Anda di halaman 1dari 30

PENGENDALIAN

VEKTOR
MALARIA
PENGENDALIAN VEKTOR
KENAPA PERLUNYA PENGENDALIAN VEKTOR ?
Besarnya peran vektor dlm dunia kedokteran (menimbulkan angka
kesakitan dan angka kematian >>> perlu dilakukan pengendalian
TUJUAN :
1. Mengurangi atau menekan populasi vektor serendah-
rendahnya sehingga tidak berarti lagi sebagai penular
penyakit.
2. Menghindarkan terjadinya kontak antara vektor dan manusia.

 Pengendalian vektor menyangkut hidup bersih dan kesehatan


lingkungan.
 Kesehatan lingkungan akan mengurangi populasi vektor dan
memutus siklus hidup vektor sehingga vektor tersebut tidak
dapat berkembang.
 Setiap vektor mempunyai habitat dan siklus hidup yang
berbeda.
Analisis Masalah Malaria Secara Umum
TurunnyaPAD

Turunnya kunjungan Turunnya Turunnyakecerdasan


wisata produktivitas kerja anak

MENINGKATNYA
KASUSMALARIA

Faktor Faktor Faktor


EPIDEMIOLOGI MANAJEME DUKUNGAN
N PROGRAM KEMITRAAN

-Tingginya mobilitas penduduk -Terbatasnya mikroskop malaria -Masyarakat menganggap


-Tingginya keterpaparan penduduk -Terbatasnya sarana dan malaria bukanmasalah
akan gigitan nyamuk prasaranaprogram -Banyak mitra potensial
-Terdapatnya TPNalamiah maupun -Terbatasnya kwalitas SDM menganggap malaria urusan
“MAN MADEBREEDING PLACES” Program sektor kesehatan saja
Penggolongan Pengendalian

1. Alami (natural control) faktor-faktor


ekologi yg bukan merupakan buatan
manusia

2. Buatan (artificial = applied control)


dilakukan atas usaha manusia.
I. Pengendalian alami
Faktor ekologi yg bukan merupakan
buatan manusia, a.l.

Topografi (lautan, danau, gunung dan


sungai)
Ketinggian (altidtude)
Iklim (musim, curah hujan dan angin)
Musuh alami (predator/pemangsa)
Penyakit serangga
 Suhu Udara, makin tinggi suhu makin pendek siklus hidup parasit
didalam tubuh nyamuk, makin rendah suhu makin panjang siklusnya

 Kelembaban Udara, kelembaban rendah memperpendek umur


nyamuk, kelembaban tinggi umur nyamuk lebih panjang

 Hujan
Angin, kecepatan angin waktu senja dan pagi Sinar
Matahari, An.maculatus suka tempat terbuka
Model ofrelationship between rainfall, salinityin lagoon, and larval density ofAn sundaicus
250 40
Potensi penularan malaria
rainfall 35
200 salinity
30
larvax 2
150 25

larva + salinity
rainfall

20
100
15
10
50
5
0 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1314 15 16 17 1819 20 21 22 2324 25 26 27 28 2930 31 32 33 3435 36 37 38 3940 41 42 43 4445 46 47 48 4950 51 52
week
II. Pengendalian buatan
1. Lingkungan (environmental menagement)
A. Modifikasi lingkungan (environmental modification)
Secara prinsipil cara ini tdk merusak keseimbangan alam (lingkungan) & tdk
mencemari lingkungan >> syaratnya dilakukan secara berkelanjutan.

> Pengaturan sistem irigasi


> Penimbunan tmp penampungan air dan sampah
> Pengaliran air yg tergenang mnjd kering
> Pengubahan rawa mnjd sawah
> Pengubahan hutan mnjd pemukiman
> Penanaman padi serentak
Penimbunan tempat penampungan air

Penimbunan tmp penampungan air


dan sampah

Mengubur sampah/botol-botol/kaleng bekas


> Penanaman padi serentak
B. Memanipulasi lingkungan (environmental manipulation)
>> pembersihan & pemeliharaan sarana fisik tmp istirahat serangga.

