Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PERJALANAN

PENDIDIKAN DAN LATIHAN LANJUTAN(DIKJUT) XVIII


PDP GUNUNG PASANG, KECAMATAN PANTI DAN
GUNUNG SEPIKUL, KECAMATAN PAKUSARI
JEMBER
BAB 1 PENDAHULUAN

 1.1 Latar Belakang


Pecinta Alam Mahasiswa MIPA (PALAPA) adalah Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)
yang bergerak di bidang kepecintaalaman. PALAPA dideklarasikan pada tanggal 4 juli 2001
di Kawah Ijen Bondowoso. PALAPA memiliki 3 divisi yaitu gunung hutan, panjat tebing
(rock climbing), dan konservasi. Salah satu kegiatan rutin yang diadakan setiap tahun yaitu
DIKJUT (pendidikan dan pelatihan lanjutan). DIKJUT merupakan kegiatan wajib bagi
anggota muda PALAPA yang akan menjadi anggota biasa PALAPA.
1.2 Rumusan Masalah
 Apa saja kendala yang dihadapi saat DIKJUT XVIII ?
 Bagaimana pengaplikasiaan materi DIKJUT XVIII selama kegiatan berlangsung ?
 Bagaimana keadaan alam ( potensi alam )Tancak dan Bukit Sepikul?
Dapat mengetahui keadaan alam ( potensi alam )Tancak dan Bukit Sepikul

 1.3 Tujuan
 Memenuhi persyaratan sebagai Anggota Biasa PALAPA
 Mengetahui kegiatan yang dilakukan selama DIKJUT Lapang XVIII
 Mengetahui keadaan alam( potensi alam )Tancak dan Bukit Sepikul
 Mengetahui pengaplikasiaan materi DIKJUT XVIII selama kegiatan berlangsung
1.4 Manfaat
Dapat memenuhi persyaratan LANJUTAN sebagai Anggota Biasa PALAPA
 Dapat mengetahui kegiatan yang dilakukan selama DIKJUT Lapang XVIII
 Dapat mengetahui pengaplikasiaan materi DIKJUT XVIII selama kegiatan berlangsung
 PALAPA dapat berkontribusi kepada masyarakat serta dapat menjaga keadaan alam dan
menimbulkan rasa kepedulian terhadap ciptaan tuhan Yang Maha Esa
 1.5 Metode Observasi
 Observasi Langsung
 Metode yang digunakan dengan mengamati secara langsung hal-hal yang
berhubungan dengan materi DIKJUT saat kegiatan berlangsung.
 Observasi tidak Langsung
 Metode yang digunakan dengan mencari tahu melalui media baik media cetak
atau media online (seperti web, buku digital dll). Metode ini juga membantu
dalam mengggali materi atau menambah materi DIKJUT.
BAB 2 DESKRIPSI UMUM DAERAH

