PEKERJAAN DI KAPAL ( 1 )
PERTEMUAN KE - 2
PIHAK YANG TERLIBAT PEKERJAAN DI KAPAL
Memiliki satuan- satuan kapal lebih dari satu unit dengan jumlah minimal
3.000 M3 isi kotor dengan memperhatikan syarat-syarat teknis / nautls
perhitungan untung – rugi
Tersedianya modal kerja yang cukup untuk kelancaran usaha atas dasar
norma ekonomi perusahaan
Lanjutan…
Mengumumkan kepada umum mengenai peraturan perjalanan kapal, tarif dan syarat- syarat
pengangkutan umum.
Memberikan prioritas kepada pengangkutan barang- barang sandang pangan lain sesuai
dengan persyaratan teknis bahan- bahan industry dan eksport.
Memberitahukan kepada pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Perhubungan, tarif pengkutan
yang dipergunakan, manifest dan keanggotaan Conference atau bentuk kerja yang lainnya.
Lanjutan….
Pembuatan perjanjian kerja laut hanya perusahan yang berbadan hukum dan
tidak dapat bertindak sebagai nahkoda ataupun pemilik perseorangan.
Pasal 341 dan pasal 377 Kitab Undang- undang Hukum Dagang
menyebutkan bahwa nahkoda adalah pemimpin dikapal, yaitu
seorang tenaga kerja yang telah menandatangani perjanjian
kerja laut (PKL). Dan memenuhi syarat dan tercantum dalam sijil
Anak Buah Kapal (ABK) sebagai nahkoda ditandai dengan mutasi dari
perusahaan dan tercantum namanya dalam buku laut.
1. Pasal 384, 385, dan 396 kitab Undang- undang Hukum Dagang
mengatur jabatan ini. Pasal tersebut memberi kekuasaan kepada
nahkoda untuk menertibkan kapal. Anak buah kapal harus taat dan
patuh kepadanya, selanjutnya bila ada perintah nahkoda yang tidak
pantas dapat diadukan kepada pihak yang berwenang oleh anak
buah kapal.
Pasal –pasal yang mengatur jabatan nahkoda sebagai jaksa atau abdi
hukum yaitu, 387,38,390,391,dan 394a Kitab Undang- undang Hukum
Dagang.
1. Dalam suatu perjalanan pelayaran dapat saja terjadi hal- hal yang
menyangkut kehidupan manusia.Kalau terjadi kelahiran dan
kematian ,nahkoda diberi tugas dan bertindak sebagai pegawai
catatan sipil dengan mencatat semua kejadian di dalam buku harian
kapal.
Nahkoda menjabat sebagai wakil perusahaan pelayaran dalam hal- hal sebagai
berikut :
1. Kapal ditahan atau disita, diatur dalam pasal 396 Kitab Undang-
undang Hukum Dagang
2. Memerlukan biaya untuk muatan, diatur dalam pasal 371 Kitab
Undang- undang Hukum Dagang nahkoda diperbolehkan menjual
sebagian muatan.
Lanjutan…
TERIMA KASIH