Anda di halaman 1dari 124

Menajemen

Kapal Penangkap Ikan


(MANAGEMEN OPERASIONAL PENANGKAPAN IKAN)
SUGENG RAHARJO, S.PI
Pengantar
 MKP merupakan singkatan dari
Managemen Operasional Penangkapan
Ikan
 MKP:
Managemen (Pengaturan)
Operasional (Tindakan Pra Produksi,
Produksi, dan Paska Produksi)
Penangkapan (Eksploitasi)
Ikan (Tujuan Penangkapan)
Lanjutan...
 JadiMKP merupakan suatu pengaturan
usaha yang meliputi kegiatan persiapan
sebelum melaut, pengoperasian alat
tangkap, penanganan hasil penangkapan,
dan pemeliharaan unit usaha penangkapan
ikan secara memadai agar terwujud suatu
usaha penangkapan yang menguntungkan.
Managemen
Managemen : Merupakan suatu
tindak kaji tindak kelola suatu
usaha untuk mencapai suatu
tujuan yang ingin dicapai secara
bersama “Managemen
Produksi” (Hamdi, 2012)
Lanjutan...
Managemen : berasal dari kata “to
manage” yang artinya yaitu mengatur.
Pengaturan dilakukan melalui proses
dan diatur berdasarkan urutan dari
fungsi-fungsi managemen itu. Margin
keuntungan merupakan tujuan dari
memanagamen usaha.
Lanjutan...

Perlu dihayati bahwa managemen


dan organisasi bukan tujuan,
tetapi hanya alat untuk mencapai
tujuan yang diinginkan karena
tujuan yang ingin dicapai itu
adalah “Profit”.
Lanjutan....
 Karena managemen diartikan mengatur maka timbul pertanyaan
bagi kita:
 Apa Yang diatur: Adalah semua unsur2 managemen yang terdiri dari 6M
(Men, Money, Method, Material, Machine and Market)
 Kenapa Harus diatur: Agar 6M (Lebih berdayaguna, berhasil, terintegerasi,
dan terkoordinir dalam mencapai tujuan yg optimal)
 Siapa yang mengatur: adalah pemimpin dengan wewenang
kepemimpinannya sehingga 6M tertuju dan terarah kepada tujuan yang
diinginkannya.
 Bagaimana mengaturnya: yaitu melalui proses dari urutan fungsi2
managemen (POAC)
 DimanaHarus diatur: adalah dalam sutu organisasi atau perusahaan karena
organisasi dan perusahaan merupakan suatu alat atau wadah (tempat) untuk
mengatur 6M dan semua aktifitas proses managemen dalam mencapai
tujuannya (profit).
Definisi managemen menurut para ahli
Drs. Malayu S.P. Hasibuan :
Managemen adalah ilmu dan seni
mengatur proses pemanfaatan
sumberdaya manusia dan sumber2
lainnya secara efektif dan efesien
untuk mencapai suatu tujuan tertentu
Lanjutan...
 G.R.Terry : Managemen adalah suatu
proses yg khas yang terdiri dari tindakan2
perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengendalian yang
dilakukan untuk menentukan serta
mencapai sasaran2 yg telah ditentukan
melalui pemanfaatan sumberdaya manusia
dan sumber2 lainnya.
Penarikan kesimpulan defenisi2
a) Bahwa managemen mempunyai tujuan yang ingin dicapai
b) Managemen merupakan perpaduan antara ilmu dan seni
c) Managemen merupakan suatu proses yg sistematis, terkoordinir,
koperatif, dan terintegrasi, dalam memanfaatkan unsur2nya (6M)
d) Managemen dapat diterapkan jika ada dua orang atau lebih
melakukan kerjasama dlm organisasi.
e) Managemen harus didasarkan pada pembagian kerja, tugas dan
tanggung jawab
f) Managemen terdiri dari beberapa fungsi (POAC)
g) Managemen hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan.
Pentingnya Managemen
1. Pekerjaan berat dan sulit untuk dikerjakan sendiri,
sehingga diperlukan pembagian kerja, tugas dan
tanggung jawab dalam penyelesaiannya.
2. Perusahaan baru dapat berhasil baik, jika managemen
diterapkan dgn baik
3. Managemen yg baik akan meningkatkan daya guna dan
hasil guna semua potensi yg dimiliki
4. Managemen yg baik akan mengurangi pemborosan2
5. Managemen menentapkan tujuan dan usaha utk
mewujudkannya dengan memanfaatkan 6M dalam
proses managemen tersebut
08/12/20
1. Managemen perlu utk kemajuan dan pertumbuhan
2. Managemen mengakibatkan pencapaian tujuan secara
teratur
3. Managemen merupakan suatu pedoman fikiran dan
tindakan
4. Managemen selalu dibutuhkan dalam setiap kerja sama
sekelompok orang.
Fungsi Managemen
 Perencanaan (Planning)
 Adalah proses penentuan tujuan dan pedoman pelaksanaan.
(merencanakan pra penangkapan, operasional penangkapan,
dan paska penangkapan)
 Pengorganisasian (Organizing)
 Adalah penentuan, pengelompokan, dan pengaturan
bermacam2 aktifitas yg diperlukan untuk mencapai tujuan,
menempatkan orang2 pada aktifitas ini, menyediakan alat2
yg diperlukan, menetapkan wewenang secara relatif
didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan
aktifitas2 tersebut (Organisasi kapal perikanan)
 )
08/12/20
 Pengarahan Aksi (Actuating)
 Adalah suatu tindakan nyata yang dilakukan untuk
merealisasi setiap pedoman yang telah direncanakan.
(memanfaatkan biaya sebaik mungkin, Eksploitasi SDI,
melakukan penanganan hasil tangkapan, dan menghitung
profit)
 Controling
 Adalah indikator keberhasilan ataupun kegagalan suatu usaha
yang telah dilakukan, sebagai pedoman POA apakah telah
berjalan sesuai yang telah dibuat dan sebagai bahan
pertimbangan untuk menjadikan usaha kearah yang lebih baik
lagi kedepannya. (perhitungan margin keuntungan, membuat
laporan kegiatan
Operasional Penangkapan
 Adalahsuatu kegiatan yang terdiri dari beberapa
tahapan kegiatan yang menyangkut usaha
penangkapan ikan diantaranya:
 Kegiatan persiapan sebelum melaut yaitu
 mempersiapkan dokumen2 melaut (Surat Izin Berlayar, Laik
Laut)
 Mempersiapkan ransum melaut

 Pengecekan kondisi kapal sebelum melaut

 Pengecekan alat tangkap ikan dan alat bantu penangkapannya

 Mempersiapkan ABK

 Penentuan daerah penangkapan


Lanjutan...
 Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam
mempersiapkan suatu usaha penangkapan, adalah
tersedianya komponen sebagai berikut :
 (a) Body Kapal penangkapan,

 (b) Mesin Kapal Penangkapan

 (c) Perlengkapan kapal,

 (d) Alat Penangkapan,

 (e) Alat bantuPenangkapan,

 (f) Alat Bantu Navigasi yang selalu dalam keadaan

siap operasional atau layak tangkap.


