, juga sebagai sumber
nitrogen.
Pada akhir percobaan sebelum digunakan untuk menumbuhkan mikroba medium harus
disterilkan dalam autoklaf pada suhu 1210C dan tekanan 2 atmosfer dengan tujuan agar
medium tersebut bebas dari pengaruh mikroba yang ada di udara luar.
2.4 Sterilisasi
Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada
sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang
dapat berkembang biak. (Fardiaz,1992). Steril akan didapatkan melalui sterilisasi,
dilakukan dengan:
a. Sterilisasi fisik, yakni senyawa kimia yang akan disterilkan tidak akan berubah atau
terurai akibat perubahan temperatur tinggi. Cara sterilisasi ini dilakukan dengan
menggunakan udara panas (oven) dengan temperatur 170-1800C selama 2 jam. Cara
ini digunakan untuk mensterilkan peralatan gelas. Cara sterilisasi dengan uap air panas
dan tekanan tinggi dengan autoklaf yang memiliki temperatur uap 121 0C dengan
tekanan 15 psi.
METODE PENELITIAN
1. Bahan:
Agar batangan 15 g
Gula 240 g
Taoge 1 kg
Aquades 4 L
2. Alat :
Oven 1 buah
Autoklaf 1 buah
4.3 Metode
b. Dalam satu kelas yang mengikuti praktikum dibagi dalam beberapa kelompok
untuk mempercepat dalam proses praktikum. Tugas tersebut diantaranya :
Kelompok yang bertugas mencuci dan mengeringkan alat-alat gelas seperti
tabung reaksi, labu Erlenmeyer, gelas ukur, gelas beker dan cawan petri
Kelompok yang bertugas membuat media baik media taoge cair maupun
taoge agar.
Kelompok yang bertugas menuangkan media baik taoge cair maupun taoge
agar ke dalam tabung reaksi dan labu Erlenmeyer, serta menuangkan
akuades ke dalam tabung reaksi, setelah itu menutupnya kembali dengan
kapas penyumbat.
Kelompok yang bertugas mensterilisasi alat dan media, yaitu dengan cara
memasukkan alat gelas (cawan Petri) ke dalam oven dan memasukkan alat
gelas (tabung reaksi dan labu Erlenmeyer) yang berisi media ke dalam
autoklaf.
e. Kemudian membagi hasil filtrat menjadi dua bagian yaitu bagian yang
pertama sebanyak 3,9 liter untuk media tauge agar (TA) dan bagian yang
kedua sebanyak 100 ml media tauge cair (TC).
f. Untuk pembuatan media Tauge Cair (TC), kita harus memasak 100 ml
filtrat + 240 g gula hingga mendidih dengan mempertahankan volume
hasil filtrat tersebut hingga 100 ml.
g. Untuk pembuatan media Tauge Agar (TA), kita harus memasak 3,9 liter
filtrat + 240 g gula hingga mendidih dan menambahkan 52,5 g agar
dengan mempertahankan volume hasil filtrat tersebut hingga 3,9 liter.
Ekstrak Tauge
4 L Filtrat Tauge
1 kg Tauge
Dimasukkan ke dalam 86 tabung reaksi @ 5 ml, dan 9 erlenmeyer vol 250 ml @ 150
ml, 9 erlenmeyer vol 250 ml @ 100 ml, erlenmeyer vol 100 ml @ 40 ml.
Dimiringkan
Ditambah 58 g agar
4.1 Hasil
Media Tauge 0,1 liter filtrat dari ekstrak Media Tauge Agar
Agar (TA) tauge yang ditambahkan digunakan untuk
750 gr gula pasir dimasak
kemudian ditambahkan
agar sebanyak gram
Filtrat dimasukkan ke
dalam tabung reaksi
atau Erlenmeyer,
kemudian media
dimiringkan dengan
volume 56 ml, kemudian
disumbat dengan kapas
dan dibungkus dengan
alumunium foil dan diikat
Pada tahapan selanjutnya yaitu membuat media, yang terdiri dari taoge cair
(TC)dan taoge agar (TA) yaitu dengan menyiapkan taoge sebanyak 750 gram, yang
dimasak dalam 4 liter air, setelah mendidih ekstrak yang diperoleh kemudian disaring
dan menambahkan gula ke dalam filtrat sebanyak 180 gram dan dimasak sampai
mendidih. Terjadinya proses pemanasan maka akan menyebabkan air menguap,
sehingga volume taoge tidak lagi menjadi 4 liter, oleh karena itu perlu ditambahkan
akuades agar volumenya tetap 4 liter. Taoge yang telah bercampur dengan gula diambil
sekitar 3,9 liter dan diletakan ke dalam 4 tabung reaksi yang masing-masing volumenya
9 ml. TC yang masih sisa ditempatkan pada botol kosong. Sisa filtrat taoge (0,1 liter )
ditambahkan agar sebanyak 45 gram serta akuades hingga volumenya menjadi 3 liter.
Taoge agar yang telah siap selanjutnya dimasukan kedalam 40 buah tabung reaksi (@
5ml), 4 buah erlenmeyer volume 250 (@ 150 ml), 4 buah erlenmayer volume 250 (@
100 ml), dan 4 buah erlenmeyer volume100 (@ 40 ml), sisa TA dapat diletakan pada
botol-botol kosong. Erlenmayer dan tabung reaksi ditutup dengan sumbat, dilapisi
almunium dan diikat dengan tali kasir, baru kemudian dibungkus dengan kertas
Alat-alat yang telah diisi dengan TA, TC, dan akuades sekarang siap untuk
disterilisasi dnegan autoklaf. Terlebih dahulu mengisi air sampai batas sarangan,
kemudian bagian atas sarangan ditutup dengan kain. Alat –alat ditata sedemikian rupa.
Tahap selanjutnya menutup autoklaf secara diagonal, menghubungkannya dengan
sumber listrik, membuka sedikit klep uap, mengatur timer dan menekan tombol on.
Sekitar 1,5-2 jam tekanan akan naik menjadi 1 atm, pada saat itulah klep uap ditutup
dan menunggu hingga terdengar bunyi alarm, pertanda sterilisasi telah selesai.
Dalam pratikum pembuatan media, media yang dibuat adalah taoge cair (TC)
dan taoge agar (TA). Dalam pembuatan taoge cair tidak ditambahkan zat padat seperti
agar, karena media cair digunakan untuk pertumbuhan bakteri, ragi, dan mikroalga.
Penggunaan media bukan hanya untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba
tetapi juga dapat digunakan untuk tujuan lain seperti isolasi dan enumerasi. Semua
senyawa dan indikator yang ditambahkan ke dalam susunan media, meampunyai
fungsi tertentu sesuai dengan sifat pertumbuhan mikroba. Pemilihan taoge sebagai
bahan pembuat media dalam pratikum ini karena dalam taoge tersimpan nutrisi protein
yang mengandung beberapa senyawa yang dibutuhkan oleh bakteri, seperti nitrogen,
karbon, dan pospat. Unsur Nitrogen diperlukan untuk mensisntesis asam amino,
nukleotida, dan vitamin.
4.3 Pembahasan
Media yang digunakan untuk keperluan mikrobiologi harus dalam keadaan steril,
artinya di dalam bahan tersebut tidak didapatkan pertumbuhan mikroba yang tidak
diharapkan baik di dalam bentuk spora atu bentuk lainnya. Keadaan ini mempunyai
maksud dan tujuan agar jika bahan tersebut dipergunakan, maka hanya mikroba yang
dimaksud yang akan tumbuh berkembang. Tujuan kedua ialah untuk meminimalkan
kemungkinan besar pertumbuhan mikroba yang lain, yang akan menghambat atau
mematikan mikroba yang kita tumbuhkan. Susunan media pada mikroba harus memiliki
kandungan air, nitrogen, sumber energi atau unsur C, dan faktor pertumbuhan, agar
bakteri dapat tumbuh dengan baik.
Susunan bahan baik bahan alami atau bahan buatan yang digunakan untuk
perkembangan dan pertumbuhan mikroba haruslah terkandung semua unsur hara yang
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba, harus mempunyai
tekanan osmosis, tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan kebutuhan
mikroba.
Dalam pratikum pembuatan media kali ini, media yang dibuat adalah taoge cair
(TC) dan taoge agar (TA). Perbedaan antara kedua media ini adalah pada media taoge
cair tidak ditambahkan agar karena media ini digunakan sebagai pertumbuhan bakteri,
ragi, dan mikroalga. Pemilihan taoge sebagai bahan pembuat media dalam pratikum ini
karena dalam taoge tersimpan nutrisi protein yang mengandung beberapa senyawa
yang dibutuhkan oleh bakteri, seperti nitrogen, karbon, dan phospat.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Praktikum pembuatan media kali ini menggunakan media Taoge Cair (TC) dan
Taoge Agar (TA). Perbedaan antara kedua media ini adalah pada media taoge cair tidak
ditambahkan agar karena media ini digunakan sebagai pertumbuhan bakteri, ragi, dan
mikroalga. Pemilihan taoge sebagai bahan pembuat media dalam pratikum ini karena
dalam taoge tersimpan nutrisi protein yang mengandung beberapa senyawa yang
dibutuhkan oleh bakteri, seperti nitrogen, karbon, dan pospat. Pembuatan TA pun
memiliki kekhasan tersendiri yaitu harus terlebih dahulu dimiringkan
untuk mendapatkan media pertumbuhan yang miring sehingga memudahkan ketika
penanaman mikroba (mikroba dapat menempel secara sempurna).
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Singleton, P., dan Sainbury, D. 2001. Dictionary of Microbiology and Molecular Biologi,
3rd Edition. John Wisey & Sons, LTD. New York.
dalam http://anyleite.wordpress.com/2013/02/12/medium-dan-cara-pembuatan-
medium/ diakses tanggal 21 Februari 2013
Stanier, Y. R. Dkk. 2001. The Microbial World, terj. Jogjakarta : UGM Press
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Related Articles