LAPORAN PERJALANAN
Oleh
Mohamad Anur Maulid (Popok)
Angkatan Belantara Lembah
NIA.PLP-XVIII-17.000-AM.BL
LAPORAN PERJALANAN
Digunakan guna melengkapi kewajiban dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan
kegiatan DIKJUT XVIII dan mencapai status Anggota Biasa PALAPA
Oleh
Mohamad Anur Maulid (Popok)
Angkatan Belantara Lembah
NIA.PLP-XVIII-17.000-AM.BL
i
LEMBAR PENGESAHAN
Mengesahkan,
KetuaUmum PALAPA
FMIPA UniversitasJember
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Salam Lestari...!!!
Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan perjalanan ini tepat pada waktunya walaupun dengan
sisa tenaga yang masih dimiliki.
Dalam pembuatan laporan perjalanan ini, saya
mendapatkan dorongan dan semangat dari berbagai pihak.
Maka dari itu, tidak lupa pula saya mengu capkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada;
1. A l l a h SWT yang telah melimpahka n berkat,
r a h m a t , t a u f i k d a n k a r u n i a - Nya.
2. Orang tua yang selalu memberikan dukungan baik
secara material maupun spiritual.
3. P a n i t i a pada kegiatan pendidikan dan latihan lapangan
yang telah membimbing kami.
4. Angkatan Belantara L e mbah yang telah
b e r h a s i l m e l e w a t i d a n melalui kegiatan ini.
5.Serta semua pihak yang telah membantu
d a l a m p e m b u a t a n l a p o r a n perjalanan ini.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya. Saya
menyadari kalau dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan. Saya
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan laporan perjalanan ini. Harapan saya semoga laporan ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman kepada saya khususnya dan pembaca,
sehingga kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun isi laporan menjadi
lebih baik lagi.
Jember, 12 November 2018
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL….…………………..…………………………………....i
LEMBAR PENGESAHAN……………….……………………….....……….ii
KATA PENGANTAR……......…………………………………….………...iii
DAFTAR ISI……………….………………..…………..……………………iv
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………..1
iv
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dalam kegiatan DIKJUT XVIII PALAPA ialah, sebagai
berikut;
1. Memenuhi persyaratan sebagai Anggota Biasa PALAPA
2. Mengetahui kegiatan yang dilakukan selama DIKJUT Lapang
XVIII
3. Mengetahui keadaan alam( potensi alam )Tancak dan Bukit
Sepikul
4. Mengetahui pengaplikasiaan materi DIKJUT XVIII selama
kegiatan berlangsung
1.4 Manfaat
Manfaat dalam kegiatan DIKJUT XVIII PALAPA ialah,
sebagai berikut;
1. Dapat memenuhi persyaratan LANJUTAN sebagai Anggota
Biasa PALAPA
2. Dapat mengetahui kegiatan yang dilakukan selama DIKJUT
Lapang XVIII
3. Dapat mengetahui keadaan alam ( potensi alam )Tancak
dan Bukit Sepikul
4. Dapat mengetahui pengaplikasiaan materi DIKJUT XVIII
selama kegiatan berlangsung
5. PALAPA dapat berkontribusi kepada masyarakat serta dapat
menjaga keadaan alam dan menimbulkan rasa kepedulian
terhadap ciptaan tuhan Yang Maha Esa
5
apabila dikelola secara professional dan tentunya tanpa harus mengubah
keseimbangan alam.
2.3 Kondisi Masyarakat
2.3.1 Kabupaten Jember
Kabupaten Jember pada dasarnya tidak mempunyai penduduk asli. Hampir
semuanya pendatang, mengingat daerah ini tergolong daerah
yang mengalami perkembangan sangat pesat khususnya di bidang perdagangan,
sehingga memberikan peluang bagi pendatang untuk berlomba-lomba mencari
penghidupan di daerah ini. Mayoritas penduduk yang mendiami Kabupaten
Jember adalah suku Jawa dan Madura, disamping masih dijumpai suku-suku lain
serta warga keturunan asing sehingga melahirkan karakter khas Jember dinamis,
kreatif, sopan dan ramah tamah. Berdasarkan data statistik hasil registrasi tahun
2003, penduduk Kabupaten Jember mencapai 2.131.289 jiwa, dengan kepadatan
penduduk 647,15 jiwa/km, dengan sebagian besar penduduk berada pada
kelompok usia muda. Sehingga kondisi demografi yang demikian menunjukkan
bahwa potensi sumber daya manusia yang dimiliki Kabupaten Jember cukup
memadai sebagai potensi penyedia dan penawar tenaga kerja (Tim Penyusun,
2016).
2.3.2 Gunung Pasang
Kecamatan Panti merupakan salah satu kecamatan penghasil kopi utama di
Jember dengan luas sekitar 93,96 Km2, dan ketinggian sekitar 2.245 m.
Kecamatan Panti memiliki luas areal kopi sekitar 441,40 Ha dan Produksinya
mencapai 184,81 ton pada tahun 2011. Namun, Perkebunan kopi hanya dimiliki
oleh perorangan ataupun PDP, sedangkan masyarakat sekitar hanya sebagai
buruh. Kondisi buruh perkebunan paling rentan tidak baik karena letaknya yang
secara geografis relatif jauh dari jangkauan pengamat, juga keberadaannya
relatif diabaikan oleh berbagai pihak sehingga tidak mengherankan bila
sistemnya belum banyak berubah sejak zaman kolonial. Pekerjaan sebagai buruh
berpengaruh pada kondisi sosial ekonominya (Sudjana, 2000).
6
2.3.3 Gunung Sepikul
Kecamatan Pakusari terutama yang berada disekitar gunung sepikul
memiliki budaya yang tidak jauh berbeda dengan daerah dikabupaten jember.
Kondisi Masyarakatnya juga layaknya pedesaan dipinggir sebuah kota, dengan
pendidikan yang mulai merata dan mata pencaharian sebagai seorang petani atau
buruh tani. Mayoritas penduduknya menggunakan bahasa madura dan beragama
islam, hal ini dapat diketahui dengan melakukan wawancara atau dialog dengan
warga sekitar serta pengamatan rumah ibadah yang kebanyakan adalah mushola
( indikasi agama mayoritas islam ).
7
8
3.1 Temuan
Berikut adalah beberapa temuan selama kegiatan DIKJUT lapang XVIII:
Tabel 3.1 Temuan di Daerah PDP Gunung Pasang
Daerah Temuan
Tumbuhan(Flora) Jumlah Hewan(Fauna) Jumlah
Daerah Temuan
Bukit
Sepikul Alang-alang(Imperata >10 Kambing (Capra 2
cylindrica) aegagrus hircus)
Tembakau(Nicotiana sp) 5
Pisang(Musa >5
paradisiaca)
Bambu(Bambusoideae) >40
Spesimen 1 >5
Spesimen 2 >5
Spesimen 3 >5
Spesimen 4 >5
9
Spesimen 5 >5
Spesimen 6 >5
3.2 Hasil Observasi
Hasil observasi dari pengaplikasian materi yang diperoleh selama kegiatan
DIKJUT Lapang XVIII adalah SSE, pendirian bivak, dan survival.
3.2.1 Standart safety expedition (SSE)
Standard safety expedition adalah Ilmu yang mempelajari tentang
keselamatan perjalanan sesuai dengan standart yang berlaku, SSE merupakan
factor penting dalam keberhasilan suatu perjalanan. Memaksimalkan fungsi
barang dengan meminimalkan berat barang yang akan dibawa dalam
perjalanan.. Berat yang ideal yang dibawa adalah 1/3 dari berat badan.
Perlengkapan DIKJUT XVIII dibagi menjadi 2, yaitu perlengkapan
kelompok dan individu. Perlengkapan individu adalah perlengkapan yang
dibutuhkan perorangan seperti baju dan celana lapang, obat pribadi atau apapun
yang diperlukan pribadi. Perlengkapan kelompok adalah kebutuhan yang
dibutuhkan kelompok, seperti bahan makanan, nesting, ponco, dan perlengkapan
yang dibutuhkan.
3.2.2 Bivak
Bivak merupakan tempat berlindung sementara yang terbuat dari bahan-
bahan yang diperoleh dari sekeliling kita atau dari bahan yang sudah disiapkan
untuk membuat bivak. Tempat perlindungan yang baik adalah tempat yang
mampu menjaga dari panasnya terik matahari, Udara yang dingin, hujan, dan
serangan hewan buas. Memilih tempat untuk mendirikan bivak perlu
memperhatikan beberapa hal diantara sebagai berikut:
1. Hindari mendirikan bivak di tempat yang terbuka dari terpaan angin.
2. Mendirikan bivak usahakan di tempat yang kering dan rata, jangan
mendirikan bivak di lereng gunung.
3. Usahakan mendirikan bivak dibawah pohon yang rindang dan tembus sinar
matahari. 10
3.2.3 Survival
Survival adalah usaha seseorang untuk bertahan dalam kelangsungan
hidup. Mengkoordinasikan anggota sangatlah penting untuk menentukan
langkah dan kekompakkan. Langkah-langkah survival diantaranya yaitu dengan
mengadakan pengenalan medan untuk menentukan posisi sekarang secara tepat,
memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia, membuat rencana kegiatan dan
membagi tugas yang rasional dengan pertimbangan yang matang, membuat jejak
dan mencari perhatian agar tim pencari dapat menemukan survivor.
Metode survival yang dilakukan dalam kegiatan DIKJUT XVIII ini
adalah memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Mulai dari mencari makanan,
memanfaatkan sumber air, mencari kayu bakar hingga membuat bivak.
Pengenalan medan dilakukan saat materi Navigasi Darat.
11
1. Orientasi peta
Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta
dengan medan sebenarnya (secara praktis menyamakan utara
peta dengan utara magnetis). Sebelum masuk daerah operasi, terlebih
dahulu mengenal tanda medan yang nantinya akan anda jumpai di lapangan.
Tanda medan itu dapat di interpretasikan di peta yang nantinya akan
dipergunakan. Langkah-langkah orientasi peta adalah sebagai
berikut :
a. Carilah tempat terbuka, sehingga tanda-tanda medan terlihat dengan
jelas.
b. Buka dan letakkan peta pada bidang datar.
c. Setelah kompas 0" atau 360" , dan diatas peta yang posisi sejajar
dengan garisgaris bantu orientasi pada kompas dengan sumbu Y peta,
d. Putar peta (jangan merubah posisi kompas) dan hentikan bila
grid/sumbu -r peta sudah sejajar dengan jarurn kompas. Dengan
demikian letak peta telah sesuai dengan arah utara (meng-utara-kan
peta).
e. Cari tanda moment yang paling menonjol, kemudian cocokkan dengan
peta dan beri tanda.
Penentuan orientasi peta pada saat DIKJUT kami lakukan
sebanyak 2 kali dalam 2 tempat yang berbeda.
2. Azimuth dan Back Azimuth
Azimuth ialah besar sudut antara utara magnetis (nol derajat)
dengan titik/sasaran yang kita tuju, azimuth juga sering disebut
sudut kompas,perhitungan searah jarum jam. Pada saat lapang
kami menerapkan hanya Back Azimuth saja.
3. Resection
Resection adalah menentukan kedudukan atau posisi kita di
peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang
dikenali. Langkah-langkah resection :
a) Lihat dan perhatikan tanda medan yang mudah dikenal di lapangan,
seperti puncak bukit, pegunungan,
12
tikungan potong, sungai ataupun
tebing.
b) Lakukan orientasi (sesuai dengan bentang alam), kemudian cocokkan
dengan peta. Bidikkan kompas dari posisi anda berdin ke salah satu
tanda medan yang terlihat dan dikenal, baik di peta maupun di
medan. Misalkan tanda medan adalah puncak bukit X, dengan sudut
kompas sebesar 130°, maka sudut peta adalah 130° + 180° = 310°
(Back A.: imuth)
c) Dengan menggunakan busur derajat dan penggaris, polakanibuatlah
garis dari titik sasaran dengan acuan besar sudut peta.
d) Lakukan hal yang sama dengan titik kedua, misal Y. Bila kita
melakukannya benar maka akan didapalkan tititk perpotongan antara
kedua garis tersebut.
e) Titik perpolongan itulah posisi kita di peta.
4. Intersection
Prinsip intersection adalah menentukan posisi suatu titik
(benda) di pet dengan menggunakan dua atau lebih tanda
medan yang dikenali dilapangan. Langkah-langkah melakukan
intersection :
a) Lakukan orientasi medan, dan pastikan posisi kita;
b) Bidik obyek yang kita amati;
c) Pindahkan sudut yang kita dapat dipeta;
d) Bergerak ke posisi lain, dan pastikan posisi tersebut
tersebut di peta, lakukan langkah b dan c;
e) Perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat
adalah posisi obyek yang dimaksud.
5. Analisa Perjalanan
Analisa perjalanan perlu dilakukan agar kita dapat
membayangkan kira-kira
medan apa yang akan kita lalui. Mempelajari peta yang akan
dipakai. Hal yang perlu dianalisa adalah jarak, waktu dan tanda
medan.
13
3.2.5 Analisis Vegetasi (ANVEG)
Menurut Tjitrosoepomo (2002) mengungkapkan bahwa analisis vegetasi
dapat digunakan untuk mempelajari susunan dan bentuk vegetasi atau
masyarakat tumbuh-tumbuhan : 1) Mempelajari tegakan hutan yaitu pohon dan
permudaan nya, 2) Mempelajari tegakan tumbuhan bawah yang dimaksud
tumbuhan bawah adalah suatu jenis vegetasi dasar yang terdapat di bawah
tegakan hutan kecuali permudaan pohon hutan, padang rumput, atau ilalang dan
vegetasi semak belukar.
3.2.6 Herbarium
Herbarium dibuat dari spesimen yang telah dewasa, tidak terserang hama,
penyakit atau kerusakan fisik lain. Tumbuhan pohon dan semak disertakan ujung
batang, daun, bunga dan buah, sedang tumbuhan berbentuk herba disertakan
seluruh bagian. Herbarium kering digunakan untuk spesimen yang mudah
dikeringkan, misalnya daun, batang, bunga dan akar, sedangkan herbarium basah
digunakan untuk spesimen yang berair dan lembek, misalnya buah (Setyawan
dkk, 2005).
14
6. Setelah mengering bersihkan tanah yang masih
menempel dan jangan lupa menulis keterangan –
keterangannya.
15
16
Kegiatan DIKJUT XVIII ini diadakan secara bertahap yaitu Diklat ruang
dan Diklat lapang. Diklat ruang dilaksanakan pada tanggal 24 – 26
Agustus 2018 di gedung ormawa FMIPA dan RK2 Fisika FMIPA
Universitas Jember. Diklat lapang dilaksanakan tanggal 8 September
2018, 28 September 2018, 13 Oktober 2018 di Perusahaan Daerah
Perkebunan (PDP) Gunung Pasang dan Bukit Sepikul.
Diklat ruang Konservasi dimulai pada jam 09.00 sampai pukul 14.00 wib
bertempat di gedung Ormawa atau lebih tepatnya di secretariat PALAPA. Pada
Diklat ruang Konservasi yang menjadi Pemateri adalah Anggota Muda yang
memilih Divisi Konservasi yaitu saya sendiri Popok dan Thunder. Materi yang
disampaikan meliputi Analisi Vegetasi(Anveg), Pengamatan Burung,
Pengamatan Jejak, Interpretasi, Sosped dan masih banyak lagi.
