MIKROBIOLOGI UMUM
ACARA III
KERUSAKAN BAHAN PANGAN OLEH MIKROBA
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4
1. AFNA NOVA ASTIKO (V1822002)
2. LAURA AMANDA P.S (V1822041)
3. NIKMATUL FAJRIYAH (V1822050)
4. NOFIA LIZA R (V1822051)
5. ADITIA TEGAR B (V1822070)
A. TUJUAN
Tujuan dari praktikum Mikrobiologi Umum Acara III “Kerusakan
Bahan Pangan Oleh Mikroba” adalah untuk mempelajari tipe-tipe kerusakan
yang disebaabkan oleh aktivitas mikroba.
B. TINJAUAN PUSTAKA
Keamanan pangan merupakan tantangan kronis di seluruh dunia
karena meningkatnya keracunan makanan yang disebabkan oleh amina
biogenik atau mikroba yang mengancam kehidupan banyak orang.
Pemantauan pembusukan makanan adalah salah satu metode yang paling
efektif untuk mencegah keracunan makanan yang disebabkan mikroba.
meskipun keracunan makanan oleh mikroba dapat dicegah dengan merebus
makanan, amina biogenik tetap ada pada daging setelah proses perebusan,
bahkan di dalam lemari es. Kejadian ini dapat terjadi karena adanya mikroba
yang tidak bisa langsung mati hanya dengan perlakuan panas
(Kim et al., 2022). Kontaminasi mikroba dan oksidasi nutrisi adalah dua
alasan utama pembusukan makanan selama periode pemrosesan,
penyimpanan, transportasi, dan penjualan makanan yang mempengaruhi
keamanan produk makanan serta mengancam kesehatan manusia. Supaya
meningkatkan keamanan produk makanan dan memperpanjang umur
simpannya sejumlah besar peneliti ilmiah telah mengabdikan diri pada
penelitian dan pengembangan teknologi pengawetan makanan, seperti
perlakuan ultraviolet, sterilisasi fototerma, vakum dan modifikasi, dan
plasma dingin. Mikroorganisme biasanya mencemari permukaan produk
makanan melalui tanah, air dan udara. Mikroba utama yang menyebabkan
pembusukan terkait erat dengan jenis makanan, seperti Escherichia coli,
Salmonella spp, dan Listeria monocytogenes (Sun et al., 2022).
Bahan pangan industri yang beredar masih banyak yang mengandung
bahan kimia yang berbahaya serta belum memiliki keamanan untuk
dikonsumsi. Padahal masyarakat memiliki hak untuk mengetahui informasi
terhadap makanan yang akan dikonsumsi pada produk makanan. Menurut
BPOM menyatakan bahwa bahan makanan aman berarti bahan makanan
yang dikonsumsi harus bebas dari racun dan keselamatan manusia.
Penggunaan bahan tambahan pangan memiliki batas maksimal penggunaan
agar tetap menjaga kualitas bahan pangan. Keamanan pangan merupakan
suatu hal yang harus dijaga oleh setiap orang agar mendapatkan makanan
yang bermutu tinggi serta kandungan gizi yang lengkap dan aman
(Wibowo dkk., 2023). Foodborne disease terjadi akibat dari kurangnya
kesadaran keamanan pangan di kalangan konsumen. Foodborne disease
diartikan sebagai penyakit yang diakibatkan dari mengkonsumsi makanan
yang terkontaminasi dengan bakteri patogen, virus, parasit, atau zat kimia.
konsumen sering menggunakan istilah ‘penyakit bawaan makanan’ dan
‘keracunan makanan’ secara bergantian. Kecukupan sumber informasi
keamanan pangan penting dalam mengurangi risiko penyakit bawaan
makanan (Md Ariffin et al., 2023).
Susu adalah bahan pangan berbentuk cairan yang berwarna putih yang
disekresi oleh kelenjar susu yang memiliki kandungan gizi tinggi. Secara
kimiawi susu terdiri dari dua komponen, yakni kandungan air yang
berjumlah sebesar 87,5 % dan bahan yang berbentuk padat berjumlah sebesar
12,5%. Kandungan gizi pada susu seperti, lemak, protein, karbohidrat,
vitamin dan mineral yang mudah dicerna dan perbandingan yang optimal.
Jenis susu bermacam-macam seperti susu segar, susu pasteurisasi, susu steril,
susu UHT, susu bubuk, susu skim, dan lain sebagainya
(Harna dan Irawan, 2020). Susu segar dapat diolah menjadi produk olahan
susu non fermentasi maupun olahan susu fermentasi. Susu mentah dapat
mengandung bakteri patogen jika kondisi penyimpanan yang tidak steril.
Susu segar umumnya rentan terhadap mikroba sehingga akan cepat basi jika
tidak disimpan dengan penyimpanan yang sesuai standar (ketat). Supaya
susu dapat disimpan lama maka adanya teknik prosesing yang digunakan
untuk menentukan masa simpan (storage life) dan produk susu
(Soeparno dkk., 2009).
