STANDAR KOMPETENSI I
MENERAPKAN HUKUM PERKAPALAN
Kompetensi Dasar :
1. Memahami struktur organisasi di kapal : Pengusaha, Nahkoda, Perwira,
dan ABK
2. Melaksanakan tugas dan tanggungjawab di dalam organisasi
3. Melakukan perjanjian kerJa laut
4. Melaksanakan peraturan pengawakan kapal
5. Menyelenggarakan buku harian kapal
Pengertian-pengertian :
Nahkoda adalah pemimpin tertinggi dikapal dan juga pemegang kewibawaan
umum diatas kapalnya.
Nakhoda/skipper adalah seseorang yang telah menandatangani perjanjian kerja
laut dengan pengusaha kapal sebagai Nakhoda, memenuhi syarat sebagai nakhoda
tercantum dalam halaman “Sijil Anak Buah Kapal” sebagai Nakhoda ditandai
dengan mutasi dari perusahaan dan pencantuman namanya dalam Surat Laut
(KUHD pasal 377,SOSV 1935).
Pengusaha adalah seorang atau Badan Hukum, yang mengusahakan kapal untuk
pelayaran di laut, dengan melakukan sendiri atau menyuruh orang lain melakukan
pelayaran itu sebagai Nahkoda.
Pelayar adalah semua orang yang berada di kapal, kecuali Nakhoda.
Awak kapal adalah semua orang yang berada di atas kapal, misalnya Nakhoda,
Perwira, Bawahan atau Supercargo.
Penumpang adalah semua orang yang berada si atas kapal, kecuali awak kapal
atau pekerja-pekerja yang bekerja sementara untuk pemeliharaan kapal atau
bongkar muat atau orang-orang titipan atau tertinggal di atas kapal karena hal-hal
terduga.
Anak buah kapal adalah semua awak kapal kapal kecuali Nakhoda.
Perwira adalah para awak kapal yang tercantum sebagai perwira dalam Sijil Anak
Buah Kapal.
Di atas kapal Nahkoda yang menjadi kepala dari semua perwira dan ABK lainnya.
Perwira dan awak kapal adalah pembantu Nakhoda dan melaksanakan pekerjaan
untuk hari-hari di kapal.
Agar pekerjaan dapat berjalan lancar,maka diadakan pembagian pekerjaan, untuk
itu personil kapal dibagi dalam beberapa bagian yang mempunyai tugas dan
pekerjaan tertentu serta dikepalai oleh seorang kepala bagian/kepala kerja.
7. Mishi
8. Kasad Deck
9. Juru Mudi
10. Kelasi
II. Bagian Kapal Mesin
Anggota personil kamar mesin :
1. Kepala Kamar Mesin (KKM / chief engine)
2. Masinis 1
3. Masinis 2
4. Masinis 3
5. Masinis 4 & Masinis 5
6. Kadit mesin
7. Juru Listrik
8. Mandor Listrik
9. Kasad Mesin
10. Juru Minyak (Oiler)
11. Wiper
III. Bagian Radio
Personil bagian radio :
1. Perwira Radio Satu
2. Perwira Radio Dua
IV. Bagian Provian (Bagian Perlengkapan dan Pemakanan)
Personil provian :
1. Kepala Pemakanan
2. Koki
3. Pelayan
Untuk Pengurusan kapal, Menyangkut erat Beberapa Badan Hukum atau seperti
orang dibawah ini :
1. Pengusaha Kapal / pemilik kapal
2. Nahkoda
3. Awak kapal
4. Umum
By. RAKHMAT SYAM, S.ST.PI 4
DIKTAT HUKUM MARITIM DAN PERATURAN PERIKANAN
AWAK KAPAL
TUGAS :
1. Gambarkan struktur organisasi di atas kapal perikanan ?
2. Apa yang dimaksud :
a. Nakhoda/Skipper
b. Perwira
c. Awak kapal
d. Sijil Anak Buah Kapal (Monsterol)
3. Sebutkan jabatan-jabatan “Senior” di atas kapal perikanan ?
4. Sebutkan personil-personil yang tercantum dalam Sijil Anak Buah Kapal?
NAKHODA
Tugas Nakhoda yaitu :
1. Nakhoda sebagai pemimpin kapal
1) Tugas selaku pemimpin kapal :
2) Mampu membawa kapal dengan selamat ke tujuan
3) Mampu mengurus kapal, muatan dan penumpang
4) Mampu memelihara kapalnya agar selalu layak laut
5) Mampu dan mengerti mengolah tertip Adminitrasi kapal
By. RAKHMAT SYAM, S.ST.PI 5
DIKTAT HUKUM MARITIM DAN PERATURAN PERIKANAN
BAGIAN MESIN
Melaksanakan pekerjaan :
Menyelesaikan administrasi kamar mesin
Jaga laut di kamar mesin
Jaga pelabuhan di kamar mesin
Pemuatan dan pembongkaran muatan
Olah gerak kapal di kamar mesin (sandar-lepas dari dermaga)
Pemeliharaan kapal termasuk kebersihan di seluruh kapal mesin, termasuk
kebersihan kamar mesin.
