Anda di halaman 1dari 45

RPP HUKUM MARITIM DAN PERATURAN PERIKANAN

PROGRAM SATU SEMESTER

STANDAR KOMPOTENSI : Hukum Maritim dan peraturan perikanan


KELAS/SEMESTER : X /2
PROG. KEAHLIAN : PELAYARAN
KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TAHUN PELAJARAN : 2011/2012

KODE ALOKAS
SEMESTER KOMPETENSI KET.
KOMPETENSI I WAKTU

Hukum Maritim dan peraturan


Genap perikanan

Galesong, JANUARI
2012
Mengetahui Guru Mata pelajaran
Kepala Sekolah

Drs. H. Muh. Ali, M.Pd


Rakhmat Syam,S.St.Pi
NIP. : 19590925 198403 1 007 Nip :
19780531 200903 1 003

By. RAKHMAT SYAM,S.ST.PI


RPP HUKUM MARITIM DAN PERATURAN PERIKANAN

PROGRAM SATU SEMESTER

STANDAR KOMPOTENSI : Hukum Maritim dan Peraturan Perikanan


KELAS/SEMESTER : XI /3
PROG. KEAHLIAN : PELAYARAN
KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TAHUN PELAJARAN : 2011/2012

A. PERHITUNGAN ALOKASI WAKTU


1. Banyaknya pekan dalam satu semester
Januari = 2 Pekan
Februari = 3 Pekan
Maret = 4 Pekan
April = 4 Pekan
Mei = 4 Pekan
Juni = 4 Pekan
Jumlah (a) = 21 Pekan

2. Banyaknya pekan tidak efektif


Libur awal puasa = 1 Pekan
Libur menjelang/
Sesudah lebaran = 2 Pekan
Pengayaan = 2 Pekan
Remedial = 1 Pekan

Jumlah (b) = 6 Pekan

3. Banyaknya pekan efektif


( a ) – ( b)
( 21 ) - ( 6 ) = 15 Pekan

4. Banyaknya jam pelajaran efektif : 4 x 15 = 60 Jam

B. ALOKASI WAKTU
NO KOMPETENSI/SUB KOMPETENSI JUMLAH KET.
By. RAKHMAT SYAM,S.ST.PI
RPP HUKUM MARITIM DAN PERATURAN PERIKANAN

JAM
MENGGUNAKAN KOMPAS MAGNET 60

1 Menjelaskan Penggunaan Kompas magnet 10


2 Menggunakan Kompas Dalam Mengemudikan Kapal 10
3 Menggunakan Kompas Dalam menentukan posisi Kapal 10
4 Menentukan Nilai Deviasi dengan mengobservasi Benda- 10
benda Bumi
5 Menentukan Nilai Deviasi dengan mengobservasi Matahari 10
6 Merawat Kompas 10

Galesong Oktober 2011


Mengetahui Guru Mata pelajaran
Kepala Sekolah

Drs. H. Muh. Ali, M.Pd


Rakhmat Syam,S.St.Pi
NIP. : 19590925 198403 1 007 Nip :
19780531 200903 1 003

By. RAKHMAT SYAM,S.ST.PI


RPP HUKUM MARITIM DAN PERATURAN PERIKANAN

KEMAJUAN BELAJAR PESERTA DIKLAT


(PROGRAM MINGGUAN/HARIAN)

STANDAR KOMPOTENSI : HUKUM MARITIM DAN PERATURAN PERIKANAN


KELAS/SEMESTER : XI /3
PROG. KEAHLIAN : PELAYARAN
KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TAHUN PELAJARAN : 2011/2012

Minggu Hari/ Pert. Kompetensi/ Hasil


No Ket
ke Tanggal Ke Sub Kompetensi Selesai Belum
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Galesong JANUARI
2011
Mengetahui Guru Mata pelajaran
Kepala Sekolah

By. RAKHMAT SYAM,S.ST.PI


RPP HUKUM MARITIM DAN PERATURAN PERIKANAN

Drs. H. Muh. Ali, M.Pd


Rakhmat Syam,S.St.Pi
NIP. : 19590925 198403 1 007 Nip :
19780531 200903 1 003
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Produktif NKPI


Kelas/Semester : X/2
Pertemua ke : 1, 2 dan 3
Alokasi waktu : 2 x 45 menit
Standar kompetensi : Hukum Maritim dan peraturan perikanan
Kompetensi Dasar : Memahami struktur organisasi di kapal
Pengusaha, Nahkoda, Perwira, dan ABK

Indikator
 Menjelaskan dan Mengidentifikasi struktur organisasi di kapal dengan
baik dan benar.

 Menjelaskan tugas Nahkoda, Perwira, dan ABK

A. Tujuan Pembelajaran
Tujuan antara :

 Mampu menjelaskan / menerangkan struktur organisasi di kapal dengan


baik dan benar.
 Mampu menjelaskan tugas Nahkoda, Perwira, dan ABK
 Mampu menjelaskan prinsip kerja kompas magnet

Selain tujuan di atas siswa diharapkan mampu :


 Mampu dan bersedia bekerja sama untuk siapa saja untuk kebaikan
 Meningkatkan Kedisiplinan
 Dapat bertanggungjawab, memiliki sifat jujur dan adil
 Memiliki prinsip hidup
 Mampu berkomunikasi dengan baik

Tujuan akhir : Siswa memiliki kemampuan mengetahui struktur organisasi


diatas kapal dan tugas masing-masing dari setiap jabatan
dikapal, Serta memiliki kedisiplinan yang tinggi

B. Materi Pembelajaran
By. RAKHMAT SYAM,S.ST.PI
RPP HUKUM MARITIM DAN PERATURAN PERIKANAN

 Struktur Organisasi di atas kapal perikanan

C. Metode Pembelajaran
 Ceramah
 Diskusi informasi
 Pemberian Tugas

D. Langkah-langkah Pembelajaran
** Pertemuan ke 2
1. Kegiatan awal ( 5 menit )
- Mengabsen siswa
- Apersepsi
- Motivasi
- Pengetahuan Prasyarat

2. Kegiatan inti (80 menit)


- Guru menjelaskan pengertian ,dan menggambarkan struktur diatas kapal
perikanan serta bagian – bagiannya sementara siswa menyimak penjelasan
guru.
- Setelah menjelaskan, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanyakan hal-hal yang belum dipahami.
- Jika ada pertanyaan dari siswa maka guru memberikan kesempatan kepada
siswa yang lain untuk menanggapinya, kemudian guru menambahkan dengan
memberikan informasi yang benar.
- Jika tidak ada lagi pertanyaan dari siswa, guru kembali menjelaskan tugas dari
masing – masing jabatan diatas kapal sementara siswa menyimak penjelasan
guru.
- Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa, maka guru memberikan latihan
tentang cara membedakan tugas dari masing – masing posisi diatas kapal
Siswa berlatih menjelaskan dari setiap tugas diatas kapal yang sudah
ditentukan oleh guru.

3. Kegiatan akhir ( 5 menit)


- Guru memberikan tugas kepada setiap siswa untuk mengetahui sampai dimana
pemahaman mengenai struktur organisasi diatas kapal .
- Guru menutup pembelajaran

** Pertemuan ke 2
1. Kegiatan awal ( 5 menit )

By. RAKHMAT SYAM,S.ST.PI


RPP HUKUM MARITIM DAN PERATURAN PERIKANAN

- Mengabsen siswa
2. Pra syarat pengetahuan “ siswa harus menghapalkan arah mata angin beserta
derajatnya.
3. Kegiatan inti ( 80 menit)
- Guru mengecek pemahaman setiap siswa, sementara siswa secara bergantian
menjelaskan tugas yang diberikan oleh guru
- Setelah semua siswa selesai dites, guru menjelaskan bagaimana tugas dari
masing – masing jabatan diatas kapal sementara siswa menyimak penjelasan
guru.
- Guru memberikan latihan tentang bagaimana membedakan tugas dari setiap
jabatan diatas kapal, sementara siswa berlatih, guru memeriksa pekerjaan setiap
siswa, jika masih ada siswa yang belum mengerti maka guru dapat memberikan
bimbingan langsung.
- Jika guru menganggap siswa sudah paham, maka kembali guru menjelaskan
tentang tanggung jawab dari setiap tugas diatas kapal
- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika masih ada
yang belum dipahami, jika ada pertanyaan maka guru memberikan informasi
yang benar.

