Anda di halaman 1dari 7

A.

PENDAHULUAN
Peran Nahkoda dalam memberikan tugas ataupun perintah kepada anak buah kapal
merupakan fungsi yang sangat penting. Seseorang dapat bekerja lebih efektif, selamat
serta aman bilamana mengetahui apa yang diharapkan. Kualitas kepemimpinan memang
sangat penting bagi setiap perwira. Berhubung peranan kepemimpinan dalam suatu
organisasi ataupun dalam suatu kegiatan sangat strategis, maka jika pemimpin kurang
kreatif dan tidak tegas dalam mengambil keputusan, tidaak akan pernah didapat hasil
kerja yang memuaskan.

Nakhoda memiliki pengaruh yang sangat besar bagi keselamatan dan keamanan kapal
serta perlindungan bagi lingkungan sekitarnya. nahkoda memiliki pengaruh yang sangat
besar terhadap keselamatan dan keamanan kapal serta perlindungan bagi lingkungan
sekitarnya karena perannya sebagai pemimpin utama di atas kapal. Sebagai kapten kapal,
nakhoda bertanggung jawab atas navigasi kapal dan pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan rute perjalanan. Pengetahuan navigasi dan pengalaman mereka
memainkan peran kunci dalam memastikan bahwa kapal berlayar melalui perairan
dengan aman dan efisien. Keputusan yang tepat dalam menghadapi kondisi cuaca yang
berubah atau mengelola potensi risiko seperti hambatan navigasi sangat penting untuk
mencegah kecelakaan dan melindungi keselamatan awak kapal dan kargo. Selain itu,
nakhoda juga memimpin upaya keselamatan di kapal, termasuk pelaksanaan prosedur
keamanan, pelatihan awak kapal dalam penanganan darurat, dan memastikan
ketersediaan peralatan keselamatan yang diperlukan. Kemampuan nakhoda untuk
merespons dengan cepat terhadap situasi darurat dan menjalankan evakuasi yang
terkoordinasi adalah kunci untuk melindungi nyawa dan harta benda.

Peran nakhoda juga memiliki kaitan dengan konteks Planning, Organizing, Actuating,
Controlling (POAC) sangat krusial dalam menjaga keselamatan, keamanan, dan
perlindungan di atas kapal.
B. METODE PENELITIAN
Menurut Adinugroho, S. R., & Tjahja, A. A. (2019), Nakhoda merupakan pimpinan di
atas kapal yang memiliki wewenang penegakan hukum dan bertanggung jawab atas
keselamatan, keamanan dan ketertiban kapal, serta barang muatan yang menjadi
kewajibannya. Sebagai pemimpin kapal, Nakhoda harus mempertanggung jawabkan
segala tindakannya terhadap kapal dan muatannya dalam segala peristiwa yang terjadi di
laut. Dari itu pembentuk undang – undang memberi beban tanggung jawab kepada
Nakhoda sebagaimana diatur dalam Pasal 342 ayat (2) KUHD, yakni bila tindakan yang
dilakukan dalam jabatannya itu merupakan kesengajaan atau kelalaian, yang
menimbulkan kerugian pada orang lain. Nakhoda sebagai pemimpin kapal laut dapat
dipertanggungjawabkan atas perbuatan-perbuatan dari mereka yang bekerja sebagai anak
buah kapal.
Nakhoda, atau kapten kapal, adalah individu yang memiliki peran kunci dalam mengelola
dan mengoperasikan kapal. Sebagai pemimpin tertinggi di atas kapal, nakhoda memiliki
tanggung jawab besar terhadap keselamatan, keamanan, dan efisiensi operasional. Salah
satu fungsi utama nakhoda adalah menavigasi kapal melalui perairan yang beragam,
menggunakan pengetahuan dan pengalaman navigasi untuk membuat keputusan yang
tepat terkait rute perjalanan. Nakhoda juga memimpin dan mengawasi awak kapal,
memastikan ketersediaan peralatan keselamatan, serta melibatkan diri dalam perencanaan
dan manajemen operasional kapal. Mereka harus memiliki kemampuan kepemimpinan
yang kuat untuk menjaga ketertiban di atas kapal, memotivasi awak, dan merespons
dengan cepat terhadap situasi darurat. Selain itu, nakhoda juga memiliki tanggung jawab
untuk memastikan bahwa kapal dan operasinya mematuhi semua peraturan maritim dan
lingkungan yang berlaku. Dengan peran serba-tugas ini, nakhoda menjadi figur sentral
dalam menjaga keberlanjutan perjalanan kapal dan menjaga keselamatan semua yang
berada di atas kapal.
1. PERANAN NAKHODA
Nahkoda memiliki peran kepemimpinan dalam pengambilan keputusan kritis terkait
keselamatan di laut dan di pelabuhan sangat menonjol, mengingat tanggung jawab besar
mereka terhadap operasional kapal. Saat di laut, nakhoda harus mampu mengambil
keputusan cepat dan tepat dalam menghadapi kondisi cuaca yang berubah – ubah, rute
yang penuh tantangan, dan situasi darurat. Pengetahuan navigasi yang mendalam dan
pengalaman praktis memungkinkan mereka untuk merancang dan mengevaluasi rencana
pelayaran yang aman. Keputusan nakhoda dalam mengelola kemungkinan risiko, seperti
badai atau hambatan navigasi, memainkan peran kunci dalam mencegah insiden dan
melindungi keselamatan awak kapal dan muatan. Selain itu, di pelabuhan, kepemimpinan
nakhoda tetap penting dalam menghadapi situasi yang memerlukan pengambilan
keputusan instan. Mereka harus mampu menavigasi kapal dengan presisi melalui jalur
pelabuhan yang padat, memperhitungkan lalu lintas kapal dan arus yang beragam.
Keputusan mereka terkait dengan manuver kapal selama pelayaran di perairan terbatas
dapat memiliki dampak signifikan terhadap keselamatan dan efisiensi operasional.

