Anda di halaman 1dari 7

ORGANISASI MANAJEMEN NAUTIKA

KAPAL PENANGKAP IKAN

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Peserta dapat menjelaskan pengertian manajemen dan fungsi manajemen dalam nautika kapal
penangkap ikan
2. Peserta dapat memahami pentingnya organisasi dalam nautika kapal penangkap ikan
3. Peserta dapat menentukan dan membuat struktur organisasi Nautika Kapal Penangkap Ikan
4. Peserta dapat memahami serta menguasai tugas pokok dan fungsi masing-masing personel
organisasi

B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


1. Mampu menempatkan sumberdaya manusia pada setiap jenjang jabatan sesuai keahlian dan
kompetensinya sehingga akan mempermudah dan memperlancar jalannya operasi nautika kapal
penangkap ikan.
2. Hasil tangkapan yang diperoleh maksimal per trip, waktu operasi yang lebih singkat,
penghematan biaya operasional merupakan beberapa hal yang bisa menjadi indikator
keberhasilan dalam menerapkan kompetensi masing-masing sumberdaya manusia sesuai
keahliannya.

C. URAIAN MATERI
1. Pengertian Manajemen
Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja yang melibatkan suatu kelompok
orang-orang kearah tujuan yang sama dalam suatu organisasil untuk mencapai tujuan secara
efektif dan efisien yang telah di tetapkan. Jika manajemen diterjemahkan ke dalam modul ini
bahwa manajemen merupakan kerangka kerja dalam nautika kapal penangkap ikan dengan
melibatkan beberapa anak buah kapal dari berbagai ketrampilan, kemampuan dan keahlian
dalam usaha penangkapan ikan untuk memperoleh hasil tangkapan sesuai tujuan penangkapan.

2. Fungsi Manajemen
Manajemen merupakan bentuk kerja yang diterapkan oleh dalam melaksanakan kegiatan-
kegiatan tertentu, dengan fungsi-fungsi sebagai berikut:
a. Planing adalah menentukan tujuan-tujuan yang hendak dicapai selama suatu masa yang
akan datang dan apa yang harus diperbuat agar dapat mencapai tujuan-tujuan tersebut.
Planning dalam nautika kapal penangkap ikan mengarah pada perencanaan terhadap
seluruh kegiatan penangkapan berkaitan dengan sarana dan prasarana penangkapan;
sumberdaya manusia; merencanakan daerah penangkapan; target penangkapan; model
penanganan hasil penangkapan sampai pada merencanakan pemasaran hasil tangkapan.
b. Organising adalah mengelompokkan dan menentukan berbagai kegiatan penting dan
memberikan kekuasaan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan itu. Pengelompokan
kegiatan penting dilakukan dalam nautika kapal penangkap ikan dengan tanggungjawab
diberikan kepada anak buah kapal yang telah memiliki pengalaman, ketrampilan,
kemampuan dan kecakapan yang disertai dengan aspek lisensi dan legalitas sebagai wujud
legitimasi yang berasal dari pemerintah dalam bentuk pengakuan.
c. Staffing adalah menentukan keperluan-keperluan sumberdaya manusia, pengerahan,
penyaringan latihan dan pengembangan tenaga kerja. Keberhasilan operasi penangkapan
ikan tidak terlepas dari kemampuan dalam merekrut anak buah kapal (ABK) sebagai
tenaga kerja. Sangat penting untuk menentukan atau memilih anak buah kapal dengan
syarat-syarat tertentu sebagai langkah awal dalam mengantisipasi kegagalan dalam operasi
penangkapan. Setelah dilakukan perekrutan, anak buah kapal perlu dilatih agar terampil
dalam bidang pekerjaannya dan bertanggungjawab terhadap pekerjaan yang dibebankan
kepadanya. Jika telah mahir dan memiliki tanggungjawab, maka ABK tersebut sudah layak
untuk ikut pengembangan ketrampilan dan kemampuan dengan mengikuti suatu pelatihan
tertentu dengan tujuan untuk memperoleh sertifikat atau lisensi agar bisa menduduki
jabatan atau tanggungjawab yang lebih tinggi dibanding sebelumnya. Model
Pengembangan ini berlaku pada semua ABK yang memiliki kinerja bagus dan sangat
mendukung tujuan dari operasi penangkapan ikan.
d. Motivating adalah mengarahkan atau menyalurkan perilaku manusia kearah tujuan.
Kegiatan operasi penangkapan ikan akan berhasil jika seluruh komponen ABK memiliki
motivasi yang sama kuatnya sehinga akan bahu membahu saling mendukung dan
bekerjasama dalam setiap kegiatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Terlepas dari
motivasi personal, peran pimpinan dalam hal ini nakhoda kapal sangat diharapkan selalu
memberikan semangat kepada ABK. Hal ini penting dilakukan mengingat kehidupan yang
keras, suasana kerja yang monoton dengan kondisi tempat bekerja yang sangat bergantung
pada keadaan alam. Ikan yang akan ditangkap adalah organisme yang selalu melakukan
pergerakan dan bermigrasi sesuai kondisi lingkungan. Oleh sebab itu, dalam operasi
penangkapan bisa saja kegagalan terjadi akibat kesalahan dalam memprediksi daerah
penangkapan. Dalam kondisi seperti ini sangat penting untuk bagi seorang nakhoda tetap
dekat dengan seluruh ABK untuk memberikannya semangat untuk tetap bekerja.
e. Controling adalah mengukur pelaksanaan dengan tujuan, menentukan sebab-sebab
penyimpangan-penyimpangan dan mengambil tindakan-tindakan korektif. Kegiatan operasi
penangkapan ikan yang dilakukan dilaut, keberhasilannya selain ditentukan oleh faktor
internal (ABK) namun juga ditentukan oleh faktor eksternal seperti lingkungan terkait
dengan keadaan cuaca yang selalu berubah-ubah. Perubahan cuaca menyebabkan ombak
menjadi besar sehingga operasi penangkapan tidak bisa dilakukan atau ikan yang menjadi
target penangkapan beruaya ke tempat lain akibat cuaca yang ekstrim. Kondisi seperti ini
akan menyebabkan waktu operasi menjadi tidak efektif. Oleh sebab itu, seorang nakhoda
harus cepat mengambil keputusan untuk berpindah lokasi dengan pertimbangan
keselamatan ABK dan memperoleh hasil. Ketepatan dan kecepatan dalam mengambil
keputusan sangat bergantung kepada pengalaman dan ketrampilan yang dimiliki oleh
seorang nakhoda dengan pembantunya.

