Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH MIKROBIOLOGI

PERANAN MIKROORGANISME DALAM BIDANG KIMIA

Dosen Pengampuh :

Dr. Abd. Rahman Razak, M.Si. Apt


Pasjan Satrimafitrah, S.Si., M.Si.,
Ph.D Arsa Wahyu Nugrahani, S.Farm,
M.Sc

DISUSUN OLEH:

SIRAH DINIATI
NEA G 301 20 003

KELAS A

PROGRAM STUDI
KIMIA JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM UNIVERSITAS TADULAKO
PALU, 2021
1 Pemanfaatan Mikroba Untuk Menghasilkan Produk

Mikrobiologi kimia modern berkembang setelah perang dunia ke 2 dengan


dimulainya produk antibiotik. Suplay produk farmasi dunia termasuk antibiotik,
steroid, vitamin, vaksin, asam amino, dan hormon manusia diproduksi dalam
jumlah beasr oleh mikroorganisme. Streptomyces hydroscopius memilik strain
yang berbeda untuk membuata hampir 200 antibiotik yang berbeda. Antibiotik pada
dasarnya dibuata dalam skala industri dengan cara menginokulasi spora dari kapang
atau streptomycetes dalam suatu media pertumbuhan dan menginkubasinya dengan
aerasi yang baik. Setelah mencapai konsentrasi yang cukup, larut diekstraksi,
dipresitipasi dan diperlukan dengan prosedur standar industri lainnya.

Dengan mikrobiologi para ahli farmasi dapat mengembangkan metode pembuatan


obat baru dengan memanfaatkan mikroorganisme dan juga untuk menciptakan
obatbaru yang lebih aman digunakan untuk memerangi mikroorganisme penyebab
penyakit.

 Produk Industri Farmasi


1. Produk Antibiotik

Pada awalnya, antibiotik diartikan sebagai senyawa hasil metabolisme


mikro organisme biasanya yang dapat merusak atau menghambat
pertumbuhan mikro organisme lainnya. Biasanya, antibiotik merupakan
suatu metabolit sekunder yang dihasilkan dalam fase stationer siklus
pertumbuhan mikro organisme. Namun pada perkembangannya, istilah
antibiotik ditujukan untuk semua senyawa kimia yang dapat menghambat
pertumbuhan mikroba baik yang berasal dari proses metabolisme mikroba
maupun hasil sintesis. Idealnya, antibiotik memiliki toksisitas selektif
terhadap mikroba tertentu dengan tingkat toksisitas yang tinggi tetapi hanya
menimbulkan toksisitas yang minimal terhadap inang (manusia, ternak, dll)
serta dapat diberikan melalui jalur umum.
Menurut daya hambatnya terhadap mikroba, antibiotik digolongkan menjadi
bakteriostatik dan bakterisida. Bakteriostatik merupakan antibiotik yang
hanya mampu menghambat pertumbuhan mikroorganisme sedangkan
bakteriosida merupakan antibiotik yang dapat menyebabkan kematian
mikroorganisme.
Antibiotik dapat pula digolongkan berdasarkan organisme yang dilawan dan
jenis infeksi. Berdasarkan keefektifannya dalam melawan jenis bakteri,
dapat dibedakan antibiotik yang membidik bakteri gram positif atau gram
negatif saja, dan antibiotik yang berspektrum luas, yaitu yang dapat
membidik bakteri gram positif dan negatif .
2. Produk Vaksin
Vaksin berasal dari kata vaccinia, adalah bahan antigenik yang digunakan
untuk menghasilkan kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga dapat
mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi oleh organisme alami atau
“liar”. Vaksin dapat berupa galur virus atau bakteri yang telah dilemahkan
sehingga tidak menimbulkan penyakit. Vaksin dapat juga berupa organisme
mati atau hasil-hasil pemurniannya (protein, peptida, partikel serupa virus,
dsb.). Vaksin akan mempersiapkan sistem kekebalan manusia atau hewan
untuk bertahan terhadap serangan patogen tertentu, terutama bakteri, virus,
atau toksin. Vaksin juga bisa membantu sistem kekebalan untuk melawan
sel-sel degeneratif (kanker).
Vaksin merupakan senyawa yang dihasilkan oleh suatu mikroorganisme
untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain.Banyak ditemukan
mikroorganisme yang mengandung substansi dengan aktivitas
antibiotik.Vaksin diproduksi oleh strain mutan patogen virulen tanpa
menghilangkan antigen yang diperlukan untuk menimbulkan respons imun.
Perkembangan bidang bioteknologi memungkinkan produksi seluruh
seluruh vaksin baru. Beberapa vaksin baru ini ditujukan bagi target baru,
dan beberapa lagi lebih efektif dan memiliki efek samping lebih sedikit
dibandingkan vaksin tradisional yang ada saat ini.
3. Produksi vitamin dan Asam Amino
Vitamin merupakan faktor nutrisi esensial bagi manusia. Beberapa vitamin
dapat diproduksi melalui fermentasi mikroorganisme, dan digunakan
sebagai suplemen makanan. Misalnya vitamin B12 dapat diproduksi sebagai
produk samping pada fermentasi antibiotik oleh Streptomyces. Vitamin B12
juga diperoleh dari fermentasi Propionibacteriaum shermanii atau
Paracoccus denitrificans.Riboflavin dapat dihasilkan dari fermentasi
berbagai macam mikrooganisme, misalnya bakteri Clostridium dan fungi
Eremothecium ashbyi atau Ashbya gossypii.
4. Alkoloid
Alkaloid, beberapa diantaranya dapat dimanfaatkan dalam terapi, umumnya
diperoleh dari tanaman, namun alkaloid ergot dihasilkan dari fungi.
Alkaloid ergot pertama kali diperoleh dari sklerotium Ascomycetes, yaitu
Claviceps purpurae. Istilah ergot digunakan untuk menunjukkan bahwa
alkaloid jenis ini dihasilkan oleh fungi. Alkaloid ergot dibedakan menjadi 2
kelompok berdasarkan atas kandungan asam lisergat dan clavin. Alkaloid
asam glisergat hanya diproduksi oleh genus Claviceps, sedangkan alkaloid
clavin ditemukan pada genus Aspergillus, penicillium, dan Rhizobium.
Alkaloid ergot digunakan untuk menstimulasi sistem syaraf simpatik.
5. Asam Glutamat
Asam glutamat merupakan asam amino yang banyak diproduksi (4 juta
ton/tahun). Glutamatsendiri adalah salah satu jenis asam amino non-
essensial yang merupakan substansi dasar penyusun protein dan bisa
diproduksi sendiri oleh tubuh kita untuk keperluan metabolisme
sertaditemukan hampir di dalam setiap makanan yang mengandung protein.
Beberapa jenis makananyang mengandung glutamat dari alam adalah tomat,
keju, saos soja, saos ikan, dan bahkan jugaterdapat di air susu ibu (ASI).

 Produk Olahan Pangan

1. Yoghurt
Yoghurt merupakan minuman hasil kerjasama dengan mikroorganisme.
Tidak sembarangan mikroorganisme yang dapat membantu proses
pembuatan yogurt, terdapat dua bakteri utama yang membantu proses
fermentasi yogurt diantaranya adalan Streptococcus thermophilus dan
Lactobicillus bulgaricus. Pada dasarnya kerja kedua bakteri ini yaitu
menghasilkan asam laktat sehingga rasa dari yogurt tersebut menjadi asam.
Asam laktat ini dapat membantu menjaga keseimbangan mikroflora pada
usus. Tingkat keasaman yang dihasilkan mampu menghambat bakteri
penyebab penyakit yang pada umumnya tidak tahan terhadap asam.
2. Keju
Susu memiliki reputasi yang baik sebagai makanan yang sangat bergizi.
Sayangnya, kandungan gizi yang tinggi tidak hanya menarik bagi manusia.
Jika dibiarkan untuk waktu yang lama, nutrisi yang ada di dalam susu
memungkinkan mikroorganisme untuk tumbuh sehingga menyebabkan susu
tidak layak untuk konsumsi manusia. Pada zaman kuno, cara utama untuk
mengawetkan susu adalah untuk mengubahnya menjadi keju.
Para sejarawan percaya bahwa keju menjadi bagian dari diet manusia sekitar
800 tahun yang lalu, sehingga merupakan makanan yang pertama
difermentasi. Kemungkinan dihasilkan secara tidak sengaja melalui praktek
membawa susu dalam kantong yang terbuat dari perut hewan. Enzim dalam
cairan pencernaan dari perut dan bakteri dalam susu bekerja sama untuk
membentuk dadih (curd) dan kemudian keju mentah. Menurut FDA, keju
adalah produk yang dibuat dengan cara mengkoagulasikan kasein susu, susu
krim atau susu yang kaya dengan krim.
3. Mentega
Mentega atau disebut juga buttermilk dihasilkan dari susu skim atau susu
rendah lemak dengan bantuan bakteri asam laktat. Buttermilk mempunyai
karakteristik pada tekstur, rasa asam dan aroma. Tekstur dihasilkan dari
pemecahan dadih. Aroma dan rasa disebabkan oleh diasetil, asetildehid dan
produk metabolik lain dilepaskan oleh bakteri fermentasi.

