Anda di halaman 1dari 30

PENDIDIKAN DAN LATIHAN LANJUTAN (DIKJUT) XVIII PALAPA

PERUSAHAAN DAERAH PERKEBUNAN GUNUNG PASANG


KECAMATAN PANTI DAN GUNUNG SEPIKUL KECAMATAN
PEKUSARI, JEMBER

LAPORAN PERJALANAN

Oleh
Mohamad Anur Maulid (Popok)
Angkatan Belantara Lembah
NIA.PLP-XVIII-17.000-AM.BL

PECINTA ALAM MAHASISWA MIPA (PALAPA)


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2018
PENDIDIKAN DAN LATIHAN LANJUTAN (DIKJUT) XVIII PALAPA
PERUSAHAAN DAERAH PERKEBUNAN GUNUNG PASANG
KECAMATAN PANTI DAN GUNUNG SEPIKUL KECAMATAN
PEKUSARI, JEMBER

LAPORAN PERJALANAN
Digunakan guna melengkapi kewajiban dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan
kegiatan DIKJUT XVIII dan mencapai status Anggota Biasa PALAPA

Oleh
Mohamad Anur Maulid (Popok)
Angkatan Belantara Lembah
NIA.PLP-XVIII-17.000-AM.BL

PECINTA ALAM MAHASISWA MIPA (PALAPA)


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2018

i
LEMBAR PENGESAHAN

Nama kegiatan : DIKJUT XVIII PALAPA


Tanggal pelaksanaan
Diklat Ruang : Jum’at – Minggu / 24-26 Agustus 2018
Diklat Lapang : Jumat dan Sabtu / 8 September 2018, 28
September 2018 dan 13 Oktober 2018
Tempat Pelaksanaan
Diklat Ruang : Gedung Ormawa dan RK 2 Fisika FMIPA
Universitas Jember
Diklat Lapang : Perusahaan Daerah Perkebunan Gunung Pasang

Jember, 12 November 2018

Ketua Panitia DIKJUT XVIII Peserta DIKJUT XVIII


PALAPA FMIPA Universitas Jember PALAPA FMIPA Universitas Jember

Muhammad Fuad Bisri Nawawi Mohamad Anur Maulid


NIA.PLP-XVIII-16.000-AM.TA NIA.PLP-XVIII-17.000-AM.BL

Mengesahkan,
KetuaUmum PALAPA
FMIPA UniversitasJember

Muhammad Choirul Badri


NIA.PLP-XVI-15.106-BS

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Salam Lestari...!!!
Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan perjalanan ini tepat pada waktunya walaupun dengan
sisa tenaga yang masih dimiliki.
Dalam pembuatan laporan perjalanan ini, saya
mendapatkan dorongan dan semangat dari berbagai pihak.
Maka dari itu, tidak lupa pula saya mengu capkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada;
1. A l l a h SWT yang telah melimpahka n berkat,
r a h m a t , t a u f i k d a n k a r u n i a -  Nya.
2. Orang tua yang selalu memberikan dukungan baik
secara material maupun spiritual.
3. P a n i t i a  pada kegiatan pendidikan dan latihan lapangan
yang telah membimbing kami.
4. Angkatan Belantara L e mbah yang telah
b e r h a s i l m e l e w a t i d a n melalui kegiatan ini.
5.Serta semua pihak yang telah membantu
d a l a m p e m b u a t a n l a p o r a n  perjalanan ini.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya. Saya
menyadari kalau dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan. Saya
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan laporan perjalanan ini. Harapan saya semoga laporan ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman kepada saya khususnya dan pembaca,
sehingga kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun isi laporan menjadi
lebih baik lagi.
Jember, 12 November 2018

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL….…………………..…………………………………....i

LEMBAR PENGESAHAN……………….……………………….....……….ii

KATA PENGANTAR……......…………………………………….………...iii

DAFTAR ISI……………….………………..…………..……………………iv

BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………..1

1.1 Latar Belakang………………………………..............…………......1


1.2 Rumusan Masalah…………..……………………….............………2
1.3 Tujuan……………………….………………………......………..…2
1.4 Manfaat………….…………………………..………..……........…..2
1.5 Metode Observasi…………….………………………….….............3

BAB 2 DESKRIPSI UMUM DAERAH.…………………………….........…4


2.1 Kondisi Wilayah…………………………………………….............4
2.2 Potensi Daerah…....………………………………..………...............5
2.3 Kondisi Masyarakat …………………………………….............…...6
BAB 3 TEMUAN DAN HASIL OBSERVASI…………………..………….8
3.1 Temuan…………………………………….…………………….......8
3.2 Hasil Observasi…………………………….......................................10
BAB 4 ANALISA PERJALANAN…………………………….…………....16
BAB 5 PENUTUP………………………………………………..………......20
5.1 Kesimpulan……………………………………........…….................20
5.2 Saran………………………………………………………....….......20
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………...............21
LAMPIRAN A…………………………………………………………...…...22
LAMPIRAN B……………………………………………………………......25

iv
1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pecinta Alam Mahasiswa MIPA (PALAPA) adalah Unit
Kegiatan Mahasiswa(UKM) yang bergerak di bidang
kepecintaalaman. PALAPA dideklarasikan pada tanggal 4 juli
2001 di Kawah Ijen Bondowoso. PALAPA memiliki 3 divisi yaitu
gunung hutan, panjat tebing (rock climbing), dan konservasi.
Salah satu kegiatan rutin yang diadakan setiap tahun yaitu
DIKJUT (pendidikan dan pelatihan lanjutan). DIKJUT merupakan
kegiatan wajib bagi anggota muda PALAPA yang akan menjadi
anggota biasa PALAPA(Tim Penyusun, 2003).
Pendidikan dan pelatihan lanjutan (DIKJUT) dilakukan
untuk membentuk anggota pecinta alam yang sesuai dengan
Kode Etik Pecinta Alam. Kode etik pecinta alam dibuat
berdasarkan PANCASILA. Mewujudkan generasi yang
bertanggung jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan
terhadap kelestarian alam.
DIKJUT PALAPA terdiri dari 2 bagian yaitu diklat ruang dan
diklat lapang. Kegiatan DIKJUT ruang dilaksanakan pada tanggal
24 – 26 Agustus 2018 di gedung ormawa dan RK2 Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Jember . Tujuan dari pelaksanaan diklat ruang adalah untuk
membekali calon angota PALAPA tentang materi yang
diperlukan untuk DIKJUT Lapang. Kegiatan DIKJUT Lapang pada
tanggal 8 September 2018, 28 September 2018 dan 13
Oktober 2018 di gunung pasang, kecamatan panti jember dan
Bukit sepikul, kecamatan pakusari, jember. Tujuannya adalah
mengaplikasikan materi yang telah didapat dari DIKJUT Ruang.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam kegiatan DIKJUT XVIII PALAPA
ialah, sebagai berikut;
1. Apa saja kendala yang dihadapi saat DIKJUT XVIII ?
2. Bagaimana pengaplikasiaan materi DIKJUT XVIII selama
kegiatan berlangsung ?
3. Bagaimana keadaan alam ( potensi alam )Tancak dan Bukit
Sepikul?

1.3 Tujuan
Tujuan dalam kegiatan DIKJUT XVIII PALAPA ialah, sebagai
berikut;
1. Memenuhi persyaratan sebagai Anggota Biasa PALAPA
2. Mengetahui kegiatan yang dilakukan selama DIKJUT Lapang
XVIII
3. Mengetahui keadaan alam( potensi alam )Tancak dan Bukit
Sepikul
4. Mengetahui pengaplikasiaan materi DIKJUT XVIII selama
kegiatan berlangsung

1.4 Manfaat
Manfaat dalam kegiatan DIKJUT XVIII PALAPA ialah,
sebagai berikut;
1. Dapat memenuhi persyaratan LANJUTAN sebagai Anggota
Biasa PALAPA
2. Dapat mengetahui kegiatan yang dilakukan selama DIKJUT
Lapang XVIII
3. Dapat mengetahui keadaan alam ( potensi alam )Tancak
dan Bukit Sepikul
4. Dapat mengetahui pengaplikasiaan materi DIKJUT XVIII
selama kegiatan berlangsung
5. PALAPA dapat berkontribusi kepada masyarakat serta dapat
menjaga keadaan alam dan menimbulkan rasa kepedulian
terhadap ciptaan tuhan Yang Maha Esa

1.5 Metode Observasi


Metode Observasi dalam kegiatan DIKJUT XVIII PALAPA
2
ialah, sebagai berikut;
1. Observasi Langsung
Metode yang digunakan dengan mengamati secara langsung
hal-hal yang berhubungan dengan materi DIKJUT saat
kegiatan berlangsung.
2. Observasi tidak Langsung
Metode yang digunakan dengan mencari tahu melalui media
baik media cetak atau media online (seperti web, buku digital
dll). Metode ini juga membantu dalam mengggali materi atau
menambah materi DIKJUT.
3
4

BAB 2. DESKRIPSI UMUM DAERAH

2.1 Kondisi Wilayah


2.1.1 Kabupaten Jember
Secara geografis Kabupaten Jember terletak pada posisi
6027’29” s/d 7014’35” Bujur Timur dan 7059’6” s/d 8033’56”
Lintang Selatan. Dataran ngarai yang subur dan dikelilingi
pegunungan yang memanjang serta Samudra Indonesia
sepanjang batas Selatan dengan Pulau Nusabarong yang
merupakan satu-satunya pulau yang ada di wilayah Kabupaten
Jember. Jember sebagai Daerah Otonom memiliki batas-batas
teritorial, luas wilayah, kemampuan ekonomi, potensi daerah,
sosial politik dan sosial budaya serta sumber daya manusia.
Kondisi obyektif yang demikian dapat mengungkapkan berbagai
karakteristik sumber daya alam, komoditas yang dihasilkan,
mata pencaharian penduduk, keadaan serta ekonomi dan sosial
budayanya yang mencerminkan kekuatan sebagai suatu
kompetensi daerah, sekaligus beragam permasalah iklim di
daerah jember sama dengan daerah lain di indonesia (Tim
Penyusun, 2018).

2.1.2 Gunung Pasang


Objek perusahaan daerah perkebunan (PDP) Gunung Pasang yang terletak
di ketinggian 1000 mdpl dan berjarak 25 km ke arah barat daya kota Jember
termasuk wilayah desa Kemiri Kecamatan Panti. Daerah ini memiliki air terjun
dengan debit air yang cukup besar serta dikelilingi perkebunan kopi dan karet.
Objek ini sangat indah dengan pemandangan gunung dan hutan di sekeliling air
terjun. Temperatur daerah Gunung Pasang kurang dari 16oC pada malam hari,
hal ini karena Kecamatan Panti berada pada dataran tinggi. Pada saat siang hari
temperatur di daerah ini sama dengan temperatur kota Jember yaitu diantara
23oC-32oC(Wulandari, 2012).
2.1.2
2.1.3 Gunung Sepikul
Gunung sepikul merupakan aset pemerintah kota jember yang belum
terjamah wisatawan, baik wisatawan domestic maupun mancanegara. Bertempat
kurang lebih 10 km dari kota jember, tepatnya di desa pakusari kecamatan
pakusari. Gunung Sepikul memiliki temperature kurang lebih 29°C pada siang
hari dimusim kemarau dan akan turun ketika musim penghujan.
2.2 Potensi Daerah
2.2.1 Kabupaten Jember
Wilayah kabupaten Jember didominasi oleh kawasan perbukitan dan
dataran rendah yang berdekatan dengan pantai. Daerah dengan kemiringan
antara 8-15%, dimanfaatkan sebagai kawasan pemukiman. Daerah dengan
kemiringan diatas 30% merupakan daerah perbukitan yang terletak di sebagian
utara dan timur cocok untuk kawasan lindung. Daerah sebelah selatan dan barat
merupakan daerah yang landai dan dekat dengan laut yang berpotensi untuk
pengembangan kegiatan perikanan pertanian, dan perkebunan (Tim Penyusun,
2015).
2.2.2 Gunung Pasang
. Perusahaan daerah perkebunan gunung pasang memiliki potensi yang
luar biasa untuk dijadikan wisata unggulan di kota jember. Letak lokasi air
terjun yang berdekatan denggan kebun kopi bisa menjadi daya tarik wisatawan.
Kawasan perusahaan daerah perkebunan (PDP) Gunung Pasang juga bisa
dibuat untuk tempat Camping. Banyak sumber daya yang terdapat di air terjun,
salah satunya adalah pakis. Pakis banyak digunakan sebagai bahan survival
oleh survivor. Air yang sangat melimpah disana, walaupun kemarau air di air
terjun tancak masih sangat melimpah(Wulandari, 2012).
2.2.3 Gunung Sepikul
Gunung Sepikul, gunung yang memiliki dua bukit berbentuk timbangan
yang tidak kalah dengan tempat wisata lain dijember. Pemandangan kota jember
yang terlihat jelas dan indah dari atas bukit memberi kesan tersendiri,
Rindangnya pepohonan dan manisnya buah jambu mete diatas bukit memberi
nilai wisata yang berbeda dari tempat lainnya, gunung sepikul akan lebih indah

5
apabila dikelola secara professional dan tentunya tanpa harus mengubah
keseimbangan alam.
2.3 Kondisi Masyarakat
2.3.1 Kabupaten Jember
Kabupaten Jember pada dasarnya tidak mempunyai penduduk asli. Hampir
semuanya pendatang, mengingat daerah ini tergolong daerah
yang mengalami perkembangan sangat pesat khususnya di bidang perdagangan,
sehingga memberikan peluang bagi pendatang untuk berlomba-lomba mencari
penghidupan di daerah ini. Mayoritas penduduk yang mendiami Kabupaten
Jember adalah suku Jawa dan Madura, disamping masih dijumpai suku-suku lain
serta warga keturunan asing sehingga melahirkan karakter khas Jember dinamis,
kreatif, sopan dan ramah tamah. Berdasarkan data statistik hasil registrasi tahun
2003, penduduk Kabupaten Jember mencapai 2.131.289 jiwa, dengan kepadatan
penduduk 647,15 jiwa/km, dengan sebagian besar penduduk berada pada
kelompok usia muda. Sehingga kondisi demografi yang demikian menunjukkan
bahwa potensi sumber daya manusia yang dimiliki Kabupaten Jember cukup
memadai sebagai potensi penyedia dan penawar tenaga kerja (Tim Penyusun,
2016).
2.3.2 Gunung Pasang
Kecamatan Panti merupakan salah satu kecamatan penghasil kopi utama di
Jember dengan luas sekitar 93,96 Km2, dan ketinggian sekitar 2.245 m.
Kecamatan Panti memiliki luas areal kopi sekitar 441,40 Ha dan Produksinya
mencapai 184,81 ton pada tahun 2011. Namun, Perkebunan kopi hanya dimiliki
oleh perorangan ataupun PDP, sedangkan masyarakat sekitar hanya sebagai
buruh. Kondisi buruh perkebunan paling rentan tidak baik karena letaknya yang
secara geografis relatif jauh dari jangkauan pengamat, juga keberadaannya
relatif diabaikan oleh berbagai pihak sehingga tidak mengherankan bila
sistemnya belum banyak berubah sejak zaman kolonial. Pekerjaan sebagai buruh
berpengaruh pada kondisi sosial ekonominya (Sudjana, 2000).

6
2.3.3 Gunung Sepikul
Kecamatan Pakusari terutama yang berada disekitar gunung sepikul
memiliki budaya yang tidak jauh berbeda dengan daerah dikabupaten jember.
Kondisi Masyarakatnya juga layaknya pedesaan dipinggir sebuah kota, dengan
pendidikan yang mulai merata dan mata pencaharian sebagai seorang petani atau
buruh tani. Mayoritas penduduknya menggunakan bahasa madura dan beragama
islam, hal ini dapat diketahui dengan melakukan wawancara atau dialog dengan
warga sekitar serta pengamatan rumah ibadah yang kebanyakan adalah mushola
( indikasi agama mayoritas islam ).

7
8

BAB 3. TEMUAN DAN HASIL OBSERVASI

3.1 Temuan
Berikut adalah beberapa temuan selama kegiatan DIKJUT lapang XVIII:
Tabel 3.1 Temuan di Daerah PDP Gunung Pasang

Daerah Temuan
Tumbuhan(Flora) Jumlah Hewan(Fauna) Jumlah

Pakis (Pteridophyta) >40 Cacing (Lumbricina) >10

Karet (Hevea >30 Semut (Formicidae) >30


brasiliensis)
Pohon pisang (Musa >10 Pacet (Hirudinea) >10
acuminata)
Anggrek (orchidaceae) >30 Nyamuk (Culcidae) >20

Bambu (Bambusoideae) >50 Siput Lumpur >20


PDP
(Hydrobiidae)
Gunung Tumbuhan kopi (coffea) >40 Lutung(Trachypithecu 10
Pasang s)
Rumput (Imperata >25
cylindrica)
Kakao (Theobroma >5
cacao)
Jamur Barat (Clitocybe 1
nebularis)
Selada Air (Nasturtium >20
officinale)
Tabel 3.2 Temuan di Daerah Bukit Sepikul

Daerah Temuan

Tumbuhan(Flora) Jumlah Hewan(Fauna) Jumlah


Sengon(Albizia >20 Wader bitnik dua >20
chinensis) (Barbodes binotatus)

Jambu Mete(Anarcadium >5 Keong sawah(Pila 5


occidentale) ampullaceal)

Bukit
Sepikul Alang-alang(Imperata >10 Kambing (Capra 2
cylindrica) aegagrus hircus)

Rumput teki (cyperus >10 Sapi (B.Taurus) 1


rotundus)

Rumput gajah >5


mini(Pennisetum
purpureum)

Padi (Oryza sativa) >40

Tembakau(Nicotiana sp) 5

Pisang(Musa >5
paradisiaca)

Bambu(Bambusoideae) >40

Spesimen 1 >5

Spesimen 2 >5

Spesimen 3 >5

Spesimen 4 >5
9
Spesimen 5 >5

Spesimen 6 >5
3.2 Hasil Observasi
Hasil observasi dari pengaplikasian materi yang diperoleh selama kegiatan
DIKJUT Lapang XVIII adalah SSE, pendirian bivak, dan survival.
3.2.1 Standart safety expedition (SSE)
Standard safety expedition adalah Ilmu yang mempelajari tentang
keselamatan perjalanan sesuai dengan standart yang berlaku, SSE merupakan
factor penting dalam keberhasilan suatu perjalanan. Memaksimalkan fungsi
barang dengan meminimalkan berat barang yang akan dibawa dalam
perjalanan.. Berat yang ideal yang dibawa adalah 1/3 dari berat badan.
Perlengkapan DIKJUT XVIII dibagi menjadi 2, yaitu perlengkapan
kelompok dan individu. Perlengkapan individu adalah perlengkapan yang
dibutuhkan perorangan seperti baju dan celana lapang, obat pribadi atau apapun
yang diperlukan pribadi. Perlengkapan kelompok adalah kebutuhan yang
dibutuhkan kelompok, seperti bahan makanan, nesting, ponco, dan perlengkapan
yang dibutuhkan.
3.2.2 Bivak
Bivak merupakan tempat berlindung sementara yang terbuat dari bahan-
bahan yang diperoleh dari sekeliling kita atau dari bahan yang sudah disiapkan
untuk membuat bivak. Tempat perlindungan yang baik adalah tempat yang
mampu menjaga dari panasnya terik matahari, Udara yang dingin, hujan, dan
serangan hewan buas. Memilih tempat untuk mendirikan bivak perlu
memperhatikan beberapa hal diantara sebagai berikut:
1. Hindari mendirikan bivak di tempat yang terbuka dari terpaan angin.
2. Mendirikan bivak usahakan di tempat yang kering dan rata, jangan
mendirikan bivak di lereng gunung.
3. Usahakan mendirikan bivak dibawah pohon yang rindang dan tembus sinar
matahari. 10

4. Hindari mendirikan bivak dijalur yang sering dilewati hewan


5. Jangan mendirikan bivak di dekat sarang serangga
Bivak yang kami buat selama kegiatan DIKJUT Lapang XVIII adalah
bivak alam. Bivak alam yang dibuat menggunakan bahan – bahan yang ada
disekitar seperti ranting atau dahan pohon, daun pohon. Bivak yang dibuat
memliki kekurangan yaitu atap yang tidak ditutup secara benar.

3.2.3 Survival
Survival adalah usaha seseorang untuk bertahan dalam kelangsungan
hidup. Mengkoordinasikan anggota sangatlah penting untuk menentukan
langkah dan kekompakkan. Langkah-langkah survival diantaranya yaitu dengan
mengadakan pengenalan medan untuk menentukan posisi sekarang secara tepat,
memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia, membuat rencana kegiatan dan
membagi tugas yang rasional dengan pertimbangan yang matang, membuat jejak
dan mencari perhatian agar tim pencari dapat menemukan survivor.
Metode survival yang dilakukan dalam kegiatan DIKJUT XVIII ini
adalah memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Mulai dari mencari makanan,
memanfaatkan sumber air, mencari kayu bakar hingga membuat bivak.
Pengenalan medan dilakukan saat materi Navigasi Darat.

3.2.4 Navigasi Darat(NAVRAD)


Navigasi adalah penentuan posisi dan arah perjalanan,
baik di medan perjalanan atau di peta. Navigasi terdiri atas
navigasi darat, sungai, pantai dan laut, namun yang umum
digunakan adalah navigasi darat. Navigasi darat adalah ilmu
yang mempelajari cara seseorang menentukan suatu tempat
dan memberikan bayangan medan, baik keadaan permukaan
serta bentang alam dari bumi dengan bantuan minimal peta,
kompas, dan proktator. Teknis dasar Navigasi Darat ialah
sebagai berikut;

11
1. Orientasi peta
Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta
dengan medan sebenarnya (secara praktis menyamakan utara
peta dengan utara magnetis). Sebelum masuk daerah operasi, terlebih
dahulu mengenal tanda medan yang nantinya akan anda jumpai di lapangan.
Tanda medan itu dapat di interpretasikan di peta yang nantinya akan
dipergunakan. Langkah-langkah orientasi peta adalah sebagai
berikut :
a. Carilah tempat terbuka, sehingga tanda-tanda medan terlihat dengan
jelas.
b. Buka dan letakkan peta pada bidang datar.
c. Setelah kompas 0" atau 360" , dan diatas peta yang posisi sejajar
dengan garisgaris bantu orientasi pada kompas dengan sumbu Y peta,
d. Putar peta (jangan merubah posisi kompas) dan hentikan bila
grid/sumbu -r peta sudah sejajar dengan jarurn kompas. Dengan
demikian letak peta telah sesuai dengan arah utara (meng-utara-kan
peta).
e. Cari tanda moment yang paling menonjol, kemudian cocokkan dengan
peta dan beri tanda.
Penentuan orientasi peta pada saat DIKJUT kami lakukan
sebanyak 2 kali dalam 2 tempat yang berbeda.
2. Azimuth dan Back Azimuth
Azimuth ialah besar sudut antara utara magnetis (nol derajat)
dengan titik/sasaran yang kita tuju, azimuth juga sering disebut
sudut kompas,perhitungan searah jarum jam. Pada saat lapang
kami menerapkan hanya Back Azimuth saja.
3. Resection
Resection adalah menentukan kedudukan atau posisi kita di
peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang
dikenali. Langkah-langkah resection :
a) Lihat dan perhatikan tanda medan yang mudah dikenal di lapangan,
seperti puncak bukit, pegunungan,
12
tikungan potong, sungai ataupun
tebing.
b) Lakukan orientasi (sesuai dengan bentang alam), kemudian cocokkan
dengan peta. Bidikkan kompas dari posisi anda berdin ke salah satu
tanda medan yang terlihat dan dikenal, baik di peta maupun di
medan. Misalkan tanda medan adalah puncak bukit X, dengan sudut
kompas sebesar 130°, maka sudut peta adalah 130° + 180° = 310°
(Back A.: imuth)
c) Dengan menggunakan busur derajat dan penggaris, polakanibuatlah
garis dari titik sasaran dengan acuan besar sudut peta.
d) Lakukan hal yang sama dengan titik kedua, misal Y. Bila kita
melakukannya benar maka akan didapalkan tititk perpotongan antara
kedua garis tersebut.
e) Titik perpolongan itulah posisi kita di peta.
4. Intersection
Prinsip intersection adalah menentukan posisi suatu titik
(benda) di pet dengan menggunakan dua atau lebih tanda
medan yang dikenali dilapangan. Langkah-langkah melakukan
intersection :
a) Lakukan orientasi medan, dan pastikan posisi kita;
b) Bidik obyek yang kita amati;
c) Pindahkan sudut yang kita dapat dipeta;
d) Bergerak ke posisi lain, dan pastikan posisi tersebut
tersebut di peta, lakukan langkah b dan c;
e) Perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat
adalah posisi obyek yang dimaksud.
5. Analisa Perjalanan
Analisa perjalanan perlu dilakukan agar kita dapat
membayangkan kira-kira
medan apa yang akan kita lalui. Mempelajari peta yang akan
dipakai. Hal yang perlu dianalisa adalah jarak, waktu dan tanda
medan.