 2.1 Kondisi Wilayah


 2.1.1 Kabupaten Jember
 Kabupaten Jember secara geografis terletak pada posisi 6 027’29” s/d 7014’35”
Bujur Timur dan 7059’6” s/d 8033’56” Lintang Selatan. Dataran ngarai yang subur
dan dikelilingi pegunungan yang memanjang serta Samudra Indonesia sepanjang
batas Selatan dengan Pulau Nusabarong. Kondisi yang demikian dapat
mengungkapkan berbagai karakteristik sumber daya alam, komoditas yang
dihasilkan, mata pencaharian penduduk, keadaan serta ekonomi dan sosial
budayanya yang mencerminkan kekuatan sebagai suatu kompetensi daerah
 2.1.2 Gunung Pasang
 Objek perusahaan daerah perkebunan (PDP) Gunung Pasang yang terletak di
ketinggian 1000 mdpl dan berjarak 25 km ke arah barat daya kota Jember
termasuk wilayah desa Kemiri Kecamatan Panti. Daerah ini memiliki air terjun
dengan debit air yang cukup besar serta dikelilingi perkebunan kopi dan karet.
Temperatur daerah Gunung Pasang kurang dari 16oC pada malam hari, hal ini
karena Kecamatan Panti berada pada dataran tinggi. Pada saat siang hari
temperatur di daerah ini sama dengan temperatur kota Jember yaitu diantara
23oC-32oC
 2.1.3 Gunung Spikul
 Gunung sepikul merupakan aset pemerintah kota jember yang belum
 terjamah wisatawan, baik wisatawan domestic maupun mancanegara. Bertempat
kurang lebih 10 km dari kota jember, tepatnya di desa pakusari kecamatan
pakusari. Gunung Sepikul memiliki temperature kurang lebih 29°C pada siang hari
dimusim kemarau dan akan turun ketika musim penghujan.
 2.2 Potensi Daerah
 2.2.1 Kabupaten Jember
 Wilayah kabupaten Jember didominasi oleh kawasan perbukitan dan dataran rendah yang
berdekatan dengan pantai. Daerah dengan kemiringan antara8-15%, dimanfaatkan sebagai
kawasan pemukiman. Daerah dengan kemiringan diatas 30% merupakan daerah perbukitan
yang terletak di sebagian utara dan timur cocok untuk kawasan lindung. Daerah sebelah
selatan dan barat merupakan daerah yang landai dan dekat dengan laut yang berpotensi
untuk pengembangan kegiatan perikanan pertanian, dan perkebunan .
 2.2.2 Gunung Pasang
 . Perusahaan daerah perkebunan gunung pasang memiliki potensi yang luar biasa untuk
dijadikan wisata unggulan di kota jember. Letak lokasi air terjun yang berdekatan denggan
kebun kopi bisa menjadi daya tarik wisatawan.
 2.2.3 Gunung Sepikul
 Gunung Sepikul, gunung yang memiliki dua bukit berbentuk timbangan yang tidak
kalah dengan tempat wisata lain dijember. Pemandangan kota jember yang terlihat
jelas dan indah dari atas bukit memberi kesan tersendiri, Rindangnya pepohonan
dan manisnya buah jambu mete diatas bukit memberi nilai wisata yang berbeda dari
tempat lainnya
 2.3 Kondisi Masyarakat
 2.3.1 Kabupaten Jember
 Mayoritas penduduk yang mendiami Kabupaten Jember adalah suku Jawa dan Madura,
disamping masih dijumpai suku-suku lain serta warga keturunan asing sehingga melahirkan
karakter khas Jember dinamis, kreatif, sopan dan ramah tamah. Berdasarkan data statistik
hasil registrasi tahun 2003, penduduk Kabupaten Jember mencapai 2.131.289 jiwa, dengan
kepadatan penduduk 647,15 jiwa/km, dengan sebagian besar penduduk berada pada kelompok
usia muda.
 2.3.2 Gunung Pasang
 Perkebunan kopi hanya dimiliki oleh perorangan ataupun PDP, sedangkan masyarakat sekitar
hanya sebagai buruh. Kondisi buruh perkebunan paling rentan tidak baik karena letaknya yang
secara geografis relatif jauh dari jangkauan pengamat, juga keberadaannya relatif diabaikan
oleh berbagai pihak sehingga tidak mengherankan bila sistemnya belum banyak berubah sejak
zaman kolonial. Pekerjaan sebagai buruh berpengaruh pada kondisi sosial ekonominya
 2.3.3 Gunung Sepikul
 Kecamatan Pakusari terutama yang berada disekitar gunung sepikul memiliki budaya yang
tidak jauh berbeda dengan daerah dikabupaten jember. Kondisi Masyarakatnya juga layaknya
pedesaan dipinggir sebuah kota, dengan pendidikan yang mulai merata dan mata pencaharian
sebagai seorang petani atau buruh tani. Mayoritas penduduknya menggunakan bahasa
madura dan beragama islam
BAB 3. TEMUAN DAN HASIL OBSERVASI
 3.1 Temuan
 Tabel 3.1 Temuan di Daerah PDP Gunung Pasang
Daerah Temuan