Diklat lapang hari pertama dimulai pada pukul 07.00 wib dengan
pemberangkatan para calon anggota Biasa dari FMIPA UNEJ menuju Desa
Pakusari. Calon anggota Biasa tiba di Desa Kemiri pada pukul 07.45 wib lalu
melanjutkan perjalanan menuju Bukit Sepikul selama 10 menit. Pukul 7.55 wib
kami tiba di kaki Bukit Sepikul, disana kami melakukan Pengamatan Jejak
dikarenakan di Bukit Sepikul waktu itu tidak ditemukan jejak hewan maka kami
melakukan pengamatan jejak pada manusia. Pukul 7.58 wib kami mulai
membuat adonan untuk plaster cast dan meletakkannya pada jejak manusia,
sambil menunggu kering kami sarapan dengan senior. Pukul 8.27 wib kami
sudah selesai sarapan dan membereskan peralatan plaster cast dan siap
melanjutkan perjalanan. Sekitar pukul 8.45 kami tiba di sebuah kebun sengon,
disana kami melakukan Anveg dengan metode berpetak ganda (20m x 20m).
Proses pengumpulan data memakan waktu cukup lama karena luasnya lahan
dan terbatasnya peserta, pukul 9.43 wib kami melakukan stratifikasi tumbuhan
dan selesai pukul 10.12. Sekitar 13 menit kami naik ke puncak bukit sepikul,
disana kami melakukan anveg lagi dengan ukuran 5 x 5m. Pukul 10.51 kami
melakukan herbarium dari tumbuhan-tumbuhan yang kami temukan saat
melakukan anveg, herbarium dilakukan sekitar 1 jam karena kami masih harus
merangkai sesek dan jumlah tumbuhan yang cukup banyak. Pukul 12.00 kami
turun dari Bukit Sepikul dan kembali ke Rumah penduduk namun, sebelum
sampai dirumah penduduk kami mengambil plaster cast yang dibuat tadi dan
hasilnya hanya 2 dari 3 plaster cast yang berhasil dan dapat dibawa pulang.
Setelah itu kami pulang ke Rumah penduduk dan berpamitan pulang ke
Sekretariat PALAPA.
17
penduduk dan pada akhirnya kami berniat kembali ke pertigaan yang ada
gubuknya. Sekitar beberapa menit kami berjalan, kami menemukan sebuah jalan
yang naik menuju puncak atau punggungan gunung dan kami naik kesana. Pukul
4.40 wib kami tiba di tengah punggungan tersebut namun mas genang menyuruh
kami beristirahat dan mas genang naik ke puncak untuk mengecek apakah itu
puncak yang tepat atau bukan, kami menunggu tidak lama sekitar 5 menit mas
genang sudah kembali dengan membawa beberapa buah liar dan berkata bahwa
punca atau punggungan yang kita daki atau naiki adalah puncak yang salah
sehingga kami harus turun kembali. Waktu turun, tas carier kami
digelundungkan untuk mempercepat perjalanan namun tas carier popok tidak
digelundungkan melainkan ditarik karena didalamnya berisi lampu badai. Pukul
5.25 kami tiba di jalan yang benar menuju tempat DIKJUT, tak terasa langit
telah berubah gelap dengan peluit dan senter kami memberikan tanda kearah
Camp DIKJUT yang samar terlihat dari kejauhan. Tidak lama setelah itu kami
tiba di camp pukul 5.45 wib dan langsung duduk mengistirahatkan kaki, karena
sudah magrib maka kami sholat terlebih dahulu kemudian makan malam
Bersama. Pukul 20.00 wib kami berkumpul didekat api unggun Bersama senior
untuk melakukan sharing mengenai materi Gunung Hutan yang akan
diaplikasikan keesokan harinya, sharing ini berlangsung hingga pukul 23.00 wib
dan sebelum kami tidur senior berpesan bahwa kegiatan besok pagi dimulai saat
pukul 9.00 wib dengan keadaan perut sudah terisi.
4. Minggu, 27 September 2018
Suasana dingin pagi pegunungan mulai terasa saat kami terbangun dari
tidur lelap. Pukul 05.00 wib kami melakukan sholat subuh dan kemudian kami
berkumpul di camp peserta untuk membagi tugas mempersiapkan sarapan.