13
3.2.5 Analisis Vegetasi (ANVEG)
Menurut Tjitrosoepomo (2002) mengungkapkan bahwa analisis vegetasi
dapat digunakan untuk mempelajari susunan dan bentuk vegetasi atau
masyarakat tumbuh-tumbuhan : 1) Mempelajari tegakan hutan yaitu pohon dan
permudaan nya, 2) Mempelajari tegakan tumbuhan bawah yang dimaksud
tumbuhan bawah adalah suatu jenis vegetasi dasar yang terdapat di bawah
tegakan hutan kecuali permudaan pohon hutan, padang rumput, atau ilalang dan
vegetasi semak belukar.

3.2.6 Herbarium
Herbarium dibuat dari spesimen yang telah dewasa, tidak terserang hama,
penyakit atau kerusakan fisik lain. Tumbuhan pohon dan semak disertakan ujung
batang, daun, bunga dan buah, sedang tumbuhan berbentuk herba disertakan
seluruh bagian. Herbarium kering digunakan untuk spesimen yang mudah
dikeringkan, misalnya daun, batang, bunga dan akar, sedangkan herbarium basah
digunakan untuk spesimen yang berair dan lembek, misalnya buah (Setyawan
dkk, 2005).

3.2.7 Pengamatan Jejak


Pengamatan jejak yang dilakukan saat DIKJUT XVII adalah plaster cast.
Plaster Cast merupakan salah satu cara inventarisasi, yaitu dengan cara
penghitungan jejak kaki / track. Biasa ditemukan di tepi-tepi sungai, tempat
berkubang atau tempat biasanya mereka minum . langkah yang dilakukan dalam
proses plaster cast yaitu:
1.Carilah obyek terbaik
2 . D i b ersihkan kotoran yang berada di sekitar obyek
3. Disiapkan pembatas dengan menggunakan ranting atau bambu
4. buatlah bubur gipsum usahakan tidak terlalu kental ataupun
telalu encer .
5. Tuangkan bubur gipsum dan tunggu sampai gips mengering

14
6. Setelah mengering bersihkan tanah yang masih
menempel dan jangan lupa menulis keterangan –
keterangannya.

15
16

BAB 4. ANALISA PERJALANAN

Kegiatan DIKJUT XVIII ini diadakan secara bertahap yaitu Diklat ruang
dan Diklat lapang. Diklat ruang dilaksanakan pada tanggal 24 – 26
Agustus 2018 di gedung ormawa FMIPA dan RK2 Fisika FMIPA
Universitas Jember. Diklat lapang dilaksanakan tanggal 8 September
2018, 28 September 2018, 13 Oktober 2018 di Perusahaan Daerah
Perkebunan (PDP) Gunung Pasang dan Bukit Sepikul.

Adapun kegiatan DIKJUT XVIII adalah sebagai berikut:

1. Minggu 26 Agustus 2018

Diklat ruang Konservasi dimulai pada jam 09.00 sampai pukul 14.00 wib
bertempat di gedung Ormawa atau lebih tepatnya di secretariat PALAPA. Pada
Diklat ruang Konservasi yang menjadi Pemateri adalah Anggota Muda yang
memilih Divisi Konservasi yaitu saya sendiri Popok dan Thunder. Materi yang
disampaikan meliputi Analisi Vegetasi(Anveg), Pengamatan Burung,
Pengamatan Jejak, Interpretasi, Sosped dan masih banyak lagi.

2. Sabtu, 13 Oktober 2018

Diklat lapang hari pertama dimulai pada pukul 07.00 wib dengan
pemberangkatan para calon anggota Biasa dari FMIPA UNEJ menuju Desa
Pakusari. Calon anggota Biasa tiba di Desa Kemiri pada pukul 07.45 wib lalu
melanjutkan perjalanan menuju Bukit Sepikul selama 10 menit. Pukul 7.55 wib
kami tiba di kaki Bukit Sepikul, disana kami melakukan Pengamatan Jejak
dikarenakan di Bukit Sepikul waktu itu tidak ditemukan jejak hewan maka kami
melakukan pengamatan jejak pada manusia. Pukul 7.58 wib kami mulai
membuat adonan untuk plaster cast dan meletakkannya pada jejak manusia,
sambil menunggu kering kami sarapan dengan senior. Pukul 8.27 wib kami
sudah selesai sarapan dan membereskan peralatan plaster cast dan siap
melanjutkan perjalanan. Sekitar pukul 8.45 kami tiba di sebuah kebun sengon,
disana kami melakukan Anveg dengan metode berpetak ganda (20m x 20m).
Proses pengumpulan data memakan waktu cukup lama karena luasnya lahan
dan terbatasnya peserta, pukul 9.43 wib kami melakukan stratifikasi tumbuhan
dan selesai pukul 10.12. Sekitar 13 menit kami naik ke puncak bukit sepikul,
disana kami melakukan anveg lagi dengan ukuran 5 x 5m. Pukul 10.51 kami
melakukan herbarium dari tumbuhan-tumbuhan yang kami temukan saat
melakukan anveg, herbarium dilakukan sekitar 1 jam karena kami masih harus
merangkai sesek dan jumlah tumbuhan yang cukup banyak. Pukul 12.00 kami
turun dari Bukit Sepikul dan kembali ke Rumah penduduk namun, sebelum
sampai dirumah penduduk kami mengambil plaster cast yang dibuat tadi dan
hasilnya hanya 2 dari 3 plaster cast yang berhasil dan dapat dibawa pulang.
Setelah itu kami pulang ke Rumah penduduk dan berpamitan pulang ke
Sekretariat PALAPA.

