Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH MIKROBIOLOGI

“PERANAN MIKROORGANISME DALAM BIDANG FARMASI”

DI SUSUN OLEH :

NAMA : MA’RIFATUL SERIN AULIA

NIM : G70119012

KELAS :C

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIFVERSITAS TADULAKO

PALU

2021
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil.


Setiap sel tunggal mikroorganisme memiliki kemampuan untuk melangsungkan
aktivitas kehidupan antara lain dapat dapat mengalami pertumbuhan,
menghasilkan energi dan bereproduksi dengan sendirinya. Mikroorganisme
memiliki fleksibilitas metabolisme yang tinggi karena mikroorganisme ini harus
mempunyai kemampuan menyesuaikan diri yang besar sehingga apabila ada
interaksi yang tinggi dengan lingkungan menyebabkan terjadinya konversi zat
yang tinggi pula.

Akan tetapi karena ukurannya yang kecil, maka tidak ada tempat untuk
menyimpan enzim-enzim yang telah dihasilkan. Dengan demikian enzim yang
tidak diperlukan tidak akan disimpan dalam bentuk persediaan.enzim-enzim
tertentu yang diperlukan untuk perngolahan bahan makanan akan diproduksi bila
bahan makanan tersebut sudah ada. Mikroorganisme ini juga tidak memerlukan
tembat yang besar, mudah ditumbuhkan dalam media buatan, dan tingkat
pembiakannya relative cepat.

Oleh karena aktivitasnya tersebut, maka setiap mikroorganisme memiliki peranan


dalam kehidupan, baik yang merugikan maupun yang menguntungkan.Sekilas,
makna praktis dari mikroorganisme disadari tertutama karena kerugian yang
ditimbulkannya pada manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan.

I.2 Rumusan Masalah


1.Apa saja pemanfaatan mikroba untuk menghasilkan poduk?
2.Apa saja pemanfaatan mikroba sebagai indikator uji?
I.3 Tujuan Penulisan
1.Untuk mengetahui apa saja pemanfaatan mikroba untuk menghasilkan poduk
2.Untuk mengetahui apa saja pemanfaatan mikroba sebagai indikator uji
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Pemanfaatan Mikroba Untuk Menghasilkan Produk

Mikrobiologi farmasi modern berkembang setelah perang dunia ke 2 dengan


dimulainyaproduk antibiotik. Suplay produk farmasi dunia termasuk antibiotik,
steroid, vitamin, vaksin, asam amino, dan hormon manusia diproduksi dalam
jumlah beasr oleh mikroorganisme. Streptomyces hydroscopius memilik strain
yang berbeda untuk membuata hampir 200 antibiotik yang berbeda. Antibiotik
pada dasarnya dibuata dalam skala industri dengan cara menginokulasi spora dari
kapang atau streptomycetes dalam suatu media pertumbuhan dan
menginkubasinya dengan aerasi yang baik. Setelah mencapai konsentrasi yang
cukup, larut diekstraksi, dipresitipasi dan diperlukan dengan prosedur standar
industri lainnya.

Dengan mikrobiologi para ahli farmasi dapat mengembangkan metode


pembuatan obat baru dengan memanfaatkan mikroorganisme dan juga untuk
menciptakan obatbaru yang lebih aman digunakan untuk memerangi
mikroorganisme penyebab penyakit.

 Produk Industri Farmasi

1. Produk Antibiotik

Pada awalnya, antibiotik diartikan sebagai senyawa hasil metabolisme


mikro organisme biasanya yang dapat merusak atau menghambat
pertumbuhan mikro organisme lainnya. Biasanya, antibiotik merupakan
suatu metabolit sekunder yang dihasilkan dalam fase stationer siklus
pertumbuhan mikro organisme. Namun pada perkembangannya, istilah
antibiotik ditujukan untuk semua senyawa kimia yang dapat menghambat
pertumbuhan mikroba baik yang berasal dari proses metabolisme mikroba
maupun hasil sintesis. Idealnya, antibiotik memiliki toksisitas selektif
terhadap mikroba tertentu dengan tingkat toksisitas yang tinggi tetapi
hanya menimbulkan toksisitas yang minimal terhadap inang (manusia,
ternak, dll) serta dapat diberikan melalui jalur umum.