Pengambilan keputusan kritis ini tidak hanya memerlukan keahlian teknis, tetapi juga
melibatkan kemampuan kepemimpinan dalam situasi yang mungkin intens dan penuh
tekanan. Kepemimpinan nakhoda tercermin dalam kemampuan mereka untuk merespons
dengan cepat terhadap perubahan situasi, memotivasi dan merangkul awak kapal dalam
melaksanakan keputusan, dan menjaga komunikasi yang efektif di seluruh kapal.
Selanjutnya, nakhoda juga harus memastikan bahwa keputusan yang diambil sesuai
dengan peraturan dan kebijakan keselamatan maritim yang berlaku. Kepekaan etika dan
tanggung jawab sosial dalam mempertimbangkan keselamatan awak kapal, kapal itu
sendiri, dan lingkungan laut mencerminkan kehadiran kepemimpinan yang bertanggung
jawab. Dengan demikian, peran kepemimpinan nakhoda dalam pengambilan keputusan
kritis sangat vital untuk menjaga keselamatan di laut dan di pelabuhan, menciptakan
lingkungan yang aman, dan meminimalkan risiko terhadap kapal, muatan, dan awak
kapal.
2. KONSEP DASAR PLANNING, ORGANIZING, ACTUATING,
CONTROLLING (POAC)
Konsep dasar POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) memiliki dampak
signifikan terhadap efektivitas keselamatan maritim dan secara erat terkait dengan peran
kepemimpinan nakhoda. Dalam tahap perencanaan (Planning), nakhoda harus merancang
rencana pelayaran yang komprehensif, mempertimbangkan faktor-faktor seperti cuaca,
rute, dan kondisi laut. Rencana ini menjadi dasar bagi keselamatan kapal dan awaknya.
Kemampuan nakhoda dalam merencanakan dengan cermat memungkinkan mereka
mengidentifikasi potensi risiko dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang
diperlukan. Selanjutnya, dalam tahap organisasi (Organizing), nakhoda memainkan peran
utama dalam mengelola seluruh operasional kapal. Mereka harus dapat mengatur tugas-
tugas awak kapal, memastikan peralatan keselamatan siap digunakan, dan merancang
struktur organisasi kapal yang efisien. Kepemimpinan nakhoda dalam mengorganisir
operasional kapal menciptakan lingkungan kerja yang teratur dan efektif, yang penting
untuk mendukung keselamatan dan kesiapan dalam menghadapi situasi darurat.
Dalam tahap aktuasi (Actuating), nakhoda terlibat secara langsung dalam pelaksanaan
rencana dan keputusan yang telah dibuat. Mereka memimpin awak kapal dalam
menjalankan tugas harian, mengelola peralatan keselamatan, dan merespons secara cepat
terhadap situasi tak terduga. Kepemimpinan nakhoda di sini tercermin dalam kemampuan
mereka untuk mengkoordinasikan tindakan seluruh awak kapal dan menjaga keteraturan
operasional. Terakhir, dalam tahap pengendalian (Controlling), nakhoda harus memonitor
dan mengendalikan pelaksanaan rencana, memastikan bahwa setiap langkah yang diambil
sesuai dengan standar keselamatan. Proses kontrol ini melibatkan evaluasi terus-menerus