4. Kegiatan akhir
- Guru memberikan tugas kepada setiap siswa untuk mencari literature mengenai
tanggung jawab dari setiap jabatan diatas kapal diinternet untuk didiskusikan.
- Guru menutup pembelajaran.

E. Alat, Bahan dan Sumber Belajar


 Alat dan Bahan : Spidol, penghapus dan white board,kompas magnet,peta laut.
 Sumber Belajar : Buku navigasi dan modul hukum laut dan perikanan

F. Penilaian Hasil Belajar


1. Teknik Penilaian : Tes lisan , tes tertulis dan praktek
2. Bentuk instrumen : Hapalan, uraian dan demonstrasi
3. Contoh instrumen :
a. Instrumen tes lisan

By. RAKHMAT SYAM,S.ST.PI


RPP HUKUM MARITIM DAN PERATURAN PERIKANAN

Jabatan “Senior” di atas kapal perikanan


a. Nakhoda (Skipper),
b. Perwira (Mate/Officer) dan
c. Kepala Kamar Mesin (Chief Engineer)
d. Perwira Radio (Radio Operator)
Personil yang tercantum dalam sijil yaitu :
a. Nakhoda
b. Anak Buah Kapal (Perwira dan Bawahan)
c. Supercargo

By. RAKHMAT SYAM,S.ST.PI


RPP HUKUM MARITIM DAN PERATURAN PERIKANAN

d. Pedagang atau Pengusaha


Pengertian-pengertian :
 Nakhoda/skipper adalah seseorang yang telah menandatangani perjanjian kerja
laut dengan pengusaha kapal sebagai Nakhoda, memenuhi syarat sebagai
nakhoda tercantum dalam halaman “Sijil Anak Buah Kapal” sebagai Nakhoda
ditandai dengan mutasi dari perusahaan dan pencantuman namanya dalam Surat
Laut (KUHD pasal 377,SOSV 1935).
 Awak kapal adalah semua orang yang berada di atas kapal, misalnya Nakhoda,
Perwira, Bawahan atau Supercargo.
 Penumpang adalah semua orang yang berada si atas kapal, kecuali awak kapal
atau pekerja-pekerja yang bekerja sementara untuk pemeliharaan kapal atau
bongkar muat atau orang-orang titipan atau tertinggal di atas kapal karena hal-hal
terduga.
 Anak buah kapal adalah semua awak kapal kapal kecuali Nakhoda.
 Perwira adalah para awak kapal yang tercantum sebagai perwira dalam Sijil
Anak Buah Kapal.
 Bawahan adalah awak kapal lainnya kecuali supercargo.
I. METODE PEMBELAJARAN
Metode tanya jawab, kuis dan penugasan.
II. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
A. Kegiatan Awal
1. Menyampaikan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator dan tujuan
pembelajaran.
2. Mengidentifikasi struktur organisasi di kapal dengan baik dan benar
B. Kegiatan Inti
Menjelaskan kepada siswa struktur organisasi di kapal dengan baik dan benar.
C. Kegiatan.Akhir
Tanya jawab mengenai materi yang telah diberikan.
III. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR
Berbagai sumber bacaan dari buku pelajaran.
By. RAKHMAT SYAM,S.ST.PI
RPP HUKUM MARITIM DAN PERATURAN PERIKANAN

IV. PENILAIAN
Penilain berupa tes tertulis dalam bentuk uraian (Essay Test)

• Soal Essay
1. Sebutkan jabatan-jabatan “Senior” di atas kapal perikanan ?
2. Gambarkan struktur organisasi di atas kapal perikanan ?
3. Sebutkan personil-personil yang tercantum dalam Sijil ?

Rubrik Penilaian :
Bobot untuk essay = 100 %
• Soal essay
Setiap soal mendapatkan skor 25.
VIII. KUNCI JAWABAN
1. Jabatan senior di atas kapal :
a. Nakhoda (Skipper),
b. Perwira (Mate/Officer) dan
c. Kepala Kamar Mesin (Chief Engineer)
i. Perwira Radio (Radio Operator
2. Gambar pada materi ajar
3. Yang tercantum dalam sijil :
a. Nakhoda
b. Anak Buah Kapal (Perwira dan Bawahan)
c. Supercargo
d. Pedagang atau Pengusaha

Galesong JANUARI
2011
Mengetahui Guru Mata pelajaran
Kepala Sekolah

By. RAKHMAT SYAM,S.ST.PI


RPP HUKUM MARITIM DAN PERATURAN PERIKANAN

Drs. H. Muh. Ali, M.Pd


Rakhmat Syam,S.St.Pi
NIP. : 19590925 198403 1 007 Nip :
19780531 200903 1 003

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Mata Pelajaran : Hukum Maritim dan Peraturan Perikanan
Kelas/Semester : II / 3
Pertemuan ke : 4,5 dan 6
Alokasi Waktu : 20 x 45 Menit
Standar Kompetensi : Menerapkan Hukum Perkapalan
Kompetensi Dasar : Memahami struktur organisasi di kapal
Pengusaha, Nahkoda, Perwira, dan ABK

I. INDIKATOR
Mengetahui kedudukan dan tugas Nahkoda, awak kapal dan pelayar.
II. TUJUAN PEMBELAJARAN
Siswa dapat mengetahui tugas, tanggung jawab Nahkoda, awak kapal dan pelayar di
dalam organisasi.
III. MATERI AJAR
Tugas Nakhoda yaitu :
1. Nakhoda sebagai pemimpin kapal
2. Nakhoda sebagai pemegang kewibawaan
3. Nakhoda sebagai abdi hokum
4. Nakhoda sebagai pegawai pencatatan sipil
5. Nakhoda sebagai Notaris
6. Nakhoda sebagi wakil perusahaan pelayaran /pengusaha kapal

By. RAKHMAT SYAM,S.ST.PI


RPP HUKUM MARITIM DAN PERATURAN PERIKANAN

7. Nakhoda sebagai wakil pemilik muatan


BAGIAN DECK
Melaksanakan pekerjaan :
• Menyelesaikan administrasi umum kapal
• Jaga laut di deck
• Jaga pelabuhan di deck
• Pemuatan dan pembongkaran muatan
• Olah gerak kapal (sandar-lepas dari dermaga)
• Pemeliharaan kapal termasuk kebersihan di seluruh kapal, kecuali
kamar mesin.
BAGIAN MESIN
Melaksanakan pekerjaan :
• Menyelesaikan administrasi kamar mesin
• Jaga laut di kamar mesin
• Jaga pelabuhan di kamar mesin
• Pemuatan dan pembongkaran muatan
• Olah gerak kapal di kamar mesin (sandar-lepas dari dermaga)
• Pemeliharaan kapal termasuk kebersihan di seluruh kapal mesin, termasuk
kebersihan kamar mesin.
BAGIAN RADIO
Melaksanakan pekerjaan :
• Melayani alat-alat komunikasi kapal (radio, telepon, telegraph, dsb).
• Perbaikan umum/ringan pada alat-alat navigasi elektronik kapal.
• Pekerjaan administrasi radio kapal.
IV. METODE PEMBELAJARAN
Metode tanya jawab, kuis dan penugasan.
V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
A. Kegiatan Awal
1. Dimulai dengan mengabsen siswa.

By. RAKHMAT SYAM,S.ST.PI


RPP HUKUM MARITIM DAN PERATURAN PERIKANAN

2. Menyampaikan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator dan tujuan


pembelajaran.
B. Kegiatan Inti
Menjelaskan kedudukan dan tugas dan tanggung jawab di dalam organisasi
C. Kegiatan.Akhir
 Tanya jawab mengenai materi yang telah diberikan.
 Kuis
VI. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR
Berbagai sumber bacaan dari buku pelajaran, LCD, Laptop.
VII. PENILAIAN
Penilaian berupa tes tertulis dalam bentuk uraian (Essay Test)
• Soal Essay
1. Tuliskan tugas Nakhoda di atas kapal ?
2. Jelaskan tugas Nakhoda sebagai pemimpin kapal?
3. Tuliskan tugas-tugas Anak Buah Kapal pada bagian mesin ?
4. Tuliskan tugas-tugas Anak Buah Kapal pada bagian radio ?
Rubrik Penilaian :
Bobot untuk essay = 100 %
• Soal essay
Setiap soal mendapatkan skor 25.