  Tumbuhan(Flora) Jumlah Hewan(Fauna) Jumlah

Pakis (Pteridophyta) >40 Cacing (Lumbricina) >10

Karet (Hevea brasiliensis) >30 Semut (Formicidae) >30

Pohon pisang (Musa acuminata) >10 Pacet (Hirudinea) >10

Anggrek (orchidaceae) >30 Nyamuk (Culcidae) >20

Bambu (Bambusoideae) >50 Siput Lumpur (Hydrobiidae) >20

Tumbuhan kopi (coffea) >40 Lutung(Trachypithecus) 10

PDP Gunung Pasang


Rumput (Imperata cylindrica) >25    

Kakao (Theobroma cacao) >5    

Jamur Barat (Clitocybe nebularis) 1    

Selada Air (Nasturtium officinale) >20    


Tabel 3.2 Temuan di Daerah Bukit Sepikul

Daerah Temuan

  Tumbuhan(Flora) Jumlah Hewan(Fauna) Jumlah

 
Sengon(Albizia chinensis) >20 Wader bitnik dua (Barbodes binotatus) >20
 

 
Jambu Mete(Anarcadium occidentale) >5 Keong sawah(Pila ampullaceal) 5
 

Bukit Sepikul Alang-alang(Imperata cylindrica) >10 Kambing (Capra aegagrus hircus) 2

Rumput teki (cyperus rotundus) >10 Sapi (B.Taurus) 1

Rumput gajah mini(Pennisetum purpureum) >5    

Padi (Oryza sativa) >40    

Tembakau(Nicotiana sp) 5    

Pisang(Musa paradisiaca) >5    

Bambu(Bambusoideae) >40    

Spesimen 1 >5    

Spesimen 2 >5    

>5    
10

Spesimen 3

  Spesimen 4 >5    

Spesimen 5 >5    

Spesimen 6 >5    
 3.2 Hasil Observasi
 3.2.1 Standart safety expedition (SSE)
 Standard safety expedition adalah Ilmu yang mempelajari tentang keselamatan
perjalanan sesuai dengan standart yang berlaku, SSE merupakan factor penting
dalam keberhasilan suatu perjalanan. Memaksimalkan fungsi barang dengan
meminimalkan berat barang yang akan dibawa dalam perjalanan.. Berat yang ideal
yang dibawa adalah 1/3 dari berat badan.
 3.2.2 Bivak
 Bivak merupakan tempat berlindung sementara yang terbuat dari bahan-bahan yang
diperoleh dari sekeliling kita atau dari bahan yang sudah disiapkan untuk membuat
bivak. Tempat perlindungan yang baik adalah tempat yang mampu menjaga dari
panasnya terik matahari, Udara yang dingin, hujan, dan serangan hewan buas.
 3.2.3 Survival
 Survival adalah usaha seseorang untuk bertahan dalam kelangsungan hidup.
Mengkoordinasikan anggota sangatlah penting untuk menentukan langkah dan
kekompakkan. Langkah-langkah survival diantaranya yaitu dengan mengadakan
pengenalan medan untuk menentukan posisi sekarang secara tepat, memanfaatkan
sumber daya alam yang tersedia
 3.2.4 Navigasi Darat(NAVRAD)
 Navigasi darat adalah ilmu yang mempelajari cara seseorang menentukan suatu tempat
dan memberikan bayangan medan, baik keadaan permukaan serta bentang alam dari
bumi dengan bantuan minimal peta, kompas, dan proktator.
 3.2.5 Analisis Vegetasi ( ANVEG)
 Analisis vegetasi dapat digunakan untuk mempelajari susunan dan bentuk vegetasi atau
masyarakat tumbuh-tumbuhan : 1) Mempelajari tegakan hutan yaitu pohon dan
permudaan nya, 2) Mempelajari tegakan tumbuhan bawah yang dimaksud tumbuhan
bawah adalah suatu jenis vegetasi dasar yang terdapat di bawah tegakan hutan kecuali
permudaan pohon hutan, padang rumput, atau ilalang dan vegetasi semak belukar.
 3.2.6 Herbarium
 Herbarium dibuat dari spesimen yang telah dewasa, tidak terserang hama, penyakit atau
kerusakan fisik lain. Tumbuhan pohon dan semak disertakan ujung batang, daun, bunga
dan buah, sedang tumbuhan berbentuk herba disertakan seluruh bagian. Herbarium
kering digunakan untuk spesimen yang mudah dikeringkan, misalnya daun, batang,
bunga dan akar, sedangkan herbarium basah digunakan untuk spesimen yang berair dan
lembek, misalnya buah
 3.2.7 Plaster Cast
Plaster Cast merupakan salah satu cara inventarisasi, yaitu dengan cara
penghitungan jejak kaki / track. Biasa ditemukan di tepi-tepi sungai, tempat
berkubang atau tempat biasanya mereka minum.
Langkah membuat Plaster Cast :
1.Carilah obyek terbaik
2.Dibersihkan kotoran yang berada di sekitar obyek
3. Disiapkan pembatas dengan menggunakan ranting atau bambu
4. buatlah bubur gipsum usahakan tidak terlalu kental ataupun telalu encer .
5. Tuangkan bubur gipsum dan tunggu sampai gips mengering
6. Setelah mengering bersihkan tanah yang masih menempel dan jangan lupa menulis
keterangan – keterangannya
BAB 4 ANALISA PERJALANAN
 Minggu 26 Agustus 2018 Diklat ruang Konservasi dimulai pada jam 09.00 sampai pukul 14.00
wib bertempat di gedung Ormawa atau lebih tepatnya di secretariat PALAPA. Pada Diklat
ruang Konservasi yang menjadi Pemateri adalah Anggota Muda yang memilih Divisi
Konservasi yaitu saya sendiri Popok dan Thunder. Materi yang disampaikan meliputi
Analisi Vegetasi(Anveg), Pengamatan Burung, Pengamatan Jejak, Interpretasi, Sosped dan
masih banyak lagi.
 Sabtu, 13 Oktober 2018
 Diklat lapang hari pertama dimulai pada pukul 07.00 wib dengan pemberangkatan para calon anggota Biasa
dari FMIPA UNEJ menuju Desa Pakusari. Calon anggota Biasa tiba di Desa Kemiri pada pukul 07.45 wib lalu