Lnjtn...
Untuk mempertahankan pada kondisi
yang diinginkan maka diperlukan
pengelolaan yangmemadai, atau
setidak-tidaknya mendapatkan
perawatan secara terjadual, sehingga
dapat diperhitungkan dengan matang
dalam perencanaan operasionalnya.
08/12/20
S
08/12/20
 Tugas dan kekuasaan seorang nahkoda ditentukan dalam undang-
undang kepelautan. antara lain:
 Pemberian perintah dan tugas
 Mengontrol tugas pelaut
 Menciptakan keamanan dan disiplin
 Mengawasi kebersihan,kesehatan dan keuangan
 Mengetahui dan mampu mengoperasikan seluruh alat-alat navigasi,
alat tangkap, dan peralatan keselamatan di atas kapal.
 Menentukan daerah fishing ground (Indonesia) jika di Negara lain
untuk kapal skala indutri pencarian fishing ground dilakukan oleh
fishing master
08/12/20
 Bertanggung jawab terhadap keselamatan pelayaran dan
aktifitas berjalan yang dilaksanakan diatas kapal, baik
hubungan atas pembagian kerja di atas kapal
 Memperlengkapi kapalnya dengan sempurna

 Mengawaki kapalnya secara layak sesuai


prosedur/aturan
 Membuat kapalnya layak laut (seaworthy)

 Mematuhi perintah Pengusaha kapal selama tidak


menyimpang dari peraturan perundang-undangan yang
berlaku
08/12/20
 Chief Oficer merupakan pembantu utama kapten yang
mana mualim I mengatur dan mengawasi pekerjaan
pemeliharaan di bagian deck, menegakkan disiplin di
atas kapal serta semua kegiatan yang meliputi pemuatan
dan pemeliharaan lainnya.
 Tugas-tugasnya meliputi:
TUGAS MUALIM I

08/12/20
 Penerimaan muatan, pembongkaran dan persiapan
untuk muat bongkar.
 Membuat jadwal jaga laut dan darat
 Membuat catatan khusus tentang kegiatan deck dan
menyimpan dokumen penting lainya
 Mengawasi  anak buah kapal disaat untuk masuk
pelabuhan
TUGAS MUALIM II

08/12/20
 Mualim II bertugas membantu Mualim I dalam semua
tugasnya,baik dalam setiap pelayaran ataupun sandar
serta mengawasi kegiatan pemuatan dan pembongkaran.
 Tugas-tugasnya meliputi:
08/12/20
 Pemeliharaan dan pengaturan peralatan atau
perlengkapan yang selengkap mungkin.
 Menentukan dan mengambil posisi kapal dan
mencocokkan dengan waktu
 Memeriksa dan membuat laporan tentang operasi
penangkapan ikan
 Mencatat hal-hal penting selama penangkapan dilaut
dan pelayaran dari fishingbase ke fishing ground.
 Sebagai komandan diburitan pada saat kapal olah
gerak
08/12/20
 Mualim III Pembantu Mualim I pada bagian muatan,
mengawasi semua kagiatan pemuatan dan
pembongkaran.
 Tugas-tugasnya meliputi:

 Mempersiapkan Peralatan deck


 Menyiapkan look book ketika akan berlabuh
 Menentukan waktu pasang surut serta waktu terbit
serta terbenamnya matahari dan bulan
 Membantu kapten di anjungan pada saat kapal masuk
dan keluar pelabuhan
08/12/20
 Serang sebagai kepala kerja dalam mengatur dan
mengawasi pekerjaan anak buah kapal bagian deck,
mengatur alat-alat perlengkapan bongkar muat, sebagai
serang maka dia paling berpengalaman dan terampil
diantara anak buah kapal deck.
08/12/20
 Pemeliharaan dan pengaturan berbagai bagian pada
lambung
 Pekerjaan mengenai muatan
 Kebersihan dan pemeliharaan di atas kapal
 Serang mengatur dan mengawasi pekerjaan anak buah
kapal pada saat kapal masuk dan keluar pelabuhan
dan melaksanakan order dari chief office.
Body Kapal
 Perawatan dan Kesiapan Kasko Kapal penangkapan
Kapal berdasarkan jenis bahan yang digunakan sebagai
pembentuk kasko (body ) nya dapatterbuat dari kayu,
besi baja, bahan beton semen (ferro cement),bahanFRP
(fiber reinforced plastic) atau lebih dikenal dikalangan
nelayan dengan namafiberglas.Kapal perlu
dirawatmenurut persyaratan teknis bahan dasarnya,
karena perawatan terhadap kapal kayu, berbedadengan
perawatan terhadap kapal baja, demikian pula perawatan
terhadap kapal FRP.
Perawatan dan Kesiapan Mesin Kapal
Penangkapan
 Bagi kapal penangkap ikan yang telah dilengkapi
mesin penggerak (kapal bermotor), selainharus
memelihara kasko, perlu pula memelihara mesin
penggeraknya.
 Dilihat dari peletakkannya di atas kapal, mesin
penggerak dapat dibedakan atas : (a) motor
tempel (out board engine  ) dan (b) mesin dalam
(inboard engine ).
Perawatan dan Kesiapan Alat Penangkap ikan
 Padasetiap saat kapal melakukan
perawatan tahunan maupun perawatan
besar, para nelayan(ABK) harus
melakukan perawatan terhadap alat
tangkapnya, antara lain mengganti bagian-
bagian alat tangkap yang rusak,
mempersiapkan suku cadang alat tangkap.
Lnjtn...
 d. Perawatan dan Kesiapan Alat Bantu Penangkapan
Secara berkala di setiap tahun dilakukan pula perawatan
kepada mesin bantu, antara lain : winch, windlass,
gallows, electric hoist, juga perawatan kepada boom,
tackle block, serta dilakukan perawatan alat bantu
penangkapan (seperti lampu pemikat ikan, rumpon dll).
 e. Perawatan dan Kesiapan Alat NavigasiPada
kesempatan kapal docking dilakukan pula perawatan dan
perbaikan terhadap alat-alatnavigasi (antara lain : radar,
fish finder, sonar, penimbalan kompas, pemeriksaan
barometer,dan lain-lain)
Lanjutan....
 Tahapan Pengoperasian ; setelah daerah penagkapan
telah ditemui baik dengan cara modern yaitu dengan
alat2 seperti Fish Finder dan GPS. Adalah dengan cara
tradisional yaitu dengan mengenal beberapa perubahan
alam ataupun fenomena yang terjadi dilaut seperti:
Perubahan warna air laut, adanya burung2 yang menukik
kepermukaan air laut, upwilling, dan munculnya buih2
air laut.
 Selanjunya dilakukan penangkpan ikan dengan alat
tangkap yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Lanjutan...
 Penanganan (Handling)
 Penanganan ikan diatas dek harus dilakukan sesegera
mungkin agar ikan2 yang didapat tidak mengalami
penurunan nilai mutu ikan, penanganan ikan dengan cara
membuang tempat2 atau bagian2 yang mudah terkontaminasi
dengan bakteri yaitu ingsang dan perut.
 Pemeliharaan Unit Usaha Penangkap Ikan
 Pemeliharaan terdiri dari:
 Pemeliharaan alat tangkap (melakukan penjuraian jaring yang sobek
setelah penangkapan)
 Pemeliharaan alat bantu penangkapan

 Pemeliharaan, perawatan dan perbaikan kapal.