Supaya dapat menghitung jumlah koloni mikroba yang tumbuh pada
sampel maka membutuhkan suatu media yang biasanya disebut Plate Count
Agar (PCA). PCA adalah sebuah erlenmeyer sebanyak ± 10gram serta
dilakukan pengenceran saat pemakaian. Biasanya jumlah koloni per plate
yang boleh dihitung, yakni antara 30 s/d 300 CFU/gram (colony forming
unit). Koloni besar, koloni kecil serta koloni menjalar dapat dianggap berasal
dari 1 macam bakteri. Pada tiap wadah dari pengenceran memiliki perbedaan
proses menghitung jumlah koloninya dengan mengalikan pengenceran akan
didapat angka jumlah mikroba per 1 gram/ 1 ml. Jumlah mikroba yang ada
pada setiap 1 ml sampel adalah berbanding terbalik dengan pengenceran
Metode yang dapat digunakan dalam penanaman bakteri pada media PCA
menggunakan teknik pour plate atau metode tuang (Siregar dkk., 2022).
C. METODOLOGI
1. Alat
a. Bunsen
b. Cawan Petri
c. Gelas Beker
d. Kapas
e. Korek Api
f. Rak tabung reaksi
g. Propipet
h. Tabung erlenmeyer
i. Tabung reaksi
2. Bahan
a. Larutan fisiologis
b. Medium plate count agar (PCA)
a. Sampel susu pagi
b. Sampel susu 1 hari
3. Cara Kerja
Penginokulasian secara
1 ml suspensi aseptik
Rumus:
N: Jumlah koloni pada cawan/[(n1 x 1) + (n2 x 0,1) + (n3 x 0,01)] x d
Dimana:
N = SPC
n1 = jumlah cawan pada pengenceran pertama
n2 = jumlah cawan pada pengenceran kedua
n3 = jumlah cawan pada pengenceran ketiga
d = pengenceran pada cawan pertama
Perhitungan:
Susu Pagi
Kelompok 4A
N: Jumlah koloni pada cawan / [(n1 x 1) + (n2 x 0,1) + (n3 x 0,01)] x d
N = (88 + 100) / [(1 x 1) + (1 x 0,1) + (1 x 0,01)] x 10-2
= 188 / (1 + 0,1 + 0,01) x 10-2
= 188 / 1,11 x 10-2
= 188 / 0,0111
= 16.936
Kelompok 4B
N: Jumlah koloni pada cawan / [(n1 x 1) + (n2 x 0,1) + (n3 x 0,01)] x d
N = (215 + 56) / [(1 x 1) + (1 x 0,1) + (1 x 0,01)] x 10-2
= 271 / (1 + 0,1 + 0,01) x 10-2
= 271 / 1,11 x 10-2
= 271 / 0,0111
= 24.414
Kelompok 5A
N: Jumlah koloni pada cawan / [(n1 x 1) + (n2 x 0,1) + (n3 x 0,01)] x d
N = (267 + 170 + 64) / [(1 x 1) + (1 x 0,1) + (1 x 0,01)] x 10-2
= 501 / (1 + 0,1 + 0,01) x 10-2
= 501 / 1,11 x 10-2
= 501 / 0,0111
= 45.135
Kelompok 5B
N: Jumlah koloni pada cawan / [(n1 x 1) + (n2 x 0,1) + (n3 x 0,01)] x d
N = (205 + 145 + 152) / [(1 x 1) + (1 x 0,1) + (1 x 0,01)] x 10-2
= 502 / (1 + 0,1 + 0,01) x 10-2
= 502 / 1,11 x 10-2
= 502 / 0,0111
= 45.225
Susu 1 hari
Kelompok 6A
N: Jumlah koloni pada cawan / [(n1 x 1) + (n2 x 0,1) + (n3 x 0,01)] x d
N = (240 + 226) / [(1 x 1) + (1 x 0,1) + (1 x 0,01)] x 10-4
= 466 / (1 + 0,1 + 0,01) x 10-4
= 466 / 1,11 x 10-4
= 466 / 0,000111
= 4.198.198
Kelompok 6 B
N: Jumlah koloni pada cawan / [(n1 x 1) + (n2 x 0,1) + (n3 x 0,01)] x d
N = (81 + 35) / [(1 x 1) + (1 x 0,1) + (1 x 0,01)] x 10-4
= 116 / (1 + 0,1 + 0,01) x 10-4
= 116 / 1,11 x 10-4
= 116 / 0,000111
= 1.045.045
Kelompok 7A
N: Jumlah koloni pada cawan / [(n1 x 1) + (n2 x 0,1) + (n3 x 0,01)] x d
N = (188 + 148) / [(1 x 1) + (1 x 0,1) + (1 x 0,01)] x 10-4
= 336 / (1 + 0,1 + 0,01) x 10-4
= 336 / 1,11 x 10-4
= 336 / 0,000111
= 3.027.027
Kelompok 7B
N: Jumlah koloni pada cawan / [(n1 x 1) + (n2 x 0,1) + (n3 x 0,01)] x d
N = (150 + 45 + 35) / [(1 x 1) + (1 x 0,1) + (1 x 0,01)] x 10-4
= 230 / (1 + 0,1 + 0,01) x 10-4
= 230 / 1,11 x 10-4
= 230 / 0,000111
= 2.072.072