Riwayat Pendidikan :
- S2 Teknik Sipil, Universitas Sriwijaya Palembang 2022;
- DIV Transportasi Darat Bekasi (STTD) 2012;
- DIII Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD), Prodi LLASDP-Palembang Tahun 2007;
Riwayat Pekerjaan :
- BPTD Kelas II Sumsel April 2023 s.d Sekarang;
- BPTD Wilayah VII Provinsi Sumsel dan Babel Tahun 2018 s.d Maret 2023;
- Kepala Satuan Kerja Perhubungan Darat Provinsi Kep. Bangka Belitung Tahun 2016 s.d 2017;
- Direktorat LLASDP Tahun 2009 s.d 2015.
DASAR HUKUM
UNDANG-UNDANG 17 TAHUN 2018
TENTANG PELAYARAN
PENGERTIAN SYAHBANDAR
Menurut (Prof. Dr. Jur. Andi Hamzah, S.H., M.H., 1994) Kata Syahbandar
menurut etimologisnya terdiri dari kata Syah dan Bandar. Syah berarti
penguasa dan kata Bandar berarti Pelabuhan-pelabuhan dan sungai-
sungai yang digunakan sebagai tempat kepil atau tempat labuh, tempat-
tempat kepil pada jembatan punggah dan jembatan-jembatan muat,
dermaga-dermaga dan tempat-tempat kepil lain yang lazim digunakan oleh
kapal-kapal, juga daerah laut yang dimaksudkan sebagai tempat-tempat
kepil kapal-kapal yang karena saratnya atau sebab lainnya, tidak dapat
masuk dalam batas-batas tempat-tempat kepil yang lazim digunakan.
Berdasarkan pengertian diatas terlihat beberapa unsur yang berhubungan
langsung satu sama lainnya yaitu adanya penguasa laut, sungai, dermaga, dan
kapal. Atau dengan kata lain ada unsur manusia (pengusaha/pemerintah) dan
unsur sarana dan prasarana yaitu laut dan sungai, dermaga dan kapal. Sarana
dan prasarana harus diatur dan ditata sedemikian rupa sehingga dapat
menunjang kelancaran lalu lintas angkutan laut.
SYAHBANDAR PEJABAT PEMERINTAH
SYAHBANDAR
Fungsi
4. Perlindungan 2. Pengawasan dan
lingkungan
Keselamatan Penegakan Hukum
maritim di dan Keamanan di Bidang Angkutan
Pelabuhan Pelayaran di Perairan
Mencakup
3.Kepelabuhanan
mengawasi pemanduan;
Koordinasi yang dilaksanakan oleh Syahbandar dalam rangka pengawasan dan penegakan
hukum di bidang keselamatan dan keamanan pelayaran.
Dalam melaksanakan keamanan dan ketertiban di pelabuhan sesuai dengan ketentuan konvensi
internasional, Syahbandar bertindak selaku komite keamanan pelabuhan (Port Security Commitee).
Dalam melaksanakan fungsi keamanan dan ketertiban di pelabuhan Syahbandar dapat meminta
bantuan kepada Kepolisian Republik Indonesia dan/atau Tentara Nasional Indonesia.
Bantuan keamanan dan ketertiban di pelabuhan sebagaimana dimaksud di bawah koordinasi dalam
kewenangan Syahbandar.
Pemeriksaan dan Penyimpanan Surat,
Dokumen, dan Warta Kapal
Setiap kapal yang memasuki pelabuhan, selama berada di pelabuhan, dan pada saat
meninggalkan pelabuhan wajib mematuhi peraturan dan melaksanakan petunjuk serta
perintah Syahbandar untuk kelancaran lalu lintas kapal serta kegiatan di pelabuhan. (Psl
215)
Persetujuan Kegiatan Kapal di Pelabuhan (Psl 216)
Kapal yang melakukan kegiatan perbaikan, percobaan berlayar, kegiatan alih
muat di kolam pelabuhan, menunda, dan bongkar muat barang berbahaya wajib
mendapat persetujuan dari Syahbandar.
Kegiatan salvage, pekerjaan bawah air, pengisian bahan bakar, pengerukan,
reklamasi, dan pembangunan pelabuhan wajib dilaporkan kepada Syahbandar.
Pasal 218
Dalam keadaan tertentu, Syahbandar berwenang melakukan pemeriksaan
kelaiklautan kapal dan keamanan kapal berbendera Indonesia di pelabuhan.
Syahbandar berwenang melakukan pemeriksaan kelaiklautan dan keamanan
kapal asing di pelabuhan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Surat Persetujuan Berlayar (Psl 219)
Setiap kapal yang berlayar wajib memiliki Surat Persetujuan Berlayar yang dikeluarkan
oleh Syahbandar.
Surat Persetujuan Berlayar tidak berlaku apabila kapal dalam waktu 24 (dua puluh empat)
jam, setelah persetujuan berlayar diberikan, kapal tidak bertolak dari pelabuhan.
Surat Persetujuan Berlayar tidak diberikan pada kapal atau dicabut apabila melanggar ketentuan:
1. Pengangkutan barang khusus dan barang berbahaya;
2. Tidak memenuhi kelaiklautan kapal;
3. Pembangunan atau pengerjaan kapal yang merupakan perombakan tidak sesuai dengan gambar rancang bangun
dan data belum mendapat pengesahan dari Menteri.;
4. Kapal yang memperoleh sertifikat tidak dipelihara sehingga tidak memenuhi persyaratan keselamatan kapal;
5. Kapal yang beroperasi di perairan Indonesia tidak memenuhi persyaratan pencegahan dan pengendalian
pencemaran;
6. Kapal diawaki oleh Awak Kapal yang tidak memenuhi persyaratan kualifikasi dan kompetensi sesuai dengan
ketentuan nasional dan internasional;
7. Tata cara penanganan, penempatan, dan pemadatan peti kemas serta pengaturan balas tidak memenuhi
persyaratan keselamatan kapal;
8. Pemilik atau operator kapal yang mengoperasikan kapal untuk jenis dan ukuran tertentu tidak memenuhi
persyaratan manajemen keselamatan dan pencegahan pencemaran dari kapal;
9. Tidak menyerahkan surat, dokumen, dan warta kapal kepada Syahbandar seketika pada saat kapal tiba di
pelabuhan;
10. Tidak mematuhi peraturan dan melaksanakan petunjuk serta perintah Syahbandar ketika kapal memasuki
pelabuhan, selama berada di pelabuhan, dan pada saat meninggalkan pelabuhan sehingga mengganggu
kelancaran lalu lintas kapal serta kegiatan di pelabuhan.
Syahbandar dapat menunda keberangkatan kapal untuk berlayar karena tidak memenuhi
persyaratan kelaiklautan kapal atau pertimbangan cuaca.
KAPAL BERLAYAR WAJIB MEMILIKI SPB
PASAL 219, UU NO 17/2008 TENTANG PELAYARAN
1) SETIAP KAPAL YANG BERLAYAR WAJIB MEMILIKI SURAT PERSETUJUAN BERLAYAR
YANG DIKELUARKAN OLEH SYAHBANDAR.
2) SURAT PERSETUJUAN BERLAYAR TIDAK BERLAKU APABILA KAPAL DALAM WAKTU 24
(DUA PULUH EMPAT) JAM, SETELAH PERSETUJUAN BERLAYAR DIBERIKAN, KAPAL
TIDAK BERTOLAK DARI PELABUHAN.
PERMOHONAN KAPAL BERLAYA
PERMOHONAN
DISAMPAIKAN
YA TUNDA
RIKSA
KAPAL DINYATAKAN KAPAL DINYATAKAN
LAIK-LAUT TIDAK LAIK-LAUT
CEK SERTIFIKASI, DOKUMEN KAPAL
KENAVIGASIAN KAPAL
CEK SURAT PERMOHONAN
CEK SAILING DECLARATION
CEK STABILITAS KAPAL
CEK RENCANA PELAYARAN CEK POSISI KAPAL
DAN ALUR LALU LINTAS PERHATIKAN PETUNJUK
CEK KONDISI KAPAL
PELAYARAN SERTA BERITA PETUGAS SYAHBANDAR
CEK KECUKUPAN KAPAL
CUACA
KAPAL BERLAYAR
Sebelum diberikan surat ijin berlayar oleh Syahbandar perlu
diselesaikan lebih dahulu hal-hal sebagai berikut :
a. Perusahaan Pelayaran
Semua kewajiban-kewajiban perusahaan/Nahkoda terhadap Bea
Cukai, Kesehatan, Imigrasi, Perum Pelabuhan sudah diselesaikan.
b. Pandu
Harus sudah diminta oleh perusahaan yang bersangkutan dan sudah
siap untuk melakukan pemanduan.
c. Nahkoda
Memberikan clearing declaration kepada Syahbandar.
d. Syahbandar Harus meneliti:
1. Apakah dokumen lengkap dan masih berlaku
2. Apakah Nahkoda dan awak kapal lengkap dan memenuhi syarat-
syarat ijazah yang ditentukan.
3. Apakah awak kapal memiliki buku pelaut dan sertifikat
4. Pengawasan tertib Bandar
SYAHBANDAR MENUNJUK PETUGAS
UK MEWAKILINYA DALAM TUGAS PENGAWA
1. Sewaktu kapal datang Ada tiga tugas penting yang harus dilakukan oleh Syahbandar
(Harbor Master) ialah :
a. Menunjuk tempat sandar/labuh kapal
b. Memberikan warta kapal untuk diisi dan ditandatangani oleh Nahkoda
c. Meneliti dokumen pelaut/surat-surat kapal yang diterima dari Nahkoda.
2. Sewaktu Kapal berada di Perairan Bandar Sewaktu kapal berada di perairan bandar,
menunggu selesainya bongkar muat barang, embarkasi dan debarkasi penumpang,
Syahbandar mengawasi dengan ketat ditaatinya ketentuan-ketentuan peraturan bandar oleh
Nahkoda/awak kapal antara lain :
a. Kapal tidak boleh berpindah tempat.
b. Tidak boleh melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat menimbulkan bahaya
kebakaran.
c. Tidak boleh melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat menimbulkan pencemaran dan
kelestarian lingkungan
d. Tidak boleh melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat menyebabkan pendangkalan
terhadap alur pelayaran.
e. Tidak boleh melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat mengganggu keamanan dan
ketertiban umum serta terganggunya tertib hukum di Perairan Bandar.
f. Kesempatan kepada Syahbandar untuk melakukan pemeriksaan di kapal dalam rangka
pemeriksaan terus-menerus mengenai segi keselamatan pelayaran.
3. Sewaktu Kapal akan Berlayar Kapal yang akan berlayar
meninggalkan pelabuhan harus mendapatkan surat ijin berlayar
(port clearance) dari Syahbandar sesuai Pasal 8 Peraturan Bandar
1925. Sebelum diberikan surat ijin berlayar oleh Syahbandar perlu
diselesaikan lebih dahulu hal-hal sebagai berikut :
a. Perusahaan Pelayaran Semua kewajiban-kewajiban
perusahaan/Nahkoda terhadap Bea Cukai, Kesehatan, Imigrasi,
Perum Pelabuhan sudah diselesaikan.
b. Pandu Harus sudah diminta oleh perusahaan yang bersangkutan
dan sudah siap untuk melakukan pemanduan.
c. Nahkoda Memberikan clearing declaration kepada Syahbandar.
d. Syahbandar Harus meneliti :
- Apakah dokumen lengkap dan masih berlaku
- Apakah Nahkoda dan awak kapal lengkap dan memenuhi
syarat-syarat ijazah yang ditentukan
- Apakah awak kapal memiliki buku pelaut dan sertifikat
SYAHBANDAR DAPAT
MENYERAHKAN TUGASNYA
PASAL 2, ORDONANSI BANDAR 1925
5 Kapal Wajib dilengkapi dengan peralatan navigasi Pasal 306 dan 307
Pasal 131 ayat (1) & (2) UU 17/2008 Setiap orang yang mengoperasikan kapal yang tidak memenuhi
persyaratan perlengkapan navigasi dan/atau navigasi elektronika kapal
dipidana penajara paling lama 2 (dua) tahun
25
PENEGAKAN HUKUM
DI BIDANG KENAVIGASIAN
No Persyaratan Ketentuan Pidana
26
PENEGAKAN HUKUM
DIBIDANG PERLINDUNGAN LINGKUNGAN
MARITIM
1 Kewajiban awak kapal untuk melakukan Pasal.324
pencegahan dan penanggulangan pencemaran Setiap awak kapal yang tidak melakukan pencegahan dan
lingkungan yang bersumber dari kapal penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran lingkungan yang
Pasal 227 bersumber dari kapal dipidana penjara paling lama 2 (dua)
UU 17/2008 tahun
TERIMA KASIH