BAGIAN RADIO
Melaksanakan pekerjaan :
Melayani alat-alat komunikasi kapal (radio, telepon, telegraph, dsb).
Perbaikan mum/ringan pada alat-alat navigasi elektronik kapal.
Pekerjaan administrasi radio kapal.
TUGAS :
1. Tuliskan tugas Nakhoda di atas kapal ?
2. Jelaskan tugas Nakhoda sebagai pemimpin kapal?
3. Tuliskan tugas-tugas Anak Buah Kapal pada bagian mesin ?
4. Tuliskan tugas-tugas Anak Buah Kapal pada bagian radio ?
PKL adalah Perjanjian hukum antara pengusaha kapal di satu pihak dan buruh
dipihak lain, di mana pengusaha berjanji untuk memberikan pekerjaan sebagai
Nakhoda atau Awak Kapal dengan mendapat imbalan upah.
Mengganti kerugian
Sakit / mendapat kecelakan sebab unsur kesengajaan.
b. Hak atas makanan dan tempat tinggal yang layak dikapal
Yang dimaksud dengan makanan dan tempat tinggal yang layak
Adalah :
Untuk makanan harus memenuhi 4 sehat 5 sempurna
Bergizi dan cukup bervitamin
Memenuhi kalori seperti disebutkan dalam ketentuan yang ada
Untuk tempat tinggal yang layak harus bersih dan terjamin pergantian udaranya
Mendapatkan cukup sinar matahari
Tenang istirahatnya dan tidak terganggu istirahatnya oleh bau maupun kebisingan
Terjamin kesehatannya
c . Hak atas cuti
Hak cuti diberikan setelah awak kapal :
Dinas awak kapal dilaksanakan selama satu tahun atau dapat akhir ikatan
kerja
Hak cuti tidak berlaku yang membuat perjanjian kerja laut menurut perjalanan
Besarnya cuti paling sedikit 7 hari atau 2 x 5 hari berturut – turut dengan upah
penuh.
d. Hak Perawatan dan Pengobatan pada Sakit atau pada Saat Mendapatkan
Kecelakaan
Ketentuannya :
Diwaktu sakit selama tinggal dikapal mendapatkan upah penuh, dan apabila tidak
ada dikapal mendapatkan upah 80%.
Sisakit apabila ditinggalkan didarat ada hak pengangkutan kembali kedaerah asal
secara cuma – Cuma termasuk biaya makan dan penginapan
e. Hak atas ganti rugi apabila kapalnya mendapat musibah
Ketentuannya:
Ganti rugi diatasi oleh peraturan perundang – undangan yang berlaku.
Ganti rugi hanya diberikan apabila barang miliknya hilang (total lost)
Apabila yang bersangkutan menganggur diberikan upah paling banyak 2 bulan.
Kewajiban Awak kapal dalam KUHD
a. Berkerja sekuat tenaga dan wajib mengerjakan segala sesuatu yang diperintahkan
oleh Nahkoda.
Adapun tugas dan kewajiban awak kapal dapat diketahui dari :
1. Pejanjian kerja laut
2. Sijil awak kapal
3. Peraturan dinas Awak Kapal yang telah dibuat oleh Nahkoda atau umumnya
diseragamkan oleh masing – masing perusahaan
b.Taat kepada atasan, teristimewa menjalankan perintah – perintah Nahkoda
c. Tidak membawa atau memiliki minuman keras atau barang – barang yang
terlarang, senjata tajam, narkotika atau barang selundupan dsb. diatas kapal, tanpa
seizin Nahkoda.
d.Turun atau meninggalkan kapal harus seizin nahkoda dan kembali tidak terlambat.
e. Wajib membantu memberikan pertolongan dalam penyelamatan kapal, penumpang
maupun muatannya.
Kewajiban Nakhoda
a. Bertindak dengan kecakapan, kecermatan dan kebijaksanaan yang optimal dalam
memimpin, menavigasi kapalnya.
b. Mematuhi perintah dan peraturan-peraturan pengusaha selama tidak menyimpang
dari Perjanjian Kerja Lautnya dan Undang-Undang serta kebiasaan lazimya.
TUGAS
1. Jelaskan pengertian dari perjanjian kerja laut ?
2. Sebutkan isi dari Perjanjian Kerja Laut ?
3. Jelaskan kewajiban sebagai Nakhoda ?
4. Jelaskan mengenai pembatalan Perjanjian Kerja Laut yang tidak syah?
a) Pendahuluan (STCW)
b) Tingkat pengawakan (Manning Levels)
c) Sertifikat dan pemeriksaan
d) Keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan
e) Hak dan kewajiban pemilik, master dan pelaut.
f) Tentang berlakunya undang-undang.
Pada setiap kapal penangkap ikan yang berlayar harus berdinas (Pasal 41 dalam
Undang-Undang Pengawakan):
a. Seorang nakhoda dan beberapa perwira kapal yang memiliki sertifikat keahlian pelaut
kapal penangkap ikan dan sertifikat keterampilan dasar pelaut sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (2) huruf a sesuai dengan daerah pelayaran, ukuran kapal, dan daya
penggerak kapal;
b. Sejumlah rating yang memiliki sertifikat keterampilan dasar pelaut dalam Pasal 4 ayat (2)
huruf a.
Untuk mendapatkan sertifikat keahlian pelaut kapal penangkap ikan dalam Pasal 41 ayat
(2) dalam Undang-Undang Pengawakan, harus lulus ujian yang dilaksanakan oleh
Dewan Penguji yang mandiri (independen) sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Ketentuan lebih lanjut mengenai ujian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur
dengan Keputusan Menteri setelah mendengar pendapat dari Menteri yang bertanggung
jawab di bidang perikanan.
Pengawakan kapal penangkap ikan (pasal 44) harus disesuaikan dengan:
a. daerah pelayaran;
b. ukuran kapal;
c. daya penggerak kapal (kilowatt/KW).
Pasal 45, Pelaut perwira kapal penangkap ikan dapat beralih profesi sebagai pelaut
kapal niaga, melalui penyetaraan Sertifikat Keahlian Pelaut.
TUGAS :
Buku harian kapal adalah merupakan bukti-bukti dan data-data utama mengenai
sesuatu kejadian di kapal, baik kecelakaan atau kerusakan, maka ada beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam penyelenggaraan dan pengisian Buku Harian
Kapal, yaitu :
a. Tidak boleh menghapuskan Buku Harian
b. Tidak boleh merobek Buku Harian
c. Jangan meninggalkan ruangan kosong dalam Buku Harian tanpa dicoret,
karena ini dapat menimbulkan kecurigaan, bahwa Buku Harian ditambah-
tambah isinya, sehingga nilai Buku Harian menjadi kurang sebagai bahan
bukti.
d. Jangan menambah halaman Buku Harian
e. Jangan menambah-nambah isi Buku Harian dengan menempel-nempel di
pinggir atau di sela-sela.
f. Jangan membuat konklusi dalam suatu kejadian, cukup hanya data-data saja.
g. Segala sesuatu yang belum jelas, sebaiknya ditulis dengan kata-kata
“kelihatannya” atau “seolah-olah” dan lain-lain.
h. Jangan menganggap keadaan laut, sebab kadang-kadang pelaut cenderung
menulis kecepatan angin 6 Beaufort scale.
i. Sebaiknya diselenggarakan juga Buku Jaga (Serap Log atau Rough Log)
untuk menulis semua kejadian.
j. Harus teliti dalam mengisi waktu-waktu kejadian, sebab jika matahari
terbenam jam 18.05, jam 18.3 tidaklah sama dengan jam 18.07 (antara siang
dan malam), walaupun berbeda 4 menit.
k. Untuk ketelitian gerakan mesin pada waktu olah gerak diselenggarakan juga
Buku Olah Gerak, yang isinya gerakan-gerakan mesin beserta waktunya.
TUGAS
1. Jelaskan apa yang dimaksud buku harian kapal?
2. Jelaskan prosedur pengisian buku harian kapal ?
STANDAR KOMPETENSI II
MENERAPKAN PERATURAN BANDAR
Kompetensi Dasar :
1. Menyiapkan dokumen kesyahbandaran
2. Melaksanakan prosedur keluar masuk Bandar
3. Melakukan prosedur bongkar muat barang di pelabuhan
biaya-biaya yang harus ditanggung oleh kapal sebelum berangkat. Surat izin
berlayar hanya akan dikeluarkan oleh pihak syahbandar jika semua persyaratan
telah dipenuhi.
Walaupun surat izin berlayar belum diberikan oleh syahbandar dapat melarang
kpal berangkat, apabila ternyata kapal tersebut melanggar peraturanperaturan /
ketetuan-ketentuan elabuhan atau lain-lainnya. Jika larangan tesebut menyangkut
kapal yang mendapat surat izin berlayar, nakhoda harus menyerahkan kembali
surat-surat kapalnya kepada syahbandar. Larangan pemberangkatan tidak berlaku
bagi kapal Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, kapal perang, Polisi Perairan dan
Bea Cukai.