terhadap kondisi kapal, penerapan tindakan korektif jika diperlukan, dan penyesuaian
terhadap perubahan kondisi laut atau situasi lainnya. Kepemimpinan nakhoda dalam
pengendalian menciptakan mekanisme umpan balik yang terus menerus untuk
memastikan kepatuhan terhadap standar keselamatan dan efektivitas operasional. Dengan
demikian, konsep dasar POAC dan pengaruhnya bagi efektivitas keselamatan maritim
terkait erat dengan peran kepemimpinan nakhoda. Kemampuan nakhoda dalam
merencanakan, mengorganisir, mengaktifkan, dan mengendalikan operasional kapal
secara efektif adalah kunci untuk mencapai tingkat keselamatan yang optimal di laut.
C.. PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. PENGARUH KEPEMIMPINAN NAKHODA TERHADAP
KESELAMATAN KAPAL
Pengaruh kepemimpinan nakhoda terhadap keselamatan kapal terkait erat dengan konsep
POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling). Dalam tahap perencanaan
(Planning), nakhoda membuat keputusan strategis untuk merancang rencana pelayaran
yang mempertimbangkan risiko dan keamanan. Dalam tahap organisasi (Organizing),
kepemimpinan nakhoda terlibat dalam pengaturan operasional kapal, termasuk alokasi
tugas awak kapal dan persiapan peralatan keselamatan. Pada tahap aktuasi (Actuating),
nakhoda memimpin pelaksanaan rencana, menjaga keselamatan kapal dan awaknya
dalam keadaan optimal. Dalam tahap pengendalian (Controlling), kepemimpinan
nakhoda memonitor dan mengevaluasi kinerja, memastikan bahwa setiap langkah sesuai
dengan standar keselamatan dan dapat mengambil tindakan korektif jika diperlukan.
Dengan mengikuti konsep POAC secara efektif, kepemimpinan nakhoda mampu
menciptakan lingkungan yang mendukung keselamatan kapal, mengurangi risiko
kecelakaan, dan meningkatkan efektivitas operasional.
Secara keseluruhan, pengaruh kepemimpinan nakhoda terhadap keselamatan kapal terkait
erat dengan kesuksesan implementasi konsep POAC. Dengan memahami dan mengelola
setiap tahap POAC dengan bijaksana, kepemimpinan nakhoda dapat menciptakan
lingkungan yang mendukung keselamatan kapal yang optimal.
2. PENGARUH KEPEMIMPINAN NAKHODATERHADAP
KESELAMATAN PENUMPANG DAN BARANG
Kontribusi kepemimpinan nakhoda terhadap keselamatan penumpang dan barang di laut
dan di pelabuhan mencakup berbagai aspek yang bersifat kritis. Kepemimpinan nakhoda
memiliki peran sentral dalam menciptakan dan mempertahankan lingkungan yang aman
dan efisien di sepanjang perjalanan kapal, mulai dari laut hingga saat berada di
pelabuhan.
Pertama-tama, kepemimpinan nakhoda sangat berperan dalam perencanaan pelayaran
(Planning). Mereka harus merancang rencana pelayaran yang mempertimbangkan faktor-
faktor keselamatan, seperti rute yang aman, kondisi cuaca, dan peraturan maritim.
Keputusan strategis yang diambil dalam tahap perencanaan ini membentuk dasar untuk
mencegah risiko dan mengoptimalkan keselamatan penumpang dan muatan. Dalam tahap
organisasi (Organizing), kepemimpinan nakhoda merancang dan mengatur tugas-tugas
awak kapal untuk memastikan keamanan dan efisiensi operasional. Mereka juga
bertanggung jawab untuk memastikan bahwa peralatan keselamatan seperti pelampung,
peralatan pemadam kebakaran, dan alat penyelamat lainnya tersedia dan dalam kondisi
baik. Keberadaan dan kesiapan peralatan keselamatan ini menjadi kunci dalam
melindungi penumpang dan muatan kapal.
Dalam tahap aktuasi (Actuating), kepemimpinan nakhoda memimpin pelaksanaan
rencana dan langkah-langkah keselamatan. Mereka harus dapat merespons dengan cepat
terhadap situasi darurat, memberikan arahan yang jelas kepada awak kapal, dan
memastikan bahwa prosedur evakuasi dan tindakan darurat lainnya dilaksanakan dengan