3. Sabtu, 26 September 2018


Hari sabtu tanggal 26 September 2018 tepat pada pukul 1.00 wib popok,
thunder dan mas ghenang berangkat menyusul ke tempat DIKJUT Divisi
Gunung Hutan yaitu di PDP Gunung Pasang kecamatan Panti, Jember.
Perjalanan ke perumahan penduduk memakan waktu yang cukup lama yaiyu
sekitar 1 jam, setelah tiba dirumah penduduk kami tidak langsung berangkat
naik ke Gunung Pasang. Pukul 2.10 wib kami naik ke Gunung melalui jalur yang
sama saat DIKSAR XIX sampai pertigaan jalan, namun stetelah tiba di pertigaan
pertama pada pukul 2.45 wib kami memilih jalur yang lurus dan berbeda saat
DIKSAR XIX. Tidak lama kami melanjutkan perjalanan, kami telah menemui
jalan setapak namun jalan tersebut mengarah ke jalan pulang bukan ke tempat
DIKJUT diadakan, dan akhirnya kami kembali ke pertigaan kedua sebelum jalan
pulang tadi. Pukul 3.40 wib kami tiba di pertigaan kedua dan memilih jalur lain
akhirnya kami menemukan jalur yang digunakan pulang saat DIKSAR XIX,
kami naik mengikuti jalur tersebut hingga tiba disebuah pertigaan yang
mengarah ke sebuah gubuk dan jalan lainnya. Kami memilih jalur lain karena
ingin memutari gunung tersebut kemudian turun ke tempat Camp DIKJUT.
Sepanjang jalan kami melihat banyak fauna pukul 4.30 wib kami tiba disebuah
jalan, ditengah jalan kami tergesah gesah karena dari jauh terlihat aliran sungai
namun kami tertipu sungai tersebut ternyata sungai tempat jalur pulang ke rumah

17
penduduk dan pada akhirnya kami berniat kembali ke pertigaan yang ada
gubuknya. Sekitar beberapa menit kami berjalan, kami menemukan sebuah jalan
yang naik menuju puncak atau punggungan gunung dan kami naik kesana. Pukul
4.40 wib kami tiba di tengah punggungan tersebut namun mas genang menyuruh
kami beristirahat dan mas genang naik ke puncak untuk mengecek apakah itu
puncak yang tepat atau bukan, kami menunggu tidak lama sekitar 5 menit mas
genang sudah kembali dengan membawa beberapa buah liar dan berkata bahwa
punca atau punggungan yang kita daki atau naiki adalah puncak yang salah
sehingga kami harus turun kembali. Waktu turun, tas carier kami
digelundungkan untuk mempercepat perjalanan namun tas carier popok tidak
digelundungkan melainkan ditarik karena didalamnya berisi lampu badai. Pukul
5.25 kami tiba di jalan yang benar menuju tempat DIKJUT, tak terasa langit
telah berubah gelap dengan peluit dan senter kami memberikan tanda kearah
Camp DIKJUT yang samar terlihat dari kejauhan. Tidak lama setelah itu kami
tiba di camp pukul 5.45 wib dan langsung duduk mengistirahatkan kaki, karena
sudah magrib maka kami sholat terlebih dahulu kemudian makan malam
Bersama. Pukul 20.00 wib kami berkumpul didekat api unggun Bersama senior
untuk melakukan sharing mengenai materi Gunung Hutan yang akan
diaplikasikan keesokan harinya, sharing ini berlangsung hingga pukul 23.00 wib
dan sebelum kami tidur senior berpesan bahwa kegiatan besok pagi dimulai saat
pukul 9.00 wib dengan keadaan perut sudah terisi.
4. Minggu, 27 September 2018

Suasana dingin pagi pegunungan mulai terasa saat kami terbangun dari
tidur lelap. Pukul 05.00 wib kami melakukan sholat subuh dan kemudian kami
berkumpul di camp peserta untuk membagi tugas mempersiapkan sarapan.
Bagian mencari makanan ada Popok, Geni, Kocok, Kompor dan Bagian
Memasak Nasi ada Golem serta Thunder. Sekitar pukul 07.00 wib kami tiba
diCamp dengan membawa selada air, Pakis dan Siput Lumpur. Kami memasak
bahan makanan tersebut sehingga bisa dimakan dengan bahan tambahan lainnya
yang sudah disiapkan oleh senior yaitu mie dan bumbu dapur serta beras. Pukul
8.30 wib kami sarapan Bersama, namun sebelum sarapan kompor dipanggil

