Anda di halaman 1dari 19

PIHAK- PIHAK YANG TERLIBAT

PEKERJAAN DI KAPAL ( 1 )

PERTEMUAN KE - 2
PIHAK YANG TERLIBAT PEKERJAAN DI KAPAL

Menurut PP Nomor 7 Tahun 2000 kepelautan


itu adalah :

1. Segala sesuatu yang berkaitan dengan


pengawakan,pendidikan, persertifikat, kewenangan serta
hak dan kewajiban pelaut.

2. Awak kapal adalah orang yang bekerja atau dipekerjakan


diatas kapal oleh pemilik atau operator kapal.
Lanjutan….

Kualitas sumber daya manusia yang baik sangat berperan penting


dalam segala sektor karena sumber daya manusia yang baik memiliki
kemampuan dan keterampilan yang tinggi dan juga memiliki loyality /
dedikasi serta pengabdian dalam upaya pencapain tujuan atau target
suatu perusahaan.

Dalam hubungan kerja dikapal kita pengenal 3 kelompok


yaitu :
1. Pengusaha kapal atau perusahaannya
2. Nahkoda dan anak buah kapal
3. Perwira kapal (COC ) ataupun rating (COP)
PENGUSAHA KAPAL / PERUSAHAAN PELAYARAN

Ketentuan yang mengatur tentang pengusaha kapal terdapat dalam


pasal 320 kitab undang- undang Hukum Dagang. Yang menyatakan
bahwa pemilik atau pengusaha kapal adalah seorang yang mengusaha
kan kapal (Ship Management) utuk trasportasi dilaut dan
dikemudikan oleh seorang Nahkoda Cakap yang bekerja padanya.

Seorang pengusaha dalam menjalankan usahanya mempunyai tujuan /


target untuk mencari keuntungan yang sebesar- besarnya dengan biaya
tenaga, atau modal sekecil- kecilnya.
Lanjutan…

Pasal 15 Peraturan Pemerintah Nomor 12 tahun 1969 ketentuan mengenai


perusahaan pelayaran harus memenuhi syarat- syarat berikut :

 Merupakan perusahaan milik negara

 Merupakan perusahaan milik pemerintah daerah dengan ketentuan


undang- undang yang berlaku

 Memiliki satuan- satuan kapal lebih dari satu unit dengan jumlah minimal
3.000 M3 isi kotor dengan memperhatikan syarat-syarat teknis / nautls
perhitungan untung – rugi

 Tersedianya modal kerja yang cukup untuk kelancaran usaha atas dasar
norma ekonomi perusahaan
Lanjutan…

 Melaksanakan kebijakan angkutan laut nusantara.Di pertegas dalam


pasal 69 dan pasal 70 undang- undang Nomor 21 tahun 1992
tentang pelayaran menyatakan bahwa :

1. Ijin usaha pengangkutan dilakukan harus dengan ijin pemerintah


2. Usaha angkutan dapat dilakukan badan hukum Indonesia atau warga
negara Indonesia yang bergerak khusus dibidang angkutan perairan
3. Untuk menunjang usaha tertentu dapat dilakukan angkutan untuk
kepentingan sendiri.
Lanjutan…

Bila persyaratan diatas sudah dipenuhi, maka perusahaan pelayaran


berkewajiban antara lain :

 Melaksanakan ketentuan- ketentuan yang ditetapkan dalam surat perijinan, menganai


peraturan perjalanan kapal,seperti tarif angkutan.

 Mengumumkan kepada umum mengenai peraturan perjalanan kapal, tarif dan syarat- syarat
pengangkutan umum.

 Menerima pengangkutan penumpang, barang, hewan dan pos,sesuai persyaratan teknis


kapal maupun biaya operasional kapal.

 Memberikan prioritas kepada pengangkutan barang- barang sandang pangan lain sesuai
dengan persyaratan teknis bahan- bahan industry dan eksport.

 Memberitahukan kepada pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Perhubungan, tarif pengkutan
yang dipergunakan, manifest dan keanggotaan Conference atau bentuk kerja yang lainnya.
Lanjutan….

Hal- hal yang ditentukan oleh Menteri Perhubungan atau pejabat


yang di tunjuknya yaitu :

 Pembuatan perjanjian kerja laut hanya perusahan yang berbadan hukum dan
tidak dapat bertindak sebagai nahkoda ataupun pemilik perseorangan.

 Perusahaan- perusahaan pelayaran asing yang mengusahakan pelayaran dari


pelabuhan Indonesia dengan berbendera negara dapat diadakan sepanjang
sudah mendapat ijin dari Menteri Perhubungan atau pejabat yang ditunjuk
dengan mendaftarkan nama- nama kapal yang dioperasikannya beserta
schedule perjalanan (reguler service ) kapal selama satu tahun.

 Pemerintah berhak menetapkan kebijakkan yang berlandaskan kepentingan


umum dan melindungi perkembangan armada kapal Indonesia dengan
memperhatikan kelaziman internasional.
NAHKODA

Pasal 341 dan pasal 377 Kitab Undang- undang Hukum Dagang
menyebutkan bahwa nahkoda adalah pemimpin dikapal, yaitu
seorang tenaga kerja yang telah menandatangani perjanjian
kerja laut (PKL). Dan memenuhi syarat dan tercantum dalam sijil
Anak Buah Kapal (ABK) sebagai nahkoda ditandai dengan mutasi dari
perusahaan dan tercantum namanya dalam buku laut.

Nahkoda adalah Seorang Pemimpin Kapal.


Nahkoda sebagai perwira laut yang memegang komando tertinggi
diatas kapal / Capten kapal. Menurut undang – undang Nomor 17
tahun 2008 Tentang Pelayaran, nahkoda adalah pemimpin tertinggi
dikapal dan mempunyai wewenang dan tanggung jawab tertentu sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang- undangan dalam
menjalankan tugasnya sehari- hari diatas kapal.
JABATAN- JABATAN PENTING NAHKODA

Nahkoda sebagai Pemimpin Kapal.

1. Nahkoda merupakan pemimpin tertinggi dalam melayarkan


mengarahkan kapal tiba ditujuan pelabuhan. Setiap anak buah
kapal akan turun kedarat bila kapal sedang berlabuh, maka ia
terlebih dahulu meminta ijin kepada nahkoda.

2. Nahkoda sebagai pemimpin kapal harus melayarkan kapalnya


dari suatu tempat ke tempat lain dengan aman, tepat waktu,
praktis dan selamat.
Lanjutan…

Nahkoda sebagai Pemegang Kewibawaan Umum

1. Pasal 384, 385, dan 396 kitab Undang- undang Hukum Dagang
mengatur jabatan ini. Pasal tersebut memberi kekuasaan kepada
nahkoda untuk menertibkan kapal. Anak buah kapal harus taat dan
patuh kepadanya, selanjutnya bila ada perintah nahkoda yang tidak
pantas dapat diadukan kepada pihak yang berwenang oleh anak
buah kapal.

2. Dalam menegakkan kewibawaan umum tidak ada suatu alasan


apapun yang memberi ak kepada anak buah kapal untuk menentang
nahkoda.
Nahkoda sebagai Jaksa atau Abdi Hukum

Pasal –pasal yang mengatur jabatan nahkoda sebagai jaksa atau abdi
hukum yaitu, 387,38,390,391,dan 394a Kitab Undang- undang Hukum
Dagang.

Dalam ketentuan pasal-pasal tersebut menyebutkan bahwa :


1. Nahkoda dalam mengatasi atau menanggulangi suatu perkara atau
kejahatan diperbolehkan menahan seseorang untukpengamanan dan
pengusutan perkaranya kemudian dituangkan dalam suatu berita
acara untuk diserahkan kepada kepolisian dipelabuhan berikutnya.

2. Dalam pengusutan tersebut nahkoda diupayakan diajak berunding


dengan dua orang perwira kapal yang telah ditetapkan dalam sijil
kapal untuk kasus- kasus hukum, dan dalam pencarian bukti-bukti,
saksi- saksi kemudian semuanya dicatat dalam buku harian kapal.
NAHKODA SEBAGAI PEGAWAI PENCATAT SIPIL

Dasar hukum yang mengatur mengenai peraturan


Pencatatan Sipil atau Burgelijke Stand yang ditujukan
bagiorang- orang Thionghoa dan orang yang tunduk hukum
barat yaitu, pasal 46,47,58,59,76-79 dan 84-87.

1. Dalam suatu perjalanan pelayaran dapat saja terjadi hal- hal yang
menyangkut kehidupan manusia.Kalau terjadi kelahiran dan
kematian ,nahkoda diberi tugas dan bertindak sebagai pegawai
catatan sipil dengan mencatat semua kejadian di dalam buku harian
kapal.

2. Demikian halnya dalm mencatat kematian tidak boleh menyebutkan


sebab- sebab kematian hanya orang yang berwenang yang dapat
menyebutkan hal tersebut.
NAHKODA SEBAGAI NOTARIS

Pasal 947,950,dan 952 Kitab Undang- undang Hukum


Perdata.

1. Nahkoda dapat bertindak sebagai notaris dalam pembuatan surat


warisan seseorang diatas kapal. Surat warisan tersebut ditanda
tangani oleh pewaris yang ada, nahkoda,dan dua orang saksi.

2. Surat warisan yang dibuat oleh nahkoda tersebut hanya berlaku


selama 6 bulan sampai selesainya pelayaran.
NAHKODA SEBAGAI WAKIL PERUSAHAAN
PELAYARAN

Pasal- pasal 350,360,363,369,397,dan 505 Kitab Undang-undang Hukum Dagang


mengatur ketentuan jabatan tersebut.

Nahkoda menjabat sebagai wakil perusahaan pelayaran dalam hal- hal sebagai
berikut :

1. Penandatanganan surat-surat perjanjian selama pelayaran berlangsung


2. Pengaturan tugas anak buah kapal
3. Muatan
4. Penandatanganan dokumen
5. Pemungutan uang tambang atau upah-upah lain
6. Memperlengkapi kapalnya untuk pelayaran
7. Sebagai penggugat dan tergugat untuk perusahaan pelayaran dalam proses peradilan
8. Peminjaman uang untuk biaya pelayaran dengan menjaminkan kapalnya , setelah gagal
menghubungi perusahaan pelayaran.
9. Pembatalan, pemungkiran sahnya surat-surat atau sertifikat kapal untuk mengajukan
permohonan peninjauan kembali.
NAHKODA SEBAGAI WAKIL PEMILIK MUATAN

Dalam kasus- kasus tertentu nahkoda dapat menjabat sebagai wakil


pemilik muatan, baik dia sebagai pengirim atau penerima.

Hal ini dapat terjadi bila :

1. Kapal ditahan atau disita, diatur dalam pasal 396 Kitab Undang-
undang Hukum Dagang
2. Memerlukan biaya untuk muatan, diatur dalam pasal 371 Kitab
Undang- undang Hukum Dagang nahkoda diperbolehkan menjual
sebagian muatan.
Lanjutan…

Apabila suatu saat nahkoda berhalangan atau dalam keadaan


tidak mampu mengemudikan kapalnya, sebagai
penggantinya mualim satu,jika mualim satu juga
berhalangan maka digantikan oleh mualim yang tertua
menurut tingkatannya dan jika ini juga tidak ada seseorang
ditunjuk oleh dewan kapal.
SOAL DAN LATIHAN

1. Sebutkan hal- hal yang ditentukan oleh Menteri


Perhubungan atau pejabat yang ditunjuk terhadap sebuah
perusaan laut ?
2. Apa yang dimaksud nahkoda sebagai pemimpin kapal?
3. Pasal berapa sajakah yang mengatur jabatan nahkoda ?
Sebutkan !
4. Sebutkan fungsi-fungsi manajemen SDM !
SEKIAN

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai