Anda di halaman 1dari 34

BIOLOGI PERIKANAN

OLEH
SYACHRADJAD FRAN
PENDAHULUAN
• BIOLOGI PERIKANAN, Mempelajari ikan secara ilmiah
dengan penekanan dan tinjauan yg berbeda, tidak seperti
ICHTIOLOGI juga mempelajari ikan secara ilmiah dengan
penekanan pada Taxonomi dan asfek-asfek lainnya.
BIOLOGI PERIKANAN Adalah studi mengenai ikan sebagai
sumberdaya yg dapat dipanen oleh manusia, sedangkan
ICHTIOLOGI merupakan studi ilmiah mengenai ikan sebagai
organisme yg menarik perhatian.
• Kadang-kadang pengertian istilah BIOLOGI IKAN ditujukan
kepada pengertian Fisiologi, Reproduksi, Pertumbuhan,
Kebiasaan makanan, dan Tingkah laku. Sedangkan Biologi
Perikanan mencakup Biologi Ikan dengan penekanan terhadap
species penting sebagai sumberdaya. Jadi kalau kita ingin
mempelajari Biologi Perikanan seyogyanya berminat terhadap
semua aspek Biologi Ikan.
• Dalam hal ini ia harus mementingkan aspek biologi ikan yg
paling banyak berhubungan dengan :
- populasi-populasi serta faktor-faktor yg mengontrolnya,
membatasi atau mengembangkan populasi.
- kecepatan pertumbuhan dan waktu mencapai ukuran rata-rata
dari berbagai macam ikan.
- fekunditas atau jumlah telur yg dihasilkan, dan pola
reproduksi, umur pada waktu mencapai kematangan gonad dan
nisbah kelamin.
- kecepatan survival dan mortalitas pd tahap-tahap daurhidup.
- distribusi ekologi, pergerakan dan ruaya.
- pengaruh penangkapan ikan terhadap jumlah populasi,
reproduksi,
pertumbuhan, dan distribusi ukuran.
- tingkah laku ikan dalam waktu 24 jam atau dari musim ke
musim
- interaksi-interaksi terhadap species lain dan bagaimana
species lain mempengaruhi produksi species yg paling
disenangi.
Ruang Lingkup Biologi Perikanan meliputi dua cabang
pengetahuan Yg saling menjalin. Cabang Pertama : Studi
menganai NATURAL HISTORY, Yaitu tentang keadaan
biologi ikan dalam suatu perairan yg Meliputi daur hidup ikan
mulai dari sejak hidup sampai mati secara Wajar atau karena
sebab lain. Yg dibahas dalam bagian ini antara Lain :
- Menganai induk ikan
- Keadaan induk pada waktu akan memijah,
- Bagaimana keadaan memijahnya,
- Bagaimana keturunan yg dihasilkannya,
- Pertumbuhan dan cara makanannya,
- Sampai kemudian memijah lagi dan seterusnya sampai mati.
Cabang kedua : Studi mengenai DINAMIKA dari Populasi yaitu:
- Bagaimana kecepatan dan hasil reproduksi serta
pengaruhnya
terhadap populasi.
- Kecepatan pertumbuhan,
- sebab-sebab dan kecepatan kematian serta pengaruhnya
terhadap populasi.
Dengan demikian dalam mempelajari Biologi Perikanan kita akan
Membahas materi antara lain tentang:
1. Sexualitas Ikan
2. Tingkat Kematangan Gonada (TKG)
3. Fekunditas.
4. R u a y a
5. Pemijahan.

6. Awal Daur Hidup.

7. Kebiasaan Makanan dan Cara Makan

8. Persaingan dan Pemangsaan

9. Umur Ikan

10. Pertumbuhan Ikan


FEKUNDITAS
Pengetahuan mengenai fekunditas merupakan aspek yg memegang
peranan penting dalam biologi perikanan. Dari mengetahui Fekunditas
Kita akan mendapatkan informasi antara lain :
1. Menaksir jumlah anak ikan yg akan dihasilkan dan,
2. Akan menentukan jumlah ikan dalam kelas umur yg bersangkutan.

Definisi yg sangat dekat kepada kebenaran, seperti yg terdapat pada


Ikan Salmon (Onchohynchus sp), ikan ini boleh dikatakan selama
hidupnya hanya satu kali memijah dan kemudian mati. Semua telur-
telur yg akan dikeluarkan pada waktu pemijahan itulah yg dimaksudkan
Fekunditas. Tetapi karena berbagai macam ragam species ikan
Sifatnya masing-masing, maka beberapa peneliti dengan berdasar
Kepada definisi yg umum tadi telah mengembangkan definisi
fekunditas
sehubungan dengan pokok-pokok yg ditelitinya.
Menurut Nikolsky (1963), jumlah telur yg terdapat dalam ovari
ikan dinamakan fekunditas individu, fekunditas mutlak
atau fekunditasTotal. Kemudian Nikolsky tahun 1969
menyatakan bahwa Fekunditas Individu adalah, jumlah telur
dari generasi tahun itu yg akan dikeluarkan tahun itu pula.
Dalam ovari biasanya ada 2 macam ukuran telur Fekunditas
Individu akan sukar diterapkan utk ikan-ikan mengadakan pe-
mijahan beberapa kali dalam satu tahun, karena mengandung
telur dari beberapa tingkat dan akan lebih sulit lagi
menentukan telur yg benar-benar akan dikeluarkan pada
tahun yg akan datang.
Jadi fekunditas individu baik diterapkan pd ikan2 yg mengada-
kan pemijahan tahunan atau satu tahun sekali, dan tidak rele-
van dengan fekunditas total. Menurut Royce (1972), fekunditas
Total ialah jumlah telur yg dihasilkan ikan selama hidup.
Fekunditas Relatif adalah, jumlah telur per satuan berat atau
Panjang. Para peneliti banyak menerapkan ada yg mengambil be-
rat sebagai pembaginya dan ada yg mengambil panjang, bahkan
Ada yg mengkombinasikan penggunaan fekunditas relatif yaitu
Ovari per satuan berat dengan panjang ikan.
Namun baik fekunditas indiv. maupun Fekunditas relatif tidak
Memperlihatkan kapasitas reproduksi dari populasi, karena
Fekunditas individu tidak menunjukkan fekunditas populasi.
Penggunaan fekunditas relatif dengan satuan berat menurut
Bagenal (Gerking, 1967) lebih mendekati kepada kondisi ikan
itu sendiri dari pada dengan panjang. Bahkan menurut Nikolsky
(1969) Lebih mencerminkan status ikan betina dan kualitas dari
Telur kalau berat yg dipakai tanpa berat alat-alat pencernaan
Makanannya.
Ikan-ikan yg tua dan besar ukurannya mempunyai fekunditas
Relatif yg lebih kecil. Umumnya fekunditas relatif lebih tinggi
Dibanding dengan fekunditas individu. Fekunditas relatif akan
Menjadi maksimum pada gol. Ikan yg masih muda. Lowe dalam
Gerking (1975) menyatakan bhw fekunditas pada ikan Tilapia
sp
Ialah jumlah anak ikan yg dihasilkan selama masa hidup individu
Itu. Hal ini tentu sangat sukar sekali menentukan bahkan tidak
Mungkain. Sehububungan dgn sifat ikan mujair yg mengerami
Anaknya di dalam mulut, maka Bagenal (1978) mengusulkan
Istilah fekunditas utk ikan mujair sebagai berikut:
a. “Ovarian fekundity” yaitu jumlah telur matang yg ada dalam
ovarium sebelum dikeluarkan dalam pemijahan.
b. “Brooding fekundity” yaitu jumlah telur yg sedang dierami
di dalam mulutnya.

Ikan yg termasuk ke dalam golongan vivivar, yaitu ikan yg mela-


hirkan anak-anaknya mempunyai 3 macam fekunditas seoerti:
a. “ Prefertilized fekundity” yaitu jumlah telur dalam ovarium
sebelum terjadi pembuahan.
b. “Fertilized fekundity” yaitu jumlah telur yg dibuahi di dalam
ovarium.
c. “Larval fekundity” yaitu jumlah telur yg sudah menetas menjadi
larva tetapi belum dikeluarkan.
Menurut Bagenal (1967), utk ikan-ikan tropik dan sub tropik,
definisi fekunditas yg paling cocok mengingat kondisinya
ialah: Jumlah telur yg dikeluarkan oleh ikan dlm rata-rata
masa hidupnya. Parameter ini relevan dalam studi
populasidan dpt ditentukan karena kematangan tiap-tiap ikan
pd waktu pertama kalinya dpt diketahui dan juga statistik
kecepatan mortalitasnya dpt ditentukan pula dlm pengelolaan
perikanan yg baik.
Nikolsky (1969), menyatakan bhw kapasitas reproduksi dr
pemijahan populasi tertentu utk mengetahuinya harus
menggunakan fekunditas populasi relatif.
Misalnya fekunditas populasi relatif dari seratus, seribu, atau sepuluh
ribu individu dari kelompok umur tertentu. Jumlah ikan dalam tiap-
tiap kelas umur dikalikan fekunditas rata-rata dari umur itu. Hasil
yg didapat dr menjumlahkan semua kelompok umur memberikan
fekunditas relatif. Fekunditas ini dpt berbeda dr tahun ketahun
karena banyak individu yg tidak memijah tiap-tiap tahun. Apabila
dalam satu tahun terdapat individu dalam jumlah banyak akan
menyebabkan fekunditas rendah pd tahun yg lainnya.

Fekunditas dengan Panjang


Fekunditas sering dihubungkan dengan panjang daripada dengan berat
Karena panjang penyusutannya relatif kecil sekali tidak seperti berat
yg dpt berkurang dgn mudah. Hal yg harus diperhatikan dlm
membuat hubungan fekunditas dgn panjang apabila mengambil
sampel yg berulang-ulang harus berhati-hati, karena apabila ikan yg
diambil pd waktu gonad sedang tumbuh hal ini tidak merupakan
pertumbuhan somatik. Jadi disini harus ada perbedaan antara
pertumbuhan somatik dengan pertumbuhan gonad.
Kebanyakan para penulis memplotkan fekunditas mutlak dgn panjang
ikan dan hubungan itu adalah :
F = a.Lb
dimana F = Fekunditas, L = Panjang ikan, a dan b merupakan
konstanta yg didapat dari data.
Persamaan tersebut kalau ditransformasikan ke logaritma akan
mendapatkan persamaan regresi garis lurus :
Log F = log a + b log L
Harga eksponen b berkisar antara 2,34 – 5,28 dan kebanyakan
berkisar diatas 3 (Bagenal dalam Gerking, 1967). Ada juga
yg membuat korelasi antara fekunditas dgn panjang dgn cara
regresi biasa kemudian di tes dgn melihat koefisien
korelasinya . Hoyt (1971) mendapatkan persamaan utk
panjang ikan dgn jumlah telur masak dari ikan silver jaw
(Ericymba bukata) yaitu:
Y = (- 1379,3 + 32,74 X) dgn koofisien korelasi r
= 0,89
Korelasi ini memperlihatkan hubungan positif dan kuat dr kedua
variabel. Pertambahan panjang berkorelasi dengan
pertambahan telur. Healy (1971) mendapatkan korelasi
hampir linier antara fekunditas dgn panjang ikan goby
(Gobius minutus pallas), tetapi variasi diantara ikan yg sama
panjang, fekunditasnya berbeda-beda dan koefisien
korelasinya rendah yaitu r = 0,55. Dalam menyelidiki ikan
Fallfish (Semotilus corporalis), Reed (1971) mendapatkan
hub. Antara fekunditas dgn panjang ikan ialah :
F = - 14.913,3 + 76,7 L
dengan koefiesin korelasi r = 0,958
Dennison dan Bulkley (1972) selama 2 kali musim panas meneliti
Potensi reproduksi ikan Bullhead (Ictalurus melas)
Di clear lake lowa, antara lain mendapatkan bahwa tidak ada
Korelasi antara fekunditas dengan panjang tubuh. Koefisien
Korelasi yg didapatkan utk th. 1969, r = 0,19 dan utk th. 1970,
r = 0,09. Rendahnya korelasi yg didapat mungkin disebabkan
Oleh batas kisar yg ekstrim dari fekunditas pd ukuran yg sama
Merupakan hal tidak biasa. Betts (1972) mendapatkan r yg
Rendah pd ikan Skipjack tuna (Katsuwonus pelamis),
menunjukkan fekunditas yg bervariasi pd ukuran panjang yg
sama.
Fekunditas dengan Berat.
Fekunditas mutlak sering dihubungkan dengan berat, karena
Berat lebih mendekati kondisi ikan itu dari pada panjang.
namun dalam hubungan fekunditas dengan berat terdapat be-
berapa kesukaran. Berat akan cepat berubah pd waktu musim
Pemijahan. Misalnya ikan Salmon dan Sidat yg melakukan ruaya
Sebelum memijah, mereka tidak lagi mengambil makanan, jadi
Berpuasa sampai ketempat pemijahan. Material utk pertum-
buhan gonadnya diambil dari jaringan somatik. Oleh karena itu
Apabila mengikut sertakan korelasi fekunditas dengan berat
Somatik didalam membandingkan satu populasi dengan populasi
atau diantara dua musim harus berhati-hati. Jika fekunditas
mutlak secara matematis dikorelasikan dgn berat total ter-
masuk berat gonad akan menimbulkan kesukaran secara statis-
tik. Sebabnya akan termasukan telur dlm jumlah yg lebih
besar dari ikan yg sebenarnya berfekunditas kecil. Juga ke-
sulitan yg sama akan timbul apabila fekunditas dihubungkan dgn
Faktor kondisi, karena dlm faktor kondisi itu yaitu :

K = 100 W/L3 melibatkan berat total ikan itu.


Disebabkan oleh kesulitan ini, maka banyak penulis mengguna-
kan fekunditas relatif, berat telur per satuan berat ikan.
Namun menggunakan fekunditas relatif pun mendapatkan ke-
sukaran juga, karena tidak dpt dipakai membandingkan satu
populasi dgn lainnya atau keadaan dari satu tahun ke tahun
Lainnya.
Semula penggunaan fekunditas itu utk menyatakan hasil yg
Menduga bahwa korelasi antara fekunditas dgn berat adalah
Linier, yg perumusannya adalah :
F = a + b.W
Fekunditas Dengan Umur.
Pada beberapa species ikan, hubungan fekunditas dgn umur
tidak selalu sama dlm arti bahwa umur itu ada yg tidak ber-
pengaruh pd fekunditas, ada yg pengaruhnya sedikit dan ada
pula yg pengaruhnya secara positif. Hal yg demikian itu benar
apabila yg dilihatnya hanya hub. antara fekunditas dgn umur
Saja tanpa melihat parameter lain. Ikan yg siklus hidupnya
Panjang seperti ikan Sturgion atau ikan Mas, akan memperlihat
kan penambahan jumlah telur yg cepat pada waktu umur muda
Dan kemudian akan diikuti dgn kecepatan pertambahan yang
semakin berkurang dan terus menurun mencapai keadaan yang
tetap.

Fekunditas Pemijah Berganda.


Ikan yg berpijah berulang-ulang dlm waktu lama akan me-
Libatkan persoalan telur cadangan dan telur yg sudah berkem-
Bang. Kreterianya yaitu ada tidaknya kuning telur . Jumlah
Telur yg mempunyai kuning telur yg dihitung fekunditasnya
Untuk musim itu. Kretaria ini menurut Bagenal (1978) telah
Digunakan oleh beberapa penulis.
De Sylva dalam Bagenal (1978) telah berhasil menduga jumlah
Angkatan (batch) dan jumlah telur tiap angkatan. Apabila ikan
Mempunyai telur yg terdiri dari beberapa kelompok, maka
Kelompok telur yg sudah berkembang akan dikeluarkan pada
suatu saat. Dengan membandingkan jumlah telur yg sudah
Mempunyai kuning telur dengan jumlah telur yg sudah sangat
Berkembang , dianggap dapat memberikan jumlah telur pada
Kelompokyg dikeluarkan tiap musim.
Fekunditas Dengan ukuran Telur.
Ukuran telur biasanya dipakai utk menentukan kualitas yg
berhubungan dgn kandungan kuning telur dimana telur yg ber-
ukuran besar menghasilkan larva berukuran besar dari pada
yg berukuran kecil. Dalam membuat perbandingan ukuran telur
dgn fekunditas harus berasal dari ovari yg sama tingkat ke-
matangannya. Sering diduga bahwa fekunditas dgn ukuran
telur berkorelasi negatif. Pada ikan yg berpijah ganda di-
dapatkan bahwa telur yg dikeluarkan pd pemijahan kemudian
berukuran kecil.
Fekunditas Dengan Ras.
Fekunditas stokyg berbeda dari species yg sama telah
dipakai untuk pembeda ras oleh banyak peneliti. Ras yang
berbeda mempunyai sifat fekunditas yg tidak sama demikian
juga ukuran besar telurnya. Maka species yg berasal dari
satu daerah penangkapan dapat diketahui dari jumlah telurnya.
Berdasarkan hal ini, populasi dapat diketahui homogen atau
heterogen. Ikan-ikan dari satu species hidup dalam berbagai
habitat seperti sungai yg berbeda atau dalam perairan yg ber-
beda garis lintang mungkain mempunyai perbedaan telur dlm
Fekunditasnya.
Fekunditas Dan Populasi.
Bagenal (1978), mengemukakan bahwa disamping fekunditas
mutlak ada pula fekunditas poipulasi yaitu : jumlah semua telur
dari semua fekunditas mutlak ikan betina yg akan memijah,
yaitu semua telur yg akan dikeluarkan dalam satu musim pe-
mijahan. Dalam hubungan ini fekunditas umur spesifik meru-
pakan komponen fekunditas populasi. Bila diketahui struktur
umur dari populasi tersebut dan jumlah masing-masing
anggotanya diketahui, maka fekunditas populasi dapat dike-
tahui.
Pada tiap tahun fekunditas populasi tidak sama. Sebab-sebab
variasi iniberhubungan dengan komposisi umur, faktor ling-
kungan seperti persediaan makanan, kepadatan populasi, suhu
perairan, oksigen terlarut. Ikan-ikan yg hidup pada perairan
yg kurang subur produksi telurnya rendah. Percobaan dengan
pemberian ransum pada ikan Salmon, Scott dalam Bagenal (19
78) Mendapatkan bahwa pengurangan makanan menyebabkan
pengurangan jumlah telurnya dan pada ikan Stickleback, pe-
ngurangan makanan mengakibatkan interval pemijahan lebih
pendek tetapi ukuran telurnya tidak berpengaruh.
Apabila satu populasi dalam beberapa tahun jumlahnya menjadi
Sangat berkurang akibat penangkapan (mortalitas) misalnya
Hal ini berarti akan memperbaiki persediaan makanan untuk
Populasi sisa. Ternyata dari populasi sisa tadi fekunditasnya
Semakin bertambah, sedangkan ketika populasi tadi masih leng-
Kap atau jumlahnya besar, fekunditasnya kecil.
Pada ikan yg mempunyai kandungan lemak yg berbeda, ikan yg
Gemuk mempunyai fekunditas relatif atau mutlak yg lebih
Tinggi dari pada ikan yg kurus.
Ikan sungai yg baru menjadi penghuni reservoiar yg baru dibuat
dimana pada tahun-tahun pertama biasanya banyak, menyebab-
kan ikan itu cepat masak ganadnya pada umur muda dan ter-
dapat penambahan fekunditas baik relatif atau mutlak.
Ikan yg hidup disungai fekunditasnya mempunyai hubungan dgn
tinggi air, bila tinggi air terus menerus spanjang tahun maka
fekunditasnya juga tinggi dibandingkan dengan tinggi air yg
rendah. Juga pada rawa yg setiap tahun permukaannya tidak
sama akibat pemasukan air yg tidak tetap.
Faktor-faktor yg mempengaruhi fekunditas serta hal-hal lain
yg berhubungan dgn itu, Nekolsky (1969) membuat kaedah
utama sebagai berikut:
1. Sampai umur tertentu fekunditas itu akan bertambah ke-
mudian menurun lagi, fekunditas relatifnya menurun
sebelum terjadi penurunan fekunditas mutlaknya.
fekunditas relatif max terjadi pada gol. Ikan muda. Ikan
tua kadang-kadang tidak memijah setiap tahun, individu
yg tumbuh dan masak lebih cepat mempunyai tendensi
mati lebih dahulu.
2. Fekunditas mutlak atau relatif sering menjadi kecil pada ikan
ikan atau kelas umur yg jumlahnya banyak, terjdi untuk
species yg mempunyai perbedaan makanan diantara kelompok
ukuran.
3. Pengaturan fekunditas terbanyak dlm berespon terhadap
persedian makanan berhubungan dgn telur yg dihasilkan oleh
ikan yg cepat pertumbuhannya, lebih gemuk dan lebih besar.
Mekanismenya berhubungan pemasakan oosit dan pengisapan
telur. Kenaikan fekunditas populasi dapat disebabkan oleh
kematangan gonad yg lebih awal dari individu yg tumbuh lebih
cepat.
4. Ikan yg bentuknya kecil dgn kematangan gonad lebih awal
serta fekunditasnya tinggimungkin disebabkan oleh kandung-
an makanan dan predator dlm jumlah besar.
5. Perbedaan fekunditas diantara populasi species yg hidup
pada kondisi yg berbeda-beda, bentuk migran fekunditasnya
lebih besar.
6. Fekunditas disesuaikan secara otomatis melalui metabolis-
me yg mengadakan reaksi terhadap perubahan persediaan
makanan dan menghasilkan perubahan dalam pertumbuhan
seperti ukuran pada umur tertentu demikian juga ukuran dan
Jumlah telur atau jumlah siklus pemijahan dlm satu tahun.
7. Fekunditas bertambah dalam mengadakan respon terhadap
perebaikan makanan melalui kematangan gonad
yg terjadi lebih awal, menambah kematangan individu pada
individu yg lebih gemuk dan mengurangi antara siklus
pemijahan.
8. Kualitas telur terutama isi kuning telur bergantung kepada
9. Umur dan persediaan makanan dan dapat berbeda dari
satu populasi ke populasi yg lain.

Anda mungkin juga menyukai