melanjutkan perjalanan menuju Bukit Sepikul selama 10 menit. Pukul 7.55 wib kami tiba di kaki Bukit
Sepikul, disana kami melakukan Pengamatan Jejak dikarenakan di Bukit Sepikul waktu itu tidak ditemukan
jejak hewan maka kami melakukan pengamatan jejak pada manusia. Pukul 7.58 wib kami mulai membuat
adonan untuk plaster cast dan meletakkannya pada jejak manusia, sambil menunggu kering kami sarapan
dengan senior. Pukul 8.27 wib kami sudah selesai sarapan dan membereskan peralatan plaster cast dan siap
melanjutkan perjalanan. Sekitar pukul 8.45 kami tiba di sebuah kebun sengon, disana kami melakukan
Anveg dengan metode berpetak ganda (20m x 20m). Proses pengumpulan data memakan waktu cukup
lama karena luasnya lahan
 dan terbatasnya peserta, pukul 9.43 wib kami melakukan stratifikasi tumbuhan dan selesai pukul 10.12.
Sekitar 13 menit kami naik ke puncak bukit sepikul, disana kami melakukan anveg lagi dengan ukuran 5 x
5m. Pukul 10.51 kami melakukan herbarium dari tumbuhan-tumbuhan yang kami temukan saat
melakukan anveg, herbarium dilakukan sekitar 1 jam karena kami masih harus merangkai sesek dan
jumlah tumbuhan yang cukup banyak. Pukul 12.00 kami turun dari Bukit Sepikul dan kembali ke Rumah
penduduk namun, sebelum sampai dirumah penduduk kami mengambil plaster cast yang dibuat tadi dan
hasilnya hanya 2 dari 3 plaster cast yang berhasil dan dapat dibawa pulang. Setelah itu kami pulang ke
Rumah penduduk dan berpamitan pulang ke Sekretariat PALAPA.
 Sabtu, 26 September 2018
 Hari sabtu tanggal 26 September 2018 tepat pada pukul 1.00 wib popok, thunder dan mas
ghenang berangkat menyusul ke tempat DIKJUT Divisi Gunung Hutan yaitu di PDP Gunung
Pasang kecamatan Panti, Jember. Perjalanan ke perumahan penduduk memakan waktu yang
cukup lama yaiyu sekitar 1 jam, setelah tiba dirumah penduduk kami tidak langsung berangkat
naik ke Gunung Pasang. Pukul 2.10 wib kami naik ke Gunung melalui jalur yang sama saat
DIKSAR XIX sampai pertigaan jalan, namun stetelah tiba di pertigaan pertama pada pukul 2.45
wib kami memilih jalur yang lurus dan berbeda saat DIKSAR XIX. Tidak lama kami melanjutkan
perjalanan, kami telah menemui jalan setapak namun jalan tersebut mengarah ke jalan pulang
bukan ke tempat DIKJUT diadakan, dan akhirnya kami kembali ke pertigaan kedua sebelum jalan
pulang tadi. Pukul 3.40 wib kami tiba di pertigaan kedua dan memilih jalur lain akhirnya kami
menemukan jalur yang digunakan pulang saat DIKSAR XIX,
 kami naik mengikuti jalur tersebut hingga tiba disebuah pertigaan yang mengarah ke sebuah gubuk
dan jalan lainnya. Kami memilih jalur lain karena ingin memutari gunung tersebut kemudian turun ke
tempat Camp DIKJUT. Sepanjang jalan kami melihat banyak fauna pukul 4.30 wib kami tiba disebuah
jalan, ditengah jalan kami tergesah gesah karena dari jauh terlihat aliran sungai namun kami tertipu
sungai tersebut ternyata sungai tempat jalur pulang ke rumah penduduk dan pada akhirnya kami
berniat kembali ke pertigaan yang ada gubuknya. Sekitar beberapa menit kami berjalan, kami
menemukan sebuah jalan yang naik menuju puncak atau punggungan gunung dan kami naik kesana.
Pukul 4.40 wib kami tiba di tengah punggungan tersebut namun mas genang menyuruh kami
beristirahat dan mas genang naik ke puncak untuk mengecek apakah itu puncak yang tepat atau
bukan, kami menunggu tidak lama sekitar 5 menit mas genang sudah kembali dengan membawa
beberapa buah liar dan berkata bahwa punca atau punggungan yang kita daki atau naiki adalah puncak
yang salah sehingga kami harus turun kembali. Waktu turun, tas carier kami digelundungkan untuk
mempercepat perjalanan namun tas carier popok tidak digelundungkan melainkan ditarik karena
didalamnya berisi lampu badai. Pukul 5.25 kami tiba di jalan yang benar menuju tempat DIKJUT, tak
terasa langit telah berubah gelap dengan peluit dan senter kami memberikan tanda kearah Camp
DIKJUT yang samar terlihat dari kejauhan. Tidak lama setelah itu kami tiba di camp pukul 5.45 wib dan
langsung duduk mengistirahatkan kaki, karena sudah magrib maka kami sholat terlebih dahulu
kemudian makan malam Bersama. Pukul 20.00 wib kami berkumpul didekat api unggun Bersama
senior untuk melakukan sharing mengenai materi Gunung Hutan yang akan diaplikasikan keesokan
harinya, sharing ini berlangsung hingga pukul 23.00 wib dan sebelum kami tidur senior berpesan bahwa
kegiatan besok pagi dimulai saat pukul 9.00 wib dengan keadaan perut sudah terisi.
 Minggu, 27 September 2018
 Suasana dingin pagi pegunungan mulai terasa saat kami terbangun dari tidur lelap. Pukul
05.00 wib kami melakukan sholat subuh dan kemudian kami berkumpul di camp peserta untuk
membagi tugas mempersiapkan sarapan. Bagian mencari makanan ada Popok, Geni, Kocok,
Kompor dan Bagian Memasak Nasi ada Golem serta Thunder. Sekitar pukul 07.00 wib kami
tiba diCamp dengan membawa selada air, Pakis dan Siput Lumpur. Kami memasak bahan
makanan tersebut sehingga bisa dimakan dengan bahan tambahan lainnya yang sudah
disiapkan oleh senior yaitu mie dan bumbu dapur serta beras. Pukul 8.30 wib kami sarapan
Bersama, namun sebelum sarapan kompor dipanggil senior bangas untuk simulasi makan khas
saat DIKSAR dan yang lainnya bisa melanjutkan sarapan. Pukul 9.00 wib kami siap untuk berangkat
dan melakukan kegiatan NAVRAD, cukup lama kami menempuh perjalanan dan akhirnya tiba di
sebuah sungai kami pun mengikuti sungai tersebut sesuai dengan peta sehingga kami sampai di
sebuah air terjun pada pukul 10.00 wib. Saat berada di dekat air terjun tersebut kami kebingungan
karena jalur yang diambil nampak salah sehingga kami memutuskan untuk menghubungi senior
melalui alat komunikasi HT. Setelah mengubungi senior, kami disuruh untuk menuju mas genang
yang saat itu menjaga pos dan kami menuju kesana namun jalan yang dilalui tidak mudah, kami
harus naik ke sebuah bukit dengan lereng yang curam dan tanah yang tidak stabil. Pukul 10.20 wib
kami akhirnya tiba di pos, kami beristirahat sejenak dan kemudian melanjutkan perjalanan. Pukul
11.30 wib kami tiba di pos kedua disana kami ditanya apakah pos tersebut tempat yang benar atau
tidak, kami jawab bahwa itu tempat yang benar dan kami ditanya
 kembali apakah kami berbuat salah atau membuat kesalahan, kami jawab bahwa kami membuat
kesalahan. Kesalahan yang kami perbuat diakumulasi dan akhirnya kami mendapatkan hukuman
yaitu 94 seri yang bisa dicicil setelah DIKJUT Gunung Hutan. Pukul 12.00 wib kami tiba di Camp
dan bersiap untuk makan siang, pukul 14.30 wib kami selesai makan serta packing untuk pulang.
Pukul 14.35 wib kami menuju ke rumah penduduk dimana kami menitipkan sepeda, pukul 15.45
wib kami tiba di rumah penduduk dan beristirahat sejenak, disana kami diberi bubur kacang hijau
untuk mengembalikan stamina. Pukul 16.15 wib kami siap untuk pulang ke secretariat PALAPA,
sekitar pukul 17.00 wib kami tiba di secretariat dan pulang ke rumah masing-masing.
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan

 Kesimpulan yang didapat dari kegiatan DIKJUT XVIII adalah sebagai berikut:
 Kegiatan selama DIKJUT XVIII antara lain pengaplikasian materi yaitu Survival, NAVRAD,
Bivoac, SSE, ANVEG, Plaster Cast, Herbarium.
 Materi yang didapatkan pada saat Diklat ruang daplikasikan dengan baik saat Diklat lapang
hanya beberapa yang ditemui masalah seperti pada NAVRAD.
 Potensi daerah Gunung pasang dan Bukit Sepikul sama yaitu potensi wisata, mengingat
bahwa keduanya memiliki daya tarik tersendiri.

5.2 Saran

 Peserta DIKJUT selanjutnya sebaiknya lebih menyiapkan fisik, mental, maupun perlengkapan
yang dibawa seperti dana untuk iuran, serta izin dari kedua orang tua. Materi yang akan
diaplikasikan sebaiknya dipelajari sehingga pada saat berada di lapang tidak akan ada
kendala. Saran untuk Angkatan Belantara Lembah supaya tetap kompak dan dapat
mengaplikasikan ilmu yang didapat dalam kehidupan sehari – hari.

Anda mungkin juga menyukai