 Dan perawatan inventarisasi kapal.


Tiga Unsur Usaha Penangkap Ikan
Daerah Penangkapan (Fishing Ground)

Tempat Pendaratan/ Pangkalan Ikan


(PPS,PPN, PPP, Pangkalan Pendaratan
Ikan)

Pemasaran Hasil Tangkapan


(Marketing)
Penyatuan Pangkalan dan F. Ground
 Tindakan efisiensi operasional penangkapan ikan, dilakukan melalui
upaya mendekatkan atau menyatukan masing-masing unsur dalam
satu sistim yang tepat.
 Ketiga unsur, menjelaskan keterkaitan ketiga unsur usaha
penangkapan, sebagai berikut :
 1. Upaya penyatuan unsur “pangkalan” dengan “daerah
penangkapan ikan” dapat ditempuhmelalui :
 a. Meningkatkan kemampuan penguasaan sumberdaya ikan (jenis, musim,
dan lingkunganhidupnya), dalam hal ini peran para ahli sangat diperlukan
dalam memberikan informasiyang tepat, terutama hal-hal yang berkaitan
dengan pengelolaan sumberdaya perikanansecara bertanggung jawab,
misalnya tentangclosing season pada musim berpijah.
 b. Meningkatkan sarana apung, dengan menggunakan sarana apung yang
lebih besar dan daya motor penggerak yang lebih besar memungkinkan
untuk mencapai daerahpenangkapan yang lebih jauh dan cepat/singkat
Lanjutan...
 c. Menambah penggunaan atraktor yang berfungsi sebagai
alat bantu pengumpul ikan,sehingga adanya kemungkinan
penemuan gerombolan ikan dan perburuan atau
pencariangerombolan ikan dapat dikurangi.
 d. Melaksanakan operasional penangkapan terpola sesuai
dengan musim penangkapan danalat penangkapan ikan yang
tepat guna, sehingga kegiatan operasional tepat
sasaranpenangkapan dan tidak mengandalkan faktor
keberuntungan.
 e. Menambah jenis alat penangkapan ikan (multi gear),
sehingga memungkinkan usahapenangkapan lebih efektip dan
intensip
Penyatuan F.Ground dan marketing
 Melaksanakan penangkapan ikan yang selektip
pada jenis ikan ekonomis penting, sehingga tidak
terjadi kerugian dalam operasi penangkapan,
penampungan, dan penanganan hasil
penangkapan, baik dari faktor waktu maupun
tenaga kerja. Meningkatkan penanganan ikan
dalam mutu dan jumlah hasil tangkapan yang
tepat sesuai tuntutan pasar. Menyesuaikan
kebutuhan pasar.
Marketing dan Home Base (pngkalan)
a. Meningkatkan kemampuan pasar yang
dinamis, sehingga nelayan tidak perlu
membawahasil tangkapan jauh dari lokasi
pangkalan.
b. Meningkatkan sarana dan prasarana
pemasaran dan pengolahan yang terdekat
dengandaerah pangkalannya.
c. Meningkatkan kemampuan kelembagaan
yang dapat mendukung
pengembanganperekonomian nelayan
Terimakasih
Orang yang beruntung adalah yang mau bersusah payah. (Jum’at
28 Januari 2016 jam 9.20)

M. Hariski, S.Pi
Perencanaan Mopi
Pertemuan II
(5 Februari 2016)

M. Hariski, S.Pi
Pendahuluan
 Dalam Manajemen Operasi Penangkapan Ikan (MOPI)
di laut, maka terlebih dahulu harus dibuatkan suatu
Perencanaan Operasi Penangkapan Ikan (POPI) secara
menyeluruh. Ini lebih ditujukan pada perancangan
persiapan operasi, baik itu secara administrasi maupun
teknis di darat dan di laut.
 Jadi MOPI dapat diartikan suatu proses operasi
penangkapan ikan untuk mencapai target tangkap dan
penjualan dengan saling bekerja sama untuk
memaksimalkan semua potensi dalam perusahaan.
Lnjutn…
 Memasukan aspek-aspek manajemen dalam
Operasi Penangkapan Ikan merupakan suatu
keharusan dimana manajemen sendiri sebagai
sebuah ilmu bisa menjadi;
Bentuk kerja
Suatu sistem kerja dan,

Tipe kepemimpinan
Perencanan Operasi Penangkapan Ikan
 Operasi penangkapan Ikan merupakan semua kegiatan
penangkapan ikan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang di laut dengan menggunakan berbagai
jenis alat tangkap dengan tujuan mendapatkan keuntungan.
 MOPI sendiri dirancang sebagai suatu usaha atau
sekumpulan usaha yang beraspek manajemen dengan maksud
utama untuk meningkatkan pendapatan atau kesejahteraan
pelaut perikanan / nelayan melalui pendayagunaan
sumberdaya akuatik secara efektif dan efisien
 Salah satu dari fungsi manajemen yang akan dijadikan acuan
dalam operasi penangkapan ikan adalah fungsi perencanaan.
Perencanaan adalah fungsi utama dan pertama dari
manajemen disegala bidang dan pada tingkatan manajemen.
Lnjtan….
 Perencanaan: proses kegiatan pemikiran-pemikiran,
dugaandugaan dan pembuatan prioritas yang harus
dilakukan secara rasional sebelum melaksanakan
tindakan yang sebenarnya dalam rangka mencapai
sasaran dan tujuan yang dikehendaki
 Perencanaan: memilih dan menghubungkan kenyataan
dengan teori, membayangkan dan merumuskan tindakan-
tindakan yang dianggap perlu untuk mencapai hasil yang
diinginkan
Agar Teori dapat dilakukan dgn tndakan yg
nyata Maka:
 Perencanaan harus didasarkan pada kenyataan, fakta dan
data yang konkrit, tidak pada “bagaimana maunya kita”,
selera dan keinginan kita dan sebagainya.
 Perencanaan adalah suatu pekerjaan mental yang
memerlukan pemikiran, imajinasi dan kesanggupan
melihat ke depan serta menentukan apa, mengapa,
dimana, kapan, siapa dan bagimana.
 Perencanaan itu mengenai masa depan dan tindakan apa
yang akan dilakukan jika ada rintangan-rintangan, tiba-
tiba muncul sehingga menganggu kelancaran usaha.
Pntngnya Pnyususun Perencanaan Yg jelas, tegas dan sbaik
mngkin akan mwujudkan

 Motivasi perseorangan (individual motivation)


akan meningkat,
 Penyatuan perencanaan (Unified planning),

 Dasar bagi pelimpahan tugas (bases for


decontrolling)
 Koordinasi sukarela (Voluntary coordination),

 Standar bagi pengawasan (Standart of control)