Menurut daya hambatnya terhadap mikroba, antibiotik digolongkan


menjadi bakteriostatik dan bakterisida. Bakteriostatik merupakan
antibiotik yang hanya mampu menghambat pertumbuhan mikroorganisme
sedangkan bakteriosida merupakan antibiotik yang dapat menyebabkan
kematian mikroorganisme.

Antibiotik dapat pula digolongkan berdasarkan organisme yang dilawan


dan jenis infeksi. Berdasarkan keefektifannya dalam melawan jenis
bakteri, dapat dibedakan antibiotik yang membidik bakteri gram positif
atau gram negatif saja, dan antibiotik yang berspektrum luas, yaitu yang
dapat membidik bakteri gram positif dan negatif .

2. Produk Vaksin

Vaksin berasal dari kata vaccinia, adalah bahan antigenik yang digunakan
untuk menghasilkan kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga
dapat mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi oleh organisme alami
atau “liar”. Vaksin dapat berupa galur virus atau bakteri yang telah
dilemahkan sehingga tidak menimbulkan penyakit. Vaksin dapat juga
berupa organisme mati atau hasil-hasil pemurniannya (protein, peptida,
partikel serupa virus, dsb.). Vaksin akan mempersiapkan sistem
kekebalan manusia atau hewan untuk bertahan terhadap serangan patogen
tertentu, terutama bakteri, virus, atau toksin. Vaksin juga bisa membantu
sistem kekebalan untuk melawan sel-sel degeneratif (kanker).
Vaksin merupakan senyawa yang dihasilkan oleh suatu mikroorganisme
untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain.Banyak
ditemukan mikroorganisme yang mengandung substansi dengan
aktivitas antibiotik.Vaksin diproduksi oleh strain mutan patogen virulen
tanpa menghilangkan antigen yang diperlukan untuk menimbulkan
respons imun. Perkembangan bidang bioteknologi memungkinkan
produksi seluruh seluruh vaksin baru. Beberapa vaksin baru ini ditujukan
bagi target baru, dan beberapa lagi lebih efektif dan memiliki efek
samping lebih sedikit dibandingkan vaksin tradisional yang ada saat ini.

3. Produksi vitamin dan Asam Amino

Vitamin merupakan faktor nutrisi esensial bagi manusia. Beberapa


vitamin dapat diproduksi melalui fermentasi mikroorganisme, dan
digunakan sebagai suplemen makanan. Misalnya vitamin B12 dapat
diproduksi sebagai produk samping pada fermentasi antibiotik oleh
Streptomyces. Vitamin B12 juga diperoleh dari fermentasi
Propionibacteriaum shermanii atau Paracoccus denitrificans.Riboflavin
dapat dihasilkan dari fermentasi berbagai macam mikrooganisme,
misalnya bakteri Clostridium dan fungi Eremothecium ashbyi atau
Ashbya gossypii.

4. Alkoloid

Alkaloid, beberapa diantaranya dapat dimanfaatkan dalam terapi,


umumnya diperoleh dari tanaman, namun alkaloid ergot dihasilkan dari
fungi. Alkaloid ergot pertama kali diperoleh dari sklerotium
Ascomycetes, yaitu Claviceps purpurae. Istilah ergot digunakan untuk
menunjukkan bahwa alkaloid jenis ini dihasilkan oleh fungi. Alkaloid
ergot dibedakan menjadi 2 kelompok berdasarkan atas kandungan asam
lisergat dan clavin. Alkaloid asam glisergat hanya diproduksi oleh genus
Claviceps, sedangkan alkaloid clavin ditemukan pada genus Aspergillus,
penicillium, dan Rhizobium. Alkaloid ergot digunakan untuk
menstimulasi sistem syaraf simpatik.

5. Asam Glutamat

Asam glutamat merupakan asam amino yang banyak diproduksi (4 juta


ton/tahun). Glutamatsendiri adalah salah satu jenis asam amino non-
essensial yang merupakan substansi dasar penyusun protein dan bisa
diproduksi sendiri oleh tubuh kita untuk keperluan metabolisme
sertaditemukan hampir di dalam setiap makanan yang mengandung
protein. Beberapa jenis makananyang mengandung glutamat dari alam
adalah tomat, keju, saos soja, saos ikan, dan bahkan jugaterdapat di air
susu ibu (ASI).

 Produk Olahan Pangan

1. Yoghurt

Yoghurt merupakan minuman hasil kerjasama dengan mikroorganisme.


Tidak sembarangan mikroorganisme yang dapat membantu proses
pembuatan yogurt, terdapat dua bakteri utama yang membantu proses
fermentasi yogurt diantaranya adalan Streptococcus thermophilus dan
Lactobicillus bulgaricus. Pada dasarnya kerja kedua bakteri ini yaitu
menghasilkan asam laktat sehingga rasa dari yogurt tersebut menjadi
asam. Asam laktat ini dapat membantu menjaga keseimbangan mikroflora
pada usus. Tingkat keasaman yang dihasilkan mampu menghambat
bakteri penyebab penyakit yang pada umumnya tidak tahan terhadap
asam.
2. Keju

Susu memiliki reputasi yang baik sebagai makanan yang sangat bergizi.
Sayangnya, kandungan gizi yang tinggi tidak hanya menarik bagi
manusia. Jika dibiarkan untuk waktu yang lama, nutrisi yang ada di dalam
susu memungkinkan mikroorganisme untuk tumbuh sehingga
menyebabkan susu tidak layak untuk konsumsi manusia. Pada zaman
kuno, cara utama untuk mengawetkan susu adalah untuk mengubahnya
menjadi keju.

Para sejarawan percaya bahwa keju menjadi bagian dari diet manusia
sekitar 800 tahun yang lalu, sehingga merupakan makanan yang pertama
difermentasi. Kemungkinan dihasilkan secara tidak sengaja melalui
praktek membawa susu dalam kantong yang terbuat dari perut hewan.
Enzim dalam cairan pencernaan dari perut dan bakteri dalam susu bekerja
sama untuk membentuk dadih (curd) dan kemudian keju mentah. Menurut
FDA, keju adalah produk yang dibuat dengan cara mengkoagulasikan
kasein susu, susu krim atau susu yang kaya dengan krim.

3. Mentega

Mentega atau disebut juga buttermilk dihasilkan dari susu skim atau susu
rendah lemak dengan bantuan bakteri asam laktat. Buttermilk mempunyai
karakteristik pada tekstur, rasa asam dan aroma. Tekstur dihasilkan dari
pemecahan dadih. Aroma dan rasa disebabkan oleh diasetil, asetildehid
dan produk metabolik lain dilepaskan oleh bakteri fermentasi.
II.2 Pemanfaatan Mikroba Sebagai Indikator uji
Pengujian mikrobiologi memanfaatkan mikroorganisme sebagai indikator
pengujian. Dalam hal ini mikroorganisme digunakan sebagai penentu konsentrasi
komponen tertentu pada campuran kompleks kimia, untuk mendiaknosis
penyakit tertentu tertentu, serta untuk menguji bahan kimia guna menentukan
potensi mutagenik atau karsinogenik suatu bahan. Macam-macam uji yang dapat
dilakukan adalah uji antibiotik/antimikroba, bioautografi, uji vitamin dan asam
amino, uji ames, dan penggunaan mikroorganisme sebagai model metabolisme
obat mamalia.

1. Uji Antibiotik antimikroba

Pada uji ini diukur respons pertumbuhan populasi mikroorganisme terhadap


agen antimikroba. Tujuan assay antimikroba ( termasuk antibiotik dan
substansi antimikroba nonantibiotik, misalnya fenol, bisfenol, aldehid), adalah
untuk menentukan potensi dan kontrolkualitas selama prosesproduksi
senyawa antimikroba dipabrik, untuk farmakokinetik obat pada hewan atau
manusia dan untuk memonetor dan mengontrol kemoterapi obat. Kegunaan uji
antimikroba adalah diperolehnya suatu sistem pengobatan yang efektif dan
efesien.

 Metode difusi

Metode disc diffusion (tes Kirby dan Bauer) untuk menentukan aktivitas
agen antimikroba. Piringan yang berisi agen antimikroba diletakkan pada
media agar yang telah ditanami mikroorganisme yang akan berdifusi pada
media agar tersebut. Area jernih mengindikasikan adanya hambatan
pertumbuhan mikroorganisme oleh agen antimikroba permukaan media
agar.
 E-test

Metode E-test digunakan untuk mengestimasi MIC (minimum inhibitory


concentration) atau KHM (kadar hambat minimum), yaitu konsentrasi
minimal suatu agen antimikroba untuk dapat menghabat pertumbuhan
mikroorganisme.

2. Uji aktivitas antivirus

Uji aktivitas antivirus menggunakan kultur jaringan maupun inokulasi telur


berembrio. Campuran antara suspensi virus dan larutan agen antimikroba uji
dibuat dalam seri pengenceran. Seri pengenceran ini dibuat pada serum yang
telah diinaktivasi, misalnya serum kuda, dan diinokulasikan pada kultur sel
atau telur berembrio. Sebagai kontrol digunakan larutan tanpa virus. Karena
obat juga dapat tosik pada kultur jaringan atau telur, maka toksisitasnya harus
diuji. Seri pengenceran Obat dicampurkan dengan serum yang diinaktivasi
dan dinokulasi ke dalam sel jaringan atau telur berembrio. Pengamatan
dilakukan setiap hari terhadp ada atau tidaknya kerusakan sel atau jaringan.

3. Uji aktivitas anti fungi

Pada uji ini kebutuhan media berbeda dengan uji menggunakan bakteri.media
yang umum digunakan adalah Sabouroud Dextrose Liquid/solid, Czapex Dox,
dan media khusus fungi lain. Uji ini serupa dengan uji untuk bakteri, dimana
spora fungi atau miselium fungi dilarutkan pada larutan agen antimikroba uji,
dan selanjudnya pada interval waktu tertentu disubkultur pada media yang
sesuai. Setelah diinkubasi, pertumbuhan fungi pun diamati.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
 Produk yang dihasilkan dari pemanfaatan mikroba antara lain dalam
bidang industry farmasi yaitu produk antibiotic, produk vaksin, asam
amino, alkaloid dan asam glutamate, sedangkan dalam bidang pangan
digunakan untuk pembuatan yoghurt, keju dan mentega.
 Produk yang dihasilkan dari pemanfaatan mikroba sebagai indicator uji
antara lain sebagai uji antivitas antibiotic, uji aktivitas anti fungi, dan uji
aktivitas anti virus

B. Kritik dan Saran


Jika dilihat dari kekayaan dan kelengkapan materi, makalah ini memang belum
cukup “kaya” dibandingkan buku-buku teks bacaan mengenai Genetika
Mikroorganisme. Akan tetapi kami mencoba sebisa kami menyusun makalah ini
dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari begitu banyaklah kekurangan dalam
makalah ini, untuk itu kami mengharap kritik dan saran dari pembaca, baik itu
dosen kami maupun dari teman – teman kami, demi perbaikan dan kesempurnaan
makalah selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, et all. 2002. Biologi edisi 5 jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Darkuni, Noviar. 2001. Mikrobiologi (Bakteriologi, Virologi dan Mikologi). Malang:


Universitas Negeri Malang.

Pelczar, Michael. 2008, Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.

Ristiati, Ni Putu. 2000. Pengantar Mikrobiologi Umum. Jakarta: Departemen


Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai