Anda di halaman 1dari 24

Bab

Bioteknologi
A. Pengertian dan Prinsip-Prinsip Dasar
Bioteknologi
BIOTEKNOLOGI berasal dari BIOS, TEKNOS LOGOS
OECD: organization for economic cooperation and Development,

Bioteknologi: penerapan prinsip-prinsip ilmiah dan rekayasa untuk


penanganan dan pengolahan mentah dengan bantuan ilmu
mikrobiologi, biokimia, biologi sel, fisiologi, genetika molekuler, dan
teknik kimia secara terpadu untuk menghasilkan barang dan jasa.

4 prinsip dasar bioteknologi:


1. Penggunaan agen biologi.
2. Menggunakan metode tertentu,
3. Dihasilkannya suatu produk turunan
4. Melibatkan banyak disiplin ilmu.
INPUT
Bahan baku, mikroorganisme, sel hewan,
dan sel tumbuhan

PROSES
Aplikasi prinsip ilmiah, kerekayasaan, dan
teknologi

OUTPUT(produk)
Makhluk Hidup : hewan,ternak, tumbuhan yang unggul
Makanan minuman,obat-obatan, bahan bakar,senyawa kimia
Jasa: pengolahan limbah ,pemisahan logam, pemberantasan
hama
Alasan mikroorganisme dijadikan agen Bioteknologi
1. Perkembangannya sangat cepat
2. Mudah diperoleh
3. Sifatnya dapat dimosifikasi atau dapat diubah dengan cepat
dengan teknologi biotek dan dapat diturunkan kegenerasi
berikutnya
4. Memiliki sifat yang tetap dari generasi ke generasi
berikutnya
5. Dapat menghasilkan produk tidak tergantung musim dan
iklim lingkungan
A. Jenis Bioteknologi
1. Bioteknologi Konvensional

Ciri utama biologi konvensional


a. Terdapat mikroorganisme dengan ciri tertentu dan dapat
memproduksi enzim yang berperan sebagai biokatalisator.
b. Adanya metode atau mekanisme tertentu untuk mendayagunakan
mikroorganisme (sebagai agen) secara teknologi.
c. Diperolehnya produk yang mempunyai nilai tambah dan bermanfaat
terutama bagi kepentingan manusia, baik dalam bentuk pangan
(makanan dan minuman), obat-obatan, reproduksi, pemecahan
masalah sampah, dan produk-produk lain.
a. Produksi Protein Sel Tunggal
Protein sel tunggal atau SCP (Single Cell
Protein) adalah bahan makanan berkadar
protein tinggi yang berasal dari mikroba.

Beberapa mikroorganisme yang


efektif untuk pembuatan SCP, antara
lain sebagai berikut.
1) Clorella,Sphirullina
2) Fusarium yang biasa
ditumbuhkembangkan pada media Fusarium sp.

karbohidrat dari tepung gandum


dan kentang.
3) Saccharomyces cerevisiae dan
Candida utilis.

Saccharomyces cerevisiae
b. Pembuatan Makanan dan Minuman

1) Keju : Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus lactis


2) Yoghurt : Streptococcus thermophillus dan Lactobacillus
bulgaricus,Streptococcus camberti
3) Roti dan Kecap : Saccharomyces cerevisiae dan Aspergillus
oryzae , aspegilus wentii
4) Alkohol : fermentasi
5) Cuka : Acetobacter dan Gluconobacter
6) Tempe: Rhyzopus sp
7) Oncom: Neurospora situphila, Rhyzopus oligosporos
c. Pembuatan Asam Sitrat

Asam sitrat, yang biasa memberi


rasa getir atau pahit pada cita rasa
makanan merupakan unsur pokok
dalam berbagai jenis jeruk.

Semula asam ini dikenal sebagai


produk dari metabolisme jamur
Aspergillus niger, tetapi dapat juga
disintesis secara kimia.

Asam sitrat ini merupakan


antioksidan dan penaksir pH dalam Aspergillus niger
berbagai makanan.
Produk Metabolisme Bakteri dan Cendawan yang Berguna untuk Antibiotik
2. Bioteknologi Modern

Bioteknologi modern merupakan teknologi yang memanfaatkan


rekayasa genetika untuk menghasilkan suatu produk yang dapat
dimanfaatkan manusia. Rekayasa genetika akan menghasilkan
organisme transgenik. Organisme transgenik adalah organisme yang
urutan informasi genetik dalam kromosomnya telah diubah sehingga
mempunyai sifat menguntungkan yang dikehendaki.

