Anda di halaman 1dari 31

Karakteristik morfologi

berbagai jenis rotifer di


perairan Sulawesi Utara
Inneke F. M. Rumengan & Stenly Wullur
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Universitas Sam Ratulangi

Kongres & Seminar I “Membangun Masyarakat Taksonomi Kelautan


(MATAKI) di Pusat Keanekaragaman Biota Laut Dunia”
The Acacia Hotel, Jakarta Pusat, 20-22 September 2011
Aneka Ragam Zooplankton
Phyllum Rotifera
• Rotifer merupakan organisme dalam phylum
Rotifera yang terdiri atas 3 klas;
Monogononta, Bdelloida dan Seisonidae.
• Klas terbesar adalah Monogononta dimana
terdapat sekitar 1500 spesies, diikuti klas
Bdelloida dengan 350 spesies sedangkan klas
Seisonidae hanya terdiri dari 2 spesies.
• Rotifera dalam klas Monogononta dapat
bereproduksi secara sexual maupun asexual
(parthenogenesis), sedangkan klas Bdelloida
umumnya asexual karena tidak dijumpai
adanya jantan sedangkan klas Seisonidea
bereproduksi secara sexual.
Peran ekologis rotifer ??
• Rotifer mendiami berbagai tipe
perairan mulai dari perairan tawar,
payau hingga laut.
• Pentransferan nutrisi bagi berbagai
fauna air dalam komunitas tersebut
(produsen sekunder dalam rantai
makanan)
• Bioremediator lingkungan
Peran ekologis diadopsi untuk
pemanfaatan rotifer :
Biokapsul larva fauna air
Produsen senyawa sediaan farmasetika
Bioremediator lingkungan.

Rotifer telah dikembangkan sebagai


pakan alami sejak 1960-an
POTENSI Molekuler ROTIFER

• Asam amino esensial


• Asam lemak tak jenuh (PUFA)
• Vitamin dan mineral
• Enzim hidrolitik
• Protein Penginduksi Seksual
• Enzim pengikat logam berat
• Senyawa Bioaktif
• Khitin dan khitosan
30 cm

100 µm
50 Km
Sampel dari
alam
Isolasi

Sampel untuk
identifikasi Kultur Klon
Dari alam

Alga Medium
Kultur
100-200 um
Perbedaan taksonomi secara morfologi
antara spesies rotifer didasarkan pada
jumlah duri pada bagian anterior,
bentuk lorika, jumlah duri pada bagian
posterior dan cara membawa telur.
Jumlah duri pada bagian anterior,
Bentuk lorika,
Jumlah duri pada bagian posterior
Cara membawa telur.

A= Panjang Lorica
B= Lebar anterior
C= Lebar lorika
D= jarak antara duri tengah
E= tinggi lekukan duri tengah
F= jarak antara duri II dan III
G= tinggi duri-duri samping jika ada
Hasil dan
Pembahasan
50 Km

Hasil pelacakan rotifer di perairan pantai terbuka tidak dijumpai adanya spesies
rotifer, namun di daerah pertambakan seperti di Meras (Manado), Manembo-
nembo (Bitung), Likupang (Minahasa Utara), Kema (Minahasa Utara) dan di
Kwandang (Gorontalo) dijumpai satu spesies rotifer yaitu B. rotundiformis.
50 Km

• Di Kema teridentifikasi sebanyak 14


spesies rotifer.
Komposisi spesies rotifer di perairan tambak dan estuari desa Kema
(Minahasa Utara). Keterangan; ada (+), tidak ada (-), bulan mati (BM), perbani awal
(PAW), bulan purnama (BP), perbani akhir (PAK), pasang (P), surut (S).

Kehadiran selama penelitian


Stasiun Spesies yang diperoleh BM PAW BP PAK
P S P S P S P S
Tambak Brachionus rotundiformis + + + + + + + +
Estuari Beauchamphiolla eaudactylota - - - - - + - -
Estuari Brachionus caudatus - - - - + + + +
Estuari Brachionus cluniorbicularis - - - + + + + +
Estuari Brachionus falcatus - - - - + - - +
Estuari Brachionus quadridentatus - - + + + + + -
Estuari Brachionus rotundiformis + + + + + + + +
Estuari Dipleuchlanis propatula + - + + + + + +
Estuari Lecane luna + + + + + + + +
Estuari Lapadella patella similis + - + + + + + +
Estuari Monostyla quadridentata + - + + + + + +
Estuari Philodina sp. - - + + + + + +
Estuari Platyias patulus + + + + + + + +
Estuari Platyias qudricornis - - - + + + - -
Estuari Testidinella patina-trilobata - - + + + + - -
Kepadatan total rotifer (individu/liter)
di perairan tambak dan estuari desa Kema
menurut periode umur bulan.
Periode Tambak Estuari
Umur Bulan
Bulan mati 389.64 7.61
Perbani awal 714.68 13.88
Bulan 254.64 29.09
purnama
Perbani akhir 1550.00 6.10
Rata-rata 727.24 14.17
Tabel 3. Beberapa kategori penampilan umum morfologi spesies rotifer yang teridentifikasi selama penelitian berlangsung Keterangan:
(* : Kelas Monogononta (1), Digononta (2), (Wallace dan Snell, 1991)
(** : Pengamatan dilakukan saat pemberian pakan pada rotifer kultur (2 hari sekali)

Kategori
No Spesies (* Jumlah duri / tonjolan pada Bentuk Lorika Jumlah duri/ Cara Jumlah
Kelas bagian interior tonjolan membawa ekor
bagian telur (**
posterior
1 Lecane luna 1 2 tonjolan pinggir Agak bulat - Dilepas induk 2
2 Monostyla quadridentata 1 2 duri tengah Langsing - Dilepas induk 1
2 tonjolan pinggir
3 Lapadella patella similis 1 - Hampir bulat - Tidak 2
teramati
4 Brachionus quadridentatus 1 Depan : 6 duri Hampir bulat 2 duri pinggir Dibawa induk 1
Belakang : 4 tonjolan kecil 2 tonjolan
5 Brachionus cluniorbicularis 1 Depan : 6 duri Agak bulat 2 tonjolan Tidak Tidak
Belakang : 4 tonjolan kecil teramati terama
ti
6 Platyias patulus - Depan : 4 duri Hampir bulat 4 duri Dibawa induk 1
Belakang : 6 duri
7 Testudinella patina trilobata 1 3 tonjolan kecil melengkung Agak bulat - Dilepas induk 1
8 Dipleuchlanis propatula 1 - Langsing 1 tonjolan Dilepas induk 2
kecil
melengkung
9 Brachionus caudatus 1 Depan : 4 duri, 2 tonjolan Langsing 2 duri Dibawa induk -
Belakang : 4 tonjolan kecil
10 Philodina sp. 2 - Langsing - Dilepas induk 1
11 Platyias qudricornis - 2 duri tengah, 2 tonjolan pinggir Hampir bulat 2 duri Dilepas induk 1
12 Brachionus falcatus 1 Depan: 4 duri (2 besar, 2 kecil) Hampir bulat 2 duri panjang Tidak Tidak
Belakang: 2 duri pinggir, 4 teramati terama
tonjolan ti

13 Beauchamphiolla eaudactylota - - Langsing - Tidak 2


teramati
14 Brachionus rotundiformis 1 Depan : 6 duri Hampir bulat - Dibawa 1
Belakang :4 tonjolan kecil induk
. Karakteristik morfologi dari
spesies rotifer yang berhasil
dikultur klon serta metode
morfometri dari masing-masing
spesies;
(a). Brachionus rotundiformis,
b) B. quadridentatus,
c) Platyias patulus,
d) Platyias quadricornis,
e) Brachionus caudatus,
f) Testudinella patina trilobata,
g) Philodina sp.,
h) Monostyla quadridentata,
i) Lecane luna,
j) Dipleuchlanis propatula.
Skala bar menunjukan ukuran 50
m.
Hasil analisis karakter morfometri spesies-spesies
rotifer strain tambak dan estuari Kema (rata-rata ± SD)
No Kategori
Spesies
A C C/A B/C E/D G/F
1 Brachionus rotundiformis (tambak) 137.59±9.63 114.42±6.65 0.834±0.055 0.662±0.072 1.064±0.313 0.627±0.133

2 Brachionus rotundiformis (estuari) 155.24±10.1 132.01±7.75 0.852±0.038 0.631±0.038 1.377±0.248 0.655±0.068


1
3 Brachionus caudatus 170±6.61 116.69±5.33 0.687±0.024 0.674±0.034 1.816±0.562 -
4 Brachionus quadridentatus 159.93±15.9 147.86±15.7 0.926±0.066 0.655±0.047 1.080±0.138 0.681±0.101
6 5
5 Platyias qudricornis 185.73±17.5 145.11±16.1 0.717±0.027 - - -
9
6 Platyias patulus 194.83±22.9 131.45±16.3 0.675±0.027 - 0.803±0.089 -
3 2
7 Philodina sp. 258.70±26.4 102.35±10.5 0.398±0.045 - - -
8 2
8 Dipleuchlanis propatula 167.73±13.1 124.14±11.5 0.740±0.033 - - -
4 7
9 Lecane luna 131,45±0.38 109.04±5.93 0.831±0.05 - - -
10 Monostyla quadridentata 126.07±6.61 87.53±3.78 0.699±0.043 - - -
11 Testudinella patina trilobata 160.49±9.09 148.49±9.14 0.926±0.032 - - -
Filogeni Molekuler

YYoshinaga et al. 2004

Cytochrome c oxidase subunit I (CO I)= 597 bp


Neighbor-joining tree dari
14 spesies rotifer
menggunakan urutan
nukleotida parsial gen COI
(cytochrome c oxidase
subunit I). Urutan ketiga
setiap kodon diabaikan
dalam analisis.

Ternyata dalam analisis filogeni


ini, Brachionus dan Keratella
termasuk monophyly.

Pada genus Brachionus


spesies air tawar B.
urceolaris : paling basal
diikuti B. calyciflorus dan
spesies laut B. plicatilis, B.
Manjavacas, B. ibericus, B.
rotundiformis dan rotifer
asal Indonesia
Tipe Betina Brachionus spp

50 µm
50 µm
50 µm

50 µm 50 µm
50 µm
Morphotype dari rotifer Brachionus sp. complex; A = tipe L (large), B
= tipe S (small) dan C = tipe SS (super small) (Yoshinaga dkk 2004)
Thai
Estuari
Hasil analisis 5 variabel
Tambak morfometrik (rata-rata
± SD) dari rotifer B.
rotundiformis (tambak
Thai Estuari
dan estuari) asal Kema
yang dibandingkan
Tambak
dengan laporan
penelitian lainnya.
Rotifer B. rotundiformis
Thai asal tambak ( ),
Estuari
estuari ( ) Kema dan
Tambak
B. rotundiformis asal
tambak di Songkhla,
Thai Thailand ( ) yang
dilaporkan Hagiwara
Estuari dkk (1995)
Tambak

Estuari
Thai
Tambak
35
30
Estimasi Pertumbuhan
% of population

25
Wori
20 151.2-168.0 um

160.2 ± 6.2 µm
15
10
5
Pt = Pm / {1 + e-r(t – ti)}
151.0-168 um
Tumpaan

160.4 ± 5.9 µm
0
90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 151.2-168.0 um

Body length (µm) 161.0 ± 7.0 µm

Pt : Kepadatan rotifer pada waktu t,


Pm : Daya dukung (carrying capacity),
r : Koefisien pertumbuhan 151.2-176.4 um
163.8 ± 6.9 µm

ti : Konstanta.
Kesimpulan
• Karakter istik morfologi rotifer didasarkan pada jumlah duri
pada bagian anterior, bentuk lorika, jumlah duri pada
bagian posterior dan cara membawa telur.
• Karakteristik morfometrik antar spesies dibedakan dengan
membandingkan antara lain lebar terhadap panjang lorika,
lebar lorika terhadap lebar anterior, dan jarak antar duri-
duri pada bagian anterior.
• Rotifer yang dominan adalah B. rotundiformis
• Ada 6 spesies yang tidak memiliki duri di bagian anterior
dan ada 5 spesies yang mempunyai duri di bagian anterior.
Ada beberapa spesies yang mempunyai duri anterior yang
sama (6 buah) yaitu B. rotundiformis, B. falcatus, B.
cluniorbicularis dan B. quadridentatus.
Rekomendasi
• Koleksi rotifer dari berbagai estuari masih
perlu dilanjutkan untuk memantau
keberadaan spesies yang sudah terlacak dan
dengan harapan mendapatkan spesies yang
baru.
• Berbagai spesies yang dapat dikultur klon,
perlu dilanjutkan dengan identifikasi secara
molekuler untuk menyusun pohon filogeni.

Anda mungkin juga menyukai