efektif. Kepemimpinan nakhoda menjadi sangat penting dalam menjaga ketertiban dan
keselamatan saat situasi kritis muncul. Terakhir, dalam tahap pengendalian (Controlling),
kepemimpinan nakhoda secara terus-menerus memantau dan mengevaluasi implementasi
rencana keselamatan. Mereka memastikan bahwa semua prosedur keselamatan diikuti,
menanggapi perubahan kondisi laut atau situasi lainnya, dan melakukan penyesuaian
untuk meminimalkan risiko potensial. Dengan mengintegrasikan konsep POAC
(Planning, Organizing, Actuating, Controlling), kepemimpinan nakhoda dapat
memberikan kontribusi yang signifikan terhadap keselamatan penumpang dan barang di
laut dan di pelabuhan. Keselamatan menjadi fokus utama, dan kepemimpinan nakhoda
memainkan peran kunci dalam menciptakan lingkungan yang aman, meminimalkan
risiko, dan melindungi keamanan semua yang berada di kapal.
3. HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN, POAC DAN PERLINDUNGAN
MARITIM
Hubungan antara kepemimpinan, POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling),
dan perlindungan maritim membentuk fondasi utama untuk mencapai dan memelihara
tingkat perlindungan yang optimal di lingkungan maritim.
1) Perencanaan (Planning):
Kepemimpinan nakhoda dalam perencanaan sangat penting untuk mengidentifikasi
dan mengelola potensi risiko maritim. Dalam konteks perlindungan maritim, rencana
pelayaran yang matang melibatkan analisis risiko, termasuk ancaman terhadap
keselamatan manusia, kapal, dan lingkungan laut. POAC dalam tahap perencanaan
membantu nakhoda merancang strategi pencegahan dan penanganan risiko yang
efektif.
2) Pengorganisasian (Organizing):
Kepemimpinan nakhoda juga terkait dengan organisasi operasional kapal, termasuk
alokasi tugas dan persiapan peralatan keselamatan. Dalam konteks perlindungan
maritim, organisasi yang baik memastikan bahwa sistem perlindungan, seperti sistem
pemadam kebakaran, alat penyelamat, dan pengamatan keamanan, tersedia, dikelola
dengan baik, dan dapat diakses dengan cepat saat diperlukan.
3) Pelaksanaan (Actuating):
Dalam tahap ini, kepemimpinan nakhoda memimpin pelaksanaan rencana keselamatan. Ini
mencakup respons terhadap situasi darurat dan pelaksanaan tindakan pencegahan
sesuai rencana yang telah dibuat. Keputusan dan tindakan nakhoda selama
pelaksanaan berdampak langsung pada efektivitas sistem perlindungan maritim yang
diterapkan.
4) Pengendalian (Controlling):
Kepemimpinan nakhoda harus secara terus-menerus memantau dan mengendalikan
pelaksanaan rencana keselamatan. Ini melibatkan evaluasi rutin, peningkatan
prosedur, dan penyesuaian strategi perlindungan maritim berdasarkan perubahan
kondisi atau temuan dari inspeksi dan audit keselamatan.
Strategi untuk meningkatkan perlindungan maritim berdasarkan temuan penelitian dapat
melibatkan:
1) Peningkatan Pendidikan dan Pelatihan:
Melibatkan awak kapal dalam pelatihan rutin untuk meningkatkan kesadaran akan
risiko dan keterampilan penanganan darurat. Pendidikan dan pelatihan yang efektif
meningkatkan pemahaman tentang perlindungan maritim.
2) Teknologi Canggih:
Pemanfaatan teknologi termutakhir, seperti sistem pemantauan dan keamanan
otomatis, dapat memperkuat kemampuan pengamatan dan deteksi untuk mendeteksi
ancaman lebih awal.
3) Kerjasama Internasional:
Mengembangkan dan mempertahankan kerjasama dengan badan dan organisasi
maritim internasional untuk berbagi informasi, praktik terbaik, dan kerjasama dalam
keamanan maritim.
4) Evaluasi dan Pembaruan Rencana Keselamatan:
Berdasarkan temuan penelitian dan pengalaman di lapangan, nakhoda dan manajemen
kapal perlu secara teratur mengevaluasi dan memperbarui rencana keselamatan,
termasuk strategi perlindungan maritim, agar tetap relevan dan efektif.

Dengan mengintegrasikan strategi ini dalam kerangka kerja POAC dan kepemimpinan yang
efektif, kapal dapat memperkuat sistem perlindungan maritimnya, meningkatkan kesiapan
menghadapi ancaman, dan menjaga keselamatan penumpang, awak kapal, dan muatan di laut
dan di pelabihan.
D. KESIMPULAN DAN SARAN
1. KESIMPULAN
Kesimpulan dari pembahasan di atas adalah bahwa peran kepemimpinan nakhoda di MV.
Carina sangat krusial dalam pengambilan keputusan kritis terkait keselamatan kapal di
laut dan di pelabuhan. Nakhoda harus memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan
cepat dan tepat dalam menghadapi berbagai kondisi yang berpotensi berbahaya.
Pengetahuan navigasi, pengalaman praktis, dan kemampuan kepemimpinan yang baik
memungkinkan nakhoda merancang rencana pelayaran yang aman, mengelola risiko, dan
menjaga keselamatan awak kapal dan muatan.

Konsep dasar POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) memberikan dasar


yang kokoh bagi efektivitas keselamatan maritim dan terkait erat dengan peran
kepemimpinan nakhoda. Dalam setiap tahap POAC, kepemimpinan nakhoda berperan
penting, mulai dari perencanaan yang cermat hingga pelaksanaan dan pengendalian
operasional kapal. Pengaruh kepemimpinan nakhoda terhadap keselamatan kapal dan
perlindungan maritim sangat signifikan. Kepemimpinan nakhoda memainkan peran kunci
dalam merancang rencana keselamatan, mengelola operasional kapal, memimpin
pelaksanaan rencana, dan memastikan kepatuhan terhadap standar keselamatan.
Kesadaran etika dan tanggung jawab sosial nakhoda terhadap keselamatan awak kapal,
kapal, dan lingkungan laut menjadi faktor penting dalam pengambilan keputusan.

Secara keseluruhan, pemahaman yang baik tentang peran kepemimpinan nakhoda,


konsep dasar POAC, dan strategi untuk meningkatkan perlindungan maritim
merupakan landasan penting dalam menjaga keselamatan kapal, awak kapal,
penumpang, dan muatan di laut dan di pelabuhan.

2. SARAN
Berdasarkan pembahasan mengenai peran nakhoda, konsep dasar POAC, pengaruh
kepemimpinan nakhoda terhadap keselamatan kapal, penumpang, dan barang, serta
hubungan antara kepemimpinan, POAC, dan perlindungan maritim, berikut adalah
beberapa saran untuk meningkatkan efektivitas keselamatan dan perlindungan maritim:
1. Pelatihan dan Pendidikan
Implementasikan program pelatihan dan pendidikan yang terus-menerus untuk
nakhoda dan awak kapal. Fokuskan pada peningkatan keterampilan teknis dan
kepemimpinan, serta pemahaman mendalam mengenai peraturan keselamatan
maritime.
2. Teknologi Keselamatan Baru
Investasikan dalam teknologi terbaru untuk meningkatkan pemantauan dan deteksi
risiko. Sistem otomatisasi dan keamanan dapat membantu mendeteksi ancaman lebih
awal, memberikan waktu reaksi yang lebih baik, dan mengoptimalkan operasional
kapal.
3. Studi Kasus dan Evaluasi Rutin
Lakukan studi kasus terkait insiden atau kecelakaan sebelumnya sebagai
pembelajaran. Evaluasi rutin terhadap rencana keselamatan, tindakan pengendalian,
dan keputusan yang diambil dapat membantu identifikasi area-area peningkatan.
4. Kerjasama Internasional
Aktif terlibat dalam kerjasama internasional dengan badan dan organisasi maritim.
Berbagi informasi, praktik terbaik, dan pengalaman dapat memberikan wawasan
tambahan untuk meningkatkan keamanan maritim secara global.
5. Simulasi dan Latihan Rutin
Selenggarakan simulasi dan latihan rutin untuk situasi darurat dan evakuasi. Praktik
lapangan dapat membantu meningkatkan respons dan kesiapan awak kapal dalam
menghadapi kondisi yang kritis.
Menerapkan saran – saran ini secara holistik dapat membantu meningkatkan keselamatan
dan perlindungan maritim secara signifikan dalam operasional kapal.

Anda mungkin juga menyukai