3. Pengertian Organisasi
Untuk mendukung adanya keberhasilan dalam suatu operasi penangkapan ikan, maka
dibutuhkan adanya suatu sistem menajemen atau pengorganisasian kerja yang dapat
memudahkan suatu pekerjaan. Oleh karenanya penting untuk menyamakan persepsi dulu
tentang pengertian organisasi yang akan dijadikan landasan dalam melakukan kegiatan. Dalam
operasi penangkapan ikan pengertian organisasi yang paling cocok adalah suatu sistem atau
wadah yang berisikan kumpulan anak buah kapal yang dikoordinir oleh satu atau dua orang
yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan secara efisien dan efektif. Dalam operasi
penangkapan ikan, yang mengkoordinir merupakan orang yang dipercaya sebagai pengawas
kegiatan namun tetap terlibat dalam kegiatan operasi penangkapan. Hal ini dilakukan sebagai
tindakan preventif jika terjadi sesuatu diluar dugaan agar cepat mengambil keputusan.

4. Pengorganisasian di atas Kapal


Pengorganisasian di atas kapal sangat penting dilakukan dengan baik agar masing-masing
bagian atau orang dapat berperan dan bertanggung jawab sesuai dengan tugas dan fungsinya
masing-masing. Ketentuan pasal 341 dan Pasal 377 KUHD menyebutkan bahwa nahkoda
adalah Pemimpin kapal, yaitu seorang tenaga kerja yang telah menandatangani perjanjian kerja
laut dengan perusahaan pelayaran sebagai nahkoda, yang memenuhi syarat dan tercantum dalam
sijil anak buah kapal sebagai nahkoda ditanda tangani dengan mutasi dari perusahaan dan
pencantuman namanya dalam surat laut (Triyanto, 2005).
   Untuk menunjang keberhasilan suatu operasi nautika kapal penangkap ikan, maka diperlukan
suatu sistem pengorganisasian kerja yang dapat memudahkan dalam melaksanakan tugas.
Adanya pembagian kerja menimbulkan adanya pengorganisasian dalam pengelompokan kerja
atau kegiatan. Oleh karena itu didalam pengorganisasian merupakan kesatuan kegiatan tertentu
untuk mencapai tujuan (Gambar 1.1).

5. Struktur Organisasi
Kelancaran operasi nautika kapal penangkap ikan di laut sangat bergantung juga pada
sistim komando manajemen sehingga semua komponen yang terlibat akan bekerja bersama-sama
sesuai tugas masing-masing dalam mencapai satu tujuan yang sama. Gambar 2 menunjukkan
sistim organisasi pada kapal ikan di Negara lain, sedangkan di Indonesia Nakhoda merangkap
sebagai Fishing Master, di Negara lain posisi Fishing master lebih tinggi dari nakhoda.

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Pada Kapal Penangkap Ikan Skala  Industri (Modifikasi Kantun,
2015)

6. Peran dan Tugas Personel


Setiap personel yang duduk dalam struktur organisasi memiliki peran dan fungsi sesuai
jabatan yang diembannya diluar sebagai tenaga kerja dalam melakukan operasi penangkapan,
seperti uraian berikut:

a. Nahkoda
Nahkoda adalah pemimpin tertinggi diatas kapal yang berperan dalam mengatur dan
mengawasi semua anak buah kapal, maupun hal-hal yang berhubungan dengan pemuatan
atau masalah-masalah lainnya. Selain itu, nahkoda juga seorang ahli dalam mengoperasikan
kapalnya.  Tugas dan kekuasaan seorang nahkoda ditentukan dalam undang-undang
kepelautan. antara lain:
1) Pemberian perintah dan tugas
2) Mengontrol tugas pelaut
3) Menciptakan keamanan dan disiplin
4) Mengawasi kebersihan,kesehatan dan keuangan
5) Mengetahui dan mampu mengoperasikan seluruh alat-alat navigasi, alat tangkap, dan
peralatan keselamatan di atas kapal.
6) Menentukan daerah fishing ground (Indonesia) jika di Negara lain untuk kapal skala
indutri pencarian fishing ground dilakukan oleh fishing master
7) Bertanggung jawab terhadap keselamatan pelayaran dan aktifitas berjalan yang
dilaksanakan diatas kapal, baik hubungan atas pembagian kerja di atas kapal
8) Memperlengkapi kapalnya dengan sempurna
9) Mengawaki kapalnya secara layak sesuai prosedur/aturan
10) Membuat kapalnya layak laut (seaworthy)
11) Mematuhi perintah Pengusaha kapal selama tidak menyimpang dari peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

b. Mualim I (Chief officer)


Chief Oficer merupakan pembantu utama kapten yang mana mualim I mengatur dan
mengawasi pekerjaan pemeliharaan di bagian deck, menegakkan disiplin di atas kapal serta
semua kegiatan yang meliputi pemuatan dan pemeliharaan lainnya.
Tugas-tugasnya meliputi:
1) Penerimaan muatan, pembongkaran dan persiapan untuk muat bongkar.
2) Membuat jadwal jaga laut dan darat
3) Membuat catatan khusus tentang kegiatan deck dan menyimpan dokumen penting
lainya
4) Mengawasi  anak buah kapal disaat untuk masuk pelabuhan

c. Mualim II
Mualim II bertugas membantu Mualim I dalam semua tugasnya,baik dalam setiap pelayaran
ataupun sandar serta mengawasi kegiatan pemuatan dan pembongkaran.
Tugas-tugasnya meliputi:
1) Pemeliharaan dan pengaturan peralatan atau perlengkapan yang selengkap mungkin.
2) Menentukan dan mengambil posisi kapal dan mencocokkan dengan waktu
3) Memeriksa dan membuat laporan tentang operasi penangkapan ikan
4) Mencatat hal-hal penting selama penangkapan dilaut dan pelayaran dari fishingbase ke
fishing ground.
5) Sebagai komandan diburitan pada saat kapal olah gerak

d. Mualim III
Mualim III Pembantu Mualim I pada bagian muatan, mengawasi semua kagiatan pemuatan
dan pembongkaran.
Tugas-tugasnya meliputi:
1) Mempersiapkan Peralatan deck
2) Menyiapkan look book ketika akan berlabuh
3) Menentukan waktu pasang surut serta waktu terbit serta terbenamnya matahari dan
bulan
4) Membantu kapten di anjungan pada saat kapal masuk dan keluar pelabuhan.