Dokumen Kesyahbandaran
Kapal yang akan berlabuh jangkar perlu menyiapkan dokumen yang
berhubungan dengan kesyahbandaran. Sebab dokumen-dokumen tersebut
merupakan pas masuk di daerah pelabuhan. Secara garis besar dokumen-dokumen
yang dimaksud adalah surat-surat dan sertifikat-sertifikat kapal yang penting, yaitu :
1. Identitas dan ukuran kapal
2. Sertifikat atau surat mengenai keselamatan pelayaran
3. Surat-surat kapal yang berhubungan dengan operasional kapal
4. Sertifikat dan surat kir kapal
5. Surat-surat pengawakan kapal
Dokumen-dokumen yang berkaitan dengan hal-hal di atas dipersiapkan oleh
perwira kapal yang khusus menanganinya sebelum tiba di pelabuhan untuk
kemudian diserahkan, disimpan dan dipakai oleh syahbandar sebagai pedoman
pengawasan selama kapal berada di pelabuhan. Surat- surat tersebut harus
diserahkan kepada syahbandar pada hari kapal tiba atau pada hari berikutnya bila
kapal datang sore hari.
SURAT-UKUR
CARA PENGUKURAN DALAM NEGERI
No. : ………………………
Lebar : bagian kapal terlebar diukur dari sebelah luar dari lambung …..........meter,
Dalam : jarak dari bagian tengah atas dari gading-gading di samping serta sampai
bagian sebelah bawah dari geladak atas
Pada tingkatan garis lintang kapal melalui bagian sebelah atas dari rimbat kapal
m3 R.T.
Isi kapal :
…… ……
Isi bawah geladak atas
: ……………….
Bagian atas dari rimbat tetap
dipahatkan
(…………………….)
Angka2 atau
Pelabuhan Isi Kotor Tanggal
Nama kapal Huruf2Panggila
Pendaftaran (Ton) peletakan lunas
n
(……………………………)
DIKTAT HUKUM MARITIM DAN PERATURAN PERIKANAN
S U R A T I Z I N ( Model – A )
No. …………………
Yang bertanda tangan dibawah ini Syahbandar Surabaya dengan ini memberikan izin
sehubungan dengan ketentuan dalam pasal 3 Peraturan Surat2 Laut dan Pas2 Jalan 1935
Kepada :
……………………………………………..
Untuk dengan Km/Plm mengadakan pelayaran satu kali jalan dari Surabaya menuju
ke………………………Asalkan dalam segala hal memenuhi ketentuan yang berlaku.
Atas dasar surat izin ini maka perjalanan pelayaran tersebut di atas tetap tidak lebih
jauh dari perjalanan itu, Km/Pim di beri hak berlayar di bawah bendera Indonesia.
Surat izin ini berlaku mulai tgl………………dan tidak berlaku lagi setibanya
Km/Plm di…………….paling lambat tgl………………
Diberikan di Surabaya
Pada Tanggal, ……….
Nakhoda, Syahbandar
(……………) (………..…………)
NIP.
Tujuan : ……………………………………….
Bound for
(…………...)
DIKTAT HUKUM MARITIM DAN PERATURAN PERIKANAN
Dikurangi dengan untuk alat tawar setiap lambung timbul dengan …………………….cm
MAT
AT
K
Md
Mr SRU
Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan bahwa kapal ini telah diperiksa
dan lambung timbul yang tertera di atas ini dan tempat2 tanda2 garis muat ditetapkan sesuai
dengan konvensi.
DIKTAT HUKUM MARITIM DAN PERATURAN PERIKANAN
Sertifikat ini di berikan atas nama Pemerintah Republik Indonesia, tetap berlaku
hingga selesainya Pemeriksaan Umum y.a.d tetapi paling lambat akhir…………….200…
Diberikan di…………………………………………………tgl……………..……….200..
Atas nama Pemerintah Republik Indonesia, oleh
No. …………………..
PERINGATAN
Pada pemeriksaan di laut berlaku
1. Tempat pemberangkatan………………………… hanya dalam perjalanan di antara
pelabuhan-pelabuhan tersebut.
2. Tanggal berangkat……………………………….. dari tempat di bawah No. 1 dan 3,
dengan mengesahkan tanggal
3. Pelabuhan berikutnya yang pertama dikunjungi berangkat dan jika tidak singgah
ke pelabuhan lain dari yang
…………………………………………………… dinyatakan di bawah
Uraian tentang surat-surat kapal,
(jenis, tempat dan tanggal pemberiannya, nomor surat
laut, pas tahunan dsb)
………………………………………………………..
………………………………………………………..
………………………………………………………..
……………………………………………………….
……………………………………………………….
……………………………………………………….
………………………………………………………. Jumlah berat kotor
………………………………………………………. …………….……Kg
……………………………………………………….
……………………………………………………….
……………………………………………………….
Di ………………..tgl…………200..
Bendaharawan Kantor Bea dan Cukai,
(…………………….)
NIP……………….
Surat dan Denah Khir
Surat khir adalah surat yang dibuat oleh petugas kapal (nakhoda / perwira) yang
memuat tentang identitas barang, ukuran, dan letak penempatan barang di atas kapal. Surat
ini diserahkan kepada pejabat / syahbandar pelabuhan untuk disimpan guna pengawasan
kegiatan bongkar-muat kapal. Dari surat ini, diterbitkan pula denah pemuatan khir (finak
stewage plan) oleh pihak kapal sebagai penjelasan visuil dari surat khir yang telah dibuat
sebelumnya.
Pengawakan Kapal
Pengawakan kapal menyangkut segala hal berkaitan dengan keberadaan awak kapal
di atas kapal baik berupa sertifikat-sertifikat / perizinan-perizinan melaut, identitas awak
maupun tugas dan tanggung jawab awak di atas kapal. Yang dimaksud dengan awak kapal
disini adalah semua orang yang berada di kapal, misalnya nakhoda, perwira, bawahan atau
supercargo yang semuanya tercantum dalam sijil Anak Buah Kapal dan telah
menandatangani Perjanjian Kerja Laut dengan pengusaha kapal.
Sijil Anak Buah Kapal adalah suatu buku yang merupakan daftar dari anak buah
kapal lengkap dengan catatan-catatan mutasi secara individual Anak Buah Kapal dan di
sahkan oleh syahbandar. Sijil ditandatangani oleh nakhoda, atau salah satu perwira kapal
yang ditunjuk oleh nakhoda kapal atas nama nakhoda dan syahbandar.
Syarat Anak Buah Kapal yang dapat dicantumkan dalam sijil adalah Anak Buah
Kapal yang telah menandatangani Perjanjian Kerja Laut dengan pengusaha kapal serta
memenuhi syarat-syarat untuk itu ; yaitu :
a. Umur paling sedikit 14 tahun (untuk perwira 18 tahun)
b. Mempunyai buku pelaut
c. Surat bukti kesehatan
d. Tanda lulus kir mata dan kir telinga untuk yang kena jaga laut
e. Dan surat kuasa dari wali untuk yang dibawah umur
Adapun isi halaman pertama dari sijil antara lain :
a. Nama kapal
b. Pemilik kapal
c. Pengusaha kapal
d. Nama nakhoda
Sedangkan halaman berikutnya yakni :
DIKTAT HUKUM MARITIM DAN PERATURAN PERIKANAN
TUGAS :
1. Apa yang dimaksud dengan petugas Syahbandar ?
2. Jelaskan yang dimaksud dengan kesyahbandaran ?
3. Uraikan tugas pokok seorang Syahbandar ?
4. Uraikan dokumen-dokumen yang harus dipersiapkan sehubungan dengan
kesyahbandaran ?
5. Bilamana sebuah kapal tidak mendapat izin berlayar oleh Syahbandar ?
DIKTAT HUKUM MARITIM DAN PERATURAN PERIKANAN
Memasuki Pelabuhan
Kapal yang memasuki pelabuhan biasanya dikarenakan dua alasan penting, antara
lain :
1. Pelabuhan yang akan disinggahi masuk dalam rencana pelayaran atau urutan
persinggahan menurut urutan pelabuhan dalam pelayaran (port itinerary)
2. Keadaan darurat misalnya, menurunkan orang sakit, akan mengisi air, atau
berlindung dari cuaca buruk
Jika dalam rencana pelayaran, umumnya sudah mendapat izin singgah atau sudah
ada hubungan dengan pejabat pelabuhan. Hubungan atau izin biasanya sudah diatur
oleh agen dari perusahaan kapal di tempat tujuan. Tiga hari (72 jam) sebelum sampai
(yang dimaksud sampai / tiba ialah tiba di kapal pandu atau stasiun pandu pelabuhan
tujuan). Nahkoda mengirim telegram yang memberitahukan tentang :
- Nama kapal
- Tiba menurut perhitungan atau dalam bahasa Inggris lebih populer dengan ETA
(Estimate Time of Arrival)
- Jumlah muatan dan jumlah yang akan dibongkar
- Sarat kapal terbesar
- Permintaan-permintaan khusus, misalnya penyediaan air tawar dan lain-lain
- Permintaan pandu dan permintaan izin.
Jika pelabuhan persinggahan tidak dalam rencana pelayaran akan tetapi diputuskan
untuk singgah selama dalam pelayaran misalnya untuk mengisi air, bahan bakar,
menurunkan orang sakit, prosedur biasa tetap dijalankan. Bilamana tidak
memungkinkan nahkoda mengirim telegram ke pejabat pelabuhan setempat, biasanya
syahbandar, untuk minta izin serta pengagenan bisa saja diatur selanjutnya. Jika
singgah mendadak, misalnya untuk berlindung dari cuaca buruk, permintaan izin boleh
mendadak, masuk dahulu baru minta izin. Hal-hal demikian umumnya dimaklumi oleh
pejabat setempat.
Sesuai dengan peraturan pelabuhan kapal yang memasuki pelabuhan wajib
mengibarkan bendera kebangsaan. Bendera-bendera yang dipasang antara lain :
Meninggalkan Pelabuhan
Selesai pemuatan dan pembongkaran,agen/perwakilan menerbitkan Surat Perintah
Berlayar (Sailing Order). Dalam surat perintah berlayar, isinya biasanya lebih luwes,
yaitu menjelaskan, bahwa aktivitas bongkar-muat selesai jam sekian tanggal sekian dan
nahkoda boleh meninggalkan pelabuhan. Dengan dasar itu nahkoda merencanakan jam
berangkat dengan mempertimbangkan segala hal, misalnya arus, cuaca, perhitungan
sampai ke pelabuhan berikut.
Sementara akan berangkat, agen akan mengurus Surat Izin Berangkat (Exit Permit)
dari Imigrasi setempat dan Custom Clearence dari bea cukai. Dan atas dasar surat-surat
ini syahbandar akan mengembalikan surat-surat kapal atau sertifikat-sertifikat kapal
yang disimpan selama kapal di pelabuhan kemudian menerbitkan surat izin berlayar
(Port clearence) dengan demikian kapal bebas dari persoalan-persoalan bea cukai dan
syahbandar.
3. Surat tanda pembayaran uang rambu (Light Dues) bila melakukan pembayaran
di pelabuhan tersebut
4. Jika memakai pandu / kapal tunda, maka kapal juga akan harus mengeluarkan
pembuktian penggunan bantuan pandu
Pada waktu meninggalkan pelabuhan, maka kapal harus menaikkan bendera-
bendera seperti pada waktu masuk, kemudian kapal harus mengirim telegram kepada
perusahaan pelayaran yang berisikan :
- jam dan tanggal berangkat
- jumlah muatan
- jumlah yang dibongkar
- jumlah yang dimuat
- surat kapal
- air tawar
- bahan bakar
- ETA pelabuhan berikut
TUGAS :
Seseorang yang mempunyai barang untuk dikirim dari suatu tempat ke tempat lain,
pertama-tama akan menghubungi pengusaha pelayaran, dalam hal ini pembukuan muatan.
Apabila sudah disetujui secara umum mengenai persyaratan-persyaratannya (terutama
biasanya jadwal pemberangkatan, jumlah muatan, terminal pengangkutan) dibuatlah suatu
surat perjanjian (Engagement sheet) dimana perjanjian ini sifatnya mengikat, akan tetapi
masih ada beberapa pengecualian yang dapat membatalkannya secara sah (KUH Perdata
pasal 1338, 1339)
3.1. OPERASI BONGKAR MUAT
1. Stevedoring
Pengertian stevedoring dan stevedore
Stevedoring adalah jasa bongkar/muat dari/ke kapal, dermaga,
tongkang, gudang, truk atau lapangan dengan menggunakan derek kapal atau
alat Bantu pemuatan lainnya. Orang yang bertugas mengurus bongkar muat
kapal disebut Stevedore, sedangkan stevedore yang bertugas didarat disebut
sebagai quay supervisor.
DIKTAT HUKUM MARITIM DAN PERATURAN PERIKANAN
Ship Operation
Adalah kegiatan bongkar muat dikapal yang mempergunakan peralatan bongkar
muat kapal atau disebut boom atau Derek.
Operasi dari Derek terdiri dari 4 langkah yaitu :
1. Mengkaitkan sling muatan pada ganco atau
hook dalam palka
2. Memindahkan ganco berikut muatan dari
palka kedermaga disisi kapal
3. Melepaskan sling muatan dari ganco
3
2 didermaga, muatan diletakan diatas dermaga
4
444
- 1 atau kendaraan pengangkut (truck)
4. Mengembalikan ganco dari dermaga
kepalka, untuk kegiatan berikutnya
Langkah 1+2+3+4 dinamakan hookcycle time (satu siklus), satuan dasar untuk
mengukur siklus ini adalah satu jam. Jadi bila waktu siklus adalah 5 menit maka
dalam satu jam terdapat 12 siklus.
Bila kapal membongkar muatan sejenis dan satu sling muatan adalah 3 ton maka
kecepatan bongkar muat satu jam adalah 36 ton.
Kecepatan dari ship operation akan ditentukan oleh :
1. Jumlah siklus dalam satu jam
2. Berat rata-rata tiap siklus
DIKTAT HUKUM MARITIM DAN PERATURAN PERIKANAN
Pembongkaran ke Dermaga
Dermaga dalam keadaan siap menerima muatan dari kapal, artinya bersih dan
bebas penghalang. Barang-barang yang dibongkar harus dilepas dahulu dari
tackle, tidak dengan menarik ganco atau menarik sling atau alat-alat stevedore
lainya, melainkan sling harus terlebih dahulu dilepas. Peti-peti atau barang berat
lainnya diberi ganjalan didermaga agar mudah diangkat dengan forklift. Bila
muat/bongkar barang dengan jala-jala agar diusahakan diganjal supaya tidak rusak
terjepit.
4. Kerusakan yang terjadi atau hal lain selama bongkar muat dari kapal
Semua data perlu dikumpulkan, semua pengeluaran dan biaya dicatat untuk
dijadikan dokumen pendukung tagihan pada principal kapal atau pemilik barang
Langkah berikutnya adalah membuat evaluasi mengenai pekerjaan yang sudah
dikerjakan untuk mengetahui apakah pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan
rencana yang dibicarakan dalam pre-arrival meeting. Hasil evaluasi dituangkan
dalam laporan menyangkut laydays, rate yang dicapai, lost time dan apakah biaya
dan pendapatan sesuai dengan rencana. Juga diteliti mengenai landing order dan
outturn report, seperti evaluasi PAM dan ship output per day
Landing order adalah perubahan pelabuhan bongkar dari satu partai barang yang
dibuat ileh agen pelayaran. Output report merupakan daftar dari semua barang
yang dibongkar dengan catatan jumlah koli barang dan kondisinya pada waktu
dibongkar. Barang yang kurang atau lebih diberi remark dan outtun report. Dari
short/overlanded list dapat dilihat atau diketahui kekurangan barang yang
dibongkar.
Administrasi stevedoring
Persiapan administrasi stevedoring ketika mengerjakan kapal adalah :
1. Tally yang akurat baik di kapal maupun didarat. Yang dimaksud tally disini
adalah pencatatan penghitungan jumlah barang
2. Menyiapkan dan mengerjakan labour dan time sheet, short landed dan
overlanded list, damage cargolist dan lainnya yang diusahakan agar ditanda
tangani oleh kapal pada waktu yang tepat
3. Menyususn statemet of fact dan time sheet
4. Mempersiapkan semua dokumen-dokumen yang diperlukan dari bagian
stevedoring untuk menyusun nota-nota tagihan dalam batas waktu dan sesuai
ketentuan yang berlaku.
Untuk barang-barang yang dimuat, agen pelayaran membuat draft konosement
berdasarkan data dari shipping instruction (SI). Catatan yang dibuat di mate
receipt harus sama dengan catatan yang ada di Bill of Lading (B/L). Bila ada
catatan yang rusak didalam B/L maka yang akan dikeluarkan adalah konosement
kotor atau foul bill of lading.
Untuk barang-barang yang dibongkar, isi dari tally dan catatan kerusakan yang
dibuat oleh petugas tally akan menentukan apakah consignee akan mengajukan
klaim terhadap PBM atau perusahaan pelayaran yang mengangkut barangnya.
Untuk mencegah timbulnya claim dalam bongkarmuat barang sering
dipergunakan jasa dari Independent cargo surveyor yang akan meneliti setiap
kerusakan, kalau perlu dengan bantuan laboratorium.
DIKTAT HUKUM MARITIM DAN PERATURAN PERIKANAN
2. Cargodoring
Pengertian Cargodoring
Cargodoring atau quay-transfer adalah pemindahan barang setelah dibongkar dari
kapal didermaga kegudang atau tempat penumpukan. Kegiatan ini dilakukan
dengan bantuan gerobak dorong dan peralatan mekanis berupa forklift.
Forklift adalah adalah alat yang paling banyak digunakan. Bila dilakukan dengan
forklift maka aktifitas pekerjaan cargodoring adalah sebagai berikut :
1. Muatan diambil oleh forklift dari tempat pembongkaran disisi kapal
didermaga setelah dilepas dari sling kapal
2. Muatan dipindah dari dermaga ke area penumpukan serta menyusun dan
menumpuknya
3. forklift kembali kesisi dermaga untuk mengambil muatan berikutnya
4. Forklift kembali kesisi dermaga untuk mengambil muatan yang berikut
Salasatu factor yang sangat menentukan munculnya waktu tidak aktif adalah
kesalahan perhitungan jumlah forklift yang digunakan. Untuk menentukan
jumlah forklift perlu diperhitungkan :
- Jumlah, jenis dan banyaknya muatan
- Jumlah tenaga kerja
- Utilisasi dan ketersediaan
- Perawatan alat yang ada dan kemungkinan sewa
-
Pemanfaatan alat cargodoring
Agar aktifitas cargodoring berjalan produktif dan eficien, peralatan harus
dimenfaatkan dengan baik. Berikut ini adalah rumus untuk menghitung tingkat
utilisasi peralatan
Jam mesin yang tercatat
Utilisasi = x 100 %
Jam mesin yang mungkin
Jam mesin tercatat : Lamanya mesin bekerja dalam jangka waktu tertentu
(actual time). Tidak termasuk bila mesin tidak
bekerja efektif
Jam mesin mungkin : Lamanya mesin itu dipakai di pelabuhan, termasuk
juga bila sedang stand by
Agar down time rendah maka perlu pemeliharaan peralatan dilaksanakan
dengan baik dan secara teratur. Peralatan yang dioperasikan secara ceroboh serta
perawatan yang kurang baik akan mengakibatkan tidak tersedianya peralatan bila
diperlukan.
Untuk menjaga berfungsinya peralatan, perlu diperhatikan kemampuan
mengangkut (lifting capacity) dari forklift dan sifat muatan dalam jenis dan
bentuknya. Petugas harus menjaga agar jangan sampai melampaui lifting capagity
dari forklift, selain itu petugas juga tidak boleh memaksakan kapasitas dari
forklift tersebut.
3. Receiving/Delivery Operation
Pengertian receiving/delivery operation merupakan operasi penerimaan/ penyerahan
barang dari dan wilayak kepelabuhan.
Kegiatan receiving/delivery pada dasarnya ada dua macam yaitu :
Pola Muatan Angkutan Langsung
Adalah pembongkaran atau pemuatan dari kendaraan darat langsung dari dan
kekapal. Kegiatan receiving/delivery dilakukan dengan cara :
DIKTAT HUKUM MARITIM DAN PERATURAN PERIKANAN
Landing Order
Apabila terjadi perubahan bongkar muat dari suatu partai barang, agen
pelayaran akan mengeluarkan landing order. Landing order adalah
pemberitahuan dari agen pelayaran kepada kapal tentang adanya perubahan
pelabuhan bongkar satu partai barang dengan menyebutkan pelabuhan bongkar
sebelumnya dan pelabuhan bongkar seharusnya.
Tally Bongkar
Pada waktu barang dibongkar diadakan pencatatan jumlah colli dan kondisinya
sebagaimana terlihat dan hasilnya dicatat dalam tally sheet bongkar . Tally sheet
harus di countersign oleh nakhoda atau mualim yang berwenang.
Outturn report
Adalah daftar dari semua barang dengan mencatat jumlah colli dan condisinya
barang itu pada waktu dibongkar. Barang yang kurang jumlahnya atau rusak
diberi tanda (remark) pada outtern report
Short and Overlanded
Adalah khusus barang yang mengalami kekurangan atau kelebihan dibuat daftar
sendiri.
Damaged Cargo List
Khusus barang yang mengalami kerusakan dibuatkan daftar tersendiri berupa
damaged cargo list. Untuk barang-barang yang mengalami kerusakan diberi
penjelasan rinci mengenai dimana mengalami kerusakan terjadi, sebelum
dibongkar atau selama pembongkaran. Dijelaskan pula sejauh mana kerusakan
yng dialami.
Cargo Tracers
Dengan memperhatikan short and overlanded list, agen pelayaran mengeluarkan
Tracer. Tracer merupakan pemberitahuan kepada semua pihak pelabuhan muat
dan bongkar tentang adanya kekurangan dan kelebihan barang yang terjadi di
pelabuhan pengirim. Tracer juga menanyakan apakah barang yang kurang
tersebut ada di pelabuhan penerima tracer atau sebaliknya.
Pelabuhan penerima tracer akan menyelidiki isi tracer dan segera
menyampaikan hasil penyelidikannya kepengirim. Apabila tracer pertama tidak
dijawab, setelah 15 hari akan disusul tracer berikutnya, dan demikian berikutnya
sampai mendapat jawaban penerima tracer memiliki kewajiban untuk segera
meneliti dan menjawab tracer yang diterima mengingat akan timbulnya klaim
dari pemilik barang.
DIKTAT HUKUM MARITIM DAN PERATURAN PERIKANAN
Cargo Manifest
Adalah keterangan rinci mengenai barang-barang yang diangkut oleh kapal. Jadi
merupakan daftar semua bill of lading dari barang yang diangkut kapal dan
dijabarkan secara rinci.
Special Cargo List
Adalah daftar dari semua barang khusus yang dimuat oleh kapal, misalnya
barang berbahaya, barang berharga, barng berat dan barang yang membutuhkan
pengawasan khusus termasuk refrigerated cargo.
Dangerous Cargo
Adalah daftar muatan barang berbahaya, baik yang ditetapkan oleh IMO atau
yang ditetapkan oleh yang berwenang di pelabuhan.
Hatch List
Setiap kapal mempunyai muatan sendiri. Hatch List merinci muatan yang ada
pada tiap palka. Hatch List dibuat oleh pihak kapal
Parcel List
Karena sering ada barang kiriman yang bukan barang dagangan dikirim melalui
kapal laut sebagai barang titipan, misalnya personal effect, maka barang itu
didaftar dalam suatu daftar.
A
B C D E F
KETERANGAN :
1. Barang masuk ruangan penumpukan (Gudang Laut)
A. : Selama barang ada dikapal, tanggung jawab atas barang pada pelayaran
DIKTAT HUKUM MARITIM DAN PERATURAN PERIKANAN
TUGAS :
1. Kemukakan yang dimaksud dengan Engagement sheet ?
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Stavedoring, Cargodoring dan
Delivery/Receiving ?
3. Perusahaan Bongkar Muat (PBM) dalam melakukan kegiatanya memerlukan
beberapa dokumen, secara garis besar, dipilih menjadi dua macam, sebutkan dan
jelaskan kedua dokumen tersebut.?
4. Gambarkan ruang lingkup kegiatan perusahaan bongkar muat (PBM) ?