Lnjtn…
 Perencanaanmerupakan satu rangkaian penting
untuk mempersiapkan sebuah operasi
penangkapan yang berhasil guna. POPI
difokuskan biasanya pada:
 kesiapan kapal dan perlengkapannya
 administrasipelayaran sebagai legalitas
 sampai perencanaan penanganan hasil tangkap yang
diakhiri dengan perencanaan tata niaga hasil tangkap
pasca bongkar di pelabuhan
Penyusunan Proposal
Dalam membuat suatu perencanaan
operasi penangkapan haruslah
memegang prinsip bahwa
penangkapan harus dapat
terselenggara dengan selamat dan
aman, ekonomis, efektif serta efisien.
Selamat dan aman
 bagaimana kapal harus selamat baik saat
operasi penangkapan maupun
pemeriksaan oleh pihak yang berwajib
berupa kelengkapan dokumen / surat
perijinan sehingga tiba di tempat tujuan
dengan selamat, baik yang menyangkut
jiwa manusia, kapal maupun seluruh
muatan yang berada di dalamnya.
Ekonomis.

artinya kapal dapat


beroperasi seoptimal
mungkin dengan
komponen biaya yang
sekecil mungkin
Efektif;

terkaitdengan perencanaan
route pelayaran yang sesingkat
mungkin baik jarak maupun
waktu tempuh dalam
pelayaran menjadi lebih
singkat.
Efisien;

mengandung arti
bahwa semua
komponen biaya tepat
pada sasaran.
Proposal
 Perencanaan operasi penangkapan ikan akan dituangkan
dalam bentuk proposal. Proposal layaknya sebuah ajuan
kegiatan ini tentu memuat berbagai macam data yang
yang diawali dengan pendahuluan dan diakhiri dengan
rinician finansial bertujuan untuk menggalang dan
meyakinkan semua pihak yang berkepentingan untuk
memberikan dukungan terhadap perencanaan yang kita
buat.
Penyusunan POPI
 Persiapan Administrasi (Izin)
Legatitas Pendirian Perusahaan
Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP)
Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI)
Surat Izin Kapal Pengangkut Ikan
(SIKPI)
Lnjtn…
 Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP)
 Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP) adalah izin tertulis yang
harus dimiliki perusahaan perikanan untuk melakukan usaha
perikanan dengan menggunakan sarana produksi yang tercantum
dalam izin tersebut
 Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI)
 Surat izin penangkapan ikan (SIPI) adalah izin tertulis yang
harus dimiliki setiap kapal perikanan untuk melakukan
penangkapan ikan
 Surat Izin Kapal Pengangkut Ikan (SIKPI)
 SIKPI adalah izin tertulis yang harus dimiliki setiap kapal
perikanan untuk melakukan pengumpulan dan pengangkutan
ikan. SIPI dan SIKPI merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari SIUP.
Lnjutan…
 Persiapan Teknis
 Perencanaan suatu produksi yang hendak diusahakan harus
atas dasar komersil. Produksi yang bersifat komersil harus
berorientasi kepada permintaan pasar, baik dalam hal jenis
maupun mutu ikan yang dihasilkan.
 Sebagai suatu kegiatan ekonomi suksesnya operasi
penangkapan ikan pada akhirnya ditentukan oleh nilai tukar
hasil produksi. Oleh sebab itu faktor pemasaran hasil
perikanan sangat memegang peranan penting dalam
meningkatkan pendapatan
 Ikan yang menjadi target tangkapan diupayakan sudah dapat
ditetapkan target pasarnya. Kapal-kapal yang akan
dioperasikan sudah jelas kondisi dan daya gunanya.
Langkah2 Pnyusunan Proposal
 Latar belakang kegiatan
 Pilihan jenis ikan hasil tangkapan
 Penentuan jenis kapal, alat tangkap dan
daerah penangkapan ikan
 Jumlah tenaga kerja di kapal serta jumlah
tenaga pendukung di darat
 Perhitungan laba rugi ( analisis yang
paling mudah dibuat )
Lnjtan…
 Perencanaan finansial
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
pemasaran hasil perikanan, yakni:
 Pendapatan (income) masyarakat yang
mempengaruhi daya beli.
 Pertambahan penduduk

 Perubahan selera

 Perubahan biaya produksi

 Adanya barang pengganti

 Kreasi iklan
lnjtn,…
 Penyusunan komponen biaya biasanya akan
memunculkan keluaran berupa; Maintenance, Bahan
Bakar, Tenaga Kerja, Bahan Bakar, Tenaga Kerja,
Ransum, adminitrasi serta kebutuhan garam dan es bagi
kapal-kapal ukuran kecil.
 Penyusunan komponen biaya dan komponen pendapatan
diperlukan dalam mengatur alur keluar masuk keuangan
selama proses kegiatan operasi penangkapan ikan.
Trimakasih
Perencanaan Operasional
Penangkapan dengan Alat Tangkap
Purse Seine
Oleh M. Hariski, S.Pi
KEBUTUHAN IZIN BERLAYAR

08/12/20
 Surat izin berlayar sangat penting dalam operasi
penangkapan ikan sebagai legitimasi atas dasar hukum
bagi terselenggaranya operasi penangkapan. Dalam
pengurusan surat izin berlayar perlu disertai dokumen
yang ada kaitannya dengan keselamatan kapal dan
awaknya. Dokumen-dokumen yang dibutuhkan dalam
pengurusan izin berlayar, seperti:
Surat Laut

08/12/20
 Surat laut merupakan tanda kebangsaan bagi kapal
Indonesia dengan isi kotor 500 m3 atau lebih, bukan
kapal nelayan atau kapal pesiar.
 Isi Surat Laut adalah :

 Nama kapal;

 Nama Pemilik Kapal dan Nakhoda ;


LANJUTAN

08/12/20
 Isi bersih/kotor menurut Surat Ukur ;
 Keterangan menurut Surat Pendaftaran Kapal ;

 Nama panggilan Kapal (berdasarkan Buku Insyarat

     Internasional).
Surat Laut dinyatakan gugur apabila :
Surat Laut dinyatakan gugur apabila :

08/12/20
 Kapal dirucat ;
 Kapal tenggelam ;

 Kapal dirampas oleh bajak laut/musuh ;

 Kapal dipakai untuk membajak di laut, pantai atau

sungai ;
 Diberikan kebangsaan lain bagi kapal tersebut ;

 Nama kapal diganti


Surat Ukur

08/12/20
 Surat Ukur merupakan surat keterangan yang dikeluarkan
oleh pejabat yang berwenang pada bagian pengukuran
mengenai besarnya kapal.
 1). Isi Surat Ukur adalah :

 Nama kapal;

 Tempat asal kapal;

 Banyaknya geladak, tiang, dasar ganda, tangki tolak

bara ;
 Ukuran pokok kapal : panjang, lebar, dalam ;

 Rincian dari isi kotor (bruto) dan isi bersih (netto)

dalam meter kubik dan Register Ton ;


 Pengurangan guna mendapatkan isi bersih.
LANJUTAN

08/12/20
 Ruang-ruang yang tidak termasuk dalam pengukuran
adalah :
 Ruang dasar ganda, dan tangki-tangki ceruk

muka/belakang yang dipakai khusus untuk tolak


bara ;
 Ruang-ruang yang dibatasi oleh kepala palka ;

 Bangunan atas yang terbuka dan tidak tertutup

dengan pintu-pintu ;
 Kamar-kamar mandi / WC umum ;

 Anjungan dan rongga diatas kamar mesin.


08/12/20
 ). Pengukuran isi kotor meliputi :
 Isi kapal dibawah geladak ukur ;

 Isi kapal antara geladak ukur dan geladak ketiga ;

 Isi semua ruangan tetap di geladak atas yang dapat

ditutup rapat.
08/12/20
 4). Isi bersih = isi kotor dikurangi dengan :
 Ruangan mesin, ketel uap, terowongan poros baling-baling
 Semua ruangan yang dipakai oleh awak kapal ;

 Ruangan Nakhoda, kamar peta dan kamar radio ;

 Gudang-gudang, ceruk rantai, ruang mesin kemudi.


Sertifikat Kesempurnaan

08/12/20
 Sertifikat yang diberikan untuk kapal yang telah
memenuhi persyaratan keselamatan untuk berlayar.
Keselamatan tersebut adalah dalam hal badan kapal,
perlengkapan kapal, penataan kemudi, sarana pemadam
kebakaran, alat-alat berlabuh jangkar, dan lain-lain.
Sertifikat ini berlaku bagi semua kapal yang berlayar di
laut dan untuk Indonesia, terdapat sertifikat kelas yang
dikeluarkan oleh Biro Klasifikasi Indonesia (BKI),
khususnya bagi kapal-kapal yang berukuran isi kotor 100
m3 atau lebih.
08/12/20
 Sertifikat Kesempurnaan dikeluarkan untuk :
 Pelayaran di semua lautan;

 Pelayaran antar pelabuhan Asia Tenggara;

 Bagian tertentu yang ditunjuk dari daerah pelayaran

antara pelabuhan Asia Tenggara ;


08/12/20
 Sertifikat Kesempurnaan tidak berlaku lagi jika :
 Kapal yang diklasifikasikan pada biro klasifikasi

yang diakui, dirubah kelasnya atau dicoret dari


daftar;
 Masa berlakunya telah habis atau sertifikat yang

diberikan tidak memenuhi syarat yang ditentukan


untuk mengeluarkan atau mempertahankan
sertifikat itu ;
 Diserahkannya sertifikat kesempurnaan yang baru ;

 Jika sertifikat itu berdasar pasal 36 (4) sudah tidak

berlaku selama satu tahun ;


08/12/20
 Jika kapal tidak termasuk golongan kapal-kapal
untuk Ordonansi Kapal-kapal 1935 berlaku.
 Jika kapal dirombak, tetapi perombakan yang tidak

berarti dan tidak berpengaruh terhadap stabilitas


kapal dan lambung timbul, maka Direktur Jenderal
Perhubungan Laut atau Pengawas Keselamatan
kapal, dapat mempertahankan sertifikat tersebut.
 Jika nama (atau tanda huruf atau nomor) kapal berubah
08/12/20
 Dispensasi perwira
 Konsensi radio/SKR

 Sertifikat Klasifikasi Mesin


Sertifikat Klasifikasi lambung

08/12/20
 Sertifikat ini merupakan sertifikat yang memuat sampai
batas mana kapal boleh dimuati, dan berapa daya apung
cadangannya ;
 Diperuntukkan bagi semua kapal yang berlayar di laut ;

 Berlaku tdk lebi dari 5 (lima) tahun.


Izin Perikanan

08/12/20
 Izin Usaha Perikanan adalah Izin yang diberikan oleh
Pemerintah Daerah kepada perorangan atau badan usaha
yang akan melaksanakan kegiatan peternakan untuk
tujuan usaha. Badan Perizinan Terpadu sebagai instansi
pemerintah yang memiliki tugas dan fungsi
menyelenggarakan pelayanan perizinan dan non
perizinan di wilayah tertentu
08/12/20
 . Dalam melaksanakan tugasnya, diperlukan instrumen
yang mengatur pelaksanaan penyelenggaraan perizinan
dan non perizinan, salah satunya adalah dengan
disusunnya Standar Operasional Prosedur (SOP)
pelayanan perizinan.  Standar Operasional Prosedur
(SOP) Pelayanan Perizinan diperlukan agar diperoleh
kepastian hukum serta tertib penyelenggaraan
administrasi dengan azas keterbukaan, proporsionalitas,
akuntabilitas, efisiensi dan efektivitas.
Syarat SIPI

08/12/20
 Buku Sijil
 Navy book
 Peta Daerah Izin Usaha
 Inflatable Life Raft (ILR)
 Surat Izin usaha Perikanan
 Surat Izin Operasi Non Pelayaran
 Buku Kesehatan
SIPI

08/12/20
 Apabila dokumen-dokumen yang telah diserahkan dan
telah disetujui, maka kapal diizinkan berlayar sesuai
jadwal yang telah ditentukan. Jika kapal penangkap ikan
tidak memiliki izin berlayar, maka beberapa pihak yang
terlibat seperti pihak administrasi pelabuhan, beacukai,
dan syahbandar tidak akan memperkenankan kapal
meninggalkan pelabuhan.
 Purse Seine merupakan suatu alat tangkap empat persegi
panjang, berbentuk kantong yang mana dalam
pengoperasiannya adalah dengan cara melingkari
gerombolan ikan.
 Purse Seine adalah alat tangkap ikan yang bersifat aktif
yaitu mengejar gerombolan ikan
 Komponen alat tangkap purse seine terdiri dari jaring
(webbing), pelampung (float), pemberat (singker), serta
dilengkapi dengan tali kolor (purse line) yg dilewatkan
melalui cincin2 (rings).
POPI Purse Seine
 Beberapa pertimbangan POPI Purse Seine
 Pra eksploitasi (Pelabuhan)
 Perawatan kapal dan alat tangkap
 Penyiapan perbekalan

 Menyiapkan personalia

 Persiapan melaut

 Eksploitasi (Fishing Ground)


 Evaluasi lingkungan
 Pengoperasian alat tangkap

 Penanganan hasil tangkapan

 Penyiapan kembali penangkapan

 Tindakan Navigasi (eksplorasi perairan)

 Pasca Eksploitasi (Pemasaran)


 transportasi
 Renstra pemasaran

 Distribusi

 Evaluasi usaha

 Pembukuan
Pra eksploitasi (Pelabuhan)
 Perawatan kapal dan alat tangkap
 Perawatan kapal adalah suatu usaha untuk memperpanjang
umur ekonomis kapal
 Demikian pula dengan perawatan alat tangkap, alat tangkap
purse seine misalnya bagian webbing yang merupakan bagian
yg rentan terjadi kerusakan seperti sobek setelah melakukan
penangkapan.
 Contoh perawatan
 Kapal dibersihkan dari teritip (karang yang menempel di lambung
kapal)
 Menjurai jaring, memperpaiki jaring yang sobek dan membawa

semua peralatan mennjurai.