2 Pemanfaatan Mikroba Sebagai Indikator uji


Pengujian mikrobiologi memanfaatkan mikroorganisme sebagai indikator
pengujian. Dalam hal ini mikroorganisme digunakan sebagai penentu konsentrasi
komponen tertentu pada campuran kompleks kimia, untuk mendiaknosis penyakit
tertentu tertentu, serta untuk menguji bahan kimia guna menentukan potensi
mutagenik atau karsinogenik suatu bahan. Macam-macam uji yang dapat dilakukan
adalah uji antibiotik/antimikroba, bioautografi, uji vitamin dan asam amino, uji
ames, dan penggunaan mikroorganisme sebagai model metabolisme obat mamalia.
1. Uji Antibiotik antimikroba
Pada uji ini diukur respons pertumbuhan populasi mikroorganisme terhadap
agen antimikroba. Tujuan assay antimikroba ( termasuk antibiotik dan substansi
antimikroba nonantibiotik, misalnya fenol, bisfenol, aldehid), adalah untuk
menentukan potensi dan kontrolkualitas selama prosesproduksi senyawa
antimikroba dipabrik, untuk farmakokinetik obat pada hewan atau manusia dan
untuk memonetor dan mengontrol kemoterapi obat. Kegunaan uji antimikroba
adalah diperolehnya suatu sistem pengobatan yang efektif dan efesien.
 Metode difusi

Metode disc diffusion (tes Kirby dan Bauer) untuk menentukan aktivitas
agen antimikroba. Piringan yang berisi agen antimikroba diletakkan pada
media agar yang telah ditanami mikroorganisme yang akan berdifusi pada
media agar tersebut. Area jernih mengindikasikan adanya hambatan
pertumbuhan mikroorganisme oleh agen antimikroba permukaan media
agar.
 E-test

Metode E-test digunakan untuk mengestimasi MIC (minimum inhibitory


concentration) atau KHM (kadar hambat minimum), yaitu konsentrasi
minimal suatu agen antimikroba untuk dapat menghabat pertumbuhan
mikroorganisme.

2. Uji aktivitas antivirus

Uji aktivitas antivirus menggunakan kultur jaringan maupun inokulasi telur


berembrio. Campuran antara suspensi virus dan larutan agen antimikroba uji
dibuat dalam seri pengenceran. Seri pengenceran ini dibuat pada serum yang
telah diinaktivasi, misalnya serum kuda, dan diinokulasikan pada kultur sel atau
telur berembrio. Sebagai kontrol digunakan larutan tanpa virus. Karena obat juga
dapat tosik pada kultur jaringan atau telur, maka toksisitasnya harus diuji. Seri
pengenceran Obat dicampurkan dengan serum yang diinaktivasi dan dinokulasi
ke dalam sel jaringan atau telur berembrio. Pengamatan dilakukan setiap hari
terhadp ada atau tidaknya kerusakan sel atau jaringan.
3. Uji aktivitas anti fungi
Pada uji ini kebutuhan media berbeda dengan uji menggunakan bakteri.media
yang umum digunakan adalah Sabouroud Dextrose Liquid/solid, Czapex Dox,
dan media khusus fungi lain. Uji ini serupa dengan uji untuk bakteri, dimana
spora fungi atau miselium fungi dilarutkan pada larutan agen antimikroba uji,
dan selanjudnya pada interval waktu tertentu disubkultur pada media yang
sesuai. Setelah diinkubasi, pertumbuhan fungi pun diamati.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, et all. 2002. Biologi edisi 5 jilid 1. Jakarta: Erlangga.


Darkuni, Noviar. 2001. Mikrobiologi (Bakteriologi, Virologi dan Mikologi). Malang:
Universitas Negeri Malang.
Pelczar, Michael. 2008, Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.
Ristiati, Ni Putu. 2000. Pengantar Mikrobiologi Umum. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai