DOSEN PEMBIMBING:
DISUSUN OLEH:
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2018
Kata Pengantar
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia kepada saya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah “Bangsa-Bangsa Kerbau Perah” ini dengan baik
meskipun terdapat banyak kekurangan di dalam penulisan makalah ini. Dan saya juga berterima
kasih kepada dosen ilmu dan produksi ternak perah, Dr. Ir. ARIF. MS, yang telah memberikan
tugas ini kepada saya.
Saya berharap makalah ini dapat berguna bagi saya dan bermanfaat bagi pembacanya
dalam rangka menambah wawasan mengenai “Bangsa-Bangsa Kerbau Perah.” Saya menyadari
banyaknya kekurangan dalam penulisan makalah ini dan oleh sebab itu, kritik dan saran sangat
berguna bagi saya untuk kebaikan makalah yang akan kami buat di masa yang akan datang.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kerbau merupakan salah satu jenis ternak penting di Indonesia, kegunaannya sangat
beragam mulai dari membajak sawah, alat transportasi, sebagai sumber daging dan susu, sampai
dengan kulitnya digunakan sebagai bahan baku industri selain itu kerbau juga binatang
memamahbiak yang masih termasuk dalam sub keluarga bovinae, kerbau merupakan modifikasi
antara bentuk antelope dan sapi, yang ada di Indonesia. Tetapi bedasarkan perkembangan
peternakan dewasa ini, perkembangan akan produksi kerbau semakin meningkat setiap tahunnya
terutama kerbau perah apalagi saat ini kebutuhan susu produksi dalam negeri terus meningkat.
Hal ini terkait dengan semakin tingginya kesadaran masyarakat terhadap manfaat susu
bagi kesehatan. Mengingat masih kurangnya produksi susu sapi dalam negeri, maka susu kerbau
dapat dijadikan alternatif selain susu sapi. Prospek global susu kerbau juga masih terbuka lebar.
Di Asia kerbau menyumbang 40% produksi susu. Kerbau perah penghasil susu banyak diternak
di India. Di negara ini hampir 70% susu yang diproduksi berasal dari susu kerbau. Bahkan susu
kerbau India telah menyebar konsumsinya di Asia dan seluruh dunia. Beberapa perusahaan juga
sudah mulai mengembangkan berbagai produk susu kerbau. Produk susu dibuat sedemikian rupa
sehingga dapat memenuhi selera konsumen baik dari segi rasa, kandungan gizi dan penampilan.
Hal ini menunjukkan bahwa prospek pengembangan peternakan dan pengolahan susu kerbau
perah sangat baik.
BAB II
PEMBAHASAN
Domestikasi kerbau di India dimulai 5000 tahun yang lalu di lembah sungai Indus dan di
Cina kira-kira 1000 tahun selah di India. Kerbau yang telah dijinakkan termasuk anggota sub-
famili Bovinae di dalam genus Bubalus yang dibagi dalam 4 sub genus yaitu:
B. Klasifikasi Kerbau
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Mammalia
Ordo: Artiodactyla
Famili: Bovidae
Upafamili: Bovinae
Genus: Bubalus
Spesies: B. bubalis
Nama binomial
Bubalus bubalis
Dibanding sapi (Bos taurus) kerbau merupakan binatang yang bertulang besar, agak
kompak dengan badan tergantung rendah pada kaki-kaki yang kuat dengan kuku-kuku besar.
Kerbau tidak memiliki gelambir atau punuk. Salah satu jenis kerbau sungai-salah satu jenis
kerbau- bentuk tubuhnya dapat dijadikan sebagai penghasil susu yang baik sesuai dengan bentuk
tubuh dari sapi perah, dan bentuk tubuh dari kerbau rawa-jenis kerbau lain- sama dengan bentuk
tubuh ras pedaging zebu. Pada umumnya, semua kerbau memiliki tanduk lebih padat daripada
tanduk sapi. Arah pertumbuhan tanduknya pun bervariasi, sehingga menyebabkan tanduknya
berukuran lebar dibanding tanduk dari sapi perah lain.
Dari ciri – ciri tersebut diatas umumnya terdapat kerbau domestik yang dibagi menjadi 2
kelompok, yaitu kerbau sungai dan kerbau rawa-rawa. Kerbau air (water buffalo) maupun kerbau
rawa-rawa (swamp buffalo) memiliki kesukaan/kegemaran akan air, entah itu berkubang dalam
air ataupun berkubang dalam lumpur. Jika kerbau sungai menunjukkan kesenangan akan air
mengalir yang bersih, beda halnya dengan kerbau rawa yang kesukaannya berkubang dalam
lumpur, rawa-rawa dan air yang telah menggenang. Pada umumnya, produksi susu kerbau rawa
adalah 245-778 kg susu pada lamanya hari pemerahan ( laktasi ) 240-293 hari. Sedangkan kerbau
sungai menghasilkan susu sebanyak 1700-2000 kg pada lamanya laktasi 280-315 hari.