Bagian mencari makanan ada Popok, Geni, Kocok, Kompor dan Bagian
Memasak Nasi ada Golem serta Thunder. Sekitar pukul 07.00 wib kami tiba
diCamp dengan membawa selada air, Pakis dan Siput Lumpur. Kami memasak
bahan makanan tersebut sehingga bisa dimakan dengan bahan tambahan lainnya
yang sudah disiapkan oleh senior yaitu mie dan bumbu dapur serta beras. Pukul
8.30 wib kami sarapan Bersama, namun sebelum sarapan kompor dipanggil
18
senior bangas untuk simulasi makan khas saat DIKSAR dan yang lainnya bisa
melanjutkan sarapan. Pukul 9.00 wib kami siap untuk berangkat dan melakukan
kegiatan NAVRAD, cukup lama kami menempuh perjalanan dan akhirnya tiba
di sebuah sungai kami pun mengikuti sungai tersebut sesuai dengan peta
sehingga kami sampai di sebuah air terjun pada pukul 10.00 wib. Saat berada di
dekat air terjun tersebut kami kebingungan karena jalur yang diambil nampak
salah sehingga kami memutuskan untuk menghubungi senior melalui alat
komunikasi HT. Setelah mengubungi senior, kami disuruh untuk menuju mas
genang yang saat itu menjaga pos dan kami menuju kesana namun jalan yang
dilalui tidak mudah, kami harus naik ke sebuah bukit dengan lereng yang curam
dan tanah yang tidak stabil. Pukul 10.20 wib kami akhirnya tiba di pos, kami
beristirahat sejenak dan kemudian melanjutkan perjalanan. Pukul 11.30 wib
kami tiba di pos kedua disana kami ditanya apakah pos tersebut tempat yang
benar atau tidak, kami jawab bahwa itu tempat yang benar dan kami ditanya
kembali apakah kami berbuat salah atau membuat kesalahan, kami jawab bahwa
kami membuat kesalahan. Kesalahan yang kami perbuat diakumulasi dan
akhirnya kami mendapatkan hukuman yaitu 94 seri yang bisa dicicil setelah
DIKJUT Gunung Hutan. Pukul 12.00 wib kami tiba di Camp dan bersiap untuk
makan siang, pukul 14.30 wib kami selesai makan serta packing untuk pulang.
Pukul 14.35 wib kami menuju ke rumah penduduk dimana kami menitipkan
sepeda, pukul 15.45 wib kami tiba di rumah penduduk dan beristirahat sejenak,
disana kami diberi bubur kacang hijau untuk mengembalikan stamina. Pukul
16.15 wib kami siap untuk pulang ke secretariat PALAPA, sekitar pukul 17.00
wib kami tiba di secretariat dan pulang ke rumah masing-masing.
19
20
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari kegiatan DIKJUT XVIII adalah sebagai
berikut:
1. Kegiatan selama DIKJUT XVIII antara lain pengaplikasian materi yaitu
Survival, NAVRAD, Bivoac, SSE, ANVEG, Plaster Cast, Herbarium.
2. Materi yang didapatkan pada saat Diklat ruang daplikasikan dengan baik saat
Diklat lapang hanya beberapa yang ditemui masalah seperti pada NAVRAD.
3. Potensi daerah Gunung pasang dan Bukit Sepikul sama yaitu potensi wisata,
mengingat bahwa keduanya memiliki daya tarik tersendiri.
5.2 Saran
Peserta DIKJUT selanjutnya sebaiknya lebih menyiapkan fisik, mental,
maupun perlengkapan yang dibawa seperti dana untuk iuran, serta izin dari
kedua orang tua. Materi yang akan diaplikasikan sebaiknya dipelajari sehingga
pada saat berada di lapang tidak akan ada kendala. Saran untuk Angkatan
Belantara Lembah supaya tetap kompak dan dapat mengaplikasikan ilmu yang
didapat dalam kehidupan sehari – hari.
21
DAFTAR PUSTAKA