1. A.) Fermentasi adalah proses penghasil energi utama dari berbagai mikroorganisme.
Mikroorganisme seperti itu disebut anaeroob, karena mereka mampu hidup dan memecah
senyawa organik tanpa oksigen. Beberapa dari organisme tersebut akan mati jika
didedahkan dengan oksigen. Dalam hal ini mereka disebut anaerob obligat
(Sasmitamihardja, 1996).
B.) Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses fermentasi menurut Desroisier
(1998), antara lain:
pH
Suhu
Oksigen
Substrat
2. Pediococcus cerevisae. Bakteri ini adalah gram positif berbentuk bulat, khususnya
terdapat berpasangan atau berempat (tetrads). Walaupun jenis ini tercatat sebagai
perusak bir dan anggur, bakteri ini berperan penting dalam fermentasi daging dan
sayuran.
Khamir
Khamir sejak dulu berperan dalam fermentasi yang bersifat alkohol dimana produk
utama dari metabolismenya adalah etanol. Saccharomyces cerevisiae adalah jenis
yang utama yang berperan dalam produksi minuman beralkohol seperti bir dan
anggur dan juga digunakan untuk fermentasi adonan dalam perusahaan roti.
Kapang
1. Mikroorganisme harus mampu tumbuh dengan cepat dalam suatu substrat dan
lingkungan yang cocok untuk memperbanyak diri.
2. Mikroorganisme harus memiliki kemampuan untuk mengatur ketahanan fisiologi
dan memilki enzim-enzim esensial yang mudah dan banyak supaya perubahan-
perubahan kimia yang dikehendaki dapat terjadi.
Fermentasi susu menjadi yoghurt dilakukan dengan bantuan bakteri asam laktat yaitu
Lactobacilus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. L. Bulgaricus adalah bakteri
grampositif berbentuk batang dan tidak membentuk endospora. Dalam susu, L.
Bulgaricus akanmengubah laktosa menjadi asam laktat. Bakteri ini bersifat
termodurik dan homofermentatif,dengan suhu optimum untuk pertumbuhannya
sekitar 450 C. Kondisi optimum untuk pertumbuhannya adalah sedikit asam atau
sekitar pH 5,5.S. thermophilus adalah bakteri grampositif berbentuk bulat, sering
pertumbuhannya berbentuk rantai. Bakteri ini dapatdiklasifikasikan sebagai
bakteri homofermentatif dan termodurik dengan pH optimum untuk pertumbuhannya
sekitar 6,5 (Helferich dan Westhoff 1980).
Salami berasal dari kata suh-lah-mee. Salami merupakan famili produk sosis
fermentasi kering, dikemas dengan casing berdiameter agak besar, bentuk adonannya
kasar, memiliki flavor tertentu (terutama bawang putih), dan dapat langsung
dikonsumsi tanpa dimasak. Jenis salami yang terdapat di pasar antara lain,Lola,B. C.
Salami, milano, dan lain-lain. Salami merupakan sosis fermentasi yaitu hasil olahan
daging lumat yang dicampur dengan bumbu-bumbu atau rempah-rempah kemudian
dimasukkan ke dalam pembungkus atau casing. Salami biasanya terbuat
dari daging cincang, lemak hewan, ternak dan rempah, serta bahan-bahan lain yang
ditambahkan bakteri asam laktat dan melalui proses pengasapan (Herbest, 1995).
Bakteri yang terlibat didalamnya:
Daya emulsi, daya koagulasi, dan warna tepung telur umumnya tidak banyak
berbeda dibandingkan dengan keadaan segarnya. Perbedaan warna tepung putih
telur dengan telur segar terjadi jika kandungan gula pereduksi (yang sebagian
besar adalah glukosa) dalam telur lebih dari 0,1 %, yaitu warna tepung telur akan
berubah menjadi kecoklatan selama pengolahan dan penyimpanan (Shaleh., dkk,
2002). Keadaan ini dapat diatasi dengan cara mengurangi kandungan glukosa
dalam cairan putih telur sebelum dibuat tepung dengan cara difermentasi
menggunakan bakteri asam laktat (Streptococcus lactis) (Shaleh., dkk, 2002),
fermentasi khamir atau ragi (Saccharomyces cerevisiae) menggunakan ragi roti
atau dengan penambahan enzim glukosa oksidase (Buckle, 1987).
Kandungan air sangat berpengaruh terhadap daya tahan tepung telur, bahan kering
harus memiliki kandungan air sangat kecil. Kandungan air pada tepung telur harus
kurang dari 5 %. Kadar air ini akan meningkat menjadi 9 – 10 % setelah
disimpan. Mutu terbaik akan diperoleh jika pada saat disimpan kadar airnya
maksimal 1 % (Shaleh., dkk, 2002)
Meskipun cara tradisional masih banyak digunakan, cara modern telah banyak
menyederhanakan proses pembuatan telur bitan. Misalnya merendam telur di
larutan garam, kalsium hidroksida dan sodium karbonat selama 10 hari dan diikuti
penyimpanan dalam waktu beberapa minggu bisa menghasilkan telur yang serupa.
Hal ini karena pada dasarnya penambahan ion hidroksida dan sodium kepada telur
sama-sama terjadi dalam proses tradisional maupun modern (Wikipedia)
Telur yang hendak difermentasi saat ini menggunakan telur bebek organik yang
didatangkan dari peternak bebek di Tegal. Pembuatan telur ini cukup mudah dan
tidak beda jauh dengan pembuatan telur asin pada umumnya. Telur bebek organik
yang telah dibersihkan EM4 aktif selanjutnya dibungkus dengan media tanah
yang telah difrementasi EM4. Media tanah tersebut berupa campuran tanah hitam
(humus), arang sekam dan garam kasar. Perbadingan masing-masing yaitu, 2
tanah hitam, 2 arang sekam dan 1 garam, media ini ditempatkan dalam wadah
(tidak diaduk) lalu disemprot EM4 aktif, kemudian difermentasi selama 1x 24
jam, setelah satu hari didiamkan media diaduk hingga tercampur rata. Telur yang
sudah dibersihkan selanjutnya dibungkus dengan media tanah tersebut dan
dibiarkan selama 22 hari (Kokolinds, 2016)
5. Jelaskan
Nam Chua. Kalo di Indonesia kita punya tempa, maka Vietnam punya Nem chua.
Nem Chua juga merupakan salah satu kue paling tersohor di Vietnam, proses
pembuatanya tak jauh bedar dengan tempe, yaitu dengan proses penjamuran.
Yang membedakan hanyalah bahan dasar yang digunakan. Nem chua
menggunakan daging babi cincang (Sekedar Tahu)
Probiotik adalah bakteri hidup yang ditambahkan ke dalam pakan yang dapat
memberikan keuntungan bagi inang dengan memperbaiki keseimbangan bakteri
di dalam ususnya. Namun demikian, pengertian ini menjadi berkembang bagi
hewan akuatik yang berarti sebagai bakteri hidup yang memberikan pengaruh
menguntungkan bagi inang dengan memodifikasi komunitas bakteri atau
berasosiasi dengan inang, menjamin perbaikan dalam penggunaan pakan atau
memperbaiki nutrisinya, memperbaiki respon inang terhadap penyakit atau
memperbaiki kualitas lingkungannya (Verschuere et al. 2000).
BioUrine adalah salah satu jenis pupuk cair yang bahan dasarnya terbuat dari
urine sapi. Selain pupuk padat, biourine merupakan salah satu alternative pupuk
cair yang mampu mengurangi pemakaian pupuk anorganik. (BPTP Kaltim, 2012)
Metana atau CH4 merupakan senyawa kimia sederhana, dengan molekul Karbon
sebagai pusatnya yang dikelilingi atau diikat oleh empat molekul Hidrogen.
Meskipun bukan salah satu gas utama di atmosfer, namun faktanya gas ini
merupakan senyawa organik paling banyak di Bumi. Gas yang memiliki sifat
tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa, tentu sulit diketahui keberadaannya
dengan indera manusia (Kompasiana, 2017)
DAFTAR PUSTAKA
Arief. 2008. Kualitas Mikrobiologi Sosis Fermentasi Daging Sapi dan Domba yang
Menggunakan Kultur Kering Lactobacillus plantarum 1B1 dengan Umur yang
Berbeda. Media Peternakan Vol. 31 (1): 36-43
Gandjar, I. 2003. Tapai from cassava and cereals. First International Symposium and Workshop
on Insight into the World of Indigenous Fermented Foods for Technology
Development and Food Safety. Bangkok, 13
Helferich, W. and D.C., Westhoff, 1980. All Abaout Yogurt. Prentice-Hall Inc, Westport,
Conecticut.
Kompasiana. 2017. Metana : Gas Penghancur Perisai Bumi dan Pemanfaatannya sebagai Energi
Terbarukan #2. https://www.kompasiana.com/lucacadalora/metana-gas-penghancur-
perisai-bumi-dan-pemanfaatannya-sebagai-energi-terbarukan-
2_599849fb9e0d8812f6081a02 Diakses pada: 18/4/2018 Pukul 12.00 WIB
Sasmitamihardja, Dardjat. 1996. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Verschuere, L., H. Heang, G. Criel, S. Dafnis, P. Sorgeloos, and W. Verstraete. 2000. Protection
of Artemia against the pathogenic effects of Vibrio proteolyticus CW8T2 by selected
bacterial strains. Appl. Environ. Microbiol. 66:1139–1146.