 Membersihkan ganggang & lumut yg mengapung


dipermukaan air (breeding place An. sundaicus).

 Mengatur kadar garam di “lagoon) >> menekan populasi An.


subpictus & An. sundaicus.

 Melestarikan tanaman bakau >> membatasi perindukan An.


sundaicus.

 Membuang tumbuhan air yg tumbuh di kolam/rawa >>


menekan populasi Mansonia spp.

 Melancarkan aliran got >> tdk mnjd tempat perindukan


nyamuk Culex spp.
MANIPULASI LINGKUNGAN
 Penanaman dan rehabilitasi
kawasan hutan
mangrove/bakau di daerah
pantai (An.sundaicus,
An.subpictus)

 Pengeringan berkala
tanaman padi di daerah
persawahan (An.aconitus)

 Penggelontoran sungai
secara berkala
 (An. maculatus)
Salinitas (kadar garam)

An.sundaicus tumbuh optimal pada 12 – 18 ‰ & tidak dapat berkembang


biak pada kadar garam > 40 ‰
2. Pengendalian kimiawi

 Dapat berkhasiat sebagai pembunuh serangga (insektisida)


dan menghalau serangga (repellent)
 Manfaat : dapat dilakukan secara cepat & pd daerah yg luas
& menekan populasi dlam waktu singkat.

 Beberapa cara antara lain:


> Menuangkan minyak/solar di permukaan air >> b. place
> Pemakaian paris-green, temefos & fention utk
membunuh larva nyamuk
> Penggunaan herbisida & zat kimia utk membunuh
tumbuhan >>> perindukan & istirahat nyamuk
> Penggunaan insektisida “residual spray” utk nyamuk
dewasa
3. Pengendalian mekanik (langsung dengan alat yg
dapat membunuh, menangkap, menghalau, menyisir,
& mengeluarkan serangga >>> memasang kawat
kasa, memakai baju pelindung
4. Pengendalian fisik (pengendalian dgn
menggunakan alat fisika utk pemanasan,
pembekuan, dan penggunaan sarana alat listrik
utk pengadaan angin, penyinaran cahaya >>>
membunuh dan menghalau serangga.

Ex : lampu kuning atau hembusan angin keras di


pintu masuk hotel,
restoran/supermaket/swalayan
5. Pengendalian biologik
>> memperbanyak pemangsa/predator/musuh
alami serangga vektor/hospes perantara
(nematoda, bakteri, jamur, virus & protozoa)
> Bakteri Bacillus thuringiensis (serotipe H-14)
>>larva Anopheles
Spesies ikan (pengendalian larva nyamuk),
seperti Ikan kepala timah (Panchax panchax),
Gambussia affinis, Lebistus reticularis, ikan cere

Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Centers for Disease Control and
Prevention (CDC) pun merekomendasikan ikan cere sebagai
pengendali biologis (biokontrol) populasi nyamuk. Di AS, Iran, dan
India, ia dipakai dalam program resmi pengendalian vektor yg
menimbulkan penyakit

>>> Pembagian ikan pemakan jentik ke tempat


perindukan nyamuk
>> Cattle barier (penempatan kandang ternak besar)

>> yaitu pengendalian nyamuk


dari antropofilik menjadi lebih zoofilik
Sapi/hewn ternak yg dikandangkan di sekitar rumah)
Beberapa jenis tanaman yang dapat dipakai sebagai tanaman
pengusir nyamuk seperti : Geranium, Rosemary, Selasih,
Zodia, Citrosa Mosquito Fighter, Mintrosa of lady Diana,
Citrosa Queen of Lemon, Tembelekan (Lantana camara L.)
dan Tai Kotok/Marigold (Tagetes patula L)

Penyebabnya adalah bau menyengat yang keluar dari


tanaman ini. Bau menyengat inilah yang diduga tidak disukai
serangga.
6. Pengendalian Genetika (eksperimental
> laboratorium)
> mengganti dari populasi vektor >>non
vektor (lebih banyak ke arah perubahan
reproduksi)
a. Sterile male technic releease >> pemandulan serangga,
spt menggunakan preparat Tepa/radiasi Cobalt 60 >>>
merusak DNA dlm Cromosom
b. Chromosome tranlocation >> merubah letak kromosom
deradiasi
c. Cytoplasmic incompotibility >> mengawinkan strain
nyamuk yg dpt menyebabkan sitoplasma telur tdk dpt
ditembus spermatozoa
d. Hibryd sterility >> mengawinkan antar spesies terdekat >>
menghasilkan ♂ steril
e. Adanya sifat rentan thdp insektisida juga dpt digunakan utk
pengendalian secara genetika

7. Pengendalian legislatif (pengendalian karantina)


Kejadian penyakit merupakan hasil interaksi antara: manusia, lingkungan, penyebab
penyakit (host, environment & agent)
Jika kita tinjau kehidupan nyamuk ada tiga macam tempat yang diperlukan untuk
kelangsungan hidupnya

Prilaku
Prilaku istirahat
mencari darah

Tempat berkembang biak


Mitra Potensial Pengendalian Malaria
 DPRD:
- Legislasi, bersama eksekutif, contoh penyusunan
Perda “Pengawasan Lingkungan dari Tempat
Perindukan Nyamuk” pada sektor Wisata
- Penganggaran, dll

 BAPPEDA:
- Perencanaan program
- Penganggaran, dll

 Sektor Pariwisata :
Penggerakan “resort”, hotel dan institusi disektor
pariwisata untuk meniadakan tempat perindukan
nyamuk di lingkungan sekitar masing-masing, dll
 Sektor Informasi/Humas :
- Penyebar luasan upaya penghindaran diri dari
gigitan nyamuk
 Sektor Kimpraswil :
- Penyediaan air bersih dan
pembangunan MCK
- Program sungai bersih, dll

 Sektor Peternakan :
Penyuluhan penempatan kandang yang
berfungsi sebagai “cattle barier”, dll

 Sektor Pertanian :
Dalam rangka tanam padi serempak dan
sanitasi kebun, dll

 Sektor Perikanan &Kelautan :


-Budi daya ikan (ikan pemakan jentik)
untuk ditebarkan di kolam, badan air
Sektor Pendidikan Nasional :
Menjadikan pengetahuan upaya pengendalian
malaria sebagai materi pelajaran Muatan
Lokal (MULOK), materi usaha kesehatan sekolah
(UKS) dll

Sektor Agama :
- Bersama Sektor pendidikan Nasional upaya
pengendalian malaria sebagai materi pelajaran
Muatan Lokal (MULOK)
- Materi penanggulangan malaria disebar luaskan
melalui khutbah Jum’at atau kebaktian Minggu, dll
PKK :
Penggerakan ibu rumah tangga dalam pencegahan
gigitan nyamuk dan upaya pencarian pengobatan, dll
Surf Aid International :
- Penggerakan masyarakat dalam pencegahan dan KIE
- Penemuan dan pengobatan malaria, dll
Lintas Sektor/Lintas Program dan Lembaga Swadaya
Masyarakat berperan sesuai TUPOKSI/peran masing-
masing yang berdampak poisitip terhadap pengendalian
malaria, dll
Kepustakaan

 Bruce-Chwatt, L.J. 1985. Essential Malariology. WHMB Ltd. London

 Gandahusada, dkk. 2000. Parasitologi Kedokteran. Edisi ketiga. FKUI.

 Harijanto, PN. 2000. Malaria: Epidemiologi, Patogenesis, Manifestasi


Klinis, & Penganganan. Penerbit Buku Kedokteran. EGC .

 Kreier, P., Julius. 1993. Parasitic Protozoa. Second Edition. Volume 5.


Academic Press, Inc. California.

 WHO. 1975. Division of Malaria and Other Parasitic Diseases. Manual on


Practical Entomological Field Techniques For Malaria Control. WHO,
Geneva.

Anda mungkin juga menyukai