VIII. KUNCI JAWABAN


1. Tugas Nakhoda di atas kapal yaitu
o Nakhoda sebagai pemimpin kapal
o Nakhoda sebagai pemegang kewibawaan
o Nakhoda sebagai abdi hokum
o Nakhoda sebagai pegawai pencatatan sipil
o Nakhoda sebagai Notaris
o Nakhoda sebagi wakil perusahaan pelayaran /pengusaha kapal

By. RAKHMAT SYAM,S.ST.PI


RPP HUKUM MARITIM DAN PERATURAN PERIKANAN

o Nakhoda sebagai wakil pemilik muatan


2. Tugas Nakhoda sebagai Pemimpin Kapal yaitu :
1) Tugas selaku pemimpin kapal :
2) Mampu membawa kapal dengan selamat ke tujuan
3) Mampu mengurus kapal, muatan dan penumpang
4) Mampu memelihara kapalnya agar selalu layak laut
5) Mampu dan mengerti mengolah tertip Adminitrasi kapal
3. Tugas Awak Kapal pada bagian mesin yaitu :
 Menyelesaikan administrasi kamar mesin
• Jaga laut di kamar mesin
• Jaga pelabuhan di kamar mesin
• Pemuatan dan pembongkaran muatan
• Olah gerak kapal di kamar mesin (sandar-lepas dari dermaga)
• Pemeliharaan kapal termasuk kebersihan di seluruh kapal mesin, termasuk
kebersihan kamar mesin.
4. Tugas Awak Kapal pada bagian radio yaitu :
 Melayani alat-alat komunikasi kapal (radio, telepon, telegraph, dsb).
• Perbaikan umum/ringan pada alat-alat navigasi elektronik kapal.
• Pekerjaan administrasi radio kapal.
Galesong JANUARI
2011
Mengetahui Guru Mata pelajaran
Kepala Sekolah

Drs. H. Muh. Ali, M.Pd


Rakhmat Syam,S.St.Pi
NIP. : 19590925 198403 1 007 Nip :
19780531 200903 1 003

By. RAKHMAT SYAM,S.ST.PI


RPP HUKUM MARITIM DAN PERATURAN PERIKANAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Hukum Maritim dan Peraturan Perikanan


Kelas/Semester : II / 3
Pertemuan ke : 7, 8 dan 9
Alokasi Waktu : 20 x 45 Menit
Standar Kompetensi : Menerapkan Hukum Perkapalan
Kompetensi Dasar : Melaksanakan perjanjian kerja laut

I. INDIKATOR
Mengidentifikasi dan menganalisa perjanjian kerja laut serta hak dan kewajiban
sebagai Nakhoda, awak kapal dan pelayar.
II. TUJUAN PEMBELAJARAN
Siswa dapat mengetahui cara membuat dan melaksanakan perjanjian kerja laut.
III. MATERI AJAR
Pengertian Perjanjian Kerja Laut (PKL)
Dapat Dilihat Dari Dua Segi :
1. Dilihat Dari Segi Pengusaha

By. RAKHMAT SYAM,S.ST.PI


RPP HUKUM MARITIM DAN PERATURAN PERIKANAN

PKL adalah perjanjian hukum antara pengusaha kapal disatu pihak dan buruh di
pihak lain, dimana buruh berjanji, untuk bekerja di bawah pengusaha kapal sebagai
Nakhoda atau Awak Kapal dengan imbalan upah.
2. Dilihat dari Segi Buruh
PKL adalah Perjanjian hukum antara pengusaha kapal di satu pihak dan buruh
dipihak lain, di mana pengusaha berjanji untuk memberikan pekerjaan sebagai
Nakhoda atau Awak Kapal dengan mendapat imbalan upah.
Isi Perjanjian Kerja Laut
a. Nama, tanggal dan tempat lahir dari Awak kapal
b. Tempat dan tanggal dilakukan perjanjian
c. Di kapal mana dia akan bekerja
d. Perjalanan yang akan ditempuh
e. Sebagai apa dia dipekerjakan
f. Tanggal dan tempat mulainya bekerja dikapal
g. Berapa lama akan bekerja
h. Upah berupa uang yang telah ditentukan
Hak – Hak Awak Kapal
a. Hak atas upah / gaji
b. Hak atas makanan dan tempat tinggal yang layak dikapal.
c. Hak atas cuti.
d. Hak perawatan dan pengobatan pada waktu sakit atau mendapat kecelakaan
e. Hak atas ganti rugi apabila kapalnya mendapat musibah
Kewajiban Nakhoda
a. Bertindak dengan kecakapan, kecermatan dan kebijaksanaan yang optimal
dalam memimpin, menavigasi kapalnya.
b. Mematuhi perintah dan peraturan-peraturan pengusaha selama tidak
menyimpang dari Perjanjian Kerja Lautnya dan Undang-Undang serta
kebiasaan lazimya.
c. Mewakili pengusaha sebagai penggugat atau digugat sehubungan dengan
kapalnya.
By. RAKHMAT SYAM,S.ST.PI
RPP HUKUM MARITIM DAN PERATURAN PERIKANAN

d. Berusaha melakukan perbaikan-perbaikan guna meneruskan pelayaran dengan


cara bagaimanapun.
e. dst .
Wewenang Nakhoda yaitu :
a. Wewenang memakai bahan-bahan makanan penumpang atau muatan untuk
permakanan pelayar dalam keadaan darurat.
b. Melaksanakan apa saja dengan kapal, kalau perlu sampai menjual bagian-
bagian kapalnya untuk melengkapi kapalnya guna meneruskan pelayaran.
c. Wewenang menggugat atau menjadi tergugat atas nama pengusaha dalam
peradilan.
d. Wewenang membelokkan / menyimpang dari pelabuhan tujuan untuk
menyelamatkan jiwa
e. Wewenang mempekerjakan anak buah kapal.
f. Wewenang untuk melaksanakan tata tertib di kapal.
Kewajiban Anak Buah Kapal
a. Mematuhi Nakhoda dalam hal ini didasarkan atas jabatan Nakhoda
b. Minta ijin tiap kali meninggalkan kapal (turun ke darat).
c. Minta ijin Nakhoda atau pengganti yang mewakilinya untuk menggunakan
bukan barang-barang wajar, seperti minuman keras dan senjata api.
d. Lembur bilamana dianggap perlu oleh Nakhoda.
e. Melakukan tugas-tugas dalam membuat Surat Keterangan kapal selama tiga
hari setelah berakhirnya Perjanjian Kerja Laut.
f. Melakukan tugas dengan penuh dedikasi.
g. Bersedia untuk menjadi cadangan TNI-AL atau wajib militer.
h. Berlaku dan bertindak sopaan dan baik
i. Mempelajari situasi / keadaan kapalnya, lebih-lebih terhadap prasarana dan
sarana keselamatan.
MENGAKHIRI PERJANJIAN KERJA LAUT

By. RAKHMAT SYAM,S.ST.PI


RPP HUKUM MARITIM DAN PERATURAN PERIKANAN

Secara Biasa

Mengakhiri PKL

Secara Syah
Secara Luar Biasa

Secara tidak Syah

IV. METODE PEMBELAJARAN


Metode tanya jawab, kuis dan penugasan.
V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
A. Kegiatan Awal
1. Dimulai dengan mengabsen siswa.
2. Menyampaikan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator dan tujuan
pembelajaran.
3. Menanyakan kepada siswa materi yang telah diberikan
B. Kegiatan Inti
Menjelaskan kepada siswa cara membuat dan melaksanakan perjanjian kerja laut.
C. Kegiatan.Akhir
Tanya jawab mengenai materi yang telah diberikan.

VI. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR


Berbagai sumber bacaan dari buku pelajaran.
VII. PENILAIAN
Penilaian berupa tes tertulis dalam bentuk uraian (Essay Test)
• Soal Essay
1. Jelaskan pengertian dari perjanjian kerja laut ?
2. Sebutkan isi dari Perjanjian Kerja Laut ?

By. RAKHMAT SYAM,S.ST.PI


RPP HUKUM MARITIM DAN PERATURAN PERIKANAN

3. Jelaskan kewajiban sebagai Nakhoda ?


4. Jelaskan mengenai pembatalan Perjanjian Kerja Laut yang tidak syah?

Rubrik Penilaian :
Bobot untuk essay = 100 %
• Soal essay
Setiap soal mendapatkan skor 25.

VIII. KUNCI JAWABAN


1. Pengertian Perjanjian Kerja Laut yaitu :
Dapat Dilihat Dari Dua Segi yaitu
1. Dilihat Dari Segi Pengusaha
PKL adalah perjanjian hukum antara pengusaha kapal disatu pihak dan buruh di
pihak lain, dimana buruh berjanji, untuk bekerja di bawah pengusaha kapal
sebagai Nakhoda atau Awak Kapal dengan imbalan upah.
2. Dilihat dari Segi Buruh
PKL adalah Perjanjian hukum antara pengusaha kapal di satu pihak dan buruh
dipihak lain, di mana pengusaha berjanji untuk memberikan pekerjaan sebagai
Nakhoda atau Awak Kapal dengan mendapat imbalan upah.
2. Isi perjanjian kerja laut yaitu :
 Nama, tanggal dan tempat lahir dari Awak kapal
 Tempat dan tanggal dilakukan perjanjian
 Di kapal mana dia akan bekerja
 Perjalanan yang akan ditempuh
 Sebagai apa dia dipekerjakan
 Tanggal dan tempat mulainya bekerja dikapal
 Berapa lama akan bekerja
 Upah berupa uang yang telah ditentukan

By. RAKHMAT SYAM,S.ST.PI


RPP HUKUM MARITIM DAN PERATURAN PERIKANAN

3. Kewajiban sebagai Nakhoda yaitu


a. Bertindak dengan kecakapan, kecermatan dan kebijaksanaan yang optimal
dalam memimpin, menavigasi kapalnya.
b. Mematuhi perintah dan peraturan-peraturan pengusaha selama tidak menyimpang
dari Perjanjian Kerja Lautnya dan Undang-Undang serta kebiasaan lazimya.
c. Mewakili pengusaha sebagai penggugat atau digugat sehubungan dengan
kapalnya.
d. Berusaha melakukan perbaikan-perbaikan guna meneruskan pelayaran dengan
cara bagaimanapun.
4. Pembatalan PKL secara tidak syah yaitu :
Misalkan:
 Semua pembatalan perjanjian sepihak, yang tidak termasuk dan tidak tergolong
seperti disebutkan dalam contoh – contoh diatas
 Akibat dari pembatalan yang tidak syah bagi seorang awak kapal dapat
mengakibatkan :
o Kehilangan hak upahnya dan juga hak – hak yang dimiliki oleh seorang
pelaut
o Ditahan buku pelautnya oleh yang berwajib
o Apabila pembatalan dilakukan dengan cara meninggalkan dinas /melarikan
diri.

Mengetahui
Kepala Sekolah SUPMN Bone, Guru Mata Pelajaran

Ir. Idham Ruray, M.P Nurwahidin, S.Pi


NIP. 080078298 NIP. 950004589

By. RAKHMAT SYAM,S.ST.PI


RPP HUKUM MARITIM DAN PERATURAN PERIKANAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Hukum Maritim dan Peraturan Perikanan


Kelas/Semester : II / 3
Pertemuan ke : 10 dan 11
Alokasi Waktu : 20 x 45 Menit
Standar Kompetensi : Menerapkan Hukum Perkapalan
Kompetensi Dasar : Melaksanakan Peraturan Pengawakan Kapal

I. INDIKATOR
Mengidentifikasi dan menganalisis peraturan pengawakan kapal
II. TUJUAN PEMBELAJARAN
Siswa dapat mengetahui peraturan pengawakan kapal.
III. MATERI AJAR
PENGAWAKAN KAPAL PENANGKAP IKAN
Pada setiap kapal penangkap ikan yang berlayar harus berdinas (Pasal
41 dalam Undang-Undang Pengawakan):
a. Seorang nakhoda dan beberapa perwira kapal yang memiliki sertifikat
keahlian pelaut kapal penangkap ikan dan sertifikat keterampilan dasar
pelaut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf a sesuai
dengan daerah pelayaran, ukuran kapal, dan daya penggerak kapal;
b. Sejumlah rating yang memiliki sertifikat keterampilan dasar pelaut dalam
Pasal 4 ayat (2) huruf a.
Jenis sertifikat keahlian pelaut kapal penangkap ikan :

By. RAKHMAT SYAM,S.ST.PI


RPP HUKUM MARITIM DAN PERATURAN PERIKANAN

a. Sertifikat keahlian pelaut nautika kapal penangkap ikan;


b. Sertifikat keahlian pelaut teknik permesinan kapal penangkap ikan.
Sertifikat keahlian pelaut nautika kapal penangkap ikan :
a. Sertifikat ahli nautika kapal penangkap ikan tingkat I;
b. Sertifikat ahli nautika kapal penangkap ikan tingkat II;
c. Sertifikat ahli nautika kapal penangkap ikan tingkat III.
Sertifikat keahlian pelaut teknik permesinan kapal penangkap ikan :
a. Sertifikat ahli teknika kapal penangkap ikan tingkat I;
b. Sertifikat ahli teknika kapal penangkap ikan tingkat II;
c. Sertifikat ahli teknika kapal penangkap ikan tingkat III.
 Untuk mendapatkan sertifikat keahlian pelaut kapal penangkap ikan dalam
Pasal 41 ayat (2) dalam Undang-Undang Pengawakan, harus lulus ujian
yang dilaksanakan oleh Dewan Penguji yang mandiri (independen) sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
 Ketentuan lebih lanjut mengenai ujian sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) diatur dengan Keputusan Menteri setelah mendengar pendapat dari
Menteri yang bertanggung jawab di bidang perikanan.
Pengawakan kapal penangkap ikan (pasal 44) harus disesuaikan dengan :
a. daerah pelayaran;
b. ukuran kapal;
c. daya penggerak kapal (kilowatt/KW).
Pasal 45, Pelaut perwira kapal penangkap ikan dapat beralih profesi
sebagai pelaut kapal niaga, melalui penyetaraan Sertifikat Keahlian Pelaut.
IV. METODE PEMBELAJARAN
Metode tanya jawab, kuis dan penugasan.
V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
A. Kegiatan Awal
1. Menyampaikan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator dan
tujuan pembelajaran.
2. Mengidentifikasi dan menganalisis peraturan pengawakan kapal
By. RAKHMAT SYAM,S.ST.PI
RPP HUKUM MARITIM DAN PERATURAN PERIKANAN

B. Kegiatan Inti
Menjelaskan kepada siswa peraturan pengawakan kapal.
C. Kegiatan.Akhir
Tanya jawab mengenai materi yang telah diberikan.
VI. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR
Berbagai sumber bacaan dari buku pelajaran.

VII. PENILAIAN

Penilaian berupa tes tertulis dalam bentuk uraian (Essay Test)


• Soal Essay
1. Tuliskan syarat dari kapal penangkap ikan ?
2. Tuliskan jenis sertifikat pelaut nautika kapal penangkap ?
3. Berdasarkan apa pengawakan kapal penangkap ikan ?
4. Tuliskan isi dari Pasal 45 tentang pengawakan kapal penangkap ikan ?
Rubrik Penilaian :
Bobot untuk essay = 100 %
• Soal essay
Setiap soal mendapatkan skor 25.

VIII. KUNCI JAWABAN


1. Syarat dari kapal penangkap ikan yaitu :
a. Seorang nakhoda dan beberapa perwira kapal yang memiliki
sertifikat keahlian pelaut kapal penangkap ikan dan sertifikat
keterampilan dasar pelaut Sejumlah rating yang memiliki sertifikat
keterampilan dasar pelaut.
b. Jenis sertifikat pelaut nautika kapal penangkap yaitu:
2. Jenis sertifikat pelaut nautika kapal penangkap yaitu
By. RAKHMAT SYAM,S.ST.PI
RPP HUKUM MARITIM DAN PERATURAN PERIKANAN

a. Sertifikat ahli nautika kapal penangkap ikan tingkat I;


b. Sertifikat ahli nautika kapal penangkap ikan tingkat II;
c. Sertifikat ahli nautika kapal penangkap ikan tingkat III.
3. Pengawakan kapal penangkap ikan berdasarkan :
 daerah pelayaran;
 ukuran kapal;
 daya penggerak kapal (kilowatt/KW).
4. Isi dari Pasal 45 tentang pengawakan kapal penangkap ikan yaitu
Pelaut perwira kapal penangkap ikan dapat beralih profesi sebagai
pelaut kapal niaga, melalui penyetaraan Sertifikat Keahlian Pelaut.