Semua jenis kerbau domestik diduga berevolusi dari kerbau liar di India. Kerbau ras dari
India terkenal akan kekayaan akan produksi susu yang melimpah. Adapun jenis-jenis kerbau
perah antara lain :
1. Kerbau Murrah
Kerbau Murrah merupakan kerbau yang habitat aslinya berada di Negara bagian Haryana
dan Union territory Delhi di India dan di Propinsi Punjab di Pakistan. Namun kerbau Murrah
merupakan salah satu kerbau perah yang banyak diternakkan di Indonesia, khususnya daerah
sekitar Medan. Kerbau Murrah selain sebagai kerbau perah yang menghasilkan susu, juga paling
efisien dalam menghasilkan lemak susu.
Kerbau Murrah merupakan kerbau yang paling utama di dunia, karena mampu
memproduksi susu rata-rata 3500-4000 lbs ( 1 lbs=0,453 ) setiap laktasi. Ternak dari Kerbau
Murrah merupakan hasil seleksi yang baik hingga menghasilkan susu sebanyak 5000 – 7000 lbs
setiap laktasinya. Kerbau Murrah mampu memproduksi susu dalam masa laktasi 9-10 bulan. Di
Indonesia, seekor kerbau Murrah mampu menghasilkan susu 1,5 – 3 liter/hari. Walaupun kerbau
Murrah ini termasuk jenis kerbau yang mampu menghasilkan banyak susu, namun petani lebih
sering menggunakannya sebagai kerbau pekerja.
Warna kulitnya hitam dengan warna putih pada dahi dan kaki
Punggungnya lebar
Kerbau jenis ini adalah kerbau perah keturunan Murrah yang tinggal di lembah sungai
Sutley dan Pakistan. Selain itu juga banyak ditemukan di Lahore, Sheikhupura, Faisalabad,
Sahiwal, Multan dan Bahawal Nagar di provinsi Punjab.
Produksi susu pada jenis Kerbau Nili ini mencapai 20-24 lbs setiap hari. Sedangkan
untuk Kerbau Ravi mampu memproduksi susu hingga 4000 lbs dalam masa laktasi 250 hari.
Tanduk kecil
Ekornya panjang
Warna kulitnya hitam dan dan ada kalanya coklat serta bulu disekitar mata kepala dan
bagian ujung mulut memiliki warna putih
3. Kerbau Kundi
Kerbau Kundi pada awalnya ditemukan di daerah Sind. Kerbau jenis ini dikenal juga
sebagai kerbau putih (walaupun warna kulitnya terkadang hitam) karena adanya warna putih
berbentuk bintang pada dahinya. Produksi susu kerbau Kundi ini mencapai 2000 kg dalam masa
laktasi selama 300 hari. Kerbau banyak dipelihara di Pakistan khususnya di daerah sepanjang
sungai Indus.
4. Kerbau Surati
Kerbau Surati atau Surti adalah bangsa kerbau perah yang sangat dikenal di daerah
Gujarat. Salah satu ciri Kerbau Surati ini mampu merupakan penghasil susu yang baik; produksi
susu rata-rata 1655,5 kg/laktasi dengan kadar lemak 7,5 %.
Ekornya panjang
5. Kerbau Nagpuri
Kerbau perah ini banyak diternak di Nagpur, Maharashtra, Andhra Pradesh dan Mahya
Pradesh. Kerbau ini bertanduk melengkung panjang sekali. Susu dihasilkan rendah, hanya 900-
1.200 kg selama laktasi.
Leher panjang
6. Kerbau Jaffarbadi
Kerbau ini termasuk dalam jenis kerbau sungai yang berhabitat di bagian selatan
Gujarat,India.Kerbau ini berciri khas berwarna hitam,tubuh yang masif dan tanduk melengkung
kebawah. Berat rata-rata kerbau ini 500kg-900kg. Rata-rata hasil susu per 305 hari adalah
1850kg.
Warna kulitnya hitam kadang-kadang warna tampak pada kepala dan kaki
7. Kerbau Mehsana
Kerbau jenis ini banyak dipelihara di India, khususnya didaerah Bombay, kerbau
mehsana mempunyai karakteristik campuran antara kerbau murrah dan surati. Kerbau jenis ini
oleh masyarat khususnya kerbau jantan tenaganya banyak dimanfaatkan dalam pertanian, seperti
untuk membajak sawah, dll. Kerbau ini juga termasuk jenis yang memproduksi susu yang dapat
menghasilkan 1700 kg per laktasi sekitar 310 hari.
Susu kerbau kurang mengandung carotene (pro-vitamin A) dan warna susu kerbau lebih
putih dari susu sapi. Kandungan vitamin A dalam susu kerbau hampir sama dengan susu sapi.
Tampaknya kerbau telah merubah carotene makanan menjadi vitamin A di dalam susu. Susu
kerbau mengandung vitamin B kompleks dan vitamin C sama dengan pada susu sapi, hanya
kadar riboflavin susu kerbau lebih sedikit dari susu sapi.
*Susunan air susu tidak selalu sama dan akan selalu berubah – ubah. Hal ini dikarenakan
berbagai macam faktor .
Susu kerbau memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi karena itu, potensi dan
kandungan gizinya yang sangat besar,susu kerbau dijuluki sebagai Emas Putih. Jika dilihat dari
komposisi nilai gizi yang terdapat di dalamnya,susu kerbau tidak kalah dengan susu asal ternak
ruminansia lainnya. Bahkan kandungan protein dan lemaknya sangat tinggi yaitu 5,5-10,5% dua
kali lipat dari susu lain.
Ternak kerbau perah dipelihara sampai berumur 15-20 tahun, setelah induk kerbau perah
tua dan tidak produktif lagi biasanya dipotong untuk tujuan konsumsi, tidak jarang setelah
beranak lebih dari 10 kali. Kalau induk kerbau diperah maka hasil susunya buat pemelihara.
Dimana dalam sistem pemeliharaan ternak hanya dengan cara mengandangkan ternak pada
malam hari dan digembalakan pada siang hari di sawah-sawah atau diikat pindah di kebun dan di
lahan penggembalaan. Umumnya petani menambah rumput alam yang dipotong dan diberi
dalam kandang di sore hari. Ternak yang dipelihara secara ikat pindah selama siang hari maka
biasanya pada malam harinya masih diberi tambahan berupa rumput potong sekitar 20 kg/ekor.
Sedang bagi kerbau yang dikandangkan terus menerus, diberikan hijauan dua kali lebih banyak.
Dan kerbau dimandikan sekali sehari di waktu sore. Sesekali ternak kerbau juga diberi
kesempatan untuk berkubang.
Kerbau betina umumnya beranak pertama kali pada umur 4 tahun dengan lama
kebuntingan 10,5 bulan. Bila pakannya cukup memadai maka 3-4 bulan setelah melahirkan
induk kerbau biasanya sudah dapat dikawinkan lagi. Sebagian petani melaporkan jarak beranak
selama 14 bulan. Namun umumnya ditemui bahwa usia kebuntingan induk sekitar dua bulan
pada saat anak sudah berumur setahun. Dengan demikian jarak beranak menjadi 21 bulan. Hal
ini menunjukkan bahwa tingkat reproduksi kerbau hanya mencapai 60%. Apabila dikelola
dengan baik maka jarak beranak dapat dipersingkat lagi, terutama dengan penyediaan pakan
yang memadai bagi kebutuhan induk dan bagi produksi susunya. Petani mulai memerah susu
induk apabila anak kerbau sudah berumur lebih dari satu bulan, berarti anak sudah mendapatkan
cukup susu kolostrum yang sangat dibutuhkan di awal pertumbuhan anak karena mengandung
antibodi yang tinggi. Di daerah Agam dan Tanah Datar biasanya petani mulai memerah susu
kerbau untuk bahan dadih setelah anak berumur 3-4 bulan. Petani di Alahan Panjang (Solok)
mulai memerah susu kerbaunya setelah anak berumur 1-2 bulan. Namun di Nagari Pematang
Panjang (Sijunjung) petani langsung memerah susu kerbaunya setelah anak berumur satu
minggu, jauh lebih awal dibanding daerah lainnya dengan hasil yang memuaskan tanpa
mengganggu aktivitas reproduksi induk karena induk dapat kawin kembali sekitar 3-4 bulan
setelah anak lahir. Lamanya induk diperah berkisar 4- bulan walaupun ada yang memerah selama
8 bulan tergantung pada kondisi induk. Hasil perahan susu juga bervariasi dari satu tempat
dengan yang lainnya. Hasil perahan harian pada waktu ini hanya mencapai 1-2 liter per ekor.
Hasil perahan mulai menurun hampir bersamaan di semua daerah yaitu pada bulan laktasi ke 8-
10 dimana hasil perahan susu hanya sekitar 1 liter/ekor/hari.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Domestikasi kerbau di India dimulai 5000 tahun yang lalu di lembah sungai Indus yang
dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kerbau sungai dan kerbau rawa-rawa. Adapun jenis-jenis
kerbau perah ialah kerbau murrah, nii dan ravi, kundi, surati, nagpuri, jaffarbadi dan
mensana. Susu kerbau lebih banyak mengandung lemak dan protein dari susu sapi. Rasa susu
kerbau lebih pekat karena mengandung lebih 16 % bahan kering (total solid) dibandingkan susu
sapi hanya 12 – 14 %. Kadar lemak susu kerbau 50 – 60 % lebih banyak dari susu sapi (6 – 8 %
vs 3 – 5 %).
B. Saran
Singh, R. B., Sharma, S. C. dan Singh, S.1958.Influence of the season of calving on inter-calving
period in Murrah buffaloes and Hariana cows.Ind.J.Dairy Sci.,11,154-60.
Johari and Bhat.1979.Effect of Genetic and Non Genetic Factors on Production Traits in
Buffaloes.Indian J.Anim. Sci.49984-991.
Katra, D. S. dan Dhanda, M. R.1964.Incidence of mastitis in cows and buffaloes in North West
India.Vet.Rec.,76,219-22