TINJAUAN UMUM
1
Ahmad Wardi Muslich, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam,
hal 1.
21
hukum pidana Islam sering disebut dalam fikih
2
Mahrus Munajat, Dekontruksi Hukum Pidana Islam, cet I,
(Jogjakarta : Logung Pustaka, 2004), hal 1.
3
A Djazuli, Fiqh Jinayah (Upayah Menanggulangi Kejahatan Dalam
Islam), hal 1.
4
Rahmat Hakim, Hukum Pidana Islam (Fiqih Jinayah), cet I,
(Bandung : CV Pustaka Setia, 2000), hal 12.
22
apabila dikerjakan) diancam Allah dengan hukuman had atau
ta’zir.5
1. Pengertian Pelayarana
a. Pengetian Pelayaran
Lingkungan Maritim.6
5
Ibid, hal 14.
6
Julia Purnama Sari,” Pengawasan Syahbandar dalam Upaya
Mewujudkan Keselamata, Keamanan, Dan Ketertipan Penumpang Di
Pelabuhan Tembihlahan.” Jom FISIF Volume 1 No. 2- Oktober 2014.
23
dinamis, kendaraan dibawah permukaan air serta alat
mengenai pidana.7
7
Undang-Undang Republik Indonesia (RI) Nomor 17 Tahun 2008
Tentang Pelayaran.
24
e.menunjang, menggerakkan, dan mendorong
2. Nahkoda
8
Undang-Undang Republik Indonesia (RI) Nomor 17 Tahun 2008
Tentang Pelayaran.
25
kekuasaan tertinggi di atas kapal secara keseluruhan,
prosedur/aturan;
berlaku.
26
Adapun tugas dari seorang nakhoda antara lain
27
yang satu menuju ke pelabuhan yang lain, atau dari tempat
barang muatannya.9
9
Laudia Saputra. DKK, “Tanggung Jawab Nakhoda Kapal Cepat Angkut
Penyeberangan Terhadap Kelaiklautan Kapal Dalam Keselamatan Dan
Keamanan Pelayaran,” Volume 2, No. 2, November 2013 Jurnal Ilmu
Hukum Pascasarjana Universitas Syiah Kuala.
28
Pasal 219 ayat (1) Undang-Undang No.17 Tahun 2008
tentang Pelayaran.10
kapal dan lain-lain, dan jika tidak terdapat hal -hal yang
a.Melengkapi kekurangan.
10
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang pelayaran.
Lembaga Negara Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2008, Tambahan
Negara Republik Indonesia nomor 48,48.
29
C. Hukum Pelayaran di Indonesia
11
Ibid,” Pengawasan Syahbandar dalam Upaya Mewujudkan
Keselamata, Keamanan, Dan Ketertipan Penumpang Di Pelabuhan
Tembihlahan.” Jom FISIF Volume 1 No. 2- Oktober 2014.
30
Pasal 304 sampai dengan Pasal 315, Pasal 317, Pasal 323,
tentang Pelayaran;
tentang Pelayaran.12
12
Hari Utomo, “Siapa Yang Bertanggung Jawab Menurut Hukum
Dalam Kecelakaan Kapal ( Legally Responsible Parties In Ship Accident
),”Jurnal Legislasi Indonesia Vol. 14 No. 01 – Maret 2017.
31
memberikan SIB atau SPB (port clearance) perlu
a.Melengkapi kekurangan.
lagi.13
13
Ibid hal 23.
32
dan instansi yang berwenang mengeluarkan SPB yaitu
b. Fungsinya
14
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang pelayaran.
Lembaga Negara Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2008, Tambahan
Negara Republik Indonesia nomor 48,48.
33
pemohon izin juga harus memenuhi persyaratan-
34
harus sejalan dengan peraturan perundang-undangan
bersangkutan.15
a. Pengertian Syahbandar
15
Ibid, Pelaksanaan Tugas Kepala Syahbandar Dalam Pemberian
Surat Persetujuan Berlayar (SPB) Pada Kantor Kesyahbandaran Di
Kota Pekanbaru.” Jom Fisif Vol.4 No. 1 februari 2017.
35
dimaksudkan sebagai tempat-tempat kepil kapal-kapal
digunakan.16
keamanan pelayar.17
16
Peraturan Bandar 1925 ( Dephub Direktorat Jendral Perhubungan
Laut, 1972 ), hal . 1.
17
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008
Tentang Pelayaran.
36
undang-undang Nomor 17 Tahun 2008 maka syahbandar
ketertiban di pelabuhan.
kapal.
37
1. Melaksanakan fungsi keselamatan dan keamanan dalam
perundang-undangan.
dipelabuhan.
kapal.
38
6. Melaksanakan sijil awak kapal.18
a. Pengertian Hakim
18
Randy Y.C.Aguw, “Tanggung Jawab Syahbandar Dalam
Keselamatan Pelayaran Ditinjau Dari UU Pelayaran NO.17 Tahun 2008
Tentang Pelayaran.” Lex Administratum, Vol.I/ Jan-Mrt/2013.
39
Menurut uraian diatas Hakim adalah penjabat
terpidana.
40
dengan peraturan Perundang-undangan (Pasal 55 ayat 1
dan 2).19
b. Pengertian Penyidikan
melakukan penyidikan.
19
Marwan Busyro,”Perahan Hakim Pengaewasan Dan Pengamatan
Terhadap Putusan DiLembaga Permasyarakatan Kelas ILB Kota Padang
Sisipuan.” Jurnal Justitia Vol. 1 No. 04 Desember 2014.
41
4. Penyelidik adalah pejabat polisi negara Republik
tetap.
42
dalam undang-undang ini dengan permintaan supaya
1. Pertimbangan yuridis
berikut:
20
Undang-undang Tentang Hukum Acara Pidana Nomor 8 Tahun 1981.
43
dilakukan.Selain itu dakwaan penuntut umum
e. Keterangan terdakwa
21
Rusli Muhammad, Potret Lembaga Pengadilan Indonesia, PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta, hlm 124-125.
44
jawaban atas pertanyaan baik yang diajukan oleh
f. Keterangan Saksi
45
dakwaan jaksa penuntut umum sehingga dengan
g. Barang-barang bukti
keterangan seperlunya.23
22
Nurhafifah dan Rahmiati,” Pertimbangan Hakim Dalam
Penjatuhan Pidana Terkait Hal Yang Memberatkan dan Meringankan
Putusan.” Kanun Jurnal Ilmu Hukum No.66, Th.XVII (Agustus, 2015),
pp. 341-362.
23
Rusli Muhammad Op.Cit, hlm 133.
46
2. Pertimbangan Non Yuridis
47
536/Pid.Sus/2017/PN.PLG. tentang Pelayaran
c. Kondisi Terdakwa
48
pejabat,tokoh masyarakatataukah sebagai
gelandangan,dan sebagainya.24
24
Rusli Muhammad Op.Cit, hlm 139.
49
selain berfungsi sebagai kepala putusan, namun
50
yuridis disebabkan tidak adanya satu ketentuan
25
Rusli Muhammad Op.Cit, hlm 142-143.
51