Mengetahui
Kepala Sekolah SUPMN Bone, Guru Mata Pelajaran

Ir. Idham Ruray, M.P Nurwahidin, S.Pi


NIP. 080078298 NIP. 950004589

By. RAKHMAT SYAM,S.ST.PI


RPP HUKUM MARITIM DAN PERATURAN PERIKANAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Hukum Maritim dan Peraturan Perikanan


Kelas/Semester : II / 3
Pertemuan ke : 12 dan 13
Alokasi Waktu : 20 x 45 Menit
Standar Kompetensi : Menerapkan Hukum Perkapalan
Kompetensi Dasar : Menyelenggarakan buku harian kapal

I. INDIKATOR
Mengidentifikasi dan memahami pengisian buku harian kapal.
II. TUJUAN PEMBELAJARAN
Siswa dapat mengetahui cara mengisi buku harian kapal.
III. MATERI AJAR
Buku harian kapal adalah merupakan bukti-bukti dan data-data utama
mengenai sesuatu kejadian di kapal, baik kecelakaan atau kerusakan, maka
ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyelenggaraan dan
pengisian Buku Harian Kapal, yaitu :
a. Tidak boleh menghapuskan Buku Harian
b. Tidak boleh merobek Buku Harian
c. Jangan meninggalkan ruangan kosong dalam Buku Harian tanpa
dicoret, karena ini dapat menimbulkan kecurigaan, bahwa Buku Harian
ditambah-tambah isinya, sehingga nilai Buku Harian menjadi kurang
sebagai bahan bukti.

By. RAKHMAT SYAM,S.ST.PI


RPP HUKUM MARITIM DAN PERATURAN PERIKANAN

d. Jangan menambah halaman Buku Harian


e. Jangan menambah-nambah isi Buku Harian dengan menempel-nempel
di pinggir atau di sela-sela.
f. Jangan membuat konklusi dalam suatu kejadian, cukup hanya data-data
saja.
g. Segala sesuatu yang belum jelas, sebaiknya ditulis dengan kata-kata
“kelihatannya” atau “seolah-olah” dan lain-lain.
h. Jangan menganggap keadaan laut, sebab kadang-kadang pelaut
cenderung menulis kecepatan angin 6 Beaufort scale.
i. Sebaiknya diselenggarakan juga Buku Jaga (Serap Log atau Rough
Log) untuk menulis semua kejadian.
j. Harus teliti dalam mengisi waktu-waktu kejadian, sebab jika matahari
terbenam jam 18.05, jam 18.3 tidaklah sama dengan jam 18.07 (antara
siang dan malam), walaupun berbeda 4 menit.
k. Untuk ketelitian gerakan mesin pada waktu olah gerak diselenggarakan
juga Buku Olah Gerak, yang isinya gerakan-gerakan mesin beserta
waktunya.

IV. METODE PEMBELAJARAN


Metode tanya jawab, kuis dan penugasan.
V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
A. Kegiatan Awal
1. Menyampaikan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator dan
tujuan pembelajaran.
2. Menanyakan kepada siswa materi yang telah diberikan
B. Kegiatan Inti
Menjelaskan kepada siswa cara mengisi buku harian kapal.
C. Kegiatan.Akhir
Tanya jawab mengenai materi yang telah diberikan.
VI. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR
By. RAKHMAT SYAM,S.ST.PI
RPP HUKUM MARITIM DAN PERATURAN PERIKANAN

Berbagai sumber bacaan dari buku pelajaran.


VII. PENILAIAN
Penilaian berupa tes tertulis dalam bentuk uraian (Essay Test)

• Soal Essay
1. Jelaskan apa yang dimaksud buku harian kapal?
2. Jelaskan prosedur pengisian buku harian kapal ?
Rubrik Penilaian :
Bobot untuk essay = 100 %
• Soal essay
Soal Nomor 1 mendapatkan skor 40.
Soal Nomor 2 mendapatkan skor 60

VIII. KUNCI JAWABAN


1. Buku harian kapal adalah merupakan bukti-bukti dan data-data utama
mengenai sesuatu kejadian di kapal, baik kecelakaan atau kerusakan.
2. Prosedur pengisian buku harian kapal yaitu :
a) Tidak boleh menghapuskan Buku Harian
b) Tidak boleh merobek Buku Harian
c) Jangan meninggalkan ruangan kosong dalam Buku Harian tanpa dicoret,
karena ini dapat menimbulkan kecurigaan, bahwa Buku Harian
ditambah-tambah isinya, sehingga nilai Buku Harian menjadi kurang
sebagai bahan bukti.
d) Jangan menambah halaman Buku Harian
e) Jangan menambah-nambah isi Buku Harian dengan menempel-nempel
di pinggir atau di sela-sela.
f) Jangan membuat konklusi dalam suatu kejadian, cukup hanya data-data
saja.
g) Segala sesuatu yang belum jelas, sebaiknya ditulis dengan kata-kata
“kelihatannya” atau “seolah-olah” dan lain-lain.
By. RAKHMAT SYAM,S.ST.PI
RPP HUKUM MARITIM DAN PERATURAN PERIKANAN

h) Jangan menganggap keadaan laut, sebab kadang-kadang pelaut


cenderung menulis kecepatan angin 6 Beaufort scale.
i) Sebaiknya diselenggarakan juga Buku Jaga (Serap Log atau Rough
Log) untuk menulis semua kejadian.
j) Harus teliti dalam mengisi waktu-waktu kejadian, sebab jika matahari
terbenam jam 18.05, jam 18.3 tidaklah sama dengan jam 18.07 (antara
siang dan malam), walaupun berbeda 4 menit.
k) Untuk ketelitian gerakan mesin pada waktu olah gerak diselenggarakan
juga Buku Olah Gerak, yang isinya gerakan-gerakan mesin beserta
waktunya.

Mengetahui
Kepala Sekolah SUPMN Bone, Guru Mata Pelajaran

Ir. Idham Ruray, M.P Nurwahidin, S.Pi


NIP. 080078298 NIP. 950004589

By. RAKHMAT SYAM,S.ST.PI


RPP HUKUM MARITIM DAN PERATURAN PERIKANAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata pelajaran : Hukum Maritim dan Peraturan Perikanan


Kelas / semester : II / 3
Pertemuan ke : 14,15
Alokasi waktu : 4 x 45 Menit ( 4 Jam Pelajaran)
Standar kompetensi : Menerapkan Peraturan Bandar
Kompetensi Dasar : Menyiapkan Dokumen Kesyahbandaran

I. INDIKATOR
1. Mengidentifikasi persiapan dokumen kesyahbandaran

II. TUJUAN PEMBELAJARAN


1. Siswa mengetahui dokumen-dokumen yang harus dipersiapkan berkaitan
dengan kesyahbandaran
III. MATERI AJAR

Syahbandar adalah pejabat yang ditunjuk oleh pemerintah sebagai


pejabat pengawasan pelayaran seperti yang tersebut dalam perundang-
undangan dan peraturan. Jadi kesyahbandaran adalah segala bentuk
kegiatan yang berkaitan dengan pengawasan pelayaran sesuai peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku.
By. RAKHMAT SYAM,S.ST.PI
RPP HUKUM MARITIM DAN PERATURAN PERIKANAN

Seorang syahbandar sewaktu-waktu dapat mengunjungi kapal-kapal


yang berlabuh untuk mengadakan pemeriksaan mengenai penumpang,
muatan dan lain-lain yang dianggap perlu, sama seperti wewenang yang
diberikan kepada petugas khusus yang ditunjuk oleh Direktorat Jenderal
Perhubungan Laut. Dalam suatu kasus, syahbandar seolah-olah bertindak
sebagai jaksa, oleh karena itu para syahbandar seyogyanya memiliki
pengetahuan kejaksaan disamping pengetahuan kepelautan.
Kapal yang akan berlabuh jangkar perlu menyiapkan dokumen yang
berhubungan dengan kesyahbandaran. Sebab dokumen-dokumen tersebut
merupakan pas masuk di daerah pelabuhan. Secara garis besar dokumen-
dokumen yang dimaksud adalah surat-surat dan sertifikat-sertifikat kapal
yang penting, yaitu :
1. Sertifikat atau surat mengenai keselamatan pelayaran
2. Identitas dan ukuran kapal
3. Sertifikat dan surat kir kapal
4. Surat-surat pengawakan kapal
5. Surat-surat kapal yang berhubungan dengan operasional kapal
Dokumen-dokumen yang berkaitan dengan hal-hal di atas akan
disimpan dan dipakai sebagai pedoman pengawasan selama kapal berada di
pelabuhan. Surat- surat tersebut harus diserahkan kepada syahbandar pada
hari kapal tiba atau pada hari berikutnya bila kapal datang sore hari.
Seorang syahbandar dapat bertindak bilamana peraturan-peraturan
dan persyaratan kepelabuhanan tidak dipenuhi, termasuk pembayaran-
pembayaran biaya-biaya yang harus ditanggung oleh kapal sebelum
berangkat. Surat izin berlayar hanya akan dikeluarkan oleh pihak syahbandar
jika semua persyaratan telah dipenuhi

IV. METODE PEMBELAJARAN


1. Metode deskriptif dimana siswa dijelaskan berbagai macam dokumen-
dokumen kesyahbandaran
By. RAKHMAT SYAM,S.ST.PI
RPP HUKUM MARITIM DAN PERATURAN PERIKANAN

2. Metode reseptif dan produktif, dimana siswa disuruh mencari beberapa


contoh dokumen-dokumen yang berhubungan kesyahbandaran
mengidentifikasi jenisnya.

V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Menjelaskan kegiatan kepelabuhan yang berhubungan dengan
kesyahbandaran
2. Menjelaskan beberapa tugas dan tanggung jawab syahbandar
3. Memperlihatkan beberapa contoh dokumen kesyahbandaran atau pas
masuk
4. Mengidentifikasi contoh-contoh dokumen menurut jenisnya.

VI. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR


Modul peraturan kesyahbandaran

VII. PENILAIAN

Soal Essay
1. Apa yang dimaksud dengan petugas Syahbandar ?
2. Jelaskan yang dimaksud dengan kesyahbandaran ?
3. Uraikan tugas pokok seorang Syahbandar ?
4. Uraikan dokumen-dokumen yang harus dipersiapkan sehubungan dengan
kesyahbandaran ?
5. Bilamana sebuah kapal tidak mendapat izin berlayar oleh syahbandar ?

Rubrik Penilaian
Soal Essay
Bobot = 100 %
Nilai skor 20 / nomor

By. RAKHMAT SYAM,S.ST.PI


RPP HUKUM MARITIM DAN PERATURAN PERIKANAN

VIII. KUNCI JAWABAN


Soal Essay
1. Syahbandar adalah pejabat yang ditunjuk oleh pemerintah sebagai pejabat
pengawasan pelayaran seperti yang tersebut dalam perundang-undangan
dan peraturan
2. kesyahbandaran adalah segala bentuk kegiatan yang berkaitan dengan
pengawasan pelayaran sesuai peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku.
3. Tugas Pokok Seorang Syahbandar :
 Memeriksa semua dokumen-dokumen yang berkaitan dengan kegiatan
pelayaran suatu kapal sewaktu berada dalam pelabuhan
 Sewaktu-waktu dapat mengunjungi kapal-kapal yang berlabuh untuk
mengadakan pemeriksaan mengenai penumpang, muatan dan lain-lain
yang dianggap perlu, sama seperti wewenang yang diberikan kepada
petugas khusus yang ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Perhubungan
Laut.
 Dalam suatu kasus, syahbandar seolah-olah bertindak sebagai jaksa,
oleh karena itu para syahbandar seyogyanya memiliki pengetahuan
kejaksaan disamping pengetahuan kepelautan
4. Secara garis besar dokumen-dokumen yang dimaksud adalah surat-surat
dan sertifikat-sertifikat kapal yang penting, yaitu :
 Sertifikat atau surat mengenai keselamatan pelayaran
 Identitas dan ukuran kapal
 Sertifikat dan surat kir kapal
 Surat-surat pengawakan kapal
 Surat-surat kapal yang berhubungan dengan operasional kapal
5. Bila peraturan-peraturan dan persyaratan kepelabuhanan tidak dipenuhi,
termasuk pembayaran-pembayaran biaya-biaya yang harus ditanggung oleh
kapal sebelum berangkat. Surat izin berlayar hanya akan dikeluarkan oleh
pihak syahbandar jika semua persyaratan telah dipenuhi
By. RAKHMAT SYAM,S.ST.PI
RPP HUKUM MARITIM DAN PERATURAN PERIKANAN

Mengetahui
Kepala Sekolah SUPMN Bone, Guru Mata Pelajaran

Ir. Idham Ruray, M.P Nurwahidin, S.Pi


NIP. 080078298 NIP. 950004589

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata pelajaran : Hukum Maritim dan Peraturan Perikanan


Kelas / semester : II / 3
Pertemuan ke : 16,17
Alokasi waktu : 4 x 45 menit (4 jam pertemuan)
Standar kompetensi : Menerapkan Peraturan Bandar
Kompetensi Dasar : Melaksanakan Prosedur Keluar Masuk Bandar

I. INDIKATOR
1. Mengidentifikasi prosedur keluar masuk bandar
II. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa mengetahui prosedur teknis keluar masuk sebuah pelabuhan
2. Siswa mampu memahami kelengkapan administratif sebelum melakukan
prosedur bongkar muat di pelabuhan
III. MATERI AJAR
Memasuki Pelabuhan
Kapal yang memasuki pelabuhan biasanya dikarenakan dua alasan penting,
antara lain :
1. Pelabuhan yang akan disinggahi masuk dalam rencana pelayaran
atau urutan persinggahan menurut urutan pelabuhan dalam pelayaran (port
itinerary)
2. Keadaan darurat misalnya, menurunkan orang sakit, akan mengisi
air, atau berlindung cuaca buruk
By. RAKHMAT SYAM,S.ST.PI
RPP HUKUM MARITIM DAN PERATURAN PERIKANAN

Jika dalam rencana pelayaran, umumnya sudah mendapat izin singgah


atau sudah ada hubungan dengan pejabat pelabuhan. Hubungan atau izin
biasanya sudah diatur oleh agen dari perusahaan kapal di tempat tujuan. Tiga
hari (72 jam) sebelum sampai (yang dimaksud sampai/tiba ialah tiba di kapal
pandu atau stasiun pandu pelabuhan tujuan). Nahkoda mengirim telegram
yang memberitahukan tentang :
- Nama kapal
- Tiba menurut perhitungan atau dalam bahasa Inggris lebih populer dengan
ETA (Estimate Time of Arrival)
- Jumlah muatan dan jumlah yang akan dibongkar
- Sarat kapal terbesar
- Permintaan-permintaan khusus, misalnya penyediaan air tawar dan lain-lain
- Permintaan pandu dan permintaan izin
Sesuai dengan peraturan pelabuhan kapal yang memasuki pelabuhan wajib
mengibarkan bendera kebangsaan. Bendera-bendera yang dipasang antara
lain :
 Bendera nama panggilan (hanya waktu tiba dan bertolak)
 Bendera perusahaan
 Bendera permintaan pemeriksaan kesehatan pelabuhan (karantina waktu
datang saja)
 Bendera permintaan pandu (waktu membutuhkan pandu)
 Dan bendera kebangsaan kapal
Sebelum memasuki atau sewaktu tiba dipelabuhan, kapal harus membuat
pernyataan-pernyataan yang biasanya dengan mengisi formulir.
Pernyataan tersebut adalah :
1. Daftar awak kapal, yakni mulai dari nahkoda lengkap dengan keterangan
umur, nomor paspor (jika orang asing), tempat dan tanggal lahir dan tanggal
berakhirnya paspor

By. RAKHMAT SYAM,S.ST.PI


RPP HUKUM MARITIM DAN PERATURAN PERIKANAN

2. Daftar penumpang (Passenger manifest) dengan nama dan keterangan-


keterangan lain
3. Daftar senjata (jika ada senjata api di kapal)
4. Daftar inventaris kapal, umumnya inventaris terpakai, seperti minyak,
ransum dan lain-lain
5. Daftar barang-barang ABK (Personal effect list)
6. Daftar Muatan (Chargo Manifest) lengkap dengan jumlah / tanda pengiriman
(shipper) / penerima (consignee)
7. Daftar narkotik (jika ada) yang biasanya disediakan guna pengobatan untuk
pejabat pelabuhan
8. Surat jaminan bahwa ABK tidak aka melarikan diri ke negara setempat
(imigran gelap)
9. Surat bukti pemakaian pandu dan kapal tunda, jika menggunakan bantuan
pandu atau kapal tunda
10. Laporan pelabuhan (port log) berisikan keterangan kapal, surat kapal,
jumlah muatan air tawar, bahan bkar, muatan yang akan dibongkar da yang
akan dimuat, jumlah penumpang atau penumpang atau binatang, tempat
berlabuh atau tempat berlabuh atau tempat tambat untuk syahbandar
11. Deklarasi Kesehatan Internasional (Internasional Declaration of Health)
12. Dan lain-lain
Nahkoda juga menyerahkan sertifikat-sertifikat dan surat-surat kapal yang
diserahkan kepada pejabat pelabuhan guna pemeriksaan.
Dokumen-dokumen tersebut ialah :
1. Surat izin berlayar (Port Clearance) dikeluarkan oleh syabandar
pelabuhan terakhir.
2. Custom clearance, yaitu surat yang menyatakan bahwa kapal telah
menyelesaikan persoalan dengan Bea Cukai di pelabuhan terakhir
3. Surat tanda pembayaran uang rambu (Light dues)
4. Surat perintah berlayar (Sailing order), yang dikeluarka oleh
agen/perwakilan perusahaan pelabuhan sbelumnya.
By. RAKHMAT SYAM,S.ST.PI
RPP HUKUM MARITIM DAN PERATURAN PERIKANAN