Beberapa aplikasi bioteknologi modern, yaitu DNA rekombinan, teknik


hibridoma, kloning, pembuatan asam amino, penghasil vitamin,
pembuatan vaksin, pembasmi hama tanaman, dan mikroorganisme
mengatasi pencemaran.
a. DNA Rekombinan
Metode DNA rekombinan teknik plasmid adalah sebagai berikut.

1. Mula-mula dilakukan isolasi DNA plasmid dari bakteri dan DNA


pembawa sifat yang diinginkan dari sel organisme lain, seperti dari
hewan atau manusia.
2. Potongan DNA yang mengandung gen pembawa sifat yang
diinginkan disisipkan ke dalam DNA plasmid bakteri, sehingga akan
dihasilkan DNA rekombinan.
3. Plasmid dengan DNA rekombinan dikembalikan lagi ke dalam sel
bakteri.
4. Sel bakteri yang mengandung plasmid DNA rekombinan tersebut,
diproduksi dalam kultur yang membentuk klon dari sel-sel bakteri
tersebut. DNA asing yang disisipkan dalam plasmid bakteri
direplikasikan, dan selanjutnya plasmid tersebut oleh bakteri akan
dilipatgandakan.
5. Identifikasi bakteri kloning yang mengandung gen yang diinginkan.
6. Setelah identifkasi berhasil, bakteri kloning dapat diaplikasikan sesuai dengan
tujuan semula, misalnya untuk produksi protein, antibiotik, enzim, atau
lainnya.
b. Teknik Hibridoma

 Teknik lain dari DNA rekombinan adalah Hibridoma.

Hibridoma merupakan teknik penyatuan dua sel dari jaringan yang


sama atau organisme yang berbeda sehingga menghasilkan sel tunggal,
yaitu sel hibrid.
 Sel hibrid mempunyai kombinasi sifat kedua sel. Lahirnya teknologi
hibridoma dimulai dengan pengamatan Georges Köhler dan Cesar
Milstein pada tahun 1975 terhadap sel mieloma tikus. Sel mieloma
tikus merupakan sel kanker yang dapat memproduksi Ig nonspesifik,
tetapi identik dalam jumlah banyak dengan kultur jaringan.
Metode teknik hibridoma
c. Kloning
d. Pembuatan Asam-Asam Amino

1) Asam glutamat, merupakan asam amino bahan utama untuk


memproduksi monosodium glutamat (MSG), yang penting untuk
menambah cita rasa makanan. Industri asam glutamat ini
memerlukan bantuan bakteri Corynobacterium glutamicum.
2) Lisin, termasuk jenis asam amino yang tidak dapat disintesis oleh
hewan. Bagi manusia, lisin diperlukan dalam jumlah sedikit. Akan
tetapi, hewan memerlukannya dalam jumlah besar. Corynobacterium
glutamicum memiliki kekurangan enzim pembentuk treonin sehingga
dalam memproduksi lisin secara besar-besaran, diperlukan mutan
dari Corynobacterium.
3) 3) Metionin, alanin, glisin, dan sistein. Asam-asam amino ini tidak
dapat dihasilkan melalui fermentasi bakteri atau mikroorganisme,
tetapi melalui sintesis secara kimia.
e. Penghasil Vitamin
Untuk mengatasi semakin meningkatnya kebutuhan vitamin, sekarang telah
ditemukan mikroba yang mampu memproduksi vitamin.
Sebagai contoh adalah vitamin B12 yang dihasilkan oleh bakteri
Pseudomonas sp. dan Propioni bacterium. Riboflavin merupakan vitamin
yang dihasilkan oleh fermentasi jamur, misalnya jamur Ashbya gossypii.

f. Pembuatan Vaksin

Tahapan sintesis vaksin yang


direkayasa secara genetik
g. Pembasmi Hama Tanaman

Keuntungan penggunaan rekayasa


genetika dalam mengatasi hama, antara
lain sebagai berikut.
1) Pestisida lebih mahal dan butuh waktu
dalam pemakaiannya.
2) Pestisida kurang selektif sehingga
selain membunuh hama pengganggu,
juga dapat membunuh hewan yang
bermanfaat, misalnya serangga yang
berperan dalam penyerbukan tanaman.
3) Beberapa insektisida terakumulasi
(terkumpul dan menumpuk) di
lingkungan dan dapat mengganggu
keseimbangan lingkungan dalam Bacillus thuringiensis sebagai biopestisida

jangka waktu yang lama.


h. Mikroorganisme untuk Mengatasi Pencemaran

Saat ini telah dikembangkan, penanganan limbah oleh


mikroorganisme yang mampu menghasilkan gas hidrogen.

Mikroba tersebut adalah Clostridium butyrium. Bakteri


dimobilisasikan atau dihentikan gerakannya pada saringan limbah
cair yang mengandung gula dari pabrik alkohol. Dalam hal ini,
bakteri akan mencerna dan menguraikan gula serta menghasilkan gas
hidrogen. Gas ini dapat digunakan sebagai bahan bakar yang tidak
menimbulkan polusi.

Limbah-limbah rumah tangga yang mengandung bahan organik,


dapat diuraikan oleh bakteri aerob maupun bakteri anaerob.
C. Dampak Bioteknologi

1. Dampak terhadap Kesehatan

Dampak-dampak yang dikhawatirkan akibat tanaman transgenik


terhadap manusia, antara lain sebagai berikut.
a. Kemungkinan dapat menimbulkan keracunan.
b. Kemungkinan menimbulkan alergi.
c. Kemungkinan menyebabkan bakteri dalam tubuh
manusia menjadi tahan terhadap antibiotik.
d. Kemungkinan adanya perbedaan nutrisi dan
komposisi.
2. Dampak terhadap Lingkungan

 Terlepasnya organisme transgenik di alam bebas tanpa


pengawasan dapat menghasilkan pencemaran biologis.

 Kemungkinan menghasilkan varietas atau spesies baru yang


dapat mengganggu keseimbangan biologis yang sudah ada di
alam.
Dampak yang lain :
a. Menimbulkan penyakit baik pada manusia, hewan,
maupun tumbuhan.
b. Mengganggu ekosistem, seperti menurunkan jumlah
populasi yang ada di alam, perubahan dalam siklus alam, dan
interaksi sesama mereka.
c. Terjadinya transfer sifat genetis baru ke spesies lain.
d. Penurunan terhadap keragaman genetis.
e. Kemungkinan timbulnya biotipe baru serangga hama baru.
3. Dampak terhadap Bidang Etika dan Moral

 Menyisipkan DNA atau gen organisme lain yang tidak berkerabat,


dianggap sebagai pelanggaran terhadap hukum alam dan masih
sulit diterima oleh masyarakat.

 Mayoritas orang Amerika berpendapat, bahwa pemindahan gen


dari satu organisme ke organisme lain adalah tidak etis. Sekitar
(90%) orang Amerika menentang pemindahan gen manusia ke
hewan, dan 75% menentang pemindahan gen dari satu spesies ke
spesies lainnya.

 Beberapa tanaman transgenik yang tidak berlabel, juga akan


menimbulkan konsekuensi tertentu bagi manusia.
 Untuk mencegah dampak negatif bioteknologi pada masa yang akan datang,
tentu diperlukan adanya instrumen (perangkat) yang dapat memberikan
jaminan dan keselamatan umat manusia dan organisme lainnya serta
lingkungan

 Di Amerika Serikat, tanaman transgenik yang mengandung gen endotoksin


dan gen ketahanan terhadap herbisida ditangani oleh suatu badan
Environmental Protection Agency (EPA) dan Animal Plant Health Inspection
Service (APHIS) di bawah United States Department of Agriculture (USDA).

 Peraturan di Indonesia ada di bawah Komisi Keamanan Hayati dan Keamanan


Pangan (KKHKP). Komisi itu dibentuk untuk membantu Menteri Pertanian,
Menteri Kehutanan dan Perkebunan, serta Menteri Kesehatan yang bertugas
memberi rekomendasi pemanfaatan PPHRG atau Produk Pertanian Hasil
Rekayasa Genetik.

Anda mungkin juga menyukai