Pra eksploitasi (Pelabuhan)
 Penyiapan perbekalan
 Perbekalan harus direncanakan seberapa banyak yg dibawa,
apa2 saja, dan harus memperhatikan jenis dari ransum yang
dibawa misalnya makanan harus yang tahan lama dan harus
memperhitungkan sarat kapal.
 Penyiapan perbekalan terdiri atas:
 Ransum ABK:
 Makanan

 Air tawar

 Bahan dan peralatan masak

 Obat-obatan

 dll
Pra eksploitasi (Pelabuhan)
 Menyiapkan personalia
 Semua personalia harus di persiapkan sebelum berangkat,
karena personalia adalah semuaorang yang ada dikapal yaitu
yang mengoperasikan kapal.
 Personalia adalah Anak Buah Kapal yang terdiri atas jabatan
paling tinggi yaitu Nahkoda sampai jabatan paling rendah
ABK biasa.
 Nahkoda bisa berasal dari pemilik kapal itu sendiri atau orang
yang dipekerjakan pemilik kapal.
 Personalia harus lengkap sebelum berangkat kelaut karena
dipelabuhan semua data ABK di cek oleh pihak pelabuhan
urusan laik laut.
Pra eksploitasi (Pelabuhan)
 Persiapan melaut
 Sebelum berangkat melaut semua urusan
administrasi harus selesai dan mendapatkan
izin melaut oleh pihak pelabuhan.
 Demikianpula dgn persiapan teknis kapal
harus dalam kondisi baik karena
menyangkut keselamatan jiwa manusia yg
menjadi ABK diatas kapal.
Eksploitasi (Fishing Ground)
 Evaluasi lingkungan
 Setelah fishing ground ditemui baik dengan menggunakan
alat penentuan gerombolan ikan maupun dengan cara2
tradisional dengan memperhatikan perubahan alam, ada
beberapa hal yang harus dipersiapkan/direncanakan:
 ABK bagian juru haluan yaitu menyangkut kondisi perairan (arah
arus, arah angin)
 ABK bagian juru lampung dan batu yaitu menyangkut setting dan

hauling alat tangkap


 ABK bagian juru sampan yaitu menentukan waktu pelingkaran

jaring hingga selesai hauling.


 ABK biasa yaitu membatu setting dan hauling jaring.
Eksploitasi (Fishing Ground)
 Pengoperasian alat tangkap
 Alat tangkap purse seine dalam pengoperasiannya
adalah dengan melingkari gerombolan ikan dan
merupakan alat tangkap bersifat aktif.
 Persiapan pengoperasian alat tangkap:
 Menaikan rumpon keatas geladak kapal
 Mempersiapkan jaring pada posisi siap tebar (siap setting)

 Mempersiapkan juru mudi, juru sampan, juru haluan, juru

lampung dan batu pada tugas dan posisinya.


Eksploitasi (Fishing Ground)
 Penanganan hasil tangkapan
 Setelah kapal purse seine selesai hauling maka ikan2 yg
berada di geladak kapal dilakukan handling baik ikan2
berukuran kecil maupun ikan yg berukuran besar.
 Ikan2 sesaat setelah hauling sesegeramungkin di masukan
kedalam palka mengingat ikan yang memiliki sifat cepat
mengalami penurunan nilai mutu.
 Ikan2 yang didapat ketika melebihi kapasitas muat kapal
sesegera mungkin dijual kepada kapal penampung.
Eksploitasi (Fishing Ground)
 Penyiapan kembali penangkapan
Persipan yang dilakukan setelah melakukan
penangkaan yaitu:
Menjahit bagian jaring yang sobek

Istirahat ABK

Pemasangan rumpon

Mengumpulkan gerombolan ikan sampai

kembali melakukan penangkapan


Eksploitasi (Fishing Ground)
Tindakan Navigasi (eksplorasi perairan)
 Adalah usaha mencari atau mengeksplor daerah
daerah yang memiliki komposisi stok ikan dalam
jumlah yang banyak dan seragam sesuai dengan
tujuan penangkapan alat tangkap purse seine yaitu
ikan2 pelagis dan bergerombol.
 Persipan yang dialkukan adalah mengaktifkan alat2
pencari ikan seperti fish finder.
Pasca Eksploitasi (Pemasaran)
Transportasi
Adalah tahapan POPI setelah
melakukan penangkapan ikan,
perencanaannya:
Mobil angkut yg memiliki fasilitas
pendinginan
Jenis dan ketahanan mobil angkut

Pemsaran dilaut kepada kapal penampung.


Pasca Eksploitasi (Pemasaran)
 Renstra pemasaran
Renstra adalah rencana strategis yang sengaja
dibuat untuk memilih dari berbagai macam
alternatif.
Jenis pemasaran ikan:
 Pemasaran lelang dipelabuhan
 Pemasaran produk perikanan segar

 Pemasaran produk pengolahan perikanan (nilai

tambah)
Pasca Eksploitasi (Pemasaran)
 Distribusi
 Adalah penyebaran produk perikanan baik produk
perikanan segar maupun dalam bentuk olahan (nilai
tambah) ke daerah2 yang memiliki nilai permintaan
tinggi baik distribusi didalam negri maupun luar
negri.
 Macam distribusi:
 Distribusi Regional
 Distribusi Nasional

 Distribusi Internasional
Pasca Eksploitasi (Pemasaran)
 Evaluasi usaha
 Adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menilai
kembali usaha2 yg telah dilakukan, apakah
mendapatkan keuntungan atau malah mendapatkan
kerugian.
 Evaluasi meliputi:
 Peninjauan kembali modal yg dikeluarkan
 Peninjauan kembali produksi yang didapatkan

 Perhitungan kelayakan usaha

 Dan membuat strategi2 perencanaan penangkapan untuk trip

penangkapan selanjutnya.
Pasca Eksploitasi (Pemasaran)
 Pembukuan
 Adalah tahapan akhir setelah semua kegiatan usaha
penangkapan dilakukan.
 Tujuan pembukuan:
 Sbg bukti adanya kegiatan penangkapan
 Sbg evaluasi kegiatan penangkapan
 Sbg pertimbangan bagi pemilik usaha utk melanjutkan
usaha
 Penilaian keuntungan
 Sbg dasar pengkajian stok
 Sbg dasar pencarian nilai sub sitem PDRB
Terimaksih
Penentuan Basis Operasi
Penangkapan Ikan

M. Hariski, S.Pi
Pengertian
 Penentuan Basis Operasi penangkapan Ikan
 Menurut Kamus Bahasa Indonesia
 Penentuan = pe·nen·tu·an n proses, cara, perbuatan menentukan;
penetapan; pembatasan (arti dsb):
 Basis = ba·sis n asas; dasar;

 Operasi = ope·ra·si n pelaksanaan rencana yg telah dikembangkan;

 Penangkapan = pe·nang·kap·an n proses, cara, perbuatan

menangkap.
 Ikan = ikan n binatang bertulang belakang yg hidup dl air, berdarah

dingin, umumnya bernapas dng insang, biasanya tubuhnya bersisik,


bergerak dan menjaga keseimbangan badannya dng menggunakan
sirip;
 JadiPBOPI adalah dasar dalam penentuan operasi
penangkapan ikan. tentunya berkaitan dengan daerah
penangkapan ikan (Fishing Ground)
Fishing Ground
Pengertian fishing ground
Suatu daerah perairan dimana ikan yang menjadi sasaran
penangkapan tertangkap dalam jumlah yang maksimal dan
alat tangkap dapat dioperasikan secara teknis serta ekonomis.

Dalam kontek yang lebih luas mempelajari daerah


penangkapan ikan adalah untuk menentukan daerah
keberadaan ikan di suatu perairan laut sebagai acuan untuk
kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan.

Pengetahuan fishing ground merupakan langkah awal dalam


perencanaan pengelolaan sumberdaya ikan yaitu untuk
mengetahui dengan jelas batas wilayah dimana sumberdaya
ikan yang diatur berada.
syarat/kriteria Daerah Penangkapan Ikan
 Daerah tersebut tersebut terdapat banyak ikan
sepanjang tahun
 Alat tangkap dapat dioperasikan dengan mudah
tanpa ada hambatan
 Lokasinya tidak jauh dari pelabuhan pendaratan
ikan atau dapat dijangkaudengan mudah oleh kapal
penangkapan
 Daerah tersebut aman dari peristiwa laut (seperti
angin badai kencang, dsb.)
 Bukan daerah terlarang oleh peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Karakteristik Daerah Penangkapan Ikan
Daerah tersebut harus memiliki kondisi dimana ikan dengan
mudahnya datang bersama-sama dalam kelompoknya, dan
tempat yang baik untuk dijadikan habitat ikan tersebut.
Daerah tersebut harus merupakan tempat dimana mudah
menggunakan peralatan penangkapan ikan bagi nelayan.
Daerah tersebut harus bertempat di lokasi yang bernilai
ekonomis.
Perairan yang disukai oleh ikan yaitu:
 Daerah up welling
 Daerah pertemuan dua massa air berbeda
 Daerah yang dekat dengan dasar perairan
 Daerah yang mempunyai ciri spesifik bagi ikan untuk
menempelkan telurnya.
Ada beberapa macam metode yang dapat digunakan dalam
pemilihan daerah penangkapan ikan

Memanfaatkan data riset oseanografi dan meteorologi


untuk mengetahui tingkah laku dari ikan target
tangkapan.
Memanfaatkan data-data kegiatan operasi
penangkapan ikan pada masa lampau untuk
mengetahui musim dan daerah penangkapan ikan yang
tepat.
Menentukan daerah penangkapan ikan dengan
mempertimbangkan jarak pangkalan pendaratan ikan
terdekat, kondisi meteorologi, kondisi biofisik perairan,
serta ekologinya.
Sebab-Sebab Utama Jenis ikan berkumpul
disuatu daerah perairan
 Perairan tersebut memiliki kondisi
perairan yang cocok untuk hidupnya.
 Mencari makanan.
 Mencari tempat yang sesuai untuk
pemijahannya maupun untuk
perkembangan larvanya.
Menentukan kawasan Fishing Ground perlu
diperhatikan sebagai berikut
 Jenis ikan yang akan dimanfaatkan
 Geografis perairan
 Distribusi dan penyebaran ikan
 Ukuran dan jenis kapal perikanan
 Ukuran dan jenis alat tangkap
Cara menentukan keberadaan ikan di
Lokasi Fishing Ground
 Caravisual (langsung) cara mencari
gerombolan ikan dapat dilakukan dengan
memperhatikan fenomena sebagai berikut :
 Perubahan warna air laut
 Lompatan ikan ikan kecil dipermukaan laut
 Riak kecil diatas permukaan laut
 Adanya buih dipermukaan laut
 Burung yang menukik menyambar arah
permukaan laut
Secara tidak langsung
Fishbehaviour
Parameter oceanografi
Hidroakustik
Remote searsing (Fish Finder)
Data penangkapan
Faktor keberhasilan dalam penentuan basis
operasi penangkapan ikan
 Faktor dari dalam armada
 Sarana OGK
 Human
 Skill
 Experience
 Ship Design
 Faktor dari luar perairan
 Musim
 Cuaca
 Predator
 Terumbu karang
United Nations Convention on the Law of the
Sea 1982 atau Hukum Laut PBB 1982
 Dalam UNCLOS 1982 dikenal delapan zona pengaturan
(regime) yang berlaku di laut, yaitu
 A. Wilayah kedaulatan negara
 perairan pedalaman (internal waters),
 perairan kepulauan/nusantara (archipelagic waters),

 laut teritorial (teritorial waters),

 Yuridkisi Khusus negara


 zona tambahan (contiguous zone),
 T4 pelaksanaan hak2 berdaulat atas SDA
 Zona Ekonomi Eksklusif (Exclusive Economic Zone),
 landas kontinen (continental shelf),