5. Konosemen (Bill of Lading) dari muatan-muatan yang akan dibongkar di


pelabuha tersebut. Dikeluarkan oleh perusahaan pelayaran ditempat
pemuatan atau oleh nahkoda atau oleh agen perusahaan pelayaran
6. Buku kesehatan (Health Book), yaitu buku yang diberikan oleh
kesehatan pelabuhan, berisi catatan terus-menerus dari kapal dan
awakya.
7. Surat ukur atau dokumen lai sebagai penggantinya
8. Sijil ABK (Ship’s Article)
9. Buku vaksinasi internasional (Internasional Vaccination Book) / buku
kuning untuk diperiksa oleh kesehatan pelabuhan
10. Pemberitahuan pemuatan barang (AVI) yang dikeluarkan bea cukai di
tempat pemuatan dan harus diserahkan kepada bea cukai di tempat
pembongkaran.
11. Sertifikat kapal yang umumnya adalah sertifikat garis muat, sertifikat
radio telerafi/telephony, sertifikat penumpang, sertifikat kostruksi kapal
barang, sertifikat perlengkapan.

Meninggalkan Pelabuhan
Selesai pemuatan dan pembongkaran,agen/perwakilan menerbitkan Surat
Perintah Berlayar (Sailing Order). Dalam surat perintah berlayar, isinya
biasanya lebih luwes, yaitu menjelaskan, bahwa aktivitas bongkar-muat selesai
jam sekian tanggal sekian dan nahkoda boleh meninggalkan pelabuhan.
Dengan dasar itu nahkoda merencanakan jam berangkat dengan
mempertimbangkan segala hal, misalnya arus, cuaca, perhitungan sampai ke
pelabuhan berikut.
Sementara akan berangkat, agen akan mengurus Surat Izin Berangkat (Exit
Permit) dari Imigrasi setempat dan Custom Clearence dari bea cukai. Dan atas
dasar surat-surat ini syahbandar akan mengembalikan surat-surat kapal atau
sertifikat-sertifikat kapal yang disimpan selama kapal di pelabuhan kemudian

By. RAKHMAT SYAM,S.ST.PI


RPP HUKUM MARITIM DAN PERATURAN PERIKANAN

menerbitkan surat izin berlayar (Port clearence) dengan demikian kapal bebas
dari persoalan-persoalan bea cukai dan syahbandar.
Agen / perwakilan perusahaan akan menyerahkan :
1. Konosemen muatan, yang dimuat di pelabuhan tersebut
2. Pemberitahuan pemuatan barang (AVI) dari muatan yang dimuat di
pelabuhan tersebut
3. Surat tanda pembayaran uang rambu (Light Dues) bila melakukan
pembayaran di pelabuhan tersebut
4. Jika memakai pandu / kapal tunda, maka kapal juga akan harus
mengeluarkan pembuktian penggunan bantuan pandu

Pada waktu meninggalkan pelabuhan, maka kapal harus menaikkan


bendera-bendera seperti pada waktu masuk, kemudian kapal harus mengirim
telegram kepada perusahaan pelayaran yang berisikan :
- jam dan tanggal berangkat
- jumlah muatan
- jumlah yang dibongkar
- jumlah yang dimuat
- surat kapal
- air tawar
- bahan bakar
- ETA pelabuhan berikut

IV. METODE PEMBELAJARAN

1. Metode deskriptif dimana siswa dijelaskan prosedur-prosedur standar


yang harus dipenuhi sebelum memasuki pelabuhan
2. Metode eksposisif dimana dilakukan pemaparan dengan
memperlihatkan beberapa persiapan teknis dan dokumen sebelum
memasuki palabuhan
By. RAKHMAT SYAM,S.ST.PI
RPP HUKUM MARITIM DAN PERATURAN PERIKANAN

V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

1. Menjelaskan prosedur-prosedur standar sebelum memasuki


pelabuhan
2. Menjelaskan beberapa persiapan-persiapan teknis dan non teknis
sebelum memasuki pelabuhan
3. Memaparkan secara konkret beberapa contoh dokumen yang perlu
dipersiapkan menurut fungsinya

VI. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR


Modul, diktat dan peraturan kesyahbandaran

VII. PENILAIAN
Soal Essay
1. Kemukakan dua alasan pokok dari keberadaan kapal di pelabuhan ?
2. Sebutkan hal-hal yang perlu diberitakan seorang nakhoda sebelum
memasuki sebuah pelabuhan ?
3. Kemukakan dokumen-dokumen yang harus diselesaikan agen /
perwakilan perusahaan kapal sebelum kapal berangkat ?
4. Kemukakan hal-hal apa saja yang perlu diberitakan nakhoda kepada
pejabat pelabuhan pada saat kapalnya bertolak ?

Rubrik Penilaian
Soal Essay
Bobot : 100 %
Nilai skor 25 / nomor

VIII. KUNCI JAWABAN


Soal Essay
By. RAKHMAT SYAM,S.ST.PI
RPP HUKUM MARITIM DAN PERATURAN PERIKANAN

1. Kapal yang memasuki pelabuhan biasanya dikarenakan dua alasan penting,


antara lain :
a. Pelabuhan yang akan disinggahi masuk dalam rencana pelayaran atau
urutan persinggahan menurut urutan pelabuhan dalam pelayaran (port
itinerary)
b. Keadaan darurat misalnya, menurunkan orang sakit, akan mengisi air,
atau berlindung cuaca buruk
2. Nahkoda mengirim telegram yang memberitahukan tentang :
a. Nama kapal
b. Tiba menurut perhitungan atau dalam bahasa Inggris lebih populer
dengan ETA (Estimate Time of Arrival)
c. Jumlah muatan dan jumlah yang akan dibongkar
d. Sarat kapal terbesar
e. Permintaan-permintaan khusus, misalnya penyediaan air tawar dan
lain-lain
f. Permintaan pandu dan permintaan izin
3. Agen / perwakilan perusahaan akan menyerahkan :
a. Konosemen muatan, yang dimuat di pelabuhan tersebut
b. Pemberitahuan pemuatan barang (AVI) dari muatan yang dimuat di
pelabuhan tersebut
c. Surat tanda pembayaran uang rambu (Light Dues) bila melakukan
pembayaran di pelabuhan tersebut
d. Jika memakai pandu / kapal tunda, maka kapal juga akan harus
mengeluarkan pembuktian penggunan bantuan pandu
4. Nakhoda wajib mengirim telegram kepada perusahaan pelayaran yang
berisikan :
a. Jam dan tanggal berangkat
b. Jumlah muatan
c. Jumlah yang dibongkar
d. Jumlah yang dimuat
By. RAKHMAT SYAM,S.ST.PI
RPP HUKUM MARITIM DAN PERATURAN PERIKANAN

e. Surat kapal
f. Air tawar
g. Bahan bakar
h. ETA pelabuhan berikut

Mengetahui
Kepala Sekolah SUPMN Bone, Guru Mata Pelajaran

Ir. Idham Ruray, M.P Nurwahidin, S.Pi


NIP. 080078298 NIP. 950004589

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata pelajaran : Hukum Maritim dan Peraturan Perikanan


Kelas / semester : II / 3
Pertemuan ke : 18,19
Alokasi waktu : 4 x 45 Menit (4 Jam Pertemuan)
Standar kompetensi : Menerapkan Peraturan Bandar
Kompetensi Dasar : Melakukan Prosedur Bongkar Muat Barang di
Pelabuhan

I. INDIKATOR
1. Mengidentifikasi prosedur bongkar muat barang di pelabuhan

II. TUJUAN PEMBELAJARAN


1. Siswa mengetahui prosedur teknis bongkar muat barang di
pelabuhan
2. Siswa memahami prosedur administratif bongkar muat di pelabuhan

III. MATERI AJAR


By. RAKHMAT SYAM,S.ST.PI
RPP HUKUM MARITIM DAN PERATURAN PERIKANAN

Seseorang yang mempunyai barang untuk dikirim dari suatu tempat ke


tempat lain, pertama-tama akan menghubungi pengusaha pelayaran, dalam hal ini
pembukuan muatan. Apabila sudah disetujui secara umum mengenai persyaratan-
persyaratannya (terutama biasanya jadwal pemberangkatan, jumlah muatan,
terminal pengangkutan) dibuatlah suatu surat perjanjian (Engagement sheet)
dimana perjanjian ini sifatnya mengikat, akan tetapi masih ada beberapa
pengecualian yang dapat membatalkannya secara sah (KUH Perdata pasal 1338,
1339)
Sementara pegangkut mengatur perencanaan pemuatan dan pemadatan
serta kapal pengangkutnya, pengirim akan mengurus semua dokumen mengenai
pegangkutan, misalnya dokumen-dokumen perdagangan, bea cukai sampai
dokumen XVI (Xangifte Van Inlading)
Pengirim akan memberikan data-data muatan secara lengkap (bila perlu
dengan pengukuran fisik) serta semacam pernyataan dari pengirim mengenai
muatannya, yang berguna bagi pengangkut sebagai senjata jika terjadi kerusakan
dan tuntutan ganti rugi.
Barang yang tiba digudang atau terminal pengiriman akan menrima tanda
“terima digudang atau terminal” dimana kadang-kadang pengangkut mengelurkan
konosemen (Bill of lading) yang disebut “konosemen untuk dikapalkan (to be
shipped bill of lading)
Sesudah itu barang akan dimuat di kapal yang telah siap untuk dimuati.
Untuk muatan-muatan yang mahal dan kemungkinan kerusakan besar, sebelum
pemuatan biasanya pengangkut mempergunakan jasa surveyor (pihak netral)
untuk meneliti dan memeriksa ruangan tempat muatan akan diangkut,sebagai
kesaksian bahwa ruangan tersebut sesuai untuk mengangkut muatan tersebut baik
dari segi kebersihan, kekedapan, atau sistem pemanas
Pada saat persiapan pengangkutan ke kapal, pengangkut harus sudah
menyiapkan “surat perintah pemuatan” (loading order) ke kapal dan dilampiri
dengan resu muallim (mates receipt) untuk ditandatangani oeh pihak kapal
(biasanya muallim 1). Sementara berdasarkan keterangan sebelumya nahkoda
By. RAKHMAT SYAM,S.ST.PI
RPP HUKUM MARITIM DAN PERATURAN PERIKANAN

telah menyiapkan susunan penempatan muatan “denah pemuatan pendahuluan”


(tentative storage plan) dengan memperhitungkan penjagaan muatan, keleluasaan
pembongkaran dan stabilitas kapal. Tanggung jawab kapal (disini ditekankan
kapal, sebab bisa saja selama dalam gudang yaitu bagian yang lain dalam
organisasi pengangkutan muatan sudah menjadi tanggung jawab pengangkut)
adalah mulai dari ganco kapal dipasang pada muatan sampai ganco kapal lepas
dari muatan pada pelabuhan bongkar (hook to hook)
Setelah dimuat, kapal membuat “denah pemuatan khir” (finak storage plan),
perhitungan stabilitas, manifest muatan (dibuatkan oleh kantor pusat/perwakilan
pengangkut), daftar muatan per palka (hatch list), daftar pembagian muatan (hatch
distribution list), sedang kantor pengangkut di buat konosemen (shipped bill of
lading) dengan dasar resu dari muallim.
Selama pelayaran Nahkoda harus memperhatikan muatan beserta
pengaruh cuaca terhadap muatan, misalnya hujan, ombak, pengembunan dn
sebagainya.
Jika ada yang rusak nahkoda harus membuat laporan berita acara kerusakan
muatan (Cargo damage report)
Setelah mendapat kabar mengenai kedatangan kapal, maka pengangkutan
atau cabangnya atau agennya akan mengirim surat pemberitahuan kepada
penerima muatan (consignee) atau biasa disebut “notice of arrival”. Penerima
harus menyelesaikan semua kewajibannya, misalnya pajak dan lain-lain serta
dokumen-dokumen yang dibutuhkan dan kemudian menukarkan konosemennya
kepada pengangkut dengan D/O (Delivery oder) dengan D/O ini penerima berhak
menerima muatan dari kapal.
Pada waktu pembongkaran juga dilakukan tally dan kadang-kadang survey
seperti pada waktu pemuatan. Pihak kapal kemuian membuat “laporan
pembongkaran” atau cargo outtern report”. Selanjutnya muatan diserahkan
kepada penerima

IV. METODE PEMBELAJARAN


By. RAKHMAT SYAM,S.ST.PI
RPP HUKUM MARITIM DAN PERATURAN PERIKANAN

1. Metode deskriptif dimana siswa dijelaskan berbagai


macam dokumen-dokumen yang harus diselesaikan dalam proses
pemuatan dan pembogkaran barang

V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Menjelaskan dokumen-dokumen yang berakitan
dengan prosedur bongkar muat di pelabuhan
2. Menjelaskan tahapan-tahapan serta cara-cara
pengurusan dokumen
3. Memperlihatkan beberapa contoh dokumen yang
berkaitan dengan prosedur bongkar muat di pelabuhan

VI. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR


Modul peraturan kesyahbandaran

VII. PENILAIAN
Soal Essay
1. Kemukakan yang dimaksud dengan Engagement Sheet ?
2. Kemukakan hal-hal yang dilakukan seorang surveyor netral pada saat
barang selesai dimuat di atas kapal ?
3. Apa yang dimaksud dengan Cargo damage report ?
4. Kemukakan prosedur yang harus dilaksanakan pada saat barang tiba di
pelabuhan tujuan ?

Rubrik Penilaian
Bobot : 100 %
Nilai skor 25 / nomor

VIII. KUNCI JAWABAN


By. RAKHMAT SYAM,S.ST.PI
RPP HUKUM MARITIM DAN PERATURAN PERIKANAN

1. Engagement sheet adalah surat perjanjian kesepakatan tentang


segala hal yang berkaitan dengan pemuatan barang antara pemilik barang
yang akan di muat dengan pengusaha pelayaran terutama biasanya
berkaitan dengan jadwal pemberangkatan, jumlah muatan, terminal
pengangkutan, dimana perjanjian ini sifatnya mengikat, akan tetapi masih
ada beberapa pengecualian yang dapat membatalkannya secara sah
(KUH Perdata pasal 1338, 1339)
2. Jasa surveyor (pihak netral) berfungsi untuk meneliti dan memeriksa
ruangan tempat muatan akan diangkut,sebagai kesaksian bahwa ruangan
tersebut sesuai untuk mengangkut muatan tersebut baik dari segi
kebersihan, kekedapan, atau sistem pemanas
3. Cargo damage report adalah laporan berupa berita acara yang harus
di buat oleh nakhoda, jika mengalami kerusakan muatan
4. Prosedur bongkar muatan kapal :
a. Setelah mendapat kabar mengenai kedatangan kapal, maka
pengangkutan atau cabangnya atau agennya akan mengirim surat
pemberitahuan kepada penerima muatan (consignee) atau biasa
disebut “notice of arrival”
b. Penerima harus menyelesaikan semua kewajibannya, misalnya
pajak dan lain-lain serta dokumen-dokumen yang dibutuhkan dan
kemudian menukarkan konosemennya kepada pengangkut dengan
D/O (Delivery oder) dengan D/O ini penerima berhak menerima
muatan dari kapal.
c. Pada waktu pembongkaran juga dilakukan tally dan kadang-kadang
survey seperti pada waktu pemuatan.
d. Pihak kapal membuat “laporan pembongkaran” atau cargo outtern
report”. Muatan diserahkan kepada penerima

By. RAKHMAT SYAM,S.ST.PI


RPP HUKUM MARITIM DAN PERATURAN PERIKANAN

Mengetahui
Kepala Sekolah SUPMN Bone, Guru Mata Pelajaran

Ir. Idham Ruray, M.P Nurwahidin, S.Pi


NIP. 080078298 NIP. 950004589

By. RAKHMAT SYAM,S.ST.PI

Anda mungkin juga menyukai