e. Serang
Serang sebagai kepala kerja dalam mengatur dan mengawasi pekerjaan anak buah kapal
bagian deck, mengatur alat-alat perlengkapan bongkar muat, sebagai serang maka dia paling
berpengalaman dan terampil diantara anak buah kapal deck.
Tugas-tugasnya meliputi:
1) Pemeliharaan dan pengaturan berbagai bagian pada lambung
2) Pekerjaan mengenai muatan
3) Kebersihan dan pemeliharaan di atas kapal
4) Serang mengatur dan mengawasi pekerjaan anak buah kapal pada saat kapal masuk
dan keluar pelabuhan dan melaksanakan order dari chief office.

f. Kepala Kamar Mesin (Chief Enginer)


Chief Enginer membantu Nahkoda dan mengepalai bagian Mesin dan mengontrol
pengoperasian dan perawatan mesin dia juga bertanggung jawab untuk segala sesuatunya
mengenai mesin dan bahan bakar, pemeriksaan dan perlengkapan mesin serta semua yang
berkaitan dengan mesin.

g.   Masinis I (Second Engineer)


MasinisImembantu KKM dalam mengontrol dan mengawasi  pekerjaan di bagian mesin
secara umum. dia memberi bimbingan teknik dalam usaha penyelesaian proses perbaikan
mesin.
1) Dalam melaksanakan pekerjaan Masinis I bekerja dengan chief enginer menjamin dan
mengusahakan agar tidak bekerja tidak berlebihan, dalam hal ini dia harus mengambil
dan menentukan keadaan kerja yang nyata dengan pertimbangan dan membuat
persiapan untuk kerja anak buah kapal. masinis I juga melakukan tugas ketika kapal
akan berlabuh.
2) Masinis I harus memeriksa dan mengatur mesin-mesin. melaporkan tentang mesin
induk, Baling-baling, bahan bakar dan pelumas serta kebersihan Mesin.

h.   Masinis II
MasinisIImembantu chief enginer dan masinis I mengoperasikan,mengatur dan
hubungannya dengan alat-alat. masinis II juga melakukan penjagaan selama pelayaran
sebagaimana pula pada waktu berlabuh. Tugas utamanya mengenai hal-hal pemakaian dan
pergantian generator beserta peralatannya pompa udara dan peralatannya,ketel uap dan
peralatanya,steering gear dan air minum yang dibersihkan oleh Mesin.

i.     Masinis III


Masinis III membantu Chief dan Masinis II mengoperasikan dan mengatur mesin-mesin,
masinis III juga Melakukan Penjagaan selama pelayaran dan pada waktu berlabuh. Tugas
Utamanya adalah mengontrol perlengkapan listrik,pendinginan dan pengaturan udara,
cargogear, dan alat-alat bantu dideck,engineer Lokbook dan gudang perlengkapan kapal

j.     Oliman
Oliman sebagai ketua bagian Mesin, layaknya seorang Boatswain sebagai ketua bagian
deck. Oliman Melakukan control bagian mesin atas perintah masinis I atau Masinis lainnya
dan mengerjakan sendiri pelayanan atau perbaikan dan pengaturan secara umum dibagian
mesin.Oliman diharapkan paling berpengalaman diantara anggota lainya bagian mesin
sebab dia harus terampil dalam penempatan setiap anggota dan siap memimpinnya.

k. Koki(Cook)
Koki Bertugas sebagai tukang masak dan bertanggung jawab dengan masakannya dan
menjaga makanan.meliputi menu, mereka harus masak makanan yang lezat untuk semua
awak kapal.

l. Asisten Koki
     Asisten koki adalah bertugas membantu koki untuk memasak makanan untuk Nahkoda,Mualim-
mualim serta awak kapal lainnya. Serta menjaga peralatan masak lainnya dan membersihkan dapur.

Anda mungkin juga menyukai