 Bagian yg tidak dapat dimiliki negara manapun


 laut lepas (high seas), dan
 Bagian dari warisan bersama umat manusia
 kawasan dasar laut internasional (international seabed area)
Zona Laut Teritorial
 Batas laut Teritorial ialah garis khayal yang berjarak 12 mil laut
dari garis dasar ke arah laut lepas. Jika ada dua negara atau lebih
menguasai suatu lautan, sedangkan lebar lautan itu kurang dari 24
mil laut, maka garis teritorial di tarik sama jauh dari garis masing-
masing negara tersebut. Laut yang terletak antara garis dengan
garis batas teritorial di sebut laut teritorial. Laut yang terletak di
sebelah dalam garis dasar disebut laut internal. Garis dasar adalah
garis khayal yang menghubungkan titik-titik dari ujung-ujung
pulau. Sebuah negara mempunyai hak kedaulatan sepenuhnya
sampai batas laut teritorial, tetapi mempunyai kewajiban
menyediakan alur pelayaran lintas damai baik di atas maupun di
bawah permukaan laut. Pengumuman pemerintah tentang wilayah
laut teritorial Indonesia dikeluarkan tanggal 13 Desember 1957
yang terkenal dengan Deklarasi Djuanda dan kemudian diperkuat
dengan Undang-undang No.4 Prp. 1960
Zona Landas Kontinen
 Landas kontinen ialah dasar laut yang secara geologis maupun morfologi
merupakan lanjutan dari sebuah kontinen (benua). Kedalaman lautnya
kurang dari 150 meter. Indonesia terletak pada dua buah landasan kontinen,
yaitu landasan kontinen Asia dan landasan kontinen Australia. Adapun batas
landas kontinen tersebut diukur dari garis dasar, yaitu paling jauh 200 mil
laut. Jika ada dua negara atau lebih menguasai lautan di atas landasan
kontinen, maka batas negara tersebut ditarik sama jauh dari garis dasar
masing-masing negara. Sebagai contoh di selat malaka, batas landasan
kontinen berimpit dengan batas laut teritorial, karena jarak antara kedua
negara di tempat itu kurang dari 24 mil laut. Di selat Malaka sebelah utara,
batas landas kontinen antara Thailand, Malaysia, dan Indonesia bertemu di
dekat titik yang berkoordinasi 98 °BT dan 6 °LU. Di dalam garis batas
landas kontinen, Indonesia mempunyai kewenangan untuk memanfaatkan
sumber daya alam yang ada di dalamnya, dengan kewajiban untuk
menyediakan alur pelayaran lintas damai. Pengumuman tentang batas
landas kontinen ini dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia pada tanggal 17
Febuari 1969.
Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
 Zona Ekonomi Eksklusif adalah jalur laut selebar 200
mil laut ke arah laut terbuka diukur dari garis dasar. Di
dalam zona ekonomi eksklusif ini, Indonesia mendapat
kesempatan pertama dalam memanfaatkan sumber daya
laut Di dalam zona ekonomi eksklusif ini kebebasan
pelayaran dan pemasangan kabel serta pipa di bawah
permukaan laut tetap diakui sesuai dengan prinsip-
prinsip Hukum Laut Internasional, batas landas kontinen,
dan batas zona ekonomi eksklusif antara dua yang
bertetangga saling tumpang tindih, maka ditetapkan garis
-garis yang menghubungkan titik yang sama jauhnya
dari garis dasar kedua negara itu sebagai batasnya.
Zona Pesisir
 Berdasarkan kedalamannya zona pesisir dapat dibedakan menjadi 4 wilayah
(zona) yaitu :
 a. Zona “Lithoral”, adalah wilayah pantai atau pesisir atau “shore”. Di wilayah ini
pada saat air pasang tergenang air dan pada saat air laut surut berubah
menjadi daratan. Oleh karena itu daerah ini sering disebut juga wilayah pasang
surut
 b. Zona “Neritic” (wilayah laut dangkal), yaitu dari batas wilayah pasang
surut hingga kedalaman 150 m. Pada zona ini masih dapat ditembusoleh sinar
matahari sehingga wilayah ini paling banyak terdapat berbagai jenis kehidupan
baik hewan maupun tumbuha2an contoh laut jawa, laut natuna, selat malaka dan
laut2 disekitar kepulauan Riau.
 C. Zona Bathyal (wilayah laut dalam), adalah wilayah laut yang memiliki
kedalaman antara hingga 1800 meter. Wilayah ini tidak dapat ditembussinar
matahari, oleh karena itu kehidupan organismenya tidak sebanyak yang terdapat di
zona meritic.
 d. Zona Abysal (wilayah laut sangat dalam), yaitu wilayah laut yang memiliki
kedalaman lebih dari 1800 m. Di wilayah ini suhunya sangat dingin dan tidak ada
tumbuh2an, jenis hewan yang hidup di wilayah ini sangat terbatas.
APKP
 Alur Pelayaran Kapal Perikanan (APKP), adalah alur pelayaran
bagi kapal perikanan dari dan ke fishing-base (pelabuhan
perikanan) menuju ke daerah penangkapan (fishing-ground).
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 392
Tahun 1999, jalur ini dibagi menjadi 3 jalur menurut ukuran
kapal dan jenis alat tangkap.
 Jalur I (0–6 mil laut) diperuntukan bagi Kapal perikanan tanpa motor
atau bermotor tempel ukuran ≤12 m atau ≤5 GT,
 Jalur II (6– 12 mil laut) diperuntukan bagi kapal perikanan motor dalam,
maksimum 60 GT dan
 Jalur III (12 mil laut – ZEE) diperuntukan bagi kapal perikanan besar
yang tidak diperbolehkan di jalur I dan
 II dengan alat tangkap dan fishing ground yang sudah ditentukan.

 Dalam operasi penangkapan juga sudah ada aturannya baik secara


hukum ataupun kebiasaan nelayan.
Pembagian WPP RI
MENGENAL WILAYAH PENGELOLAAN
PERIKANAN NEGARA REPUBLIK
INDONESIA
 Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara
Republik Indonesia atau sering disingkat dengan
WPP NRI merupakan wilayah pengelolaan
perikanan untuk penangkapan ikan, konservasi,
penelitian, dan pengembangan perikanan yang
meliputi perairan pedalaman, perairan
kepulauan, laut territorial, zona tambahan, dan
zona ekonomi ekslusif Indonesia (ZEEI).
Penentuan WPP-NRI terbagi kedalam 9 WPP-
NRI, sebagai berikut:
 Selat Malaka meliputi Provinsi Aceh, Sumatera Utara, dan Riau.
 Laut Cina Selatan meliputi Provinsi Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan,
Kepulauan Bangka Belitung, Kalimantan Barat.
 Laut Jawa meliputi Provinsi Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Ja.wa Tengah,
Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan.
 Laut Flores dan Selat Makassar meliputi Provinsi Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa
Tenggara Barat, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara.
 Laut Banda meliputi Provinsi Maluku.
 Laut Arafura meliputi Laut Aru, dan Laut Timur Timor meliputi Provinsi Papua.
 Laut Seram dan Teluk Tomini meliputi Teluk Tomini dan Laut Seram meliputi Provinsi
Sulawesi Tengah, Maluku Utara, dan Papua Barat.
 Laut Sulawesi dan Samudera Pasifik meliputi Provinsi Gorontalo, Sulawesi Utara,
Papua dan Kalimantan Timur.
 Samudera Hindia meliputi Provinsi Aceh,Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu,
Lampung, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, Bali, Nusa Tenggara Timur, dan
Nusa Tenggara Barat
Penentuan WPP-NRI berdasarkan Permen
kelautan dan perikanan No. 01/men/2009menjadi
11 wpp
 WPP-RI 571 meliputi perairan Selat Malaka dan Laut Andaman;
 WPP-RI 572 meliputi perairan Samudera Hindia sebelah Barat Sumatera dan Selat Sunda;
 WPP-RI 573 meliputi perairan Samudera Hindia sebelah Selatan Jawa hingga sebelah
Selatan Nusa Tenggara, Laut Sawu, dan Laut Timor bagian Barat;
 WPP-RI 711 meliputi perairan Selat Karimata, Laut Natuna, dan Laut China Selatan;
 WPP-RI 712 meliputi perairan Laut Jawa;
 WPP-RI 713 meliputi perairan Selat Makassar, Teluk Bone, Laut Flores, dan Laut Bali;
 WPP-RI 714 Meliputi perairan Teluk Tolo dan Laut Banda;
 WPP-RI 715 meliputi perairan Teluk Tomini, Laut Maluku, Laut Halmahera, Laut Seram
dan Teluk Berau;
 WPP-RI 716 meliputi perairan Laut Sulawesi dan sebelah Utara Pulau Halmahera;
 WPP-RI 717 meliputi perairan Teluk Cenderawasih dan Samudera Pasifik;
 WPP-RI 718 meliputi perairan Laut Aru, Laut Arafuru, dan Laut Timor bagian Timur.
Trimakasih

Anda mungkin juga menyukai