18
senior bangas untuk simulasi makan khas saat DIKSAR dan yang lainnya bisa
melanjutkan sarapan. Pukul 9.00 wib kami siap untuk berangkat dan melakukan
kegiatan NAVRAD, cukup lama kami menempuh perjalanan dan akhirnya tiba
di sebuah sungai kami pun mengikuti sungai tersebut sesuai dengan peta
sehingga kami sampai di sebuah air terjun pada pukul 10.00 wib. Saat berada di
dekat air terjun tersebut kami kebingungan karena jalur yang diambil nampak
salah sehingga kami memutuskan untuk menghubungi senior melalui alat
komunikasi HT. Setelah mengubungi senior, kami disuruh untuk menuju mas
genang yang saat itu menjaga pos dan kami menuju kesana namun jalan yang
dilalui tidak mudah, kami harus naik ke sebuah bukit dengan lereng yang curam
dan tanah yang tidak stabil. Pukul 10.20 wib kami akhirnya tiba di pos, kami
beristirahat sejenak dan kemudian melanjutkan perjalanan. Pukul 11.30 wib
kami tiba di pos kedua disana kami ditanya apakah pos tersebut tempat yang
benar atau tidak, kami jawab bahwa itu tempat yang benar dan kami ditanya
kembali apakah kami berbuat salah atau membuat kesalahan, kami jawab bahwa
kami membuat kesalahan. Kesalahan yang kami perbuat diakumulasi dan
akhirnya kami mendapatkan hukuman yaitu 94 seri yang bisa dicicil setelah
DIKJUT Gunung Hutan. Pukul 12.00 wib kami tiba di Camp dan bersiap untuk
makan siang, pukul 14.30 wib kami selesai makan serta packing untuk pulang.
Pukul 14.35 wib kami menuju ke rumah penduduk dimana kami menitipkan
sepeda, pukul 15.45 wib kami tiba di rumah penduduk dan beristirahat sejenak,
disana kami diberi bubur kacang hijau untuk mengembalikan stamina. Pukul
16.15 wib kami siap untuk pulang ke secretariat PALAPA, sekitar pukul 17.00
wib kami tiba di secretariat dan pulang ke rumah masing-masing.

19
20

BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari kegiatan DIKJUT XVIII adalah sebagai
berikut:
1. Kegiatan selama DIKJUT XVIII antara lain pengaplikasian materi yaitu
Survival, NAVRAD, Bivoac, SSE, ANVEG, Plaster Cast, Herbarium.
2. Materi yang didapatkan pada saat Diklat ruang daplikasikan dengan baik saat
Diklat lapang hanya beberapa yang ditemui masalah seperti pada NAVRAD.
3. Potensi daerah Gunung pasang dan Bukit Sepikul sama yaitu potensi wisata,
mengingat bahwa keduanya memiliki daya tarik tersendiri.

5.2 Saran
Peserta DIKJUT selanjutnya sebaiknya lebih menyiapkan fisik, mental,
maupun perlengkapan yang dibawa seperti dana untuk iuran, serta izin dari
kedua orang tua. Materi yang akan diaplikasikan sebaiknya dipelajari sehingga
pada saat berada di lapang tidak akan ada kendala. Saran untuk Angkatan
Belantara Lembah supaya tetap kompak dan dapat mengaplikasikan ilmu yang
didapat dalam kehidupan sehari – hari.
21

DAFTAR PUSTAKA

Denis, 2012. Nama Latin Flora Dan Fauna.[serial online]


https://id.scribd.com/doc/93318136/Nama-Latin-Flora-Dan-
Fauna(10 November Maret 2018 pukul 20.00WIB)
Setyawan, A. D, Indrowuryatno, Wiryanto, Winanrno, K dan Susilowati, A.
2005. Tumbuhan Mangrove di Pesisir Jawa Tengah. Jurusan Biologi
FMIPA Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Sudjana, 2000. Gunung Pasang.[serial online]
eprints.ums.ac.id/23086/2/04_BAB_I.pdf(10 november 2018
pukul 20.00WIB).
Tjitrosoepomo,. G. 2002. Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta. Universitas
Gajah Mada Press. Yogyakarta.
Tim Penyusun, 2018.Kondisi Umum Wilayah Jember.[serial
online] http://www.jember.info/info/kondisi-umum(10
November 2018 pukul 10.47 WIB).
Tim Penyusun, 2016. Kondisi masyarakat Jember. [serial online]
http://www.jember.info/info/kondisi-umum/(10 November
2018 pukul 10.47 WIB).
Tim Penyusun, 2015. Potensi daerah Kabupaten Jember.[serial online]
https://jemberkab.go.id/ (10 November 2018 pukul 10.47
WIB).
Tim Penyusun, 2003.palapa.[serial online]
https://palapaunej.wordpress.com
(10 November 2018 pukul 20.00WIB).

Wulandari,et al.2012. Gunung Pasang. [serial online]


http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle(10 November
2018 pukul 20.00WIB).
Jadwal

Anda mungkin juga menyukai